Anda di halaman 1dari 5

1.

Deskripsi Kasus

Presiden Barack Obama Menyetujui Pernikahan Sesama Jenis

Siapa yang tidak mengenal Barack Obama? Mungkin sedikit keterlaluan kalau
tidak mengenal presiden Amerika Serikat ini. Baru-baru ini beliau menyetujui
pernikahan sesama jenis. Hal ini sangat mengejutkan, karena sebelumnya menolak
memberikan hukum sah atas pernikahan sesama jenis. Memang hubungan sesama jenis
ini sudah bukan merupakan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan di Amerika Serikat.
Gay dan lesbian tidak lagi merasa harus malu atau resah ketika bermesraan di depan
publik, khususnya di negara-negara barat.
Selain itu, Jay-Z yang merupakan rapper terkenal di Amerika sekalgus suami dari
Beyonce, menyatakan dukungannya untuk keputusan Barack Obama dalam menyetujui
pernikahan sesama jenis. Menurut Jay-Z, berubahnya pendirian Obama terhadap izin
pernikahan sesama jenis adalah langkah yang tepat karena hal tersebut memberi
kebebasan kepada pasangan sesama jenis untuk mencintai siapapun yang mereka cintai.
Penolakan terhadap pasangan sesama jenis dengan tidak memperbolehkan mereka
menikah sama saja seperti diskriminasi yang terjadi di Amerika antara orang kulit
hitam dan orang kulit putih. Sekarang Amerika adalah negara yang sudah bebas dari
diskriminasi, oleh sebab itu pernikahan sesama jenis juga sudah harus diperbolehkan.
Sepeti dikutip dari ABC News, pandangan Presiden Obama mengenai pernikahan
sesama jenis telah berkembang. Ia memandang stafnya yang juga adalah gay. Mereka
sangat berkomitmen pada hubungan sejenis yang mereka jalani. Lalu Obama juga
mengakui bahwa dirinya telah melakukan diskusi dengan keluarganya. Hal itu juga
merubah sudut pandangnya terhadap para gay/lesbian. Sehingga, Presiden Obama
dengan jelas mengatakan bahwa pasangan sesama jenis juga harus berhak untuk
menikah. Pernyataan Obama keluar pada hari Rabu, ketika negara bagian North
Carolina menyetujui undang-undang yang melarang pernikahan sesama jenis. Di
Amerika sudah ada 31 negara bagian yang menandatangani undang-undang tentang
pernikahan sesama jenis. Sedangkan, Mitt Romney, yaitu lawan politik Presiden
Obama dari Partai Republik menantang pernyataan Presiden Obama dengan
menyatakan bahwa dirinya tetap menentang pernikahan sesama jenis. Hal senada juga
diungkapkan oleh mantan gubernur Massachusetts, yang berkata bahwa dirinya tidak
akan membantu proses apapun mengenai pernikahan sesama jenis.
Bagaimana dengan di Indonesia? Akankah pernikahan sesama jenis akan menjadi
sah hukumnya? Mengingat bahwa setiap orang juga mempunyai hak yang sama untuk
mencintai dan dicintai.

