Anda di halaman 1dari 57

Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.

Sesungguhnya wanita budak yang mumin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mumin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mumin lebih baik
dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang
lloh mengajak ke syurga dan ampunan dengan i!in-"ya. Dan lloh menerangkan ayat-
ayat-"ya (perintah-perintah "ya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.#
($.S l %a&oroh'(())
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. *atakanlah 'haid itu adalah kotoran. +leh
sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka su,i. pabila mereka telah su,i, maka
,ampurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan lloh kepadamu. Sesungguhnya
lloh menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensu,ikan
diri.# ($.S l %a&oroh'((()
-stri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu ber,o,ok-tanam, maka datangilah tanah
tempat ber,o,ok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal
yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada lloh dan ketahuilah bahwa kamu
kelak akan menemui-"ya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.# ($.S
l %a&oroh'((.)
*epada orang-orang yang meng-ilaa istrinya, diberi tangguh empat bulan (lamanya).
*emudian jika mereka kembali (kepada istrinya), maka sesungguhnya lloh Maha
/engampun lagi Maha /enyayang.# ($.S l %a&oroh'((0)
Meng-ilaa maksudnya bersumpah tidak akan men,ampuri istri. Dengan sumpah ini
seorang wanita menderita, karena tidak disetubuhi dan tidak pula di,eraikan. Dengan
turunnya ayat ini, maka suami setelah empat bulan harus memilih antara kembali
menyetubuhi istrinya lagi dengan membayar ka1arat sumpah atau men,eraikan.
Dan jika mereka bera!am (bertetap hati untuk) tala&, maka sesungguhnya lloh Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.# ($.S l %a&oroh'((2)
3anita-wanita yang ditala& hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali &uru. 4idak
boleh mereka menyembunyikan apa yang di,iptakan lloh dalam rahimnya, jika mereka
beriman kepada lloh dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam
masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang denga kewajibannya menurut ,ara yang maru1. kan
tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan lloh
Maha /erkasa lagi Maha %ijaksana.# ($.S l %a&oroh'((5 )
$uru dapat berarti su,i atau haid.
4ala& (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan ,ara yang
maru1 atau men,eraikan dengan ,ara yang baik. 4idak halal bagi kamu mengambil
kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, ke,uali kalau keduanya
khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum lloh. 6ika kamu khawatir bahwa
keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum lloh, maka tidak ada
dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya.
-tulah hukum-hukum lloh, maka janganlah kamu melanggarnya. %arangsiapa yang
melanggar huku-hukum lloh mereka itulah orang-orang yang !alim.# ($.S l
%a&oroh'((7)
*emudian jika sisuami mentala&nya (sesudah tala& yang kedua), maka perempuan itu
tidak halal lagi baginya hingga dia nikah dengan suami yang lain. *emudian jika suami
yang lain itu men,eraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami dan istri
pertama) untuk nikah kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan
hukum-hukum lloh. -tulah hukum-hukum lloh, diterangkan-"ya kepada kaum yang
(mau) mengetahui.# ($.S l %a&oroh'(.8)
KOMPILASI HUKUM ISLAM *
BUKU I
HUKUM PERKAWINAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dengan
a! Peminangan iala" kegia#an kegia#an u$a%a ke a&a" #e&'adin%a "u(ungan $e&')d)"an an#a&a
se)&ang $&ia dengan se)&ang *ani#a+
(! Wali "akim iala" *ali nika" %ang di#un'uk )le" Men#e&i Agama a#au $e'a(a# %ang di#un'uk )le"n%a+
%ang di(e&i "ak dan ke*enangan un#uk (e&#indak se(agai *ali nika",
-! Akad nika" iala" &angkaian i'a( %ang diu-a$kan )le" *ali dan ka(ul %ang diu-a$kan )le"
mem$elai $&ia a#au *akiln%a disaksikan )le" dua )&ang saksi,
d! Ma"a& adala" $em(e&ianda&i -al)n mem$elai $&ia ke$ada -al)n mem$elai *ani#a+ (aik (e&(en#uk
(a&ang+ uang a#au 'asa %ang #idak (e&#en#angan dengan "ukum Islam,
e! Taklil.#alak iala" $e&'an'ian %ang diu-a$kan -al)n mem$elai $&ia se#ela" akad nika" %ang
di-an#umkan dalam Ak#a Nika" (e&u$a /an'i #alak %ang digan#ungkan ke$ada sua#u keadaan
#e&#en#u %ang mungkin #e&'adi dimasa %ang akan da#ang,
0! Ha&#a keka%aan dalam $e&ka*inan a#au S%i&ka" adala" "a&#a %ang di$e&)le" (aik sendi&i.sendi&i
a#au (e&sam suami.is#e&i selam dalam ika#an $e&ka*inan (e&langsung selan'u#n%a sise(u# "a&#a
(e&sama+ #an$a mem$e&s)alkan #e&da0#a& a#as nama sia$a$un,
g! Pemeli"a&aan a#ak a#au "ad")na" adala" kegia#an mengasu"+ memeli"a&adan mendidik anaka
"ingga de*asa a#au mam$u (e&di&i sendi&i,
"! Pe&*alian adala" ke*enangan %ang di(e&ikan ke$ada sese)&ang un#uk melakukan sesua#u
$e&(ua#an "ukum se(agai *akil un#uk ke$en#ingan dan a#as nama anak %ang #idak mem$un%ai
kedua )&ang #ua+ )&ang #ua %ang masi" "idu$+ #idak -aka$ melakukan $e&(ua#an "ukum,
i! K"uluk adala" $e&-e&aian %ang #e&'adi a#as $e&min#aan is#e&i dengan mem(e&ikan #e(usan a#au
i*adl ke$ada dan a#as $e&se#u'uan suamin%a,
'! Mu#a" adala" $em(e&ian (ekas suami ke$ada is#e&i+ %ang di'a#u"i #alak (e&u$a (endaa#au uang
dan lainn%a!
BAB II
1ASAR.1ASAR PERKAWINAN
Pasal 2
Pe&ka*inan menu&u# "ukun Islam adala" $e&nika"an+ %ai#u akad %ang sanga# kua# a#au mi#ssa3an
g"alid4an un#uk men#aa#i $e&in#a" Alla" dan melaksanakann%a me&u$akan i(ada"!
Pasal 5
Pe&ka*inan (e&#u'uan un#uk me*u'udkan ke"idu$an &uma" #angga %ang sakina"+ ma*adda"+ dan
&a"ma"!
Pasal 6
Pe&ka*inan adala" sa"+ a$a(ila dilakukan menu&u# "ukum Islam sesuai dengan $asal 2 a%a# 718
Undang.undang N)! 1 Ta"un 19:6 #en#ang Pe&ka*inan!
Pasal ;
718 Aga& #e&'amin ke#e&#i(an $e&ka*inan (agi mas%a&aka# Islam se#ia$ $e&ka*inan "a&us di-a#a#!
728 Pen-a#a#an $e&ka*inan #e&se(u# a$ada a%a# 718+ dilakukan )le" Pega*ai Pen-a#a# Nika"
se(agaimana %ang dia#u&dalam Undang.undang N)!22 Ta"un 196< ') Undang.undang N)! 52
Ta"un 19;6!
* 1isalin da&i =K)m$ilasi Hukum Islam di Ind)nesia=+ 1i&ek#)&a# Pem(inaan Pe&adilan Agama Islam
1i#'en Pem(inaan Kelem(agaan Islam 1e$a&#emen Agama+ 2>>1!
Pasal <
718 Un#uk memenu"i ke#en#uan dalam $asal ;+ se%ia$ $e&ka*inan "a&us dilangsungkan di"ada$an
dan di (a*a" $enga*asan Pega*ai Pen-a#a# Nika"!
728 Pe&ka*inan %ang dilakukan di lua& $enga*asan Pega*ai Pen-a#a# Nika" #idak mem$un%ai
kekua#an Hukum!
Pasal :
718 Pe&ka*inan "an%a da$a# di(uk#ikan dengan Ak#a Nika" %ang di(ua# )le" Pega*ai Pen-a#a# Nika"!
728 1alam "al $e&ka*inan #idak da$a# di(uk#ikan dengan Aka#a Nika"+ da$a# dia'ukan i#s(a# nika"n%a
ke Pengadilan Agama!
758 I#s(a# nika" %ang da$a# dia'ukan ke Pengadilan Agama #e&(a#as mengenai "al."al %ang
(e&kenaan dengan
7a8 Adan%a $e&ka*inan dalam &a(gka $en%elesaian $e&-e&aian,
7(8 Hilangn%a Ak#a Nika",
7-8 Adan%a ke&agan #en#ang sa" a#au #idakn%a sala" sa#u s%a&a# $e&ka*ian,
7d8 Adan%an $e&ka*inan %ang #e&'adise(elum (e&lakun%a Undang.undang N)!1 Ta"un 19:6 dan,
7e8 Pe&ka*inan %ang dilakukan )le" me&eka %ang #idak mem$un%ai "alangan $e&ka*inan
menu&u# Undang.Undang N)!1 T"aun 19:6,
768 Yang (e&"ak menga'ukan $e&m)")nan i#s(a# nika" iala" suami a#au is#e&i+ anak.anak me&eka+
*ali nika" dan $i"ak %ang (e&ke$en#ingan dengan $e&ka*inan i#u!
Pasal ?
Pu#usn%a $e&ka*inan selain -e&ai ma#i "an%a da$a# di(uk#ikan dengan su&a# -e&ai (e&u$a $u#usan
Pengadilan Agama (aik %ang (e&(en#uk $u#usan $e&-e&aian+ik&a& #alak+ k"uluk a#au $u#usan #aklik
#alak!
Pasal 9
718 A$a(ila (uk#i se(agaimana $ada $asal ? #idak di#emukan ka&ena "ilang dan se(again%a+ da$a#
dimin#akan salinann%a ke$ada Pengadilan Agama!
728 1alam "al su&a# (uk#i %ang dimaksud dala a%a# 718 #idak da$a# di$e&)le"+ maka da$a# dia'ukan
$e&m)")nan ke Pengadilan Agama!
Pasal 1>
Ru'uk "an%a da$a# di(uk#ikan dengan ku#i$an Buku Penda0#a&an Ru'uk %an" dikelua&kan )le"
Pega*ai Pen-a#a# Nika"!
BAB III
PEMINAN@AN
Pasal 11
Peminangan da$a# langsung dilakukan )le" )&ang %ang (e&ke"endak men-a&i $asangan ')d)"+
#a$i da$a# $ula dilakukan )le" $e&en#a&a %ang da$a# di$e&-a%a!
Pasal 12
718 Peminangan da$a# dilakukan #e&"ada$ se)#&ang*ani#a %ang masi" $e&a*an a#au #e&"ada$ 'anda
%ang #ela" "a(is masa idda"%a!
728 Wani#a %ang di#alak suami %ang masi" (e&ada dalam masa idda" &a'=ia"+ "a&am dan dila&ang
un#uk di$inang!
