Anda di halaman 1dari 10

3.

Selulosa
Selulosa mencakup selulosa yang dimurnikan, metilselulosa, natrium
karboksi metilselulosa, dan karboksi metilselulosa, telah dievaluasi sebagai
disintegran, tetapi belum dapat diterima secara luas. Bentuk hubungan silang
(cross-linked) natrium karboksimetilselulosa (Ac-Di-Sol) telah diterima sebagai
suatu disintegran tablet. Tidak seperti natrium karboksimetilselulosa, Ac-Di-Sol
pada dasarnya tidak larut dalam air dan mempunyai daya tarik tinggi terhadap
yang menyebabkan tablet terdisintegrasi dengan cepat. Ac-Di-Sol telah
digolongkan sebagai superdisintegran. Natrium karboksi metilselulosa (Ac-Di-
Sol) dalam bentuk hubungan silang diketahui lebih unggul daripada zat yang tidak
hubungan silang. Zat disintegrasi dalam bentuk hubungan silang meningkatkan
pengembangan dan pengambilan air.
4. Mikrokristalin Selulosa (Avicel)
Avicel menunjukkan sifat disintegran yang sangat baik jika berada pada
konsentrasi serendah 10%. Avicel berfungsi membiarkan air memasuki matriks
tablet melalui pori-pori kapiler, yang memutuskan ikatan hydrogen pada berkas
(ikatan) mikrokristalin selulosa yang berdekatan. Konsentrasi mikrokristalin
selulosa yang berlebihan dapat mengakibatkan kecenderungan melekat pada lidah
karena adsorpsi kapiler yang cepat mengdehidrasi permukaan basah dan
menyebabkan adhesi.
Avicel merupakan disintegran dengan keefektifan yang tinggi dan
mempunyai kecepatan serap air yang tinggi melalui anyaman kapiler sehingga
Avicel dan pati merupakan kombinasi yang sangat baik untuk disintegrasi yang
cepat dan efektif dalam formulasi tablet. Satu kekurangan dalam penggunaannya
adalah cenderung menimbulan muatan statis seiring dengan meningkatnya
kandungan lembap, kadang-kadang menyebabkan alur atau pemisahan dalam
granulasi. Hal ini sebagian dapat diatasi dengan mengeringkan selulosa untuk
menghilangkan lembap. Jika Avicel digranulasi basah, dikeringkan dan dikempa,
zat ini tidak terdisintegrasi secepat seperti yang tidak dibasahi. Avicel dapat
digunakan dengan semua zat aktif kecuali yang peka lembap (seperti asetosal,
penisilin dan vitamin) dan avicel harus dikeringkan sampai kandungan lembapnya
kurang dari 1%, kemudian ditangani dalam suatu ruangan yang udaranya kering
(dehumidified).
Avicel merupakan pengikat yang sangat baikdan dapat memperbaiki
kekuatan mekanik secarasignifikan pada beberapa formulasi yang lemah.
Kekurangan lainnya ialah laju disolusizat aktif dari tabletnya dapat terganggu jika
gaya kempa lebih besar. Avicel yang paling banyak digunakan adalah PH 101
(serbuk) dan PH 102 (granul).
5. Alginat
Alginat adalah zat koloidal hidrofilik yang diekstraksi dari ganggang laut
tertentu. Secara kimia, alginate tersedia sebagai asam alginate atau garam asam
alginate (paling umum garam natrium). Zat ini mempunyai daya tarik yang besar
terhadap air, yang bahkan dapat melebihi amilum maidis sehingga membuatnya
menjadi suatu disintegran yang baik. Asam alginat biasanya digunakan pada
konsentrasi 1% sampai 5%, sedangkan natrium alginate digunakan antara 2,5%
dan 10%. Tidak seperti pati, mikrokristalin selulosa, dan asam alginate, natrium
alginate tidak memperlambat aliran.
Asam alginat merupakan suatu polimer yang diperoleh dari ganggang laut,
dan terdiri atas unit D-mannuronat dan unit L-glukuronat. Asam alginate tidak
larut dalam air, bersifat sedikit asam, dan hanya digunakan dalam granulasi asam
