Anda di halaman 1dari 62

BAB 3

ANALISIS PERUSAHAAN

3.1 Sejarah perusahaan
PT Indo Sari Abadi adalah perusahaan produsen wafer yang berpusat di
Tangerang, J awa Barat. Produk utama mereka yang bermerek Cigaro dapat
dijumpai di supermarket, toko-toko, dan pasar tradisional di seluruh pulau J awa. PT
Indo Sari Abadi (disingkat PT ISA) didirikan pada tanggal 24 Februari 2001 oleh
Bapak Anto dan Ibu Elly. Pada saat itu bentuk hukumnya baru merupakan home
industry bernama Indo Sari, dan perusahaan tersebut dibangun menggunakan modal
yang kecil. Dengan modal tersebut para pendiri membeli sebidang tanah, beberapa
mesin produksi, dan truk sebagai alat transportasi. Semua proses pengelolaan dan
pengambilan keputusan dilakukan sepenuhnya oleh pemilik, sementara produksi
dipercayakan kepada karyawan yang berjumlah sepuluh orang.
Indo Sari diubah status dan namanya dua kali, menjadi CV dan terakhir menjadi
PT Indo Sari Abadi pada tanggal 1 J uli 2005 jam 10.00 WIB. Akte notaris nomor 01
tersebut diresmikan di Tangerang oleh notaris Tubagus Kiemas, SH dan beratas
nama direktur Bapak Anto, serta dihadiri oleh saksi Yulia Fanni serta Desy Yunito.
Di tahun yang sama PT Indo Sari Abadi juga mendapatkan Surat Ijin Usaha
Perdagangan golongan Besar dengan nomor 03835/1.824.271. Pengukuhan sebagai
PT setelah hanya empat tahun beroperasi juga dapat dilihat sebagai salah satu bukti
kesuksesan perusahaan ini.
79

PT Indo Sari Abadi bergerak di bidang produksi makanan ringan. Bisnis mereka
diawali hanya dengan memproduksi satu jenis produk saja, yakni snack kerupuk.
Karena mengikuti perkembangan dan permintaan pasar terjadilah beberapa kali
pergantian jenis produk. Indo Sari pernah memproduksi varian snack kacang, chiki,
dan pada akhirnya Indo Sari memfokuskan diri untuk khusus memproduksi wafer
hingga saat ini. PT Indo Sari Abadi memproduksi wafer mulai dari tahun 2003 dan
setelah menunjukkan respon hasil penjualan yang baik dari pasar, pada saat itulah
perusahaan mulai berfokus penuh kepada bisnis wafer. Pada saat itu omset penjualan
wafer adalah 300 dus per hari.
Pangsa pasar PT Indo Sari Abadi pun mulai meluas. Pada awalnya Indo Sari
hanya melayani pengiriman lokal ke pasar-pasar tradisional dan toko kelontong di
daerah Tangerang, J akarta, dan sekitarnya. J umlah produk yang dikirimkan juga
hanya sedikit. Perlahan tapi pasti, produk Indo Sari mulai dipasarkan di kota lainnya
seperti Bandung, Bogor, Lampung, Solo, dan lain lain. Pada akhir 2007, cakupan
wilayah distribusi PT Indo Sari Abadi sudah mencakup semua kota-kota besar di
pulau J awa (J akarta, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya).
Produk PT Indo Sari Abadi juga dapat ditemui diluar pulau J awa seperti di Madura,
Bali, Makassar, Lampung, dan Medan.
Kesuksesan penjualan produk PT Indo Sari Abadi diikuti pula oleh penambahan
modal berupa ekspansi lahan pabrik, penambahan mesin, dan penambahan karyawan
untuk meningkatkan kapasitas produksi. Indo Sari juga mulai melakukan riset dan
mengeluarkan produk wafer dengan aneka bentuk dan rasa.
80

Moto PT Indo Sari Abadi adalah selalu berkembang, sehingga tidak tertutup
kemungkinan bahwa di masa depan PT Indo Sari Abadi akan memproduksi jenis
makanan ringan lainnya.

3.2 Visi dan Misi
Visi dari PT Indo Sari Abadi adalah:
Menjadi perusahaan makanan ringan terkemuka yang menjangkau dan dicintai
seluruh nusantara.
Misi dari PT Indo Sari Abadi adalah:
- Memenuhi kebutuhan konsumen akan produk makanan yang berkualitas dan
halal.
- Menjalin jaringan kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh
rekan bisnis.
- Melayani distribusi secara mandiri ke seluruh wilayah Indonesia.
- Menjadikan brand produk dan brand perusahaan dikenal luas oleh seluruh
masyarakat Indonesia.
Moto dari PT Indo Sari Abadi adalah Selalu berkembang.

3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan
Puncak dari struktur organisasi diduduki oleh Pimpinan yang sekaligus
merupakan pemilik / owner dari PT Indo Sari Abadi. Selanjutnya seluruh proses
operasional PT Indo Sari Abadi dipimpin oleh seorang General Manager yang
membawahi enam bagian, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Disertakan pula struktur organisasi bagian produksi yang dapat dilihat pada
81

Gambar 3.2. Struktur ini akan memberikan gambaran lebih jelas tentang proses
produksi yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi.
Tugas dan wewenang pada setiap jabatan di PT Indo Sari Abadi adalah sebagai
berikut:
1. Pimpinan
Tugas dan tanggung jawab Pimpinan adalah:
a. Bertugas untuk mengeluarkan keputusan yang bersifat strategis.
b. Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
c. Bertanggung jawab penuh atas segala resiko yang terjadi pada PT Indo Sari
Abadi.
d. Bertugas untuk mengawasi dan mengontrol pekerjaan General Manager.

Pimpinan
General Manager
Manajer
Pembelian
Manajer
Personalia
Manajer
Accounting
Manajer
Keuangan
Manajer
Penjualan
Manajer
Produksi
Kabag
Personalia
Kabag Gudang
Ka. Administrasi
Penjualan
Kabag
Marketing


Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT Indo Sari Abadi
Sumber: Manajer Produksi PT ISA, 2007

82

Kabag Gudang
Sparepart
Manajer Produksi
Pengawas
Pembelian
Kabag Wafer
Kabag
Wafer Stick
Kabag Packing
Kepala Divisi
ShiftA
Kepala Divisi
Shift B
Kepala Divisi
Shift A
Kepala Divisi
Shift B
Kepala Divisi
ShiftA
Kepala Divisi
ShiftB

Gambar 3.2: Struktur Organisasi Bagian Produksi
Sumber: Manajer Produksi PT ISA, 2007

2. General Manager
Tugas dan tanggung jawab General Manager adalah:
a. Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi, dan
mengambil keputusan atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masing-
masing fungsi pada PT Indo Sari Abadi.
b. Bertanggung jawab penuh atas seluruh proses operasional PT Indo Sari
Abadi.
c. Bertugas untuk memberikan laporan kinerja perusahaan kepada pimpinan.
d. Bertugas untuk membantu pimpinan dalam merumuskan keputusan strategis.
e. Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
3. Manajer Pembelian
Tugas dan tanggung jawab Manajer Pembelian adalah:
83

a. Bertugas untuk mencari pemasok yang dapat menyediakan bahan baku secara
tepat waktu dan tepat mutu dan dengan harga yang paling sesuai dengan
perusahaan.
b. Bertugas untuk mengontrol transaksi pembelian bahan baku dan bahan
pembantu.
c. Bertugas untuk melaporkan transaksi pembelian yang telah dilakukan kepada
General Manager.
4. Manajer Personalia
Tugas dan tanggung jawab Manajer Personalia adalah:
a. Bertugas untuk melakukan penerimaan dan pemberhentian pegawai.
b. Bertugas untuk melakukan pelatihan terhadap pegawai baru.
c. Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola seluruh permasalahan
yang berkaitan dengan kinerja karyawan.
5. Manajer Accounting
Tugas dan tanggung jawab Manajer Accounting adalah:
a. Bertugas untuk mengolah data akuntansi yang konsisten dengan sistem
pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.
b. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan
prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.
c. Bertanggung jawab atas kelayakan dan kelengkapan pemrosesan transaksi
keuangan perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan
prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.
84

e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi yang telah
ditetapkan secara keseluruhan oleh bagian Keuangan.
6. Manajer Keuangan
Tugas dan tanggung jawab bagian Keuangan adalah:
a. Bertugas untuk melakukan pembayaran kepada supplier.
b. Bertugas untuk menagih dan menerima pembayaran dari pelanggan.
c. Bertugas untuk menghitung, mengatur, serta memberikan upah atau gaji
kepada seluruh karyawan
d. Bertugas untuk merumuskan program pembelanjaan perusahaan, kebijakan
keuangan dan akuntansi serta mengusulkannya kepada General Manager.
e. Bertanggung jawab atas anggaran keuangan, realisasi dan pengawasannya.
7. Manajer Penjualan
Tugas dan tanggung jawab bagian Penjualan adalah:
a. Bertugas untuk menangani pesanan dari konsumen.
b. Bertugas untuk mengurus pengiriman pesanan kepada pelanggan sesuai
dengan faktur penjualan.
c. Bertugas untuk mengatur dan mengawasi kegiatan staff penjualan.
8. Kepala Administrasi Penjualan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Administrasi Penjualan adalah:
a. Bertugas untuk mencatat semua kegiatan penjualan mulai dari disetujuinya
penawaran sampai dengan barang dikirim.
b. Bertugas untuk membuat pelaporan dan dokumentasi atas transaksi penjualan
yang dilakukan.
85

9. Kepala Bagian Gudang
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Gudang adalah:
a. Bertugas untuk membuat daftar barang yang kurang atau yang telah habis.
b. Bertugas untuk menerima, menghitung, dan memeriksa kembali barang-
barang yang masuk dan keluar Gudang Bahan Baku (GBB) maupun Gudang
Barang J adi (GBJ ).
10. Manajer Marketing
Tugas dan tanggung jawab Manajer Marketing adalah:
a. Bertugas mengusulkan rencana strategi dan kebijakan pemasaran dengan
memperhatikan strategi dan kebijakan umum perusahaan.
b. Bertugas untuk mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan pemasaran
yang telah ditetapkan secara keseluruhan.
c. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran PT Indo Sari Abadi.
d. Bertanggung jawab memberikan pelaporan kepada General Manager
mengenai perkembangan pemasaran dan penjualan produk setiap periode.
11. Manajer Produksi
Tugas dan tanggung jawab Manajer Produksi adalah:
a. Bertanggung jawab penuh terhadap semua kelancaran kegiatan operasi
pabrik produksi.
b. Bertugas untuk membantu General Manager dalam menetapkan rencana,
strategi, dan kebijakan produksi dengan memperhatikan kapasitas produksi.
c. Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan
bagian pabrik secara keseluruhan sesuai dengan perencanaan produksi yang
telah ditetapkan.
86

3.4 Gambaran Umum Perusahaan
Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum bisnis PT Indo Sari Abadi beserta
elemen penggerak Supply Chain Management.

