Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah perumahan tentunya dihadapi oleh semua orang dan semua pihak. Dalam kehidupan
sehari-hari, masalah perumahan yang ada cukup beragam, tergantung dari para-pihak yang
berkepentingan. Berbagai kelompok di masyarakat memiliki masalahnya sendiri yang
berbeda-beda. Mulai dari para lajang, kalangan pedagang, para pekerja industri, kalangan
profesional, kelompok penglaju (commuter), para pegawai negeri, para prajurit dan polisi,
dan sebagainya.
Masalah bagi keluarga-keluarga berpendapatan rendah adalah sulitnya menemukan
tempat tinggal yang layak dan terjangkau di dekat tempat kerjanya, khususnya di perkotaan.
edangkan bagi keluarga-keluarga miskin masalah yang dihadapi adalah tidak dijumpainya
pilihan tempat tinggal yang aman dari penggusuran. Mereka juga menghadapi masalah
pengusuran itu sendiri. !ara pemuda menghadapi masalah sulitnya menemukan sebuah
rumah mungil yang layak dan terjangkau sebagai tempat tinggal di masa magang sebagai
keluarga baru. !ara orangtua juga selalu risau melihat kenyataan sulitnya anak-anaknya
memperoleh tempat tinggal setelah menikah, sehingga selalu berupaya mendapatkan uang
yang banyak untuk membantu memenuhinya.
Masyarakat menghadapi masalah dan berupaya mengatasinya sendiri-sendiri dengan
berbagai sumberdaya yang dimiliki dan berbagai cara yang dipandang memungkinkan, sesuai
latar belakang budayanya masing-masing. !ara orangtua yang mampu akan mengumpulkan
uang dan membeli tanah yang banyak atau membelikan rumah untuk anak-anaknya yang
telah menikah. !rofesional muda bekerja keras dan menabung untuk bisa mendapatkan
rumah. !ara keluarga muda berpindah-pindah kontrakan hingga mampu memiliki rumah
sendiri setelah beberapa masa yang tidak pasti lamanya. "eluarga-keluarga miskin yang
kurang berpendidikan terperangkap ke dalam dunia informal perkotaan. Bagi mereka
memperoleh tempat tinggal secara informal di bantaran sungai dan lahan yang tidak terawasi,
adalah solusi. Di tengah ketidakberdayaannya menghadapi kehidupan kota yang serba formal,
1
mereka tetap membayar meskipun secara informal. #ang pasti, mereka tidak mengerti arti
kata formal dan informal.
!ermukiman merupakan elemen utama pembentuk kawasan perkotaan. $ika kita
mengenal wisma (rumah%tempat tinggal), karya (sarana produksi%tempat kerja), marga
(prasarana penghubung), suka (sarana rekreasi), dan penyempurna (sarana kesehatan,
pendidikan dan peribadatan) sebagai unsur-unsur pembentuk permukiman, dapat dikatakan
bahwa perumahan merupakan unsur utama pembentuk permukiman. $ika kita perhatikan, di
kota-kota kecil sampai sedang elemen perumahan atau fungsi campuran (rumah-toko, rumah-
warung, rumah-bengkel, rumah-kebun) menjadi unsur yang mendominasi wujud fisik kota-
kota kita.
Masalah perumahan adalah masalah yang kompleks, yang bukan semata-mata aspek
fisik membangun rumah, tetapi terkait sektor yang amat luas dalam pengadaannya, seperti
pertanahan, industri bahan bangunan, lingkungan hidup dan aspek sosial ekonomi budaya
masyarakat, dalam upaya membangun aspek-aspek kehidupan masyarakat yang harmonis.
&leh karena itu, pembangunan perumahan secara keseluruhan tidak dapat dilepaskan dari
keseluruhan pembangunan permukiman dan bagian penting dalam membangun kehidupan
masyarakat yang effisien dan produktif.
'paya pembangunan perumahan dan permukiman yang telah dilaksanakan selama ini,
bersifat sangat sektoral dan hanya berupa proyek-proyek yang sifatnya parsial dan tidak
berkelanjutan. elain itu, upaya pembangunan perumahan yang dilakukan di daerah-daerah
sangat terbatas sekali karena keterbatasan kemampuan sumber daya manusia, sumber
pembiayaan maupun pengembangan pilihan-pilihan teknologi dan upaya pemberdayaan
masyarakat setempat yang kurang menjadi program utama.
!emenuhan kebutuhan rumah dari sudut demand dan supply hanya terbatas
pembiayaannya untuk bentuk-bentuk pasar formal bagi golongan menengah ke atas yang
jumlahnya hanya mencapai maksimal ()* dan terbatas sekali bentuk-bentuk kredit dan
bantuan subsidi untuk golongan menengah ke bawah. !emenuhan kebutuhan karena
kekurangan jumlah rumah yang harus dipenuhi adalah sejumlah + juta rumah pada posisi
tahun ())+ dan pertambahan akibat pertumbuhan penduduk setiap tahun yang membutuhkan
+)) ribu rumah. ehingga, sekitar +)* kebutuhan rumah yang tidak dapat dipenuhi oleh
pemerintah dilakukan sendiri oleh masyarakat sesuai dengan kemamampuannya yang jauh
2
dari mutu bangunan dan mutu lingkungan perumahan dan permukiman yang memadai. &leh
karena itu, bentuk-bentuk dan peran masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan perumahan dan
permukiman perlu diberdayakan.
Masalah perumahan yang dapat dijangkau oleh rakyat ini memerlukan suatu inter,ensi
dari pemerintah karena menyangkut dengan kebutuhan public akan tempat tinggal. -api
selama ini pemerintah masih belum bisa mencapai target pembangunan perumahan yang
mampu dijangkau oleh masyarakat. Dampak dari belum mampunya pemerintah memberikan
fasilitas perumahan yang dapat dijangkau oleh masyarakat adalah berkembangnya slum area
di perkotaan. Dan jika dibiarkan tentu saja akan mengakibatkan suatu masalah baru bagi
daerah perkotaan.
..( Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka obyek yang ingin diteliti dapat dirumuskan
sebagai berikut /
.. Mengapa target pemerintah dalam menyiapkan perumahan yang dapat dijangkau oleh
masyarakat tidak bisa tercapai 0
(. Bagaimana solusi untuk mengatasi target pemerintah dalam menyiapkan perumahan
yang dapat dijangkau oleh masyarakat tidak bisa tercapai0
..1 Tujuan
-ujuan dari penulisan makalah inii yaitu untuk/
.. 'ntuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan target pemerintah dalam
menyiapkan perumahan yang dapat dijangkau oleh masyarakat tidak bisa tercapai.
(. 'ntuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah target
pemerintah dalam menyiapkan perumahan yang dapat dijangkau oleh masyarakat tidak
bisa tercapai.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAA
!.1 Pengert"an Perumahan
Menurut '' 2o. 3 -ahun .44( tentang !erumahan dan !ermukiman, perumahan berada dan
merupakan bagian dari permukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan (pasal . ayat ().
!.! Pengert"an Pemuk"man
Menurut 'ndang-'ndang 2o 3 -ahun .44( !asal 1, permukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. atuan lingkungan
permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan
tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur (pasal . ayat 1).
'ndang-'ndang 2omor 3 -ahun .44( !asal 3 menyebutkan bahwa penataan
perumahan dan permukiman berlandaskan asas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan
kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan
hidup. $adi, pemukiman adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau
kelompok manusia. !emukiman memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi alam dan
sosial kemasyarakatan sekitar.
!.# e$"jakan Pem$angunan Perumahan
"ebijakan !embangunan !erumahan telah diatur oleh '' 2o. 3 -ahun .44( tentang
!erumahan dan !ermukiman. !erumahan dan !emukiman merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia dan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat manusia. 'ntuk
memenuh kebutuhan tersebut, perlu diperhatikan kebijaksanaan umum pembangunan
perumahan dan pemukiman, seperti masalah pertanahan, pembiayaan, kelembagaan, dan
unsur-unsur pembangunan perumahan dan pemukiman lainnya.
Berbagai program pembangunan pemerintah telah menetapkan kebijakan umum
pembangunan perumahan dan pemukiman yang rele,an guna memenuhi kebutuhan dasar
4
dan meningkatkan harkat serta martabat masyarakat. !embangunan perumahan dan
pemukiman ditata dalam suatu perencanaan yang sesuai dengan kondisi tata ruang dan tata
guna tanah, disertai dengan prasarana dan sarana fasilitas lingkungan yang berfungsi bagi
kehidupan sosial masyarakat.
!.% P&la Pen'e$aran Pem$angunan Perumahan (an Pemuk"man
!ola penyebaran pembangunan perumahan dan permukiman di wilayah desa kota menurut
"oestoer (.445), pembentukannya berakar dari pola campuran antara ciri perkotaan dan
perdesaan. 6da perbedaan mendasar pola pembangunan permukiman di perkotaan dan
perdesaan. 7ilayah permukiman di perkotaan sering disebut sebagai daerah perumahan,
memiliki keteraturan bentuk secara fisik. 6rtinya sebagian besar rumah menghadap secara
teratur ke arah kerangka jalan yang ada dan sebagian besar terdiri dari bangunan permanen,
berdinding tembok dan dilengkapi dengan penerangan listrik. "erangka jalannya pun ditata
secara bertingkat mulai dari jalan raya, penghubung hingga jalan lingkungan atau lokal.
"arakteristik kawasan permukiman penduduk perdesaan ditandai terutama oleh
ketidakteraturan bentuk fisik rumah. !ola permukimannya cenderung berkelompok
membentuk perkampungan yang letaknya tidak jauh dari sumber air, misalnya sungai. !ola
permukiman perdesaan masih sangat tradisional banyak mengikuti pola bentuk sungai,
karena sungai disamping sebagai sumber kehidupan sehari-hari juga berfungsi sebagai jalur
transportasi antar wilayah.
!erumahan di tepi kota (desa dekat dengan kota) membentuk pola yang spesifik di
wilayah desa kota. !ada saat pengaruh perumahan kota menjangkau wilayah ini, pola
permukiman cenderung lebih teratur dari pola sebelumnya. elanjutnya pembangunan jalan
di wilayah perbatasan kota banyak mempengaruhi perubahan pola penggunaan lahan dan
pada gilirannya permukiman perdesaan berubah menjadi pola campuran. 6da bagian
kelompok perumahan yang tertata baik menurut kerangka jalan baru yang terbentuk, tetapi
dibagian lain masih ada pula yang tetap berpola seperti sediakala yang tidak teratur dengan
bangunan semi permanen.
!.) Pem$angunan Perumahan
5
!embangunan perumahan dan pemukiman adalah sebagai suatu proses pekerjaan yang
dilakukan secara sadar dalam rangka menciptakan hunian yang sehat, bersih, teratur dan
nyaman. !erumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai titik strategi
dalam pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya, karena dengan
pemenuhan kebutuhan perumahan akan mempermudah pemenuhan kebutuhan dasar lainnya
sehingga dapat mempercepat pembangunan bangsa.
"eberadaan perumahan melekat pada suatu kawasan, berarti secara mutlak rumah
berdiri membutuhkan lahan. 8una terpenuhi persyaratan perumahan yang memadai dan
lingkungan yang baik maka sebuah rumah memerlukan lahan yang cukup. ementara itu
penyediaan lahan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan perumahan semakin sempit.
"hususnya di perkotaan permasalahan serupa menjadi semakin menonjol dari waktu ke
waktu seiring dengan kebutuhan pertumbuhan perkotaan itu sendiri.
