Anda di halaman 1dari 2

ISOLASI SENYAWA FLAVANOID DARI BUNGAN PEPAYA (Carica papaya L.

)
MENGGUNAKAN METODE CHOWDHURRY
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pepaya (Carica papaya L.), adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan
dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh
daerah tropis untuk diambil buahnya. Selain buah, bagian dari pohon papaya yang bisa di
manfaatkan adalah bunga papaya yang biasa digunakan sebagai sayuran di beberapa daerah di
Indonesia. Bunga papaya memiliki rasa yang pahit, pahit dari bunga papaya ini dikarenakan
bunga papaya mengandung senyawa carpanoid. Selain senyawa carpanoid, bunga papaya juga
mengandung senyawa steroid, flavanoid, triterpenoid, serat alami dan juga karbohidrat.
Flavonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki dua cincin benzen dan dipisahkan
oleh satu unit propane dan berasal dari flavon. Flavonoid terdapat pada buah-buahan, sayur-
sayuran, dan minuman yang diperoleh dari tanaman asli dan biasanya ditemukan dalam tanaman
dalam bentuk glikosida (Cseke, et al., 2006). Lebih dari 4000 senyawa flavonoid yang berbeda
telah diisolasi dan diidentifikasi hingga saat ini. Kelompok senyawa ini mendapat perhatian
karena memiliki beberapa aktifitas biologis termasuk sifat antimutagenik dan antikanker
(Ahmad, 2006).
Senyawa flavonoid mempunyai sejumlah gugus hidroksil atau suatu gula, sehingga
senyawa flavonoid merupakan senyawa polar, maka umumnya flavonoid cukup larut dalam
pelarut polar seperti Etanol (EtOH), Metanol (MeOH), Butanol (BuOH), Aseton,
Dimetilsulfoksida (DMSO), Dimetilformamida (DMF), air dan lain-lain.
Senyawa flavonoid dapat di isolasi dengan menggunakan metoda Chowdhurry. Pada
metoda ini, sampel dikeringkan terlebih dahulu. Lalu diekstraksi dengan Petroleum Eter (60-80
o
C) dalam alat soklet selama 10 jam. Selanjutnya diekstraksi dengan Benzena selama 10 jam.
Ekstrak Benzena diuapkan pelarutnya, menghasilkan semipadat berwarna coklat. Lalu dilarutkan
dalam Eter dan dipisahkan dalam suasana asam, basa dan netral. Fraksi pertama (ada empat
macam) kemudian dielusi dengan Benzena memberikan residu padat dengan titik lebur 151-152
o
C. Kristalisasi dengan Metanol menghasilkan senyawa flavonoid (I), kristal tidak berwarna
dengan titik lebur 156
o
C. Dari fraksi lima sampai delapan masing-masing dilarutkan dengan
Benzena lalu menghasilkan zat padat berwarna kuning terang dengan titik lebur 191-193
o
C.
Kristalisasi dilakukan dengan Metanol menghasilkan Hibiscetin Hepta Metil Eter, titik lebur
196-197
o
C, dan kristal berwarna kuning. (Chowdhurry, 1971)

Rumusan masalah:
1. Bagaimanakah proses isolasi senyawa flavonoid bunga papaya menggunakan metode
Chowdhurry?
2.

Anda mungkin juga menyukai