Produk PT Indo Sari Abadi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni wafer dan
wafer stick. Perbedaan hanyalah pada bentuk fisiknya, dimana wafer berbentuk
persegi dan terdiri dari tumpukan beberapa lembar adonan yang tipis, sedangkan
wafer stick berbentuk tabung berdiameter kecil dan berukuran panjang yang terbuat
dari adonan yang digulung.
Produk wafer dan wafer stick tersebut dibumbui dengan aneka rasa seperti
coklat, vanila, strawberry, keju, kopi, dan lain lain. Produk-produk PT Indo Sari
Abadi dikemas dalam plastik pembungkus untuk menjaga rasa dan kualitas. Produk
satuan ini kemudian akan dimasukkan ke dalam kotak berukuran kecil yang disebut
Inner Box, dimana setiap inner terdiri dari 24 batang wafer stick. Sejumlah enam
Inner Box kemudian akan dimasukkan ke dalam dus sebelum disimpan dalam
gudang untuk diedarkan. J angka waktu kadaluarsa untuk semua produk adalah satu
tahun.
Daftar produk PT Indo Sari Abadi selengkapnya per Desember 2007 dapat
dilihat pada Tabel 3.1. Merek Tik-Tok Cigaro merupakan produk unggulan PT
Indo Sari Abadi dan merek ini merupakan produk yang paling tinggi permintaan
pasarnya, sekitar 70% dari keseluruhan produksi PT Indo Sari Abadi.


87

Tabel 3.1: Lini produk PT Indo Sari Abadi
Sumber: Manajer Produksi PT ISA, 2008

Jenis Produk Merek Rasa Harga (per Des 2007)
Wafer Stick Cigaro Coklat, Strawberry, Kacang, Cappucino Rp.51.000,- / dus
Wafer Stick Me-ong Keju Rp.51.000,- / dus
Wafer Stick Pensilo Coklat Rp.51.000,- / dus
Wafer Stick Paw-paw Coklat Rp.29.000,- / dus
Wafer Stick Yoriko Coklat Rp.37.000,- / toples
Wafer Stick Tik-Tok Toples Coklat Rp.43.000,- / toples
Lolipop Stick Escado Coklat Rp.51.000,- / dus
Wafer Delino Coklat, Vanila, Coklat Mint Rp.51.000,- / dus
Wafer Osuka Coklat Rp.30.000,- / dus
Wafer Fancy Coklat Rp.30.000,- / dus
Wafer JoJo Coklat Rp.30.000,- / dus
Wafer Ogogo Coklat Rp.30.000,- / dus

Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk baru, ada beberapa
prosedur yang harus dijalankan. Setelah melalui proses panel dengan keputusan
akhir di tangan pemimpin perusahaan, sebelum suatu produk dapat diproduksi secara
massal dan dipasarkan haruslah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI.
Perwakilan PT Indo Sari Abadi akan mengirimkan contoh produk untuk dianalisis
kelayakan bahan dan komposisinya oleh Departemen Kesehatan RI. J awaban dari
proses permintaan ijin ini biasanya akan keluar setelah satu atau dua minggu.
Apabila ijin ditolak, maka produk tersebut tidak dapat beredar dan komposisinya
harus diperbaiki. Apabila ijin diterima, maka produk tersebut dinyatakan layak
dikonsumsi. Biasanya nomor ijin produk akan dicantumkan di label atau pak
pembungkus.
88

Harga produk bervariasi sesuai dengan jenis dan merek produknya, berkisar
antara Rp.30.000,- per dus hingga Rp. 51.000,- per dus (per Desember 2007). Bagi
langganan atau konsumen yang membeli dalam jumlah banyak biasanya dapat
melakukan negosiasi harga dengan bagian Penjualan. Range harga produk
terjangkau oleh masyarakat dari segala kalangan ekonomi, karena merupakan jenis
makanan ringan dan produk PT Indo Sari Abadi bukan merupakan makanan mewah.
Untuk daftar harga selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Promosi produk sepenuhnya ditangani oleh Divisi Marketing. PT Indo Sari
Abadi sangat terbuka mengenai ide-ide promosi baru, tidak jarang ide promosi yang
kreatif berasal dari hasil pemikiran karyawan. Strategi pemasaran yang telah
diterapkan oleh PT Indo Sari Abadi adalah sebagai berikut:
- Penjualan dalam bentuk paket. Pada waktu dan kondisi tertentu misalnya pada
hari-hari raya dan hari besar keagamaan, produk-produk akan dibundel dan dijual
dalam bentuk paket hari raya. Tampilan paket dibuat menarik dan sesuai dengan
tema event tersebut. Terkadang di dalam paket disertakan bonus berupa
aksesoris, pernak-pernik, voucher, kaos, dan lain lain.
- Membuka stand di arena Pekan Raya J akarta. PT Indo Sari Abadi turut menyewa
sebuah stand pada acaraJakarta Fair agar khalayak ramai menjadi semakin
aware terhadap merek Cigaro pada khususnya, dan image PT Indo Sari Abadi
pada umumnya.
- Pemberian sampel gratis. Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk
baru maka bagian Marketing akan mengirimkan sampel ke pelanggan dan
konsumen utama. Hal ini bertujuan untuk memasyarakatkan, menerima
kritik/saran, serta melihat bagaimana respon masyarakat terhadap produk baru.
89

Pemberian sampel juga dilakukan kepada masyarakat di tempat umum misalnya
seperti yang terakhir diadakan di Ancol, TMII, dan beberapa pusat perbelanjaan
lainnya.
- Pemberian diskon kepada depo, pelanggan (grosir), dan distributor yang membeli
produk dalam jumlah banyak dalam satu kali transaksi.
- Pemberian harga perkenalan, yaitu pemotongan harga untuk produk baru yang
dikeluarkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah penjualan dan sosialisasi
produk baru.
- Mengerahkan tenaga sales agen dan sales motoris untuk mempertahankan
pelanggan (grosir dan toko) yang telah ada sekaligus mencari pelanggan baru.

Penggerak Supply Chain Management
Berikut dijelaskan faktor-faktor yang menentukan kinerja SCM dalam
perusahaan, antara lain dalam hal persediaan, transportasi, fasilitas produksi dan
penyimpanan (pergudangan), serta pengelolaan informasi.

A. Persediaan
Agar produksi dapat berjalan dengan baik, di dalam rantai nilai PT Indo Sari
Abadi pastilah berhubungan dengan beberapa pemasok yang menyediakan bahan
baku. Adapun jenis-jenis pemasok PT Indo Sari Abadi meliputi:
- Pemasok bahan baku yakni bahan susu, coklat, terigu, gula, pewarna dan perasa.
- Pemasok barang jadi meliputi dus, toples, label, pak pembungkus, produk
promosi (pernak-pernik, topi, baju, aksesoris).
90

- Pemasok peralatan produksi yakni mesin produksi dan alat-alat berat perusahaan
beserta sparepart yang dibutuhkan.
B. Transportasi
PT Indo Sari Abadi mendistribusikan produk ke depo, distributor dan
supermarket yang berada di kota-kota besar. Dari titik tersebut barulah produk
diecerkan hingga tiba ke tangan konsumen akhir. Hingga saat ini wilayah distribusi
PT Indo Sari Abadi mencakup pulau J awa, Madura, Bali, sebagian Sumatra
(Lampung dan sekitarnya), Lombok (NTB) dan Sulawesi Selatan. Dalam waktu
dekat ini PT Indo Sari Abadi akan berfokus pada pangsa pasar di Sumatera,
khususnya wilayah Palembang dan Pekanbaru. Sementara itu untuk wilayah Timur,
penjualan akan lebih difokuskan ke Makassar. Tujuan distribusi produk selain ke
pasar tradisional, juga mencakup pasar modern/supermarket seperti Indogrosir dan
Indomart.
Dalam operasi sehari-hari PT Indo Sari Abadi menggunakan kendaraan armada
inventaris perusahaan (berupa angkutan darat) untuk distribusi barang ke depo-depo
dan konsumen yang tersebar luas. Inventaris armada pabrik perusahaan (per
Desember 2007) meliputi:
- 3 unit Nissan
- 1 unit truk Tronton
- 2 unit Colt Diesel
- 6 unit Double
- 3 unit Engkel
- 1 unit Fuso
91

Mayoritas armada perusahaan berstasiun di depo-depo yang telah ditentukan,
walaupun ada pula beberapa unit armada yang berstasiun di pabrik. Distribusi /
pengiriman barang dilakukan dengan proses yang terbalik, dimana armada di depo
menjemput barang ke pabrik, baru kemudian kembali ke depo.
PT Indo Sari Abadi juga mengadakan kerjasama dengan perusahaan ekspedisi /
pengiriman barang dan perusahaan pelayaran. Pada waktu-waktu tertentu perusahaan
menggunakan jasa ekspedisi apabila kapasitas armada telah penuh dan ada
pengiriman penting yang harus dilakukan.

C. Fasilitas
PT Indo Sari Abadi memiliki dua buah pabrik yang berlokasi di Tangerang dan
Surabaya. Hasil produksi dari pabrik akan disebarluaskan ke depo-depo yang
merupakan gudang tersebar sekaligus lini penjualan yang berhubungan secara
kontinu dengan pabrik. Pengecekan dan pengiriman produk dari pabrik menuju
depo-depo dilakukan secara harian untuk terus menjaga stok depo.
Kapasitas produksi pabrik PT Indo Sari Abadi yang berlokasi di Tangerang
tercatat mampu memproduksi sebanyak 450 ribu dus per bulan pada kinerja
maksimum, sedangkan pabrik cabang Surabaya mampu memproduksi sebanyak 250
ribu dus per bulan.
Terdapat tiga macam fasilitas penyimpanan milik PT Indo Sari Abadi, yakni:
- Gudang Bahan Baku (GBB), tempat penyimpanan bahan baku dan bahan
pendukung yang dibutuhkan untuk proses produksi.
- Gudang Barang J adi (GBJ ), tempat penyimpanan barang jadi yang merupakan
hasil dari proses produksi.
92

- Depo, merupakan gudang sekaligus lini penjualan yang tersebar di berbagai kota.
Lokasi depo yang tersebar dimaksudkan untuk memperluas cakupan distribusi
pada suatu daerah tertentu. Stok depo disesuaikan dengan tingkat permintaan dari
daerah lokasi depo tersebut. Lokasi depo tersebar di seluruh pulau J awa seperti
J akarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Bekasi, Semarang, Solo, Surabaya,
Malang, J ember, dan di beberapa kota kecil lainnya.
Pada Agustus 2007 PT ISA melakukan peresmian kantor baru serta ekspansi
pada pabrik yang berlokasi di Tangerang, bertujuan mengatasi banyaknya tingkat
permintaan sekaligus memperluas jaringan penjualan hingga seluruh nusantara.

