Anda di halaman 1dari 17

A.

Deskripsi
Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan pengiriman
obat, terjamin keabsahan, tepat jenis dan jumlah secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan kesehatan. Distribusi obat dilakukan agar
persediaan jenis dan jumlah yang cukup sekaligus menghindari kekosongan dan
menumpuknya persediaan serta mempertahankan tingkat persediaan obat.
B. Tujuan Distribusi
1) Terlaksananya pengiriman obat secara merata dan teratur sehingga dapat diperoleh
pada saat dibutuhkan.
2) Terjaminnya mutu obat dan perbekalan kesehatan pada saat pendistribusian
) Terjaminnya kecukupan dan terpeliharanya penggunaan obat di unit pelayanan
kesehatan.
!) Terlaksananya pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan pelayanan dan program
kesehatan.
") #$isiensi pengeluaran dana di unit pelayanan kesehatan.
1) %egiatan Distribusi &utin
A. 'erumusan stok optimum
'erumusan stok optimum persediaan dilakukan dengan memperhitungkan siklus
distribusi rata-rata pemakaian, (aktu tunggu serta ketentuan mengenai stok
pengaman. &encana distribusi obat ke setiap unit pelayanan kesehatan termasuk
rencana tingkat persediaan, didasarkan kepada besarnya stok optimum setiap jenis
obat di setiap unit pelayanan kesehatan.
)tok optimum * pemakaian obat dalam satu periode tertentu + stok pengaman + (aktu
tunggu.
'ada akhir periode distribusi akan diperoleh persediaan sebesar stok pengaman di
setiap unit pelayanan kesehatan. &encana tingkat persediaan di ,-% adalah
rencana distribusi untuk memastikan bah(a persediaan obat di ,-% cukup untuk
melayani kebutuhan obat selama periode distribusi berikutnya. 'osisi persediaan
yang direncanakan tersebut di harapkan dapat mengatasi keterlambatan
permintaan obat oleh unit pelayanan kesehatan atau pengiriman obat oleh ,-%
%abupaten. %ota.
B. 'enetapan $rek(ensi pengiriman obat ke unit pelayanan
-rekuensi pengiriman obat ke unit pelayanan ditetapkan dengan memperhatikan /
1. Anggaran yang tersedia
2. 0arak dan kondisi geogra$is dari ,-% ke 1'%
. -asilitas gudang 1'%
!. )arana yang ada di ,-%
2. 'enyusunan peta lokasi, jalur dan jumlah pengiriman
Agar alokasi biaya pengiriman dapat dipergunakan secara e$ekti$ dan e$isien maka ,-%
perlu membuat peta lokasi dari unit-unit pelayanan kesehatan di (ilayah kerjanya. 3al
ini sangat diperlukan terutama untuk pelaksanaan distribusi akti$ dari ,-%. 0arak 4km)
antara ,-% dengan setiap unit pelayanan kesehatan dicantumkan pada peta lokasi.
Disamping itu dilakukan pula upaya untuk meman$aatkan kegiatankegiatan tertentu
yang dapat membantu pengangkutan obat ke 1'% misalnya kunjungan rutin petugas
%abupaten ke 1'%, pertemuan dokter 'uskesmas yang diselenggarakan di
%abupaten.%ota dan sebagainya.
Atas dasar ini dapat ditetapkan jad(al pengiriman untuk setiap rayon distribusi
misalnya ada rayon distribusi yang dapat dilayani sebulan sekali, ada rayon distribusi
yang dapat dilayani tri(ulan dan ada yang hanya dapat dilayani tiap enam bulan
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. 5embuat da$tar rayon dan jad(al
distribusi tiap rayon berikut dengan nama unit pelayanan kesehatan di rayon tersebut
lengkap dengan nama dokter %epala 1'% serta penanggung ja(ab pengelola obatnya.
2) %egiatan Distribusi %husus
%egiatan distribusi khusus di ,nstalasi -armasi %abupaten.%ota dilakukan sebagai berikut/
A. ,nstalasi -armasi %abupaten. %ota dan pengelola program %abupaten. %ota,
bekerjasama untuk mendistribusikan masing-masing obat program yang diterima dari
propinsi, kabupaten. kota.
B. Distribusi obat program ke 'uskesmas dilakukan oleh ,-% atas permintaan
penanggung ja(ab program, misalnya pelaksanaan program penanggulangan penyakit
tertentu seperti 5alaria, -rambusia dan penyakit kelamin, bilamana obatnya diminta
langsung oleh petugas program kepada ,-% %abupaten. %ota tanpa melalui
'uskesmas, maka petugas yang bersangkutan harus membuat permintaan dan
laporan pemakaian obat yang diketahui oleh %epala Dinas %esehatan %abupaten.%ota.
2. 6bat program yang diberikan langsung oleh petugas program kepada penderita di lokasi
sasaran, diperoleh.diminta dari 'uskesmas yang memba(ahi lokasi sasaran. )etelah
selesai pelaksanaan pemberian obat, bilamana ada sisa obat harus dikembalikan ke
'uskesmas yang bersangkutan. %husus untuk 'rogram Diare diusahakan ada sejumlah
persediaan obat di 'osyandu yang penyediaannya diatur oleh 'uskesmas.
D. 1ntuk %7B dan bencana alam, distribusi dapat dilakukan melalui permintaan maupun
tanpa permintaan oleh 'uskesmas. Apabila diperlukan, 'uskesmas yang (ilayah kerjanya
terkena %7B.Bencana dapat meminta bantuan obat kepada 'uskesmas terdekat.
D. Tata 2ara 'endistribusian 6bat
1. ,-% %abupaten. %ota melaksanakan distribusi obat ke 'uskesmas dan di (ilayah
kerjanya sesuai kebutuhan masing-masing 1nit 'elayanan %esehatan.
2. 'uskesmas ,nduk mendistribusikan kebutuhan obat untuk 'uskesmas 'embantu,
'uskesmas %eliling dan 1nit-unit 'elayanan %esehatan lainnya yang ada di (ilayah
binaannya.
. Distribusi obat-obatan dapat pula dilaksanakan langsung dari ,-% ke 'uskesmas
'embantu sesuai dengan situasi dan kondisi (ilayah atas persetujuan %epala 'uskesmas
yang memba(ahinya. Tata cara distribusi obat ke 1nit 'elayanan %esehatan dapat
dilakukan dengan cara penyerahan oleh ,-% ke 1nit 'elayanan %esehatan, pengambilan
sendiri oleh 1'% di ,-%, atau cara lain yang ditetapkan oleh %epala Dinas %esehatan
%abupaten. %ota.
