Dasar2 konstruksi / pembuatan dari alat2 ukur listrik
Dasar bekerjanya alat2 ukur yg dibuat adalah bermacam2,
menurut bahan dan sifat yg ada pada bahan itu Namun, walaupun dg dasar kerja yg ber-macam2 itu kelihatannya,tetapi sebenarnya sama2 sbg alat peka arus Jadi pada hakekatnya dpt dikatakan (hampir) semua alat ukur listrik itu punya dasar kerja yg sama, dg cara pembuatan yg berbeda-beda dan pemakaian yg berbeda pula Adapun perbedaan atas dasar konstruksi / pembuatannya tsb secara sederhana dpt dijelaskan : 1. Dasar Magnetis Dasar ini merupakan dasar pembuatan paling tua (kuno) Dipergunakan sebuah gulungan / belitan yg ditengahnya dipasangkan sebuah jarum kompas / jarum magnet Karena jarum kompasnya bermagnet, dlm keadaan diam ia akan menunjuk arah utara selatan Diusahakan dibuat segaris dg arah memanjangnya belitan kawatnya, lihat gambar berikut ini
Gambar 1 Bekerjanya : Jika ujung2 belitan dihubungkan pada aliran / arus listrik, belitan akan dialiri arus listrik Akibatnya, pada belitan tsb timbul medan magnet listrik yg arahnya dpt ditentukan dg aturan (kaidah) ulir sekrup kanan Lanjutan bekerjanya Timbulnya medan magnet pd belitan, berarti belitan tsb bersifat spt magnet Dg kata lain, pd ujung2 belitan akan terjadi kutub Utara (U) dan kutub Selatan (S) Dg demikian, kutub U jarum kompas akan tertolak oleh kutub U yg timbul pada belitan Begitu pula halnya dg kutub S jarum kompas terhadap kutub S yg timbul pada belitannya Besar gaya tolak dpt dihitung dg rumus :
dan :
di mana :
K1 = besar gaya tolak antara kutub2 belitan dg ujung2 jarum kompas ( dlm dyne) K2 = besar gaya tarik kutub bumi terhadap kutub2nya jarum kompas (dlm dyne) I = besar arus listrik yg mengalir lewat belitan (dlm Ampere) N = jumlah / banyak belitan kawat (dlm lilit) m = besar kuat kutub (dlm Weber) r = jarak antara sumbu jarum kompas dg ujung belitan (Cm) Ha= besar kuat medan dari magnet bumi (dlm Oerstedt) K2 = Ha m K1 = 0,2 INm / r Sehingga terjadi gerak jarum kompas (disebut penyimpangan) yg menyebabkan terjadinya sudut pembelokkan (baca : alpha) Besarnya secara goneometris dpt dihitung :
Karena kuat jarum kompas tetap, kuat kutub belitan tergantung besar arus yg mengalir, maka besar sudut pembelokkan akan tergantung besar serta arah arus tsb Sebab pembentukan kutub2 U dan S dari ujung2 belitan, yg letak kutub2 nya harus tetap, ditentukan oleh arah arus yg masuk belitan Dengan demikian, gerakan jarum akan menunjukkan besarnya arus yg mengalir, dari arus / aliran searah (rata), yg arahnya tertentu Alat2 ukur yg dibuat dg dasar magnetis ini hanya akan dpt dipakai untuk sistem arus searah / arus rata Prinsip alat ukur pada gambar 1-1, seringkali disebut sebagai Prinsip Tangan Bosule Kelemahan : sangat mudah dipengaruhi medan magnet luar. Oleh sebab itu dasar ini tidak disukai dan hampir dapat dikatakan sudah ditinggalkan Jarang sekali ditemui pada alat2 ukur masa kini tg = K1 / K2 2. Dasar Gulungan Putar (Moving Coil) Dasar ini kerap kali disebut pula dasar spoel berputar atau dasar belitan berputar Untuk alat2 ukur yg dibuat dg dasar gulungan putar, biasanya bertanda / bersimbol :
Di sini diperlukan adanya magnet permanen / magnet tetap, yg diberi kepala kutub dan ditengah2nya ditempatkan angker besi sbg tumpuan dari belitannya yg dpt berputar, lihat gambar 2
Gambar 2 Ket gb : 1. Magnet tetap 2.Kepala kutub 3. Angker besi 4. Gul putar 5. Skala 6. Pegas atau spiral
Bekerjanya : Bila ke dalam gul putar dialirkan arus listrik, maka padanya akan timbul gaya lorentz, yg arahnya dpt ditentukan dg kaidah tangan kanan. Karena adanya gaya lorentz dan gul putar dpt berputar di antara kutub dan angker besi, maka gul itu berputar ke kanan atau ke kiri, kemudian putaran itu pun akan diikuti oleh jarum penunjuknya Gaya Lorentz
