Nah, bagian awal2 slide kan ada gambar2 struktur ginjal mulai dari secara makroskopik sampai unit fungsionalnya alias si nefron, kayaknya gak perlu dijelasin ya.. kan udah dijelasin sama siepend anatomi dan fisiologi secara lengkap dan jelas... (*alasan jak, padahal malas bah... #plaak)
Lanjut ke materi CKD..!! CKD alias Chronic Kidney Disease (bhs indonesianya : penyakit ginjal kronik) didefinisikan sebagai : 1. Kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan Diartikan sebagai abnormalitas ginjal secara struktural maupun fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus 2. Penurunan laju filtrasi glomerulus lebih dari 3 bulan 3. Peningkatan stage dalam CKD dinyatakan berdasarkan fungsi ginjal. Stage 1 albuminuria Stage 2 GFR : 60-89 Stage 3 GFR : 30-59 Stage 4 GFR : 15-29 Stage 5 GFR : <15 atau terjadi ESRD (end stage renal disease) #GFR normal pada pria adalah + 125 ml/menit, dan pada wanita + 105 ml/menit ini kata om tortora (prevalensinya bisa diliat di slide yah)
Fungsi ginjal adalah 1. Regulasi volume cairan tubuh 2. Regulasi keseimbangan elektrolit 3. Regulasi keseimbangan asam basa 4. Regulasi tekanan darah (RAAS) 5. Ekskresi sampah metabolik 6. Regulasi erithropoesis 7. Metabolisme vitamin D 8. Sintesis prostaglandin
Sistem renin angiotensin aldosteron Penjelasannya secara singkat aja lah y... Hati menghasilkan angiotensinogen, trus dipotong sama renin (yg keluar jika ada tekanan darah dan konsentrasi natrium) jadi 10 asam amino yg disebut angiotensin I, trus masuk ke aliran darah. Eh, sama si paru dipotong lagi jadi 8 asam amino yang disebut angiotensin II, dipotongnya pake angiotensin converting enzyme (ACE). Nah, si angiotensin II ini bakal merangsang otak untuk sekresi ADH dan merangsang kelenjar adrenal untuk sekresi aldosteron. Selain itu, angotensin II juga merupakan vasokonstrktor kuat. ADH berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi air, sedangkan si aldosteron dipake buat meningkatkan reabsorpsi natrium dan Cl-, dan mensekresikan kalium. Meningkatnya reabsorpsi air dan natrium ini bikin tekanan darah seseorang naik.
Balik lagi ke CKD...!! Penyebab umum terbanyak dari kasus CKD adalah Glomerulonefritis Penyakit ginjal herediter Hipertensi Uropathy obstruktif Infeksi Nefropati diabetik kalo dari grafiknya, penyebab terbanyak adalah diabetes (50,1%), hipertensi (27%), glomerulonefritis (13%), dan lain-lain (10%)
Karena gak ada judul di slide 18 ini, jadi saya duga ini adalah patofisiologinya.. hwehehe... Hipertrofi pada sel renal menyebabkan gangguan konsentrasi urin akibat penurunan GFR. Penurunan GFR ini disebabkan karena si CKD. Trus CKD ini juga menyebabkan gangguan fungsi ekskresi dan non-ekskresi. Gangguan fungsi ekskresi berupa peningkatan reabsorpsi natrium, penurunan ekskresi sisa metabolisme, penurunan ekskresi kalium, penurunan ekskresi fosfat, dan penurunan ekskresi ion H + . Sedangkan gangguan fungsi non-ekskresi berupa gangguan reproduksi, gangguan sistem imun, penurunan produksi eritropoetin, dan penurunan absorpsi kalsium
Jenis pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk mendeteksi CKD, diantaranya : Urinalisis Evaluasi Fungsi Ginjal Evaluasi Serologis Pemeriksaan Radiologis Biopsi Ginjal
Gagal Ginjal Akut dan Kronik IPD 1 2 Tentir IPD 1 Genderman 2010 Bisaa..!!
Sindrom Temuan klinis Glomerulonefritis
Hematuria dengan silinder eritrosit Sel darah merah yang telah difagosit Sel darah merah yang dismorfik Proteinuria Lipiduria Acute tubular necrosis
Silinder granular dan sel epitel Banyak sel epitel Acute tubulointerstisial nephritis Piuria dengan silinder leukosit dan granular Acute pyelonephritis Silinder bakteri UTI/ISK Hanya piuria Prerenal azotemia Uropati obstruktif Iskemia ginjal Mendekati urin normal
Gambaran klinis CKD stage 3-5 antara lain 1. Penurunan berat badan tanpa sebab 2. Mual, muntah, rasa ndak enak badan 3. Mudah lelah, sakit kepala, sering cegukan 4. Rasa gatal (pruritus) 5. Peningkatan atau penurunan ekskresi urin 6. Sering pipis di malam hari (nokturia), poliuria 7. Mudah memar atau berdarah 8. Muntah darah atau BAB berdarah 9. Penurunan kesadaran; kram otot 10. Agitasi, hipertensi 11. Neuropati sensoris perifer 12. Napas bau, kehilangan nafsu makan 13. Bekuan ureum pada kulit 14. Perikarditis uremik, CHF (congestive heart failure)
Peningkatan Stage pada CKD Normal peningkatan resiko kerusakan penurunan GFR. Peningkatan resiko, kerusakan, dan penurunan GFR menimbulkan komplikasi berakibat pada gagal ginjal, berujung ke kematian.
