A. Rangkuman Materi tentang Asam dan Basa Teori asam dan basa Arrhenius Asam Asam memiliki rasa masam; misalnya cuka yang mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun lainnya yang mengandung asam sitrat. Asam menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan, misalnya mengubah warna lakmus dari biru menjadi merah. Asam bereaksi dengan logam tertentu seperti seng, magnesium, dan besi menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang khas adalah antara asam klorida dengan magnesium: 2 HCl + Mg MgCl 2 + H 2
Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.
Basa Basa memiliki rasa pahit. Basa terasa licin, misalnya sabun. Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan, misalnya mengubah warna lakmus dari merah menjadi biru. Larutan basa dalam air menghantarkan arus listrik. Teori asam dan basa Bronsted-Lowry Defenisi Arhennius mengenai asam dan basa hanya terbatas pada penerapan dalam larutan dengan medium air. Dalam teori baru yang diusulkan tahun 1923 secara independen oleh Brnsted dan Lowry, asam 2
didefinisikan sebagai molekul atau ion yang menghasilkan H + dan molekul atau ion yang menerima H + merupakan partner asam yakni basa. Basa tidak hanya molekul atau ion yang menghasilkan OH - , tetapi yang menerima H + . Karena asam HA menghasilkan H + ke air dalam larutan dalam air dan menghasilkan ion oksonium, H 3 O + , air juga merupakan basa menurut definisi ini. Asam adalah donor proton (ion hidrogen). Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen). Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius Teori Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air. Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion hidroksonium, H 3 O + .
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai 3
contoh, proton ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.
Pasangan konjugasi Ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, hampir 100% hidrogen klorida bereaksi dengan air menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida adalah asam kuat, dan kita cenderung menuliskannya dalam reaksi satu arah:
Pada faktanya, reaksi antara HCl dan air adalah reversibel, tetapi hanya sampai pada tingkatan yang sangat kecil. Supaya menjadi bentuk yang lebih umum, asam dituliskan dengan HA, dan reaksi berlangsung reversibel.
HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air. Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA. Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A - : 4
H 3 O + adalah asam karena H 3 O + mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke ion A - . Ion A - adalah basa karena A - menerima sebuah proton dari H 3 O + . Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya berpasangan, yang disebut pasangan konjugasi.
Ketika asam, HA, kehilangan sebuah proton asam tersebut membentuk sebuah basa A - . Ketika sebuah basa, A - , menerima kembali sebuah proton, basa tersebut kembali berubah bentuk menjadi asam, HA. Keduanya adalah pasangan konjugasi. Jika anda berfikir mengenai HA sebagai asam, maka A - adalah sebagai basa konjugasinya. Jika anda memperlakukan A - sebagai basa, maka HA adalah sebagai asam konjugasinya. Air dan ion hidroksonium juga merupakan pasangan konjugasi. Memperlakukan air sebagai basa, ion hidroksonium adalah asam konjugasinya karena ion hidroksonium memiliki kelebihan ion hidrogen yang dapat diberikan lagi. Memperlakukan ion hidroksonium sebagai asam, maka air adalah sebagai basa konjugasinya. Air dapat menerima kembali ion hidrogen untuk membentuk kembali ion hidroksonium. Contoh yang kedua mengenai pasangan konjugasi: Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah forward reaction terlebih dahulu. Amonia adalah basa karena amonia menerima ion hidrogen dari air. Ion amonium 5
adalah asam konjugasinya ion amonium dapat melepaskan kembali ion hidrogen tersebut untuk membentuk kembali amonia. Air berlaku sebagai asam, dan basa konjugasinya adalah ion hidroksida. Ion hidroksida dapat menerima ion hidrogen untuk membentuk air kembali. Perhatikanlah hal ini pada tinjauan yang lain, ion amonium adalah asam, dan amonia adalah basa konjugasinya. Ion hidroksida adalah basa dan air adalah asam konjugasinya.
Teori asam dan basa Lewis Asam adalah akseptor pasangan elektron. Basa adalah donor pasangan elektron.
Asam Lewis Asam Lewis adalah akseptor pasangan elektron.
Tidak terdapat orbital kosong pada HCl yang dapat menerima pasangan elektron. Mengapa, kemudian, HCl adalah suatu asam Lewis? Klor lebih elektronegatif dibandingkan dengan hidrogen, dan hal ini berarti bahwa hidrogen klorida akan 6
menjadi molekul polar. Elektron pada ikatan hidrogen-klor akan tertarik ke sisi klor, menghasilkan hidrogen yang bersifat sedikit positif dan klor sedikit negatif.
Pasangan elektron mandiri pada nitrogen yang terdapat pada molekul amonia tertarik ke arah atom hidrogen yang sedikit positif pada HCl. Setelah pasangan elektron mandiri milik nitrogen mendekat pada atom hidrogen, elektron pada ikatan hidrogen-klor tetap akan menolak ke arah klor. Akhirnya, ikatan koordinasi terbentuk antara nitrogen dan hidrogen, dan klor terputus keluar sebagai ion klorida. Asam Kuat Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya ( = 1). Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya. Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif tergantung pada asam yang anda pakai.
Reaksi tersebut reversibel, tetapi pada beberapa kasus, asam sangat baik pada saat memberikan ion hidrogen yang dapat kita fikirkan bahwa reaksi berjalan satu arah. Asam 100% terionisasi. Sebagai contoh, ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan hidrogen klorida, sangat sedikit sekali terjadi reaksi kebalikan yang dapat kita tulis:
Pada tiap saat, sebenarnya 100% hidrogen klorida akan bereaksi untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida digambarkan 7
sebagai asam kuat. Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan. Contoh asam kuat adalah asam sulfat dan asam nitrat.
Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif tergantung pada asam yang anda pakai. Asam Lemah Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, 1, (0 < < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H + ] terlebih dahulu dengan rumus :
Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah depan. Ion bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air.
Pada setiap saat, hanya sekitar 1% molekul asam etanoat yang diubah ke dalam bentuk ion. Sisanya tetap sebagai molekul asam etanoat yang sederhana. Sebagaian besar asam organik adalah asam lemah. Hidrogen fluorida (dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidrofluorida) adalah asam anorganik lemah. 8
Basa Kuat Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya ( = 1). Pada penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari konsentrasi basanya.
Basa Lemah Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, 1, (0 < < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH - tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus :
Derajat Keasaman (pH) Konsentrasi ion H + dalam larutan disebut derajat keasaman (pH). Rumus pH dituliskan sebagai berikut :
Untuk air murni pada temperatur 25 C: [H + ] = [OH-] = 10 -7 mol/L Sehingga pH air murni = log 10 -7 = 7. Atas dasar pengertian ini, maka: Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral. Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam. Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa.
9
B. Miskonsep-miskonsep yang ditemui Siswa kesulitan dalam menentukan pasangan asam dan basa konjugasi. Semua senyawa asam merupakan molekul netral. Senyawa asam tidak selamanya merupakan molekul netral. Beberapa anion seperti ion bisulfit (HSO 4 - ) merupakan senyawa asam juga. Asam juga dapat berupa kation, seperti NH 4 + , yang akan bereaksi sebagai berikut: NH 4 + + H 2 O H 3 0 + + NH 3