2. Pendahuluan
Homoseksualitas adalah reaksi seksual dengan jenis kelamin yang sama atau rasa
tertarik dan mencintai jenis seks yang sama. Kebanyakan individu berfikir bahwa
tingkah laku homoseksual adalah pola yang berbeda dan dapat dengan mudah
didefinisikan namun kenyataanya, kecenderungan perasaan akan perasaan akan
pasangan selalu merupakan keputusan yang tetap, dapat di buat sekali dalam hidup, dan
mengikat untuk selama-lamanya. Berdasarkan penelitian epidemiologik, didapatkan
data bahwa homoseksualitas terdapat pada semua bentuk budaya dan semua lapisan
masyarakat sepanjang sejarah, termasuk kondisi sosial masyarakat modern dan
industrial seperti sekarang ini. Bahkan ada kecenderungan bahwa semakin modern
suatu masyarakat, semakin banyak terjadinya penyimpangan seperti terjadinya
homoseksualitas dan lesbian. Berbagai teori tidak ada yang dapat memuaskan dalam
penjelasan mengenai bagaiamana terjadinya gangguan orientasi seksual.
Kemunculan istilah homoseksual pertama kali ditemukan pada tahun 1869
dalam sebuah pamflet Jerman tulisan novelis kelahiran Austria Karl-Maria Kertbeny
yang diterbitkan secara anonim, berisi perdebatan melawan hukum anti-sodomi Prusia.
Pada tahun 1879, Gustav Jager menggunakan istilah Kertbeny dalam bukunya,
Discovery of The Soul (1880). Pada tahun 1886, Richard von Krafft-Ebing
menggunakan istilah homoseksual dan heteroseksual dalam bukunya Psychopathia
Sexualis; ia mungkin meminjamnya dari buku Jager. Buku Krafft-Ebing begitu populer
di kalangan baik orang awam dan kedokteran hingga istilah "heteroseksual" dan
"homoseksual" menjadi istilah yang paling luas diterima untuk orientasi seksual.
Homoseksualitas adalah suatu orientasi seksual dimana seseorang tertarik dan
terangsang dengan pasangan yang sama jenis kelaminnya. Biasanya pasangan pria
dengan pria disebut gay sedangkan sesama wanita disebut lesbian. Data statistik di
Indonesia, menunjukkan 8-10 juta populasi pria Indonesia pada suatu waktu terlibat
pengalaman homoseksual. Dari jumlah ini, sebagian dalam jumlah bermakna terus
melakukannya.