D. Informasi
Pengelolaan informasi pada bagian Accounting, Keuangan, dan Penjualan sudah
terkomputerisasi namun sistem yang digunakan belum terintegrasi. Selain itu
pengelolaan informasi pada bagian Produksi dan Gudang masih dilakukan secara
manual (tulis tangan).

3.5 Kondisi lingkungan usaha dan persaingan industri menggunakan analisis
lima kekuatan porter (Porters Five Forces)
A. Ancaman pendatang baru
Ketika perusahaan dapat dengan mudah masuk ke dalam industri, maka tingkat
persaingan di dalam industri tersebut juga otomatis meningkat.
Dari segi birokrasi, proses pembuatan perizinan untuk membuka suatu
perusahaan baru di industri wafer tergolong mudah. Pemerintah mempermudah
93

akses bagi para investor serta entrepreneur lokal dan asing dengan cara memberikan
persyaratan yang mudah.
Adapun hambatan-hambatan terhadap masuknya pesaing baru antara lain:
1. Minimnya pengalaman perusahaan tentang industri wafer dan bagaimana cara
mengelola perusahaan produsen wafer yang baik.
2. Persyaratan modal yang besar (minimal harus mempunyai kepemilikan tanah,
bangunan pabrik, mesin produksi, armada pengiriman). Dikarenakan harus
memproduksi secara massal, hal ini membutuhkan investasi modal yang besar
dan berjangka panjang.
3. Membutuhkan pabrik sebagai pusat produksi, tentunya investasi modal dan
jumlah karyawan yang dibutuhkan juga besar. (home industry tidak termasuk
dalam kategori pesaing).
4. Membutuhkan jaringan distribusi yang memadai, baik dalam kota, antar kota,
dan antar propinsi.
5. Membutuhkan teknologi dan pengetahuan khusus seperti mesin-mesin produksi
khusus, laboratorium riset, pengetahuan dalam bidang resep wafer, dan lain lain.
6. Menentukan lokasi yang strategis. Hal ini menjadi pertimbangan karena
berhubungan erat dengan kondisi pasar dan target market yang dituju.
Namun terlepas dari banyaknya hambatan-hambatan yang ditemukan pada
industri wafer, ternyata banyak pula faktor-faktor lain yang mendukung para
usahawan dan investor untuk membangun perusahaan produsen wafer. Faktor utama
adalah karena pangsa pasar wafer yang begitu besar di Indonesia (menurut SWA
nilai pasarnya bisa mencapai lebih dari Rp 5 triliun), dimana pemain baru masih
mempunyai peluang untuk mendapatkan pangsa pasar. Ditambah lagi kemudahan
94

meniru produk dan tingkat diferensiasi produk yang rendah memberi banyak
kesempatan kepada pemain baru untuk berkembang. Selain itu pemerintah juga
memberi dukungan penuh bagi investor dan usahawan untuk membuka usaha yang
menyerap banyak tenaga kerja, seperti pada industri wafer. Birokrasi dalam industri
produksi wafer juga mudah diproses dan didapat, contohnya seperti pendaftaran ijin
usaha, pendaftaran lisensi produk, pendaftaran hak paten, dan lain lain.
Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ancaman
masuknya pendatang baru pada industri wafer terbilang sedang (moderate).

B. Ancaman produk substitusi
Produk substitusi dapat menjadi ancaman karena makin tingginya tingkat produk
substitusi, maka makin tinggi pula kecenderungan konsumen untuk beralih ke
produk lain apabila terjadi kenaikan harga. Produk lain yang dapat menjadi
pengganti wafer sangatlah banyak jenisnya, mulai dari jenis: snack, chiki, kacang,
popcorn, cokelat, keripik, dan lain lain. Konsumen tidak membutuhkan biaya
peralihan (switching cost) yang tinggi untuk beralih dari produk wafer ke produk
jenis lain, sehingga tingkat peralihan konsumen sangat tinggi dan dapat berubah-
ubah setiap waktu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat ancaman
produk substitusi terhadap industri wafer termasuk tinggi.

C. Daya tawar pemasok
Pemasok PT Indo Sari Abadi terdiri dari tiga jenis, yaitu pemasok bahan baku,
pemasok barang jadi, dan pemasok peralatan produksi. Pemasok bahan baku adalah
pihak-pihak yang telah mempunyai hubungan kerjasama yang erat dan telah
berlangsung cukup lama, dimana mereka menyediakan bahan baku yang dibutuhkan
95

untuk proses produksi perusahaan, meliputi produk susu, coklat, tepung, bumbu,
pewarna, zat kimiawi, minyak, zat perasa, dan lain lain. Pemasok barang jadi
merupakan pihak yang memasok barang jadi yang digunakan perusahaan untuk
proses packing dan proses pendukung lain. Produk-produk tersebut meliputi dus,
plastik packing, toples, label, stiker, pak pembungkus, dan produk promosi seperti
pernak pernik topi, baju, serta aksesoris lainnya. Pemasok peralatan produksi adalah
pihak yang menyediakan mesin-mesin, alat berat, dan bagian mesin (sparepart) yang
dibutuhkan oleh PT Indo Sari Abadi dalam menjalankan proses produksinya.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pemasok
cenderung lemah. Pemasok bahan jadi PT Indo Sari Abadi dapat digantikan dengan
pemasok lainnya tanpa kesulitan dan biaya yang besar dalam penggantian, karena
pemasok-pemasok yang sama jenisnya banyak sekali dan mempunyai kualitas dan
biaya yang hampir sama. Karena hal tersebutlah pemasok-pemasok lebih bergantung
terhadap perusahaan dan mengharapkan hubungan kerjasama yang berkelanjutan.
Hal yang sama juga terjadi pada pemasok bahan baku PT Indo Sari Abadi, dimana
terdapat substitusi bagi bahan baku PT Indo Sari Abadi apabila sewaktu-waktu
pemasok langganan tidak mampu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan.

D. Daya tawar pembeli
Pihak yang merupakan pembeli dari PT Indo Sari Abadi kebanyakan adalah
toko-toko, supermarket, agen, dan distributor yang akan menjual kembali produk
wafer kepada konsumen akhir. Karena kebanyakan dari pembeli melakukan
transaksi dengan jumlah banyak yang berarti sensitifitas harga tinggi, maka biasanya
terjadi negosiasi antara PT Indo Sari Abadi dengan pihak pembeli yang membahas
96

perihal pembelian ataupun kerjasama bisnis. Dalam tahap negosiasi biasanya dibahas
tentang harga produk, layanan purnajual yang diberikan, kontrak kerja, dan lain lain.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pembeli
cenderung tinggi. Pembeli PT Indo Sari Abadi yang mayoritas adalah distributor
atau reseller telah memiliki jaringan penjualan yang kuat sehingga setiap transaksi
yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi sangat bernilai tinggi dan mempunyai
pengaruh yang cukup signifikan dalam grafik penjualan. Faktor lain yang
memperkuat alasan ini adalah karena pembeli memiliki banyak pilihan untuk
berganti ke perusahaan lain selain PT Indo Sari Abadi untuk membeli produk yang
serupa baik dalam hal model maupun harga (switching cost rendah).

E. Intensitas persaingan perusahaan dalam industri
Pemain besar dalam industri wafer adalah perusahaan yang sudah lama
berkecimpung dalam industri makanan ringan, terdiri dari perusahaan lokal dan
perusahaan multinasional. Perusahaan yang termasuk di kategori ini mempunyai
modal dan omset yang besar, didukung oleh jaringan distribusi yang luas hingga
seluruh nusantara, serta brand image yang sudah terkenal di mata masyarakat.
Berikut ini adalah daftar pemain besar dalam industri wafer (sumber: majalah SWA):
- Nabisco (Oreo Wafer)
- Orang Tua Group (Wafer Tango)
- Mayora (Wafer Beng-Beng, Roma, Astor)
- Khong Guan (Wafer Khong Guan)
- Monde Nissin (Wafer Nissin)
- Arnotts (Wafer Good Time, Tim-Tam, Twister)
97

- GarudaFood (Gery Wafer, Gery Chocolatos)
- General Food Industries (Selamat Biscuit & Wafer)
PT Indo Sari Abadi tidak termasuk dalam jajaran pemain besar ini, karena
perusahaan belum mempunyai brand image yang kuat dan distribusinya belum
meliputi seluruh nusantara. Saat ini PT Indo Sari Abadi belum mampu bersaing
dengan brand image para pemain besar.
Pemain menengah dalam industri wafer adalah perusahaan yang telah memiliki
ijin usaha dengan modal yang tidak terlalu besar dan jaringan distribusi yang hanya
menjangkau daerah regional, tidak seluas pemain besar. Perusahaan yang termasuk
di kategori ini biasanya pendatang baru dan jangkauan distribusinya terbatas,
misalnya hanya pada beberapa kota atau satu pulau. Berikut adalah daftar pemain
menengah dalam industri wafer:
- Apollo
- Cigar Duo (SJ U J atim)
- Wafer Kita
- Danza Wafer Cream
- Wafer Momogi
PT Indo Sari Abadi termasuk dalam kategori pemain menengah, karena cocok
dengan kriteria yang disebutkan diatas (distribusi terbatas, modal menengah). Karena
jumlah pemain menengah masih termasuk sedikit, maka iklim persaingan masih
sehat dimana persaingan yang terjadi tidak terlalu ketat.
Pemain kecil dalam industri wafer meliputi home industry yang memiliki modal
kecil, jumlah karyawan yang masih sedikit, dan hanya mendistribusikan produknya
98

pada pasar lokal, dan produksinya masih menggunakan alat sederhana atau
keterampilan tangan.

Hasil Analisis Industri Porter
Setelah menganalisis kelima elemen dari Porters Five Forces maka dapat
disimpulkan bahwa iklim perindustrian wafer Indonesia berada dalam kondisi yang
sehat dan mempunyai masa depan yang cerah. Industri wafer memiliki konsumen
yang berasal dari segala jenis umur dan dari semua tingkat pendapatan (rendah,
menengah, tinggi). Tingkat penerimaan masyarakat terhadap wafer hampir 100%
baik di perkotaan maupun pedesaan, sehingga dapat diperkirakan bahwa pangsa
pasar total untuk industri wafer Indonesia sebesar 230 juta jiwa. Terdiri oleh banyak
perusahaan besar, menengah, dan kecil serta jaringan suplai yang melimpah, industri
wafer tidak mengalami kesulitan berarti untuk berkembang di Indonesia.
Posisi PT Indo Sari Abadi berada dalam industri wafer kategori menengah, yakni
kategori perusahaan yang memiliki modal menengah (500 juta hingga 2 milyar
rupiah) dan distribusinya telah meluas ke beberapa daerah, walaupun belum meliputi
keseluruhan Indonesia. Gambar 3.3 menggambarkan kondisi persaingan industri
wafer menggunakan analisis Porter.

