Anda di halaman 1dari 35

KEHILANGAN DAN BERDUKA

copy right 2010 by putra pasbar


www.rafani.co.cc
KEHILANGAN
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi
aktual maupun potensial yang dapat
dialami individu ketika terpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, baik
sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi
perasaan kehilangan.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Tipe dan Sumber Kehilangan
1. Kehilangan Aktual (dapat diketahui org
lain).
2. Persepsi Kehilangan (kehilangan
psikologis)
kehilangan yang dialami seseorang tetapi
tidak dapat dipastikan oleh org lain
Ex. : Wanita yang berhenti bekerja untuk
merawat anak di rumah dapat merasakan
kehilangan kemandirian dan kebebasan.
Seseorang yg berhenti sekolah karena
tidak ada biaya.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
3. Kehilangan yang Diantisipasi
Dialami sebelum kehilangan benar-benar
terjadi.
Ex. : Wanita yang suaminya sedang
menjelang ajal/sekarat dapat mengalami
kehilangan aktual sbg antisipasi terhadap
kematian suaminya.
Seorang remaja yang sebentar lagi akan
menjalani operasi amputasi pada kakinya.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Kehilangan dapat dianggap sbg:
Kehilangan Situasional :
Hilangnya pekerjaan (PHK), kematian anak,
kehilangan kemampuan fungsi tubuh karena
penyakit atau karena cidera.
Kehilangan Developmental :
Kehilangan yang terjadi dalam proses
perkembangan normal. Seperti : pensiun dari
pekerjaan, perginya anak yang sudah dewasa dari
rumah, kematian orangtua yang sudah lansia, yan
pd derajat tertentu dapat diantisipasi dan
dipersiapkan.

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Jenis kehilangan
1. Kehilangan objek eksternal
a. Benda mati yang bermakna :
kehilangan uang, barang
kesayangan, kebakaran.
b. Benda hidup yang bermakna :
binatang peliharaan, tanaman
kesayangan yang mati.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
2. Kehilangan lingkungan yang dikenal :
Pindah rumah/ tempat tinggal, pindah sekolah.
3. Kehilangan seseorang yang dicintai : karena
penyakit, perceraian, perpisahan, atau
kematian.
4. Kehilangan suatu aspek diri : Mengubah citra
tubuh :
Kehilangan bisa terlihat jelas bisa tidak, misal:
- Jaringan parut di wajah akibat luka bakar
(terlihat jelas).
Kehilangan bagian tubuh yang berada di
dalam perut, ketidakmampuan untuk
merasakan emosi
(tidak terlalu jelas)

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
BERDUKA
Berduka (grieving) adalah respon total terhadap
pengalaman emosional akibat kehilangan.
Berduka diwujudkan dalam pikiran, perasaan,
dan perilaku yg berhubungan dengan kesedihan
yang mendalam.
Duka cita adalah respon subjektif yang dialami
oleh orang yang ditinggalkan setelah
kematian/kehilangan.
Berkabung adalah proses perilaku yang pada
akhirnya akan menyelesaikan atau mengubah
berduka. (seringkali dipengaruhi oleh budaya,
keyakinan spiritual dan kebiasaan)

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Berduka adalah proses sosial, yang lebih baik bila dibagi
dan dijalani dengan bantuan org lain.
Mengatasai rasa berduka sangat penting karena duka
cita berpotensi mengganggu kesehatan.
Gejala yg menyertai berduka : ansietas, depresi,
penurunan berat badan, kesulitan menelan, muntah,
keletihan, sakit kepala, pusing, berkunang-kunang,
pandangan kabur, keringat berlebih, gangguan
menstruasi, nyeri dada, dispnea, palpitasi.
Orang yg berduka cita dapat mengalami perubahan
libido, konsentrasi, pola makan, pola tidur, aktifitas dan
komunikasi.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Walaupun duka cita dapat
mengancam kesehatan, tapi
resolusi yg positif dalam proses
berduka dapat memperkaya
individu dengan pemahaman, nilai,
tantangan, keterbukaan, dan
kepekaan baru.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Tipe Respon Berduka
1. Berduka Singkat/ Berduka Adaptif
Berlangsung secara singkat, bisa krn objek yg
hilang tdk begitu penting atau bisa juga krn
telah digantikan segera oleh yg lain, yg
nilainya setara dgn objek yg hilang, dan krn
berduka antisipatif.
2. Berduka Tertutup
Seseorang tdk mampu mengakui kehilangan
ke org lain krn kerap kali terkait dgn
kehilangan yg tdk dapat diterima secara sosial,
spt : bunuh diri, aborsi, atau memberikan ank
pd org lain utk diadopsi.