758 1ila&ang 'uga meminang se)&ang *ani#a %ang sedang di$inang $&ia lain+ selama $inangan $&ia
#e&se(u# (elum $u#us a#au (elaum ada $en)lakan dan $i"ak *ani#a!
768 Pu#usn%a $inangan un#uk $&ia+ ka&ena adan%a $e&n%a#aan #en#ang $u#usn%a "u(ungan $inangan
a#au se-a&a diam.diam! P&ia %ang meminang #ela" men'au"i dan meninggalkan *ani#a %ang
di$inang!
Pasal 15
718 Pinangan (elum menim(ulkan aki(a# "ukum dan $a&a $i"ak (e(as memu#uskan "u(ungan
$eminangan!
728 Ke(e(asan memu#uskan "u(ungan $eminangan dilakukan dengan #a#a -a&a %ang (aik sesuai
dengan #un#unan aga& dan ke(iasaan se#em$a#+ se"ingga #e#a$ #e&(ina ke&ukunan dan saling
meng"a&gai!
BAB IA
RUKUN 1AN SYARAT PERKAWINAN
Bagian Kesa#u
Rukun
Pasal 16
Un#uk melaksanakan $e&ka*inan "a&us ada
a! Bal)n Suami,
(! Bal)n Is#e&i,
-! Wali nika",
d! 1ua )&ang saksi dan,
e! I'a( dan Ka(ul!
Bagian Kedua
Bal)n Mem$elai
Pasal 1;
718 Un#uk kemasla"a#an kelua&ga dan &uma" #angga+ $e&ka*inan "an%a ()le" dilakukan -al)n
mem$elai %ang #ela" men-a$ai umu& %ang di#e#a$kan dalam $asal : Undang.undang N)!1 #a"un
19:6 %akni -al)n suami seku&ang.ku&angn%a (e&umu& 19 #a"un dan -al)n is#e&i seku&angku&angn%a
(e&umu& 1< #a"un
728 Bagi -al)n mem$elai %ang (gelum men-a$ai umu& 21 #a"un "a&us menda$a#i i4in se(agaimana
%ang dia#u& dalam $asal < a%a# 728+758+768 dan 7;8 UU N)!1 Ta"un 19:6!
Pasal 1<
718 Pe&ka*inan didasa&kan a#as $e&se#u'uan -al)n mem$elai!
728 Ben#uk $e&se#u'uan -al)n mem$elai *ani#a+ da$a# (e&u$a $e&n%a#aan #egas dan n%a#a dengan
#ulisan+ lisan a#au is%a&a# #a$i da$a# 'uga (e&u$a diam dalam a&#i selama #idak ada $en)lakan %ang
#egas!
Pasal 1:
718 Se(elum (e&langsungn%a $e&ka*inan Pega*ai Pen-a#a# Nika" menan%akan le(i" da"ulu
$e&se#u'uan -al)n mem$elai di "ada$an dua saksi nika"!
728 Bila #e&n%a#a $e&ka*inan #idak dise#u'ui )le" sala" se)&ang -al)n mem$elai maka $e&ka*inan i#u
#idak da$a# dilangsungkan!
758 Bagi -al)n mem$elai %ang mende&i#a #una *i-a&a a#au #una &ungu $e&se#u'uan da$a# din%a#akan
dengan #ulisan a#au is%a&a# %ang da$a# dimenge&#i!
Pasal 1?
Bagi -al)n suami dan -al)n is#e&i %ang akan melangsungkan $e&nika"an #idak #e&da$a# "alangan
$e&ka*inan se(agaimana dia#u& dalam (a( AI!
Bagian Ke#iga
Wali Nika"
Pasal 19
Wali nika" dalam $e&ka*inan me&u$akan &ukun %ang "a&us di$enu"i (agi -al)n mem$elai *ani#a
%ang (e&#indak un#uk menika"kann%a
Pasal 2>
718 Yang (e&#indak se(agai *ali nika" iala" se)&ang laki.laki %ang memenu"i s%a&a# "ukum Islam
%akni muslim+ a3il dan (alig"!
728 Wali nika" #e&di&i da&i
a! Wali nasa(,
(! Wali "akim!
Pasal 21
718 Wali nasa( #e&di&i da&i em$a# kel)m$)k dalam u&u#an kedudukan+ kel)m$)k %ang sa#u
dida"ulukan dan kel)m$)k %ang lain sesuai e&a# #idakn%a susunan keke&a(a#an dengan -al)n
mem$elai *ani#a!
Pe&#ama+ kel)m$)k ke&a(a# laki.laki ga&is lu&us kea#as %akni a%a"+ kakek da&i $i"ak a%a"
dan se#e&usn%a!
Kedua+ kel)m$)k ke&a(a# sauda&a laki.laki kandung a#au sauda&a laki.laki sea%a"+ dan
ke#u&unan laki.laki me&eka!
Ke#iga+ kel)m$)k ke&a(a# $aman+ %akni sauda&a laki.laki kandung a%a"+ sauda&a sea%a"
dan ke#u&unan laki.laki me&eka!
Keem$a#+ kel)m$)k sauda&a laki.laki kandung kakek+ sauda&a laki.laki sea%a" dan ke#u&unan
laki.laki me&eka!
728 A$a(ila dalam sa#u kel)m$)k *ali nika" #e&da$a# (e(e&a$a )&ang %ang sama.sama (e&"ak
men'adi *ali+ maka %ang $aling (e&"ak men'adi *ali iala" %ang le(i" deka# de&a'a#
keke&a(a#ann%a dengan -al)n mem$elai *ani#a!
758 A(a(ila dalamsa#u kel)m$)k sama de&a'a# keke&a(a#an aka %ang $aling (e&"ak men'adi *ali
nika" iala" ka&a(a# kandung da&i ke&a(a# %ang sea%a"!
768 A$a(ila dalam sa#u kel)m$)k+ de&a'a# keke&a(a#ann%a sama %akni sama.sama de&a'a# kandung
a#au sama.sama dengan ke&a(a# sea%a"+ me&eka sama.sama (e&"ak men'adi *ali nika"+ dengan
mengu#amakan %ang le(i" #ua dan memenu"i s%a&a#.s%a&a# *ali!
Pasal 22
A$a(ila *ali nika" %ang $aling (e&"ak+ u&u#ann%a #idak memenu"i s%a&a# se(agai *ali nika" a#au
)le" ka&ena *ali nika" i#u mende&i#a #una *i-a&a+ #una &ungu a#au suda" ud4u&+ maka "ak men'adi *ali
(e&gese& ke$ada *ali nika" %ang lain menu&i# de&a'a# (e&iku#n%a!
Pasal 25
718 Wali "akim (a&u da$a# (e&#indak se(agai *ali nika" a$a(ila *ali nasa( #idak ada a#au #idak
mungkin meng"adi&kann%a a#au #idak dike#a"ui #em$a# #inggaln%a a#au gai( a#au adlal a#au
enggan!
728 1alam "al *ali adlal a#au enggan maka *ali "akim (a&u da$a# (e&#indak se(agai *ali nika"
se#ela" ada $u#usan $engadilan Agama #en#ang *ali #e&se(u#!
Bagian Keem$a#
Saksi Nika"
Pasal 26
718 Saksi dalam $e&ka*inan me&u$akan &ukun $elaksanaan akad nika"!
728 Se#ia$ $e&ka*inan "a&us disaksikan )le" dua )&ang saksi
Pasal 2;
Yang da$a# di#un'uk men'adi saksi dalam akad nika" iala" se)&ang laki.laki muslim+ adil+ a3il
(alig"+ #idak #e&ganggu inga#an dan #idak #una &ungu a#au #uli!
Pasal 2<
Saksi "a&us "adi& dan men%aksikan se-a&a langsung akdan nika" se&#a menanda#angani Ak#a
Nika" $ada *ak#u dan di#em$a# akad nika" dilangsungkan!
Bagian Kelima
Akad Nika"
Pasal 2:
I'a( dan ka(ul an#a&a *ali dan -al)n mem$elai $&ia "a&us 'elas (e&un#un dan #idak (e&selang
*ak#u!
Pasal 2?
Akad nika" dilaksanakan sendi&i se-a&a $&i(adi )le" *ali nika" %ang (e&sangku#an! Wali nika"
me*akilkan ke$ada )&ang lain!
Pasal 29
718 Yang (e&"ak mengu-a$kan ka(ul iala" -al)n mem$elai $&ia se-a&a $&i(adi!
728 1alam "al."al #e&#en#u u-a$an ka(ul nika" da$a# di*akilkan ke$ada $&ia lain sengan ke#en#uan
-al)n mem$elai $&ia meme(e&i kuasa %ang #egas se-a&a #e&#ulis (a"*a $ene&imaan *akil a#as
akad nika" i#u adala" un#uk mem$elai $&ia!
758 1alam "al -al)n mem$elai *ani#a a#au *ali ke(e&a#an -al)n mem$elai $&ia di*akili+maka akad
nika" #idak ()le" dilangsungkan!
BAB A
MAHAR
Pasal 5>
Bal)n mem$elai $&ia *a'i( mem(a%a& ma"a& ke$ada -al)n mem$elai *ani#a %ang 'umla"+ (en#uk
dan 'enisn%a dise$aka#i )le" kedua (ela" $i"ak!
Pasal 51
Penen#uan ma"a& (e&dasa&kan a#as kesede&"anaan dan kemuda"an %ang dian'u&kan )le" a'a&an
Islam!
Pasal 52
Ma"a& di(e&ikan langsung ke$ada -al)n mem$elai *ani#a dan se'ak i#umen'adi "ak $&i(adin%a!
Pasal 55
718 Pen%e&a"an ma"a& dilakukan dengan #unai!
728 A$a(ila -al)n mem$elai *ani#a men%e#u'ui+ $en%e&a"an ma"a& ()le" di#anggu"kan (aik un#uk
selu&u"n%a a#au se(agian! Ma"a& %ang (elumdi#unaikan $en%e&a"ann%a men'adi "u#ang-al)n
mem$elai $&ia!
Pasal 56
718 Ke*a'i(an men%e&a"kan ma"a& ma"a& (ukan me&u$akan &ukun dalm $e&ka*inan!
728 Kelalaian men%e(u# 'enis dan 'umal" ma"a& $ada *ak#u akad nika"+ #idak men%e(a(kan (a#aln%a
$e&ka*inan! Begi#u $ula "aln%a dalam keadaan ma"a& masi" #e&"u#ang+ #idak mengu&angi sa"n%a
$e&ka*inan!
Pasal 5;
718 Suami %ang men#alak is#e&in%a 3)(la al duk"ul *a'i( mem(a%a& se#enga" ma"a& %ang #ela"
di#en#ukan dalam akad nika"!
728 A$a(ila suami meninggal dunia 3)(la al duk"ul #e#a$i (esa&n%a ma"a& (elum di#e#a$kan+ maka
sumai *a'i( mem(a%a& ma"a& mi#sil!