atau netral. Asam alginate dapat digunakan dengan asetosal dan zat aktif analgesic
lainnya. Jika digunakan dengan garam basa atau garam asam organic, zat ini
cenderung membentuk alginat yang larut atau tidak larut yang mempunyai sifat
menjadi gel dan memperlambat disintegrasi. Zat ini dapat berhasil digunakan
dengan formulasi asam askorbat , multivitamin, dan garam asam dari basa
organic. Asam alginat dan garamnya merupakan suatu kombinasi yang baik
dengan pengembangan yang cukup dengan kelekatan yang minimal dan
konsentrasi serendah 4% atau 5%, sdah memadai hal ini membantu mengimbangi
harganya yang mahal.
6. Gom
Gom telah digunakan sebagai disintegran karena kecenderungannya
mengembang dalam air. Sama dengan pati pragelatinisasi dalam hal fungsi, zat ini
menunjukkan karakteristik pengikat yang baik (1% sampai 10% dari bobot tablet)
jika basah. Sifat ini dapat berlawanan dengan sifat yang dikehendakki dalam
membantu disintegrasi, dan jumlah gom harus diatur secara teliti untuk
menetapkan konsentrasi optimal untuk tablet. Gom yang biasa digunakan sebagai
disintegrasi mencakup agar, tragakan, gom, guar, pectin, karaya dan lain-lain.
Gom tersedia sebagai gom alam dan sintetis, tetapi kategori ini tidak diterima
secara luas karena kemampuan mengikat yang dimilikinya.
Gom guar (guar gum) adalah gom alam yang memiliki nama dagang
jaguar. Gom guar dapat mengalir bebas, larut sempurna, dan merupakan polimer
netral yang terdiri atas unit-unit gula dan disetujui untuk penggunaan dalam
makanan. Gom guar tersedia dalam berbagai ukuran partikel dan penggunaan
umumnya sebagai disintegran tablet. Walaupun gom guar merupakan suatu
disintegran yang baik, zat ini mempunyai berbagai kekurangan. Gom ini tidak
selalu putih murni dan kadang-kadang beragam dalam warna dari putih kotor
hingga coklat, dan juga cenderung berubah warna dengan waktu dalam tablet
bersifat basa.
7. Amberlite IPR 88 (resin pertukaran ion)
Amberlite IPR 88 adalah resin pertukatran kationik yang tidak larut.
Produk ini mempunyai kemampuan mengembang dalam air sehingga bekerja
sebagai suatu disintegran. Pemilihan resin sebagai dsisintegran harus dilakukan
dengan teliti karena banyak resin mempunyai kemampuan mengadsorpsi zat aktif
padanya. Amberlite yang diformulasi dalam tablet zat anorganik seperti dkalsium
fosfat, bersifat lebih baik jika dikempa dengan tekanan lebih tinggi. Resin anionic
dan kationik telah digunakan untuk mengabsorpsi zat-zat dan melepaskannya jika
muatan berubah.
8. Povidon XL
PVP dalam bentuk hubungan silang (cross-linked) atau disebut Pvidon XL
adalah zat disintegran yang baru, menunjukkan keunggulan terhadap pati dan
asam alginate dalam kebanyakkan formulasi tablet percobaan yang dibuat sebagai
granulasi kempa langsung dan granulasi basah. Povidone XL juga tercakup dalam
klasifikasi superdisintegran.
9. Solka Floc (selulosa kayu yang dimurnikan)
Solka Floc berupa zat berwarna putih, berserat, bersifat inert dan netral
yang dapat digunakan tunggal atau dalam kombinasi dengan pati sebagai suatu
disintegran untuk tablet asetosal, penisilin, dan zat aktif lain yang peka pH dan
lembap. Sifat berserat membantunya dengan sifat ayaman yang baik dan lebih
efektif jika digunakan dalam kombinasi dengan lempung, sseperti kaolin,bentonit,
atau veegum. Kombinasi ini terutama efektif dalam formulasi tablet yang
mempunyai kandungan lembap tinggi (seperti ammonium klorida, natrium
salisilat, dan vitamin).