!ertumbuhan kota yang pesat membutuhkan lahan yang luas untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pusat-pusat kegiatan kota, seperti prasarana jalan, pusat-pusat industri,
mall, supermarket, jaringan transportasi, terminal, pasar, hotel, kawasan pusat pemerintahan
dan masih banyak lagi. 9enomena ini semakin memperjelas apa yang disampaikan oleh
!rawirosumantri dalam ulistiyani (http/%%repository.usu.ac.id%), :perumahan mempunyai
hubungan dengan perkembangan kota:. ehubungan dengan teori pertumbuhan kota dan
pengaruh yang ditimbulkannya dapat diwakili oleh terjadinya perubahan-perubahan
morfologis yang telah melanda sudut-sudut kota, bahkan menyita hampir semua tempat
strategis untuk dijadikan pusat-pusat kegiatan kota. !erubahan morfologis yang dimaksudkan
adalah terjadinya pergeseran fungsi suatu lahan yang semula berupa tanah lapang,
persawahan, pekarangan atau bahkan kawasan perumahan kemudian digusur dan
dipergunakan untuk mendirikan gedung-gedung seperti kawasan wisata, perusahaan, pusat
pembelanjaan dll.
!enggusuran pemukiman penduduk bahkan sering dilakukan untuk sekedar memenuhi
tuntutan pembangunan pusat-pusat kegiatan. Banyak rumah tempat tinggal berubah fungsi
menjadi perkantoran dan atau pusat-pusat pembelanjaan, ruang-ruang terbuka, bahkan
kawasan yang hijau terpaksa menciut lantaran didesak oleh gedung-gedung komersial.
Memang sulit untuk dielakkan terjadinya pembangunan-pembangunan prasarana dan sarana
6
kota untuk memenuhi kebutuhan kegiatan kota, meskipun di balik kepentingan pembangunan
fisik kota tersebut, ada kepentingan masyarakat yang jauh lebih urgen telah dikorbankan.
;esiko yang muncul akibat pembangunan fisik kota adalah anggota masyarakat
kehilangan tempat tinggal, sementara ganti rugi yang diberikan baik oleh pemerintah atau
pihak swasta yang berkompeten, seringkali tidak memadai untuk mendapatkan tempat
tinggal yang baru. Banyak kasus yang terjadi berupa pemaksaan kepada masyarakat untuk
menyerahkan tempat tinggal dan lahan satu-satunya yang dimiliki untuk dijadikan sebagai
arena proyek, yang sesungguhnya belum tentu manfaatnya bagi masyarakat. Bahkan di
kampung-kampung atau kawasan yang tertimpa proyek, acapkali terjadi demo menuntut ganti
rugi yang memadai. 9enomena ini memperlihatkan, ada perbenturan kepentingan antara
mempertahankan lahan perkampungan di tengah-tengah kota atau membiarkan pertumbuhan
kota dengan sagala konsekuensinya termasuk mengorbankan lahan pemukiman penduduk
untuk kepentingan pembangunan pusat-pusat kota. ementara pembangunan fisik kota di
samping pesat, juga akan memunculkan semakin menciutnya kawasan pemukiman, di
samping menguatnya sektor industri, bisnis yang justeru mengakibatkan polusi dan degradasi
lahan akibat pencemaran. "ondisi-kondisi tersebut bagaimanapun secara tidak langsung telah
menurunkan kualitas hidup, yaitu menghilangkan satu komponen kebutuhan dasar
masyarakat berupa tempat tinggal yang layak. Dengan demikian pembangunan perumahan di
perkotaan terlebih lebih di kota-kota besar menjadi permasalahan yang semakin rumit dan
dilematis, karena berhadapan dengan petumbuhan kota itu sendiri.
"ota-kota di negera sedang berkembang menghadapi problem serupa (keterbatasan
lahan untuk pemukiman), bahkan permasalahannya semakin meluas dengan adanya faktor
lain. !roblem lainnya berupa perumahan yang tidak layak huni, lingkungan yang telah
terdegradasi akibat pengolahan limbah yang kurang sempuma, munculnya rumah-rumah liar,
dan kawasan kumuh yang semakin meluas. !erumahan yang tidak layak huni bermunculan di
mana-mana, merupakan pemandangan yang kurang sedap, di tengah kota yang gemerlapan,
sekaligus merupakan potret ketimpangan antara si miskin dan si kaya. <al ini disebabkan
oleh beberapa masalah, pertama faktor masyarakat sendiri yang tidak mampu, karena
penghasilan rendah atau marginal, sehingga tidak mampu menjangkau harga rumah layak
yang semakin mahal dari waktu ke waktu. "edua faktor keterbatasan penyediaan rumah
yang layak dengan dengan harga yang murah.
BAB III
7
PEMBAHASAN
#.1 *akt&r et"(akter+a,a"an Target Pemer"ntah (alam Men'"a,kan Perumahan
'ang Da,at D"jangkau &leh Mas'arakat
;umah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang akan terus ada dan berkembang
sesuai dengan tahapan atau siklus kehidupan manusia. elain sebagai pelindung terhadap
gangguan alam maupun cuaca serta makhluk lainnya, rumah juga memiliki fungsi sosial
sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, nilai kehidupan, penyiapan generasi
muda, dan sebagai manifestasi jati diri. Dalam kerangka hubungan ekologis antara manusia
dan lingkungan pemukimannya, maka terlihat bahwa kualitas sumber daya manusia di masa
yang akan datang sangat dipengaruhi oleh kualitas perumahan dan pemukiman dimana
manusia menempatinya. !erumahan dan permukiman merupakan salah satu faktor strategis
dalam upaya membangun manusia seutuhnya, yang memiliki kesadaran untuk selalu menjalin
hubungan antara sesama manusia, lingkungan tempat tinggal, berperan sebagai pendukung
terselenggaranya pendidikan keluarga, dan senantiasa bertakwa kepada -uhan #ang Maha
=sa.
;umah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia idealnya dapat dimiliki oleh setiap
keluarga dengan kondisi yang layak. 2amun hal ini sulit diwujudkan, terlebih bagi >ndonesia
yang jumlah penduduknya merupakan salah satu yang terbesar di dunia, !emenuhan
kebutuhan akan rumah bagi masyarakat tidaklah mudah, terutama mereka yang tinggal di
daerah padat penduduk diperkotaan. 'paya pengadaan perumahan tidak harus diwujudkan
dalam pemilikan rumah, akan tetapi sekurang-kurangnya dapat diwujudkan dalam
mendapatkan kesempatan mempergunakan rumah antara lain dengan cara sewa. !engadaan
perumahan khususnya di daerah padat penduduk perlu memperhatikan keterbatasan lahan
sehingga prasarana pembangunan rumah susun dapat menjadi salah satu alternatif.