Dari gambar di atas diperoleh : (a) Makin besar arus listrik yang mengalir, makin besar pula gaya yang bekerja dan makin cepat batang penghantar bergulir. (b) Bila polaritas sumbu dirubah, maka penghantar akan bergerak dalam arah yang berlawanan dengan gerak sebelumnya. Gaya lorentz adalah gaya yang dialami kawat berarus listrik di dalam medan magnet. Gaya Lorentz dapat timbul dengan syarat sebagai berikut : (a) ada kawat penghantar yang dialiri arus (b) penghantar berada di dalam medan magnet Menentukan arah gaya Lorentz Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan. Jari-jari tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus terhadap jari telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah medan magnet (B) diwakili oleh jari telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F) di tunjukkan oleh jari tengah. perhatikan gambar berikut :
Gaya lorentz pada penghantar bergantung pada faktor sebagai berikut : (1) kuat medan magnet (B) (2) besar arus listrik (I) (3) panjang penghantar sehingga dapat dirumuskan : F = B.I.L keterangan : F adalah gaya lorentz (N) B adalah kuat medan magnet (Tesla) I adalah kuat arus listrik (A) L adalah panjang penghantar (m) Lanjutan.Bekerjanya Perputaran gul putar dipengaruhi pegas (spiral) yg digunakan sebagai jalan arus Besar sudut pembelokkan atau besar penyimpangan jarum penunjuknya tergantung dari kuat arus yg mengalir di dlm gul putar Sedang besar gaya lorentz yg timbul tergantung dari : a. Kekuatan medan magnet di dalam celah udara antara kepala kutub dan angker besi b. Banyaknya gul kawat yg dipakai c. Besar arus yg mengalir ke dalam gul putar Karena arah gaya lorentz atau arah pembelokkan tergantung pula pada arah arus dlm gul putar, dg demikian alat yg dibuat atas dasar ini termasuk alat peka arus yg hanya dpt dipakai pada sistem arus searah (arus rata) Di sini angker besi dibuat dari besi lunak dan dimaksudkan untuk meratakan garis gaya magnetnya Sedang pegas atau spiral digunakan sbg penahan gul putar dlm kedudukan tertentu (untuk penunjukkan jarum pd angka nol) Pegas juga sebagai salah satu faktor pengerem (damper) dari alat tsb 3. Dasar Elektrodinamis Pada kebanyakan alat2 ukur yg memakai dasar konstruksi elektrodinamis, akan didapati padanya suatu tanda
Dasar kerja yg dipakai, adanya sifat dari penghantar2 yg ber-arus, di mana penghantar yg berarus tak sama arahnya akan saling tolak menolak, sedang penghantar yg berarus sama arahnya akan saling tarik menarik Di sini akan terdapat 2 (dua) gulungan, yaitu : a. Gul putar, yg dpt berputar pd porosnya dan di mana terpasang jarum penunjuk serta pegas yg dipakai sbg jalan arus b. Gul tetap atau gul statis, yg dipakai untuk membangkitkan medan elektrodinamis Gul statis (S) terdiri dari dua bagian, yg tersambung seri dan dibuat dari kawat yg berpenampang agak besar. Gul putar (P) dibuat dari kawat yg halus, berpenampang kecil sekali, agar ringan dan mudah berputar, lihat gambar - 3
Gambar 3
Bekerjanya : Bila ada arus I masuk (mengalir lewat gul S dan P), misal gul S menerima arus i1 dan gul P menerima arus i2, pd kedua gul tsb timbul medan magnet listrik ( medan elektromagnetis) Karena pengaruh arah medan elektromagnetis yg timbul itu, maka kedua gul akan saling tarik menarik atau tolak menolak, shg gul P dpt berputar (mengadakan penyimpangan) Putaran / penyimpangan gul P mendapat perlawanan dari pegas yg terpasang padanya, yg akan membuat kedudukan tertentu sesuai dg besar arus Lanjutanbekerjanya
Jika arah arus dlm kedua gul tsb berbalik, pembalikan tsb terjadi juga dlm gul S dan P, shg arah pembelokkan / perputaran tak berubah Perputaran / penyimpangan gul P membawa penunjukkan jarum penunjuknya. Oleh sebab itu, alat2 ukur listrik yg dibuat atas dasar ini dapat dipergunakan, baik pada sistem arus rata maupun sistem arus tukar 4. Dasar elektromagnetis (Moving Iron) Dasar elektromagnetis ini sering kali disebut pula sbg dasar besi putar, yg mengemukakan pertama Kohlrausch Alat ini juga dinamakan pengukur dg prinsip Kohlrausch, secara singkat disebut pengukur Kohlrausch Alat2 ukur yg dibuat atas dasar konstruksi besi putar ini dpt ditemui / diketahui dari adanya tanda gambar berbentuk :
Prinsip dari alat ini berdasar pada sifat dpt ditariknya besi lunak masuk ke dlm medan magnet yg ditumbulkan di sekeliling gul atau spoel yang berarus, lihat gambar 4
Gambar 4