Pasal 5<
A$a(ila ma"a& "ilang se(elum dise&a"kan+ ma"a& i#u da$a# digan#i dengan (a&ang lain %ang sama
(en#uk dan 'enisn%a a#au dengan (a&ang lain %ang sama nilain%a a#au dengan uang %ang senilai
dengan "a&ga (a&ang ma"a& %ang "ilang!
Pasal 5:
A$a(ila #e&'adi selisi" $enda$a# mengenai 'enis dan nilai ma"a& %ang di#e#a$kan+$en%elasaian
dia'ukan ke Pengadilan Agama!
Pasal 5?
718 A$a(ila ma"a& %ang dise&a"kan mengandung -a-a# a#au ku&ang+ #e#a$i -al)n mem$elai #e#a$
(e&sedia mene&iman%a #an$a s%a&a#+ $en%e&a"an ma"al diangga$ lunas!
728 A$a(ila is#e&i men)lak un#uk mene&ima ma"a& ka&ena -a-a#+ suami "a&us menggan#in%a dengan
ma"a& lain %ang #idak -a-a#! Selama Penggan#in%a (elum dise&a"kan+ ma"a& diangga$ masi"
(elum di(a%a&!
BAB AI
LARAN@AN KAWIN
Pasal 59
1ila&ang melangsungkan $e&ka*inan an#a&a se)&ang $&ia dengan se)&ang *ani#a dise(a(kan
718 Ka&ena $e&#alian nasa(
a! dengan se)&ang *ani#a %angmela"i&kan a#au %ang menu&unkann%a a#au ke#u&unann%a,
(! dengan se)&ang *ani#a ke#u&unan a%a" a#au i(u,
-! dengan se)&ang *ani#a sauda&a %ang mela"i&kann%a
728 Ka&ena $e&#alian ke&a(a# semenda
a! dengan se)&ang *ani#a %ang mela"i&kan is#e&in%a a#au (ekas is#e&in%a,
(! dengan se)&ang *ani#a (ekas is#e&i )&ang %ang menu&unkann%a,
-! dengan se)&ang *ani#a ke#u&unan is#e&i a#au (ekas is#e&in%a+ ke-uali $u#usn%a "u(ungan
$e&ka*inan dengan (ekas is#e&in%a i#u 3)(la al duk"ul,
d! dengan se)&ang *ani#a (ekas is#e&i ke#u&unann%a!
758 Ka&ena $e&#alian sesusuan
a! dengan *ani#a %ang men%usui dan se#e&usn%a menu&u# ga&is lu&us ke a#as,
(! dengan se)&ang *ani#a sesusuan dan se#e&usn%a menu&u# ga&is lu&us ke (a*a",
-! dengan se)&ang *ani#a sauda&a sesusuan+ dan kemanakan sesusuan ke (a*a",
d! dengan se)&ang *ani#a (i(i sesusuan dan nenek (i(i sesusuan ke a#as,
e! dengan anak %ang disusui )le" is#e&in%a dan ke#u&unann%a!
Pasal 6>
1ila&ang melangsungkan $e&ka*inan an#a&a se)&ang $&ia denagn se)&ang *ani#a ka&ena keadaan
#e&#en#u
a! ka&ena *ani#a %ang (e&sangku#an masi" #e&ika# sa#u $e&ka*inan dengan $&ia lain,
(! se)&ang *ani#a %ang masi" (e&ada dalam masa idda" dengan $&ia lain,
-! se)&ang *ani#a %ang #idak (e&agama islam!
Pasal 61
718 Se)&ang $&ia dila&ang memadu is#e&in%a dengan se)a&ang *ani#a %ang mem$un%ai "u(ungan
$e&#alian nasa( a#au sesusuan dengan is#e&in%a,
a! sauda&a kandung+ sea%a" a#au sei(u a#au ke#u&unann%a,
(! *ani#a dengan (i(in%a a#au kemenakann%a!
728 La&angan #e&se(u# $ada a%a# 718 #e#a$ (e&laku meski$un is#e&i.is#e&in%a #ela" di#alak &a'Ci+ #e#a$i
masi" dalam masa idda"!
Pasal 62
Se)&ang $&ia dila&ang melangsungkan $e&ka*inan dengan se)&ang *ani#a a$a(ila $&ia #e&se(u#
sedang mem$un%ai 6 7em$a#8 )&ang is#e&i %ang keem$a#.em$a#n%a masi" #e&ika# #ali $e&ka*inan a#au
masi" dalam idda" #alak &a'Ci a#au$un sala" se)&ang dian#a&a me&eka masi" #e&ika# #ali $e&ka*inan
sedang %ang lainn%a dalam masa idda" #alak &a'Ci!
Pasal 65
718 1ila&ang melangsungkan $e&ka*inan an#a&a se)&ang $&ia
a! dengan se)&ang *ani#a (ekas is#e&in%a %ang di#alak #iga kali,
(! dengan se)&ang *ani#a (ekas is#e&in%a %ang diliCan!
728 La&angan #e&se(u# $ada a%a# 718 "u&u0 a! gugu&+ kalau (ekas is#e&i #adi #ela" ka*in dengan $&ia
lain+ kemudian $e&ka*inan #e&se(u# $u#us (aCda duk"ul dan #ela" "a(is masa idda"n%a!
Pasal 66
Se)&ang *ani#a Islam dila&ang melangsungkan $e&ka*inan dengan se)&ang $&ia %ang #idak
(e&agama Islam!
BAB AII
PER/AN/IAN PERKAWINAN
Pasal 6;
Kedua -al)n mem$elai da$a# mengadakan $e&'an'ian $e&ka*inan dalam (en#uk
1! Taklik #alak dan
2! Pe&'an'ian lain %ang #idak (e&#en#angan dengan "ukum Islam!
Pasal 6<
718 Isi #aklik #alak #idak ()le" (e&#en#angan dengan "ukum Islam!
728 A$a(ila keadaan %ang diis%a&a#kan dalam #aklik #alak (e#ul.(e#ul #e&'adi kemudian+ #idek dengan
sendi&in%a #alak 'a#u"! Su$a%a #alak sunggu".sunggu" 'a#u"+ is#e&i "a&us menga'ukan
$e&s)alann%a
ke $engadilan Agama!
758 Pe&'an'ian #aklik #alak (ukan sala" sa#u %ang *a'i( diadakan $ada se#ia$ $e&ka*inan+ akan #e#a$i
sekali #aklik #alak suda" di$e&'an'ikan #idak da$a# di-a(u# kem(ali!
Pasal 6:
718 Pada *ak#u a#au se(elum $e&ka*inan dilangsungkan kedua -al)n mem$elai da$a# mem(ua#
$e&'an'ian #e&#ulis %ang disa"kan Pega*ai Pen-a#a# Nika" mengenai kedudukan "a&#a dalam
$e&ka*inan!
728 Pe&'an'ian #e&se(u# dalam a%a# 718 da$a# meli$u#i $e&-am$u&an "a&#a $&)(adi dan $emisa"an "a&#a
$en-a"a&ian masing.masing se$an'ang "al i#u #idak (e&#en#angan dengan Islam!
758 1i sam$ing ke#en#uan dalam a%a# 718 dan 728 di a#as+ ()le" 'uga isi $e&'an'ian i#u mene#a$kan
ke*enangan masing.masing un#uk mengadakan ika#an "i$)#ik a#as "a&#a $&i(adi dan "a&#a
(e&sama a#au "a&#a s%a&ika#!
Pasal 6?
718 A$a(ila di(ua# $e&'an'ian $e&ka*inan mengenai $emisa" "a&#a (e&sama a#au "a&#a s%a&ika#+ maka
$e&'an'ian #e&se(u# #idak ()le" meng"ilangkan ke*a'i(an suami un#uk memenu"i ke(u#u"an
&uma" #angga!
728 A$a(ila di(ua# $e&'an'ian $e&ka*inan #idak memenu"i ke#en#uan #e&se(u# $ada a%a# 718 diangga$
#e#a$ #e&'adi $emisa"an "a&#a (e&sama a#au "a&#a s%a&ika# dengan ke*a'i(an suami menanggung
(ia%a ke(u#u"an &uma" #angga!
Pasal 69
718 Pe&'an'ian $e&-am$u&an "a&#a $&i(adi da$a# meli$u#i semua "a&#a+ (aik %ang di(a*a masingmasing
ke dalam $e&ka*inan mau$un %ang di$e&)le" masing.masing selama $e&ka*inan!
728 1engan #idak mengu&angi ke#en#uan #e&se(u# $ada a%a# 718 da$a# 'uga di$e&'an'ikan (a"*a
$e&-am$u&an "a&#a $&i(adi %ang di(a*a $ada saa# $e&ka*inan dilangsungkan+ se"ingga
$e&-am$u&an ini #idak meli$u#i "a&#a $&i(adi %ang di$e&)le" selama $e&ka*inan a#au se(alikn%a!
Pasal ;>
718 Pe&'an'ian $e&ka*inan mengenai "a&#a+ mengika# ke$ada $a&a $i"ak dan $i"ak ke#iga #e&"i#ung
mulai
#anggal dilangsungkan $e&ka*inan di "ada$an Pega*ai Pen-a#a# Nika"
728 Pe&'an'ian $e&ka*inan mengenai "a&#a da$a# di-a(u# a#as $e&se#u'uan (e&sama suami is#e&i dan
*a'i(
menda0#a&kann%a di Kan#)& Pega*ai Pen-a#a# Nika" #em$a# $e&ka*inan dilangsungkan
758 se'ak $enda0#a&an #e&se(u#+ $en-a(u#an #ela" mengika# ke$ada suami is#e&i #e#a$i #e&"ada$ $i"ak
ke#iga $en-a(u#an (a&u mengika# se'ak #anggal $enda0#a&an i#u diumumkan suami is#e&i dalam
sua#u su&a# ka(a& se#em$a#!
768 A$aila dalam #em$) < 7enam8 (ulan $engumuman #idak dilakukan %ang (e&sangku#an+
$enda0#a&an $en-a(u#an dengan sendi&in%a gugu& dan #idak mengika# ke$ada $i"ak ke#iga!
7;8 Pen-a(u#an $e&'an'ian $e&ka*inan mengenai "a&#a #idak ()le" me&ugikan $e&'an'ian %:ang #ela"
di$e&(ua# se(elumn%a dengan $i"ak ke#iga!
Pasal ;1
Pelangga&an a#as $e&'an'ian $e&ka*inan meme(e&i"ak ke$ada is#e&i un#uk memein#a $em(a#alan
nika" a#au menga'ukann%a! Se(agai alasan guga#an $e&-e&aian ke Pengadilan Agama!
Pasal ;2
Pada saa# dilangsungkan $e&ka*inan dengan is#e&i kedua+ ke#iga dan keem$a#+ ()le"
d)i$e&'an'ikan mengenai #em$a# kediaman+ *ak#u gili&an dan (ia%a &uma" #angga (agi is#e&i %ang akan
dinika"in%a i#u!
