Anda di halaman 1dari 5

22

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbedaan perlakuan pada pemberian
pupuk dasar. Perlakukan tersebut adalah sebagai berikut :
Perlakuan Kontrol = Tanah dan 1 kg pupuk kandang sapi
Perlakuan TAK 6 = Tanah dan 6 kg kompos TAK
Perlakuan TAK 3 = Tanah dan 3 kg kompos TAK
Perlakuan TAK 1 = Tanah dan 1 kg kompos TAK

Tanaman tomat ditanam pada polibag dengan jumlah seluruh tanaman
adalah 40 buah yang terbagi menjadi empat blok. Tiap blok tanaman terdiri dari
10 tanaman yang dikelompokkan menjadi: a) Blok 1 perlakuan kontrol; b) Blok 2
Perlakuan TAK 6; c) Blok 3 Perlakuan TAK 3; dan d) Blok 4 Perlakuan TAK 1.
Pengamatan terhadap pengaruh perlakuan dilakukan dengan mengamati
perubahan yang menjadi parameter dalam penelitian pada 3 tanaman setiap blok
sebagai sampel secara acak. Oleh karena itu, jumlah sampel yang diamati adalah
12 tanaman.

2. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di SMK NEGERI 1 Sukamara, Sukamara Region. It
is held from 4 Nopember 2013 to 31 Maret 2014.

3. Bahan
Bahan yang digunkan dalam penelitian ini adalah benih tomat, pupuk
kandang sapi kering dan kompos TAK. Varietas tomat yang dipilih adalah
varietas Permata.

4. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua.
Pertama adalah alat-alat yang digunakan untuk pembuatan kompos antara lain
23

scale, mesin pencacah, terpal, bak pengomposan, pangaduk dan gembor. Kedua
adalah alat yang digunakan dalam proses penanaman dan pemanenan yaitu
cangkul, polibag 50 x 50, gembor, timbangan, penggaris/ meteran, alat tulis dan
bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

5. Langkah- Langkah
a. Pembuatan Kompos
1) Bahan Pembuatan Kompos
a) TKKS 20 kg
b) Kotoran Walet 25 kg
c) Ampas kopi 20 kg
d) Air secukupnya
e) Cairan EM4 40 cc
2) Langkah Langkah Pembuatan Kompos
Berikut merupakan cara kerja pembuatan kompos dari bahan Tandan
kosong, kotoran walet, dan Ampas kopi adalah sebagai berikut;
a) TKKS di cacah sampai berbentuk halus
b) Campurkan semua bahan kedalam bak pengomposan dan aduk
secara merata
c) Siramkan larutan EM4 secara merata
d) Bak pengomposan ditutup dengan terpal selama 3-5 hari
e) Pada hari kedua dan ketiga kompos biasanya mengeluarkan
panas yang cukup tinggi, sehingga tiap hari harus di bolak balik,
dibiarkan 10 menit sampai panasnya berkurang, kemudian tutup
kembali bak tersebut
f) Setelah 2 bulan bahan tersebut berada di dalam bak
pengomposan, bahan tersebut telah matang (fermentasi)
sehingga panasnya tidak lagi tinggi. Bila penutup dibuka akan
nampak di tumbuhi jamur berwarna putih dan bila dipegang
akan terasa hangat.
g) Setelah 3 bulan kemudian kompos akan hancur dan menyatu
menjadi satu.
24


