DI BLUD RUMAH SAKIT DR. H. ANSHARI SHALEH BANJARMASIN TAHUN 2011
Anggrita Sari 1 , Sukamto 2 1. Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin 2. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
ABSTRAK Perdarahan Postpartum merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan tingginya angka kematian ibu postpartum.Perdarahan postpartum bisa terjadi berdasarkan karakteristik ibu. Objek penelitian adalah semua ibu postpartum yang mengalami perdarahan postpartum BLUD RS Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2011 yang berjumlah 82 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran kejadian perdarahan postpartum di BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari register ibu postpartum kemudian diolah dan dianalisis dangan statisme deskriptif. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah gambaran kejadian perdarahan postpartum berdasarkan karakteristik ibu yaitu paling banyak pada umur 20-25 tahun sebesar orang (74,4%), pada paritas 2-3 sebesar 45 orang (54,9%). Dan berdasarkan penyebab paling banyak terjadi karena atonia uteri sebesar 40 orang (48,8%). Saran dari hasil penelitian adalah bagi seluruh tenaga kesehatan yang ada disarankan untuk selalu meningkatkan potensi yang ada, khususnya dalam penangganan kasusnya penatalaksanaan perdarahan postpartum. Kata Kunci : Kejadian Perdarahan Postpartum, ibu postpartum
PENDAHULUAN Menurut WHO dalam jumlah kematian ibu sekitar 500.000 persalinan hidup, sedangkan jumlah kematian perinatal sekitar 10.000.000 orang. Seandainya seorang ibu hanya mempunyai anak 3 orang saja maka angka kematian ibu (AKI) dapat diturunkan menjadi 300.000 orang, sedangkan angka kematian perinatal (AKP) menjadi 5.600.000 orang dalam persalinan hidup (Manuaba, 2008). Penyebab kematian ibu, sesuai penelitian berbagai pihak, paling banyak adalah akibat perdarahan dan penyebab tidak langsung lainnya seperti terlambat mengenali tanda bahaya karena tidak Kejadian perdarahan postpartum 2
mengetahui kehamilannya dalam resiko yang cukup tinggi, terlambat mencapai fasilitas untuk persalinan, dan terlambat untuk mendapatkan pelayanan. Selain itu terlalu muda punya anak, terlalu banyak melahirkan, terlalu tua punya anak dan kurangnya partisipasi masyarakat, karena tingkat pendidikan ibu masih rendah, tingkat sosial ekonomi ibu, kedudukan wanita dalam keluarga masih rendah dan sosial budaya tidak mendukung (Masliana, 2009). Berdasarkan data rigester di ruang bersalin BLUD RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dari bulan Januari Desember tahun 2010, dari 937 ibu bersalin 65 atau 6,9% diantaranya mengalami pedarahan postpartum. Dari 65 orang yang mengalami pedarahan, masing- masing ibu bersalin dengan retensio plasenta sebanyak 39 orang, dengan atonia uteri 25 orang, dan dengan laserasi jalan lahir 1 orang. Berdasarkan latar belakang masalah, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu; Bagaimana Gambaran Kejadian Perdarahan Postpartum BLUD RS.Dr. H. Moch Ansari Saleh tahun 2011?
Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran kejadian perdarahan postpartum di BLUD RS.Dr. H. Moch Ansari Saleh.
METODE PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari pihak ketiga atau sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan perdarahan Postpartum di BLUD RS.Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Sebanyak 82 orang pada tahun 2011.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari register ruang bersalin dan ruang nifas BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan hasil yaitu dari 1961 ibu postpartum yang terjadi selama tahun 2011 terdapat 82 Kejadian perdarahan postpartum 3
kasus ibu postpartum yang mengalami perdarahan postpartum.
A. Distribusi responden berdasarkan umur ibu yang mengalami perdarahan postpartum. Tabel 1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di BLUD RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2011. No. Umur Frekuensi Persentase 1. 2. <20 tahun 20 - 35 tahun >35 tahun 1 61 20 1.2 74.4 24.4 Jumlah 82 100 (Sumber: Register ruang bersalin BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2011). Dari Tabel 1.1 dapat dilihat kejadian perdarahan postpartum dominan terjadi pada umur 20-35 tahun yang merupakan umur aman untuk hamil yaitu sebesar 74,4% (61 orang).
B. Distribusi responden berdasarkan paritas ibu yang mengalami perdarahan postpartum Tabel 1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas BLUD RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2011. No. Paritas Frekuensi Persentase 1. 2. 3. 1 2-3 >3 20 45 17 24.4 54.9 20.7 Jumlah 82 100 (Sumber: Register ruang bersalin BLUD RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2011). Kejadian perdarahan postpartum 4
Dari tabel 1.2 dapat dilihat kejadian perdarahan postpartum berdasarkan paritas yaitu berdasarkan jumlah ibu yang pernah melahirkan paling dominan adalah ibu dengan paritas 1 sebesar 24.4% (20 orang).