BAB AIII
KAWIN HAMIL
Pasal ;5
718 Se)&ang *ani#a "amil di lua& nika"+ da$a# dika*inkan dengan $&ia %ang meng"amilin%a!
728 Pe&ka*inan dengan *ani#a "amil %ang dise(u# $ada a%a# 718 da$a# dialngsungkan #an$a
menunggu le(i" da"ulu kela"i&an anakn%a!
758 1engan dilangsungkann%a $e&ka*inan $ada saa# *ani#a "amil+ #idak di$e&lukan $e&ka*inan ulang
se#ela" anak %ang dikandung la"i&!
Pasal ;6
718 Selama sese)&ang masi" dalam keadaan i"&am+ #idak ()le" melangsungkan $e&ka*inan dan 'uga
()le" (e&#indak se(agai *ali nika"!
728 A$a(ila #e&'adi $e&ka*inan dalam keadaan i"&am+ a#au *ali nika"n%a masi" (e&ada dalam i"&am
$e&ka*inann%a #idak sa"!
BAB ID
BERISTERI LEBIH SATU ORAN@
Pasal ;;
718 Be&is#e&i le(i" sa#u )&ang $ada *ak#u (e&samaan+ #e&(a#as "an%a sam$ai em$a# is#e&i!
728 S%a&a# u#aama (e&is#e&i le(i" da&i se)&ang+ suami "a&us mam$u (e&laku adil #e&"ada$ is#e&.is#e&i
dan anak.anakn%a!
758 A$a(ila s%a&a# u#ama %ang dise(u# $ada a%a# 728 #idak mungkin di$enu"i+ suami dila&ang (e&is#e&i
da&i se)&ang!
Pasal ;<
718 Suami %ang "endak (e&is#e&i le(i" da&i sa#u )&ang "a&us menda$a# i4in da&i Pengadilan Agama!
728 Penga'uan $e&m)")nan I4in dimaksud $ada a%a# 718 dilakukan menu&u# $ada #a#a -a&a
se(agaimana dia#u& dalam Ba(!AIII Pe&a#u&an Peme&i#a" N)!9 Ta"un 19:;!
758 Pe&ka*inan %ang dilakukan dengan is#e&i kedua+ ke#iga a#au keem$a# #an$a i4in da&i Pengadilan
Agama+ #idak mem$un%ai kekua#an "ukum!
Pasal ;:
Pengadilan Agama "an%a mem(e&ikan i4in ke$ada se)&ang suami %ang akan (e&is#e&i le(i" da&i
se)&ang a$a(ila
a! is#e&i #idak da$a# men'alankan ke*a'i(an se(agai is#e&i,
(! is#e&i menda$a# -a-a# (adan a#au $en%aki# %ang #idak da$a# disem(u"kan,
-! is#e&i #idak da$a# mela"i&kan ke#u&unan!
Pasal ;?
718 Selain s%a&a# u#ama %ang dise(u# $ada $asal ;; a%a# 728 maka un#uk mem$e&)le" i4in $engadilan
Agama+ "a&us $ula di$enu"i s%a&a#.s%a&a# %ang di#en#ukan $ada $asal ; Undang.Undang N)!1
Ta"un 19:6 %ai#u
a! adan%a $ese#u'uan is#e&i,
(! adan%a ke$as#ian (a"*a suami mam$u men'amin ke$e&luan "idu$ is#e&.is#e&i dan anak.anak
me&eka!
728 1engan #idak mengu&angi ke#en#uan $asal 61 "u&u0 ( Pe&a#u&an Peme&in#a" N)! 9 Ta"un 19:;+
$e&se#u'uan is#e&i a#au is#e&i.is#e&i da$a# di(e&ikan se-a&a #e&#ulis a#au denganlisan+ #e#a$i sekali$un
#ela" ada $e&se#u'uan #e&#ulis+ $e&se#u'uan ini di$e&#egas dengan $e&se#u'uan lisan is#e&i $ada
sidang Pengadilan Agama!
758 Pe&se#u'uan dimaksud $ada a%a# 718 "u&u0 a #idak di$e&lukan (agi se)&ang suami a$a(ila is#e&i a#au
is#e&i.is#e&in%a #idak mungkin dimin#ai $e&se#u'uann%a dan #idak da$a# men'adi $i"ak dalam
$e&'an'ian a#au a$a(ila #idak ada ka(a& da&i is#e&i a#au is#e&i.is#e&in%aseku&ang.ku&angn%a 2 #a"un
a#au ka&ena se(a( lain %ang $e&lu menda$a# $enilaian Hakim!
Pasal ;9
1alam "al is#&i #idak mau mem(e&ikan $e&se#u'uan+ dan $e&m)")nan i4in un#uk (e&is#e&i le(i" da&i
sa#u )&ang (e&dasa&kan a#as sal" sa#u alasan %ang dia#u& dalam $asal ;; a%a# 728 dan ;:+ Pengadilan
Agama da$a# mene#a$kan #en%ang $em(e&ian i4in se#ela" meme&iksa dan mendenga& is#e&i %ang
(e&sangku#an di $e&sidangan Pengadilan Agama+ dan #e&"ada$ $ene#a$an ini is#e&i a#au suami da$a#
menga'ukan (anding a#au kasasi!
BAB D
PENBE@AHAN PERKAWINAN
Pasal <>
718 Pen-ega"an $e&ka*inan (e&#u'uan un#uk meng"inda&i sua#u $e&ka*inan %ang dila&ang "ukum
Islam dan Pe&a#u&an Pe&undang.undangan!
728 Pen-ega"an $e&ka*inan da$a# dilakukan (ila -al)n suami a#au -al)n is#e&i %ang akan
melangsungkan $e&ka*inan #idak memenu"i s%a&a#.s%a&a# un#uk melangsungkan $e&ka*inan
menu&u# "ukum Islam dan $e&a#u&an Pe&undang.undangan!
Pasal <1
Tidak seku0u #idak da$a# di'adikan alasan un#uk men-ega" $e&ka*inan+ ke-uali #idak seku0u
ka&ena $e&(edaan agama a#au ik"#ilaa0u al dien!
Pasal <2
718 Yang da$a# men-ega" $e&ka*inan iala" $a&a kelua&ga dalam ga&is ke#u&unan lu&us ke a#as dan
lu&us ke (a*a"+ sauda&+ *ali nika"+ *ali $engam$u da&i sala" se)&ang -al)n mem$elai dan
$i"ak.$i"ak %ang (e&sangku#an
728 A%a" kandung %ang #idak $ena" melaksankan 0ungsin%a se(agai ke$ala kelua&ga #idak gugu& "ak
ke*aliann%a unuk men-ega" $e&ka*inan %ang akna dilakukan )le" *ali nika" %ang lain!
Pasal <5
Pen-ega"an $e&ka*inan da$a# dilakukan )le" suami a#au is#e&i %ang masi" #e&ika# dalam
$e&ka*inan dalam $e&ka*inan dengan sala" se)&ang -al)n is#e&i a#au -al)n suami %ang akan
melangsungkan $e&ka*inan!
Pasal <6
Pe'a(a# %ang di#un'uk un#uk menga*asi $e&ka*inan (e&ke*a'i(an men-ega" $e&ka*inan (ila
&ukun dan s%a&a# $e&ka*inan #idak #e&$enu"i!
Pasal <;
718 Pen-ega"an $e&ka*inan dia'ukan ke$ada Pengadilan Agama dalam dae&a" Hukum di mana
$e&ka*inan akan dilangsungkan dengan mem(e&i#a"ukan 'uga ke$ada Pega*ai Pen-a#a# Nika"!
728 Ke$ada -al)n.-al)n mem$elai di(e&i#a"ukan mengenai $e&m)")nan $en-ega"an $e&ka*inan
dimaksud dalam a%a# 718 )le" Pega*ai Pen-a#a# Nika"!
Pasal <<
Pe&ka*inan #idak da$a# dilangsungkan a$a(ila $en-ega"an (elu di-a(u#!
Pasal <:
Pen-ega"an $e&ka*inan da$a# di-a(u# dengan mena&ik kem(ali $e&m)")nan $en-ega"an $ada
Pengadilan Agama )le" %ang men-ega" a#au dengan$u#usan Pengadilan Agama!
Pasal <?
Pega*ai Pen-a#a# Nika" #idak di$e&()le"kan melangsungkan a#au mem(an#u melangsungkan
$e&ka*inan (ila ia menge#a"ui adan%a $elangga&an da&i ke#en#uan $asal : a%a# 718+ $asal ?+ $asal 9+
$asal 1> a#au $asal 12 Undang.undang N)!1 Ta"un 19:6 meski$un #idak ada $en-ega"an
$e&ka*inan!
Pasal <9
718 A$a(ila $en-a#a# Nika" (e&$enda$a# (a"*a #e&"ada$ $e&ka*inan #e&se(u# ada la&angan menu&u#
Undang.undan0 N)!1 Ta"un 19:6 maka ia akan men)lak melangsungkan $e&ka*inan!
728 1alam "al $en)lakan+ maka $e&min#aan sala" sa#u $i"ak %ang ingin melangsungkan $e&ka*inan
)le" Pega*ai Pen-a#a# Nika" akan di(e&ikan sua#u ke#e&angan #e&#ulis da&i $en)lakan #e&se(u#
dise&#ai dengan alasan.alasan $en)lakann%a!
758 Pa&a $i"ak %ang $e&ka*inann%a di#)lak (e&'ak menga'ukan $e&m)")nan ke$ada Pengadilan
Agama dalam *ila%a" mana Pega*ai Pen-a#a# Nika" %ang mengadakan $en)lakan
(e&kedudukan un#uk mem(e&ikan ke$u#usan+ dengan men%e&a"kan su&a# ke#e&angan $en)lakan
#e&se(u# dia#as!
768 Pengadilan Agama akan meme&iksa $e&ka&an%a dengan a-a&a singka# dan akan meme(&ikan
ke#e#a$an+ a$a(ila akan mengua#kan $en)lakan #e&se(u# a#auka" meme&in#a"kan aga& su$a%a
$e&ka*inan dilangsungkan!
7;8 Ke#e#a$an ini "ilang kekua#ann%a+ 'ika &in#angan.&in#angan %ang mengaki(a#kan $en)lakan
#e&se(u# "ilang dan $a&a $i"ak %ang ingin ka*in da$a# mengulangi $em(e&i#a"uan #en#ang
maksud me&eka!
BAB DI
BATALNYA PERKAWINAN
Pasal :>
Pe&ka*inan (a#al a$a(ila
a! Suami melakukan $e&ka*inan+ sedang ia #idak (e&"ak melakukan akad nika" ka&ena suda"
mem$un%ai em$a# )&ang is#e&i sekali$un sala" sa#u da&i keem$a# is#e&in%a dalam idda" #alak &a'Ci,
(! sese)&ang menika" (ekas is#e&in%a %ang #ela" diliCann%a,
-! sese)&ang menika" (ekas is#e&in%a %ang $e&na" di'a#u"i #iga kali #alak )le"n%a+ ke-uali (ila (ekas
is#e&i #e&se(u# $e&na" menika" dengan $&ia lain kemudian (e&-e&ai lagi (aCda al duk"ul dan $&ia
#e&se(u# dan #ela" "a(is masa idda"n%a,
d! $e&ka*inan dilakukan an#a&a dua )&ang %ang mem$un%ai "u(ungan da&a", semenda dan
sesusuan sam$ai de&a'a# #e&#en#u %ang meng"alangi $e&ka*inan menu&u# $asal ? Undang.undang
N)!1 Ta"un 19:6+ %ai#u
1! (e&"u(ungan da&a" dalam ga&is ke#u&unan lu&us ke(a*a" a#aukea#as!