8
!erbaikan mutu hidup masyarakat yang diwujudkan melalui pembangunan nasional
harus diikuti dan disertai secara seimbang dengan perbaikan mutu perumahan. !erbaikan
bukan saja, dalam pengertian kuantitatif, tetapi juga kualitatif dengan memungkinkan
terselenggaranya perumahan yang sesuai dengan hakekat dan fungsinya. Dalam
penyelenggaraan perumahan dan pemukiman yang dilakukan pemerintah hingga saat ini
masih belum dapat memenuhi target dan kebutuhan masyarakat akan perumahan dan
pemukiman yang layak huni. -erdapat beberapa factor utama yang menyebabkan target ini
belum bisa tercapai, antara lain/
6. "emampuan ekonomi masyarakat masih rendah untuk dapat menjangkau harga rumah
?emahnya daya beli masyarakat tercermin pada masih rendahnya pendapatan per kapita
nasional ('@ (.(A.,( atau ;p (.,A juta per kapitaB data tahun ())+ B!). !endapatan
tersebut masih harus dibagi dengan kebutuhan lainnya seperti pangan, sandang, transportasi,
pendidikan anak, kesehatan dan lain sebagainya. <al ini diperparah dengan tingginya jumlah
pekerja sektor informal yang biasanya tidak memiliki pendapatan tetap maupun hanya
memiliki pendapatan di bawah standar. 6kibatnya, ketergantungan masyarakat terhadap
subsidi "!; dari !emerintah menjadi tinggi. ementara, alokasi subsidi yang dianggarkan
pada tahun ())4 hanya ;p (,5 -rilyun dan ().) sebesar ;p 1,)44 -rilyun atau hanya sekitar
),(5* dari total nilai 6!B2. >dealnya dialokasikan nilai subsidi tersebut paling tidak .* dari
total nilai 6nggaran 2asional.
B. !emerintah belum mampu mememuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan yang
layak
ecara nasional kebutuhan perumahan masih relatif besar, sebagai gambaran status
kebutuhan perumahan berdasarkan hasi ur,ey osial =konomi 2asional tahun ())3,
terdapat 55 juta keluarga dari jumlah penduduk indonesia sebesar (.A juta jiwa dan 5,4 juta
keluarga belum memiliki rumah, sementara setiap tahun terjadi penambahan kebutuhan
rumah akibat penambahan keluarga baru rata-rata sekitar +().))) unit rumah. elain itu
masih terdapat 1,. juta keluarga atau .(,5 juta tidak layak. ementara itu terdapat pula .A,(
juta jiwa yang tinggal di .).)C5 lokasi dengan luasan mencapai 53.))) <a (;enstra
"ementerian 2egara !erumahan ;akyat -ahun ())5-())4).
9
Berdasarkan kepada data empiris yang diperoleh melalui web.akppi.org, yang ditulis
oleh utan <idayatsyah, Draft !anduan !enyusunan !rogram !emampuan !embangunan
!erumahan dan !ermukiman oleh Masyarakat, Ditjen !erumahan dan !ermukiman
Departemen "impraswil-())1, disana dinyatakan bahwa pihak pemerintah hanya mampu
menyediakan lebih kurang .5* saja dari kebutuhan akan perumahan dan pemukiman
masyarakat >ndonesia, sedangkan yang +5* sisanya dipenuhi secara swadaya oleh
masyarakat. ?ebih lanjut lagi tulisan tersebut juga memaparkan bahwa D C5* dari
pemberdayaan perumahan yang digiatkan oleh masyarakat tersebut terbentuk dari kreasi
masyarakatnya secara swadaya.
ebuah prestasi yang luar biasa pada saat pihak pemerintah mengalami kendala dalam
hal pemenuhan sarana hunian bagi masyarakatnya, ternyata masyarakatnya dengan cara
swadaya sudah mulai mencoba untuk melakukan inisiatif dalam pemenuhan kebutuhan akan
sarana hunian mereka tersebut. Eiri-ciri dari pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat
itu adalah bersifat indi,idual, menghasilkan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan sosial dan
dengan kemampuan ekonomi yang ala kadarnya. ;umah-rumah inilah yang tumbuh dan
berkembang menjadi sebuah permukiman masyarakat yang berkembang secara sporadis dan
biasanya memiliki pola pembangunan yang tidak teratur.
E. Belum tersalurnya dana 9??! secara baik
9?!! (9asilitas ?ikuiditas !embiayaan !erumahan) merupakan kebijakan baru
"emenpera sebagai pengganti subsidi bunga cicilan perumahan yang selama ini kita kenal.
"ebijakan ini antara lain bertujuan agar terus tersedianya dana murah jangka panjang untuk
membangun perumahan rakyat.
;endahnya penyaluran "!; 9?!! merupakan bagian dari siklus properti yang kerap
terjadi dalam bisnis perumahan, khususnya rumah bersubsidi. !emerintah ;epublik >ndonesia
melalui "ementerian !erumahan ;akyat ("emenpera) telah menyalurkan kredit pemilikan
rumah ("!;) dari program 9asilitas ?ikuiditas !embiayaan !erumahan (9?!!), namun
hingga menjelang akhir tahun targetnya belum tercapai.
10
"emenpera menargetkan penyaluran "!; 9?!! tahun ().1 mencapai .(..))) unit
rumah. !ada Bulan 6gustus ().1 6gustus ketika jumlah capaian "!; 9?!! baru 3) persen,
rendahnya penyaluran "!; 9?!! merupakan bagian dari siklus properti yang kerap terjadi
dalam bisnis perumahan, khususnya rumah bersubsidi.