3. Tinjauan Medis
Homoseksualitas merupakan rasa ketertarikan romansa atau ketertarikan secara
seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai
orientasi seksual, homoseksualitas mengacu kepada pola berkelanjutan atau disposisi
untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romansa terutama pada
orang dari jenis kelamin sama.
Homoseksualitas termasuk dari satu dari tiga kategori utama orientasi seksual,
bersama dengan biseksualitas dan heteroseksualitas. Homoseksualitas tidak dianggap
abnormal atau suatu kelainan, karena pada dasarnya homoseksualitas adalah suatu
variasi orientasi seksual dimana seseorang memilih sesama jenisnya sebagai
pasangannya. Ada berbagai teori yang mencoba menjelaskan mengapa homoseksualitas
dapat muncul, akan tetapi para ahli bersepakat bahwa hal ini bukan disebabkan oleh
satu faktor saja tetapi merupakan kombinasi berbagai macam faktor seperti genetik,
hormonal dan pengaruh lingkungan.
Konsensus ilmu-ilmu perilaku dan sosial dan juga profesi kesehatan dan
kesehatan kejiwaan menyatakan bahwa homoseksualitas adalah aspek normal dalam
orientasi seksual manusia. Memang sebelumnya homoseksual dan lesbianisme ini
diaktegorikan sebagai gangguan psikiatrik, namun karena dianggap homoseksualitas
bukanlah penyakit kejiwaan dan bukan penyebab efek psikologis negatif prasangka
terhadap kaum biseksual dan homoseksual-lah yang menyebabkan efek semacam itu,
maka pada Desember 1973, Dewan Pengawas Asosiasi Psikiater Amerika
menghapuskan homoseksualitas dari tatanama resmi gangguan kejiwaan, Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders, Second Edition (DSM-II) dan ditekankan
lagi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) yang telah
memasuki edisi ke IV pun sudah tidak masuk dalam kategori gangguan kejiwaan
manapun. Tindakan ini diambil setelah mereview literatur ilmiah dan konsultasi dengan
para ahli dalam bidang ini.
Para ahli menemukan bahwa homoseksualitas tidak memenuhi kriteria untuk
dianggap sebagai suatu penyakit jiwa. Disebut sebagai kondisi mental yang dianggap
sebagai suatu kelainan psikiatris, haruslah menimbulkan disfungsi pada seseorang yang
menyebabkan penderitaan (mis. gejala kesakitan), ketidakmampuan (mis. melemahnya
kemampuan pada satu atau lebih area yang penting), atau secara signifikan
meningkatkan resiko kematian, kesakitan, ketidakmampuan, atau kehilangan
kebebasan. Seorang homoseksual atau biseksual mungkin mengalami konflik dengan
lingkungan yang homophobia, namun konflik tersebut bukanlah suatu gejala atau
disfungsi dalam individu tersebut. Penghapusan paham homoseksualitas sebagai
gangguan jiwa adalah keputusan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada 17
Mei 1990 dan sudah dicantumkan Depkes RI dalam buku Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi II tahun 1983 (PPDGJ II) dan PPDGJ III
(1993).
Namun oleh Soewadi, 2012 dalam tulisannya berjudul Lesbian dalam Pandangan
Psikiatrik menyebutkan bahwa secara psikiatrik, homoseksual dan lesbianisme disini
masih disebutkan merupakan salah satu bentuk perilaku seksual yang menyimpang,
yang ditandai dengan adanya rasa tertarik secara perasaan (kasih sayang, hubungan
emosional) terhadap sesama jenis kelamin. Baik dalam Pedoman Penggolongan
Diagnosa Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJI) maupun ICD X, lesbian
diklasifikasikan ke dalam kelompok gangguan seksual.
Untuk menyebutkan secara pasti faktor utama atau faktor tunggal dari terjadinya
homoseksual dan lesbiansime tentunya sangat susah, karena penyebabnya
multifaktorial. Diantaranya faktor yang menyebabkan, yakni :
1. Faktor biologi berupa terganggunya struktur otak kanan dan kiri serta adanya
ketidakseimbangan hormonal, disebutkan dalam sumber lainnya susunan
Kromosom, struktur otak
2. Faktor psikologis, pada suatu penelitian yang membandingkan antara 100
lesbian dan perempuan heteroseksual menunjukkan hasil adanya penolakan
terhadap ibu dan tidak adanya peran seorang ayah. Lesbian muncul karena
kurang adekuatnya kasih sayang dari seorang ibu kepada anak
perempuannya. Hal ini mengarahkan anak perempuan tersebut untuk mencari
kasih sayang dari perempuan lain. Selain itu, pengkondisian psikologis
dihubungkan dengan reinforcement atau punishment pada awal perilaku
seksual, termasuk juga pikiran dan perasaan menyangkut seksualitas yang
mengontrol proses terbentuknya orientasi seksual. Pandangan ini
menjelaskan mengapa beberapa orang yang heteroseksual akhirnya menjadi
homoseksual pada masa dewasa mereka, misalnya pada mereka yang
mendapatkan pengalaman hubungan heteroseksual yang tidak menyenangkan
dan berakhir menyakitkan hati yang menyebabkan timbulnya suatu trauma
psikis, kemudian mendapatkan pengalaman hubungan homoseksual yang
menyenangkan. Kombinasi ini dapat mengarahkan seseorang menjadi
homoseksual.
3. Adanya pengaruh lingkungan termasuk pola adat istiadat yang tidak baik
bagi perkembangan kematangan seksual yang normal.
4. Faktor pola asuh, terutama asuhan dalam ketaatan melaksanakan perintah
agama. Ketaatan seseorang dalam beragama akan menciptakan individu yang
beriman.



5. Tinjauan Etika
Adanya pengalaman diskriminasi dalam masyarakat dan kemungkinan penolakan
oleh teman sebaya, kerabat dekat, dan yang lainnya, seperti kolega, mengakibatkan
sejumlah individu yang homoseksual mengalami kendala kesahatan mental dan
masalah penyalahgunaan obat yang lebih kuat ketimbang rata-rata yang tidak. Hal ini
bisa terjadi karena budaya seperti ini belum bisa diterima oleh masyarakat Indonesia
khususnya.
Pernikahan oleh dua orang dengan orientasi seksual yang sejenis secara universal
dan meyakini dari panduan psikiatri bahwa homoseksual yang dalam kategori disini
gay dan lesbi

6. Tinjauan Hukum


7. Tinjauan Islam

Anda mungkin juga menyukai