!. Tata cara pengiriman obat ke unit pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan cara
penyerahan yaitu pengiriman dan penga(asan. 'engiriman obat dilakukan oleh $arrnasi.
2ara lain adalah dengan pengambilan bila puskesmas.rumah sakit mengatur sendiri
pengabilan obat dari gudang.
". 6bat-obat yang akan dikirim ke puskesmas atau rumah sakit harus disertai dengan
dokumen penyerahan atau pengiriman obat.
8. )ebelum dilakukan pengepakan atas obat yang akan dikirim maka perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap,
a) 0enis dan jumlah obat
b) %ualitas atau kondisi obat
c) ,si kemasan, kekuatan sediaan
d) %elengkapan dan kebenaran dokumen obat
9. Tiap pengeluaran obat dari gudang $armasi harus segera dicatat pada kartu stock dan
kartu stock induk obat serta buku harian pengeluaran obat.
#. 'encatatan 3arian 'engeluaran 6bat
6bat yang telah dikeluarkan harus segera dicatat dan dibukukan pada Buku 3arian
'engeluaran 6bat sesuai data obat dan dilakukan dokumentasi.
-. -ungsi
)ebagai dokumen yang memuat semua catatan pengeluaran, baik mengenai data obat
maupun dokumen yang menyertai pengeluaran obat tersebut.
:. %artu &encana Distribusi
-ungsi /
A. )ebagai lembar kerja bagi penyusunan rencana distribusi dan pengendalian distribusi
B. )ebagai sumber data dalam melakukan kegiatan distribusi ke unit pelayanan
%artu &encana Distribusi terdiri dari /
; Bagian A #kspedisi.
; Bagian B %artu.Buku monitoring distribusi per 1'%.
2. 'encatatan 3arian 'engeluaran 6bat atau dokumen yang memuat catatan pengeluaran
baik data obat maupun dokumen yang menyertai
3. ,n$ormasi yang didapat
1. Data obat yang dikeluarkan, nomor dan tanggal dokumen yang menyertainya.
2. 1nit penerima obat.
,. 5an$aat ,n$ormasi yang didapat, )ebagai sumber data untuk perencanaan dan
pelaporan.
0. %egiatan yang harus dilakukan
7akukan pengisian sesuai petunjuk pengisian.
1. 'etugas penyimpanan dan penyaluran mengelola dan mencatat pengeluaran obat di
Buku 3arian 'engeluaran 6bat 4-ormulir ,<).
2. Buku 3arian 'engeluaran 6bat memuat semua catatan pengeluaran obat, baik
mengenai data obat maupun catatan dokumen obat tersebut.
. Buku 2atatan 3arian 'engeluaran 6bat ditutup tiap hari dan dibubuhi para$.tanda
tangan %epala ,-%.
!. %olom buku harian pengeluaran obat diisi sebagai berikut/
A. =omor urut sesuai dengan pengeluaran obat
B. Tanggal pengeluaran barang
2. =omor tanda bukti pengeluaran baik yang berupa surat kiriman dan tanggal dokumen
tersebut
D. =ama perusahaan pengirim
#. 0umlah item obat
Tata cara pendistribusian/
- 'ihak puskesmas.rumah sakit datang ke ,n$alkes dengan memba(a 7'7'6 yang
sudah di tandatangani oleh kepala masing-masing instansi yang bersangkutan, sub
bagian pengadaan, dan sub unit bagian gudang instansi masing- masing. 'ihak in$alkes
akan menyediakan obat > obat yang di butuhkan oleh pihak ,nstansiyang bersangkutan
pada saat itu. %emudian mendistribusikan.
- ,n$alkes akan memberikan tanda terima kepada pihak instansi yang bersangkutandan
pihak instansti tersebut harus menandatangani bukti tanda terima tersebut.
)istem pendistribusiaan menggunakan?
- )istem -,-6 4-rist ,n $rist 6ut) dimana barang yang datang terlebih dahulu akan di
distribusikan terlebih dahulu
- )item -#-6 4-irst#@pired Date -irst out) yaitu barang yang memiliki #D pendek .
mendekati tanggal #D akan di keluarkan terlebih dahulu.
,n$alkes ada dua kali distribusi ke puskesmas dan rumah sakit, yakniA
1. bulan 0anuary > -ebruary
2. bulan 0uli > Agustus
. )ecara insidentil, yaitu kebutuhan barang mendadak dari puskesmas dan rumah sakit,
selama persediaan masih ada, pihak in$alkes harus menyediakannya.)etelah ,n$alkes
mendistribusikan sediaan $armasi kepada pukesmas dan rumahsakit, pihak in$alkes akan
memasukkan jumlah barang yang keluar ke dalam kartu stock dan menghitung sisa yang
ada di gudang.
Sistem distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat sejak setelah sediaan
disiapkan oleh ,-, dihantarkan kepada pera(at, dokter atau pro$esional pelayanan
kesehatan lain untuk diberikan kepada penderita. )istem pendistribusian obat yang dibuat
harus mempertimbangkan e$isiensi penggunaan sarana, personel, (aktu dan mencegah
kesalahan atau kekeliruan. )istem ini melibatkan sejumlah prosedur, personel dan $asilitas.
)uatu sistem distribusi obat yang e$isien dan e$ekti$ harus dapat memenuhi hal-hal beriku/
1. %etersediaan obat yang tetap terpelihara
2. 5utu dan kondisi obat. sediaan obat tetap stabil selama proses distribusi.
. 5eminimalkan kesalahan obat dan memaksimalkan keamanan pada penderita.
!. 5eminimalkan obat yang rusak atau kadalu(arsa.
". #$isiensi penggunaan )D5.
8. 5eminimalkan pencurian dan atau kehilangan obat.
9. ,- mempunyai semua akses dalam semua tahap proses distribusi untuk pengendalian
penga(asan dan penerapan pelayanan $armasi klinik.
B. Terjadinya interaksi pro$esional antara apoteker, dokter, pera(at, dan penderita.
C. 5eminimalkan pemborosan dan penyalahgunaan obat
1D. 3arga terkendali.
11. 'eningkatan penggunaan obat yang rasional.
)istem transpor obat dari ,- harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut /
1. 'roduk obat harus terlindung dari kerusakan dan pencurian selama proses transportasi.