"ebanyakan masyarakat berpenghasilan rendah pada pertengahan tahun yaitu bulan
$uni dan $uli memanfaatkan dana yang mereka miliki untuk kebutuhan biaya sekolah anak-
anak mereka serta persiapan menjelang lebaran. elain itu kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) sebagai alasan MB; menunda realisasi "!;. ebenarnya, selain BBM,
sektor properti dan sektor ekonomi nasional memiliki beberapa milestone yang bisa
mempengaruhi baik pasokan maupun daya beli masyarakat. elain kenaikan harga BBM,
pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar 6 pun membawa andil tersendiri, khususnya
bagi pengembang yang pada gilirannya berpengaruh terhadap pasokan rumah. Bahkan,
pengembang lebih merasakan akibat dari kenaikan harga BBM serta merosotnya nilai tukar
rupiah terhadap dollar 6.
elain karena masalah-masalah yang sudah disebutkan sebelumnya, ada lagi alasan
"!; 9?!! belum tersalurkan dengan lancar. >nformasi mengenai fasilitas ini belum diterima
dengan baik oleh semua MB;, hal ini disebabkan karena masih ada masyarakat yang belum
mengenal program ini. Memang, anggota masyarakat yang ingin memperoleh "!;-9?!!
tidak mudah karena harus memenuhi persyaratan tertentu. Beberapa persyaratan itu meliputi/
-ermasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MB;) dengan penghasilan tetap atau
tidak tetap maksimal sebesar ;p 1,5 juta perbulan.
!emohon melampirkan fotokopi "-!, 2!7!, dan !- -ahunan &rang !ribadi atau
surat pernyataan penghasilan dari instansi tempat bekerja.
!emohon diminta membuat surat pernyataan bertanda tangan di atas materai. urat
tersebut berisi pernyataan penghasilan tidak melebihi ketentuan, menggunakan sendiri
;umah ejahtera -apak sebagai tempat tinggal, kesediaan untuk tidak
memindahtangankan ;umah -apak sebelum 5 tahun, serta pernyataan bahwa belum
pernah menerima subsidi perumahan melalui kredit pemilikan rumah.
!emohon harus menghubungi Bank pelaksana dan pengembang yang membangun
rumah sejahtera tapak. Bank pelaksana itu terdiri dari bank umum, bank umum syariah,
11
bank pembangunan daerah (B!D), serta B!D syariah.
D. "urangnya dana alokasi 6!B2 untuk memenuhi target pembangunan perumahan.
-arget pembangunan perumahan tahun ().1 sebanyak 15) ribu rumah namun
kapasitas finansial yang tersedia untuk membangun rumah bersubsidi pada ().1 itu hanya
mampu membiayai kurang dari setengah target tersebut. 9akta otentik menunjukkan, target
yang dipatok !emerintah itu sangat ambisius terindikasi dari anggaran 6!B2 ().1 yang
hanya ;p (,A)4 triliun. "alaupun ditambah dengan sisa anggaran ().( sebesar ;p 3,C11
triliun, maka akan menjadi ;p A,13( triliun. "apasitas pembiayaan sebesar itu, jika dibagi
dengan nilai per unit rumah bersubsidi yang menjadi dana penyertaan sebesar ;p 5C juta,
maka jumlah unit yang mampu dibangun tidak lebih dari .1...)A unit rumah.
1.( S&lus" untuk Mengatas" et"(akter+a,a"an Target Pemer"ntah (alam Men'"a,kan
Perumahan 'ang Da,at D"jangkau &leh Mas'arakat
A. "onsep !embangunan !erumahan dan !ermukiman wadaya
"onsep !embangunan !erumahan dan !ermukiman wadaya ini merupakan sebuah
terobosan yang sangat besar manfaatnya apabila konsep pemukiman swadaya masyarakat ini
berhasil digulirkan ditengah-tengah masyarakat, karena selain membantu pihak pemerintah
juga dapat memberikan sebuah pembelajaran bagi masyarakatnya agar kegiatan ini dapat
diberjalan secara efektif dan efisien. Menurut utan <idayatsyah, perumahan dan
permukiman swadaya ini adalah perumahan atau pemukiman yang tumbuh secara bertahap
diwujudkan dengan adanya pembangunan rumah-rumah yang dilakukan secara swadaya oleh
perorangan, keluarga-keluarga atau kelompok baik untuk keperluan sendiri maupun
keperluan lainnya. (dengan atau tanpa pendampingan % bantuan terknis dari pihak lain).
!ola pembangunan secara swadaya ini biasanya dilakukan dalam periode waktu yang
singkat (instant), dan dicirikan oleh adanya upaya pengadaan komponen-komponen produksi,
misalnya/ lahan, bahan bangunan, pembiayaan, tenaga kerja, rancang-bangun dan lain-lain
yang dilakukan sendiri oleh masyarakat baik secara indi,idu mapun secara berkelompok dan
diperoleh melalui mekanisme pasar. Beberapa alasan mengapa konsep ini menjadi penting
adalah/
12
.) !embangunan perumahan ini juga ditujukan sebagai upaya memperbaiki kondisi
sebagian masyarakat yang tidak mempunyai posisi dan kekuatan tawar dalam
pembangunan perumahan dan lebih jauh lagi adalah untuk mengurangi kemiskinan.
() 6gar pembangunan rumah dapat dilakukan secara lebih terjangkau dan mudah sesuai
dengan aspirasi dan kemampuan masyarakat, sekaligus membantu masyarakat
mewujudkan rumah dalam lingkungan yang layak huni (adeFuate).
1) edangkan dalam jangka panjangnya konsep ini bertujuan untuk mendorong suatu
gerakan pembangunan perumahan dan permukiman secara mandiri, yang lebih
terorganisir dan melembaga.
"onsep perumahan dan permukiman swadaya ini merupakan sebuah agenda besar yang
melibatkan banyak sektor didalamnya, beberapa komponen yang merupakan tulang
punggung dari program ini adalah/
1) "elompok masyarakat sasaran
"elompok masyarakat sasaran adalah masyarakat yang tidak mempunyai akses pada
sumberdaya strategis perumahan atau akses pada komponen-komponen produksi
perumahan. "elompok tersebut adalah kelompok masyarakat miskin, yang selama ini
pengadaan perumahannya mensyaratkan subsidi dari pemerintah. "elompok ini harus
mampu mengorganisir dirinya baik atas prakarsa dari masyarakat sendiri maupun
dengan bantuan pihak luar, untuk mengelola pembangunan perumahannya, sehingga
subsidi yang diberikan pihak luar akan lebih tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
!ola pembangunan perumahan swadaya ini merupakan pola pembangunan yang
partisipatif yang menggalang kerjasama dan sumber daya, baik dari sektor publik,
sektor swasta, maupun dari komunitas sendiri.