2! (e&"u(ugan da&a" dalam ga&is ke#u&unan men%im$ang %ai#u an#a&a sauda&a+ an#a&a se)&ang
dengan sauda&a )&ang #ua dan an#a&a se)&ang dengan sauda&a nenekn%a!
5! (e&"u(ungan semenda+ %ai#u me&#ua+ anak #i&i+ menan#u dan i(u a#au a%a" #i&i!
6! (e&"u(ungan sesusuan+ %ai#u )&ng #ua sesusuan+ anak sesusuan dan (i(i a#au $aman
sesusuan!
e! is#e&i adala" sauda&a kandung a#au se(agai (i(i a#au kemenakan dan is#e&i a#au is#e&i.is#e&in%a!
Pasal :1
Sua#u $e&ka*inan da$a# di(a#alkan a$a(ila
a! se)&ang suami melakukan $)ligami #an$a i4in Pengadilan Agama,
(! $e&em$uan %ang dika*ini #e&n%a#a kemudian dike#a"ui masi" men'adi is#e&i $&ia lain %ang ma03ud!
-! $e&em$uan %ang dika*ini #e&n%a#a masi" dalam idda" dan suami lain,
d! $e&ka*inan %ang melangga& (a#as umu& $e&ka*inan se(agaimana di#e#a$kan dalam $asal :
Undang.undang.undang N)!1! #a"un 19:6,
e! $e&ka*inan dilangsungkan #an$a *ali a#au dilaksanakan )le" *ali %ang #idak (e&"ak,
0! $e&ka*inan %ang dilaksanakan dengan $aksaan!
Pasal :2
718 Se)&ang suami a#au is#e&i da$a# menga'ukan $e&m)")nan $em(a#alan $e&ka*inan a$a(ila
$e&ka*inan dilangsungkan di(a*a" an-aman %ang melangga& "ukum!
728 Se)&ang suami a#au is#e&i da$a# menga'ukan $e&m)")nan $em(a#alan $e&ka*inan a$a(ila $ada
*ak#u (e&langsungn%a $e&ka*inan #e&'adi $eni$uan a#au sala" sangka mengenai di&i suami a#au
is#e&i
758 A$a(ila an-aman #ela" (e&"en#i+ a#au %ang (e&sala" sangka i#u men%ada&i keadaan%a dan dalam
'angka *ak#u < 7enam8 (ulan se#ela" i#u masi" #e#a$ "idu$ se(agai suami is#e&i+ dan #idak da$a#
menggunakan "akn%a un#uk menga'ukan $e&m)")nan $em(a#alan+ maka "akn%a gugu&!
Pasal :5
Yang da$a# menga'ukan $e&m)")nan $em(a#alan $e&ka*inan adala"
a! $a&a kelua&ga dalam ga&is ke#u&unan lu&us ke a#as dan ke (a*a" da&i suami a#auis#e&i,
(! Suami a#au is#e&i,
-! Pe'a(a# %ang (e&*enang menga*asi $elaksanaan $e&ka*inan menu&u# Undang.undang!
d! $a&a $i"ak %ang (e&ke$en#ingan %ang menge#a"ui adan%a -a-a# dalam &ukun dan s%a&a#
$e&ka*inan menu&u# "ukum Islam dan Pe&a#u&an Pe&undang.undangan se(agaimana #e&se(u#
dalam $asal <:!
Pasal :6
718 Pe&m)")nan $em(a#alan $e&ka*inan da$a# dia'ukan ke$ada Pengadilan Agama %ang me*ila%a"i
#em$a# #inggal suami a#au is#e&i a#au $e&ka*inan dilangsungkan!
728 Ba#aln%a sua#u $e&ka*inan dimulai se#ela" $u#usan $engadilan Agama mem$un%ai kekua#an
"ukum %ang #e#a$ dan (e&laku se'ak saa# (e&langsungn%a $e&ka*inan!
Pasal :;
Ke$u#usan $em(a#alan $e&ka*inan #idak (e&laku su&u# #e&"ada$
a! $e&ka*inan %ang (a#al ka&ena sala" sa#u sumaia#au is#e&i mu&#ad,
(! anak.anak %ang dila"i&kan da&i $e&ka*inan #e&se(u#,
-! $i"ak ke#iga se$an'ang me&eka mem$e&)le" "ak."ak dengan (e&Ci#ikad (aik+ se(elum ke$u#usan
$em(a#alan $e&ka*inan keku#an "ukum %ang #e#a$!
Pasal :<
Ba#aln%a sua#u $e&ka*inan #idak akan memu#uskan "u(ungan "ukum an#a&a anak dengan )&ang
#uan%a!
BAB DII
HAK 1AN KEW/IBAN SUAMI ISTERI
Bagian Kesa#u
Umum
Pasal ::
718 Suami is#e&i memikul ke*'i(an %ang lu"u& un#uk menegakkan &uma" #angga %ang sakina"+
ma*adda" dan &a"ma" %ang men'adi sendi dasa& dan susunan mas%a&aka#
728 Suami is#e&i *a'i( saling -in#a men-in#ai+ ")&ma# meng")&ma#i+ se#ia dan mem(e&i (an#uan la"i&
(a#"in %ang sa#ui ke$ada %ang lain,
758 Suami is#e&i memikul ke*a'i(an un#uk mengasu" dan memeli"a&a anak.anak me&eka+ (aik
mengenai $e&#um(u"an 'asmani+ &)"ani mau$un ke-e&dasann%a dan $endidikan agaman%a,
768 suami is#e&i *a'i( memeli"a&a ke")&ma#ann%a,
7;8 'ika suami a#au is#e&i melalaikan ke*'i(ann%a masing.masing da$a# menga'ukan guga#an ke$ada
Pengadilan Agama
Pasal :?
718 Suami is#e&i "a&us mem$un%ai #em$a# kediaman %ang #e#a$!
728 Ruma" kediaman %ang dimaksud dalam a%a# 718+ di#en#ulan )le" suami is#e&i (e&sama!
Bagian Kedua
Kedudukan Suami Is#e&i
Pasal :9
718 Suami adala" ke$ala kelua&ga dan is#e&i i(u &uma" #angga!
728 Hak dan kedudukan is#e&i adala" seim(ang dengan "ak dan kedudukan suami dalam ke"idu$an
&uma" #angga dan $e&gaulan "idu$ (e&sama dalam mas%a&aka#!
758 masing.masing $i"ak (e&"ak un#uk melakukan $e&(ua#an "ukum!
Bagian Ke#iga
Ke*a'i(an Suami
Pasal ?>
718 Suami adala" $em(im(ing+ #e&"ada$ is#e&i dan &uma" #anggan%a+ akan #e#a$ mengenai "al."al
u&usan &uma" #angga %ang $en#ing.$en#ing di$u#uskan )le" sumai is#e&i (e&sama!
728 Suami *a'i( melidungi is#e&in%a dan mem(e&ikan segala sesua#u ke$e&luan "idu$ (e&uma"
#angga sesuai dengan kemam$uann%a
758 Suami *a'i( mem(e&ikan $endidikan agama ke$ada is#e&in%a dan mem(e&i kesem$a#an (ela'a&
$enge#a"uan %ang (e&guna dan (e&man0aa# (agi agama+ nusa dan (angsa!
768 sesuai dengan $eng"asislann%a suami menanggung
a! na0ka"+ kis*a" dan #em$a# kediaman (agi is#e&i,
(! (ia%a &uma" #angga+ (ia%a $e&a*a#an dan (ia%a $eng)(a#an (agi is#e&i dan anak,
-! (ia%a $endididkan (agi anak!
7;8 Ke*a'i(an suami #e&"ada$ is#e&in%a se$e&#i #e&se(u# $ada a%a# 768 "u&u0 a dan ( di a#as mulai
(e&laku sesuda" ada #amkin sem$u&na da&i is#e&in%a!
7<8 Is#e&i da$a# mem(e(askan suamin%a da&i ke*a'i(an #e&"ada$ di&in%a se(agaimana #e&se(u# $ada
a%a# 768 "u&u0 a dan (!
7:8 Ke*a'i(an suami se(agaimana dimaksud a%a# 7;8 gugu& a$a(ila is#e&i nus%u4!
Bagian Keem$a#
Tem$a# Kediaman
Pasal ?1
718 Suami *a'i( men%ediakan #em$a# kediaman (agi is#e&i dan anak.anakn%a a#au (ekas is#e&i %ang
masi" dalam idda"!
728 Tem$a# kediaman adala" #em$a# #inggal %ang la%ak un#uk is#e&i selama dalam ika#an $e&ka*inan+
a#au dalam idda" #alak a#au idda" *a0a#!
758 Tem$a# kediaman disediakan un#uk melindungi is#e&i dan anak.anakn%a da&i gangguan $i"ak lain+
se"ingga me&eka me&asa aman dan #en#e&am! Tem$a# kediaman 'uga (e&0ungsi se(agai #em$a#
men%im$an "a&#a keka%aan+ se(agai #em$a# mena#a dan menga#u& ala#.ala# &uma" #angga!
768 Suami *a'i( melengka$i #em$a# kediaman sesuai dengan kemam$uann%a se&#a disesuaikan
dengan keadaan lingkungan #em$a# #inggaln%a+ (aik (e&u$a ala# $e&lengka$an &uma" #angga
mau$un sa&ana $enun'ang lainn%a!
Bagian Kelima
Ke*a'i(an Suami %ang Be&is#e&i Le(i" 1an Se)&ang
Pasal ?2
718 Suami %ang mem$un%ai is#e&i le(i" da&i se)&ang (e&ke*a'i(an mem(e&ikan #em$a# #iggaldan
(ia%a "idu$ ke$ada masing.masing is#e&i se-a&a (e&im(ang menu&u# (esa& ke-iln%a 'umla"
kelua&ga %ang di#anggung masing.masing is#e&i+ ke-uali 'ika ada $e&'an'ian $e&ka*inan!
728 1alam "al $a&a is#e&i &ela dan i"las+ suami da$a# menem$a#kan is#e&in%a dalam sa#u #em$a#
kediaman!
Bagian Keenam
Ke*a'i(an Is#e&i
Pasal ?5
718 Ke*a'i(n u#ama (agi se)a&ang is#e&i iala" (e&(ak#i la"i& dan (a#in ke$ada suami di dalam %ang
di(ena&kan )le" "ukum islam!