C. Distribusi responden yang mengalami perdarahan postpartum berdasarkan penyebab.
Tabel 1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Penyebab BLUD RS Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2011. No. Paritas Frekuensi Persentase 1. 2. 3. Atonia uteri Retensio plasenta Laserasi jalan lahir 40 23 19 48,8 28 23,2 Jumlah 82 100
Dari tabel 1.3 dapat dilihat kejadian mengalami perdarahan postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri 48,8% (40 orang), retensio plasenta 28% (23 orang), dan laserasi jalan lahir 23,2% (19 orang). Kejadian perdarahan postpartum5
PEMBAHASAN Kejadian perdarahan postpartum berdasarkan Karakteristik. 1. kejadian perdarahan postpartum berdasarkan umur. Pada penelitian yang dilakukan kejadian perdarahan postpartumberdasarkan umur paling banyak terjadi adalah ibu bersalin dengan umur 20-35 tahun sebesar 74.4% (61 orang), pada umur 35 tahun sebesar 24.4% (20 orang) dan pada umur 20 tahun sebesar 1.2% (1 orang). Menurut Wiknjosastro (2005). Wanita yang melahirkan anak pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan pasca salin. Tetapi pada kenyataannya dari hasil penelitian kejadian perdarahan postpartum banyak dialami oleh umur ibu antara 20-35 tahun yang merupakan umur aman untuk persalianan. Hal ini disebabkan karena umur 20-25 tahun merupakan masa mengatur kehailan dan merupakan usia subur untuk hamil dan melahirkan, sehingga ibu yang umurnya masih produktif sangat aktif dan kurang memperhatikan kehamilannya. Pada umur < 20 tahun, ibu kurang berpengalaman dalam kehamilan dan persalinan, sehingga ibu sangat berhati- hati dalam menjaga kandungannya.Pada umur >35 tahun yang merupakan masa mengakhiri kehamilan karena banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan penyulit dalam kehamilan maupun persalinan, sehingga ibu sangat memperhatikan kandungannya. Namun, umur bukan merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan postpartum, selain faktor umur masih banyak lagi yang menyebabkan perdarahan postpartum, misalnya faktor pemilihan tempat dan penolong persalianan misalnya ditolong oleh dukun kampung dan ditempat yang tidak memenuhi pasilitas pertolongan persalinan. 2. kejadian perdarahan postpartum berdasarkan paritas. Pada penelitian yang dilakukan kejadian perdarahan postpartum berdasarkan paritas paling banyak terjadi adalah ibu bersalin dengan paritas 1 sebesar 24.4% (20 orang), pada 2-3 sebesar 54.9% (45 orang) dan pada paritas 3 sebesar 20.7% (17 orang). Menurut Wiknjosastro (2008), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman untuk ibu hamil dan bersalin. Tetapi pada kenyataanny dari hasil penelitian kejadian perdarahan postpartum banyak dialami oleh paritas 2-3 persalian. Hal ini disebabkan karena paritas 2-3 merupakan merupakan masa mengatur kehamilan dan merupakan paritas yang masih susah mengatur waktu antara berkativitas dan membagi waktu untuk anak, sehingga ibu susah mengatur waktu untuk memperhatikan perkembangan Kejadian perdarahan postpartum6
kehamilannya dan rencana persaliananya. Gambaran kejadian perdarahan postpartum berdasarkan penyebab. Pada penelitian yang dilakukan kejadian perdarahan postpartum yang disebabkan karena atonia uteri sebesar 48,8% (40 orang), karena retensio plasenta sebesar 28% (23 orang), dan karena laserasi jalan lahir sebesar 23,2% (19 orang). Menurut Marmi (2011) atonia uteri adalah uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan yang disebabkan partus lama yang menyababkan inersia uteri, pembesaran uterus yang berlebihan pada waktu hamil seperti pada kehamilan kembar dan hiranion atau janin besar, multiparitas, kesalahan penatalaksanaan kala III persalianan, anastesi umum, persalian cepat, dan plasenta previa. Menurut Maryunani (2009) frekuensi perdarahan postpartum4-15% persalinan, berdasarkan pada penyebabnya, yaitu: a. Atonia Uteri (50-60%) b. Retensio plasenta (16-17%) c. Sisa plasenta (23-24%) d. Laserasi jalan lahir (4-5%) e. Kelainan darah (0,5-0,8%) Dari hasil penelitian, didapatkan hasil penyebab perdarahan sesuai dengan teori yaitu atonia uteri adalah penyebab utama perdarahan. Berdasarkan umur ibu postpartum yang mengalami perdarahan postpartum paling banyak terjadi pada umur 20-25 tahun sebesar 61 orang (74,4%). Beradasarkan paritas ibu postpartum yang mengalami perdarahan postpartum paling banyak terjadi pada paritas 2-3 sebesar 45 orang (54,9%). Perdarahan postpartum yang disebabkan karena atonia uteri sebesar 40 orang (48,8%), perdarahan postpartum yang disebabkan karena retensio plasenta sebesar 23 orang (28%), perdarahan postpartum yang disebabkan karena laserasi jalan lahir sebesar 19 orang (23,2%). DAFTAR PUSTAKA Manuaba IAC, 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri- Ginekologi Sosial untuk Profensi Bidan.J akarta: EGC Manuaba IAC. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC Marmi SA, Retno M, Fatmawati E. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Maryunani A dan Yulianingsih. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. J akarta: Trans Info Media. Masliana. 2009. Faktor-Faktor Penyebab Perdarahan Post Partum di Ruang Bersalin RSUD Ulin Banjarmasin Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. J akarta: Rineka Cipta Wiknjosastro HS, Bari A, dan Rachimhadhi, T. 2005. Ilmu Bedah Kebidanan. Kejadian perdarahan postpartum7
J akarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wiknjosastro H. 2008. Ilmu Kebidanan. J akarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Kejadian perdarahan postpartum 8