Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infeksi HIV
2.1.1 Definisi
Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu
infeksi yang disebabkan oleh salah satu dari 2 jenis virus
(retrovirus), yaitu HIV-1 atau HIV-2 (aids.gov, 212). Retrovirus
!engubah asa! ribonukleatnya ("#$) !enjadi asa!
deoksiribonukleatnya (D#$) setelah !asuk ke sel %eja!u (&ri'e
dan (ilson, 22). HIV akan !enginfeksi sel )D* + yang
!e!iliki rese%tor dengan afinitas tinggi untuk HIV, !akrofag dan
jenis sel lain (,arata-idjaja dan rengganis, 21).
Infeksi HIV akan !enurunkan siste! kekebalan tubuh yang
!eni!bulkan gejala %enyakit infeksi o%ortunistik atau kanker
tertentu dan bersifat sindro!a yang disebut $ID. (Acquired
Immune Deficiency Syndrom) (Duarsa, 2/). 0ebanyakan orang
dengan HIV akan !eninggal dala! bebera%a tahun setelah tanda
%erta!a $ID. !un'ul bila tidak ada %elayanan dan tera%i yang
diberikan (0e!enkes "I, 212).
2.1.2. 1%ide!iologi
2a%oran 1%ide!i HIV (Human Immunodeficiency Virus)
3lobal 4#$ID. 212 !enunjukkan bah-a terda%at 5* juta orang
dengan HIV di seluruh dunia. .ebanyak /6 di antaranya adalah
%ere!%uan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 1/ tahun. Di $sia
.elatan dan +enggara, terda%at kurang lebih * juta orang dengan
HIV dan $ID. (4#$ID., 212).
7enurut 2a%oran HIV-$ID. (H8 "egional .1$"8
(211) sekitar 1,5 juta orang (596) %ere!%uan terinfeksi HIV.
:u!lah %ere!%uan yang terinfeksi HIV dari tahun ke tahun
9
;
se!akin !eningkat, seiring dengan !eningkatnya ju!lah laki-laki
yang !elakukan hubungan seksual tidak a!an, yang selanjutnya
akan !enularkan %ada %asangan seksualnya ((H8 .1$"8,
211).
Di Indonesia, infeksi HIV !eru%akan salah satu !asalah
kesehatan uta!a dan salah satu %enyakit !enular yang da%at
!e!%engaruhi ke!atian ibu dan anak. HIV telah ada di Indonesia
sejak kasus %erta!a dite!ukan tahun 1<;9. .a!%ai saat ini kasus
HIV-$ID. telah dila%orkan oleh 5*1 dari *<9 kabu%aten=kota di 55
%rovinsi. .elain itu, Indonesia adalah salah satu negara di dunia
dengan esti!asi %eningkatan insidens rate infeksi HIV lebih dari
2/6 (4#$ID., 212).
2.1.5. .truktur HIV
.truktur virus HIV-1 terdiri atas 2 untaian "#$ identik yang
!eru%akan geno! virus yang berhubungan dengan %19 dan %2*
beru%a inti %oli%e%tida. .e!ua ko!%onen tersebut diselubungi
envelo% !e!bran fosfoli%id yang berasal dari sel %eja!u. &rotein
g%12 dan g%*1 yang disandi virus dite!ukan dala! envelo%
(,arata-idjaja and "engganis, 2<). 3% !enga'u ke%ada
gliko%rotein dan angka !enga'u ke%ada !assa %rotein dala!
ribuan dalton. g%12 HIV akan berikatan dengan sel )D* sehingga
g%*1 !e!erantai fusi !e!bran virus ke !e!bran sel (&ri'e dan
(ilson, 22).
2.1.*. )ara &enularan
HIV da%at diisolasi dari darah, 'airan serebros%inalis,
se!en, air !ata, sekresi vagina atau serviks, urine, $.I, dan air
liur. &enularan terjadi %aling efisien !elalui darah dan se!en. HIV
juga da%at ditularkan !elalui air susu dan sekresi vagina atau
serviks (&ri'e dan (ilson, 22).

<
+iga 'ara uta!a %enularan adalah !elalui hubungan seksual
antara -anita dengan laki-laki, laki-laki dengan laki-laki atau%un
-anita dengan -anita> %enggunaan jaru! yang terkonta!inasi HIV
atau %ajanan oleh darah, %roduk darah atau organ dan jaringan yang
terinfeksi> %enularan dari ibu yang terinfeksi HIV ke janin dala!
kandungannya (%enularan vertikal) (0e!enkes-"I, 212).
2a%oran 0asus HIV dan $ID. 0e!enterian 0esehatan "I
tahun 211 !enunjukkan 'ara %enularan tertinggi terjadi akibat
hubungan seksual berisiko, diikuti %enggunaan jaru! suntik tidak
steril %ada %enasun> dengan ju!lah %engida% $ID. terbanyak %ada
kategori %ekerjaan ibu ru!ah tangga (0e!enkes "I, 211)
2.1./. &atogenesis
Virus biasanya !asuk tubuh dengan !enginfeksi sel
2angerhans di !ukosa rektu! atau !ukosa vagina yang ke!udian
bergerak dan bere%likasi di kelenjar getah bening (03,) sete!%at.
Virus ke!udian disebarkan !elalui vire!ia dan !enginfeksi sel
)D*, !akrofag dan sel dendritik (.D) darah dan organ li!foid
(,arata-idjaja dan rengganis, 21).
$ntigen virus nukleoka%sid, %2* da%at dite!ukan dala!
darah dala! fase ini, fase ini ke!udian dikontrol sel + )D; dan
antibodi dala! sirkulasi terhada% %*2 dan %rotein envelo% g%12
dan g%*2. 1fikasi sel +' (T cytotoxic) dala! !engontrol virus
terlihat dari !enurunnya kadar virus. "es%ons i!un tersebut
!enghan'urkan HIV dala! 03, yang !eru%akan reservoir uta!a
HIV sela!a fase selanjutnya dan fase laten (,arata-idjaja dan
rengganis, 21).
Dala! folikel li!foid, virus terkonsentrasi dala! bentuk
ko!%leks i!un yang diikat .D. 7eski%un hanya kadar rendah
virus di%roduksi dala! fase laten, destruksi sel )D* berjalan terus
dala! kelenjar li!foid. $khirnya ju!lah sel )D* dala! sirkulasi
!enurun. Hal itu da%at !e!erlukan bebera%a tahun. 0e!udian

1
!enyusul fase %rogresif kronis dan %enderita !enjadi rentan
terhada% berbagai infeksi oleh ku!an non%atogenik (,arata-idjaja
dan rengganis, 21). &rogresivitas tergantung %ada bebera%a
faktor se%erti? usia kurang dari / tahun atau di atas * tahun,
infeksi lainnya, dan faktor genetik (0e!enkes "I, 212).
2.1.@. 3ejala 0linis
3ejala klinis infeksi HIV tergantung %eriodenya. &ada fase
akut akan dida%ati gejala-gejala se%erti flu sela!a 5-@ !inggu
setelah infeksi, se%erti %anas dan rasa le!ah yang berlangsung 1-2
!inggu. &ada fase kronik %eja!u biasanya ta!%ak sehat
(asi!to!atik) (3unung dkk, 25). #a!un %eja!u tersebut da%at
!enularkan infeksinya ke%ada orang lain (0e!enkes "I, 212).
Aase kronik biasanya da%at berlangsung !ulai 5-@ !inggu
hingga da%at berlangsung sa!%ai 1 tahun. .ela!a fase ini, siste!
i!un berangsur-angsur !enurun, sa!%ai akhirnya sel + )D* turun
di ba-ah 2 sel=Bl, dan %enderita !asuk dala! fase $ID.
(3unung dkk, 25). 3a!baran klinis dan !anifestasi %atologik
$ID. disebabkan %ri!er oleh %eningkatan kerentanan terhada%
infeksi dan bebera%a jenis kanker (,arata-idjaja dan rengganis,
21).
(H8 !e!bagi gejala klinis infeksi HIV !enjadi * stadiu!
(lihat la!%iran 1), yaitu?
1. .tadiu! 1 (asi!%to!atik)
+idak ada gejala=tan%a li!fadeno%ati generalisata %ersisten
2. .tadiu! II (sakit ringan)
,erat badan turun /-1 6, luka disekitar bibir, rua! kulit,
her%es Coster / tahun terakhir, I.&$ berulang, saria-an
berulang