2) "onsultan !embangunan sebagai pendamping kelompok masyarakat
-ujuan pendampingan oleh konsultan pembangunan adalah/
merumuskan persoalan sendiri, mengambil sikap dan tindakan dalam menentukan
masa depannya
13
mengorganisasi diri (indi,idu) menjadi kelompok terorganisasi sehingga mampu
menggalang potensi kelompok agar dapat mengakses sumber daya kunci diluar
kelompok (seperti dana dan teknologi)
menyelenggarakan pembangunan perumahan swadaya secara lebih efektif dan
efisien (mencakup teknologi, dana dan manajemen)
3) Dinas % intansi di lingkungan pemerintah daerah
!emerintah "ota%"abupaten perlu melakukan analisis terhadap kinerja manajemen dan
birokrasinya untuk meningkatkan kemampuan DM, organisasi dari institusi terkait,
termasuk didalamnya kerjasama lintas institusi dan disiplin, khususnya dalam
penyelenggaraan pembangunan perumahan swadaya. Bahkan apabila diperlukan,
pemerintah perlu melakukan penataan, penyempurnaan (restrukturisasi) atau
pengembangan baru kelembagaan pemerintah yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan pemampuan pembangunan perumahan oleh masyarakat. (Dinas
!erumahan)
4) !ara pihak terkait dan kelompok-kelompok peduli
!emerintah daerah perlu mengambil prakarsa (pro-aktif) untuk memobilisasi para
pelaku, para pihak terkait (stakeholders) agar bersama-sama dapat mempergunakan
sumberdaya yang dimiliki untuk memampukan pola pembangunan perumahan dan
permukiman secara swadaya.
Beberapa strategi yang mungkin dilakukan dalam pelaksanaan konsep perumahan dan
permukiman swadaya ini diantaranya adalah/
1) Mendorong prakarsa mandiri masyarakat yang terbimbing, dengan partisipasi penuh
dan bertanggung jawab, sehingga terarah dan sesuai dengan rencana maupun ketentuan-
ketentuan pembangunan.
2) Memfasilitasi berbagai upaya dan prakarsa masyarakat baik secara perorangan maupun
kelompok dalam pembangunan dan perbaikan perumahan % permukiman mereka.
3) Membangun berbagai jaringan sumberdaya strategis yang dapat diakses oleh
masyarakat miskin untuk membangun perumahan dan permukimannya secara swadaya
4) Meningkatkan kemampuan kelembagaan di masyarakat dan pemerintah daerah dengan
terus melakukan berbagai in,estasi yang dapat menunjang kegiatan operasional,
14
pembinaan, pengaturan dan pengendalian bagi pola pembangunan perumahan secara
swadaya yang dilakukan oleh berbagai pelaku pembangunan sehingga diperoleh kinerja
pembangunan yang optimal.
B. !erlu dilakukan sosialisasi tentang "!;-9?!!
>nformasi mengenai fasilitas ini belum diterima dengan baik oleh semua MB;, hal ini
disebabkan karena masih ada masyarakat yang belum mengenal program ini. !emerintah
memang kurang memberikan sosialisasi dan pemahaman yang cukup jelas kepada
masyarakat tentang program "!;-9?!! ini. 6kibatnya banyak masyarakat yang tidak
mengetahui tentang adanya program ini, padahal masih banyak masyarakat yang
membutuhkan bantuan pembiayaan untuk perumahan. elain itu kurangnya sosialisasi
menyebabkan masyarakat menganggap persyaratan untuk mengajukan permohonan "!;-
9?!! ini sangat menyulitkan. !adahal jika masyarakat diberikan informasi yang cukup
tentang "!;-9?!! ini maka persyaratan untuk mengajukan permohonan "!;-9?!! ini tidak
terlalu sulit.
C. !enambahan alokasi dana 6!B2 untuk perumahan rakyat
6nggaran subsidi program pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MB;) masih belum ideal. 6nggaran sektor ini yang diajukan "ementerian 2egara
!erumahan ;akyat sejak tahun ())5 sampai ())+ selalu tak terpenuhi semua. >dealnya
dialokasikan nilai subsidi tersebut paling tidak .* dari total nilai 6nggaran 2asional. Dan
menurut mantan Menpera iswono #udhohusodo dan >r Eiputra, terbesit anggaran
perumahan rakyat idealnya ;p .) triliun per tahun (kabarindonesia.com).
D. !erlunya !enyelengaraan !embangunan !erumahan dan !ermukiman yang Bersifat
Multi ektoral yang aling Bersinergi Melalui "oordinasi ?intas ektoral Baik ecara
Gertikal Maupun <orisontal.
15
!enanggulangan permasalahan perumahan dan permukiman ini bukanlah semata-mata
beban penuh dari pihak pemerintah yang notabene merupakan lembaga yang mengurus
negara ini disetiap sendi kehidupannya. Diperlukan suatu sinergitas diantara masyarakat,
swasta dan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan perumahan dan permukiman ini.
!emerintah mengeluarkan kebijakan yang mendorong pembangunan perumahan dan
permukiman penduduk yang sesuai dengan ;-;7 2asional maupun ;-;7 Daerah. !ihak
swasta membantu pemerintah menjalankan kebijakan ini dengan cara sebagai fasilitator
antara pihak pemerintah dan masyarakat untuk menyalurkan "!;-9?!!. Dan hal yang harus
menjadi perhatian penting bagi kita sebagai masyarakat adalah tindakan proaktif masyarakat
merupakan salah satu solusi jawaban dalam penanggulangan permasalahan perumahan dan
permukiman ini.
!emerintah berkewajiban membuat kebijakan untuk menjamin ketersediaan perumahan
dan permukiman bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah atau tidak memiliki akses
keuangan memiliki rumah dengan menyediakan anggaran khusus dalam 6nggaran
!endapatan dan Belanja 2egara. etidak-tidaknya pemerintah melakukan usaha - usaha,
memperluas insentif untuk masuk ke pasar perumahan, bagi mereka yang berpenghasilan
rendah atau tidak tetap, melalui penegakan baku mutu rumah, penyediaan informasi untuk
konsumen berpenghasilan tetap.