Lubrikan
Lubrikan adalah suatu eksipien tablet yang digunakan dalam formulasi
sediaan tablet untuk mempermudah pengeluaran sediaan tablet dari dalam lubang
kempa, dan untuk mencegah pelekatan tablet pada pons dan untuk mencegah
kejadian aus yang berlebihan pada pons dan dinding lubang kempa. Lubrikan
berfungsi dengan menunjukkan suatu film dengan kekuatan geser rendah pada
antarpermukaan antara tablet dinding lubang kempa dan permukaan pons.
Fungsi utama lubrikan tablet adalah untuk mengurangi gesekan yang
timbul pada antarpermukaan tablet dan dinding lubang kempa selama
pengempaan dan pengeluaran tablet dari lubang kempa.
Lubrikan digolongkan berdasarkan kelarutannya dalam air, yaitu lubrikan
tidak larut air dan lubrikan larut air.
Pemilihan suatu lubrikan dapat tergantung pada :
1. Cara pemberian dan jenis sediaan tablet yang akan dibuat.
2. Sifat disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan.
3. Masalah lubrikasi dan aliran dan persyaratan formulasi.
4. Berbagai sifat fisik granulasi atau system serbuk yang akan dikempa.
5. Pertimbangan kompatibilitas zat aktif.
6. Harga.
Lubrikan yang tidak larut dalam air pada umumnya lebih efektif daripada
lubrikan larut air dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rendah. Table 5.11.
menunjukkan lubrikan tidak larut air yang khas.

Tabel 5.11. Lubrikan Tidak Larut Air
Zat Lubrikan Rentang Lazim %
Stearat (magnesium, kalsium,
natrium)
0,25-2
Asam stearat 1-5
Sterotex 0,25-2
Talk 1-5
Malam 1-5
Stearowet 1-5

Pada umumnya, lubrikan larut air memiliki derajat halus 200 mesh atau
lebih halus dan dilewatkan melalui pengayak 100 mesh sebelum penambahan
pada granulasi. Karena fungsi lubrikan dapat menyalut, keefektifannya dikaitkan
dengan luas permukaan dan tingkat pengurangan ukuran partikel. Lubrikan
tertentu, luas permukaan, waktu dan prosedur penambahann dan lama
pengadukkannya sangat memengaruhi secara dramatis keefektifannya sebagai
suatu lubrikan dan karakteristik disintegrasi dan disolusi tablet jadi.
Lubrikan larut air pada umumnya hanya digunakan jika suatu tablet harus
larut sempurna dalam air (misalnya tablet efervesen) atau karakteristik disintegrasi
bersifat khas atau karakteristik disolusi yang khas lebih lazim diinginkan. Dalam
Tabel 5.12 tertera lubrikan larut air.

Tabel 5.12. Lubrikan Larut Air
Zat Lubrikan Rentang Lazim %
Asam borat 1
Natrium benzoate + Natrium asetat 1-5
Natrium Klorida 5
DL-Leusin 1-5
Carbowax 4000 1-5
Carbowax 6000 1-5
Natrium Oleat 5
Natrium benzoate 5
Natrium asetat 5
Natrium lauril sulfat 1-5
Agnesium lauril sulfat 1-2