11
5. .tadiu! III (sakit sedang)
,erat badan turun D1 6, ber'ak %utih di!ulut, diare,
kandidiasis vaginal, %anas tidak tahu sebabnya, infeksi
bakterial yang berat sela!a 1 tahun terakhir
*. .tadiu! IV (.akit berat)
HIV, wasting syndrome, kandidiasis esofagus, heres sim!ex
D1 bulan, ly!%ho!a, sar'o!a ka%osi, 'ar'ino!a serviks,
&)&, +, !ilier, )7V.
2.1.9. &e!eriksaan 2aboratoriu!
7etode %e!eriksaan laboratoriu! dasar untuk diagnosis
infeksi HIV dibagi dala! dua kelo!%ok yaitu uji i!unologi untuk
!ene!ukan res%on antibody terhada% HIV-1 dan digunakan
sebagai test skrining yang !eli%uti en"yme immunoassays atau
en"yme # !in$ed immunosor%ent assay (12I.$) dan tes serologi
'e%at (raid test)& 4ji 'estern %!ot atau indirect
immunof!uorescence assay (IA$) digunakan untuk !e!%erkuat
hasil reaktif dari test skrining ("ead, 29).
&e!eriksaan diagnostik &e!eriksaan diagnostik infeksi
HIV yang dilakukan di Indonesia u!u!nya adalah %e!eriksaan
serologis !enggunakan tes 'e%at (Raid Test HIV) atau 12I.$
(0e!enkes "I, 212).
&e!eriksaan diagnostik tersebut dilakukan se'ara serial
dengan !enggunakan tiga reagen HIV yang berbeda dala! hal
%re%arasi antigen, %rinsi% tes, dan jenis antigen, yang !e!enuhi
kriteria sensitivitas dan s%esifitas. Hasil %e!eriksaan dinyatakan
reaktif jika hasil tes dengan reagen 1 ($1), reagen 2 ($2), dan
reagen 5 ($5) ketiganya %ositif (.trategi 5). &e!ilihan jenis reagen
yang digunakan berdasarkan sensitivitas dan s%esifisitas, !erujuk
%ada .tandar &elayanan 2aboratoriu! 0esehatan &e!eriksa HIV
dan Infeksi 8%ortunistik, 0e!enterian 0esehatan (.0 7enkes #o.
2*1 tahun 2@).

12
,agan 2.1. $lur diagnostik HIV
Dikuti% dari? 0e%utusan 7enteri 0esehatan "e%ublik Indonesia no!or
2*1=7enkes=.0=IV=2@ tentang .tadar &elayanan
2aboratoriu! 0esehatan &e!eriksa HIV dan Infeksi 8%ortunistik.
7enteri 0esehatan Indonesia.
.egera setelah terjadi infeksi HIV, tubuh !ulai !e!bentuk
antibodi untuk !ela-an virus. .erokonversi berhubungan dengan
-aktu saat tubuh !ulai !e!%roduksi antibodi terhada% virus.
4!u!nya antibodi akan terbentuk dala! 5 sa!%ai @ bulan setelah
infeksi. (aktu antara !asuknya HIV ke dala! tubuh dengan
terbentuknya antibodi dala! ju!lah yang 'uku% untuk dideteksi
oleh tes HIV disebut !asa jendela (window eriod). Hal inilah
yang !enyebabkan !enga%a hasil tes yang negatif %ada
%e!eriksaan %erta!a %erlu diulang tiga bulan ke!udian (3unung
dkk, 25).
4ji yang !enentukan %erkiraan abnor!alitas siste! i!un
!eli%uti ju!lah )D* absolut dan %ersentase )D* dan )D;
E
+-
li!fosit absolut. 4ji ini sekarang hanya digunakan untuk
monitoring ("ead, 29).

15
1. Diagnosis
a. 12I.$ (en"yme !in$ed immunosor%ent assay)
+es 12I.$ !endeteksi antibodi terhada% virus
dala! darah (3unung dkk, 25). :ika hasil tes 12I.$
%ositif, biasanya akan dilakukan tes western %!ot untuk
!engkonfir!asi diagnosis tersebut. +es 12I.$ !ungkin
!e!iliki hasil negatif sela!a window eriod dala!
bebera%a !inggu sa!%ai bebera%a bulan setelah
terinfeksi. (alau%un hasil tes negatif sela!a window
eriod, teta%i %asien !e!iliki ju!lah virus yang tinggi
dan berisiko dala! !enularkan infeksi ke%ada orang lain
(4niversity of )alifornia .an Aransis'o, 215).
&ositif %alsu da%at terjadi %ada individu yang telah
dii!unisasi atau kelainan autoi!une, -anita ha!il, dan
transfer !aternal i!unoglobulin 3 (Ig3) antibodi anak
baru lahir dari ibu yang terinfeksi HIV-1. 8leh karena itu
hasil %ositif 12I.$ %ada seorang anak usia kurang dari
1; bulan harus di konfir!asi !elalui uji virologi (tes
virus), sebelu! anak diangga% !engida% HIV-1 (read,
29). Ibu ha!il !ungkin !enunjukkan hasil %alsu atau
tidak jelas akibat %erubahan %ada siste! kekebalan
tubuhnya ($ID.infonet.org).
b. +es .ederhana='e%at (Raid Test)
+es sederhana='e%at saat ini tersedia untuk
!endeteksi antibodi terhada% HIV di dala! darah. +es
'e%at da%at dikerjakan dala! -aktu kurang dari 1
!enit. .edangkan tes sederhana !e!butuhkan -aktu 5
!enit sa!%ai 2 ja! (3unung dkk, 25). Raid test
7eru%akan tes serologik yang 'e%at untuk !endeteksi
Ig3 antibodi terhada% HIV-1. &rinsi% %engujian
berdasarkan aglutinasi %artikel, i!unodot (di%stik),

1*
i!unofiltrasi atau i!unokro!atografi. Raid test dan
se!ua hasil raid test reaktif harus dikonfir!asi dengan
'estern %!ot atau IA$ ("ead, 29).
'. (estern ,lot
'estern %!ot Digunakan untuk konfir!asi hasil
reaktif 12I.$ atau hasil serologi ra%id tes sebagai hasil
yang benar-benar %ositif. 4ji 'estern %!ot !ene!ukan
keberadaan antibodi yang !ela-an %rotein HIV-1
s%esifik (struktural dan enCi!atik). Hasil negatif 'estern
%!ot !enunjukkan bah-a hasil %ositif 12I.$ atau raid
test dinyatakan sebagai hasil %ositif %alsu dan %asien
tidak !e!%unyai antibodi HIV-1. Hasil 'estern %!ot
%ositif !enunjukkan keberadaan antibodi HIV-1 %ada
individu dengan usia lebih dari 1; bulan (3unung dkk,
25).
d. +es antigen
Dua jenis uta!a tes ini adalah biakan virus dan
teknologi a!%lifikasi asa! nukleat (nuc!eic acid
am!ification techno!ogies) dan tes o!ymerase chain
reaction (&)"). ,iakan virus !enu!buhkan virus dari
suatu sa!%el darah di laboratoriu!. HIV hanya da%at
dibiakan dari darah seorang %eja!u. (uc!eic acid
am!ification techno!ogies (#$+), sa!a se%erti tes &)"
bekerja dengan !endeteksi !ateri genetik dari virus. +es
ini da%at !endeteksi kadar virus yang sangat rendah dan
da%at digunakan untuk !e!onitor tera%i antiretroviral
($"+). &e!eriksaan antigen %2* !enunjukkan adanya
%rotein %2* (%rotein ka%sid atau inti) dala! darah yang
da%at diketahui sebelu! terbentuknya antibodi %ada
infeksi fase akut (3unung dkk, 25).