99

Per saingan di industr i sejenis
(Kuat )
Nabisco
Orang Tua Group
GarudaFood
Mayora
Delfi
Arnott's
Apollo
Cigar Duo
Momogi
Ancaman pendat ang baru
(Sedang)
SJ U J atim
Ancaman pr oduk subst it usi
(Kuat )
Cokelat
Biskuit
Chiki
Kacang
Pop Corn
Keripik
Daya t awar pembeli
(Kuat )
Supermarket
Agen
Distributor
Reseller
Toko
Daya t awar pemasok
(Lemah)
Minyak
Tepung
Pewarna
Bumbu
Dus
Plastik packing
Toples
Karton Box
Aksesoris promosi


Gambar 3.3: Kondisi industri wafer digambarkan dengan Analisis Porter

3.6 Analisis Value Chain
Untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, diperlukan analisis nilai
dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk melakukan analisis dari
proses bisnis PT Indo Sari Abadi digunakan metode Value Chain Analysis, karena
metode ini tepat digunakan di perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur
100

Support Activities

Infrastructure
Human Resource Management
Product and Technology Development
Procurement
Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Sales & Marketing Servicing
- Menjaga stabilitas
stok bahan baku
perusahaan agar
selalu tersedia
untuk kebutuhan
produksi.
- Menjaga jumlah
stok produk yang
tersedia di Gudang
Barang Jadi (GBJ).
- Memastikan
bahwa produk tiba
di pihak konsumen
dengan tepat waktu
dan dalam kondisi
yang berkualitas
baik.
- Menjaga dan
memperluas
jaringan penjualan
dan pemasaran
produk.
- Memastikan nilai
kepuasan konsumen
pasca-penjualan tetap
terjaga dengan baik.


- Memastikan
bahan baku yang
diterima sesuai
dengan standar
harga dan kualitas
perusahaan dan
berada dalam
kondisi yang baik.
- Mengubah bahan
baku menjadi
produk berkualitas
yang sesuai dengan
standar perusahaan
dan bernilai tinggi
bagi konsumen.
- Manajemen
inventaris barang
dalam fasilitas
penyimpanan agar
proses docking dan
bongkar muat
barang menjadi
efisien (hemat
waktu dan tepat
guna)
- Perusahaan lebih
responsif terhadap
pergerakan pasar
sehingga
perusahaan dapat
menentukan
kebijakan yang
sesuai.
- Memenuhi komitmen
perusahaan dalam hal
penggantian
pengembalian barang
yang
rusak/cacat/kadaluarsa.






Primary Activities
Gambar 3.4: Value Chain PT Indo Sari Abadi
101
yang distribusi produksinya meliputi wilayah yang sangat luas seperti PT Indo
Sari Abadi. Gambar value chain PT Indo Sari Abadi dapat ditemukan pada Gambar
3.4.

3.6.1 Inbound Logistics
A. Prosedur pemesanan bahan baku
Tujuan daripada prosedur ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
perusahaan. Pemesanan bahan baku penting dilakukan untuk menjaga aliran masuk
stok bahan baku agar selalu tersedia. Hal ini penting dilakukan karena tanpa adanya
bahan baku maka tak akan ada produk yang dihasilkan.
Urutan prosedur pemesanan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Dicapai kata
sepakat?
End
Tidak
Ya
Start
Memesan
barang
kepada
Supplier
Negosiasi
harga dan
persyaratan
Membuat
surat
pemesanan

Gambar 3.5: Flow chart pemesanan bahan baku

102
1. Bagian pembelian akan menghubungi supplier melalui telepon atau fax untuk
mengajukan permintaan pemesanan.
2. Supplier kemudian akan merespon permintaan dari bagian pembelian tersebut
dengan cara presentasi. Presentasi dapat dilakukan via telepon atau tatap muka.
Biasanya pihak supplier akan mengadakan pertemuan dengan bagian
Pembelian.
3. Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi dan dicapai kata sepakat,
barulah bagian pembelian mengeluarkan surat pemesanan yang resmi. Dalam
proses ini juga bisa terjadi penandatanganan kontrak kerja, sesuai dengan hasil
negosiasi.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Menjaga stabilitas stok bahan baku perusahaan agar selalu tersedia untuk
kebutuhan produksi.
- Memastikan bahan baku yang dipesan memenuhi standar harga dan kualitas yang
disyaratkan oleh perusahaan.

B. Prosedur penerimaan bahan baku
Prosedur ini merupakan kelanjutan dari prosedur A (pemesanan bahan baku).
Prosedur penerimaan bahan baku merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam melengkapi transaksi dengan supplier sekaligus mengklaim bahan baku yang
telah dipesan sebelumnya.
Urutan prosedur penerimaan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.6.

103
penerimaan
lengkap?
Kondisi barang
baik dan sesuai
pesanan?
Start
End
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Lakukan
proses retur
bahan baku
Supplier
mengirimkan
bahan baku
Diterima oleh
bagian
Gudang
Bahan Baku
Diperiksa
oleh Quality
Assurance
Barang
disimpan
dalam GBB
Gambar 3.6: Flow chart penerimaan bahan baku

1. Armada dari pihak supplier akan tiba dan langsung menuju Gudang Bahan Baku
(GBB) dimana akan dilakukan proses penyimpanan bahan baku ke GBB. Selain
itu pihak pengirim akan memberikan faktur dan surat jalan yang akan
ditandatangani oleh kepala gudang.
2. Bersamaan dengan proses penerimaan bahan baku, pihak QA akan mencocokkan
jumlah bahan baku dengan surat jalan, dan memeriksa bahan baku secara
seksama.
104
3. Setelah pemeriksaan QA selesai akan dibuat laporan baik secara lisan maupun
tertulis kepada kepala gudang.
4. Kepala gudang kemudian menandatangani surat jalan dan rangkap pertama
disimpan sebagai bukti, dilanjutkan dengan menyerahkan surat jalan rangkap
kedua ke pihak pengirim. Berdasarkan laporan QA, kepala gudang juga berhak
untuk mengembalikan (retur) bahan baku yang rusak atau yang tidak sesuai
dengan pesanan.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Menerima pengiriman bahan baku dari supplier.
- Melakukan penyaringan untuk memastikan bahan baku yang diterima sesuai
dengan pesanan perusahaan dan berada dalam kondisi yang baik.
- Melakukan retur terhadap bahan baku yang tidak memenuhi syarat.

3.6.2 Operations
A. Prosedur Peramalan Produksi (PPIC)
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan kesiapan semua elemen yang
dibutuhkan untuk memulai prosedur produksi, dimulai dari kebutuhan dari bagian
penjualan, kecukupan bahan baku yang ada, kesiapan mesin produksi beserta
karyawannya, dan lain sebagainya.
Urutan prosedur peramalan produksi dapat dilihat pada Gambar 3.7.

105
Stok tersedia?
End
Start
Ya
Tidak
Bagian
penjualan
mengeluarka
n Surat
Permintaan
Produksi
Cek stok
bahan baku
ke GBB
Mulai proses
produksi
Bag.
Pembelian
melakukan
proses
pemesanan
bahan baku
GBB
mengeluarka
n Surat
Permintaan
Penambahan
Bahan Baku

Gambar 3.7: Flow chart prosedur peramalan produksi (PPIC)

1. Bagian produksi akan melaksanakan aktivitas sesuai dengan surat permintaan
produksi yang dikeluarkan oleh bagian penjualan. Tidak jarang bagian penjualan
juga mengikutsertakan daftar pesanan konsumen untuk mempermudah bagian
produksi dalam melakukan peramalan produksi pada periode tersebut.
106
2. Bagian produksi juga membutuhkan informasi tentang jumlah bahan baku yang
tersedia dengan cara meminta laporan atau mengecek ke bagian GBB (Gudang
Bahan Baku).
3. Laporan stok bahan baku akan diberikan oleh bagian GBB beserta informasi lain
yang terkait, misalnya jadwal pengiriman bahan baku berikutnya, kualitas bahan
baku, dan lain lain.
4. Bagian produksi akan mengeluarkan surat permintaan penambahan bahan baku.
Apabila stok bahan baku dirasa kurang atau tidak memenuhi kebutuhan produksi,
maka bagian produksi akan memastikan bahwa GBB melakukan pemesanan
ulang.
5. Bagian GBB menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi dan
mencocokkannya dengan stok yang tersedia di GBB. Bila stok tidak mencukupi
maka GBB akan membuat surat permintaan pembelian bahan baku yang
ditujukan kepada bagian pembelian.
6. Bagian pembelian akan memesan bahan baku ke supplier .
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Menjaga jumlah stok produk minimum yang tersedia di Gudang Barang J adi
(GBJ ).
- Memenuhi permintaan produksi konsumen yang diminta oleh bagian penjualan.
- Memastikan kelancaran arus bahan baku dan prosedur produksi.

B. Prosedur persiapan perlengkapan mesin
Prosedur ini merupakan pra atau persiapan dari prosedur produksi, dan hanya
timbul apabila persediaan sparepart tidak mencukupi. Tujuan dari prosedur ini
107
adalah untuk menyiapkan komponen-komponen mesin yang dibutuhkan untuk
prosedur produksi.
Urutan dari prosedur persiapan perlengkapan mesin (ada stok) dapat dilihat pada
Gambar 3.8.

Sparepart
tersedi a?
Ya
Tidak
Start
End
Melepas
komponen
mesin yang
rusak
Kabag
Gudang
mengeluarka
n Surat
Permi ntaan
Barang
Memesan/
membeli
sparepart
PO disahkan
oleh Kabag
Produksi
Bagi an
Pembelian
membuat PO
Ganti dengan
komponen
baru
Buat surat
l aporan
penggantian
komponen

Gambar 3.8: Flow chart prosedur persiapan perlengkapan mesin

1. Operator mesin akan melepaskan komponen yang akan diganti dari mesin,
kemudian komponen tersebut akan diserahkan ke gudang sparepart untuk
disimpan. Operator turut menyerahkan surat permintaan komponen. Apabila stok
sparepart tersedia, maka langsung dijalankan tahap 8.
2. Karena stok sparepart di gudang tidak mencukupi, maka pihak gudang sparepart
akan mengeluarkan surat permintaan barang (SPB) kepada pengawas pembelian.
108
3. Bagian pengawas pembelian membuat purchase order dan diserahkan kepada
kepala produksi untuk mendapatkan persetujuan.
4. Kepala produksi menandatangani purchase order dan diberikan kembali kepada
pengawas pembelian.
5. Pengawas pembelian mengeluarkan purchase order yang ditujukan kepada toko
atau supplier sparepart. Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya
cukup menelpon untuk melakukan pemesanan sparepart.
6. Toko atau supplier akan mengirimkan sparepart beserta tanda terima dan surat
jalan bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian
akan dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5).
7. Pengawas pembelian akan memberikan sparepart dan tanda terima kepada
bagian gudang, kemudian tanda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart
dan dikembalikan kepada pengawas pembelian (ditunjukkan pada tahap 2).
8. Operator mesin akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart,
beserta satu rangkap SPB yang telah ditandatangani.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Menyiapkan mesin untuk beroperasi
- Menjaga kualitas mesin dan komponen
- Melakukan pembelian sparepart untuk kebutuhan produksi

