Anda di halaman 1dari 38

KETAHANAN NASIONAL

TIK:
Setelah pertemuan ini mhs diharapkan
dapat:
1. Memahami dan menjelaskan tentang
pengertian dan hakekat Ketahanan
Nasional sebagai strategiis Indonesia
2. Memahami dan menjelaskan tentang
perkembangan dan pembinaan
ketahanan nasional Indonesia
KETAHANAN
NASIONAL
Istilah Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional merupakan istilah
khas Indonesia dan baru dikenal sejak
sekitar awal tahun 1960-an dan kemudian
semakin populer sejak setelah tahun 1965,
terutama pasca tragedi G-30S-PKI dan
setelah berdirinya Lembaga Pertahanan
Nasional (LEMHANNAS).
Selanjutnya Lemhannas pulalah yang
semakin mempopulerkan istilah Ketahanan
Nasional serta menyempurnakan baik
rumusan begitu juga substansinya.
Lanjutan Istilah.
Dalam terminologi asing (barat), untuk
terminologi yang kurang lebih semakna
dengan Ketahanan Nasional dikenal
istilah : National Power (Kekuatan
Nasional).
Hal ini sebagaimana
dipopulerkan oleh Hans
Morgenthau dalam bukunya
Politics Among Nation.
Dalam bukunya itu Morgenthau
menjelaskan tentang apa yang disebutnya
dengan istilah The elements of National
Powers yang bermakna beberapa unsur
yang harus dipenuhi suatu negara agar
memiliki kekuatan nasional, antara lain:
wilayah yang luas, sumber daya alam yang
besar, populasi yg besar, kapasitas
industri,penguasaan teknologi,
kesiapsiagaan militer, kepemimpinan yang
efektif, dan kualitas/kuantitas angkatan
perang.

Kenapa bangsa Indonesia
menggunakan istilah Ketahanan
Nasional?
Kenapa tidak mengadopsi istilah Kekuatan Nasional
saja yang telah lebih duluan populer?
Jawabannya adalah: karena istilah Ketahanan
Nasional dipandang lebih sesuai dengan dinamika
sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang selama
berabad-abad lamanya berhasil mempertahankan
kelangsungan hidup (survival)nya sebagai sebuah
bangsa.
Dimaksudkan dengan dinamika perjuangan bangsa
Indonesia adalah dinamika (pasang surut)
perjuangan bangsa Indonesia sejak masa pra kolonial,
dalam era kiolonial, era Orde Lama, Orde Baru dan
seterusnya hingga saat ini.
Lanjutan kenapa..
Perjuangan bangsa Indonesia yang
paling berat adalah pada masa Orde lama
yang hampir saja membuat NKRI menjadi
bubar sebagaimana diperkirakan sebagaian
pengamat asing. Ternyata analisis para
pengamat asing tersebut meleset, terbukti
bangsa Indonesia berhasil melalui tantangan
berat tersebut dengan selamat.
Pertanyaannya adalah, kenapa bangsa
Indonesia sampai saat ini tetap eksis dan
survive?

Jawabannya, jelas bukan dikarenakan
bangsa Indonesia kuat, tapi karena memiliki
ketahanan sebagai sebuah bangsa.
Ketahanan berasal dari akar kata tahan
yang berarti:
tahan penderitaan, tabah, kuat
dapat menguasai diri, dan
tidak mengenal menyerah.

Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa istilah Ketahanan Nasional memiliki
kandungan makna yang lebih luas
dibandingkan istilah kekuatan nasional yang
perbedaannya dapat dijelskan sbb:

