Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Penyakit
DBD ini belum ditemukan obat antiviral spesifiknya dan belum ada vaksin
antidengue yang efektif dan komersial, sehingga wajar kasus dan kematian akibat
DBD di Indonesia meningkat setiap tahun (Depkes, 2006).
Pemberantasan vektor DBD dengan menggunakan insektisida telah
banyak menimbulkan dampak negatif antara lain peningkatan resistensi nyamuk,
pencemaran lingkungan, keracunan,kematian mahluk bukan residu (Murtanti &
Astuti, 2005). Selanjutnya Naria (2005), menambahkan bahwa umumnya
insektisida yang diperjualbelikan di pasar adalah insektisida yang dibuat dari
bahan-bahan kimia. Pemakaian insektisida kimia sangat mudah dan membunuh
organisme pengganggu dengan cepat. Namun begitu, efek yang ditinggalkannya
adalah berupa residu yang dapat masuk ke dalam komponen lingkungan karena
bahan aktif sangat sulit terurai di alam. Dampak negatif lain dari insektisida kimia
yang penggunaannya tidak sesuai dengan aturan pemakaiannya adalah resisten
serangga sasaran sehingga memungkinkan berkembangnya strain baru, adanya
residu insektisida dalam makanan maupun lingkungan, dan efek lain yang tidak
diinginkan terhadap manusia dan binatang peliharaan.
Menurut Untung (2006), saat ini penggunaan pestisida kimia di Indonesia
dan seluruh dunia masih tinggi di berbagai sektor pembangunan, seperti sektor
pertanian dan kesehatan. Dari hasil kegiatan deteksi dan monitoring, resistensi
jumlah dan keragaman jenis serangga yang menunjukkan fenomena ketahanan
terhadap satu atau beberapa jenis atau kelompok pestisida semakin meningkat.
Setiap jenis organisme, termasuk Aedes aegypti, mempunyai kemampuan
mengembangkan populasi tahan terhadap pestisida.
Indonesia memiliki sumber keanekaragaman hayati yang sangat tinggi,
termasuk jenis tumbuhan yang mempunyai bahan aktif untuk dikembangkan
sebagai insektisida nabati, senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan diduga
berfungsi sebagai insektisida diantaranya adalah golongan sianida, saponin, tanin,
flavonoid, alkaloid, minyak atsiri dan steroid (Kardinan, 2000).

Annona muricata L. (sirsak) merupakan tanaman yang tersebar di daerah


subtropik dan tropik, berbentuk pohon, perdu, tergolong ke dalam famili
Annonaceae. Bahan aktif yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah alkaloid,
annonine, muricine dan muricinine serta saponin yang dapat berperan sebagai anti
makan dan insektisida (Yus, 1996). Penelitian lain melaporkan bahwa keluarga
Annonaceae mengandung acetogenin yang larvisida. Acetogenin juga bertindak
sebagai insektisida, acaricide,

antiparasit dan bakterisida. Daun sirsak

mengandung bahan aktif annonain, saponin, flavonoid, tanin. Selain itu, bijinya
mengandung minyak antara 42-45%. Daun dan bijinya dapat berperan sebagai
insektisida, larvasida repellent (penolak serangga) dan anti feedant (penghambat
makan) (Kardinan, 2000).
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan membahas kerja dalam
mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa bioktif dari larvasid dari ekstrak air
daun sirsak terhadap nyamuk demam berdarah (Aedes aegepty) sebagai
bioindikator larva.

DAPUS
Depkes RI, 2006. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Ditjen
P2M dan PLP, Jakarta.
Alali FQ, Lin XX, McLanghlin JL. Annonaceous acetogenins: recent progress.
J Nat Prod. 1999; 62: 504-540.
Abubacker MN, Deepalakshmi T. Antioxidant and antibacterial activity of
(Annona muricata L.) leaf aqueous extract. International Journal of Plant
Sciences. 2012; 7: 301-306.
Murtanti, D., Astuti, U.N.W. 2005. Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Mindi, Melia
azedarach L. Terhadap Daya Tetas Telur, Perkembangan dan Mortalitas
Larva Aedes albopictus. Jurnal Forum MIPA, Vol. 4, No. 1, Juni 2005,
Hal. 13-20.
Naria, Evi. 2005. Insektisida Nabati untuk Rumah Tangga. Info Kesehatan
Masyarakat. Vol IX, Nomor 1, Hal 28-32.
Untung, Prof Dr Ir Kasumbogo Untung MSc. 2006. Ketahanan "Aedes Aegypti" Terhadap Pestisida di Indonesia.
http://64.203.71.11/kompascetak/0404/06/humaniora/951294.html.
diakses tanggal 6 juli, 2008.
Kardinan, A. 2004. Pestisida Nabati ; Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya,
Yogyakarta: hlm. 30.
Yus, Yusnarti. 1996. Pengaruh Ekstrak Biji Annona muricata L Terhadap Indeks
Nutrisi, Kelulushidupan, Pertumbuhan dan Perkembangan Larva Heliothis
(Helicoverpa) armigera Hubner. M.S Tesis. Bandung, Indonesia: Institut
Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai