Anda di halaman 1dari 7

Bab. V.

Makhluk Hidup dan Ekosistem Alami


Dec 9, '08 10:48 PM
for everyone
BAB V. MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM ALAMI



A. Individu, Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan. Dalam ilmu
lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari
dalam unit populasi. Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme)
yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu.

1. Individu
Individu adalah suatu struktur yang membangun suatu suatu kehidupan dalam bentuk
organisme. Jika kita bayangkan pandangan ke sebuah kebun, maka kita mungkin akan
menemukan beberapa tumbuhan, misalnya pohon jambu, poho pisang, jahe, rumput, dan
sebagainya. Setiap pohon disebut individu. Dengan demikian kita katakan individu
pisang, individu jambu, individu jahu dan sebagainya.

2. Populasi
Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme hidup yang
sama. Populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis daripada gejala individu
yang selalu melakukan hubungan. Populasi merupakan kumpulan individu sebuah
spesies yang mempunyai potensi untuk berbiak silang antar satu individu dengan individu
yang lain. Tentu saja individu dalam sebuah populasi itu tidak hanya berinteraksi melalui
biak silang, tetapi juga berhubungan secara dinamis dalam hal-hal lain. Kalau jumlah
individu per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, maka kepadatan populasi naik.
Kalau kepadatan populasi itu sedemikian rupa naikknya sehingga kebutuhan populasi itu
akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar
kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya,
timbullah persaingan atau kompetisi. Persaingan ini menimbulkan dua akibat, 1) dalam
jangka waktu yang singkat akan menimbulkan akibat (efek) ekologi dan 2) dalam jangka
waktu yang panjang akan menimbulkan akibat evolusi.
Ada dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu faktor
bergantung pada kepadatan populasi itu sendiri, misalnya kekurangan bahan pangan,
kekurangan ruang untuk hidup karena populasi terlampau padat dan faktor yang tidak
tergantung pada kepadatan populasi misalnya terdapat penurunan suhu lingkungan secara
drastis dan mendadak.

3. Komunitas
Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu
tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat
mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan
memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang
kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk
dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga
memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ
maupun organisasi hidup lainnya.
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan
berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga
timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun,
perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak
mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya
penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.
Sering terjadi, spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam pelbagai
komunitas dan menjalankan fungsi yang agak berbeda. Kombinasi antara habitat , tempat
suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu memberikan pengertian nicia
(niche). Konsep nicia ini penting karena selain dapat digunakan untuk meramal macam
tumbuhan dan hewan yang yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dipakai
untuk menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu musim. Kepadatan individu dalam
suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman. Istilah ini
dapat diterapkan pada pelbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas. Misalnya,
keanekaragaman di dalam spesies, keanekaragaman dalam pola penyebaran. Margalef
(1958) mengemukakan bahwa untuk menentukan keanekaragaman komunitas perli
dipelajari aspek keanekaragaman itu dalam organisasi komuniatsnya. Misalnya
mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya, menempatkan spesies
tersebut ke dalam habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut
dan menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya.
Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran
tentang kedewasaan organisasi komunitsas tersebut. Hal ini menunjukkan tingkat
kedewasaannya sehingga keadaannya lebih mantap. Komunitas, seperti halnya tingkat
organisasi makhluk hidup lain, juga mengalami serta menjalani siklus hidup.

B. Ekosistem

Suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri tanpa kehadiran organisme lain serta
mengabaikan sumber daya alam yang merupakan sumber pangan, tempat perlindungan
dan tempat perkembangbiakan. Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem,
suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.
Ekosistem adalah tatanan satuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem tidak hanya mencakup
serangkaian spesies tumbuhan, tetapi juga dalam bentuk materi yang melakukan siklus
dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem.
Ekosistem dibentuk oleh komponen hidup dan tak hidup, disuatu tempat dan beriteraksi
dalam satu kesatuan yang teratur. Ditinjau dari segi komponen-komponennya, ekosistem
dapat dibedakan menjadi :
1. Autotrofik, yaitu organisme yang dapat mensintesiskan makanannya sendiri atau
dapat menyediakan makanannya sendiri. Organisme tersebut mengubah bahan-bahan
organik menjadi bahan anorganik dengan bantuan energi matahari dalam butir-butir
hijau daun atau klorofil
2. Heterotrofik, yaitu organisme yang hanya dapat memanfaatkan bahan makanan yang
disediakan oleh organisme lain.

C. Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem
Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan
dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Pembentukkan jaringan
hidup selanjutnya tentu saja bergantung pula pada kemampuan tumbuhan menyerap
pelbagai bahan mineral dari dalam tanah, yang seterusnya diolah dalam proses
metabolisme. Beberapa bagian jaringan hidup yang dibentuk seperti daun, buah, biji, dan
umbi dapat dimakan oleh herbivora. Kemudian hewan itu menjadi mangsa karnivora
yang lebih besar. Akhirnya, semua jaringan hidup, baik dari hewan maupun tumbuhan
akan mati, jatuh ke tanah sebagai sampah dan menjadi bahan makanan bagi anekaragam
mikroba tanah. Sampah tumbuhan dan hewan ini diubah oleh mikroba tanah melalui
proses pembusukan menjadi humus serta diuraikan menjadi bahan mineral melalui proses
mineralisasi. Jadi, di dalam tanah dijumpai dua jenis mikroba, yaitu mikroba pembusuk
dan mikroba pengurai. Berdasarkan uraian singkat ini, tampak bahwa dalam sebuah
ekosistem terdapat rantai makanan.
Aliran materi seperti nutrien, air, karbon, nitrogen dan fosfor di alam berupa siklus yang
abadi. Sedangkan aliran energi berupa rantai makanan dan jaring makanan dari
komponen produsen, konsumen, dan perombakpengurai. Aliran energi ini berupa
simbiosis antar organisme yang saling membutuhkan. Hubungan antar komponen
biasanya dibuat dalam bentuk piramida ekologis, seperti piramida jumlah individu,
piramida biomassa, dan piramida energi.