1/
&rotein virus %2* berada dala! bentuk terikat
dengan antibodi %2* atau dala! keadaan bebas dala!
aliran darah individu yang terinfeksi HIV-1 ("ead, 29).
&rotein ini terjadi tidak la!a setelah infeksi dari ledakan
re%likasi virus dan berhubungan dengan adanya vire!ia
yang tinggi %ada saat individu sedang sangat infeksius.
,ila antibodi telah terbentuk, antigen %2* sering tidak
terdeteksi !ungkin disebabkan terjadinya reaksi antigen-
antibodi ko!%leks dala! darah. ,ila terdeteksi, antigen
%2* sangat khas !enentukan adanya infeksi (.%esifisitas?
<<,<6 dengan !enggunakan &)" sebagai baku !as, dan
16 bila !enggunakan 'ara netralisasi). +es %2*
%enting untuk !engetahui infeksi dini HIV, skrining
darah, !endiagnosis infeksi %ada bayi baru lahir, dan
!e!onitor %engobatan dengan $"V (3unung dkk,
25).
2. 7onitoring
a. Vira! !oad
Vira! !oad diukur !elalui %e!eriksaan sa!%el
darah untuk !enunjukkan ju!lah turunan HIV untuk
setia% !l darah. +idak ada batas nilai yang %asti
!engenai sebera%a besar vira! !oad yang disebut tinggi
atau rendah. .e!akin rendah vira! !oad se!akin bagus
dan se!akin la!a 8DH$ (8rang Dengan HIV=$ID.)
bisa hidu%. De%arte!en kesehatan $!erika !enyarankan
agar setia% 8DH$ yang !e!iliki vira! !oad D //.
ko%i=!l untuk dita-ari %engobatan (3unung dkk, 25).
Hasil %e!eriksaan vira! !oad !eru%akan %etunjuk
tingkat aktivitas virus. $ktivitas virus yang lebih tinggi
akan !engakibatkan vira! !oad yang lebih tinggi %ula,
dan se!akin berat kerusakan yang diti!bulkan terhada%

1@
siste! i!un. Hasil vira! !oad yang sangat rendah
!engga!barkan bah-a siste! i!un !enunjukkan
%erbaikan dan bukan kerusakan. :adi, vira! !oad
!eru%akan ukuran a%a yang sedang terjadi saat ini dan
ke!ungkinan selanjutnya %ada !asa yang akan datang
(3unung dkk, 25).
.egera setelah infeksi, terjadi vira! !oad yang tinggi
sekali sa!%ai ada reaksi siste! i!un. 0e!udian sela!a
bebera%a tahun, virus dan siste! i!un berada dala!
kesei!bangan. +eta%i, sela!a fase ini virus teta%
!elakukan %erusakan se'ara %erlahan-lahan. $khirnya,
virus bisa !e!banjiri siste! i!un dan !a!%u
!e!%erbanyak diri lebih 'e%at (3unung dkk, 25).
b. &e!eriksaan )D*
)D* !engga!barkan kesehatan dari siste! i!un
%ada saat %e!eriksaan dan sebera%a kerusakan siste!
i!un yang telah terjadi yang. :u!lah )D* da%at
diketahui dengan %e!eriksaan hitung sel + (3unung,
25).
&e!eriksaan ini adalah tes baku untuk !enilai
%rognosis yang akan berlanjut ke $ID. atau ke!atian,
untuk !e!bentuk diagnosis diferensial %ada %asien
bergejala, dan untuk !enga!bil ke%utusan tera%eutik
!engenai tera%i antiretroviral ($"+) dan %rofilaksis
terhada% %atogen o%ortunistik (,artlett dan 3allant,
2@).
2.1.;. &enatalaksanaan
&engobatan dengan ko!binasi tera%i antiretroviral ($"+)
da%at !en'egah berke!bangnya infeksi HIV !enjadi $ID..
HIV !engala!i !utasi se'ara 'e%at dan 'e%at %ula !eni!bulkan
resisten terhada% satu jenis obat. Inilah sebabnya %engobatan

19
dilakukan dengan ko!binasi obat-obat $"V. 8bat-obat ini
!e!%unyai bebera%a !anfaat, akan teta%i dala! kurun -aktu
tertentu, virus akan !enjadi resisten terhada% obat tersebut (hal
ini berarti bah-a virus HIV berusaha !engatasi !ekanis!e
ki!ia-i obat tersebut). &erke!bangan resistensi da%at di'egah
bila tidak ada salah satu jenis obat yang dilu%akan dala!
%e!akaiannya. (3unung dkk, 25).
,erdasarkan &edo!an #asional +atalaksana 0linis Infeksi
HIV dan +era%i $ntiretroviral ($"+) &ada 8rang De-asa yang
diterbitkan oleh 0e!entrian 0esehatan tahun 211, %aduan yang
diteta%kan oleh %e!erintah untuk lini %erta!a adalah?
1. Fidovudine E 2a!ivudine E #evira%ine
2. Fidovudine E 2a!ivudine E 1favirenC
5. +enofovir E 2a!ivudine (atau 1!tri'itabine) E #evira%ine)
*. +enofovir E 2a!ivudine (atau 1!tri'itabine) E 1favirenC)
+era%i lini kedua harus !e!akai &rotease Inhibitor (&I)
yang di%erkuat oleh "itonavir (ritonavir)%oosted) dita!bah 2
#"+I, dengan %e!ilihan Fidovudine ($F+) atau +enofovir
(+DA) tergantung dari a%a yang digunakan %ada lini %erta!a dan
5+) (2a!ivudine) &I yang ada di Indonesia dan dianjurkan
digunakan adalah 2o%inavir=ritonavir (2&V=r) (0e!enkes "I,
211).
2.2. Infeksi HIV pada Kehamilan
.ebenarnya ibu dengan HIV %ositif kurang begitu subur. Infeksi
HIV %ada %ere!%uan akan !enurunkan fertilitas (Desgree du 2$ dkk,
1<<9). #a!un karena kelo!%ok u!ur yang terinfeksi HIV sebagian besar
adalah usia subur !aka keha!ilan %ada -anita HIV %ositif da%at terjadi
("ulina .uradi, 25). Ibu ha!il dengan infeksi HIV !e!iliki ju!lah
)D*, Th)* cyto$ines dan thymic outut serta aktivitas siste! i!un yang
lebih tinggi dibandingkan Ibu ha!il tan%a infeksi HIV (0olte dkk, 21).