2. )istem transpor tidak merusak atau memperlambat penyampaian obat ke penderita.
. Dalam sistem transpor, pengecekan obat dilakukan sebelum obat diba(a dari ,-, periksa
kecocokan jenis obat dan kuantitasnya dengan resep. 7akukan pemeriksaan ulang saat
obat tiba dan diterima di unit pera(at.
!. 'rosedur dari ,- ke daerah penderita harus terdokumentasi.

5etode Distribusi 6bat Berdasarkan Ada atau Tidaknya )atelit -armasi
1. Sistem Pelayanan Terpusat (Sentralisasi)
)entralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan $armasi yang dipusatkan pada
satu tempat yaitu instalasi $armasi. 'ada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalan $armasi
setiap unit pemakai baik untuk kebutuhan indiEidu maupun kebutuhan barang dasar
ruangan disuplai langsung dari pusat pelayanan $armasi tersebut. &esep orisinil oleh
pera(at dikirim ke ,-, kemudian resep itu diproses sesuai dengan kaidah Acara dispensing
yang baik dan obat disiapkan untuk didistribusikan kepada penderita tertentu.A %euntungan
sistem ini adalah/
1) )emua resep dikaji langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberi in$ormasi kepada
pera(at berkaitan dengan obat pasien,
2) 5emberi kesempatan interaksi pro$esional antara apoteker-dokter-pera(at-pasien,
) 5emungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas persediaan.
!F 5empermudah penagihan biaya pasien.
'ermasalahan yang terjadi pada penerapan tunggal metode ini di suatu rumah sakit yaitu
sebagai berikut/
- Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan distribusi obat ke
pasien yang cukup tinggi,
- 0umlah kebutuhan personel di ,nstalasi -armasi &umah )akit meningkat,
- -armasis kurang dapat melihat data ri(ayat pasien 4patient records) dengan cepat.
- Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada (aktu penyiapan
komunikasi. )istem ini kurang sesuai untuk rumah sakit yang besar, misalnya kelas A dan B
karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehingga jarak antara ,nstalasi -armasi
&umah )akit dengan pera(atan pasien sangat jauh.
2. Sistem Pelayanan Terbagi (Desentralisasi)
Desentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan $armasi yang mempunyai cabang
di dekat unit pera(atan.pelayanan. 2abang ini dikenal dengan istilah depo $armasi.satelit
$armasi. 'ada desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian perbekalan $armasi ruangan
tidak lagi dilayani oleh pusat pelayanan $armasi. ,nstalasi $armasi dalam hal ini bertanggung
ja(ab terhadap e$ektiEitas dan keamanan perbekalan $armasi yang ada di depo $armasi.
Tanggung ja(ab $armasis dalam kaitan dengan distribusi obat di satelit $armasi /
G Dispensing dosis a(al padapermintaan baru dan larutan intraEena tanpa tambahan
4intraEenous solution (ithout additiEes).
G 5endistribusikan i. E. admikstur yang disiapkan oleh $armasi sentral.
G 5emeriksa permintaan obat dengan melihat medication dministration record 45A&).
G 5enuliskan nama generik dari obat pada 5A&.
G 5emecahkan masalah yang berkaitan dengan distribusi.
&uang lingkup kegiatan pelayanan depo $armasi adalah sebagai berikut /
a) 'engelolaan perbekalan $armasi
'engelolaan perbekalan $armasi bertujuan untuk menjamin tersedianya perbekalan $armasi
dalam jumlah dan jenis yang tepat dan dalam keadaan siap pakai pada (aktu dibutuhkan
oleh pasien, dengan biaya yang see$isien mungkin. 'engelolaan barang $armasi terbagi
atas /
1. 'engelolaan barang $armasi dasar 4B-D)
Barang $armasi dasar meliputi obat dan alat kesehatan yang diperoleh dari sub instalasi
perbekalan $armasi.
2. 'engelolaan barang $armasi non dasar 4B-=D)
Depo $armasi melakukan pengelolaan B-=D mulai dari penerimaan sampai dengan
pendistribusian. 'erencanaan B-=D tidak dilakukan melalui depo $armasi.
%egiatan pengelolaan perbekalan $armasi, meliputi /
a. 'erencanaan
'erencanaan bertujuan untuk menyusun kebutuhan perbekalan $armasi yang tepat sesuai
kebutuhan, mencegah terjadinya kekosongan . kekurangan barang $armasi , mendukung .
meningkatkan penggunaan perbekalan $armasi yang e$ekti$ dan e$isien.
b. 'engadaan
'engadaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan $armasi yang berkualitas
berdasarkan $ungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan.
c. 'enerimaan
'enerimaan bertujuan untuk mendapatkan perbekalan $armasi yang berkualitas sesuai
kebutuhan.
d. 'enyimpanan
'enyimpanan bertujuan untuk menjaga agar mutu perbekalan $armasi tetap terjamin,
menjamin kemudahan mencari perbekalan $armasi dengan cepat pada (aktu dibutuhkan
untuk mencegah kehilangan perbekalan $armasi.
e. 'endistribusian
'endistribusian bertujuan untuk memberikan perbekalan $armasi yang tepat dan aman pada
(aktu dibutuhkan oleh pasien.
b) 'elayanan $armasi klinik
'elayanan $armasi klinik bertujuan untuk menjamin kemanjuran, keamanan dan e$isiensi
penggunaan obat serta dalam rangka meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
Tanggung ja(ab $armasis dalam memberikan pelayanan $armasi klinik pada satelit $armasi
ialah /
i. 5onitoring ketepatan terapi obat, interaksi antar obat serta reaksi samping obat yang tidak
diinginkan 4adEerse drug reaction).
ii. 5onitoring secara intensi$ terapi obat seperti total parenteral nutrition 4T'=) dan terapi
antineoplastik.
iii. 5enyiapkan dosis $armakokinetik.
iE. 5enjad(alkan pengobatan obat terpilih.
E. )ebagai pusat in$ormasi obat bagi dokter, pera(at dan pasien.
Ei. 5engidenti$ikasi, mencegah, dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat.
%egiatan yang dilakukan yaitu monitoring pengobatan pasien untuk memantau e$ek
samping obat yang merugikan serta menjamin pemakaian obat yang rasional.
c.) Administrasi
%egiatan administrasi berupa stock opname perbekalan $armasi, pencatatan perbekalan
$armasi yang rusak.tidak sesuai dengan aturan ke$armasian, pelaporan pelayanan
perbekalan $armasi dasar, pelaporan pelayanan distribusi perbekalan $armasi dan pelaporan
pelayanan $armasi klinik.
