Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aziz Pilar Syefiaji

NIP : 199309192020121001

Unit Kerja : Inspektorat Jenderal

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 membawa perubahan besar dalam kehidupan bermasyarakat. Segala aktivitas dan
rutinitas dibatasi dalam upaya mencegah penyebaran virus. Pemerintah bertindak dengan mengeluarkan
aturan pembatasan berkumpul, baik dalam melakukan aktivitas bekerja, sekolah dan ibadah dilakukan
dari rumah. Kita sebagai ASN dituntut untuk cepat beradaptasi menghadapi perubahan sistem kerja yang
menjadi lebih fleksibel yaitu Work From Office dan Work From Home.

Dilakukan pembagian penjadwalan bagi pegawai untuk mencegah kerumunan yang terjadi di tempat
kerja. Sebagian melaksanakan kedinasan di kantor (work from office) sebagian lainnya melaksanakan
tugas kedinasan di rumah/tempat tinggal (work from home). Implementasi WFO dan WFH di tempat saya
berdinas, dalam hal ini Inspektorat Wilayah V, untuk staff Tata Usaha harus selalu ada pegawai yang WFO
untuk piket setiap harinya karena Tugas dan Kegiatan Ketatausahaan tetap berjalan setiap harinya. Hal
tersebut berlaku juga untuk Auditor yang sedang tidak melakukan tugas pengawasan di daerah, akan
diberikan jadwal WFH dan WFO secara bergantian.

Peraturan yang baru diterapkan ini tentu menjadi suatu tantangan bagi ASN dalam melaksanakan
tugasnya. Dibutuhkan banyak sumber daya dan infrastruktur pendukung dalam pelaksanaan peraturan
ini. Peraturan kerja yang baru ini tentu memberikan dampak positif dan negatif baik bagi pegawai maupun
bagi instansi secara lebih luas.

Analisis isu Pelaksanaan Tugas dan Fungsi di Masa Pandemi Covid-19 dari sisi Ancaman, Gangguan,
Hambatan dan Tantangan.

Di masa pandemic Covid-19 saat ini kita menghadapi berbagai permasalahan yang harus dicari solusi
meskipun dengan berbagai keterbatasan yang ada, salah satunya bahwa tugas kita sebagai ASN harus
tetap berjalan meskipun dengan pemberlakuan sistem kerja WFH/WFO. Ancaman dari virus Covid-19 ini
menjadi hal serius karena mengancam kesehatan dan keselamatan pegawai. Menjadi suatu dilemma
ketika tugas dan kewajiban sebagai ASN harus tetap dilaksanakan sementara ancaman terpapar Virus
Covid-19 begitu besar bagi kesehatan pegawai. Sistem kerja WFH/WFO diharapkan dapat mengurangi
potensi kerumunan yang terjadi di kantor, yang diharapkan berdampak pada berkurangnya potensi
penyebaran virus covid-19.

Pemberlakuan sistem Work From Home juga tidak merta membuat produktivitas dari pegawai sama
seperti saat sebelum pandemi. Dalam pelaksanaan sistem kerja WFH terjadi beberapa gangguan seperti
Semangat kerja yang menurun dirasakan oleh pegawai karena belum terbiasa menjadikan rumah sebagai
tempat bekerja. Banyak gangguan yang terjadi di rumah saat melaksanakan WFH seperti ajakan untuk
berbincang dengan keluarga, melakukan chat bersama teman atau memantau sosial media, serta godaan
untuk bersenang-senang seperti menonton TV, bermain bersama anak, mengerjakan hobi, sehingga
berakibat pada penundaan pekerjaan. Hal ini tentu dirasakan oleh hampir seluruh pegawi terlebih lagi
oleh para pegawai perempuan terutama yang sudah berumah tangga dan memiliki anak dikarenakan
peran ganda yang mereka miliki. Tanggungjawab penyelesaian pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah
membuat para pegawai perempuan merasakan beban kerja yang berlebih dan hal tersebut menimbulkan
stress kerja.

Selain gangguan yang terjadi di rumah yang disebabkan dari keluarga, sistem kerja WFH juga terdapat
beberapa hambatan seperti, jaringan komunikasi dan peralatan kerja yang kurang mendukung sehingga
membuat pekerjaan terlambat diselesaikan, terlambat dalam pengiriman laporan hasil kerja dan
pengiriman informasi penting lainnya. Selain itu, respon yang tidak secara langsung didapat juga membuat
pekerjaan menjadi tidak optimal dalam penyelesaiannya.