728 Is#e&i men%elengga&akan dan menga#u& ke$e&luan &uma" #angga se"a&i."a&i dengan
se(aik(aikn%a!
Pasal ?6
718 Is#e&i da$a# diangga$ nus%u4 'ika ia #idak mau melaksanakan ke*a'i(an.ke*a'i(an se(agaimana
dimaksud dalam $asal ?5 a%a# 718 ke-uali dengan alasan %ang sa"
728 Selama is#e&i dalam nus%u4+ ke*a'i(an suami #e&"ada$ is#e&in%a #e&se(u# $ada $asal ?> a%a# 768
"u&u0 a dan ( #idak (e&laku ke-uali "al."al un#uk ke$en#ingan anakn%a!
758 Ke*a'i(an suami #e&se(u# $ada a%a# 728 di a#as (e&laku kem(ali sesuada" is#e&i nus%u4
768 Ke#en#uan #en#ang ada a#au #idak adan%a nus%u4 da&i is#e&i "a&us didasa&kan a#as (uk#i %ang sa"!
BAB DIII
HARTA KEKAYAAN 1ALAM PERKAWINAN
Pasal ?;
Adan%a "a&#a (e&sama dalam $e&ka*inan i#u #idak menu#u$ kemungkinan adan%a "a&#a milik
masingmasing
suami a#au is#e&i!
Pasal ?<
718 Pada dasa&n%a #idak ada $e&-am$u&an an#a&a "a&#a suami dan "a&#a is#e&i ka&ena $e&ka*inan!
728 Ha&#a is#e&i #e#a$ men'adi "ak is#e&i dan dikuasi $enu" )le"n%a+ demikian 'uga "a&#a suami #e#a$
men'adi "ak suami dan dikuasi $enu" )le"n%a!
Pasal ?:
718 Ha&#a (a*aan masing.masing suami dan is#e&i dan "a&#a %ang di$e&)le" masing.masing se(agai
"asia" a#au *a&isan adala" di(a*a" $enguasaan masing.masing+ se$an'ang $a&a $i"ak #idak
menen#ukan lain dalam $e&'an'ian $e&ka*inan!
728 Suami dan is#e&i mem$un%ai "ak se$enu"n%a un#uk melakukan $e&(ua#an "ukum a#as "a&#a
masing.masing (e&u$a "i(a"+ "adia"+ s)da3a" a#au lainn%a!
Pasal ??
A$a(ila #e&'adi $e&selisi"an an#a&a suami is#e&i #en#ang "a&#a (e&sama+ maka $en%elesaian
$e&selisi"an i#u dia'ukan ke$ada Pengadilan Agama!
Pasal ?9
Suami (e&#anggung 'a*a( men'aga "a&#a (e&sama+ "a&#a is#e&i mau$un "a&#a sendi&i!
Pasal 9>
Is#e&i #u&u# (e&#anggung 'a*a( men'aga "a&#a (e&sama mau$un "a&#a suami %ang ada $adan%a!
Pasal 91
718 Ha&#a (e&sama se(agaimana #e&se(u# dalam $asal ?; di a#as da$a# (e&u$a (enda (e&*u'ud a#au
#idak (e&*u'ud!
728 Ha&#a (e&saa %ang (e&*u'ud da$a# meli$u#i (enda #idak (e&ge&ak+ (enda (e&ge&ak dan su&a#.su&a#
(e&"a&ga!
758 Ha&#a (e&sama %ang #idak (e&*u'ug da$a# (e&u$a "ak mau$un ke*a'i(an!
768 Ha&#a (e&sama da$a# di'adikan se(agai (a&ang 'aminan )le" sala" sa#u $i"ak a#as $e&se#u'uan
$i"ak lainn%a!
Pasal 92
Suami a#au is#e&i #an$a $e&se#u'uan $i"ak lain #idak di$e&()le"kan men'ual a#au meminda"kan
"a&#a (e&sama!
Pasal 95
1! Pe&#anggung'a*a(an #e&"ada$ "u#ang suami a#au is#e&i di(e(ankan $ada "a&#an%a masing.masing!
2! Pe&#anggung'a*a(an #e&"ada$ "u#ang %ang dilakukan un#uk ke$en#ingan kelua&ga+ di(e(ankan
ke$ada "a&#a (e&sama!
5! Bila "a&#a (e&sama #idak men-uku$i+ di(e(ankan ke$ada "a&#a suami!
6! Bila "a&#a suami #idak ada a#au men-uku$i di(e(ankan ke$ada "a&#a is#e&i
Pasal 96
1! Ha&#a (e&sama da&i $e&ka*inan se)&ang suami %ang mem$un%ai is#e&i le(i" da&i
se)&ang+masingmasing
#e&$isa" dan (e&di&i sendi&i!
2! Pemilikan "a&#a (e&sama da&i $e&ka*inan se)&ang suami %ang mem$un%ai is#e&i le(i" da&i se)&ang
se(agaimana #e&se(u# a%a# 718+ di"i#ung $ada saa# (e&langsungn%a akad $e&ka*inan %ang kedua+
ke#iga a#au keem$a#!
Pasal 9;
1! 1engan #idak mengu&angi ke#en#uan $asal 26 a%a# 728 "u&u0 - Pe&a#u&an Peme&in#a" N)!9 #a"un
19:; dan $asal 15< un#uk mele#akkan si#a 'aminan a#as "a&#a (e&sama #an$a adan%a
$e&m)")nan guga#an -e&ai+ a$a(ila sala" sa#u melakukan $e&(ua#an %ang me&ugikan dan
mem(a"a%akan "a&#a (e&sama se$e&#i 'udi+ ma(uk+ ()&)s+ dan se(again%a!
2! Selama masa si#a da$a# dikakukan $en'ualan a#as "a&#a (e&sama un#uk ke$e&luan kelua&ga
dengan i4in Pengadilan Agama!
Pasal 9<
1! A$a(ila #e&'adi -e&ai ma#i+ maka se$a&u" "a&#a (e&sama men'adi "ak $asangan %ang "idu$ le(i"
lama+!
2! Pem(angian "a&#a (e&sama (agi se)&ang suami a#au is#e&i %ang is#e&i a#au suamin%a "u#ang
"a&us di#anggu"kan sam$ai adan%a ke$as#ian ma#in%a %ang "akiki a#au ma#in%a se-a&a "ukum
a#as dasa& $u#usan Pengadilan Agama!
Pasal 9:
/anda a#au duda -e&ai masing.masing (e&"ak se$e&dua da&i "a&#a (e&sama se$an'ang #idak
di#en#ukan lain dalam $e&'an'ian $e&ka*inan!
BAB DIA
PEMELIHARAAN ANAK
Pasal 9?
718 Ba#as usia anak %ang mam$u (e&di&i sendi&i a#au de*asa adala" 21 #a"un+ se$an'ang anak
#e&se(u# #idak (e&-a-a# 0isik mau$un men#al a#au (elum $e&na" melangsungkan $e&ka*inan!
728 O&ang #uan%a me*akili anak #e&se(u# mengenai segala $e&(ua#an "ukum di dalam dan di lua&
Pengadilan!
5! Pengadilan Agama da$a# menun'uk sala" se)&ang ke&a(a# #e&deka# %ang mam$u menunaikan
ke*a'i(an #&se(u# a$a(ila kedua )&ang #uan%a #idak mam$u!
Pasal 99
Anak %ang sa" adala"
a! anak %ang dila"i&kan dalam a#au aki(a# $e&ka*inan %ang sa",
(! "asil $e&(ua#an suami is#e&i %ang sa" dilua& &a"im dan dila"i&kan )le" is#e&i #e&se(u#!
Pasal 1>>
Anak %ang la"i& di lua& $e&ka*inan "an%a mem$un%ai "u(ungan nasa( dengan i(un%a dan
kelua&ga i(un%a!
Pasal 1>1
Se)&ang suami %ang mengingka&i sa"n%a anak+ sedang is#e&i #idak men%angkaln%a+ da$a#
menegu"kan $engingka&ann%a dengan liCan!
Pasal 1>2
718 Suami %ang akan mengingka&i se)&ang anak %ang la"i& da&i is#e&in%a+ menga'ukan guga#an
ke$ada Pengadilan Agama dalam 'angka *ak#u 1?> "a&i sesuda" "a&i la"i&n%a a#au 5<> "a&i
sesuda" $u#usn%a $e&ka*inan a#au se#ela" suami i#u menge#a"ui (a"*a is#&in%a mela"i&kan anak
dan (e&ada di #em$a# %ang memungkinkan dia menga'ukan $e&ka&an%a ke$ada Pengadilan
Agama!
728 Pengingka&an %ang dia'ukansesuda" lam$au *ak#u #e&e(u# #idak da$a# di#e&ima
Pasal 1>5
718 Asal usul se)&ang anak "ann%a da$a# di(uk#iakn dengan ak#a kela"i&an a#au ala# (uk#i lainn%a!
728 Bila ak#a kela"i&am ala# (uk#ilainn%a #e&se(u# dalam a%a# 718 #idak ada+ maka Pengadilan Agama
da$a# mengelua&kan $ene#a$an #en#ang asal usul se)&ang anak se#ela" mengadakan
$eme&iksaan %ang #eli#i (e&dasa&kan (uk#i (uk#i %ang sa"!
758 A#as dasa& ke#e#e#a$an $engadilan Agama #e&se(u# a%a# 728+ maka ins#ansi Pen-a#a# Kela"i&an
%ang ada dalam dae&a" "ukum Pengadilan Agama #&*e(u# mengelua&kan ak#a kela"i&an (agi
anak %ang (e&sangku#an!
Pasal 1>6
718 Semua (ia%a $en%usuan anak di$e&#anggungka*a(kan ke$ada a%a"n%a! A$a(ila a%a"%a s#ela"
meninggal dunia+ maka (ia%a $en%usuan di(e(ankan ke$ada )&ang %ang (e&ke*a'i(an mem(e&i
na0ka" ke$ada a%a"n%a a#au *alin%a!
728 Pen%usuan dilakukan un#uk $aling lama dua #a"un+ dan da$a# dilakukan $en%a$i"an dalam masa
ku&ang dua #a"un dengan $e&se#u'uan a%a" dan i(un%a!
Pasal 1>;
1alam "al #e&'adin%a $e&-e&aian
a! Pemeli"a&aan anak %ang (elum muma%%i4 a#au (elum (e&umu& 12 #a"un adala" "ak i(un%a,
(! Pemeli"a&aan anak %ang suda" muma%%i4 dise&a"kan ke$ada anak un#uk memili" dian#a&a a%a"
a#au i(un%a se(agai $emegang "ak $emeli"a&aan%a,
-! (ia%a $emeli"a&aandi#anggung )le"a%a"n%a!
Pasal 1><
718 O&ang #ua (e&ke*a'i(an me&a*a# dan mengem(angkan "a&#a anakn%a %ang (elum de*asa a#au
di(a*a" $engam$unan+ dan #idak di$e&()le"kan meminda"kan a#au menggadaikann%a ke-uali
ka&ena ke$e&luan %ang mendesak 'ika ke$en#ingan dan keslama#an anak i#u meng"endaki a#au
sua#u ken%a#aan %ang #idak da$a# di"inda&kan lagi!