Beberapa perbedaan :
no National Power Ketahanan Nasional (Nat. Recilience)
1 Totalitas: kekuatan fisik dan
abstrak, tetapi tidak termasuk(-
)kekuatan spritual.
Totalitas: kekuatan fisik dan
abstrak+spritual
2 Ditujukan secara langsung
untuk memelihara keamanan.
Ditujukan secara langsung untuk
memelihara keamanan dan
kesejahteraan.
3 Penggunaannya secara
langsung berupa kemampuan
(power) terhadap pihak lawan.
Melalui gabungan anatara kekuatan,
wibawa dan kemampuan terhadap
pihak lawan
4 Lebih menonjolkan faktor
kekuatan fisik dari abstrak
Pertama digunakan kekuatann abstrak,
jika gagal baru kekeuatan fisik
5 Dalam upaya mewujudkan
keamanan, pertama dengan
penangkalan dan dengan
menonjolkan pemberian
hukuman terhadap pihak lawan
Lebih menonjolkan pendekatan
persuasif
Pengertian Ketahanan Nasional
1. Pengertian secara konstitusional (dalam
GBHN) :
Ketahanan Nasional adalah kondisi
dinamis yang merupakan integrasi dan
kondisi tiap-tiap aspek kehidupan
bangsa dan negara. Pada hakekatnya
Ketahanan Nasional adalah kemampuan
dan ketangguhan suatu bangsa untuk
menjamin kelangsungan hidupnya
menuju kejayaan bangsa dan negara.
2. Pengertian secara politik hukum
(Penjelasan UU No. 20 Tahun
1982,tentang: Hankamneg RI):
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
pada hakekatnya adalah konsepsi
pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan dalam
kehidupan nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD-1945.
3. Pengertian secara operasional (rumusan
Lemhannas) :


Ketahanan Nasional Indonesia merupakan
kondisi dinamis yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun dari luar yang langsung atau
tidak langsung dapat membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup serta
perjuangan mengejar tujuan nasional.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa Ketahanan Nasional pada
dasarnyanya merupakan resultante (hasil/akibat)
dari interaksi dua himpunan faktor, yakni himpunan
faktor ATHG (ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan) dan himpunan faktor K4 (keuletan,
ketangguhan, kemampuan dan kekuatan).
Hubungan antara kedua himpunan faktor
tersebut berbanding terbalik, artinya jika
perkembangan ATHG lebih cepat dari perkembangan
K4, berarti ketahanan nasional saat itu lemah.
Sebaliknya jika perkembangan K4 yang lebih cepat
dari ATHG, berarti Ketahanan Nasional kuat.

Strategi dasarnya adalah
Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka
strategi dasar yang harus dianut bangsa Indonesia
agar ketahanan nasionalnya selalu kokoh dan kuat
adalah dengan cara selalu mengupayakan agar
perkembangan K4 selalu mengungguli
perkembangan ATHG setiap saat dan hal itu itu
harus dilakukan secara terencana dan terpadu.
Dan jalan ke arah tersebut hanya satu, yakni
dengan pelaksanaan pembangunan nasional di
semua bidang, karena untuk membangunan
ketahanan nasional yang kuat dibutuhkan
kesuksesan pelaksaaan pembangunan nasional dan
sebaliknya suksesnya pelaksanaan pembangunan
nasional juga sangat dipengaruhi oleh tingkat
ketahanan nasional yang kokoh dan kuat.
PERKEMBANGAN TEORI
KETAHANAN NASIONAL
Jika rumusan ketahanan nasional sejak
awal diperkenalkan sampai saat ini kita
telaah secara kritis, maka akan terlihat
bahwa konsep atau teori ketahanan nasional
telah mengalami berbagai perkembangan
sebagai berikut :
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis

Maka ketahanan nasional mengacu kepada
pengalaman empirik, artinya pada keadaan nyata yang
berkembang dalam masyarakat dan dapat di amati dengan
panca indera manusia. Dalam hubungan ini, maka yang
menjadi fokus perhatian adalah adanya ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) di satu pihak,
serta adanya keuletan dan ketangguhan untuk
mengembangkan kekuatan dan kemampuan di pihak lain.
Untuk dapat memahami perkembangan kedua hal
tersebut, maka bentuk kegiatan yang dapat dilakukan
adalah mengadakan telaahan strategi nasional
(TELSTRANAS) sehingga dapat diketahui ATHG yang di
hadapi bangsa Indonesia di semua bidang untuk setiap 10
tahun ke depan serta kekuatan apa yang kita miliki buat
mengatasinya.