C. Prosedur produksi / pembuatan produk
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengolah bahan baku menjadi barang
setengah jadi yang siap untuk dikonsumsi namun belum siap untuk dipasarkan.
Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.9.
109
1. Kepala produksi mengeluarkan SPB (Surat Permintaan Bahan baku) rangkap
dua yang ditujukan kepada GBB (Gudang Bahan Baku).
2. Bahan baku dikirimkan dari GBB ke bagian produksi, langsung ke ruangan Lab
dimana bahan baku akan ditimbang dan ditakar sesuai dengan komposisi produk.
3. Bersamaan dengan pengiriman bahan baku dilakukan pula pengiriman SPB yang
telah ditandatangani oleh kepala gudang. SPB ini akan diberikan kepada kepala
produksi.
4. Bahan baku yang telah ditimbang dan ditakar di ruangan Lab akan diteruskan ke
mesin-mesin produksi untuk diolah lebih lanjut.
Bahan baku
tersedia?
Tidak
Ya
Start
End
Bahan baku
di ki ri mke
pabri k
Proses
produksi
Proses
packi ng
Kepala
Produksi
mengeluarka
n Surat
Permi ntaan
Bahan Baku

Gambar 3.9: Flow chart prosedur produksi

5. Proses pengolahan dari mesin akan menghasilkan produk setengah jadi, yakni
sudah dalam bentuk wafer atau wafer stick. Produk setengah jadi ini kemudian
akan diteruskan ke bagian produksi lainnya yakni bagian Packing untuk dikemas
menjadi produk jadi.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Mengubah bahan baku menjadi bahan setengah jadi.
110
- Menjaga ketelitian serta kecermatan takaran atau komposisi produk.
- Menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar produksi

D. Prosedur pengecekan kualitas produk
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjaga kualitas produk sesuai dengan
standar yang ditetapkan perusahaan.
Urutan prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.
1. Operator dari setiap mesin produksi akan memberikan tester kepada kepala shift
secara berkala untuk diperiksa kualitas produknya.
Kualitas baik?
Tidak
Ya
Start
End
Mengambil
sampel
produk dari
beberapa
mesin
Lanjutkan
proses
produksi
Ulangi proses
produksi

Gambar 3.10: Flow chart prosedur pengecekan kualitas produk

2. Kepala shift akan memberikan hasil test atau komentar terhadap setiap mesin.
Apabila hasil test baik maka produksi dapat segera dilanjutkan, namun apabila
111
hasil test kurang memuaskan maka akan diambil tindakan yang tepat tergantung
kasus yang dihadapi.
3. Kepala shift akan membuat laporan pengecekan kualitas produk per shift secara
harian dan diserahkan kepada kepala bagian.
4. Kepala bagian akan membuat laporan pengecekan kualitas produk secara harian
dan diserahkan kepada kepala produksi untuk proses review ulang.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Menjaga kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diterapkan
perusahaan.
- Sebagai acuan untuk mengetahui berapa besar tingkat efisiensi dan produktivitas
bagian produksi, yang ditandai dengan banyaknya jumlah produk rusak / BS.

E. Prosedur pengemasan produk
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengubah barang setengah jadi yang
dihasilkan oleh prosedur D (prosedur produksi) menjadi produk jadi yang telah
dibungkus dan siap dipasarkan.
Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Start End
Simpan
barang ke
GBJ
Kepala shift
mengeluarka
n surat
permintaan
bahan baku
Bahan baku
dikirim dari
GBB ke
pabrik
Proses
packing

Gambar 3.11: Flow chart prosedur pengemasan produk
112

1. Sebelum karyawan dapat mulai mengemas produk, pertama-tama kepala shift
akan mengeluarkan Surat Permintaan Bahan baku (SPB) untuk meminta bahan
baku pengemasan berupa plastik, karton, dan lain lain dari Gudang Bahan Baku
(GBB).
2. Surat Permintaan Bahan Baku (SPB) yang disetujui akan dikembalikan kepada
kepala shift bersamaan dengan pengiriman bahan baku.
3. Bahan baku yang dibutuhkan akan dikirimkan dari GBB dan diserahkan kepada
karyawan packing.
4. Kemudian dimulailah proses packing atau pembungkusan produk setengah jadi
yang berasal dari mesin produksi.
5. Hasil packing yang berupa produk jadi akan dipindahkan ke GBJ .
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Mengubah produk setengah jadi menjadi produk jadi yang siap untuk
didistribusikan.

F. Prosedur perawatan dan perbaikan mesin
Tujuan dari proses ini adalah untuk merawat dan memperbaiki mesin yang akan
digunakan dalam proses produksi. Urutan dapat dilihat di Gambar 3.12.
1. Teknisi akan memberikan komponen lama dan surat permintaan komponen
kepada gudang sparepart. Apabila stok komponen di gudang tersedia, maka
langsung dijalankan tahap 8.
2. Karena di gudang tidak ada stok komponen, maka pihak gudang akan membuat
Surat Permintaan Barang kepada pengawas pembelian.
113
3. Bagian pengawas pembelian akan membuat sebuah PO yang harus
ditandatangani oleh kepala produksi.
4. PO yang ditandatangani akan dikembalikan kepada pengawas pembelian.
5. Pengawas pembelian mengeluarkan PO yang ditujukan kepada toko atau supplier
sparepart. Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya cukup menelpon
untuk melakukan pemesanan sparepart.
6. Toko / Supplier akan mengirimkan sparepart beserta tanda terima dan surat jalan
bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian akan
dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5).
7. Pengawas pembelian akan memberikan sparepart dan tanda terima kepada
bagian gudang, kemudian tanda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart
dan dikembalikan kepada pengawas pembelian.
Start
End
Melepas
komponen
mesinyang
rusak
Memasang
komponen
mesin baru
Memesan/
membeli
sparepart
PO disahkan
olehKabag
Produksi
Bagian
Pembelian
membuat PO
Kabag
gudang
mengeluarka
n surat
permintaan
barang

Gambar 3.12: Flow chart prosedur perawatan dan perbaikan mesin

8. Teknisi akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart, beserta satu
rangkap SPB.
Value atau nilai yang dihasilkan:
- Memastikan mesin tetap beroperasi dengan baik
- Memastikan prosedur produksi berjalan dengan baik
114
- Memastikan bahwa sparepart yang dibutuhkan untuk proses perbaikan tersedia

3.6.3 Outbound Logistics
A. Prosedur pemindahan barang ke gudang
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memindahkan barang jadi dari pabrik
produksi ke tempat penyimpanan produk yakni Gudang Barang J adi (GBJ ) untuk
kemudahan penyusunan, penyimpanan, dan akses distribusi.
Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Start End
Simpan
barang ke
GBJ
Buat surat
pengiriman
barang

Gambar 3.13: Flow chart prosedur pemindahan barang ke gudang

1. Barang yang telah selesai melakukan proses packing akan disimpan ke dalam
GBJ , dan dalam setiap arus produksi akan dibuat Surat Pengiriman Barang
(SPB).
2. Setelah pemindahan barang ke gudang selesai, SPB akan ditandatangani oleh
kepala gudang.
3. Bagian packing akan menyerahkan SPB yang telah ditandatangani kepada
Kepala Shift (produksi).
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Melakukan inventarisasi (mengorganisir) barang jadi ke dalam fasilitas
penyimpanan.
- Menjaga kondisi serta kualitas produk jadi.
115
- Mempermudah proses docking dan bongkar muat barang.

B. Prosedur pengiriman barang
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memenuhi kewajiban perusahaan dalam
mengirimkan barang yang telah dipesan hingga diterima oleh konsumen. Urutan dari
prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Start
End
Mengirimkan
barang ke
tujuan
(supplier)
GBB
menerima
surat jalan
yang telah
ditandatanga
ni
Bagian
penjualan
memberikan
Sales Order
kepada GBJ

Gambar 3.14: Flow chart prosedur pengiriman barang

1. Bagian penjualan akan mengeluarkan Sales Order kepada GBB.
2. Kemudian barang akan diangkut ke armada dan dikirim ke gudang konsumen.
Beserta itu disertakan pula surat jalan rangkap dua.
3. Setelah transaksi, surat jalan rangkap pertama dan Sales Order yang telah
ditandatangani akan diterima oleh bagian GBB.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Memastikan bahwa produk jadi tiba di pihak konsumen tepat waktu dan dalam
kondisi baik.

116
3.6.4 Sales and Marketing
A. Prosedur penerimaan pesanan
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk melakukan negosiasi dengan konsumen,
kemudian melakukan pencatatan atas pesanan yang dilakukan oleh konsumen.
Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Dicapai kata
sepakat?
End
Tidak
Ya
Start
Konsumen
mengajukan
pemesanan
Bagian
Penjualan
melakukan
presentasi
Konsumen
mengajukan
surat
pemesanan
resmi

Gambar 3.15: Flow chart prosedur penerimaan pesanan

1. Konsumen akan menghubungi bagian penjualan melalui telepon/fax untuk
mengajukan permintaan pemesanan.
2. Bagian penjualan kemudian akan merespon permintaan dari konsumen tersebut
dengan cara presentasi. Presentasi dapat dilakukan via telepon atau tatap muka,
biasanya pihak bagian penjualan akan mengadakan pertemuan dengan
konsumen.
117
3. Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi dan dicapai kata sepakat, barulah
konsumen mengeluarkan surat pemesanan yang resmi. Dalam proses ini juga
bisa terjadi penandatanganan kontrak kerja, sesuai dengan hasil negosiasi.
4. Bagian penjualan akan mengecek stok produk yang ada di GBJ (Gudang Barang
J adi), apabila stok barang mencukupi akan segera dilakukan prosedur pengiriman
barang, apabila stok barang tidak mencukupi maka bagian penjualan akan
membuat surat permintaan produksi.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Memastikan kesepakatan antara perusahaan dan konsumen dalam hal harga,
waktu, dan kualitas produk.
- Membuat kontrak kerja.
- Mencatat pesanan konsumen.

B. Prosedur pengecekan stok produk
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengetahui jumlah suplai produk jadi
yang ada di dalam Gudang Barang J adi (GBJ ) perusahaan yang tersedia untuk dijual
atau dipasarkan. Stok yang ada mencukupi sehingga setelah selesai melakukan
pengecekan stok langsung dilakukan pengiriman barang.
Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.16.
118
Ada stok?
Ya
Tidak
End
Start
Melakukan
proses
pengiriman
barang
Bagian
Penjualan
mengeluarka
n Surat
Permintaan
Produksi
(SPP)
Bagian
Penjualan
mengecek
stok produk

Gambar 3.16: Flow chart prosedur pengecekan stok produk

1. Bagian penjualan akan mengecek stok produk jadi yang terdapat di GBJ (Gudang
Barang J adi).
2. GBJ akan memberikan laporan stok produk kepada bagian penjualan, dalam hal
ini stok produk yang ada di dalam gudang mencukupi untuk dilakukan prosedur
pengiriman barang.
3. Bagian penjualan akan mengeluarkan Sales Order, dan segera dilakukan
prosedur pengiriman barang ke konsumen.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Mengetahui secara pasti jumlah produk yang tersedia untuk dipasarkan.
- Sebagai sumber informasi yang diperlukan oleh bagian penjualan.
- Sebagai acuan untuk melakukan proses pengiriman barang.
119
1. Apabila stok produk yang ada di dalam gudang tidak mencukupi untuk dilakukan
prosedur pengiriman barang, maka bagian penjualan akan mengeluarkan surat
permintaan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Mengetahui secara pasti jumlah produk yang tersedia untuk dipasarkan
- Sebagai sumber informasi oleh bagian penjualan dan produksi
- Sebagai acuan untuk melakukan proses peramalan produksi.