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
3. Berduka yang Tidak Selesai (Maladaptif/ Disfungsional)
Berlangsung lama dan parah, bisa karena traumatik di
masa lalu dan kehilangan saat ini. Tandanya : bisa
menyangkal atau mengingkari kehilangan, gejala
berduka yg berulang saat peringatan kematian atau
selama liburan, terus merasa bersalah, terus mencari org
yang meninggal, hubungan dengan kerabat dan teman
buruk setelah kematian, berpikir untuk bunuh diri agar
dapat bertemu kembali
4. Berduka Terhambat
Banyak gejala berduka normal yang ditekan
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
RESPON BERDUKA
Tahap respon berduka menurut Kubler - Ross :
Denial
Anger
Bargainning
Depression
Acceptance

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
1. Denial (Penolakan)
Reaksi pertama
Syok, tidak percaya, tidak mengerti, atau
mengingkari kenyataan.
Reaksi fisik :
- Letih - lemah - pucat
- mual - diare - menangis
- gangguan pernafasan - gelisah
- detak jantung cepat
- tidak tahu berbuat apa
Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
2. Anger (Marah)
Individu menolak kehilangan.
Kemarahan yg timbul sering diproyeksikan kepada
orang lain atau dirinya sendiri.
Perilaku :
- agresif - bicara kasar
- menyerang orang lain - menolak pengobatan
- menuduh dokter atau perawat tidak kompeten
Respon fisik :
- muka merah - denyut nadi cepat
- gelisah - susah tidur
- tangan mengepal

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
3. Bargainning (Tawar menawar)
Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan.
Berupaya melakukan tawar menawar dengan
memohon kemurahan Tuhan.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
4. Depression ( Depresi)
Menunjukan sikap menarik diri
Kadang bersikap sangat penurut
Tidak mau bicara
Menyatakan keputusasaan
Rasa tidak berharga
Bisa muncul keinginan bunuh diri
Gejala fisik :
- menolak makan - susah tidur
- letih - libido turun
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
5. Acceptance ( Penerimaan)
Reorganisasi perasaan kehilangan
Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai
berkurang atau hilang beralih ke objek baru.
Menerima kenyataan kehilangan
Mulai memandang ke depan.
Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima
dengan perasaan damai tuntas
Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan
mempengaruhi dalam mengatasi perasaan
kehilangan selanjutnya

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Askep kehilangan dan berduka
Pengkajian
Faktor Predisposisi
1. Genetik
Indv yg dibesarkan dlm kelg yg mempunyai
riwayat depresi sulit mengembangkan sikap
optimis dlm menghadapi masalah.
2. Kesehatan Jasmani
Individu yg keadaan fisik sehat, pola hidup
teratur cenderung mempunyai kemampuan
mengatasi stress lebih tinggi dari yg mengalami gnggn
fisik
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
3. Keadaan mental
Indiv yg mengalami gg jiwa terutama ada
riwayat depresi yg ditandai perasaan tidak
berdaya, pesimis, telah dibayangi perasaan yg
suram biasa sangat peka dlm menghadapi
situasi kehilangan
4. Pengalaman kehilangan dimasa lalu
Individu yg trauma mengalami kehilangan
masa lalu, sulit mencapai fase penerimaan.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Faktor Presipitasi
Berupa : stress nyata, imajinasi indiv spt:
kehilangan kes, kehilangan fs seksual,
kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaaan,
kehilangan peran, kehilangan posisi di masy
Perilaku
Individu yg mengalami kehilangan cenderung
menggunakan mekanisme koping : denail,
regresi, disosiasi, supresi, proyeksi.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Diagnosa keperawatan
1. Berduka b.d kehilangan aktual atau kehilangan
yang dirasakan
2. Berduka antisipatif b.d perpisahan atau
kehilangan
3. Berduka disfungsional b.d kehilangan
orang/benda yang dicintai atau memiliki arti
besar