Pelaksanaan sistem kerja WFH ini juga mendapat tantangan berupa adanya ketidakpercayaan yang timbul
antara pegawai dengan atasannya atau bahkan instansinya. Dalam aspek pengawasan/kontrol pekerjaan,
bahwa minimnya pengawasan akibat penyelesaian pekerjaan dari rumah membuat pegawai lalai sehingga
mereka menjadi kurang produktif. Di sisi lain, ada beberapa pegawai yang tidak dapat bekerja tanpa
pengawasan.

Analisis SWOT terkait Pelaksanaan Tugas dan Fungsi di Masa Pandemi Covid-19

No Strength Weakness Opportunities Threats


1. Waktu kerja yang Produktivitas Menghemat Waktu :
Keterbatasan
fleksibel : sistem kerja berkurang : kurangnya pegawai tidak perlu
Komunikasi :
WFH memberikan pengawasan dari menghabiskan waktu
gangguan pada
mereka kebebasan atasan membuat dalam perjalanan dari
jaringan komunikasi
pegawai dalam control atas output rumah menuju ke dan peralatan kerja
mengatur waktu kerja pekerjaan bekurang. kantor dan juga
yang kurang
dan tempat kerja sebaliknya mendukung sehingga
mereka membuat pekerjaan
terlambat
diselesaikan
2. Kenyamanan : Biaya yang Bertambah Adanya inovasi dalam Distraksi / gangguan :
pegawai merasakan : meningkatnya pelaksanaan dalam melaksanakan
kebebasan dalam biaya/pengeluaran pekerjaan : WFH sering terjadi
menyelesaikan seperti biaya listrik, penggunaan gangguan berupa
pekerjaan biaya pulsa untuk teknologi dalam peralatan kerja yang
dikarenakan tidak ada berkomunikasi dan menunjang pekerjaan tidak mendukung
pengawasan langsung penyediaan jaringan seperti zoom meeting serta gangguan
dari atasan seperti internet. untuk melakukan jaringan komunikasi.
saat mereka bekerja rapat online dan
di kantor. Selain itu, google drive untuk
pegawai juga merasa berbagi data
lebih banyak waktu
bersama keluarga

Alternatif solusi

1. Terkait W1, Produktivitas berkurang yang disebabkan karena kurangnya pengawasan dari atasan
membuat control atas output pekerjaan berkurang, dapat diberikan solusi berupa meminta
laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dalam selesai dalam tenggat waktu
yang telah ditentukan.
2. Terkait W2, Biaya yang bertambah seiring meningkatnya biaya/pengeluaran seperti biaya listrik,
biaya pulsa untuk berkomunikasi dan penyediaan jaringan internet. Dapat diberikan solusi berupa
pemberian bantuan pulsa untuk melaksanakan pekerjaan dari rumah.
3. Terkait T1, Keterbatasan Komunikasi berupa gangguan pada jaringan komunikasi dan peralatan
kerja yang kurang mendukung sehingga membuat pekerjaan terlambat diselesaikan. Solusi yang
dapat diberikan adalah dengan diberikannya bantuan pulsa dapat digunakan untuk memasang
jaringan internet yang lebih baik dari sebelumnya.
4. Terkait T2, distraksi / gangguan yang biasanya terjadi saat WFH adalah gangguan seperti ajakan
untuk berbincang dengan keluarga, melakukan chat bersama teman atau memantau sosial media,
serta godaan untuk bersenang-senang seperti menonton TV, bermain bersama anak,
mengerjakan sesuatu yang sesuai hobi, sehingga berakibat pada penundaan pekerjaan. Dapat
diberikan solusi berupa pemberian target kerja kepada pegawai agar terpacu untuk
menanggulangi gangguan yang terjadi serta juga bisa memberikan penawaran untuk WFO jika
memang pegawai berkenan.

Kesimpulan
melaksanakan pekerjaan di saat pandemic Covid-19 memang harus mengutamakan kesehatan dan
keselamatan pegawai, namun harus tetap memperhatikan produktivitas kerja. Implementasi nyata yang
terjadi adalah pemanfaatan teknologi di masa pandemi ini sangat membantu agar pegawai tetap
produktif meskipun melaksanakan pekerjaan dari rumah. Rapat koordinasi dilakukan dengan media
meeting virtual, pelaksanaan kedinasan memanfaatkan google drive untuk berbagi data, social media
menjadi lebih bermanfaat untuk berkoordinasi langsung dengan atasan. Sistem kerja work from home
akan berdampak positif pada individu yang tepat, artinya penerapan Work from home tidak dapat
diterapkan untuk semua kalangan. Apalagi kita sebagai ASN, sebagai pelayan public, tetap harus
memberikan pelayanan. Perlu adanya kesepakatan dalam pengaturan jadwal WFH dan WFO, agar setiap
pegawai tetap melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Anda mungkin juga menyukai