HEARING LOSS (Tuli/kehilangan pendengaran) Terdiri dari 2 tipe, yaitu : 1. Central hearing loss - Kasusnya jarang terjadi - Gejala yang biasa : a. Kesulitan mendengar padahal audiogram normal b. Kesulitan untuk memehami kata-kata dalam situasi rumit, seperti bising Sebenarnya pasien dengan central haering loss pendengarannya masih normal, namun dia sulit untuk fokus terhadap kata-kata yang ia dengar dalam situasi rumit - Diagnosis : a. Lakukan audiologic evaluation, termasuk dalam pemahaman kata-kata b. Jika central hearing loss telah ditegakkan, maka bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang seperti MRI untuk menghilangkan kemungkinan adanya lesi di thalamic - Etiologi : Adanya lesi pada cochlear nuclei dan koneksi ke primary auditory receptive area di temporal lobe - Therapy : Listening Therapy
2. Peripheral hearing loss Ada 2 tipe, yaitu : a. Conductive hearing loss Adanya halangan fisik untuk suara mencapai ke oval window. Biasa terjadi karena blokade dari external auditory canal dengan cerumen Penyebab lain : 1. External ear a. Infeksi (bengkak pada kulit/drainase purulent) b. Stenosis akibat trauma / pertumbuhan berlebih tulang c. Neoplasma (squamous cell or basal cell carcinoma
2. Middle ear a. Perforasi membran timpani b. Cholesteatoma c. Eustachian tube dysfunction d. Ossicular fixation e. Ossicular discontinuity f. Tumor (glomus tympanicum) g. Acute/serous otitis media
Diagnosis : a. History dan PE b. Weber dan Rinne test c. Jika hearing loss sudah ditegakkan, maka dianjurkan melakukan CAE (kecuali pada infeksi akut), kemudian bila terlihat halangan fisik seperti, cholesteatoma maka dianjurkan untuk CT Scan tulang temporal untuk melihat adanya tumor atau tidak
Therapy : a. Apabila terdapat halangan fisik seperti cerumen, maka cerumen harus dihilangkan (removed) b. Infeksi : oral dan topikal anibiotik c. Malignant tumor : surgical resection dan radiation d. Cholesteatomas dan glomus tympanicum : surgical e. Chronic ear infection with tympanic membrane perforation, otosclerosis dan ossicular discontinuity : microsurgical technique f. Jika tidak ada penyakit serius / jika ada persisten pasca operasi gangguan pendengaran konduktif : alat bantu dengar
b. Sensorineural hearing loss Terjadi karena adanya defek dari cochlear, cochlear nerve/ brainstem dan koneksi kortikal Sign and symptom a. Pasien cenderung berbicara nyaring karena mereka tidak dapat mendengar suara mereka dengan baik b. PE normal, kecuali bila ada kerusakan dari telinga tengah yang meluas ke telinga dalam c. Rinne test (+), air conduction > bone conduction d. Weber test (garpu tala terdengar jelas pada telinga yang masih naik
Diagnosis : a. Anamnesis Riwayat hilangnya pendengaran konduktif Durasi gejala Laterality Riwayat keluarga Gejala yang berhubungan b. CAE To determine degree of the loss and cause c. Reflex stapedial (tidak ada / menunjukkan adaptasi abnormal / terjadi pembusukan d. Penting untuk dilakukan MRI, dapat menunjukkan mikrovaskular ischemic disease
Etiologi a. Cochlear damage, menyebabkan : Low frequency hearing loss Flat audiometri configuration High frequency haering loss (common) b. Prebycusis / degenerasi sel rambut cochlea yang berhubungan dengan usia, yang menyebabkan high frequency hearing loss
c. Penyebab lain : Noise exposure Otoxic drug Congenital cochlear defect Viral / bacterial infections
Therapy : a. Alat bantu dengar b. Bilateral sensorineural hearing loss : implantasi cochear