C. Prosedur penawaran produk
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan nilai tambah kepada operasi
perusahaan berupa pemberian informasi produk kepada pelanggan. Pelanggan akan
selalu menerima informasi terbaru tentang produk perusahaan, selain itu prosedur ini
juga berguna untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Urutan dapat dilihat
pada Gambar 3.17.
Respon
konsumen?
End
Bagus
J elek
Start
Bagian
Marketing
melakukan
penawaran
produk
Lakukan
proses
Penerimaan
Pesanan

Gambar 3.17: Flow chart prosedur penawaran produk
120


1. Bagian marketing akan menghubungi konsumen melalui tatap muka, telepon,
fax, maupun email untuk memberikan penawaran produk. Dapat pula terjadi
negosiasi antara kedua belah pihak.
2. Konsumen akan memberikan respon atas upaya penawaran yang dilakukan
bagian marketing.
Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:
- Membuka peluang pembelian baru dan memperluas jaringan penjualan
- Menjaga hubungan baik dengan konsumen

D. Prosedur peramalan penjualan (analisis pasar, riset pasar)
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memantau situasi pasar dan menentukan
strategi penjualan yang tepat. Urutan dapat dilihat pada Gambar 3.18.
End
Start
Menerima
Laporan
Menerima
feedback
Laksanakan
riset pasar

Gambar 3.18: Flow chart prosedur peramalan penjualan

121
1. Pihak marketing akan menerima laporan secara berkala dari bagian penjualan
untuk mengetahui informasi penjualan produk secara internal.
2. Bagian marketing juga akan melaksanakan riset pasar dengan target utama
konsumen mereka, baik itu dari sisi agen, distributor, hingga konsumen akhir.
3. Feedback dapat berupa kritik atau saran langsung dari konsumen, atau dapat pula
berupa respon dari riset yang dilakukan bagian marketing.
4. Selain dari sumber internal dan konsumen, bagian marketing juga dapat
menerima feedback dari berbagai sumber tentang informasi penjualan.
Value atau nilai yang dihasilkan:
- Mengetahui performa perusahaan dalam industri wafer
- Responsif terhadap ancaman atau peluang yang ada di pasar

E. Prosedur pengontrolan stok depo
Stok depo
mencukupi?
Start
End
Tidak
Ya
Mengirim
laporan
penjualan
harian
dari depo
Bagian
penjualan
mengirimkan
stok barang
ke depo

Gambar 3.19: Flow chart prosedur pengontrolan stok depo

122
1. Laporan penjualan dan Laporan stok barang dibuat secara harian oleh depo, dan
dikirimkan langsung beserta Surat Permintaan Barang (SPB) jika diperlukan.
2. Bagian penjualan yang kemudian menyaring informasi yang masuk dari laporan-
laporan tersebut dan mengeluarkan Surat Pengiriman Barang (SPB) ke Gudang
Barang J adi (GBJ ).
3. Pihak GBJ akan mengirimkan barang beserta SPB ke depo yang bersangkutan,
dan SPB tersebut akan ditandatangani oleh kepala depo dan dikembalikan ke
bagian penjualan.
Value atau nilai yang dihasilkan:
- Menjaga agar stok produk di masing-masing depo tercukupi.

3.6.5 Servicing
A. Prosedur pengembalian / retur barang
Start
End
Mengirim
barang
pengganti +
surat jalan
Bagian
penjualan
mengeluarka
n surat retur
Konsumen
melakukan
retur barang

Gambar 3.20: Flow chart prosedur pengembalian/retur barang

123
1. Konsumen mengembalikan barang lama yang telah rusak atau kadaluarsa,
dimana barang tersebut akan diperiksa oleh bagian penjualan, dan barang
disimpan di dalam gudang untuk sementara waktu.
2. Bagian penjualan kemudian mengeluarkan Surat Retur kepada GBJ yang isinya
memerintahkan pengiriman penggantian produk retur.
3. Produk baru pengganti beserta Surat J alan dan Surat Retur yang telah
ditandatangani akan dikirimkan ke konsumen, atau diangkut ke dalam armada
milik konsumen saat prosedur retur.
Value atau nilai yang dihasilkan:
- Memenuhi komitmen perusahaan dalam hal pengembalian barang yang
rusak/cacat/kadaluarsa.
- Mengetahui kondisi produk retur.
B. Prosedur konsinyasi
1. Konsumen yang mempunyai hak konsinyasi akan mengembalikan barang beserta
surat retur ke bagian penjualan.
2. Bagian penjualan menandatangani surat retur tersebut.
3. Bagian penjualan akan menentukan/menilai apakah barang tersebut harus
dimusnahkan, disimpan di GBJ , ataukah diedarkan kembali ke depo/konsumen
lain.
Value atau nilai yang dihasilkan:
- Memenuhi kontrak penjualan yang bersifat konsinyasi.
- Mengetahui kondisi produk konsinyasi.

124
Kondisi barang
masih baik?
Start
End
Ya
Tidak
Barang titipan
dikembalikan
oleh
konsumen
Dihancurkan
Didistribusika
n ke depo/
konsumen
lain

Gambar 3.21: Flow chart prosedur konsinyasi


3.7 Analisis SWOT
3.7.1 Kekuatan (Strength)
1. Meningkatnya omset penjualan selama tiga tahun terakhir. Berdasarkan data
internal perusahaan diperoleh data bahwa output produksi mengalami
peningkatan yang cukup besar. pada J anuari 2005 perusahaan hanya mampu
memproduksi 180 ribu dus per bulan, sedangkan per J anuari 2008 kapasitas
produksi mencapai tingkat maksimum pada 450 ribu dus per bulan, dan jumlah
sebesar itu selalu habis diserap pasar. (lihat Gambar 3.22).
125
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
450000
500000
J
a
n
- 0
5
M
a
r
-
0
5
M
a
y
-
0
5
J
u
l
-
0
5
S
e
p
-
0
5
N
o
v
-
0
5
J
a
n
- 0
6
M
a
r
- 0
6
M
a
y
-
0
6
J
u
l -
0
6
S
e
p
-
0
6
N
o
v
- 0
6
1
-
J
a
n
M
a
r
-
0
7
M
a
y
-
0
7
J
u
l
-
0
7
S
e
p
-
0
7
N
o
v
-
0
7
J
a
n
- 0
8
O
u
t
p
u
t

P
r
o
d
u
k
s
i

(
d
u
s

/

b
u
l
a
n
)
Series1

Gambar 3.22 : Output produksi PT ISA J anuari 2005 J anuari 2008
Sumber: Dokumentasi PT ISA, 2008

2. Meningkatnya modal keuangan dan aset perusahaan berkat peningkatan
penjualan Tik-Tok Cigaro. Lini produk andalan PT Indo Sari Abadi ini mampu
menghasilkan kontribusi sebesar 70% dari total keuntungan yang diperoleh
perusahaan selama tiga tahun terakhir ini (periode J anuari 2006 Desember
2008). J umlah keseluruhan peningkatan modal dan aset perusahaan dalam tiga
tahun terakhir adalah sebanyak 20 milyar Rupiah.
3. Mempunyai lini produk yang kompetitif. Setiap bulannya produk Cigaro
diproduksi dengan rata-rata jatah 70% dari kapasitas produksi maksimum, dan
produk tersebut selalu habis diserap oleh pasar dengan tingkat retur yang rendah.
Keunggulan kompetitif terletak pada harga dan rasa produk. Berdasarkan riset
pasar, harga akhir produk PT Indo Sari Abadi lebih murah setidaknya 20%
dibanding produk milik pesaing sejenis. Pernah diadakan kuesioner yang
diadakan oleh bagian Marketing perusahaan berlokasi di Taman Mini Indonesia
Indah pada tahun 2007 lalu yang menyatakan bahwa lebih dari 80% responden
lebih menyukai rasa produk Cigaro dibanding produk pesaing lain.
126
4. Inovasi berkelanjutan. PT Indo Sari Abadi telah meluncurkan lebih dari 10 lini
produk dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Produk teranyar bernama Me-ong
wafer stick akan beredar di pasar pada bulan Februari 2009.
5. J aringan distribusi dan penjualan mandiri. Tidak seperti kebanyakan pesaing lain
yang menggunakan perusahaan outsourcing untuk menangani jaringan distribusi
dan penjualan, PT Indo Sari Abadi melakukan investasi jangka panjang yang
lebih menguntungkan dengan cara membangun sendiri jaringan distribusi dan
penjualannya secara mandiri. Walaupun membutuhkan investasi awal yang
cukup berat, strategi ini menghasilkan rantai nilai yang lebih pendek dan
memberi banyak keuntungan strategis dan operasional bagi perusahaan serta
konsumen.
6. Pelopor produk jenis wafer cerutu coklat di industri wafer Indonesia. Inovasi
dalam bidang rasa dan kemasan produk ini telah memberikan head start bagi PT
Indo Sari Abadi dalam hal pemasaran dan penjualan produk. Hal inilah yang
menjadi batu loncatan PT Indo Sari Abadi sehingga mampu membuat daya saing
perusahaan menjadi tinggi.