Mekanisme Lubrikan
Lubrikan berfungsi untuk membentuk suatu film pada antarpermukaan
tablet dan dinding lubang kempa dan permukaan pons. Jika lubrikan ditambahkan
pada suatu granulasi, zat ini membentuk salut di sekelilingi tiap partikel yang
kurang lebih tetap utuh selama pengempaan. Salut ini juga dapat meluas pada
permukaan tablet. Karena lubrikan yang terbaik bersifat hidrofobik, keberadaan
salut lubrikan dapat menyebabkan peningkatan waktu disintegrasi dan
berkurangnya laju disolusi. Karena kekuatan tablet tergantung pada daerah kontak
antarpartikel, adanya lubrikan juga dapat memengaruhi ikatan partikel ke partikel
dan menyebabkan kurang kohesif dan secara mekanik memperlemah tablet.
Fungsi utama lubrikan adalah untuk mengurangi gesekan antara dinding
lubang kempa dan pinggir tablet ketika tablet dikeluarkan dari lubang kempa.
Lubrikan bekerja dalam dua mekanisme, yaitu lubrikan jenis tapal batas
(boundary-type lubricant) dan lubrikan jenis cairan (fluid-type lubricant).
Jika lubrikan jenis cairan (hidrodinamik) digunakan, dua permukaan yang
bergerak terlihat seperti dipisahkan oleh lapisan lubrikan cair kontinu terbatas.
Suatu hidrokarbon seperti minyak mineral, walaupun merupakan lubrikan yang
tidak baik, merupakan suatu contoh lubrikan jenis cairan. Minyak hidrokarbon
tidak segera dapat digunakan pada granulasi tablet sebab dapat menghasilkan
tablet dengan noda minyak, kecuali diatomisasi atau digunakan sebagai dispersi
halus maka hal itu tidak terjadi.
Mekanisme yang kedua adalah lubrikan tapal batas, yang dihasilkan
dengan pelekatan bagian polar molekul dengan rantai karbon yang panjang pada
permukaan metal dinding lubang kempa. Contoh lubrikan tapal batas adalah
magnesium stearat.
Lubrikan jenis tapal batas lebih baik daripada lubrikan jenis cairan karena
daya lekat lubrikan tapal batas pada dinding lubang kempa lebih besar daripada
daya lekat jenis cairan. Hal ini diharapkan, sebab akhir polar dari lubrikan tapal
batas melekat lebih kuat pada permukaan metal oksida daripada cairan nonpolar.

Metode Penambahan
Lubrikan pada umumnya ditambahkan kering pada saat semua komponen
lain telah tercampur homogen. Jadi, lubrikan ditambahkan dan dicampur selama
periode 2 sampai 5 menit, kemudian pada 10 sampai 30 menit diperlukan untuk
pencampuran granulasi yang teliti. Peristiwa lewat campur dapat menimbulkan
berkurangnya karakteristik disintegrasi-disolusi dan hilangnya ikatan dalam
matriks tablet.
Lubrikan juga dapat ditambahkan sebagai larutan alcohol (misalnya
carbowax) dan sebagai suspensi dan emulsi lubrikan. Akan tetapi, lubrikan yang
diserbukkan umumnya tidak boleh ditambahkan pada campuran serbuk sebelum
digranulasi basah karena lubrikan tersebut akan terdistribusi di seluruh partikel
granul dan bukan terkonsentrasi pada permukaan granul tempat berfungsinya
lubrikan. Cara penambahan tersebut juga akan mengurangi efisiensi zat
penggranulasi dan pengikat.
Suatu kesalahan yang dibuat dalam mendesain pembuatan tablet adalah
penambahan disintegran dan lubrikan secara bersama-sama dalam satu tahap
pencampuran. Hal ini menyebabkan disintegran tersalut dengan lubrikan sehingga
biasanya menyebabkan penurunan dalam porositas disintegran dan efektivitas
disintegran berkurang. Pendekatan yang lebih baik ialah disintegran lebih dulu
ditambahkan. Pencampuran talk, glidan, dan lubrikan magnesium stearat secara
serempak terbukti dapat merusak lubrisitas suatu granulasi.