1;
2.2.1. Definisi 0eha!ilan
0eha!ilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau %enyatuan
dari s%er!atoCoa dan ovu! ke!udian dilanjutkan dengan nidasi
atau i!%lantasi. 0eha!ilan dibagi dala! 5 tri!ester, di!ana
tri!ester %erta!a berlangsung dala! 12 !inggu, tri!ester kedua
1/ !inggu (!inggu ke-15 hingga ke 29), dan untuk tri!ester
ketiga 15 !inggu (!inggu ke-2; hingga ke-*) (&ra-irohardjo,
21).
2.2.2. )ara &enularan HIV %ada 0eha!ilan
+rans!isi HIV dari ibu dengan HIV %ositif ke bayi da%at
terjadi !elalui %lasenta %ada -aktu ha!il (intrauterin), -aktu
bersalin (intra%artu!) dan %as'a natal !elalui air susu ibu ($.I)
(#e-ell, 1<;;). +idak se!ua ibu %engida% HIV akan
!enularkannya ke%ada bayi yang dikandungnya. Hal ini
dikarenakan, HIV tidak !elalui barier %lasenta. &ada saat ha!il,
sirkulasi darah janin dan sirkulasi darah ibu di%isahkan oleh
bebera%a la%is sel yang terda%at di %lasenta. &lasenta !elindungi
janin dari infeksi HIV. +eta%i, jika terjadi %eradangan, infeksi
atau%un kerusakan %ada %lasenta, !aka HIV bisa !ene!bus
%lasenta, sehingga terjadi %enularan HIV dari ibu ke anak
(0e!enkes "I, 212).
,erdasarkan &edo!an #asional &en'egahan &enularan HIV
dari Ibu ke $nak yang diterbitkan oleh 0e!entrian 0esehatan
tahun 212. $da tiga faktor uta!a yang ber%engaruh %ada
%enularan HIV dari ibu ke anak, yaitu faktor ibu, bayi=anak, dan
tindakan obstetrik.
1. Aaktor Ibu
a) :u!lah virus (vira! !oad).
:u!lah virus HIV dala! darah ibu saat !enjelang
atau saat %ersalinan dan ju!lah virus dala! air susu ibu
ketika ibu !enyusui bayinya sangat !e!%engaruhi

1<
%enularan HIV dari ibu ke anak. "isiko %enularan HIV
!enjadi sangat ke'il jika kadar HIV rendah (kurang dari
1. ko%i=!l) dan sebaliknya jika kadar HIV di atas
1. ko%i=!l (0e!enkes "I, 212).
Ibu ha!il dengan kadar viral load D /.
ko%i=!l !enjelang %ersalinan !e!iliki risiko tinggi
untuk !enularkan HIV %ada bayinya (.'arlatti dkk,
1<<5).
b) :u!lah sel )D*.
Ibu dengan ju!lah sel )D* rendah lebih berisiko
!enularkan HIV ke bayinya (0e!enkes "I, 212).
&enularan vertikal lebih sering terjadi %ada ibu ha!il
dengan ju!lah )D* absolut kurang dari 9 sel=Bl
(1uro%ean )ollaborative study, 1<<2).
') 4sia 0eha!ilan
+rans!isi vertikal jarang terjadi %ada -aktu a-al
keha!ilan, karena %lasenta !eru%akan barier yang da%at
!elindungi janin dari infeksi %ada ibu. +rans!isi
terbesar terjadi %ada -aktu ha!il tua dan -aktu
%ersalinan ("ulina .uradi, 25)
d) .tatus giCi sela!a ha!il.
,erat badan rendah serta kekurangan vita!in dan
!ineral sela!a ha!il !eningkatkan risiko ibu untuk
!enderita %enyakit infeksi yang da%at !eningkatkan
ju!lah virus dan risiko %enularan HIV ke bayi.
e) &e!berian %rofilaksis obat antiretroviral
f) &enyakit infeksi sela!a ha!il.
&enyakit infeksi se%erti sifilis, infeksi !enular
seksual, infeksi saluran re%roduksi lainnya, !alaria, dan
tuberkulosis, berisiko !eningkatkan ju!lah virus dan
risiko %enularan HIV ke bayi.

2
g) 3angguan %ada %ayudara.
3angguan %ada %ayudara ibu dan %enyakit lain,
se%erti !astitis, abses, dan luka di %uting %ayudara da%at
!eningkatkan risiko %enularan HIV !elalui $.I.
2. +indakan obstetrik
&ada saat %ersalinan, bayi ter%a%ar darah dan lendir ibu
di jalan lahir. +indakan obstetrik yang da%at !eningkatkan
risiko %enularan HIV dari ibu ke anak sela!a %ersalinan
adalah?
a) :enis %ersalinan.
"isiko %enularan %ersalinan %er vagina! lebih besar
dari%ada %ersalinan !elalui bedah sesar (seksio sesaria).
b) 2a!a %ersalinan.
.e!akin la!a %roses %ersalinan berlangsung, risiko
%enularan HIV dari ibu ke anak se!akin tinggi, karena
se!akin la!a terjadinya kontak antara bayi dengan darah
dan lendir ibu.
') 0etuban %e'ah lebih dari * ja! sebelu! %ersalinan
!eningkatkan risiko %enularan hingga dua kali li%at
dibandingkan jika ketuban %e'ah kurang dari * ja!.
+indakan e%isioto!i, ekstraksi vaku! dan forse%s
!eningkatkan risiko %enularan HIV karena ber%otensi
!elukai ibu atau bayi.
5. Aaktor ,ayi
a) 4sia keha!ilan dan berat badan bayi saat lahir.
,ayi lahir %re!atur dengan berat badan lahir rendah
(,,2") lebih rentan tertular HIV karena siste! organ
dan siste! kekebalan tubuhnya belu! berke!bang
dengan baik (0e!enkes "I, 212). ,ayi lahir %re!atur
lebih sering terjadi %ada ibu dengan ju!lah )D* yang
rendah (7ofenson dan (olinsky, 1<</).

21
b) &eriode %e!berian $.I.
.e!akin la!a ibu !enyusui, risiko %enularan HIV
ke bayi akan se!akin besar (0e!enkes, 212). Hal ini
disebabkan karena HIV-1 berada dala! $.I dala!
bentuk terikat dala! sel atau virus bebas ("ulina .uradi,
25)
') $danya luka di !ulut bayi.
,ayi dengan luka di !ulutnya lebih berisiko tertular
HIV ketika diberikan $.I.
$%abila ibu tidak !enyusui bayinya, risiko %enularan HIV
!enjadi 2-56 dan akan berkurang jika ibu !enda%atkan
%engobatan $"V. &e!berian $"V jangka %endek dan $.I eksklusif
!e!iliki risiko %enularan HIV sebesar 1/-2/6 dan risiko
%enularan sebesar /-1/6 a%abila ibu tidak !enyusui (&$.I). $kan
teta%i, dengan tera%i antiretroviral ($"+) jangka %anjang, risiko
%enularan HIV dari ibu ke anak da%at diturunkan lagi hingga 1-/6,
dan ibu yang !enyusui se'ara eksklusif !e!iliki risiko yang sa!a
untuk !enularkan HIV ke anaknya dibandingkan dengan ibu yang
tidak !enyusui (De )o'k 07, Ao-ler 73, 7er'ier 1, et al.
:$7$ 2> 2;5?119/-;2). Dengan %elayanan &&I$ yang baik,
!aka tingkat %enularan da%at diturunkan !enjadi kurang dari 26
(0e!enkes "I, 212)
,eratnya keadaan infeksi HIV %ada ibu !eru%akan faktor
risiko uta!a terjadinya %enularan intrauterin (&alu!bo, 21).
,erdasarkan hasil studi ternyata angka %enularan vertikal lebih
tinggi %ada ibu terinfeksi HIV dengan gejala yang sangat berat
dibanding ibu terinfeksi HIV tan%a gejala (&e'kha!, 1<</).
,eratnya keadaan %enyakit ibu ditentukan dengan !enggunakan
kriteria klinis dan ju!lah %artikel virus yang terda%at dala!
%las!a, serta keadaan i!unitas ibu (Do!a'ho-ske, 1<<@).