3.7.2 Kelemahan (Weakness)
1. Tidak seimbangnya kapasitas produksi dengan permintaan pasar. Saat ini
permintaan pasar lebih besar dibanding kapasitas produksi perusahaan. Hampir
setiap bulannya produksi selalu berjalan dalam kapasitas penuh dan dalam
setahun pasti selalu ada penambahan mesin, namun perusahaan masih tetap
kewalahan mengatasi permintaan pasar. Sangat disayangkan peluang ini kurang
127
bisa dimanfaatkan oleh perusahaan karena alokasi modal (capital) terhadap
bagian produksi masih belum ditingkatkan.
2. Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. Selama ini arus
informasi dan pencatatan pada bagian produksi dan inventori (gudang) masih
berjalan secara manual (menggunakan tulisan tangan di atas kertas laporan),
sedangkan sistem hanya digunakan pada bagian administratif dan pendukung
produksi seperti di bagian pembelian, keuangan, dan accounting.
3. Biaya komunikasi yang tinggi. Dengan banyaknya paperwork dan laporan
berbentuk fisik yang dikerjakan setiap hari mengakibatkan tingginya biaya
komunikasi antar departemen dalam perusahaan. Selain itu juga ada biaya
penggunaan telepon, fax, dan jasa kurir yang menjadi perantara pabrik dengan
depo.
4. Pemasaran masih kurang efektif. Dalam memasarkan produk PT Indo Sari Abadi
lebih mengarah ke push marketing ketimbang pull marketing. Selama ini PT ISA
lebih banyak bermain lewat trade channel (trade promo), dimana saluran
pemasaran didorong ke arah konsumen. Sedangkan di pull factor-nya kurang
digarap untuk menarik permintaan dari masyarakat sehingga promosinya sedikit.
Metode tersebut dirasa belum memberikan hasil yang memuaskan bagi
perusahaan.
5. Keterbatasan sumber daya manusia. Selama ini pengambilan keputusan untuk
strategi perusahaan hanya dilakukan oleh pemilik perusahaan. PT Indo Sari
Abadi seharusnya mulai merekrut profesional handal yang berpengalaman dan
memahami betul gambaran bisnis produk wafer Indonesia.
128
3.7.3 Peluang (Opportunities)
1. Pangsa pasar wafer besar. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 230 juta
jiwa dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap wafer yang hampir 100% baik
di perkotaan maupun pedesaan, tidak mengherankan kalau nilai pasarnya bisa
mencapai lebih dari Rp 5 triliun. Lebih menggiurkan lagi, jumlah anak-anak di
Indonesia (usia 0-14 tahun) tergolong sangat besar. Berdasarkan data yang
dilansir Badan Pusat Statistik tahun 2001, jumlah anak usia tersebut mencapai
63,9 juta orang, atau sekitar 30% jumlah penduduk Indonesia. J umlah itu terbagi:
usia 0-4 tahun sebanyak 21,7 juta (10,4%), usia 5-9 tahun 21,2 juta (10,2%), dan
usia 10-14 tahun 21,07 juta (10,1%). Saat ini, jumlahnya mungkin lebih besar
lagi. Suatu besaran pasar yang sangat menggiurkan.
2. Tingginya tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun. Hal ini
menandakan bisnis makanan ringan makin prospektif, menurut majalah Business
Review. Hal ini terjadi karena wafer telah menjadi jenis snack yang populer,
sebagai pengganti nasi saat lapar dan sekaligus sebagai makanan disaat
berkumpul maupun melakukan aktivitas di luar rumah.
3. Perkembangan teknologi informasi yang pesat. Teknologi informasi telah
berkembang dan mencapai tahap dimana TI tersebut dapat diaplikasikan untuk
mendukung proses bisnis industri wafer. Hal ini memungkinkan industri untuk
berkembang lebih baik lagi dengan adanya pemotongan biaya, penghematan
waktu, dan pembangunan sistem SCM berbasis teknologi untuk menciptakan
supply chain yang lebih canggih dan kompetitif.
4. Adanya peningkatan trend konsumerisme masyarakat. Hal ini ditemui terutama
menjelang pergantian tahun dan hari raya seperti lebaran. Dalam kondisi krisis
129
ekonomi yang dialami Indonesia saat ini, menurut Parsudi Suparlan (2003),
antropolog dari Universitas Indonesia, tidak tampak adanya perasaan tengah
mengalami krisis, malahan konsumerisme terus meningkat.
5. Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar. Dengan didukung jaringan
distribusi yang kuat dan modal yang mencukupi, maka perusahaan mempunyai
peluang yang bagus untuk melakukan ekspansi / mengembangkan perusahaan
dengan cara memasuki bisnis produk lain yang menjanjikan, mulai dari bisnis
biskuit, jeli, permen yang sejalur dengan industri wafer.

3.7.4 Ancaman (Threats)
1. Krisis finansial global yang pengaruhnya cukup terasa di Indonesia. Hal ini
hampir menyebabkan Indonesia resesi. Pada industri snack faktor ini tidak
berpengaruh banyak terhadap tingkat penjualan. Namun faktor ini menyebabkan
industri berhenti melakukan ekspansi karena adanya kekuatiran bahwa krisis ini
akan berlangsung cukup lama. Industri juga cenderung menghadapi krisis global
dengan cara meningkatkan efektifitas kerja, atau pilihan populer adalah dengan
cara PHK.
2. Tingkat diferensiasi produk besar. Artinya tingkat inovasi dari produk ini sangat
tinggi, setiap tahunnya puluhan produk baru dengan rasa baru, tekstur baru,
maupun kemasan baru selalu muncul membanjiri pasar. Hal ini mengharuskan
perusahaan untuk terus berinovasi.
3. Kenaikan harga minyak dan bahan baku pokok. Bahan baku utama industri wafer
seperti gandum, terigu, kedelai, dan bahan lainnya mengalami kenaikan, tercatat
pada awal tahun 2008 sebesar lebih dari 30% (sumber: Kompas). Sepanjang
130
tahun 2008 kondisi ini makin diperparah dengan adanya kenaikan harga minyak
dunia hingga melebihi US$100/barrel yang pada akhirnya memaksa industri
untuk meningkatkan biaya transportasi. Walaupun kini harga minyak dunia
sudah relatif stabil kembali (di kisaran US$40/barrel), faktor ini tetap
mendorong industri untuk menaikkan harga jual produk. PT Indo Sari Abadi pun
telah meningkatkan harga produk sebesar 5% pada bulan Februari 2008. Hal ini
dapat berpengaruh terhadap turunnya tingkat penjualan dan ketidaksetiaan pasar
akan merek produk wafer tertentu.
4. Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk. Didorong tingkat persaingan
yang tinggi, banyak agen besar yang enggan menggunakan sistem direct selling.
Agen cenderung lebih suka menggunakan sistem konsinyasi produk yang hanya
menguntungkan agen secara sepihak. Kondisi ini memberatkan perusahaan
produsen wafer karena adanya proses bisnis tambahan yakni retur barang dari
agen, kemudian perusahaan harus menjual kembali produk tersebut.
5. Product life cycle yang relatif pendek. Karena merupakan produk fashion, maka
wafer memiliki siklus daur hidup produk yang relatif singkat. Ini tentunya
merupakan tantangan bagi mereka yang menguasai pasar saat ini untuk terus
melakukan inovasi. Bila tidak, akan digerogoti oleh para pendatang baru.

131
3.8 Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Tabel 3.2: Matriks IFE
No. Faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Nilai
Faktor Kekuatan Internal
S1 Meningkatnya omset penjualan serta aset perusahaan 0.151 4 0.604
S2 Mempunyai lini produk yang kompetitif. 0.141 4 0.566
S3 Inovasi berkelanjutan. 0.112 3 0.336
S4 J aringan distribusi dan penjualan mandiri. 0.117 4 0.468
S5 Pelopor produk jenis wafer cerutu coklat di industri wafer Indonesia. 0.103 3 0.310
Faktor Kelemahan Internal
W1 Tidak seimbangnya kapasitas produksi dengan permintaan pasar. 0.085 1 0.085
W2 Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. 0.077 1 0.077
W3 Biaya komunikasi yang tinggi 0.072 1 0.072
W4 Pemasaran masih kurang efekti f. 0.085 2 0.169
W5 Keterbatasan sumber daya manusia. 0.058 2 0.115
Total 1 2.801

Nilai total rata-rata tertimbang IFE (ditunjukkan pada Tabel 3.2: Matriks IFE)
sebesar 2.801 (lebih besar dari 2.5) menunjukkan bahwa PT Indo Sari Abadi
memiliki posisi internal yang kuat. Hasil peringkat dan bobot IFE didapat dari input
data wawancara dan kuesioner, yang kemudian dikalkulasikan menggunakan metode
pairwise comparison yang dapat dilihat pada halaman Lampiran.

3.9 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Nilai total rata-rata tertimbang EFE (ditunjukkan pada Tabel 3.3) sebesar 2.845
(lebih besar dari 2.5) menunjukkan bahwa PT Indo Sari Abadi mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada sekaligus dapat meminimalkan efek dari ancaman
yang ada dalam industri. Hasil peringkat dan bobot EFE didapat dari input data
wawancara dan kuesioner, yang kemudian dikalkulasikan menggunakan metode
pairwise comparison yang dapat dilihat pada halaman Lampiran.
132
Tabel 3.3: Matriks EFE
No. Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai
Faktor Peluang Eksternal
O1 Pangsa pasar wafer besar. 0.145 4 0.580
O2 Tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun 0.147 4 0.590
O3 Perkembangan teknologi informasi yang pesat. 0.099 4 0.395
O4 Adanya peningkatan trend konsumerisme masyarakat. 0.104 4 0.416
O5 Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar. 0.092 3 0.275
Faktor Ancaman Eksternal
T1 Krisis finansial global yang pengaruhnya cukup terasa di Indonesia. 0.098 2 0.196
T2 Tingkat diferensiasi produk besar. 0.085 1 0.085
T3 Kenaikan harga bahan baku pokok serta minyak dunia. 0.080 1 0.080
T4 Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk. 0.073 1 0.073
T5 Product life cycl e yang relati f pendek. 0.077 2 0.154
Total 1 2.845

3.10 Matriks SWOT
Setelah mendapatkan hasil evaluasi dari faktor internal (IFE) dan faktor
eksternal (EFE), maka tahap selanjutnya yang akan digunakan untuk memperoleh
detil strategi yang akan dikembangkan adalah matriks SWOT yang digambarkan
pada Tabel 3.4.

3.11 Matriks Internal dan Eksternal (IE Matrix)
Hasil evaluasi dari matrix IFE dan EFE yang digambarkan pada matrix I E
(Tabel 3.5: Matriks IE) menunjukkan bahwa posisi PT Indo Sari Abadi berada pada
Sel V (range EFE menengah dan range IFE menengah). Dimana strategi yang
umumnya diterapkan pada sel III, V, atau VII merupakan tipe strategi jaga dan
pertahankan (Strategi Penetrasi Pasar dan Strategi Pengembangan Produk).
133
Tabel 3.4: Matriks SWOT
Strengths:
1. Meningkatnya omset
penjualan serta aset
perusahaan
2. Mempunyai lini produk
yang kompetitif.
3. Inovasi berkelanjutan.
4. J aringan distribusi dan
penjualan mandiri.
5. Pelopor produk jenis
wafer cerutu coklat di
industri wafer
Indonesia.

Weaknesses:
1. Tidak seimbangnya
kapasitas produksi
dengan permintaan
pasar.
2. Sistem informasi belum
diimplementasikan
secara menyeluruh.
3. Biaya komunikasi yang
tinggi
4. Pemasaran masih
kurang efekti f.
5. Keterbatasan sumber
daya manusia.

Opportunities:
1. Pangsa pasar wafer
besar.
2. Tingkat pertumbuhan
pasar wafer sekitar 10%
per tahun
3. Perkembangan
teknologi informasi
yang pesat.
4. Adanya peningkatan
trend konsumerisme
masyarakat.
5. Peluang untuk
melakukan ekspansi
sangat besar.

