Anda di halaman 1dari 4

2

Editor : hippo GS / Ajeng


Disaster & Mental Health I dr. Warih, Sp. KJ






BENCANA
Kejadian yang disebabkan oleh manusia ataupun alam yang mengakibatkan kerusakan dan
kehancuran sehingga perlu bantuan orang lain untuk memperbaikinya
Kejadian yang membutuhkan usaha ekstra keras (luar biasa)untuk menanganinya; lebih dari
respon terhadap situasi kedaruratan biasa

PENYEBAB
Perubahan alam : gunung meletus, gempa bumi, banjir bandang, angin topan, tsunami,
angin puting beliung, wabah.
Buatan manusia : teror bom, konflik akibat pertikaian yang berkepanjangan.
Bencana biasanya disertai oleh benda - benda yang berbahaya; yang dapat mengancam
kehidupan, kesehatan atau harta benda yang dimiliki oleh manusia .

PROSES TERJADINYA BENCANA
Kondisi non bencana adalah kondisi tidak ada bencana pada lokasi rawan bencana
Kondisi bencana ditandai dengan mulai terjadinya bencana hingga 24 jam setelah bencana.
Kondisi pasca bencana adalah lebih dari 24 jam setelah terjadi bencana.
RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA
1. Reaksi individu segera (24 jam setelah bencana adalah :
Tegang, cemas, panik
Terpaku, linglung, syok, tidak percaya
Gembira atau eforia, tidak terlalu merasa menderita
Lelah, bingung
Gelisah, menangis, menarik diri
Merasa bersalah
2. Minggu pertama ketiga setelah bencana
Ketakutan, waspada, sensitif, mudah marah, kesulitan tidur
Khawatir, sangat sedih
DISASTER AND MENTAL HEALTH
Lecturer: dr. Warih Andan P, Sp. KJ, M. Kes
Edited by: Hippo GS a.k.a Ajeng
4 I Apr I 2012

3

Editor : hippo GS / Ajeng
Disaster & Mental Health I dr. Warih, Sp. KJ
Mengulang-ulang flashback kejadian
Bersedih
Reaksi positif yang masih dimiliki : berharap atau berpikir tentang masa depan,
terlibat dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan
Menerima bencana sebagai takdir
3. Lebih dari minggu ketiga setelah bencana
Reaksi yang diperlihatkan dapat menetap dan dimanifestasikan dengan:
Kelelahan
Merasa panik
Kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir tidak realistis
Tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri
Kecemasan yang dimanifestasikan dengan gejala fisik : palpitasi, pusing, letih, mual, sakit
kepala, dll

RESPONS INDIVIDU TERHADAP BENCANA
Pada sebagian korban selamat dapat terjadi gangguan mental akut yang timbul beberapa
minggu hingga berbulan-bulan sesudah bencana.
Bentuk gangguan tersebut antara lain : reaksi akut terhadap stres, berduka dan berkabung,
gangguan mental yang terdiagnosis, gangguan penyesuaian, gangguan mental yang kambuh
kembali atau semakin berat dan psikosomatis.

CARA MENGELOLA BENCANA
1. Program antisipatif untuk kondisi pra bencana --> Non & Pra bencana
2. Tindakan segera untuk kondisi segera setelah bencana --> Bencana/ emergency
3. Pemulihan untuk kondisi pasca bencana --> Rekonstruksi

PROGRAM ANTISIPATIF
Pada lokasi-lokasi yang diperkirakan mengalami bencana perlu dilakukan tindakan antisipasi
agar masyarakat dapat melakukan tindakan yang tepat apabila terjadi bencana.
Masyarakat perlu diajarkan beberapa hal yang merupakan tanda-tanda bencana,
mengingatkan bencana yang pernah terjadi sebelumnya, mobilisasi dan evakuasi jika perlu.

TINDAKAN SEGERA SETELAH BENCANA
1. Tingkat I
bantuan emergensi medik lokal; misalnya kebakaran pada satu rumah, tenggelam, kecelakaan lalu
lintas.
2. Tingkat II
bantuan yang lebih luas; yang melibatkan satu propinsi, misalnya kecelakaan atau bom di satu
gedung atau area khusus.
3. Tingkat III
penanganan bencana sudah membutuhkan bantuan yang melibatkan satu negara, seperti gempa
bumi, angin ribut, banjir bandang, air bah dll.