2. Ketahanan nasional sebagai konsepsi
pengaturan negara

Dalam kaitan ini, maka fokus perhatian
diarahkan pada upaya menata hubungan
antara aspek kesejahteraan dan keamanan
dalam arti luas. Artinya suatu bangsa dan
negara akan memiliki ketahanan nasional
yang kuat dan kokoh jika bangsa tersebut
mampu menata (mengharmonikan)
kesejahteraan dan keamanan rakyatnya
secara baik.
3. Ketahanan nasional sebagai metoda berfikir

Sebagai metoda berfikir, maka berarti suatu
pendekatan khas ketahanan nasional yang
membedakannya dengan metoda-metoda berfikir
lainnya. Dalam dunia akademis dikenal dua
metoda berfikir yakni metoda berfikir induktif dan
deduktif.
Metoda yang sama juga digunakan dalam
ketahanan nasional, tetapi dengan suatu
tambahan bahwa dalam metoda berfikir ketahanan
nasional seluruh bidang (gatra) di lihat secara utuh
dan menyeluruh (komprehensif integral) karena itu
metoda berfikir ketahanan nasional disebut juga
dengan metoda berfikir secara sistemik.
PEMBINAAN KETAHANAN
NASIONAL
Ketahanan nasional suatu bangsa dan
negara akan kuat dan kokoh, jika dilakukan
upaya pembinaan/pengembangan terhadap
setiap bidang (gatra) secara terencana,
terpadu, dan berkesinambungan.
Sehubungan dengan hal ini, pembinaan
ketahanan nasional menggunakan
pendekatan asta gatra (8 aspek) yang
merupakan keseluruhan dari aspek-aspek
kehidupan bangsa dan negara. Pembinaan
terhadap asta gatra tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pembinaan Gatra Ideologi

Secara sederhana ideologi dapat
diartikan dengan impian seseorang
(sekelompok orang) tentang masa depan.
Karena itu, suatu ideologi ada yang baik ada
juga yang kurang/tidak baik.
Menurut Dr. Alfian (mantan ketua
LIPI), suatu ideologi yang baik setidaknya
harus memenuhi 3 aspek nilai, yakni :
a. aspek idealisme : artinya ideologi
tersebut harus bertujuan baik
b. aspek realita : artinya tujuan ideologi
tersebut harus bersifat realistis
(mungkin diwujudkan)



c. aspek fleksibilitas : artinya nilai yang dimiliki
ideologi tersebut harus fleksibel (terbuka),
sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi pada
masyarakat penganutnya.
Jika suatu ideologi memenuhi ketiga
aspek di atas berarti ideologi tersebut dikatan
ideologi yang baik, maju dan modern.
Komunisme misalnya jelas bukan ideologi
yang baik, karena tidak memenuhi ketiga
aspek nilai di atas. Sebaliknya pancasila
diyakini memiliki ketiga aspek nilai di atas.
Ancaman yang dihadapi

Ancaman terhadap ketahanan bidang ideologi
dapat dihadapkan baik pada nilai dasar (fundamental),
pada nilai instrumental dan pada nilai fraksis
(pengamalan).
Ancaman terhadap nilai dasar ancaman terhadap
dalil-dalil pokok pancasila (sila ke 1-5). Kemudian
ancaman terhadap nilai instrumental, berarti jika sarana
dan lembaga-lembaga yang memungkinkan
terlaksananya nilai dasar tidak sesuai atau bertentangan
dengan nilai dasar pancasila tersebut.
Misalnya masih digunakannya sebagian aturan
hukum produk kolonial (Belanda) saat ini yang sebagian
besar bertentangan dengan nilai dasar pancasila.
Sedangkan ancaman terhadap nilai fraksis
adalah kendati pun nilai instrumentalnya
telah disesuaikan dengan nilai dasar, akan
tetapi tidak dilaksanakan dalam
kenyataan. Misalnya antara lain dalam hal
penanggulangan korupsi di Indonesia.
Pembinaan yang harus dilakukan :

Terhadap ancaman pada nilai dasar, maka
pembinaan yang harus dilakukan adalah semua
nilai dasar pancasila harus di rumuskan kembali
maknanya secara jernih dan sistematis, sehingga
dapat menangkal setiap ancaman dari nilai-nilai
ideologi lain yang saat ini sangat mudah masuk
ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian terhadap ancaman pada nilai
instrumental, maka pembinaan yang harus di
lakukan adalah bahwa semua konsensus nasional
sejak tahun 1945 sampai jatuhnya rezim orde
baru tahun 1989 harus ditinjau kembali dan
disesuaikan kembali dengan nilai dasar ideologi
Pancasila.