b. Penyiapan Lahan
Areal untuk tempat berdirinya polibag dibersihkan dari gulma dan sisi-
sisa akar tanaman, kemudian tanah diratakan dengan menggunakan
cangkul. Pada sekeliling areal dibuat parit drainase sedalam 30 cm untuk
menghindari adanya genangan air di sekitar areal penelitian.
c. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dengan pupuk
kandang sapi dan campuran tanah dengan kompos sebagai pupuk dasar.
Masing-masing digunakan sebanyak 500 g per polibag. Ukuran polibag
yang digunakan adalah 50 x 50 dengan kapasitas 10 kg. Pengisian media
tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polibag bagian atas.
Pengisian polibag berdasarkan perlakuan yang dijelaskan pada metode
penelitian
d. Pembibitan
Pembibitan dilakukan dengan mengecambahkan benih terlebih dahulu.
Benih tomat direndam selama 15 menit kedalam air yang untuk
menghilangkan dormansi, kemudian disemaikan pada polibag kecil
sedalam 1-1,5 cm, setelah kecambah berumur 1 minggu dipindahkan ke
dalam polibag besar.
e. Penanaman
Bibit tomat dipilih yang sehat dan telah memiliki 4 helai daun.
Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari panas matahari
pada waktu siang yang dapat menyebabkan bibit menjadi layu.
Penyusunan blok dengan pengaturan 100 cm per blok dan antar tanaman
50 cm.
f. Pengajiran
Agar tanaman tomat tidak rebah dilakukan pengajiran dengan
menggunakan kayu atau bambu yang dipasang pada saat tanaman
berumur 4-5 hari setelah di tanam di polibag besar. Ajir dipasang dengan
jarak 5 cm dari tanaman tomat dengan kedalaman minimum 20 cm.

25

g. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam sehari dengan
menggunakan gembor yang disesuaikan dengan kondisi di
lapangan.
2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati atau
pertumbuhannya kurang baik, diganti dengan tanaman yang
disemaikan di polibag. Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah
pindah tanam (MSPT).
3) Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang ada di
sekitar pertanaman, yaitu dengan cara mencabut rerumputan
tanaman dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
4) Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian terhadap hama dan penyakit dilakukan secara
preventif dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman tomat
agar tidak menjadi tempat berlindung kutu, tidak menjadi inang
lalat putih, dan tidak menjadi tempat berlindung kutu daun
(thrips). Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan pada kutu
aphis dengan cara dipijit sehingga kutu tersebut mati, pada telur
dan ulat dapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan dan pada
tanaman yang terserang virus dicabut dan dibakar.
h. Pemanenan
Tomato plants can be harvested the first time at the age of 110 HST.
Panen dilakukan setelah buah tomat matang fisiologis dengan kriteria
warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kuning kemerah-
merahan, dengan cara memetik buah tomat secara hati-hati agar buah
tidak rusak. Panen dilakukan dengan interval 3 hari sekali. Pemetikan
buah tomat dilakukan pada pagi hari.


26

6. Pengamatan
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan terhadap:

a. Tinggi Tanaman Tomat ( cm )
Pengukuran tinggi dilakukan 1 minggu setelah tanam (mst) dan
pengukuran selanjutnya dengan interval pengukuran 2 minggu hingga
panen pertama. Tinggi tanaman diukur dari leher akar sampai titik
tumbuh tanaman.

b. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung 1 mst dan pengukuran selanjutnya dengan interval
pengukuran 2 minggu hingga panen pertama.

c. Jumlah Buah
Jumlah buah per sampel dihitung dengan menghitung produksi buah
setiap sampel dan menghitung jumlah rata-rata per tanaman. Jumlah buah
per blok merupakan jumlah seluruh buah yang dihasilkan dalam 1 blok.

d. Berat Buah
Berat rata-rata per buah dihitung dengan menimbang berat buah pada
masing-masing sampel dibagi dengan jumlah buah yang di timbang.
Produksi buah per plot dihitung dengan menimbang produksi setiap
tanaman, kemudian di totalkan hingga panen terakhir.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab I - Iv PDF
    Bab I - Iv PDF
    Dokumen11 halaman
    Bab I - Iv PDF
    marinibudiarti8706
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen11 halaman
    Bab I1
    marinibudiarti8706
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    marinibudiarti8706
    Belum ada peringkat
  • Terjemahan ILEP
    Terjemahan ILEP
    Dokumen5 halaman
    Terjemahan ILEP
    marinibudiarti8706
    Belum ada peringkat