%euntungan dari penerapan metode desentralisasi diantaranya sebagai berikut /
G 'enyediaan obat pesanan atau permintaan dapat dipenuhi dengan (aktu yang lebih
singkat.
G %omunikasi langsung yang terjadi antara $armasis, dokter, dan pera(at.
G -armasis dapat langsung memberikan in$ormasi mengenai obat yang dibutuhkan oleh
dokter dan pera(at.
G 'elayanan $armasi klinik.
G 'enurunan (aktu keterlibatan pera(aran dalam distribusi obat.
,<. )istem Distribusi 6bat Bagi 'asien &a(at ,nap
1. )istem Distribusi 6bat &esep ,ndiEidual
&esep indiEidual adalah order atau resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita,
sedangkan sentralisasi adalah semua order. resep tersebut yang disiapkan dan
didistribusikan dari ,nstalasi -armasi &umah )akit 4,-&)) sentral.
)istem distribusi obat resep indiEidual adalah tatanan kegiatan pengantaran sediaan obat
oleh ,-&) sentral sesuai dengan yang ditulis pada order.resep atas nama penderita ra(at
tinggal tertentu melalui pera(at ke ruang penderita tersebut. Dalam sistem ini obat diberikan
kepada pasien berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter.
Dalam sistem ini, semua obat yang diperlukan untuk pengobatan di-dispensing dari ,-&).
&esep orisinal oleh pera(at dikirim ke ,-&), kemudian diproses sesuai dengan kaidah cara
dispensing yang baik dan obat disiapkan untuk didistribusikan kepada penderita tertentu.
)istem ini mirip dengan dispensing untuk pasien ra(at jalan .outpatient. ,nterEal dispensing
pada sistem ini dapat dibatasi misalnya, pengobatan pasien untuk seorang pasien untuk
hari telah dikirim jika terapi berlanjut sampai lebih dari hari, tempat obat yang kosong
kembali ke ,-&) untuk di-re$ill. Biasanya obat yang disediakan oleh ,-&) dalam bentuk
persediaan misalnya untuk 2-" hari.
%euntungan sistem obat resep indiEidual/
1. )emua resep . order dikaji langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberi keterangan
atau in$ormasi kepada pera(at berkaitan dengan obat penderita.
2. 5emberi kesempatan interaksi pro$esional antara apoteker-dokter-pera(at-pasien
. 5emungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas perbekalan
!. 5empermudah penagihan biaya obat penderita
%eterbatasan sistem distribusi obat resep indiEidual
1. %emungkinan keterlambatan sediaan obat sampai kepada penderita
2. 0umlah kebutuhan personal ,-&) meningkat
. 5emerlukan jumlah pera(at dan (aktu yang lebih banyak untuk penyiapan obat di ruang
pada (aktu konsumsi obat
!. Terjadinya kesalahan obat karena kurang pemeriksaan pada (aktu konsumsi obat.
)istem ini kurang sesuai untuk rumah sakit-rumah sakit yang besar, seperti kelas A dan B
karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehingga jarak antara ,-&) dengan
pera(atan pasien sangat jauh. )istem ini biasanya digunakan di rumah sakit-rumah sakit
kecil atau s(asta karena memberikan metode yang sesuai dalam penerapan keseluruhan
biaya pengobatan dan memberikan layanan kepada pasien secara indiEidual.
2. ),)T#5 D,)T&,B1), 6BAT '#&)#D,AA= 7#=:%A' D, &1A=: 4T6TA7 -766&
)T62%)
Dalam sistem ini, semua obat yang dibutuhkan penderita tersedia dalam ruang
penyimpanan obat di ruang tersebut. 'ersediaan obat diruang dipasok oleh ,-&). 6bat
yang didispensing dalam sistem ini terdiri atas obat penggunaan umum yang biayanya
dibebankan pada biaya paket pera(atan menyeluruh dan resep obat yang harus dibayar
sebagai biaya obat.
6bat penggunaan umum ini terdiri atas obat yang tertera dalam da$tar yang telah ditetapkan
'-T dan ,-&) yang tersedia di unit pera(at, misalnya kapas pembersih luka, larutan
antiseptic dan obat tidur.
)istem distribusi obat persediaan lengkap di ruang adalah tatanan kegiatan penghantaran
sediaan obat sesuai dengan yang ditulis dokter pada resep obat, yang disiapkan dari
persediaan di ruang oleh pera(at dan dengan mengambil dosis. unit obat dari (adah
persediaan yang langsung diberikan kepada penderita di ruang itu.
%euntungan
1. 6bat yang diperlukan segera tersedia bagi pasien
2. 'eniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai ke ,-&)
. 'engurangan penyalinan kembali resep obat
!. 'engurangan jumlah personel ,-&)
%eterbatasan
1. %esalahan obat sangat meningkat karena resep obat tidak dikaji langsung oleh apoteker
2. 'ersediaan obat di unit pera(at meningkat dengan $asilitas ruangan yang sangat terbatas
. 'encurian obat meningkat
!. 5eningkatnya bahaya karena kerusakan
". 'enambahan modal inEestasi untuk menyediakan $asilitas penyiapan obat yang sesuai di
setiap daerah unit pera(atan pasien
8. Diperlukan (aktu tambahan bagi pera(at untuk menangani obat
9. 5eningkatnya kerugian karena kerusakan obat
Alur sistem distribusi persediaan lengkap di ruang adalah dokter menulis resep kemudian
diberikan kepada pera(at untuk diinterpretasikan kemudian pera(at menyiapkan semua
obat yang diperlukan dari persediaan obat yang ada di ruangan sesuai resep dokter untuk
diberikan kepada pasien, termasuk pencampuran sediaan intraEena. 'ersediaan obat di
ruangan dikendalikan oleh instalasi $armasi.
. ),)T#5 D,)T&,B1), 6BAT %65B,=A), &#)#' ,=D,<,D1A7 DA= '#&)#D,AA= D,
&1A=:
&umah sakit yang menerapkan sistem ini, selain menerapkan sistem distribusi resep.order
indiEidual sentralisasi, juga menerapkan distribusi persediaan di ruangan yang terbatas.