Pertimbangan Pasien dengan CKD Faktor resiko yang paling rentan Faktor progresi Komplikasi - Diabetes - Hipertensi - Usia lanjut - Riwayat keluarga dengan CKD - Ras atau etnik minoritas - Lain-lain : Pendapatan rendah Pendidikan rendah Penurunan massa ginjal Memiliki riwayat penyakit ginjal - Proteinuria berat - TD tinggi - Kontrol glikemik yang buruk - Merokok - Hiperlipidemia - Penggunaan obat - Penyakit jantung (CVD) - Anemia - Gangguan metabolisme tulang dan mineral
Faktor progresif untuk CKD Peningkatan kreatinin dapat mengindikasi adanya CKD, tetapi tidak semua peningkatan kretainin bersifat irreversibel Faktor progresi utama termasuk - Peningkatan tekanan darah - Proteinuria - Kontrol glukosa yang buruk pada psien dengan diabetes - Asupan protein berlebih - NSAID, kontras, aminoglikosida, dll
Selanjutnya, ada grafik2 nih ttg hubungan bbrp penyakit dengan CKD. Grafik 1 (slide 29). Perbandingan kejadian kasus diabetes, CKD atau keduanya... 1. Positif DM, tanpa CKD : 15,7% mengalami kematian, 0,3% mengalami ESRD, dan 84,0% tidak mengalami masalah kesehatan 2. Positif CKD, tanpa diabetes : 29,5% mengalami kematian, 2,9% mengalami ESRD, dan 67,6% tidak mengalami masalah kesehatan 3. Positif CKD dan Diabetes : 32,3% mengalami kematian, 6,1% mengalami ESRD, dan 61,6% tidak mengalami masalah kesehatan
Grafik 2 (slide 30). Hubungan peningkatan left ventricle hypertrophy (LVH) dengan progresi CKD Intinya dari grafik ini adalah semakin parah suatu CKD maka akan semakin parah pula LVH yang dialami.
Grafik 3 (slide 31). Hubungan peningkatan kejadian anemia berkaitan dengan tingkat keparahan CKD Intinya : semakin parah CKD yang ditandai dengan peningkatan kreatinin maka semakin tinggi angka kejadian anemia. 3 Tentir IPD 1 Genderman 2010 Bisaa..!!
Intervensi yang bisa diberikan untuk pengobatan komplikasi CKD Komplikasi Intervensi Target yang ingin dicapai Diabetes Kontrol glikemik Glukosa preprandial 90-125 mg/dL, A1C<7% Hipertensi Kontrol tekanan darah <130/80 mmHg Hipertiroidisme sekunder Kontrol sekresi hormon paratiroid CKD stadium 3 = 35-70 pg/ml CKD stadium 4 = 70-110 pg/ml Dislipidemia Upayakan lipid pada kadar yang tepat Kolesterol LDL <100 mg/dl Trigliserida <150 mg/dl Kolesterol HDL > 40 mg/dl Anemia Capai kadar hemoglobin yg tepat 11-12 g/dl Malnutrisi Modifikasi makanan Asupan energi yang adekuat
Tindakan klinis pada setiap stage progresif dari CKD Stage CKD Deskripsi GFR Tindakan klinis Beresiko Meningkat sesuai resiko > 90 dengan faktor resiko CKD Evaluasi CKD Kurangi/ kontrol faktor resiko CKD 1 Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat > 90 Diagnosa dan obati gejala penyerta Cari faktor progresi Kurangi / kontrol faktor resiko penyakit kardiovaskular 2 Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR sedang 60-89 Evaluasi progresi penyakit *semua tindakan pada stage awal 3 Penurunan GFR sedang 30-59 Evaluasi dan obati komplikasi *semua tindakan pada stage awal 4 Penurunan GFR berat 15-29 Persiapkan kemungkinan transplantasi ginjal Evaluasi dan obati komplikasi 5 Gagal ginjal <15 atau dialisis Transplantasi ginjal jika terjadi uremia
Penyebab kematian pada pasien dengan dialisis adalah Penyakit jantung penyebab terbanyak Infeksi Keganasan Penghentian RRT (renal replacement therapy) CVA Tidak diketahui Lain-lain
Keputusan pada penggantian ginjal - Merupakan pasien pre-dialisis - Riwayat pengobatan aktif : dialisis peritoneal (harus dilakukan rutin dalam bbrp hari), hemodialisis (Hb harus diatas 8 ya), transplantasi - Merupakan pasien dengan tindakan konservatif (non-dialisis), hanya menangani gejala yang timbul.