Strategi SO:
1. Membangun sistem informasi
terintegrasi. (S3 O3)
2. Pengembangan jalur
distribusi ke seluruh wilayah
Sumatra dan Bali. (S4 O1
O5)
3. Mengarahkan investasi
perusahaan pada distribusi
(penambahan depo dan
armada). (S4 O1 O2 O4)



Strategi WO:
1. Menggencarkan program
promosi produk. (W4 O1 O2
O4)
2. Meningkatkan kapasitas
produksi untuk memenuhi
permintaan. (W1 O1 O2 O4)
3. Membangun sistem e-SCM
untuk meningkatkan efisiensi
biaya dan waktu dari proses
bisnis perusahaan. (W2 W3
O3)
4. Meningkatkan kinerja PPIC
untuk memaksimalkan
efekti fitas produksi. (W1 O1)



Threats:
1. Krisis finansial global
yang pengaruhnya
cukup terasa di
Indonesia.
2. Tingkat diferensiasi
produk besar.
3. Kenaikan harga bahan
baku pokok serta
minyak dunia.
4. Populernya sistem
konsinyasi (jual titip)
produk.
5. Product life cycl e yang
relati f pendek.

Strategi ST:
1. Mendorong R&D untuk
inovasi dan diversifikasi
produk. (S3 S5 T1T2T5)

Strategi WT:
1. Mengembangkan riset pasar.
(W4 T1)
2. Membangun sistem penjualan
konsinyasi. (W2W3 T4)
3. Bekerjasama dengan
profesional untuk
meningkatkan kualitas
manajemen. (W1 W5T1)

134
Tabel 3.5: Matriks IE
TOTAL RATA RATA TERTIMBANG IFE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99
4,0 3,0 2,0 1,0
T
O
T
A
L

R
A
T
A

R
A
T
A

T
E
R
T
I
M
B
A
N
G

E
F
E

Tinggi
3,0 - 4,0

I II III
3,0
Menengah
2,0 - 2,99

IV V VI
2,0
Rendah
1,0 - 1,99

VII VIII IX
1,0

3.12 Matriks QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix)
Hasil perhitungan dari matriks QSPM yang terdapat pada Tabel 3.6
menunjukkan bahwa perusahaan akan menjalankan strategi Membangun sistem e-
SCM yang memiliki bobot tertinggi dari kedua alternatif strategi.

3.13 Proses Bisnis
Gambaran proses bisnis seperti terlihat pada Gambar 3.23 mencakup sistem
penawaran, pemesanan, produksi, penjualan, dan retur. Berikut merupakan garis
besar proses bisnis PT Indo Sari Abadi:
Pertama-tama bagian marketing akan mengajukan Surat Penawaran Produk
kepada konsumen. Proses ini biasanya melibatkan tanya jawab dan negosiasi antara
bagian marketing dengan konsumen. Dan apabila penawaran tersebut diterima, maka
konsumen akan mengajukan pemesanan dan diterima oleh bagian penjualan. Setelah
itu bagian penjualan akan melakukan pengecekan stok produk. Apabila stok produk
di Gudang Barang J adi (GBJ ) mampu memenuhi pesanan konsumen maka langsung
dilakukan proses pengiriman barang. Namun apabila stok produk di GBJ tidak
135
Tabel 3.6: Matriks QSPM
ALTERNATIF STRATEGI
Faktor Kunci Bobot
Penetrasi Pasar
(Pengembangan jalur
distribusi)
Pengembangan
Layanan (Membangun
sistem e-SCM)
AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal Kunci
Pangsa pasar wafer besar. 0.145 4 0.580 1 0.145
Tingkat pertumbuhan pasar
wafer sekitar 10% per tahun 0.147 - - - -
Perkembangan teknologi
informasi yang pesat. 0.099 1 0.099 4 0.395
Adanya peningkatan trend
konsumerisme masyarakat. 0.104 - - - -
Peluang untuk melakukan
ekspansi sangat besar. 0.092 4 0.367 1 0.092
Krisis finansial global yang
pengaruhnya terasa di Indonesia. 0.098 - -
Tingkat diferensiasi produk
besar. 0.085 - - - -
Kenaikan harga bahan baku
pokok serta minyak dunia. 0.080 1 0.080 4 0.321
Populernya sistem konsinyasi
(jual titip) produk. 0.073 1 0.073 4 0.292
Product life cycle yang relatif
pendek. 0.077 - - - -
Total bobot faktor eksternal
kunci 1

Faktor Internal Kunci
Meningkatnya omset penjualan
serta aset perusahaan 0.151 4 0.604 4 0.604
Mempunyai lini produk yang
kompetitif. 0.141 3 0.424 1 0.141
Inovasi berkelanjutan. 0.112 1 0.112 4 0.448
Jaringan distribusi dan penjualan
mandiri. 0.117 4 0.468 3 0.351
Pelopor produk jenis wafer
cerutu coklat di industri wafer
Indonesia. 0.103 4 0.413 1 0.103
Tidak seimbangnya kapasitas
produksi dengan permintaan
pasar. 0.085 1 0.085 4 0.340
Sistem informasi belum
diimplementasikan secara
menyeluruh. 0.077 1 0.077 4 0.307
Biaya komunikasi yang tinggi 0.072 2 0.143 4 0.287
Pemasaran masih kurang
efektif. 0.085 - - - -
Keterbatasan sumber daya
manusia. 0.058 - - - -
Total bobot faktor internal kunci 1
Total nilai ketertarikan 3.525 3.825
136

mencukupi maka bagian penjualan akan mengajukan Surat Permintaan Produksi
kepada bagian produksi.
Bagian GBB selalu bertanggung jawab terhadap stok bahan baku yang dimiliki
perusahaan. Setiap harinya kepala gudang akan melakukan penilaian dengan cara
mengamati mesin produksi dan berapa kapasitas yang mereka hasilkan pada hari
tertentu. Di saat stok bahan baku mulai menipis maka GBB akan meminta
penambahan bahan baku kepada bagian Pembelian, kemudian bagian pembelian
akan menghubungi Supplier dan melakukan pemesanan bahan baku.
Proses produksi melibatkan beberapa sub-proses, yakni pembuatan adonan di
lab, pencetakan menggunakan mesin, dan proses packing. Setelah proses produksi
selesai dilakukan maka barang jadi akan disimpan ke Gudang Barang J adi (GBJ )
dimana barang tersebut menanti untuk dikirimkan ke depo atau konsumen. Setelah
keluar Sales Order (biasanya beserta faktur penjualan dan surat jalan) dari bagian
penjualan, maka barang akan dikirim ke depo atau konsumen.
Konsumen yang melakukan proses retur mengirimkan barang retur yang
dikategorikan rusak atau kadaluarsa kepada bagian penjualan untuk diperiksa.
Apabila syarat-syarat terpenuhi maka bagian penjualan akan mengeluarkan surat
retur kepada pihak GBJ , untuk kemudian dilakukan penggantian barang kepada
konsumen.

137
Bahan baku yang
disimpan terlalu
lama
Hambatan produksi
karena stok bahan
baku kosong
Penjualan
GBB
Konsumen
$
Produksi
GBJ
2. Surat pemesanan konsumen
4. Surat
permintaan
produksi
(SPP)
5. cek stock bahan baku
10. barang jadi +
surat pengiriman barang jadi
12. barang +Surat J alan + Faktur Penjualan
3. Pengecekan stok produk
11. Sales Order +Faktur Penjualan
Supplier
7. Surat pemesanan
bahan baku
8. bahan baku +surat jalan +faktur pembelian
Pembelian
6. Surat permintaan
pembelian (SPP)
bahan baku
9. bahan baku
13. barang retur
14. Surat pengiriman (retur)
15. barang +surat jalan +surat retur
Marketing
1. Surat penawaran produk

Gambar 3.23: Proses pemesanan, penjualan, pembelian dan retur PT Indo Sari Abadi


Kesalahan i nformasi
pengiriman dan
penerimaan barang
Bahan baku tidak
sinkron dengan
kebutuhan produksi
Bahan baku tidak
sinkron dengan
kebutuhan produksi
138
3.14 Analisis Kebutuhan Informasi
Tabel 3.7: Matriks analisis kebutuhan informasi
Strategi Tujuan Sasaran Permasalahan Solusi
Kebutuhan
Informasi
Membang
un sistem
informasi
terintegras
i.
Memenuhi
kebutuhan
arus
informasi
yang tepat
sasaran, tepat
waktu, dan
akurat.
- Pembuatan
database terpusat

- Komputerisasi
proses bisnis

- Peningkatan
efekti fitas
operasional.
- Aktivitas bisnis
kurang responsi f
karena informasi
jarang beredar di
luar lingkup
internal masing-
masing bagian.
- Perencanaan
produksi sering
terhambat.
- Peningkatan
pembagian
informasi antar
bagian

- Alokasikan
penanggung
jawab yang jelas
untuk bagian
PPIC.
- Data stok
gudang

- Peramalan
produksi
Membang
un sistem
e-SCM.
Meningkatka
n value
berupa
efisiensi
biaya dan
waktu dari
proses bisnis
yang
menghubung
kan
perusahaan
dengan rekan
bisnis
(supplier dan
pelanggan).
- Sharing informasi
stok dan
permintaan
bahan/produk.

- Administrasi
elektronik secara
langsung.

- Adanya
redundancy data
karena
keterlambatan /
kesalahan
informasi
pengiriman dan
penerimaan
barang
- Hambatan
produksi karena
stok bahan
supplier kosong
- Tingkat
permintaan yang
fluktuati f
mendorong
perusahaan
meningkatkan
stok idle produk.
- Perbaiki kualitas
informasi

- Integrasikan
sistem internal
dengan supplier

- Integrasikan
sistem internal
dengan
konsumen

- Data stok
rekan bisnis
- Data produksi

- Analisis
supplier
(pemesanan
penawaran)

- Data
penerimaan
barang

- Data
pemesanan
Membang
un sistem
tender
bahan
baku.
Manajemen
tender bahan
baku
terkomputeris
asi yang
dapat
memberikan
value kepada
perusahaan
secara
signifikan.
- Proses tender real-
time yang
memudahkan
pekerjaan semua
pihak.

- Upgrade value
chain antara
perusahaan
dengan supplier

- Proses negosiasi
tendering sangat
memakan biaya
dan waktu staff
karena adanya
perbedaan jarak
dan waktu.
- Tingginya arus
proposal dan
requirement
yang
menyulitkan
perusahaan
dalam memilih
tender yg tepat.
- Gunakan
teknologi
internet

- Gunakan sistem
tender terpusat
untuk menangani
proposal dan
requirement
- Data tender

- Data
penawaran dari
supplier

139
Analisis kebutuhan informasi yang terdapat pada Tabel 3.7 dibuat untuk menentukan
informasi apa saja yang dibutuhkan oleh strategi perusahaan untuk digunakan dalam
analisis dan perancangan sistem e-Supply Chain Management.

Anda mungkin juga menyukai