22
2.2.5 &engaruh 0eha!ilan terhada% infeksi HIV
,erdasarkan 1k-e!%u (212) 0eha!ilan !e!%engaruhi
de%lesi )D*, hal ini da%at dilihat dari %erbedaan ju!lah )D*
absolut yang signifikan %ada ibu ha!il dengan infeksi HIV
dibandingkan dengan Ibu ha!il tan%a infeksi HIV (1k-e!%u dkk,
212). .elain itu juga, keha!ilan dengan infeksi HIV !e!berikan
%engaruh terhada% kadar virus dala! tubuh ibu (+e!!er!an dkk,
1<</).
2.2.*. &engaruh Infeksi HIV terhada% keha!ilan
Infeksi HIV !e!iliki %engaruh terhada% ko!%likasi dari
keha!ilan dan janin yang dikandung (:ohnstone AD, 1<<5).
0eha!ilan dengan Infeksi HIV !e!iliki risiko tinggi tejadinya
aborsi s%ontan (3naore dkk, 1<;<). 0eha!ilan dengan infeksi HIV
yang disertai dengan infeksi %ada saluran ken'ing akan berisiko
tinggi terjadinya keha!ilan ekto%ik (0lug!an dkk, 1<<1).
&ersalinan %re!atur dua kali li%at lebih sering terjadi %ada
keha!ilan dengan infeksi HIV dibandingkan %ada keha!ilan
nor!al (+e!!er!an dkk, 1<<). 0o!%likasi dari infeksi juga
sering terjadi %ada %ost %artu! (7'Intyre :$, 1<<5). .eksio
sesaria berhubungan dengan %eningkatan dua kali li%at risiko
!orbiditas dan !ortilitas %ada %ersalinan ibu dengan infeksi HIV
khususnya terjadi %ada ibu ha!il dengan infeksi HIV yang
!e!iliki ju!lah )D* yang rendah (.e!%rini dkk, 1<</).
2.2./ &en'egahan &enularan HIV dari Ibu Ha!il dengan HIV ke ,ayi
yang Dikandungnya
,erdasarkan &edo!an &&I$ yang diterbitkan oleh
0e!enkes (212), %elayanan 0esehatan Ibu dan $nak yang
ko!%rehensif !en'aku% kegiatan sebagai berikut?

25
1. 2ayanan $#) ter%adu ter!asuk %ena-aran dan tes HIV
&elayanan tes HIV !eru%akan u%aya !e!buka akses
bagi ibu ha!il untuk !engetahui status HIV, sehingga da%at
!elakukan u%aya untuk !en'egah %enularan HIV ke
bayinya, !e!%eroleh %engobatan $"V sedini !ungkin,
dukungan %sikologis, infor!asi dan %engetahuan tentang
HIV-$ID..
2. Diagnosis HIV
&elayanan tes HIV !eru%akan u%aya !e!buka akses
bagi ibu ha!il untuk !engetahui status HIV, sehingga da%at
!elakukan u%aya untuk !en'egah %enularan HIV kebayinya,
!e!%eroleh %engobatan $"V sedini !ungkin, dukungan
%sikologis, infor!asi dan %engetahuan tentang HIV-$ID..
4ntuk ibu ha!il dengan faktor risiko yang hasil Raid
testnya intermediate, tes diagnostik HIV da%at diulang
dengan bahan baru yang dia!bil !ini!al 1* hari setelah
yang tes %erta!a dan setidaknya tes ulang !enjelang
%ersalinan (52-5@ !inggu).
5. &e!berian tera%i antiretroviral
.a!%ai sekarang belu! ada obat yang da%at
!enye!buhkan HIV-$ID., na!un dengan tera%i
antiretroviral, ju!lah virus di dala! tubuh da%at ditekan
sangat rendah, sehingga 8DH$ da%at teta% hidu% layaknya
orang sehat. +ujuan uta!a tera%i adalah !en'a%ai vira! !oad
yang tidak da%at terdeteksiGse%erti juga $"+ untuk sia%a %un
dengan HIV. Vira! !oad teruta!a %enting %ada -aktu
!elahirkan (3reen, 2/)
)ara %aling efektif untuk !enekan re%likasi HIV adalah
dengan !e!ulai %engobatan dengan ko!binasi $"V yang
efektif. .e!ua obat yang di%akai harus di!ulai %ada saat
yang bersa!aan %ada %asien baru. +era%i ko!binasi $"V

2*
harus !enggunakan dosis dan jad-al yang te%at. 8bat $"V
harus di!inu! terus !enerus se'ara teratur untuk
!enghindari ti!bulnya resistensi.
&e!berian tera%i antiretroviral ($"+) untuk ibu ha!il
dengan HIV !engikuti &edo!an +atalaksana 0linis dan
+era%i $ntiretroviral %ada 8rang De-asa, 0e!enterian
0esehatan (211). &enentuan saat yang te%at untuk !e!ulai
tera%i obat antiretroviral ($"V) %ada 8DH$ de-asa
didasarkan %ada kondisi klinis %asien (stadiu! klinis (H8)
atau hasil %e!eriksaan )D*. #a!un %ada ibu ha!il, %asien
+, dan %enderita He%atitis , kronik aktif yang terinfeksi
HIV, %engobatan $"V da%at di!ulai %ada stadiu! klinis
a%a%un atau tan%a !enunggu hasil %e!eriksaan )D*.
#a!un, %e!eriksaan )D* teta% di%erlukan untuk
%e!antauan %engobatan.
&e!berian $"V %ada ibu ha!il dengan HIV selain
da%at !engurangi risiko %enularan HIV dari ibu ke anak,
adalah untuk !engo%ti!alkan kondisi kesehatan ibu dengan
'ara !enurunkan kadar HIV serendah !ungkin
&e!eriksaan ju!lah sel + )D* dan kadar "#$ HIV-1
harus dilakukan setia% tri!ester (yaitu, setia% 5-* bulan) yang
berguna untuk !enentukan %e!berian $"V dala!
%engobatan %enyakit HIV %ada ibu (De)o'k, 2).
Dala! &edo!an &&I$ (212), %ilihan tera%i yang
direko!endasikan untuk ibu ha!il dengan HIV adalah tera%i
!enggunakan ko!binasi tiga obat (2 #"+I E 1 ##"+I).
.e!ini!al !ungkin hindari tri%le nuke (5 #"+I). "egi!en
yang direko!endasikan da%at dilihat %ada +abel 2.1

2/
+abel 2.1? .aat yang te%at untuk !e!ulai %engobatan $"V
%ada ibu ha!il.
&o%ulasi +arget +atalaksana dan &e!berian $"V (211)
&asien naive
HIVE
asi!to!atik
)D* H sel=!!
5
&asien naive HIVE
dengan gejala
.tadiu! 2 dengan )D*

H 5/ sel=!!5 atau
.tadiu! 5 atau * tan%a !e!andang nilai
)D*-nya
Ibu ha!il .tadiu! 5 atau * tan%a !e!andang nilai
)D*-nya D 1* !inggu, bera%a %un stadiu!
klinis dan nilai )D*-nya
:ika u!ur keha!ilannya H1* !inggu na!un
ada indikasi, $"V da%at segera diberikan
Dikuti% dari ? &edo!an #asional &en'egahan &enularan HIV dari
Ibu ke $nak, 0e!entrian 0esehatan "e%ublik
Indonesia, 2@.
&e!berian $"V untuk ibu ha!il dengan HIV
!engikuti &edo!an +atalaksana 0linis dan +era%i
$ntiretroviral %ada 8rang De-asa, 0e!enterian 0esehatan
(211). &e!berian $"V disesuaikan dengan kondisi klinis
ibu (lihat +abel 2.2) dan !engikuti ketentuan sebagai berikut?
1. Ibu ha!il !eru%akan indikasi %e!berian $"V
2. &ere!%uan yang status HIV-nya diketahui sebelu!
keha!ilan, dan %asien sudah !enda%atkan $"+, !aka
saat ha!il $"+ teta% diteruskan dengan regi!en yang
sa!a se%erti saat sebelu! ha!il.
5. Ibu ha!il yang status HIV-nya diketahui sebelu! u!ur
keha!ilannya D 1* !inggu, jika ada indikasi da%at
diberikan $"+. #a!un jika tidak ada indikasi, %e!berian
$"+ ditunggu hingga u!ur keha!ilannya 1* !inggu.
*. 4ntuk ibu ha!il yang status HIV-nya diketahui %ada