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Perencanaan Tindakan keperawatan
Secara umum :
1. Membina dan meningkatkan hubungan saling
percaya dengan cara :
Mendengarkan pasien berbicara
Memberi dorongan agar pasien mau
mengungkapkan perasaannya.
Menjawab pertanyaan pasien secara langsung
Menunjukkan sikap menerima dan empati


copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin
menghambat.
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor
penghambat.
4. Memberi dukungan terhadap respons
kehilangan pasien.
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar
anggota keluarga.
6. Menentukan tahap keberadaan pasien.

copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Secara khusus :
1. Mengingkari (Denial)
Tindakan keperawatan:
Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan
perasaannya:
a. Secara verbal mendukung pasien tetapi tidak mendukung
denialnya
b. Tidak membantah denial pasien, tetapi menyampaikan fakta -
fakta, seperti pemakaman dilakukan jam lima sore
c. duduk disamping pasien
d. teknik komunikasi diam dan sentuhan
e. perhatikan kebutuhan dasar pasien
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
2. Marah (Anger)
Tindakan Keperawatan:
Mendorong dan memberi waktu pada pasein untuk
mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa
melawan dengan kemarahan:
a. Bantu pasien/ keluarga untuk mengerti bahwa marah
adalah suatu respon yang normal untuk merasakan
kehilangan dan ketidak berdayaan.
b. fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
c. hindari menarik diri dan dendam karena
pasien/keluarga bukan sedang marah pada perawat
d. tangani kebutuhannya pada segala reaksi kemarahan
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
3. Tahap Bargainning
Membantu pasien mengungkapkan rasa bersalah dan
takut :
Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian
Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut
atau rasa bersalahnya
Bila psien selalu mengungkapkan kalau atau
seandainya . beritahu pasien bahwa perawat
hanya dapat melakukan sesuatu yang nyata.
Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa
bersalah dan rasa takutnya.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
5. Tahap Depression
- Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan
takut :
Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya
membahas perasaannya
Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri
sesuai derajat risikonya
- Membantu pasien mengurangi rasa bersalah :
Menghargai perasaan pasien
Membantu pasien menemukan dukungan yang
positif dengan mengaitkan pada kenyataan
Memberi kesempatan menangis dan mengungkapkan
perasaan
Bersama pasien membahas pikiran negatif yang
selalu timbul


copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
5. Tahap Acceptance
Membantu pasien menerima kehilangan yang
tidak bisa dielakan :
Membantu keluarga mengunjungi pasien
secara teratur
Membantu keluarga berbagi rasa
Membahas rencana setelah masa berkabung
terlewati
Memberi informasi akurat tentang kebutuhan
pasien dan keluarga.
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Intervensi Berduka Disfungsional Individu

Membina hubungan saling percaya dengan klien
Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini
(kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan
spiritual sebelum/ sesudah mengalami peristiwa
kehilangan dan hubungan antara kondisi saat
ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi).
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami :
- Cara verbal (mengungkapkan perasaan)
- Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik)
- Cara sosial (sharing melalui self help group)
- Cara spiritual (berdoa, berserah diri)
Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas
yang tersedia untuk saling memberikan pengalaman
dengan seksama.
Membantu klien memasukkan kegiatan dalam jadual
harian.
Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di Puskesmas
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Intervensi Berduka Disfungsional
Keluarga
Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan
dan berduka serta dampaknya pada klien.
Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka
yang dialami oleh klien
Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien
dengan berduka disfungsional
Berdiskusi dengan keluarga sumber-sumber bantuan yang
dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi
kehilangan yang dialami oleh klien
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Sekarat dan Kematian
Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang
sedang menghadapi kematian, yang memiliki
berbagai hal dan harapan tertentu untuk
meninggal,
Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya
pernafasan, nadi, dan tekanan darah, serta
hilangnya respon terhadap stimulus eksternal,
ditandai denagn terhentinya aktifitas listrik otak,
atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap atau
terhentinya kerja otak secara menetap. copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc
Perubahan tubuh setelah kematian
Algor mortis (dingin)
suhu tubuh perlahan lahan turun
Rigor mortis ( kaku mayat)
terjadi sekitar 2 4 jam setelah kematian.
Livor mortis (lebam mayat)
sel darah mengalami hemolisis dan darah turun
kebawah
Pembekuan darah
Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis


copyright 2010 by putra pasbar www.rafani.co.cc
Matur thenk yu
copy right 2010 by putra pasbar
www.rafani.co.cc

Anda mungkin juga menyukai