Anda di halaman 1dari 1

Jika berbicara tentang emansipasi wanita, maka eksistensi Feminisme pun tidak boleh

terlupakan sebagai pencetus emansipasi wanita ini.Kaum Feminis dengan ide kesetaraan gender itu
muncul karena ketidakpuasan kaum wanita di berbagai zaman. Di peradaban Barat dahulu, wanita
hanya dijadikan kaum kelas dua dan diperlakukan sebagai budak tanpa kasih sayang. Wanita menuntut
kesetaraan yang tidak diberikan oleh agama dan negara mereka saat itu, Emansipasi kemudian muncul,
kesetaraan gender digelar, bendera Feminisme dikibarkan. Ternyata harapan wanita agar ia sama
seperti lelaki dalam segala hal, bukannya berakhir pada hasil yang memuliakan wanita, tapi berujung
kepada penghancuran martabat wanita itu sendiri, karena menjauhkan bahkan mengingkari fitrah.
Feminisme sukses merusak wanita yang harusnya jadi tiang keluarga.
Akar masalah wanita dari awal adalah ketidaksetaraan. Mereka dianggap sebagai warga
kelas dua karena masyarakat saat itu melihat keunggulan ada pada kekuatan, kekuasaan, uang dan
kedigdayaan. Segala atribut yang lelaki banget. Masalah ini terus ada walaupun feminisme dikibarkan
dan genderisme digelar. Ternyata wanita Barat yang memulai paham ini salah kaprah dan malah
menuntut agar wanita dan lelaki dikompetisikan dalam kekuatan, kekuasaan, uang dan kebahagiaan
lain yang berstandar materi. Akhirnya yang muncul hanyalah ketimpangan. Wanita harus bekerja
supaya tidak terjajah secara ekonomi, berperan di wilayah kepemimpinan politik agar bisa menentukan
nasib mereka sendiri, boleh melakukan kenikmatan-kenikmatan yang selama ini dianggap monopoli
pria, seperti merokok, minum minuman keras, atau menikmati pergaulan bebas. Pokoknya, apapun
yang bisa dilakukan lelaki, atas nama emansepasi, perempuan juga bisa.
Hasilnya sudah bisa diduga, pos-pos yang seharusnya dikawal oleh wanita ditinggalkan.
Sendi-sendi keluarga keropos karena ditinggal tiang utamanya. Wanita tiada beda dengan lelaki, sama-
sama jadikan harta sebagai sumber kebahagian sehingga terus menerus di luar rumah. Tiada lagi
sempat untuk pikirkan mengasuh anak, mengatur rumah tagga, bahkan mengandung anak pun sulit
terpikir. Mengapa?? Karena wanita tidak mau dijajah lagi untuk kesekian kalinya.
Padahal bila kita perhatikan, emansipasi kebablasan ala feminisme dan genderisme tidak
mengantarkan wanita kecuali dalam perlombaan yang pasti akan dimenangkan lelaki. Yaitu,
perlombaan cari harta, kedudukan, dan kenikmatan syahwat. Parahnya lagi, karena sampai sekarang
feminisme selalu gagal dalam memanusiakan wanita dan memuliakannya, akhirnya agama yang
kembali disalahkan sebagai penyebab. Agama dituding sebagai instrument yang menghambat
kemajuan wanita. Bila telunjuk feminisme dan genderis ditujukan pada agama selain Islam, mungkin
betul. Bila itu diarahkan pada Islam, jelas salah alamat. Karena Islam justru satu-satunya agama yang
memuliakan wanita. Islam satu-satunya agama yang mengangkat martabat wanita.
Islam tidak seperti sistem patriarkis sekuler yang menjadikan wanita selalu di belakang
lelaki . Dalam Islam, ridho allah yang menjadi tujuan, memungkinkan lelaki dan wanita mencapainya
dengan caranya sendiri, berlomba dengan jalurnya masing-masing. Lelaki dan wanita tidak
berkompetisi di jalur yang sama tapi berkompetisi di jalur kebaikan yang berbeda. Karena lelaki dan
perempuan memang berbeda.
Islam memberi jalur beribadah kepada wanita dengan kelebihan-kelebihan yang Allah
berikan buat wanita, bukan beradu dengan pria yang Allah beri kelebihan yang berbeda. Karena itulah,
dalam pandangan Islam, lelaki dan wanita sama harkatnya di hadapan Allah, tiada berbeda karena
lelaki dan wanita memang makhluk yang sama-sama diciptakan oleh Allah. Pada saat yang sama, Islam
juga membedakan fitrah lelaki dan wanita. Sebagai konsekuensinya, Islam juga memberikan hukum
yang berbeda kepada lelaki dan wanita dalam rangka beribadah kepada Allah. Dan perlu diingat wanita
hanya akan mulia jika ada dalam konsep Islam.[]

Racun Dibalik Kemasan Emansipasi Wanita
FEMALE
CORNER
4 9

Anda mungkin juga menyukai