2@
u!ur keha!ilan D1* !inggu, segera diberikan $"+
bera%a%un nilai )D* dan stadiu! klinisnya. "egi!en
$"+ yang diberikan sesuai dengan kondisi klinis ibu.
/. 4ntuk ibu ha!il yang status HIV-nya diketahui sesaat
!enjelang %ersalinan, segera diberikan $"+ sesuai
kondisi klinis ibu. &ilihan ko!binasi regi!en $"+ sa!a
dengan ibu ha!il yang lain.
+abel 2.2? "eko!endasi $"+ %ada ibu ha!il dengan HIV
dan $"V %rofilaksis %ada bayi
No Situasi Klinis ekomendasi pen!o"atan #panduan untuk i"u$
1 8DH$ dengan
tera%i $"V,
ke!udian ha!il
1. 2anjutkan %aduan (ganti dengan #V& atau
ke!udian ha!il golongan &I jika sedang
!enggunakan 1AV %ada tri!ester I)
2. 2anjutkan dengan %aduan $"V yang sa!a
sela!a dan sesudah %ersalinan
2 8DH$ ha!il
dengan ju!lah
dala! stadiu!
klinis 1 atau
ju!lah )D* D
5/=!!
5
dan
belu! tera%i
$"V
7ulai $"V %ada !inggu ke-1* keha!ilan
&aduan sebagai berikut?
1. $F+ E 5+) E #V&I atau
2. +DA E 5+) (atau A+)) E #V&I
5. $F+ E 5+) E 1AVII atau
*. +DA E 5+) (atau A+)) E 1AVII
5 8DH$ ha!il
dengan ju!lah
)D*

D 5/=!!
5
dan stadiu!
klinis 2,5,*
.egera !ulai tera%i $"V dengan %aduan se%erti
%ada butir 2
* 8DH$ ha!il
dengan
tuberkulosis
aktif
') 8$+ teta% diberikan
'i) &aduan untuk ibu, bila %engobatan !ulai
tri!ester II dan III?
'ii) $F+ (+DA) E 5+) E 1AV
/ Ibu ha!il dala!
!asa %ersalinan
dan status HIV
tidak diketahui
1. +a-arkan tes HIV dala! !asa %ersalinan>
atau tes setelah %ersalinan
2.:ika hasil tes reaktif, da%at diberikan %aduan
%ada butir 2
@ 8DH$ datang &aduan %ada butir 2

29
%ada !asa
%ersalinan dan
!enda%at tera%i
$"V
&rofilaksis $"V untuk bayi ? $F+(Cidovudine) * !g=kg,,, 2J=hari, !ulai
hari ke-1 hingga @ !inggu
0eterangan? I&enggunaan #evira%in (#V&) %ada %ere!%uan dengan
)D* D2/ sel=!!5 atau yang tidak diketahui ju!lah )D*-
nya da%at !eni!bulkan reaksi hi%ersensitif
II1favirens tidak boleh diberikan %ada 8DH$ ha!il
tri!ester 1 karena teratogenik
Di$uti dari + ,edoman (asiona! ,encegahan ,enu!aran HIV dari I%u
$e Ana$, -ementrian -esehatan Reu%!i$ Indonesia&
*../
&e!erintah !enyediakan $"V untuk ibu ha!il sebagai
u%aya untuk !engurangi risiko %enularan HIV dari ibu ke
anak, ter!asuk untuk tujuan %engobatan jangka %anjang.
*. &ersalinan yang a!an
&ilihan %ersalinan !eli%uti %ersalinan %er vagina! dan
%er abdo!ina! (bedah sesar atau seksio sesarea). Dala!
konseling %erlu disa!%aikan !engenai !anfaat tera%i $"V
sebagai 'ara terbaik !en'egah %enularan HIV dari ibu ke
anak. Dengan tera%i $"V yang sekurangnya di!ulai %ada
!inggu ke-1* keha!ilan, %ersalinan %er vagina! !eru%akan
%ersalinan yang a!an. $%abila tersedia fasilitas %e!eriksaan
viral load, dengan viral load H 1. ko%i=K2, %ersalinan %er
vagina! a!an untuk dilakukan.
&ersalinan bedah sesar hanya boleh didasarkan atas
indikasi obstetrik atau jika %e!berian $"V baru di!ulai %ada
saat usia keha!ilan 5@ !inggu atau lebih, sehingga
di%erkirakan viral load D 1. ko%i=K2.

2;
/. +atalaksana %e!berian !akanan bagi bayi dan anak
Ibu dengan HIV yang sudah dala! tera%i $"V
!e!iliki kadar HIV sangat rendah, sehingga a!an untuk
!enyusui bayinya. Dala! &edo!an HIV dan Infant Aeeding
(21), (orld Health 8rganiCation ((H8)
!ereko!endasikan %e!berian $.I eksklusif sela!a @ bulan
untuk bayi lahir dari ibu yang HIV dan sudah dala! tera%i
$"V untuk kelangsungan hidu% anak (HIV-free and 'hild
survival). 1ksklusif artinya hanya diberikan $.I saja, tidak
boleh di'a!%ur dengan susu lain (!iJed feeding). .etelah
bayi berusia @ bulan %e!berian $.I da%at diteruskan hingga
bayi berusia 12 bulan, disertai dengan %e!berian !akanan
%adat.
,ebera%a studi !enunjukkan %e!berian susu for!ula
!e!iliki risiko !ini!al untuk %enularan HIV dari ibu ke
bayi, sehingga susu for!ula diyakini sebagai 'ara %e!berian
!akanan yang %aling a!an.
@. 7enunda dan !engatur keha!ilan
.e!ua jenis kontrase%si yang di%ilih oleh ibu dengan
HIV harus selalu disertai %enggunaan kondo! untuk
!en'egah I7. dan HIV.
9. &e!berian %rofilaksis $"V dan kotri!oksaCol %ada anak
&e!berian %rofilaksis $"V di!ulai hari %erta!a
setelah lahir sela!a @ !inggu. 8bat $"V yang diberikan
adalah Cidovudine ($F+ atau FDV) * !g=kg,, diberikan 2
kali sehari.
.elanjutnya anak da%at diberikan kotri!oksaCol
%rofilaksis !ulai usia @ !inggu dengan dosis*-@ !g=kgbb,
satu kali sehari, setia% hari sa!%ai usia 1 tahun atau sa!%ai
diagnosis HIV ditegakkan.