Sedangkan ancaman terhadap nilai
fraksis, maka semua nilai dasar yang telah
disesuaikan dengan pancasila tersebut harus
dilaksanakan dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari terutama oleh pemimpin bangsa
baik formal maupun informal di semua
tingkatan masyarakat.

2. Pembinaan Gatra Politik

Politik adalah segala hal yang berhubungan
dengan negara/kekuasaan (polis=kota, taia=urusan).
Namun dalam arti luas, politik di artikan dengan
cara atau usaha untuk mewujudkan cita-cita atau
tujuan ideologi.
Dalam pembahasan ini karena politik dikaitkan
dengan ketahanan nasional, maka yang dimaksudkan
adalah ketahanan sistem politik yang diartikan dengan
: kondisi dinamik kehidupan politik suatu bangsa yang
berisi keuletan dalam menghadapi ATHG yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup politik bangsa
dan negara tersebut.
Ancaman gatra politik

Ancamannya terjadi jika sistem politik yang
berlaku tidak dapat melaksanakan fungsi-fungsi
pokoknya yakni fungsi integrasi dan fungsi adaptasi.
Fungsi integrasi diartikan mempersatukan di
antara komponen-komponen politik yang ada,
terutama antara pemerintah dengan masyarakat.
Sedangkan fungsi adaptasi adalah
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat. Indikasi adanya
ancaman terhadap sistem politik, antara lain jika
berbagai bentuk ketidakpercayaan/ketidakpuasan
masyarakat terhadap pemerintah semakin meluas.
Pembinaan yang harus dilakukan:

Kelemahan utama perkembangan sistem
politik di negara-negara berkembang termasuk di
Indonesia adalah terlalu dominan dan luasnya
kekuasaan pemerintah (presiden) sehingga
melahirkan berbagai bentuk penyelewengan
kekuasaan dan keuangan negara (KKN). Hal ini
sesuai dengan aksioma politik dari Lord Acton
yang menyatakan : power tends to corupt and
absolute power corupt absolutely.
Karena itu upaya pembinaan yang utama
terhadap gatra politik adalah bagaimanan
memberikan pengaturan dan pembatasan yang
tegas dan jelas terhadap wewenang dan
kekuasaan presiden serta memberdayakan
pengawasan masyarakat (pers, LSM, parpol, dsb).
3. Pembinaan Gatra Ekonomi

Gatra ekonomi merupakan mata rantai
paling lemah dari mata rantai ketahanan
nasional Indonesia secara keseluruhan saat
ini.
Hal ini karena terjadinya miss
managemen dalam kebijaksanaan
pembangunan ekonomi nasional selama
orde baru, yakni terlalu berorientasi pada
pembangunan ekonomi makro dengan
mengejar pertumbuhan dan
mengenyampingkan pemerataan. Akibatnya
muncullah kesenjangan sosial yang makin
lama makin meluas di kalangan masyarakat.
Pembinaan yang harus dilakukan :

Pembinaannya adalah dengan
melakukan perubahan mendasar terhadap
paradigma pembangunan ekonomi nasional
dari pembangunan ekonomi makro dan
mengejar pertumbuhan ke pembangunan
ekonomi kerakyatan dengan lebih
berorietasi pada sektor pertanian dan agro
industri serta dengan lebih memacu aspek
pemerataan hasil pembangunan dalam arti
yang luas