)istem ini merupakan perpaduan sistem distribusi obat resep indiEidual berdasarkan
permintaan dokter yang disiapkan dan distribusikan oleh instalasi $armasi sentral dan
sebagian lagi siapkan dari persediaan obat yang terdapat di ruangan pera(atan pasien.
6bat yang disediakan di ruangan pera(atan pasien merupakan obat yang sering diperlukan
oleh banyak pasien, setiap hari diperlukan dan harga obat relati$ murah, mencakup obat
resep atau obat bebas. 0enis dan jumlah obat yang masuk dalam persediaan obat di
ruangan, ditetapkan oleh '-T dengan pertimbangan dan masukan dari ,-&) dan Bagian
'elayanan %epera(atan. )istem kombinasi ini bertujuan untuk mengurangi beban kerja
,-&).
%euntungan
1. )emua resep . order indiEidual dikaji langsung oleh apoteker
2. Adanya kesempatan berinteraksi pro$esional antara apoteker-dokter-pera(at-penderita
. 6bat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita 4obat persediaan di ruang)
!. Beban ,-&) dapat berkurang
". 5engurangi terjadinya kesalahan terapi obat
%eterbatasan
,,. %emungkinan keterlambatan sediaan obat sampai kepada penderita 4obat resep
indiEidual)
,,,. %esalahan obat pemberian obat yang disiapkan dari persediaan ruang dapat terjadi.
,<. 5embutuhkan tempat yang cukup untuk tempat penyimpanan obat
Alur sistem distribusi obat kombinasi persediaan di ruang dan resep indiEidual adalah dokter
menulis resep untuk pasien dan resep tersebut diinterpretasikan oleh apoteker dan pera(at.
'engendalian oleh apoteker dilakukan untuk resep yang persediaan obatnya disiapkan di
instalasi $armasi. 6bat kemudian diserahkan ke ruang pera(atan pasien se(aktu pasien
minum obat. 'engendalian obat yang tersedia di ruang pera(atan dilakukan oleh pera(at
dan apoteker. 6bat disiapkan kepada pasien oleh pera(at.
<. ),)T#5 D,)T&,B1), 6BAT D6),) 1=,T
)istem ini mulai diperkenalkan sejak 2D tahun yang lalu, namun penerapannya masih
lambat karena memerlukan biaya a(al yang besar dan juga memerlukan peningkatan
jumlah apoteker yang besar. 'adahal ada dua kegunaan utama dari sistem ini, yaitu
mengurangi kesalahan obat dan mengurangi keterlibatan pera(at dalam penyiapan obat.
,stilah Hdosis unit H berkaitan dengan jenis kemasan dan juga sistem untuk mendistribusikan
kemasan itu. 6bat dosis unit adalah obat yang disorder oleh dokter untuk penderita, terdiri
dari satu atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit tunggal
dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu (aktu tertentu. 'enderita hanya
membayar obat yang dikonsumsi saja.
Distribusi obat dosis unit adalah tanggung ja(ab ,nstalasi -armasi &umah )akit 4,-&))
dengan kerjasama dengan sta$ medic, pera(at, pimpinan rumah sakit dan sta$
administratiEe. 5aka diperlukan suatu panitia perencana untuk mengembangkan sistem ini
yang sebaliknya dipimpin oleh apoteker yang menjelaskan tentang konsep sistem ini.
)istem distribusi dosis unit merupakan metode dispensing dan pengendalian obat yang
dikoordinasikan ,-&) dalam rumah sakit. )istem dosis unit dapat berbeda dalam bentuk,
tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit. Dasar dari semua sistem dosis unit adalah
obat dikandung dalam kemasan unit tunggal di-dispensing dalam bentuk siap konsumsi? dan
untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 2! jam persediaan dosis, dihantarkan kea tau
tersedia pada ruang pera(atan pada setiap (aktu.
5etode pengoperasian sistem distribusi dosis unit ada tiga macam, yaitu /
1. )entralisasi
Dilakukan oleh ,-&) sentral ke semua daerah pera(atan penderita ra(at tinggal di rumah
sakit secara keseluruhan. %emungkinan di rumah sakit tersebut hanya ada satu ,-&) tanpa
adanya cabang ,-&) di beberapa daerah pera(atan penderita.
:ambar !. )istem Distribusi 6bat Dosis 1nit )entralisasi
2. Desentralisasi
Dilakukan oleh beberapa cabang ,-&) di rumah sakit. 'ada dasarnya sistem ini sama
dengan sistem distribusi obat persediaan lengkap diruangan, hanya saja sistem distribusi
obat desentralisai ini dikelola seluruhnya oleh apoteker yang sama dengan pengelolaan dan
pengendalian oleh ,-&) sentral.
:ambar ". )istem Distribusi 6bat Dosis 1nit Desentralisasi
. %ombinasi sentralisasi dan desentralisasi
Biasanya hanya dosis mula dan dosis keadaan darurat dilayani oleh cabang ,-&). Dosis
selanjutnya dilayani oleh ,-&) sentral. )emua pekerjaan tersentralisasi lain, seperti
pengemasan dan pencampuran sediaan intraEena juga dimulai dari ,-&) sentral.
%euntungan
1. 'enderita menerima pelayanan ,-&) 2! jam sehari dan penderita membayar hanya obat
yang dikonsumsi saja
2. )emua dosis yang diperlukan pada pada unit pera(at telah disiapkan oleh ,-&). 0adi
pera(at mempunyai (aktu lebih banyak untuk pera(atan langsung penderita.
. Adanya sistem pemeriksaan ganda dengan menginterpretasikan resep. dokter dan
membuat pro$il pengobatan penderita 4p) oleh apoteker dan pera(at memeriksa obat yang
disiapkan ,-&) sebelum dikonsumsi. Dengan kata lain, sistem ini mengurangi kesalahan
obat
!. 'eniadaan duplikasi order obat yang berlebihan dan pengurangan pekerjaan menulis di
unit pera(atan dan ,-&)
". 'engurangan kerugian biaya obat yang tidak terbayar oleh penderita
8. 'enyiapan sediaan intraEena dan rekonstitusi obat oleh ,-&)
9. 5eningkatkan penggunaan personal pro$essional dan nonpro$essional yang lebih e$isien
B. 5engurangi kehilangan pendapatan
C. 5enghemat ruangan di unit pera(atan dengan meniadakan persediaan ruah obat-obatan
1D. 5eniadakan pencurian dan pemborosan obat
11. 5emerlukan cakupan dan pengendalian ,-&) di rumah sakit secara keseluruhan sejak
dari dokter menulis resep . order sampai penderita menerima dosis unit
12. %emasan dosis unit secara tersendiri-sendiri diberi etiket dengan nama obat, kekuatan,
nomor kendali dan kemasan tetap utuh sampai obat siap dikonsumsi pada penderita. 3al ini
mengurangi kesempatan salah obat juga membantu daalam penelusuran kembali kemasan
apabila terjadi penarikan obat
1. )istem komunikasi pengorderan dan penghantaran obat bertambah baik
1!. Apoteker dapat dating ke unit pera(at. ruang penderita untuk melakukan konsultasi
obat, membantu memberikan masukan kepada tim, sebagai upaya yang diperlukan untuk
pera(atan yang lebih baik lagi.
