Sulistyono 2006 Sulistyono Perubahan fisiologi ibu hamil Pernafasan Minute ventilation sampai 50% anestesia inhalasi berjalan lebih cepat mencapai tahap anestesia yang dalam FRC cadangan oksigen dalam paru Kebutuhan oksigen ibu hamil Tindakan pre-oksigenasi sebelum anestesia adalah sangat penting untuk mengurangi bahaya hipoksia 2006 Sulistyono Pernafasan Oxygen Transport CO increases by 30-50% maximum by the end of 1/3 supine (3/3): fall (decreased venous return) VO2 increases 20-33% Red cell volume increases by 20-30% Plasma volume increases by 50% Blood volume increases by 25-50% (79 ml/kg) Hemodilution anemia PREDISPOSED TO O2 desaturation PULMONARY EDEMA 2006 Sulistyono Perubahan fisiologi ibu hamil Sirkulasi Volume darah (50%), sel darah merah anemia protective hypervolemia Perdarahan rata-rata pada persalinan normal pervaginam adalah 500 ml Wanita tidak hamil ini 15% EBV Wanita hamil ini 10% RBV Perdarahan rata-rata pada pembedahan Caecar adalah 1000 ml Wanita tidak hamil 30% EBV Wanita hamil 20% EBV 15% - 20% ibu yang hamil aterm trimester III pada posisi terlentang mengalami supine hypotension syndrome akibat penekanan vena cava inferior darah ke jantung curah jantung juga
2006 Sulistyono Supine Hypotension Syndrome Gejala : Hipotensi Mual/muntah Sesak nafas Gelisah Terapi : Dibaringkan miring kekiri atau pantat kanan diganjal agar tubuh miring 45 derajat, sehingga uterus tergeser lebih kekiri dan penekanan vena cava berkurang 2006 Sulistyono 2006 Sulistyono Sistem Syaraf Efek sedasi hormon progesteron obat anestesi harus dikurangi sampai batas minimal Blok sensoris lebih tinggi volume ruang epidural Sensitivitas syaraf perifer terhadap obat lokal anestesi 2006 Sulistyono Sistem urogenital Renal plasma flow GFR Tidur penekanan ureter fungsi ekskresi BUN dan creatinine 40-50% 2006 Sulistyono Sistem gastrointestinal Progesteron edema mukosa lambung, melemahkan spincter esofagus, motilitas usus , pengosongan lambung mual/muntah Cairan lambung pH Tekanan intrabadominal Mendelson Syndrome 2006 Sulistyono Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya aspirasi Pendorongan lambung oleh pembesaran rahim mengakibatkan pengosongan lambung yang lebih lambat. Produksi asam lambung meningkat. pH cairan lambung lebih asam. pH kurang dari 2,5 sangat merusak parenchym paru dan menyebabkan sindroma Mendelson 2006 Sulistyono Pencegahan Puasa saja tidak menjamin pengosongan lambung yang baik Penghisapan aktif berulang-ulang melalui pipa lambung ukuran besar (Fr. 18/20) Diberikan antasida Magnesium Trisilikat atau Natrium Sitrat 30 menit sebelum anestesia dimulai H2 blocker (cimetidine dan ranitidine) Suction yang kuat Intubasi cermat dan cepat Penekanan cricoid Ekstubasi sadar 2006 Sulistyono Obat dan tehnik anestesia Baik untuk ibu Baik untuk janin Tidak mempengaruhi kontraksi uterus 2006 Sulistyono Persiapan Anestesia Pada Ibu Hamil Persiapan ibu : Untuk mencegah aspirasi dan mengurangi akibat aspirasi : Pengosongan lambung. Netralisasi asam lambung. Mengurangi produksi asam lambung. Untuk menghindari terjadinya hipovolemia dilakukan : Pemasangan infus, cairan Ringer Laktat atau NaCl 0,9% 500 ml untuk cadangan seandainya terjadi perdarahan berlebihan selama pembedahan. Menyediakan darah. Untuk menghindari perdarahan setelah bayi lahir disiapkan obat untuk merangsang kontraksi otot rahim. Obat perangsang kontraksi otot rahim tidak dapat masuk ke uterus bila terjadi asfiksia, hipoksia atau kerusakan dari jaringan uterus. 2006 Sulistyono Persiapan Anestesia Pada Ibu Hamil Persiapan janin : Alat resusitasi bayi. Bayi lahir dengan operasi Caesar 5 - 10% lahir mengalami depresi nafas berat. Tempat menghangatkan bayi. 2006 Sulistyono Partus Normal Regional blok misalnya lumbal/caudal peridural Anestesia inhalasi misalnya campuran N2O dan O2 atau dengan trichloretylene Obat-obatan diberikan peroral atau parenteral depresi dari janin 2006 Sulistyono Operasi Caesar 1. Regional blok : blok subarachnoid dan blok peridural 2. Inhalasi Ketamine dengan dosis 0,5 1 mg/kg BB dilanjutkan dengan ether inhalasi dengan masker setelah bayi lahir. Dosis ulangan 0,5 mg/kg BB. Ketamine dengan dosis 0,5 1 mg/kg BB dan ditambahkan suksinil kholin 1 mg/kg BB dan dilakukan intubasi, dan setelah bayi lahir ether baru dilakukan. Pentothal dengan dosis 3 5 mg/kg BB ditambah suksinil kholin 1 mg/kg BB dilanjutkan dengan N2O/O2, setelah bayi lahir dilanjutkan dengan ether atau halothane. Chloretyl dan ether. Pembedahan dimulai setelah pasien tidak sadar. Pada saat kaki/kepala bayi sudah terpegang, ether dihentikan sementara sampai bayi keluar dan tali pusat dijepit. Selanjutnya ether diteruskan sampai selesai 2006 Sulistyono Penilaian Bayi Lahir dan Penanganannya Gejala Nilai 0 1 2 Detik jantung Negatif Kurang dari 100 Lebih dari 100 Nafas Negatif Tangis lemah Tangis keras Tonus otot (fleksi) Negatif + +++ Reflex response Negatif + +++ Warna kulit Biru pucat Tubuh merah ujung ektrimitas biru Merah 2006 Sulistyono Apgar Score 10 7 tidak mengalami depresi atau hanya depresi ringan 6 4 depresi sedang Pembersihan jalan nafas Penghangatan tubuh Rangsangan taktil pada telapak kaki Tambahan oksigen < 4 depresi berat Resusitasi nafas buatan dengan intubasi trakhea Pijat jantung.