Penatalaksanaan CKD Bertujuan untuk : mengurangi gejala klinik, mencegah komplikasi, mencegah progresifitas CKD, dan mempersiapkan inisiasi dialisis Uremia : diit protein 0,6 0,8 gr / kg bb / hari Hiperkalemia : diit rendah kalium ; 60 80 meq/hari Asidosis metabolik : diit rendah protein / fosfat; HCO3 Stop rokok Kontrol lipid (preparat statin) HbA1C < 7 %
Menurut standar K/DOQI, dialisis yang adekuat ditandai dengan : KT/V = 1,2 atau lebih KT/V ini adalah formula yang memanfaatkan klirens urea menggunakan alat dialisis, waktu pengobatan dan total cairan tubuh URR = 65% atau lebih URR (urea reduction ratio) yaitu persentase buangan urea selama pengobatan Contoh perhitungan URR : Kadar urea awal (predialisis) = 50 mg/dl Kadar urea postdialisis = 15 mg/dl Jumlah buangan urea adalah 50 mg/dl-15 mg/dl = 35 mg/dl URR = urea predialisis urea postdialisis x 100% 35/50 x 100% = 70% Nilai anjuran minimun utk URR adalah 65% URR biasanya dihitung sebulan sekali
4 Tentir IPD 1 Genderman 2010 Bisaa..!!
Nah, sekarang kita bahas GGA (gagal ginjal akut)... (GGA punya banyak nama lain, jadi jgn bingung ya... ada ARF alias acute renal failure, atau AKI alias acute kidney injury) Gambaran klinis dari GGA antara lain 1. Hemoglobin normal 2. Tipe Oligouria 3. Tipe non-oligouria (30-60%)- prognosisnya lebih baik penyebabnya: antibodi/ agen nefrotoksik 4. Umumnya reversibel 5. Mortalitas tinggi : 40-60% 6. Frekuensi : 5-15% pasien rawat
Nah, yang perlu ditanyain buat menganamnesis pasien antara lain : Adanya dugaan gastro enteritis akut Riwayat tindakan / operasi Hipotensi shock Hipertensi (accelerated / malignant) Obat-obatan Penyakit ginjal Acute on chronic, maksudnya adanya kemunculan penyakit ginjal akut saat pasien masih menderita penyakit ginjal kronik
Temuan klinis GGA Fase onset : oliguria, ureum creatinin meningkat, gangguan elektrolit Fase oligouri : fluid overload, edema ankle/pulmo, hiperkalemia cardiac, aritmia, hiponatremia, asidosis, kussmaul respiration. Fase diuretic : perbaikan fungsi ginjal 1 hari s/d 2 minggu Keseimbangan cairan, dehydrasi, hypokalemia Gejala-gejala hilang, nafsu makan pulih
Sindrom uremik akut Sistem kardiovaskular : hipertensi, aritmia, congestive heart failure, perikarditis Sistem GI : anorexia, mual, muntah, diare, perdarahan, pankreatitis SSP : bingung, kejang, asterixis, sopor hingga koma Sistem hematopoetik : perdarahan, anemia Bagaimana kaitan antara GGA dan sepsis?? Dari jurnal yang dicantumin di slide 49, dapat disimpulkan bahwa GGA memang sering muncul pada pasien dengan sepsis dan dapat meningkatkan angka kematian. Kriteria untuk menetapkan prognosis GGA pada pasien dengan sepsis ini berupa RIFLE yaitu risk (beresiko), injury (cedera), failure (gagal), loss (hilangnya fungsi), dan end stage kidney disease (penyakit ginjal stadium akhir).
Kriteria RIFLE untuk disfungsi ginjal akut Kriteria Non-oliguria Oliguria Risk Mendadak dalam 1-7 hari Penurunan GFR (>25%) atau Scr x 1,5 Terus menerus (>24 jam) Penurunan ekskresi urin berkaitan dengan asupan cairan Ekskresi Urin <0,5/ml/kg/h x 6hr Injury GFR turun >50% atau Scr x 2 Ekskresi Urin <0,5/ml/kg/h x 12hr Failure GFR turun >75% Scr x 3 atau Scr x 4 mg% Ketika akut > 0,5 mg% Ekskresi Urin <0,5/ml/kg/h x 24hr Loss GGA ireversibel atau persisten ARF > 4 minggu ESRD >3 bulan ESRD
Klasifikasi/staging AKI modifikasi RIFLE Stadium Kriteria kreatinin Kriteria urin output Beresiko serum kreatinin meningkat > 0,3 mg/dl atau meningkat lebih dari 150-200 % dari awal < 0,5ml/kg per jam untuk >6jam Injury serum kreatinin meningkat sampai > 200% sampai 300% dari data awal < 0,5 ml/kg per jam untuk 12 jam Gagal serum kreatinin meningkat > 300%, (serum kreatinin > 4mg/dl dengan peningkatan akut 0,5mg/dl, indikasi untuk renal replacement therapy <0,3 ml/kg per jam x 24 jam atau anuria x 12 jam