1". 'engurangan biaya total kegiatan yang berkaitan dengan obat
18. pening katan pengendalian obat dan pemantauan penggunaan obat menyeluruh
19. pengendalian yang lebih besar oelh apoteker atas pola beban kerja ,-&) dan
penjad(alan sta$
1B. penyesuaian yang lebih besar untuk prosedur komputerisasi dan otomastisasi
<. A71& D,)T&,B1), 6BAT D#)#=T&A7,)A),
-aktor-$aktor yang menjadi dasar untuk mengadakan pelayanan /
a. %ebutuhan pasien
'enggunaan obat di rumah sakit dapat mempengaruhi keadaan pasien, ketidaktepatan
penggunaan antibiotic, mencakup ketidaktepatan dosis, interaksi obat yang merugikan,
duplikasi penggunaan, kombinasi antagonis, dan ketidaktepatan durasi penggunaan. Dalam
hal ini pasien adalah objek yang paling merasakan dampak negaati$ dari ketidaksesuaian
pemberian obat tersebut. )istem distribusi obat sentralisasi untuk pasien ra(at inap yang
dispensing dari ,-&) sentral, seringkali mengakibatkan meningkatnya biaya yang
dikeluarkan pasien.
b. %ebutuhan pera(at
'era(at memiliki peranan penting dalam sistem distribusi obat di rumah sakit. 'era(at
dapat mengorder obat dari ,-&), menyiapkan dan merekonstitusi dosis untuk konsumsi,
pemberian obat, merekam tiap obat yang dikonsumsi, juga memelihara rekaman obat yang
terkendali yang diterima dan digunakan serta memelihara persediaan obat diruang.
'elayanan ,-&) sentralisai di rumah sakit seringkali menimbulkan banyak pertanyaan yang
berkaitan dengan obat dan dukungan in$ormasi obat kepada pera(at jika diperlukan. )istem
distribusi obat untuk penderita ra(at tinggal menggunakan e$isiensi pera(at dibandingkan
dengan sistem distribusi obat sentralisasi.
c. %ebutuhan dokter
Dokter mendiagnosis masalah medikbagi pasien dan menulis suatu rencana terapi.
%omplikasi obat menggambaarkan kebutuhan dokter akan in$ormasi umum obat dan
in$ormasi klinik obat tertentu. Apoteker yang praktek ditempat pera(atan dapat memberi
pengetahuan dan pengalaman klinik obat untuk membantu dokter mengelola terapi obat
penderita mereka.
d. %ebutuhan apoteker
Tugas apoteker dalam suatu sistem distribusi obat sentralisai mungkin disdominasi oleh
tugas menyiapkan, dispensing, dan memberikan partisipasi minimal dalam pelayanan
klinikdalam lingkup minimal, tidak melayani secara memadai atau tidak memenuhi
kebutuhan pasien, dokter dan pera(at yang berkaitan dengan obat.
Dalam lingkungan desentralisasi, apoteker dapat menghubungkan secara langsung,
kebutuhan terapi obat pasien sebagai hasil dari berbagai kemudahan pencapaian pasien,
pera(at, dokter dan rekaman medic. Apoteker dapat mengembangkan keahlian dalam
pera(atan pasien tertentu. Dengan demikian pengalaman apoteker dalam terapi pasien
dapat bertambah.
<,. 'elayanan dan 5an$aat yang Diharapkan 'enderita dari ,-&) Desentralisasi
%arakteristik praktek $armasi klinik apoteker dalam suatu ,-&) desentralisasi /
G %unjungan ke ruang pera(atan penderita
Apoteker menyertai dokter dalam kunjungan pendidikan ke ruang pera(atan. 'artisipasi
tersebut adalah dalam rangka memberikan in$ormasi obat agar diperoleh rencana
pengobatan yang lebih baik.
G Ia(ancara penderita
,n$ormasi sejarah obat penderita diperoleh secara lisan oleh apoteker untuk melengkapi
rekaman ,-&). 5asalah terapi obat pada pasien dapat diidenti$ikasi, demikian juga obat
yang berman$aat maupun obat yang tidak berman$aat.
G 'emantauan Terapi 6bat 'enderita
'roses pemantauan terapi obat yang berman$aat maupun obat yang tidak berman$aat.
G 'ertanyaan dokter
'ertanyaan dari dokter tentang terapi obat penderita dan pertanyaan in$ormasi obat umum
dija(ab oleh apoteker.
G 'ertanyaan pera(at
'ertanyaan dari pera(at tentang terapi obat penderita dan pertanyaan in$ormasi obat umum
dija(ab oleh apoteker.
G ,n$ormasi obat
Dokter membutuhkan in$ormasi obat yang berdasarkan penelitian dari pustaka in$ormasi
yang tersedia untuk melayani pertanyaan tersebut.
G 'elayanan terapi obat yang diatur apoteker
Apoteker mengembangkan dan melaksanakan pelayanan terapi obat tertentu atas
permintaan dokter, pelayanan demikian akan menghasilkan terapi obat yang lebih aman,
spesi$ik dan e$ekti$.
G -armakokinetik
%eberhasilan penerapan pelayanan $armakokinetik klinik dapat atau tidak membutuhkan
keberadaan secara $isik suatu laboratorium $armakokinetik yang dikendalikan oleh ,-&). 3al
ini bukan berarti apoteker tidak mampu memberikan pelayanan in$ormasi secara
$armakokinetik.
G #Ealuasi penggunaan obat
'rogram eEaluasi penggunaan obat adalah suatu proses jaminan mutu yang disahkan
rumah sakit, dilakukan terus menerus, terstruktur, ditujukan guna memastikan bah(a
pemberian obat diberikan secara aman dan e$ekti$.