4

Editor : hippo GS / Ajeng
Disaster & Mental Health I dr. Warih, Sp. KJ
PEMULIHAN
Tindakan perbaikan : pembangunan kembali sarana fisik yang rusak, sekolah dan bekerja
kembali serta melanjutkan kehidupan sesuai dengan kondisi saat ini.
Prevensi primer ditujukan bagi masyarakat yang tidak terganggu mentalnya sedangkan
prevensi sekunder ditujukan bagi masyarakat yg menunjukkan masalah psikososial dan
gangguan jiwa
Fase penataan dilakukan terhadap infrastruktur yang rusak dan membangun kembali sistem
kehidupan bermasyarakat.

Fase mitigasi : merancang aktivitas-aktivitas yang berorientasi pada masa depan untuk
mencegah bencana sekunder yang akan terjadi atau meminimalkan dampak bencana

INTERVENSI SAAT BENCANA
1. Segera (24 jam) setelah bencana --> pertolongan kedaruratan, Memenuhi kebutuhan dasar
2. Minggu pertama ketiga setelah bencana
3. Setelah minggu ke tiga bencana :
Intervensi psikososial secara umum
Intervensi psikososial secara khusus
Evaluasi dan rujukan

Intervensi psikososial umum
Identifikasi individu dengan koping in efektif
Bina hubungan saling percaya
Penuhi kebutuhan fisik yang mendesak
Mobilisasi dukungan sosial (tapi jangan memaksa)
Cegah timbulnya bahaya yang lain
Mulai berkomunikasi (verbal dan non verbal)
Sampaikan bahwa semua korban bencana merasakan perasaan yang sama
Tetap mensupervisi perawatan sampai reaksi berlalu

Intervensi psikososial khusus
Konseling trauma,
Konseling berduka
Bimbingan antisipasi
Konseling krisis
Konseling untuk menyelesaikan masalah

Konseling Trauma
Dengarkan ungkapan perasaan dgn penuh perhatian
Tanya & klarifikasi u/ mgali lagi pengalamannya
Coba u/ memahami penderitaan yg dialami oleh pasien & keluarga
Sampaikan bhw sdr akan selalu membantu & perlihatkan bhw memahami apa yg dirasakan

5

Editor : hippo GS / Ajeng
Disaster & Mental Health I dr. Warih, Sp. KJ
Sampaikan bhw orang lainpun mengalami hal yg sama bila mengalami kejadian yg dialami
Bicarakan cara terbaik yg dpt dilakukan untuk mengatasi masalah

KONSELING PROSES BERDUKA
Pendekatan dengan lemah lembut
Tanyakan ttg kondisi keluarganya & kmdn bicarakan ttg korban yg meninggal
Motivasi u/ berbagi informasi ttg keluarga yg meninggal
Fokuskan pembicaraan pada hubungan dgn orang-orang terdekat sebelum bencana dan arti
kehilangan secara pribadi

Bimbingan Antisipasi
Bantu pasien u/ menerima bhw reaksi yg diper-lihatkan adalah normal shg dpt mengurangi
rasa tdk berarti & putus asa
Informasikan ttg stress yg alamiah & intensitas perasaan dpt berkurang seiring dg berjln
waktu
Lakukan pertemuan2 yg berisi informasi2 yg perlu diketahui korban
Fokuskan pd kekuatan kelompok u/ menghadapi krisis secara bersama-sama, tidak
difokuskan pd reaksi akibat stres secara individu

Konseling Krisis
Bersama pasien mengidentifiksi masalah yg menyebabkan ia meminta pertolongan
Bantu pasien u/ membuat daftar alternatif & strategi u/ mengatasi masalahnya
Bantu pasien u/ menilai dukungan sosial yg tersedia
Bantu pasien u/ mengambil keputusan yg tepat bagi dirinya
Bantu pasien u/ melaksanakan keputusan yg sdh diambil
Mendiskusikan persepsi pasien ttg kemampuan- nya
Konseling untuk menyelesaikan masalah
Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah melalui curah pendapat
Bandingkan keuntungan dan kerugian dari setiap penyelesaian masalah
Identifikasi solusi yang paling sesuai u/ pasien
Implementasikan bentuk penyelesaian yg telah dipilih

EVALUASI DAN RUJUKAN
Kriteria kasus yang perlu dirujuk :
Kasus-kasus gangguan mental
Korban dengan gejala-gejala psikologis yang tidak memperlihatkan perubahan setelah 3
minggu dilakukan intervensi oleh perawat
Korban yang mengalami disfungsi
Korban yang berniat bunuh diri
Penyalahgunaan alkohol / obat-obatan
Kekerasan fisik dalam keluarga
Kelompok resiko tinggi

Anda mungkin juga menyukai