Hal yang Perlu Diperhatikan
Berbagai studi lubrikan menunjukkan bahwa tidak ada lubrikan universal
sehingga formula, metode pembuatan, pengetahuan, dan pengalaman formulator
menentukan pilihan dan jumlah yang digunakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan suatu lubrikan :
1. Lubrikan secara nyata mengurangi sifat mengikat dari banyak zat
pengikat.
2. Pengadukan/ pencampuran berlebihan merupakan salah satu penyebab
utama masalah lubrikan. Lubrikan ditambahkan terakhir pada granulasi
dan dicampur berguling-guling dalam alat baur khusus (tumbling mixer)
tidak lebih dari 10 menit.
3. Jumlah lubrikan yang optimal harus ditetapkan untuk tiap formulasi.
Lubrikan berlebihan tidak lebih efektif, tetapi mengganggu disintegrasi,
disolusi, dan ketersediaan hayati granul dan tablet tahan air (water proof).
4. Efisiensi lubrikan adalah fungsi dari ukuran partikel. Oleh karena itu,
derajat terhalus yanf tersedia harus digunakan dan diayak melalui
pengayak 100-300 mesh sebelum digunakan.














Tabel 5.13. Jumlah Khas Lubrikan yang Digunakan.
Zat Lubrikan Jumlah yang digunakan
dalam granulasi (% b/b)
Hidrofobik
Logam stearat, kalsium, magnesium,
seng
Sterowet C : campuran kalsium
stearat dan natrium lauril sulfat
(yang dapat dibasahi oleh air)
Asam stearat serbuk halus
Minyak tumbuh-tumbuhan yang
dihidrogenasi (Sterotex, Duratex)
Talk
Amilum
Minyak mineral ringan

0,5-2


0,5-2




1,0-3,0
1,3


5-10
5-10
1-3
Larut air
Natrium benzoat
Natrium klorida
Natrium dan magnesium lauril sulfat
Polietilen glikol 4000 dan 6000
(carbowax 4000 dan 6000), serbuk
halus

2-5

5-20
1-3

2-5




Tabel 5.14. Beberapa Lubrikan yang Lazim Digunakan
Lubrikan larut air Lubrikan tidak larut air
Polietilen glikol 4000 Magnesium stearat
Polietilen glikol 6000 Zink Stearat
Polietilen glikol 8000 Kalsium stearat
Natrium lauril sulfat Asam stearat
Magnesium lauril sulfat Talk
Natrium benzoate Minyak tumbuh-tumbuhan yang
dihidrogenasi
Polietilen monostearat Minyak mineral ringan
Gliseril triasetat Gliseril behanat
Sukrosa monolaurat Malam

Lubrikan juga dapat memiliki sifat antiadheren atau glidan seperti
ditunjukkan pada tabel 5. 15. Di bawah ini

Tabel 5.15. Sifat Relatif Beberapa Lubrikan Tablet.
Lubrikan Penggunaan
Lazim %
Sifat Glidan Sifat anti
adheren
Sifat
lubrikan
Logam stearat 1 atau kurang Buruk Baik Unggul
Talk 1-5 Baik Unggul Buruk
Asam stearat 1-5 Tidak ada Buruk Baik
Malam titik cair
tinggi
3-5 Tidak ada Buruk Unggul
Amilum maidis 5-10 Unggul Unggul Buruk

J enis Lubrikan yang Lazim Digunakan
Berikut ini beberapa lubrikan yang biasa digunakan :
1. Logam Stearat
Karena bersifat seperti lemak dan tersedia dalam ukuran partikel kecil,
logam stearat merupakan lubrikan yang paling efisien dan lazim digunakan. Pada
umumnya, lubrikan ini tidak reaktif, tetapi sedikit bersifat basa (kecuali zink
stearat) dan

Anda mungkin juga menyukai