Tanggungja(ab $armasis dalam kaitannya distribusi obat di satelit $armasi /
1. Dispensing dosis a(al pada permintaan baru dan larutan intraEena.
2. 5endistribusikan ,. < admi@ture yang disiapkan oleh $armasis sentral
. 5emeriksa permintaan obat dengan melihat 5edication Administration &ecords 45A&)
!. 5enulis nama generic obat di 5A&
". 5emecah masalah yang berkaitan dengan distribusi
%euntungan
1. 6bat dapat segera tersedia untuk diberikan kepada pasien
2. 'engendalian obat dan akuntabilitas semua baik
. Apoteker dapat berkomunikasi langsung dengan dokter dan pera(at
!. )istem distribusi obat berorientasi pasien sangat berpeluang diterapkan untuk
penyerahan obat kepada pasien melalui pera(at
". Apoteker dapat mengkaji kartu pengobatan pasien dan dapat berbicara dengan penderita
secara e$isien
8. ,n$ormasi obat dari apoteker segera tersedia bagi dokter dan pera(at
9. Iaktu kerja pera(at dalam distribusi dan penyiapan obat untuk digunakan pasien
berkurang, karena tugas ini telah diambil alih oleh personel ,-&) desentralisasi
B. )pesialisasi terapi obat bagi apoteker dalam bidang pera(atan pasien lebih e$ekti$
sebagai hasil pengalaman klinik ter$okus
C. 'elayanan klinik apoteker yang terspesialisasi dapat dikembangkan dan diberikan secara
e$isien, misalnya pengaturan suatu terapi obat penderita khusus yang diminta dokter,
heparin dan antikoagulan oral, digoksin, amino$ilin, aminoglikosida dan dukungan nutrisi
1D. Apoteker lebih mudah melakukan penelitian klinik dan studi usemen mutu terapi obat
pasien
%eterbatasan
1. )emua apoteker klinik harus cakap sebagai penyedia untuk bekerja secara e$ekti$ dengan
asisten apoteker dan teknisi lain
2. Apoteker biasanya bertanggungja(ab untuk pelayanan, distribusi dan pelayanan klinik.
Iaktu yang mereka gunakan dalam kegiatan yang bukan distribusi obat tergantung pada
ketersediaan asisten apoteker yang bermutu dan kemampuan teknisi tersebut untuk secara
e$ekti$ mengorganisasikan (aktu guna memenuhi tanggungja(ab mereka
. 'engendalian inEentarisasi obat dalam ,-&) keseluruhan lebih sulit karena likasi ,-&)
cabang yang banyak untuk obat yang sama, terutama untuk obat yang jarang ditulis.
!. %omunikasi langsung dalam ,-&) keseluruhan lebih sulit karena anggota sta$ berpraktek
dalam lokasi $isik yang banyak
". 7ebih banyak alat yang diperlukan, misalnya acuan 4pustaka) in$ormasi obat, laminar air
$lo(, lemari pendingin, rak obat, dan alat untuk meracik
8. 0umlah dan keakutan pasien menyebabkan beban kerja distribusi obat dapat melebihi
kapasitas ruangan dan personal dalam unit ,-&) desentralisasi yang kecil
<,,. '#&#=2A=AA= )1AT1 ),)T#5 D,)T&,B1), 6BAT BA:, '#=D#&,TA &AIAT
T,=::A7
'erencanaan suatu sistem distribusi obat bagi penderita ra(at tinggal di suatu rumah sakit
dilakukan oleh '-T, ,-&), pera(at dan unit lain jika diperlukan. Tim yang dibentuk
mengadakan peninjauan luas dari semua sistem distribusi obat yang ada dan kondisi rumah
sakit. Tim mempelajari keuntungan dan keterbatasan suatu sistem distribusi obat berkaitan
dengan kondisi rumah sakit secara menyeluruh. %emudan tim memilih salah satu dari
sistem distribusi obat untuk selanjutnya dilakukan studi penerapan sistem distribusi obat
yang dipilih itu lebih mendalam.
Desain sistem distribusi
5endesain suatu sistem distribusi obat di rumah sakit memerlukan analisis sistematik dari
rasio man$aat-biaya dan perencanaan operasional. setelah sistem diterapkan, pemantauan
unjuk kerja dari eEaluasi mutu pelayanan tetap diperlukan untuk memastikan bah(a sistem
ber$ungsi sesuai dengan harapan.
Dalam mendesain atau mendesain kembali suatu sistem distribusi obat, perlu dilakukan
beberapa tahapan penting /
1. 5enetapkan lokasi dan jumlah semua ruangan pera(atan penderita dan buat petanya.
dalam hal ini, perlu dipertimbangkan $aktor-$aktor sesperti $aktor geogra$is, tata ruang,
populasi penderita, ketersediaan ruangan penyimpanan obat, ruangan pelayanan obat
penderita, ketersediaan sta$, $asilitas transpor obat dari ,-&) ke tiap ruangan penderita,
hambatan politik, dan hambatan sumber lain.
2. 5emilih suatu metode mendistribusikan obat ke unit pengguna.
. 5engembangkan perangkat rute penghantaran yang mungkin dan ekonomis, serta
menyusun suatu jad(al penghantaran yang praktis melayani tiap rute tersebut.
'erencanaan spesi$ikasi
'roses mendesain suatu sistem distribusi obat, mencakup /menerjemahkan kebutuhan
konsumen 4penderita dan sta$ pro$esional pelayanan kesehatan) menjadi spesi$ikasi
pelayanan obat, spesi$ikasi penghantaran pelayanan obat, dan spesi$ikasi pengendalian
mutu pelayanan obat.
G )pesi$ikasi pelayanan obat
)pesi$ikasi pelayanan obat dengan menetapkan pelayanan yang diberikan. )pesi$ikasi
pelayanan obat harus mengandung suatu pernyataan yang lengkap dan tepat dari
pelayanan yang diberikan, meliputi /
1. suatu uraian yang jelas dari karakteristik pelayanan yang menjadi sasaran eEaluasi.
2. suatu standar untuk penerimaan dari tiap karakteristik pelayanan.
G )pesi$ikasi penghantaran pelayanan obat
)pesi$ikasi penghantaran pelayanan obat menetapkan sarana dam metode yang digunakan
untuk menghantarkan pelayanan obat.
