Anda di halaman 1dari 2

Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya

dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben)
yang diam. Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase diam dan fase gerak. Sebagaiman dalam
dalam fase gas-cair, Kromatografi gas fase gerak dan fase diamnya diantaranya :
Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan
partisi sampel antara fase gas bergerak
Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat
pada zat padat penunjangnya.
B. PRINSIP KROMATOGRAFI GAS
KG merupakan teknik pemisahan yang mana solut-solut yang mudah menguap (dan
stabil terhaddap panas) bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam dengan
suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pemisahan pada KG
didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang
mungkin terjadi antara solute dengan fasa diam. Selain itu juga penyebaran cuplikan
diantara dua fasa. Salah satu fasa ialah fasa diam yang permukaannya nisbi luas dan fasa
yang lain yaitu gas yang mengelusi fasa diam. Fasa gerak yang berupa gas akan
mengelusi solute dari ujung kolom lalu menghantarkannya ke detector. Prinsip utama
pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi
masing-masing komponen dalam melalui kolom. Komponen-komponen yang
terelusi dikenali (analisa kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr).
C. SISTEM PERALATAN
Pada dasarnya peralatan kromatografi gas terdiri dari:
1. Tabung gas pembawa (sebagai fasa gerak)
2. Alat pengaturan tekanan
3. Alat pengukur kecepatan aliran gas
4. Kolom kromatografi
5. Injektor (tempat injeksi sampel)
6. Termostat oven
7. Meter gelembung sabun
8. Detektor
9. Penerus sinyal
10. Read out kromatogram
Asam lemak merupakan asam lemah, yang di dalam air akan terdisosiasi sebagian. Umumnya asam
lemak berfase cair atau padat pada suhu ruang (27 C). Semakin panjang rantai karbon penyusunnya,
semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut. Asam lemak dapat bereaksi dengan senyawa
lain membentuk persenyawaan lipida.
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (memiliki
rantai karbon lebih dari 6). Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak
tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon
penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan rangkap
diantara atom-atom karbon penyusunnya. Kedua jenis ikatan dalam asam lemak inilah yang
menyebabkan perbedaan sifat fisik antara asam lemak satu dengan lainnya.
Keberadaan ikatan rangkap dan panjang rantai ini menyebabkan asam lemak penyusun lipida
memiliki dua jenis wujud yang berbeda pada suhu ruang. Dua wujud lipida yang sering kita
temukan adalah lemak dan minyak. Lemak pada suhu ruang berwujud padat sedangkan minyak
pada suhu ruang berwujud cair.
nteresterifikasi mengacu pada jenis reaksi dimana lemak atau bahan lain yang tersusun dari ester asam
lemak bereaksi dengan asam lemak, alkohol, atau ester lain, dengan pertukaran tempat kelomok asam
lemak untuk menghasilkan ester yang baru.
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester
dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu
senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik
(reversible).

Anda mungkin juga menyukai