4. Pembinaan Gatra Sosial dan Budaya

Sosial diartikan dengan suatu kesatuan
masyarakat yang hidup bersama dan saling berinteraksi
dalam waktu yang cukup lama, memiliki tujuan bersama
serta di ikat oleh aturan-aturan khusus.
Sedangkan kebudayaan secara umum diartikan
dengan hasil cipta, karya dan karsa manusia.
Namun dalam pembahasan ini kebudayaan
diartikan dalam pengertian sempit yakni kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat
secara berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama
dan kebiasaan tersebut di anggap bernilai baik serta
ingin dipertahankan.
Ancaman yang dihadapi :

Seiring dengan era globalisasi, maka
ancaman terhadap gatra sosial dan budaya
Indonesia saat ini juga semakin besar.
Apalagi sikap mental bangsa Indonesia yang
umumnya cenderung menilai segala yang
datang dari barat itu selalu lebih unggul dan
patut ditiru (sikap mental replika).
Lebih parah lagi adalah proses
peniruan umumnya ditujukan bukan pada
inti budaya barat (seperti profesional,
menghargai waktu, dsb), tetapi lebih pada
ekses dari budaya barat yang sekuler,
liberal, dan materilealistik.
Pembinaan yang harus dilakukan :

Pembinaannya adalah terutama
dengan meningkatkan pemahaman,
kesadaran dan penghargaan terhadap nilai-
nilai budaya bangsa sendiri.
Yakni nilai luhur budaya pancasila yang
selalu menjaga keseimbangan yang hrmonis
antara hubungan manuisa dengan dirinya,
dengan masyarakat, dengan Tuhan serta
keseimbangan antara kemajuan fisik
material dengan kesejahteraan mental
spiritul dan keseimbangan antara
kepentingan dunia dengan akhirat.


5. Pembinaan Gatra Hankam

Pertahanan adalah upaya untuk
menggagalkan dan meniadakan setiap
ancaman terhadap bangsa dan negara
terutama yang datang dari luar negeri.
Strategi Indonesia dalam bidang
pertahanan ini bersifat defensif aktif, artinya
Indonesia tidak menunggu untuk diserang
negara lain.
Tetapi secara aktif melakukan operasi
(inteligen dan militer) untuk menghancurkan
musuh ditempat mereka mempersiapkan diri
sebelum serangan terjadi.
Sedangkan keamanan adalah upaya
untuk mencegah terjadinya gangguan
terhadap keamanan bangsa dan negara
terutama yang berasal dari dalam negeri.
Dalam kaitan ini Indonesia menganut
strategi prefentif aktif, artinya polri dalam
pelaksanaan tugasnya harus giat bertindak
untuk mencegah sebelum gangguan
keamanan terjadi.

Ancaman yang dihadapi :

Ancaman utama gatra Hankam
Indonesia saat ini adalah terutama datang
dari dalam negeri, antara lain : KKN,
ancaman disintegrasi, narkoba, dsb).
Sedangkan ancaman dari luar
negeri,terutama dalam bentuk rivalitas
negara-negara besar dalam memperebutkan
penguasaan ekonomi nasional Indonesia.


Upaya pembinaan bid. hankam
Thd. ancaman korupsi, maka upaya pembinaan
yg hrs. dilakukan adalah menghilangkan sifat
absolutisme dalam pelaksanaan pemrintahan,
karena pemerintahan yg absolut berbanding
lurus dgn korupsi (aksioma Lord Acton).
Sedangkan pembinaan di bid. teknis yuridis yg
dapat dilakukan adalah dgn cara menerapkan
sistem pembuktian terbalik dlm proses
penyidikan, penyelidikan dan penuntutan thd
setiap tersangka pelaku korupsi.
Upaya pembinaan....
Sedangkan thd. Ancaman disintegrasi, upaya
pembinaan yg hrs sgr dilakukan adalah dengan
cara memacu terwujudkan keadilan dlm segenap
aspek kehidupan bangsa, terutama keadilan dan
pemerataan di bid. Ekonomi dan dalam
kesempatan menikmati hasil pembangunan.
Thd ancaman dari luar negeri berupa rivalitas
negara-negara maju dlm memperebutkan
penguasaan ekonomi di Indonesia, maka perlu
dibangun dan dimantapkan kemandirian neg.
Indonesia dgn cara memperkuat tannas.

Anda mungkin juga menyukai