728 O&ang #ua (e&#anggung 'a*a( a#as ke&ugian %ang di#im(ulkan ka&ena kesala"an dan kelalaian da&i
ke*a'i(an #e&se(u# $ada a%a# 718!
BAB DA
PERWALIAN
Pasal 1>:
718 Pe&*alian "an%a #e&"ada$ anak %ang (elum men-a$ai umu& 21 #a"un dan a#au (elum $e&na"
melangsungkan $e&ka*inan!
728 Pe&*alian meli$u#i $e&*alian #e&"ada$ di&i dan "a&#a keka%aan%a!
758 Bila *ali #idak mam$u (e&(ua# a#au lalai melaksanakan #ugas $e&*aliann%a+ maka $engadilan
Agama da$a# menun'uk sala" se)&ang ke&a(a# un#uk(e&#indak se(agai *ali a#as $e&m)")nan
ke&a(a# #e&se(u#!
768 Wali seda$a#.da$a#n%a diam(il da&i kelua&ga anak #e&se(u# a#au )&anglain %ang suda" de*asa+
(e&$ii&an se"a#+ adil+ 'u'u& dan (e&kelakuan (aik+ a#au (adan "ukum!
Pasal 1>?
O&ang #ua da$a# me*asia#kan ke$ada sese)&ang a#au (adan "ukum un#uk melakukan $e&*alian
a#as di&i dan keka%aan anak a#au anak.anakn%a sesuda" ia meninggal dunia!
Pasal 1>9
Pengadilan Agama da$a# men-a(u# "ak $e&*alian sese)&ang a#au (adan "ukum dan
meninda"kann%a ke$ada $i"ak lain a#as $e&m)")nan ke&a(a#(%a (ila *ali #e&se(u# $ema(uk+ $en'udi+
$em()&)s+gila dan a#au melalaikan a#au men%ala" gunakan "ak dan *e*enangn%a se(agai *ali demi
ke$en#ingan )&ang %ang (e&ada di (a*a" $e&*aliann%a!
Pasal 11>
718 Wali (e&ke*a'i(an mengu&us di&i dan "a&#a )&ang %ang (e&ada di (a*a" $e&*aliann%a dengan
se(aik.(aikn%a dan (e&ke*a'i(an mem(e&ikan (im(ingan agama+ $endidikan dan ke#e&am$ilan
lainn%a un#uk masa de$an )&ang %ang (e&ada di (a*a" $e&*aliann%a!
728 Wali dila&ang mengika#kan+ mem(e(anni dan mengasingkan "a&#a )&ang %ang (e&ada di(a*a"
$e&*aliann%a+ ke-uali (ila $e&(ua#an #e&se(u# mengun#ungkan (agi )&ang %ang (e&ada di (a*a"
$e&*aliann%a %ang #idak da$a# di"inda&kan!
758 Wali (e&#anggung 'a*a( #e&"ada$ "a&#a )&ang %ang (e&ada di (a*a" $e&*aliann%a+ dan
menggan#i ke&ugian %ang #im(ul se(agai aki(a# kesala"an a#au kelalaiann%a!
768 1engan #idak mengu&angi ken#en#uan %ang dia#u& dalam $asal ;1 a%a# 768 Undang.undang N)!1
#a"un 19:6+ $e&#anggung'a*a(an *ali #e&se(u# a%a# 758 "a&us di(uk#ikan dengan $em(ukuan %ang
di#u#u$ #ia$ sa#u #a"un sa#u kali!
Pasal 111
718 Wali (e&ke*a'i(an men%e&a"kan selu&u" "a&#a )&ang %ang (e&ada di (a*a" $e&*aliann%a+ (ila
%ang (e&sangku#an #ela" men-a$ai umu& 21 #a"un a#au #ela" menika"!
728 A$a(ila $e&*alian #ela" (e&ak"i&+ maka Pengadilan Agama (e&*enang mengadili $e&selisi"an
an#a&a *ali dan )&ang %ang (e&ada di (a*a" $e&*aliann%a #en#ang "a&#a %ang dise&a"kan
ke$adan%a!
Pasal 112
Wali da$a# mem$e&gunakan "a&#a )&ang %ang (e&ada di (a*a" $e&*aliann%a+ se$an'ang
di$e&lukan un#uk ke$en#ingann%a menu&u# ke$a#u#an a#au (il maC&u0 kalau *ali 0aki&!
BAB DAI
PUTUSNYA PERKAWINAN
Bagian Kesa#u
Umum
Pasal 115
Pe&ka*inan da$a# $u#us ka&ena
a! Kema#ian+
(! Pe&-e&aian+ dan
-! a#as $u#usan Pengadilan!
Pasal 116
Pu#usn%a $e&ka*inan %ang dise(a(kan ka&ena $e&-e&aian da$a# #e&'adi ka&ena #alak a#au
(e&dasa&kan guga#an $e&-e&aian!
Pasal 11;
Pe&-e&aian "an%a da$a# dilakukan di de$an sidang Pengadilan Agama se#ela" Pengadilan Agama
#e&se(u# (e&usa"a dan #idak (e&"asil mendamaikan kedua (ela" $i"ak!
Pasal 11<
Pe&-e&aian da$a# #e&'adi ka&ena alasan a#au alasan.alasan
a! sala" sa#u $i"ak (e&(ua# 4ina a#au men'adi $ema(uk+ $emada#+ $en'udi dan lain se(again%a %ang
suka& disem(u"kan,
(! sala" sa#u $i"ak mninggalkan $i"ak lain selama 2 7dua8 #a"un (e&#u&u#.#u&u# #an$a i4in $i"ak lain
dan #an$a alasan %ang sa" a#au ka&ena "al lain dilua& kemam$uann%a,
-! sala" sa#u $i"ak menda$a# "ukuman $en'a&a ; 7lima8 #a"un a#au "ukuman %ang le(i" (e&a#
se#ela" $e&ka*inan (e&langsung,
d! sala" sa#u $i"ak melakukan keke'aman a#au $engania%aan (e&a# %ang mem(a"a%akan $i"ak lain,
e! saka" sa#u $i"ak menda$a# -a-a# (ada( a#au $en%aki# dengan aki(a# #idak da$a# men'alankan
ke*a'i(ann%a se(agai suami a#au is#e&i,
0! an#a&a suami dan is#e&i #e&us mene&us #e&'adi $e&selisi"an dan $e&#engka&an dan #idak ada
"a&a$an akan "idu$ &ukun lagi dalam &uma" #angga,
g! Suami menlangga& #aklik #alak,
k! $e&ali"an agama #au mu&#ad %ang men%e(a(kan #e&'adin%a ke#idak &ukunan dalam &uma" #angga!
Pasal 11:
Talak adala" ik&a& suami di "ada$an sidang Pengadilan Agama %ang men'adi sala" sa#u se(a(
$u#usn%a $e&ka*inan+ dengan -a&a se(agaimana dimaksud dalam $asal 129+ 15>+ dan 151!
Pasal 11?
Talak Ra'CI adala" #alak kesa#u a#au kedua+ dimana suami (e&"ak &u'u'k selamais#e&i dalam masa
idda"!
Pasal 119
1! #alak BaCin S"ug"&aa adala" #alak %ang #idak ()le" di&u'uk #a$i ()le" akad nika" (a&u dengan
(ekas suamin%a meski$un dalam idda"!
2! Talak BaCin S"ug"&aa se(agaimana #e&se(u# $ada a%a# 718 adala"
a! #alak %ang #e&'adi 3a(la al duk"ul,
(! #alak dengan #e(usan a#a"u k"uluk,
-! #alak %ang di'a#u"kan )le" Pengadilan Agama!
Pasal 12>
Talak BaCin Ku(&aa adala" #alak %<ang #e&'adi un#uk ke#iga kalin%a! Talak 'enis ini #idak da$a# di&u'uk
dan #idak da$a# dinika"kan kem(ali+ ke-uali a$a(ila $e&nika"an i#u dilakukan se#ela" (ekas is#e&i+
menika" degan )&ang lain dan kemudian #e&'adi $e&-e&aian (aCda al duk"ul dan "adis masa idda"n%a!
Pasal 121
Talak sunn% adala" #alak %ang di()le"kan %ai#u #alak %ang di'a#u"kan #e&"ada$ is#e&i %ang sedang su-i
dan #idak di-am$u&i dalam *ak#u su-i #e&se(u#!
Pasal 122
Talak (idCI adala"#alak %ang dila&ang+ %ai#u #alak %ang di'a#u"kan $ada *ak#u is#e&i dalam keadaan
"aid a#au is#e&i dalam keadaan su-i #a$i suda" di-am$u&i $ada *ak#u su-i #e&se(u#!
Pasal 125
Pe&-e&aian i#u #e&'adi #e&"i#ung $ada saa# $e&-e&aian i#u din%a#akan di de$an sidang $engadilan
Pasal 12;
LiCan men%e(a(kan $u#usn%a $e&ka*inan an#a&a suami is#e&i un#uk selama.lamn%a!
Pasal 12<
LiCan #e&'adi ka&ena suami menudu" is#e&i (e&(ua# 4ina" dan a#au mengingka&i anak dalam kandungan
a#au %ang suda" la"i& da&i is#e&in%a+ sedangkan is#e&i men)lak #udu"an dan a#au $engingka&an
#e&se(u#!
Pasal 12:
Ta#a -a&a liCan dia#u& se(agai (e&iku#
a! Suami (e&sum$a" em$a# kali dengan ka#a #udu"an 4ina dan a#au $engingka&an anak #e&se(u#
diiku#i sum$a" kelima dengan ka#a.ka#a Elakna# Alla" a#as di&in%a a$a(ila #udu"an dan a#au
$engingka&an #e&se(u# dus#a=
(! Is#e&i men)lak #udu"an dan a#au $engingka&an g#e&se(u# dengan sum$a" em$a# kali dengan ka#a
E#udu"an dan a#au $engingka&an #e&se(u# #idak (ena&=+ diiku#i sum$a" kelima dengan ka#a.ka#a
mu&ka Alla" a#as di&in%a #udu"an dan a#au $engingka&an #e&se(u# (ena&=,
-! #a#a -a&a $ada "u&u0 a dan "u&u0 ( #e&se(u# me&u$akan sa#u kesa#uan %ang #ak #e&$isa"kan,
d! a$a(ila #a#a -a&a "u&u0 a #idak diiku#i dengan #a#a -a&a "u&u0 (+ maka diangga$ #idak #e&'adi liCan!
Pasal 12?
LiCan "an%a sa" a$a(ila dilakukann di "ada$an sidang Pengadilan Agama!
Bagian Kedua
Ta#a Ba&a Pe&-e&aian
Pasal 129
Se)&ang suami %ang akan men'a#u"kan #alak ke$ada is#e&in%a menga'ukan $e&m)")nan (aik lisan
mau$un #e&#ulis ke$ada Pengadilan Agama %ang me*ila%a"i #em$a# #inggal is#e&i dise&#ai dengan
alasan se&#a memin#a aga& diadakan sidang un#uk ke$e&luan i#u!