D. Macam-macam Bentuk Pola Kehidupan
Iklim, tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut daerah habitat
atau bioma. Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor
abiotik di padang pasir berupa pasir, batuan-batuan, sedangkan faktor biotiknya berupa
kaktus dan unta. Kondisi di daerah pantai wujud abiotiknya adalah pasir panati atau
lumpur, sedangkan hewannya berupa ikan atau buaya.
1. Daerah Tropis
Terletak disepanjang khatulistiwa antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 25,5 derajat
Lintang Selatan, beriklim panas. Lingkungan abiotiknya adalah matahari bersinar
sepanjang tahun, perubahan suhu hanya sedikit, curah hujannya tinggi, merata
sepanjang tahun antara 200-225 cm per tahun.
Dalam kondisi tersebut di bawah biomanya terdapat ribuan spesies tumbuhan yang
dapat membentuk suatu hutan tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.Pohon-pohon besar dan tinggi yang dapat mencapai 20-40 meter
2.Cabang pohon panjang dan banyak yang membentuk naungan pohon yang luas
3.Dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang melakukan
adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah hujan yang
dikandung cabang atau batang pohon tempatnya menempel
4.Tanah di bawahnya hampir tidak ada sinar matahari yang menyebabkan tanaman
merambat, menjalar ke atas seperti rotan.
5.Tanaman perdu masih dapat hidup dalam kanopi tanaman besar sehingga tercipta
tingkatan kehidupan
6.Yang di bawah suhu hampir tidak terasa, hidup rumput dan lumut sebagai makanan
hewan
Dalam hutan tropis yang lebat, hidup beraneka ragam binatang, mulai dari bakteri
pembusuk dalam tanah, burung, kera, sampai harimau dan binatang besar maupun
binatang buas yang lain.
2. Daerah Sub Tropis
Terletak antara 23,5 derajat 66,5 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan.
Iklimnya disebut iklim sedang. Akibat kemiringan bumi terasa dengan adanya empat
musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi. Biomanya
memiliki ciri-ciri curah hujan sepanjang tahun antara 75-100 cm per tahun, memiliki
empat musim, hutannya merupakan luruh. Gugurnya daun pepohonan hutan
merupakan persiapan akan datangnya musim dingin, dan bersemi kembali setelah
musim dingin selesai. Yang khas didaerah sub tropis adalah adanya salju di musim
dingin. Jumlah tumbuhan di kawasan sub tropis lebih sedikit , tanaman tinggi, jarak
antara poho yang satu dengan yang lain tidak rapat dan praktis tidak ada perdu di
bawahnya. Didaerah tengah benua terdapat padang rumput karena curah hujannya
sedikit, sehingga sulit bagi pohon untuk hidup dengan baik, tetapi tidak sampai
menjadi gurun pasir. Tingkat curah hujan menyebabkan tumbuhnya macam-macam
rumput, ada yang tinggi sedang dan pendek. Tanah padang rumput banyak
mengandung humus, karena daun rumput yang cepat mati dan membusuk pada musim
tumbuh.
3. Daerah Kutub
Terletak antara di bawah daerah 66,5 derajat 90 derajat Lintang Utara atau Lintang
Selatan. Pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari, sehingga
malam menjadi lebih singkat, sebaliknya dalam musim dingin matahari kurang dari
12 jam, sehingga malam lebih lama. Bioma yang khas di daerah beriklim dingin ini
adalah hutan taiga yang pohonnya terdiri dari satu jenis spesies (keadaannya
homogen).
Ciri ekosistemnya adalah adanya perbedaan suhu dalam musim panas dengan musim
dingin yang amat mencolok, pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas antara
3-6 bulan. Pohon khasnya konifer, sdeangkan hewan yang hidup di kawasan taiga
adalah moose, berunag hitam, ajak dan marten. Burung-burung bermigrasi di musim
gugur-dingin.
Lebih ke utara di belahan bumi terdapat tundra. Lokasinya sekitar kutub, sehingga
iklimnya disebut iklim kutub. Ciri-cirinya adalah daerah tundra mendapat sedikit
energi radiasi, perbedaan siang dan malam dalam musim panas dan dingin sangat
besar. Rumput tumbuh menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil. Dalam
musim panas yang merupakan musim tumbuh inilah tumbuh-tumbuhan mendapat
persediaan makanan untuk setahun. Tumbuhan musim berbunga serempak, sehingga
padang rumput dipenuhi oleh berbagai jenis hewan (misalnya rendeer, musk oxen,
dan berunag putih).

Rangkuman
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan. Dalam ilmu
lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari
dalam unit populasi.
Individu adalah suatu struktur yang membangun suatu suatu kehidupan dalam bentuk
organisme. Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme) yang
sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Komunitas ialah beberapa kelompok
makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan.
Ekosistem adalah tatanan satuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem tidak hanya mencakup
serangkaian spesies tumbuhan, tetapi juga dalam bentuk materi yang melakukan siklus dalam
sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem.
Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh
tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Pembentukkan
jaringan hidup selanjutnya tentu saja bergantung pula pada kemampuan tumbuhan menyerap
pelbagai bahan mineral dari dalam tanah, yang seterusnya diolah dalam proses metabolisme.
Iklim, tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut daerah
habitat atau bioma. Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik

Soal Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan ekosistem? Komponen-komponen ekosistem dapat
dilihat dari fungsinya atau dari unsur penyusunannya. Sebutkan macam-macam
komponen ditinjau dari unsur penyusunannya !
2. Jelaskan mengapa tumbuh-tumbuhan didalam ekosistem disebut produsen? Jelaskan
pula komponen konsumennya!
3. Terangkan proses fotosintesis oleh daun dalam memanfaatkan energi sinar matahari!

Prev: Bab IV. Kehidupan Di Bumi
Next: Bab VI. IPA dan Perkembangan Teknologi

Source :
http://irfanzizi.multiply.com/journal/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Anda mungkin juga menyukai