2<
;. &e!eriksaan diagnostik HIV %ada anak.
&enularan HIV %ada anak da%at terjadi sela!a !asa
keha!ilan, saat %ersalinan, dan !enyusui. $ntibodi HIV dari
ibu da%at ber%indah ke bayi !elalui %lasenta sela!a
keha!ilan berada %ada darah bayi=anak hingga usia 1; bulan.
&enentuan status HIV %ada bayi=anak (usia H1; bulan) dari
ibu HIV tidak da%at dilakukan dengan 'ara %e!eriksaan
diagnosis HIV (tes antibodi) biasa. &e!eriksaan serologis
anti-HIV dan %e!eriksaan virologis HIV "#$ (&)")
dilakukan setelah usia 1; bulan atau da%at dilakukan lebih
a-al %ada usia <-12 bulan, dengan 'atatan bila hasilnya
%ositif, !aka harus diulang setelah usia 1; bulan.
&e!eriksaan virologis, se%erti HIV D#$ (&)"), saat
ini sudah ada di Indonesia dan da%at digunakan untuk
!enegakkan diagnosis HIV %ada anak usia di ba-ah 1;
bulan. &e!eriksaan tersebut harus dilakukan !ini!al 2 kali
dan da%at di!ulai ketika bayi berusia *-@ !inggu dan %erlu
diulang * !inggu ke!udian. &e!eriksaan HIV D#$ (&)")
adalah %e!eriksaan yang da%at !ene!ukan virus atau
%artikel virus dala! tubuh bayi dan saat ini sedang
dike!bangkan di Indonesia untuk diagnosis dini HIV %ada
bayi (ear!y infant diagnosis, 1ID).
2.%. &'( pada Kehamilan den!an infeksi HIV
)D atau 0!uster of differentiation adalah !olekul %er!ukaan
leukosit yang !eru%akan e%ito% dan da%at diidentifikasi dengan antibodi
!onoklonal (,arata-idjaja dan "engganis, 21).
.el )D* adalah jenis sel darah %utih atau li!fosit. .el tersebut
adalah bagian yang %enting dari siste! kekebalan tubuh. .el )D* kadang
kala disebut sebagai sel-+. $da dua !a'a! sel-+. .el +-*, yang juga
disebut )D*, adalah sel L%e!bantuM. .el +-; ()D;) adalah sel L%enekanM,

5
yang !engakhiri tangga%an kekebalan. .el )D; juga disebut sebagai sel
L%e!bunuhM, karena sel tersebut !e!bunuh sel kanker atau sel yang
terinfeksi virus. .el )D* da%at dibedakan dari sel )D; berdasarkan
%rotein tertentu yang ada di %er!ukaan sel. .el )D* adalah sel-+ yang
!e!%unyai %rotein )D* %ada %er!ukaannya. &rotein itu bekerja sebagai
Lrese%torM untuk HIV (aidsinfonet.org)
.egera setelah infeksi virus %ri!er, hitung li!fosit )D* turun di
ba-ah kadar nor!al untuk orang yang bersangkutan. :u!lah sel ke!udian
!eningkat teta%i sa!%ai ke kadar yang sedikit di ba-ah dari%ada kadar
nor!al. .eiring dengan -aktu, terjadi %enurunan se'ara %erlahan hitung
li!fosit )D*

yang berkolerasi dengan %erjalanan klinis infeksi (&ri'e dan
(ilson, 22).
&e!eriksaan )D* adalah tes baku untuk !enilai %rognosis
berlanjut ke $ID. atau ke!atian, untuk !e!bentuk diagnosis diferensial
%ada %asien bergejala, dan untuk !enga!bil ke%utusan tera%eutik
!engenai tera%i antiretroviral ($"+) dan %rofilaksis terhada% %atogen
o%ortunistik (,artlett dan 3allant, 2@).
,erdasarkan 3unung (25), 4ntuk !enentukan ka%an %rofilaksis
infeksi o%ortunistik di!ulai, %atokan yang digunakan adalah sebagai
berikut, bila?
1. )D*H 2 sel=!!
5
, %erlu %rofilaksis untuk &)&.
2. )D*H1 sel=!!
5
, %erlu %rofilaksis untuk tokso%las!osis dari
kri%tokokosis.
5. )D* H 9/, %erlu %rofilaksis untuk 7$).
&e!eriksaan )D* dilakukan untuk !engetahui ju!lah )D*
absolut dan %ersentase )D*. )D* absolut adalah ju!lah sel )D* yang ada
dala! satu !l darah, sedangkan %ersentase )D* adalah nilai %ersentase
)D* terhada% ju!lah li!fosit (3unung dkk, 25). :ika nilai tes
!ela%orkan )D6 N 5*6, ini berarti 5*6 li!fosit kita adalah sel )D*
(.%iritia.or.id) #ilai )D* da%at diketahui se'ara !anual dengan otica!
microscoy atau f!uorescence microscoy dan se'ara oto!atis dengan

51
f!ow cytometry dan dedicated cytometry& &enghitungan ju!lah )D* se'ara
!anual hingga saat ini !asih tidak diakui oleh (H8, hal ini disebabkan
karena hasil dari %enghitungan )D* se'ara !anual !e!iliki hasil yang
lebih subjektif dan tidak !e!iliki standar dala! kualitas. .elain itu juga
%enghitungan )D* se'ara !anual tidak da%at !engetahui nilai %ersentase
)D*, nilai %ersentase )D* hanya da%at diketahui dengan f!ow cytometry
dan dedicated cytometry ((H8, 29).
2.5.1. 1!ow cytometry
1!ow cytometry adalah sebuah teknologi yang da%at
!engukur dan !enganalisa bentuk fisik dan sifat-sifat ki!ia dari sel
se'ara si!ultan. .etia% sel yang !ele-ati berkas sinar laser %ada
f!ow cytometry !eni!bulkan sinyal elektronik yang di'atat oleh
instru!en sebagai karakteristik sel bersangkutan. .etia%
karakteristik !olekul %ada %er!ukaan sel !au%un yang terda%at di
dala! sel da%at diidentifikasi dengan !enggunakan satu atau lebih
ro%e. 8leh karena itu, f!ow cytometry da%at !engidentifikasi setia%
jenis aktivitas sel dan !enghitung ju!lah !asih-!asing dala!
suatu %o%ulasi 'a!%uran ((H8, 29)
.etia% sel yang !ele-ati berkas sinar laser akan
!enyebabkan sinar laser ter%en'ar (scattered) ke dua arah, yaitu
forward scatter (A.)) yang %ararel dengan arah sinar dan side
scatter (..)) yang arahnya tegak lurus %ada arah sinar laser.
,esarnya A.) berbanding lurus dengan atau !engga!barkan
volu!e atau ukuran sel. .el yang !ati (-alau%un %ena!%akan
!ikrosko%is sebaliknya), terlihat lebih ke'il dibanding sel hidu%.
$da%un ..) ditentukan oleh !orfologi dan e!isi sinar fluoresen
yang di%an'arkan oleh fluorokro! yang digunakan untuk !e-arnai
sel. .inyal-sinyal itu dikonversikan !enjadi angka digital dan
di%erlihatkan %ada suatu histogra! yang da%at dianalisis untuk
!e!%eroleh infor!asi tentang karakteristik sel bersangkutan
((H8, 29).

52
2.5.1.1 1!ow 0ytometer
1!ow cytometer !eru%akan salah satu instru!en
yang !enggunakan !etode f!ow cytometry. .elain da%at
!engukur berbagai !a'a! karakteristik sel dala! -aktu
yang 'e%at se'ara si!ultan, teknologi ini juga !e!iliki
kete%atan dan ketelitian yang tinggi. 1!ow cytometer %ada
dasarnya adalah !ikrosko% yang dilengka%i dengan
ko!%onen yang berfungsi untuk !elalukan individu sel
se'ara sekuensial !elalui berkas 'ahaya (laser) yang akan
dianalisis. 0o!%onen %enyusunnya terdiri atas tiga siste!>
yaitu fluida, o%tik, dan elektronik ((H8, 29).
a. .iste! fluida
.iste! fluida !engarahkan sel !elalui 'ahaya
(laser) untuk dianalisis, terdiri dari sheath f!uid dan
centra! channe!. +enaga hidrodina!ik !engakibatkan
sel satu %er satu !ele-ati centra! channe! ((H8,
29).
b. .iste! o%tik
.iste! o%tik terdiri atas laser sebagai su!ber
'ahaya dan !engeksitasi (fluorokro!) sel dala! aliran
sa!%el, serta filter o%tik untuk !engarahkan sinyal
'ahaya yang dihasilkan ke detektor yang sesuai ((H8,
29).
2aser !e!an'arkan 'ahaya koheren dan !eru%akan
berkas sangat %ararel. Hal ini !e!ungkinkan dasar
%engukuran yang berbasis %ada gangguan berkas (%eam
distur%ance) da%at dilakukan (forward scatter, side
scatter). &enggunaan berkas terfokus yang eli%tis da%at
!enghasilkan hanya 'ahaya fluoresensi dari sing!e ce!!
(si"e deendent) yang da%at diukur setia% saat ((H8,
29).