)pesi$ikasi penghantaran pelayanan obat harus mengandung /
1. prosedur penghantaran pelayanan
2. metode yang digunakan dalam proses penghantaran pelayanan
. uraian dari karakteristik penghantaran pelayanan
!. standar untuk penerimaan dari karakteristik penghantaran pelayanan
". persyaratan sumber untuk memenuhi spesi$ikasi pelayanan
8. persyaratan personel, jumlah, dan keterampilan.
G )pesi$ikasi pengendalian mutu pelayanan obat
)pesi$ikasi pengendalian mutu pelayanan obat menetapkan prosedur untuk mengeEaluasi
dan mengendalikan karakteristik pelayanan dan karakteristik penghantaran pelayanan.
)pesi$ikasi pengendalian mutu pelayanan obat harus memungkinkan pengendalian yang
e$ekti$ dari tiap proses pelayanan untuk memastikan bah(a pelayanan secara konsisten
memuaskan spesi$ikasi pelayanan dan konsumen.
Desain pengendalian mutu dan pelayanan obat /
1. mengidenti$ikasi kegiatan kunci dari tiap proses yang mempunyai pengaruh signi$ikan
terhadap mutu pelayanan.
2. menganalisis kegiatan, dengan mengukur dan pengendalian akan memastikan mutu
pelayanan.
. menetapkan metode untuk mengeEaluasi karakteristik yang dipilih.
!. menetapkan sarana untuk mengendalikan karakteristik dalam batas yang ditetapkan.
'enghapusan dan 'emusnahan
'enghapusan dan pemusnahan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka pembebasan
barang-barang logistik milik negara dari tanggung ja(ab berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
'enghapusan dan pemusnahan logistik mengacu kepada %eputusan 5enteri %euangan
=o,8 tahun 2DD8 tentang 'engelolaan barang milik =egara.Daerah. 5enteri Dalam =egeri
=o. 19 tahun 2DD9 tentang 'edoman Teknis 'engelolaan Barang milik Daerah dan 5enteri
%esehatan =o. 1"C.5enkes.)%.J,.2DD tentang Tata cara 'enghapusan dan 'eman$aatan
Barang 5ilik =egara di lingkungan Depkes.
Tujuan penghapusan dan pemusnahan logistik adalah /
1. 5enghindarkan pembiayaan 4biaya penyimpanan, pemeliharaan, penjagaan dan lain-lain)
atau barang yang sudah tidak layak untuk disimpan.
2. 5elindungi petugas, masyarakat dan lingkungan akibat dari barang-barang logistik yang
rusak.kadaluarsa.
Alasan pertimbangan penghapusn dan pemusnahan logistik adalah /
1. )ecara $isik tidak dapat digunakan karena telah mengalami perubahan bentuk, (arna,
kemasan.
2. 7ogistik yang telah melampaui batas (aktu penggunaan.kadaluarsa.
. 7ogistik yang hilang karena sesuatu hal seperti dicuri, bencana 4dibuktikan dengan berita
acara)
Langkah Kegiatan Penghapusan dan Pemusnahan
Logistik
1. 5embuat da$tar logistik yang akan di hapuskan beserta alasan-alasannya oleh instalasi
$armasi dan teknis terkait.
2. 'isahkan logistik yang kadalu(arsa.rusak pada tempat tertentu.
. 5elaporkan kepada %epala Dinas %esehatan mengenai logistik yang akan dihapuskan.
!. %epala Dinas %esehatan mengajukan usulan penghapusan kepada
:ubernur.Bupati.Ialikota sesuai dengan tingkat pemerintahhan untuk mendapat
persetujuan penghapusan.
". )etelah panitia melaksanakan penghapusan 4dengan Berita Acara), pengelola barang
mengeluarkan barang tersebut dari da$tar inEentaris.
8. )elanjutnya mengusulkan barang yang sudah dihapuskan untuk segera dimusnahkan.
9. )etelah mendapat persetujuan pejabat yang ber(enang maka barang tersebut dapat
dimusnahkan.
'emusnahan barang dilakukan sesuai dengan karakteristik barang dengan cara sebagai
berikut /
A. 'emendaman di dalam tanah
- Teknik ini adalah cara tertua dan termudah karena tidak perlu penanganan.presparasi
sebelumnya.
- Digunakan untuk jenis untuk obat padat 4tablet, kaplet, serbuk, kapsul)
- )ebaiknya teknik ini dilakukan setelah teknik enkapsulasi. inersasi
- 7okasi pemendaman harus jauh dari sumber air minum. pemukiman
B. 'embuangan ke saluran air kotor
- )ebelum dibuang ke saluran air, obat terlebih dahulu di campur dengan sejumlah air
untuk mengurangi kosentrasinya.
- Digunakan untuk sediaan cair seperti sirup, suspensi, emulsi.
2. #nkapsulasi
6bat-obat berbentuk padan dan setengah padat /
- 5asukan kedalam suatu bak berlapis plastik. drum baja 49"K)
- Diisi suatu medium berupa campuran semen, kapur, pasir atau batu bara, lalu
ditambahkan air
- )elanjutnya ditutup rapat dan kedap udara, lalu dipendam di dalam tanah.
D. ,nsinerasi
- 5erupakan proses oksidasi kering bersuhu tinggi 4BDD-12DD drjt 2) dengan
menggunakan insinerator, sehingga gas yg dihasilkan dapat terurai pada proses pertukaran
panas 4heat e@change)
- 5engakibatkan penurunan yang sangat signi$ikan dari segi Eolume maupun berat
limbah.
#. ,nersiasi
- 5erupakan Eariasi dari enkapsulasi
- Tablet dan pil harus dikeluarkan dari blisternya, lalu direndam air, di campur semen,
kapur sehingga membentuk pasta.
- 'indahkan kedalam truk pengangkut semen curah untuk selanjutnya dikubur.
- 'engelolaan limbah seperti ini, untuk menimimalka resiko berpindahnya substansi
yang terkandung dalam limbah ke air permukaan atau air tanah.
-. Disin$eksi %imia
Disi$ensi kimia dilakukan khususnya untuk untuk membunuh mikroorganisme yang
terdapat pada perbekalan kesehatan habis pakai. Teknik ini dilakukan dengan cara
menambahkan suatu Lat kimia ke dalam limbah tersebut. 432)6! D,2 5).
http://www.bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/39.pdf

Anda mungkin juga menyukai