Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATANHIPOSPADIA DAN EPISPADIA

1.

A. PENGKAJIAN


Kaji biodata pasien2.

Kaji riwayat masa lalu: Antenatal, natal,3.

Kaji riwayat pengobatan ibu waktu hamil4.

Kaji keluhan utama5.

Kaji skala nyeri (post operasi)1.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1.

Inspeksi kelainan letak meatus uretra2.

Palpasi adanya distensi kandung kemih.

1.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pasien pre operasi1.

Manajemen regimen terapeutik tidak efektif berhubungan dengan pola perawatankeluarga.2.

Perubahan eliminasi (retensi urin) berhubungan dengan obstruksi mekanik 3.

Kecemasan berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi baik keluarga danklien.Pasien post
operasi1.

Kesiapan dalam peningkatan manajemen regimen terapeutik berhubungan denganpetunjuk aktivitas
adekuat.2.

Nyeri berhubungan dengan post prosedur operasi3.

Resiko tingggi infeksi berhubungan dengan invasi kateter4.

Perubahan eliminasi urine berhibingan dengan trauma operasi1.

D. INTERVENSI
Diagnosa pre operasi1. Diagnosa : Manajemen regimen terapeutik tidak efektif berhubungan dengan pola
perawatankeluarga.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam diharapkan
manajemenregimen terapeutik kembali efektif.NOC : Family health statusIndikator :1.

Status imunisasi anggota kelurga2.

Kesehatan fisik anggota keluarga3.

Asupan makanan yang adekuat4.

Tidak adanya kekerasan anggota kelurga5.

Penggunaan perawatan kesehata



BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Biodata
Identitas bayi
Jenis kelamin laki-laki.
2. Fisik
Pemeriksaan genetalia
Palpasi abdomen untuk melihat distensi bladder atau pembesaran pada ginjal.
Kaji fungsi perkemihan
Adanya lekukan pada ujung penis
Melengkungnya penis ke bawah dengan atau tanpa ereksi
Terbukanya urethral pada ventral (hipospadia) atau dorsal (epispadia)
Pengkajian setelah pembedahan, pembengkakan penis, perdarahan, disuria, drainage.
3. Mental
Sikap pasien sewaktu diperiksa
Sikap pasien dengan adanya rencana pembedahan
Tingkat kecemasan
Tingkat pengetahuan keluarga dan pasien


3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan orang tua b/d diagnosa, prosedur pembedahan, dan perawatan setelah
operasi.
2. Nyeri b/d ansietas
3. Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi trakeobronkial.
4. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d munculnya zat-zat patogen/kontaminan dalam prosedur invasif.

3.3 Intervensi
1. Diagnosa keperawatan : Kurangnya pengetahuan orang tua b/d diagnosa, prosedur pembedahan,
dan perawatan setelah operasi.
Kriteria Hasil : mengutarakan pemahaman tentang proses operasi dan harapan pasca operasi.
Intervensi Rasional
Mandiri
Kaji tingkat pemahaman orang tua. Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran pasca operasi.
Gunakan sumber-sumber bahan pengajaran, audiovisual sesuai keadaan. Bahan yang dibuat secara
khusus akan dapat memenuhi kebutuhan pasien untuk belajar.
Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan, efek samping dan dosis serta waktu pemberian.
Penjelasan tentang obat analgesik, selang dan jalur IV dan kateter.
Ajarkan orang tua untuk partisipasi dalam perawatan sebelum dan sesudah operasi. Meningkatkan
pemahaman/kontrol pasien dan memungkinkan partisipasi dalam perawatan pasca operasi.

2. Diagnosa keperawatan : Nyeri b/d ansietas
Kriteria Hasil : menunjukkan nyeri hilang.
Intervensi Rasional
Mandiri
Kaji nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0-10). Membantu evaluasi derajat
ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik atau menyatakan terjadinya komplikasi.
Perhatikan aliran dan karakteristik urin. Penurunan aliran menunjukkan retensi urin dengan
peningkatan tekanan pada saluran perkemihan atas atau kebocoran pada ronggga peritoneal. Urin
keruh mungkin normal (adanya mukus) atau mengidentifikasi adanya infeksi.
Berikan tindakan kenyamanan. Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat
meningkatkan kemampuan koping.
Ajarkan penggunaan teknik relaksasi. Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan
memfokuskan kembali perhatian, dapat meningkatkan kemampuan koping, menurunkan nyeri dan
ketidaknyamanan.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi (analgesik). Menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan, dan
meningkatkan istirahat.

3. Diagnosa keperawatan : Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi trakeobronkial.
Kriteria Hasil : menetapkan pola nafas yang normal/efektif dan bebas dari tanda-tanda hipoksia.
Intervensi Rasional
Mandiri
Pertahankan jalan udara pasien dengan memiringkan kepala, hipereksi rahang, aliran udara faringeal
oral. Mencegah obstruksi jalan nafas.
Auskultasi suara nafas, dengar adanya mur-mur. Kurangnya suara nafas adalah indikasi adanya
obstruksi oleh mukus dan dapat dibenahi dengan mengubah posisi atau penghisapan.
Observasi frekuensi dan kedalaman pernafasan, perluasan rongga dada, retraksi/pernafasan cuping
hidung, warna kulit, dan aliran udara. Dilakukan untuk memastikan efektifitas pernafasan sehingga
upaya memperbaikinya dapat segera dilakukan.
Pantau TTV secara terus menerus. Meningkatnya pernafasan, takikardia, bradikardia, menunjukkan
kemungkinan terjadinya hipoksia.
lakukan penghisapan lendir jika diperlukan. Obstruksi jalan nafas terjadi karena adanya darah atau
mukus dalam tenggorok atau trakea.
Kolaborasi
Berikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan. Untuk meningkatkan pengambilan O2 yang akan diikat
oleh Hb yang menggantikan tempat gas anestesi dan mendorong pengeluaran gas tersebut melalui
zat-zat inhalasi.
Berikan alat bantu pernafasan (ventilator) Dilakukan tergantung penyebab depresi pernafasan atau
jenis pembedahan.

4. Diagnosa keperawatan : Risiko tinggi terhadap infeksi b/d munculnya zat-zat patogen/kontaminan
dalam prosedur invasif.
Kriteria Hasil : mengurangi potensial infeksi, dan pertahankan lingkungan aseptik yang aman.
Intervensi Rasional
Mandiri
Tetap pada fasilitas, kontrol infeksi, sterilisasi, dan prosedur aseptik. Tetapkan mekanisme yang
dirancang untuk mencegah infeksi.
Gunakan teknik steril pada waktu pergantian kateter. Mencegah masuknya bakteri, mengurangi
risiko infeksi nosokomial.
Pertahankan gravitasi drain dependen dari kateter indwelling. Mencegah stasis dan refluks cairan
tubuh.
Kolaborasi
Berikan antibiotik sesuai petunjuk Dapat diberikan secara profilaksis bila dicurigai terjadinya infeksi
atau kontaminasi.

3.4 Implementasi
1. Memberikan penjelasan pada orang tua sebelum dan sesudah operasi tentang prosedur
pembedahan dan perawatan setelah operasi.
2. Meningkatkan rasa nyaman.
3. Menormalkan pola pernafasan dari obstruksi.
4. Mencegah infeksi


3.5 Evaluasi
1. Tercipta rasa aman dan nyaman.
2. Pola pernafasan normal.
3. Tidak terjadi infeksi.
4. Input dan output seimbang.

Anda mungkin juga menyukai