Oral Prednisolone for Preschool Children with Acute Virus Induced
Wheezing
Pendahuluan Serangan mengi atau sesak yang disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas umumnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. Mayoritas ialah anak-anak prasekolah dengan mengi dipicu oleh infeksi virus memiliki sedikit atau tanpa gejala pernapasan dan tidak ada selang waktu dengan infeksi saluran napas bagian bawah kronis. Berdasarkan Pedoman Nasional di Inggris, yang didasarkan pada efektivitas kortikosteroid sistemik dalam mengurangi durasi rawat inap pada anak usia sekolah dan orang dewasa dengan asma atopic, direkomendasikan penggunaan kortikosteroid oral untuk anak-anak prasekolah dengan infeksi virus yang di rumah sakit. Namun, hasil uji coba yang secara khusus ditujukan tentang keberhasilan kortikosteroid sistemik pada anak-anak dengan sesak akut ialah bertentangan dengan efek yang didapat. Dalam studi sebelumnya, ditemukan bahwa pemakaian 5-hari prednisolon oral yang diprakarsai oleh orang tua di rumah pada tanda pertama dari serangan mengi tidak secara signifikan mengurangi gejala di rumah sakit. Dengan demikian, peran kortikosteroid oral untuk mengi masih controversial. Dalam studi ini, kami menilai efektivitas singkat terapi dengan prednisolon oral pada anak-anak yang datang ke rumah sakit dengan sesak yang dipicu oleh infeksi virus. Pembahasan Dari Maret 2005 sampai Agustus 2007, dilakukan penelitian di tiga rumah sakit di Inggris yaitu Rumah Sakit Universitas Leicester, Rumah Sakit Kota Nottingham, dan Pusat Medis Universitas Rumah Sakit Queen di Nottingham. Kemudian didata anak-anak antara usia 10 bulan sampai 60 bulan yang mendapat serangan sesak oleh penilaian seorang dokter dengan didahului oleh gejala dan tanda-tanda infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas dan dirujuk ke rumah sakit oleh dokter atau dibawa ke bagian gawat darurat oleh orang tua atau wali. Kehadiran infeksi virus saluran pernapasan atas ditentukan secara klinis. 2 Batas usia 10 bulan telah dipilih untuk mengurangi pendataan bayi dengan mengi terkait bronchiolitis. Kemudian terdapat beberapa yang keluar dari kategori yaitu anak-anak yang berada pada keadaan shock atau yang memiliki bukti klinis sepsis bakteri. Anak-anak yang sudah terkena penyakit jantung atau penyakit paru- paru, yang menerima terapi imunosupresif atau memiliki immunodeficiency memiliki infeksi varicella aktif atau baru terkena varicella juga dikeluarkan dari kategori penilaian pada penelitian ini. Anak-anak yang datang ke rumah sakit dengan mengi pada auskultasi dipilih untuk kelayakan oleh dokter anak setelah mereka menerima 10 puyer albuterol, diberikan melalui inhaler dan spacer Volumatic dengan masker wajah, atau albuterol nebulasi ( 2,5 mg jika anak itu <3 tahun atau 5,0 mg jika anak adalah 3 tahun. 5 menit setelah pasien yang terdaftar dalam penelitian ini , kemudian dokter menghitung skor dasar mengenai Pengukuran Nilai Pernapasan Preschool (PRAM) yang berkisar 0-12, Dimana skor yang lebih tinggi menunjukkan keparahan distres pernapasan yang lebih besar. Dokter kemudian mencatat skor PRAM setelah pemberian albuterol hirup pada jam ke- 4, jam ke-12, dan 24 jam pada anak-anak yang tersisa di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan desain pengacakan double-blind yang bertingkat..Nomor penelitian ditugaskan secara berurutan, dan pengacakan dicapai dengan menghasilkan kode numerik secara acak dengan cara permutasi dari 10. Pengacakan dari kemasan plasebo dan prednisolon dilakukan oleh Nova Laboratories. Placebo dan prednisolon dikemas dalam kapsul yang sama mengandung volume sama dalam wadah berlabel sama juga. Pengacakan diterapkan pada anak-anak yang ditemukan dengan memenuhi persyaratan dan orang tua setuju untuk berpartisipasi. Hasil utama pada penelitian ini adalah durasi rawat inap, yang dibagi menjadi dua periode waktu yakni waktu dari pendaftaran untuk waktu actual masuk ke rumah sakit dan waktu dari pendaftaran sampai ke waktu bahwa pasien dianggap keluar dari rumah sakit (signoff for debit) - sejak saat debit actual (pemberian terapi) dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-klinis. Hasil sekunder adalah skor PRAM pada jam ke 4, 12, dan 24 jam (yang dinilai tak lama setelah pemberian albuterol hirup), total dosis albuterol inhalasi selama rawat inap (dengan 2,5 mg dianggap setara dengan 10 actuations dari metered-dose inhaler), rata-rata skor ialah 7 sebagaimana dinilai oleh orang tua atau wali, jumlah rata-rata albuterol yang diberikan di rumah 3 selama periode 7 hari, waktu yang diperlukan bagi anak untuk menjadi "kembali ke normal", dan diterima kembali ke rumah sakit untuk sesak dalam waktu satu bulan setelah keluar dari rumah sakit.
Hasil Dalam percobaan ini dengan 5-hari penggunaan prednisolon oral untuk anak prasekolah dengan serangan sesak akibat virus-induced, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam durasi tinggal di rumah sakit yang sebenarnya, interval antara masuk rumah sakit dan keluar rumah sakit, dan PRAM skor pada interval apapun. Hasil studi ini konsisten dengan temuan, yakni tidak ada pengaruh yang signifikan dari program 5-hari prednisolon oral dalam studi berbasis masyarakat sebelumnya yakni orang tua yang menggunakan prednisolon oral untuk sesak yang ditimbulkan infeksi virus pada anak usia prasekolah. Namun, dua penelitian telah melaporkan efek menguntungkan dari kortikosteroid sistemik pada anak-anak prasekolah yang disajikan ke rumah sakit dengan sesak akut. Pertama, Csonka et al. menilai terapi 3-hari prednisolon oral (dengan dosis 2 mg per kilogram berat badan per hari) pada 230 anak di bawah usia 3 tahun yang datang ke rumah sakit dengan sesak akibat virus-induced.Walaupun pengobatan kortikosteroid tidak secara signifikan mengurangi proporsi anak-anak yang masih dirawat di rumah sakit setelah 4 jam, secara signifikan lebih sedikit anak yang menerima kortikosteroid dibutuhkan pengobatan tambahan di rumah sakit dibandingkan pada kelompok plasebo. Kedua, Tal et al. menilai efektivitas suatu program intramuskular methylprednisolone (dosis 4 mg per kilogram) pada 70 anak yang berumur 7 bulan sampai 54 bulan dan yang disajikan ke rumah sakit dengan sesak akut. Para peneliti melaporkan bahwa anak- anak lebih yang menerima kortikosteroid telah mengalami penurunan gejala sesak setelah 3 jam dibandingkan dengan kelompok plasebo. Perbedaan utama antara dua studi dan penelitian kami adalah bahwa kita memasukkan skor PRAM, ukuran yang telah divalidasi terhadap prasekolah fungsi paru-paru dan yang memiliki konsistensi internal yang baik dan keandalan antara penilai. Hasil PRAM awal menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak memiliki sesak ringan sampai sedang, bukan sesak parah. Namun, skor PRAM dinilai setelah pemberian albuterol inhalasi dosis tinggi dan karena itu tidak mencerminkan beratnya maksimum mengi. Tidak ada efek yang signifikan prednisolon ditemukan dalam hasil jangka panjang
4 Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa prednisolon oral tidak harus secara rutin diberikan kepada anak-anak prasekolah yang datang ke rumah sakit dengan sesak atau mengi akibat infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh virus.