"ewenangan !emerintah !usat/
a. !erumusan kebijakan perencanaan dan pengembangan !erumahan dan !ermukiman
dengan menetapakan tujuan dan sasaran jangka panjang (multi year)H
b. !erumusan kebijakan pengawasan dan pengendalian pembangunan !erumahan dan
!ermukimanH
c. !enyusunan peraturan per'ndang-undangan bidang !erumahan dan permukimanH
d. !embinaan meliputi pengaturan menetapkan pedoman dan standar teknik,
pemberdayaan, penyelenggaraan, bimbingan teknis, sosialisasi serta pelatihan standar
teknisH
e. !engawasan dengan melakukan pemantauan dan e,aluasi terhadap penerapan dan
penegakan peraturan per'ndang-undangan bidang !erumahan dan !ermukimanH
16
f. Mengatur dan menyenggarakan koordinasi penyelenggaraan !erumahan dan
permukiman tingkat nasionalH
g. Mengembangkan dan memantau program bantuan perumahan nasional, menyiapkan
arahan dan persyaratan bagi pemerintah lokal, menetapkan sasaran system alokasi,
memetapkan criteria pemerioritasan, dan prosedur pengucuran danaH
h. Mendirikan suatu kerangka pendanaan pembangunan perumahan dan memastikan
ketersediaan dana didalam anggaran pemerintah pusat, dan mencari dukungan
pendanaan pada lembaga >nternasional, selanjutnya mengalokasikan dana tersebut
keberbagai !emda dan ?embaga "euangan agar program nasional dapat terlaksana
dengan baik dan benarH
i. Mempromosikan reformasi pendanaan perumahan, dan sektor pertahanan dan
infrastruktur, agar tercapai pasar perumahan yang efisien dan adilH
j. Mengembangkan arahan untuk membakukan lembaga perumahan di dalam pemerintah
daerah, dalam perencanaan dan pemberian iIin untuk memfasilitasi penyediaan
perumahanH dan
k. !enyusunan bank data perumahan nasional dan mengembangkan system informasi
perumahan nasional. elanjutnya menganalisa dan menyebarkan data perumahan di
tingkat nasional dan pro,insi.
!emerintah Daerah melaksanakan kebijakan penyediaan perumahan dan permukiman
bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah atau tidak memiliki akses keuangan untuk
memiliki rumah dengan menyediakan anggaran khusus dalam 6nggaran !endapatan dan
Belanja Daerah. -erbangunnya lembaga-lembaga penyelenggara perumahan dan permukiman
yang dapat menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good corporate
governnance), ditingkat local, wilayah dan pusat. Dengan begitu, pemerintah hadir sebagai
fasilitator kepada masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan perumahan dan
permukiman dalam memenuhi kebutuhannya akan hunian yang layak dan terjangkau, serta
lingkungan permukiman yang berkelanjutan.
"ewenangan !emerintah !ro,insi /
a. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program perumahan dan penyediaan
infrastruktur lingkunganH
17
b. Menyelenggarakan pelatihan bagi pemerintah kota dan kabupaten dalam menghadapi
masalah pengelolaan yang berhubungan dengan perumahan dan infrastruktur
lingkungan perumahanH
c. Menyediakan atau mengkoordinasikan sumber pendanaan untuk program perumahan
yang rele,anH
d. Menilai proposal yang diterima oleh pemerintah kota dan kabupaten untuk program
bantuan perumahan nasional, dan memantau kinerja dalam pelaksanaannyaH
e. Memfasilitasi ?M yang berperan dalam menggalang kegitan disektor perumahanH
f. Mengatur penyelenggaraan !ermukiman dan !erumahan ?intas "abupaten%"otaH
g. Menetapkan pedoman dan standar teknis pemberdayaan kabupaten%kota dalam
penyelenggaraan !ermukiman dan !erumahanH
h. Menetapkan standar penyelenggaraan !ermukiman dan !erumahan lintas kabupaten
atau kotaH
i. Menetapkan rencana induk pembangunan !ermukiman dan !erumahan tingkat
!ro,insiH
j. !enyediaan bantuan dan dukungan penerapan hasil penelitian dan pengembangan
teknologi dibidang !erumahan dan !ermukimanH
k. "oordinasi dibidang !erumahan dan !ermukimanH dan
l. !ublikasi dan penyebaran informasi tentang perumahan, mengadakan riset dalam
bidang
"ewenangan !emerintah Daerah "abupaten%"ota adalah /
a. Menetapkan rencana induk pembangunan !erumahan dan !ermukiman ditingkat
"abupaten%"otaH
b. Menyelenggarakan !erumahan dan !ermukiman dalam satu "abupaten%"ota yang
bersangkutanH
c. Menetapkan suatu lingkungan permukiman sebagai permukiman kumuh dan tidak
layak huni. !emerintah Daerah "abupaten%"ota bersama-sama masyarakat
mengupayakan langkah-langkah pelaksanaan program peremajaan lingkungan kumuh,
18
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatH
d. !emerintah Daerah "abupaten%"ota wajib melakukan pendataan rumah untuk
keperluan pembinaan tertib pembangunan dan pemanfaatan. -ata cara pendataan rumah
di atur dengan peraturan daerah atau keputusan bupati atau walikota dengan
memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh presiden. 9ungsi pendataan selain dalam
rangka pengembangan kebijakan juga digunakan data sertifikasi rumahH
e. !emerintah Daerah "abupaten%"ota berwewenang menetapkan dan melaksanakan
pembongkaran rumah dan perumahan dalam hal / pembangunan dan perumahan tidak
memenuhi syarat teknis, ekologis dan administratif H rumahan dan perumahan kumuh
yang tak layak huni, baik yang dibangun di atas tanah milik sendiri ataupun tanah milik
pihak lainH dalam hal rumah dan perumahan tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya sesuai
dengan ketentuan per'ndang-undangan yang berlakuH rumah dan perumahan yang
dibangun dengan melakukan penyerobotan hak atas tanahH
f. !emberian bantuan, bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dalam membangun
rumah meliputi penelitian dan pengkajian aspek teknis dan administratifH
g. Mengendalikan harga sewa rumah yang mendapat fasilitas dari pemerintah dan
pemerintah daerahH
h. !engelolaan "awasan iap BangunH
i. !enunjukkan badan pengelolaan kawasan siap bangunH
j. Menerima laporan hak atas tanah dalam kawasan siap bangunH
k. Mengendalian proses pengadaan tanahH
l. Melakukan koordinasi bidang !erumahan, rumah susun dan permukimanH
m. Memberi bantuan dalam pemanfaatan tanah negara untuk pembangunan perumahan,
rumah susun dan permukimanH
n. !enataan ruangH
o. !engaturan, pengawasan terhadap pembangunan rumah serta melaksanakan
pengawasan atas fungsi dan manfaat rumah serta melaksanakan pengawasan atas
fungsi dan manfaat rumahH dan
19
p. !emberian kemudahan, bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk
memenuhi rumah susun, baik melalui pemilikan maupun secara sewa.