55
&engukuran sel %ada flo- 'yto!eter !enggunakan
%rinsi% %endar 'ahaya (!ight scattering). &rinsi% !ight
scattering adalah !etode di !ana sel dala! suatu
aliran !ele-ati 'elah di !ana berkas 'ahaya
difokuskan ke sel (sensing area). $%abila 'ahaya
tersebut !engenai sel, akan diha!burkan, di%antulkan,
atau dibiaskan ke se!ua arah. ,ebera%a detektor yang
diletakkan %ada sudut-sudut tertentu akan !enangka%
berkas-berkas sinar sesudah !ele-ati sel. satu detektor
diletakkan berhada%an dengan su!ber sinar (A.)),
bebera%a diletakkan dengan !e!bentuk sudut (..)),
dan detektor fluoresen. A.) berkorelasi dengan volu!e
atau ukuran sel, sedangkan ..) berhubungan dengan
ko!%leksitas bagian dala! %artikel, se%erti ukuran
nukleus, ti%e granula sito%las!a, dan tekstur kasar
!e!bran %las!a ((H8, 29).
'. .iste! elektronik
.iste! elektronik berfungsi untuk !endeteksi
'ahaya dan !engubahnya ke bentuk sinyal digital. Data
yang dihasilkan oleh flo- 'yto!eter da%at di%lot dala!
satu di!ensi, untuk !enghasilkan histogra! atau
dala! dua di!ensi %lot titik, atau bahkan dala! tiga
di!ensi. &lot sering dibuat %ada skala logarit!ik,
karena e!isi %e-arna fluoresen yang berbeda. Data
aku!ulasi !enggunakan flo- 'yto!eter da%at
dianalisis !enggunakan %erangkat lunak ko!%uter,
se%erti (in7DI Alo-jo, A). 1ks%res, Venturi8ne,
)ellOuest &ro, atau )ytos%e' ((H8, 29).
3a!bar
,erdasarkan diagnostic accuracy study di 7ala-i,
Data aku!ulasi dari flo- 'yto!eter juga da%at

5*
dianalisis dengan ru!us !ate!atika ?

5/
&e!eriksaan !enggunakan flo- 'yto!eter yang
berbasis flo- 'yto!etry (A$). )alibur) !eru%akan
%e!eriksaan yang %aling baik untuk li!fosit +
hel%er=indu'er ()D*
E
) atau li!fosit + su%ressor='ytotoJi'
()D;
E
) ((H8, 29).
#ilai %ersentase )D* lebih stabil dibandingkan ju!lah )D*
absolut (aidsinfonet.org). .ehingga, %ersentase )D* !eru%akan indikator
yang lebih baik untuk !engga!barkan %erke!bangan %enyakit
dibandingkan dengan hanya %e!eriksaan ju!lah )D* saja (3unung dkk,
25). :u!lah )D* absolut 'enderung berubah-ubah karena ju!lah )D*
absolut di%engaruhi oleh ju!lah li!fosit dala! tetes darah (.%iritia.or.id).
#ilai nor!al %ersentase )D* adalah 2-*6. Indikator yang lain adalah
rasio )D*=)D;. #ilai nor!al rasio ini adalah ,<-1,<. &ada infeksi HIV
rasio ini akan terbalik, sel-sel )D; akan !eningkat, sedangkan sel-sel )D*
akan !enurun (3unung dkk, 25).
Hasil %e!eriksaan da%at bervariasi !enurut -aktu dala! sehari,
infeksi yang sedang diala!i, kurang tidur, stres dan faktor-faktor biologik
lainnya. Hasil yang berbeda juga bisa dikarenakan %e!eriksaan lab,
!isalnya -aktu antara %enga!bilan sa!%el dan -aktu %e!eriksaan yang
dilakukan (3unung dkk, 25). Hasil %engukuran terda%at %ada tingkat
%aling rendah %ada %ukul 12?5 dan tingkat %un'ak %ada %ukul 2?5
(,artlett dan 3allant, 2@). 8leh karena itu, %enilaian hendaknya
dilakukan dengan !elihat ke'enderungan hasil %e!eriksaan, tidak hanya
dengan %e!eriksaan sekali saja (3unung dkk, 25).

5@
"ata rata %enurunan )D* adalah sekitar 9-1 sel=!!
5
=tahun,
dengan %eningkatan setelah %e!berian $"V antara /G1 sel=!!
5
=tahun.
:u!lah li!fosit total (+2)) tidak da%at !enggantikan %e!eriksaan )D*
(0e!enkes "I, 211). 0arena ju!lah )D* %enting untuk !enunjukkan
kekuatan siste! kekebalan tubuh, sehingga dianjurkan untuk !elakukan
%e!eriksaan setia% 5-@ bulan sekali bagi %enderita HIV dengan atau tan%a
tera%i $"V dan setia% @-12 bulan bagi %enderita HIV yang !e!iliki
ju!lah viral load stabil dengan ju!lah virus yang ha!%ir tidak terdeteksi (
3allant dan Hoff!ann, 211).
Ibu ha!il Gdengan atau tan%a HIVG sering !engala!i %enurunan
%ada ju!lah sel )D* yang ke!bali ke tingkat sebelu! ha!il setelah
!elahirkan. Hal ini !e!beri kesan bah-a %enurunan ju!lah )D*
!ungkin bukan indikator status kekebalan yang da%at diandalkan bagi
%ere!%uan HIV-%ositif yang ha!il (3unung dkk, 25).
.ebagai!ana dila%orkan dala! jurnal $ID. Research and Human
Retroviruses edisi Dese!ber 29, %ara %eneliti &ran'is !enilai a%akah
%enggunaan ju!lah )D* !utlak sebagai %engganti %ersentase )D* da%at
!e!%engaruhi ke%utusan sehubungan dengan %er!ulaan $"+ %ada
%ere!%uan HIV-%ositif yang ha!il di $bidjan, &antai 3ading di $frika.
$ntara !asa sebelu! ha!il dan setelah !elahirkan, ju!lah )D* !utlak
!eningkat se'ara ber!akna, se!entara %ersentase )D* teta% tidak
berubah. .ehingga, dala! kesi!%ulan, %ara %eneliti !enulis, P4ntuk
!e!bidik se'ara te%at -aktu yang %aling te%at bagi %ere!%uan ha!il di
$frika sub-.ahara untuk !e!ulai $"+, %ersentase )D* !ungkin lebih
da%at diandalkan dibandingkan ju!lah )D* !utlakQ (1kouvi dkk, 29).
HIV %ada keha!ilan !e!%engaruhi ju!lah )D* dan %erbedaan
hitung )D* berdasarkan usia gestasi (1k-e!%u dkk, 212). (alau%un
ju!lah )D* !utlak da%at turun, ke!ungkinan %ersentase )D* akan lebih
stabil, dan !ungkin %ada saat ha!il %ersentase )D* lebih baik di%antau.
#a!un, bila ju!lah )D* turun di ba-ah 2 sel=Bl, risiko ti!bulnya
infeksi o%ortunistik (I8) da%at !enjadi lebih tinggi. Infeksi ini da%at

59
!e!%engaruhi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya (3reen, 2/).

Anda mungkin juga menyukai