Bekerjanya : Arus yg akan diukur mengalir melalui gul S, shg menimbulkan medan elektromagnet yg mempunyai kekuatan untuk menarik besi lunak B ke bawah. Gerakan ke bawah besi lunak B diikuti jarum penunjuknya, yg akan menunjuk pada angka2 skala Besar gaya tarik yg ditimbulkan medan elektromagnetis dari gul S tergantung dari besarnya aliran arus dalam gul S tsb dan tdk terpengaruh oleh arah dari arus tadi. sebab, meski arus arahnya membalik, pada gul S tetap akan timbul medan elektromagnetis yg sanggup menarik besi lunak B ke bawah
Gambar 5 Karena alat ukur yg dikonstruksi atas dasar besi putar termasuk alat peka arus, cocok untuk sistem arus searah maupun arus bolak-balik Dalam pelaksanaannya, kebanyakan alat ukur yg dibuat atas dasar besi putar dikonstruksi seperti gambar 5, di mana besi lunak B diganti dengan sayap besi lunak B yang dapat tertarik masuk ke dalam rongga dari gulungan S Sedang pegas berfungsi pula sbg peredam 5. Dasar Induksi atau Ferraris Alat2 ukur yg dibuat atas dasar ferraris, biasanya ditandai dg simbol
Prinsip ini berdasar sifat : jika di dalam medan magnet dg garis2 gaya yg arahnya berputar dipasangkan sebuah pelat / tromol yg berbentuk bulat, pelat tsb akan turut berputar menurut arah putaran dari garis2 gaya tadi Medan magnetis yg semacam itu disebut medan putar Alat2 ukur yang dibuat dg prinsip ini disebut alat medan putar atau ferraris atau alat induksi, lihat gambar 6
Gambar 6
Keterangan gambar : 1. pelat atau sayap (teromol) dari alluminium 2. pelat2 tembaga, dimaksudkan untuk menahan sebagian garis-garis gaya yg menembus teromol 3. inti magnet atau kern, dari dinamo plat 4. belitan atau spoel 5. bantalan (bearing) dari bahan isolasi 6. magnet baja atau magnet tetap
Bekerjanya : Bilamana arus dimasukkan / dialirkan ke dalam spoel, pada inti magnet timbul garis2 gaya magnet yg akan berputar se keliling inti. Karena ada celah dari pada pelat tembaga dan teromolnya, akibatnya garis2 gaya harus menembus ke ujung inti magnet yg satunya melalui teromol (pada teromol mana medan putar akan menimbulkan arus) Selanjutnya, teromol akan mengalami suatu kopel yg bekerja,yg diakibatkan arus yg timbul padanya. Sedang sebuah pegas spiral akan menghasilkan kopel yg bekerja bertentangan Dua magnet tetap menjaga peredaman, shg teromol itu sebagian dipotong medan magnet utama dan sebagian lain dipotong medan magnet tetap Lanjutan bekerjanya Jika arus yg mengaliri spoel adalah arus bolak - balik, maka arus yg timbul dalam teromol akan mengalami perubahan fluks magnet, shg menyebabkan timbulnya kopel yg mengerjakannya (menggerakkan teromolnya) Sebaliknya, bila spoel dialiri arus searah, teromol akan diam / tak bekerja. Jadi di sini diperlukan arus yg berubah-ubah (sebagai fungsi sinus) sebagai sarana untuk menimbulkan medan putar Alat ukur dg dasar pembuatan ferraris merupakan alat peka arus, yg hanya dapat dipakai pada sistem arus bolak - balik Karena alat yg menggunakan konstruksi ini akan menjadi berat dan mahal, dalam praktek sedikit sekali dijumpai 6. Dasar kawat panas atau kawat kalor Alat ukur atas dasar kawat kalor diambil dari pemanfaatan bertambah panjangnya suatu kawat logam bila terkena panas Pada alat2 ukur dg konstruksi kawat kalor, akan ditemui tanda :
Berdasar sifat dasar yg diambilnya, dipilihlah bahan / kawat logam yg mudah sekali memuai, yaitu dari bahan campuran platina dg perak (atau dengan iridium) sbg bahan pokoknya, lihat gambar 7
Gambar 7 Bekerjanya : Adanya arus listrik yg mengaliri kawat yg dibuat dari campuran platina dan perak (atau iridium) A B, yang mudah sekali jadi panas dan memuai Karenanya, sambungan titik C menjadi turun ke bawah (tidak tegang), shg titik D pun akan bergerak ke kiri, karena tarikan pegas
Lanjutan .bekerjanya Kawat putar yg berada di antara pegas dan titik D pun akan ikut berputar (lingkarannya mengembang atau menyusut) Akibatnya jarum penunjuk akan menyimpang dari kedudukan semula dan bergerak di atas skala Timbulnya panas atau bertambah panjangnya kawat A B tak tergantung pada arah arus yg mengalirinya, tetapi dari besar arus tsb Alat ukur yg berkonstruksi dasar kawat kalor, merupakan alat peka arus yg hanya untuk sistem arus bolak - balik
Sebenarnya masih ada bentuk konstruksi yang lain, yang merupakan pengembangan konstruksi yang sudah ada. Dengan pengertian dasar konstruksi yang telah dikemukakan, ada 6 (enam), maka bentuk2 konstruksi yang lain akan mudah kita pelajari dan kita mengerti