BAB I-
PENUTUP
%.1 es"m,ulan
!ermasalahan pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman pada masyarakat
>ndonesia merupakan sebuah permasalahan yang penting dan akan selalu menjadi agenda
setiap saatnya. <al ini merupakan sebuah fenomena yang harus dihadapi oleh bangsa kita
sebagai konsekuensi logis dari negara yang sedang berkembang. ebuah bukti nyata bahwa
permasalahan ini merupakan sebuah permasalahan yang serius dan selalu mendapat perhatian
khusus sejak dari dahulunya yaitu dengan selalu dimasukkannya agenda perumahan dan
permukiman ini ditiap-tiap rencana pembangunan negara kita sejak dari dahulunya.
<al lain yang juga seharusnya muncul didalam masyarakat adalah terciptanya
masyarakat yang mandiri dan berkemampuan memenuhi kebutuhan hunian yang layak dalam
lingkungan yang sehat, tertib dan terencana dan juga terciptanya peningkatan kualitas sumber
daya manusia dari masyarakat setempat yang mampu menata lingkungan permukiman
mereka serta yang paling penting adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat >ndonesia.
ampai saat ini masalah pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman rakyat ini masih
belum menjadi suatu isu strategis bagi pemerintah. >ni merupakan salah satu yang
menyebabkan masih belum terselesaikannya masalah ini.
$ika dapat diperinci, terdapat 3 penyebab ketidatercapaian target pemerintah dalam
menyiapkan perumahan yang dapat dijangkau oleh masyarakat, yaitu /
1. "emampuan ekonomi masyarakat masih rendah untuk dapat menjangkau harga
rumah
2. !emerintah belum mampu mememuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan yang
layak
1. Belum tersalurnya dana 9??! secara baik
20
3. "urangnya dana alokasi 6!B2 untuk memenuhi target pembangunan perumahan.
%.! Saran
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diketahui terdapat beberapa
factor penyebab tidak tercapainya target pemerintah dalam menyiapkan perumahan yang
mampu dijangkau oleh masyarakat. 'ntuk mengatasi masalah ini, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran yang dapat digunakan untuk mengatasi atau paling tidak
mengurangi masalah yang terjadi. aran kami untuk mengatasi masalah tidak tercapainya
target pemerintah dalam menyiapkan perumahan yang mampu dijangkau oleh masyarakat,
antara lain/
1. "onsep !embangunan !erumahan dan !ermukiman wadaya
2. !erlu dilakukan sosialisasi tentang "!;-9?!!
3. !enambahan alokasi dana 6!B2 untuk perumahan rakyat
4. !erlunya !enyelengaraan !embangunan !erumahan dan !ermukiman yang Bersifat
Multi ektoral yang aling Bersinergi Melalui "oordinasi ?intas ektoral Baik
ecara Gertikal Maupun <orisontal.
emua usaha untuk menyelesaikan masalah ini bukan hanya menjadi suatu kewajiban dari
pemerintah semata, tetapi juga diperlukan peran aktif dari masyarakat dan pihak swasta.
elain itu juga diperlukan suatu landasan hukum sebagai pedoman dalam melaksanakan
progam penyelenggaraan perumahan rakyat ini. emua pihak yang terlibat harus memiliki
komitmen yang kuat dalam upaya penyelesaian masalah ini. Dengan komitmen dan
kerjasama diantara semua pihak maka masalah penyelenggaraan perumahan bagi rakyat ini
dapat cepat terselesaikan.
21
DA*TAR PUSTAA
Berliana, ;.6.Dina. ().). Kompleksitas Masalah Perumahan dan Permukiman
Rakyat di Indonesia. http://dinatropika.blogspot.com/200/0/kompleksitas!masalah!
perumahan!dan.html (diunduh .) Mei ().3)
Budiman, &loan. ())+. "elum Idealnya #nggaran $ubsidi Perumahan.
http://%%%.kabarindonesia.com/beritaprint.php&id'200(0)2((0*) (diunduh .) Mei
().3)
Dial. ())+. Pembangunan Perumahan dan Pemukiman yang "ertumpu Pada
$%adaya Masyarakat. http://de!arch.blogspot.com/200(/0+/pembangunan!perumahan!dan!
pemukiman.html (diunduh .) Mei ().3)
"oestoer, dkk. .445.!respektif ?ingkungan Desa "ota. $akarta/ '> !ress.
?atief, M. ().(. ,arget #mbisius Perumahan Rakyat 20-.
http://properti.kompas.com/read/202/2/-0/22))).-/,arget.#mbisius.Perumahan.Rakyat.
20-. (diunduh tanggal .) Mei ().3)
iregar, M. $ehansyah. ().). $trategi Menghadapi Kompleksitas Masalah
Perumahan Rakyat. http://in/o!gua.blogspot.com/200/0*/strategi!menghadapi!
kompleksitas.html (diunduh .) Mei ().3)
ulistiyani, 6mbar -eguh. ())(.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/2-).0*(+/-)-/)/1hapter220II.pd/ (diunduh .) Mei
().3)
'' 2o. 3 -ahun .44( tentang !erumahan dan !ermukiman
22

Anda mungkin juga menyukai