Pasal 15>
Pengadilan Agama da$a# menga(ulkan a#au men)lak $e&m)")nan #e&se(u#+ dan #e&"ada$ ke$u#usan
#e&se(u# da$a# dimin#a u$a%a "ukum (anding dan kasasi
Pasal 151
1! Pengadilan agama %ang (e&sangku#an mem$ela'a&i $e&m)")nan dimaksud $asal 129 dan dalam
*ak#u selam(a#.lam(a#n%a #iga $ulu" "a&i memanggil $em)")n dan is#e&in%a un#uk memin#a
$en'elasan #en#ang segala sesua#u %ang (e&"u(ungan dengan maksud men'a#u"kan #alak!
2! Se#ela" Pengadilan Agama #idak (e&"asil menas"a#i kedua (ela" $i"ak dan#e&n%a#a -uku$ alasan
un#uk men'a#u"kan #alak se&#a %ang (e&sangku#an #idak mungkin lagi"idu$ &ukun dalam&uma"
#angga+ $engadilan Agama men'a#u"kan ke$u#usann%a #en#ang i4in (agi suami un#uk
mengik&a&kan #alak!
5! Se#ela" ke$u#usann%a mem$un%ai kekeu#an "ukum #e#a$ suami mengik&a&kan #alakn%a dise$an
sidang Pengadilan Agama+ di"adi&i )le" is#e&i a#au kuasan%a!
6! Bila suami #idak mengu-a$kan ik&a& #alak dalam #em$) < 7enam8 (ula" #e&"i#ung se'ak $u#usan
Pengadilan Agama #en#ang i4in ik&a& #alak (agin%a mem$un%ai kekua#an"ukum %ang #e#a$ maka
"ak suami un#uk mengik&a&kan #alak gugu& dan ika#an $e&ka*inan %an# #e#a$ u#u"!
;! Se#ela" sidang $en%aksian ik&a& #alak Pengadilan Agama mem(ua# $ene#a$an #en#ang #e&'adin%a
Talak &angka$ em$a# %ang me&u$akan ('uk#i $e&-e&aian (aki (ekas suami dan is#e&i!
Helai $e&#ama (ese&#a su&a# ik&a& #alak diki&imkan ke$ada Pega*ai Pen-a#a# Nika" %ang
me*ila%a"i #em$a# #inggal suami un#uk diadakan $en-a#a#an+ "elai kedua dan ke#iga masingmasing
di(e&ikan ke$ada suami is#e&i dan "elai keem$a# disim$an )le" Pengadilan Agama
Pasal 152
1! @uga#an $e&-e&aian dia'ukan )le" is#e&i a#au kuasan%a $ada Pengadilan Agama+! Yang dae&a"
"ukumn%a me*ila%a"i #em$a# #inggal $engguga# ke-uali is#e&i meninggalkan #em$a# kediaman
(e&sama #an$a i4in suami!
2! 1alam "al #e&guga# (e&#em$a# kediaman dilua& nege&i+ Ke#ua Pengadilan Agama mem(e&i#a"ukan
guga#an #e&se(u# ke$ada #e&guga# melalui $e&*akilan Re$u(lik Ind)nesia se#em$a#!
Pasal 155
1! @uga#an $e&-e&aian ka&ena alasan #e&se(u# dalam $asal 11< "u&u0 (+ da$a# dia'ukan se#ela"
lam$au 2 7dua8 #a"un #e&"i#ung se'ak #e&guga# meninggalkan guga#an meninggalkan &uma"!
2! @uga#an da$a# di#e&ima a$a(ila #e&guga# men%a#akan a#au menun'ukkan sika$ #idak mau lagi
kem(ali ke &uma" kediaman (esama!
Pasal 156
@uga#an $e&-e&aian ka&ena alasan #e&se(u# dalam $asal 11< "u&u0 0+ da$a# di#e&ima a$a(ila #ela"
-uku$ 'elas (agi Pengadilan Agama mengenai se(a(.se(a( $e&selisi"an dan $e&#engka&an i#u dan
se#ela" mendenga& $i"ak kelua&ga se&#a )&ang.)&ang %ang deka# dengan suami is#e&i #e&se(u#!
Pasal 15;
@uga#an $e&-e&a&aian ka&ena alsan suami menda$a# "ukuman $en'a&a ; 7lima8 #a"un a#au
"ukuman %ang le(i" (e&a# se(agai dimaksud dalam $asal 11< "u&u0 -+ maka un#uk menda$a#kan
$u#usan $e&-e&aian se(agai (uk#i $engguga# -uku$ men%a$aikan salinan $u#usan Pengadilan %ang
memu#uskan $e&ka&a dise&#ai ke#e&angan %ang men%a#akan (a"*a $u#usan i#u #ela" mem$un%ai
kekua#an "ukum %ang #e#a$!
Pasal 15<
1! Selama (e&langsung%a guga#an $e&-e&aian a#as $e&m)")nan $engguga# a#au #e&guga#
(e&dasa&kan $e&#im(angan (a"a%a %ang mingkin di#im(ulkan+ Peng"adilan Agama da$a#
mengi4inkan suami is#e&i #e&se(u# un#uk #idak #inggal dalam sa#u &uma"!
2! Selama (e&langsungn%a guga#an $e&-e&aian a#as $e&m)")nan $engguga# a#au #e&guga#+
Pengadilan Agama da$a#
a! menen#ukan na0ka" %ang "a&us di#anggung )le" suami,
(! menen#ukan "al."al %ang $e&lu un#uk men'amin #e&$eli"a&an%a (a&ang.(a&ang %ang men'adi
"ak (e&sama suami is#e&i a#au (a&ang.(a&ang %ang men'adi "ak suami a#au (a&ang.(a&ang
%ang men'adi "ak is#e&i
Pasal 15:
@uga#an $e&-e&aian gugu& a$a(ila suami a#au is#e&i meninggal se(elum adan%a $u#usan $engadilan
Agama mengenai guga#an $e&-e&aian i#u!
Pasal 15?
1! A$a(ila #em$a# kediaman #e&guga# #idak 'elas a#au #e&guga# #idak mem$un%ai #em$a# kediaman
%ang #e#a$+ $anggilan dilakukan dengan -a&a menem$elkan guga#an$ada $a$an $engumuman di
Pengadilan Agama dan mengumumkann%a melalui sa#u a#au (e(&a$a su&a# ka(a& a#au mass
media lain %ang di#e#a$kan )le" Pengadilan Agama!
2! Pengumuman melalui su&a# ka(a& a#au su&a#.siu&a# ka(a& a#au mass media #e&se(u# a%a# 718
dilakukan se(an%ak 2 7dua8 kali dengan #enggang *ak#u sa#u (ulan an#a&a $engumuman $e&#ama
dan kedua
5! Tenggang d*ak#u an#a&a $enggilan #e&ak"i& se(agaimana dimaksud $ada a%a# 728 dengan
$e&sidangan di#e#a$kan se'u&ang.ku&angn%a 5 7#iga8 (ulan!
6! 1alam "al suda" dilakukan se(agaimana dimaksud dalam a%a# 728 dan #e&guga# a#au kuasan%a
#e#a$ #idak "adi&+ guga#an di#e&ima #an$a "adi&n%a #e&guga#+ ke-uali a$a(ila guga#an i#u #an$a "ak
a#au #idak (e&alasan!
Pasal 16>
A$a(ila #e&guga# (e&ada dalam keadaan se(agaimana dimaksud dalam $asal 152 a%a# 728+
$anggilandisam$aikan melalui $e&*akilan Re$u(lik Ind)nesia se#em$a#
Pasal 161
1! Peme&iksaan guga#an $e&-e&aian dilakukan )le" "akim selam(a#.lam(a#n%a 5> 7#iga $ulu"8 "a&i
se#ela" di#e&iman%a (e&kas a#au su&a# guga#an $e&-e&aian
2! 1alam mene#a$kan *ak#u sidang guga#an $e&-e&aian $e&lu di$e&"a#ian #en%ang *ak#u
$emanggilan dan di#e&iman%a $anggilan #e&se(u# )le" $engguga# mau$un #e&guga# a#au kuasa
meeka!
5! A$a(ila #e&gug"a# (e&ada dalam keadaan se$e&#i #e&se(u# dalam $asal 11< "u&u0 (+ sidang
$eme&iksaan guga#an $e&-e&aian di#e#a$kan seku&ang.ku&angn%a < 7enam8 (ulan #e&"i#ung se'ak
dimasukkan%a guga#an $e&-e&aian $ada Ke$ani#e&aan Pengadilan Agama!
Pasal 162
1! Pada sidang $eme&iksaan guga#an $e&-e&aian+ suami is#e&i da#ang sendi&i a#au me*akilkan
ke$ada kuasan%a!
2! 1alam "al suami a#au is#e&i me*akilkan+ un#uk ke$en#ingan $eme&iksaan Hakim da$a#
meme&in#a"kan %ang (e&sangku#an un#uk "adi& sendi&i!
Pasal 165
1! 1alam $eme&iksaan guga#an $e&-e&aian Hakim (e&usa"a mendamaikan kedua (ela" $i"ak!
2! Selama $e&ka&a (elum di$u#uskan usa"a mendamaikan da$a# dilakukan $ada se#ia$ sidang
$eme&iksaan!
Pasal 166
A$a(ila #e&'adi $edamaian+ maka #idak da$a# dia'ukan guga#an $e&-e&aian (a&u (e&dasa&kan
alasan a#au alasan.alasan %ang ada se(elum $e&damaian dan #ela" dike#a"ui )le" $engguga# $ada
*ak#u di-a$ain%a $e&damaian!
Pasal 16;
A$a(ila #idak di-a$ai $e&damaian+ $eme&iksaan guga#an $e&-e&aian dilakukan dalam sidang
#e&#u#u$!
Pasal 16<
718 Pu#usan mengenai guga#an $e&-e&aian dilakukan dalam sidang #e&(uka!
728 Sua#u $e&-e&aian diangga$ #e&'adi (ese&#a aki(a#.aki(a#n%a #e&"i#ung se'ak 'a#u"n%a $u#usan
Pengadilan Agama %ang #ela" mem$un#ai kekua#an "ukum %ang #e#a$
Pasal 16:
718 Se#ela" $e&ka&a $e&-e&aian i#u di$u#uskan+ aka $ani#e&a Pengadilan Agama men%am$aikan
salinan su&a# $u#usan #e&se(u# ke$ada suami is#e&i a#au kuasan%a dengan mena&ik Ku#i$an Ak#a
Nika" da&i masing.masing %ang (e&sangku#an!
728 Pani#e&a Pengadilan Agama (e&ke*a'i(an mengi&imkan sa#u "elai salinan $u#usan Pengadilan
Agama %ang #ela" mem$un%ai kekua#an "ukum %ang #e#a$ #an$a (e&ma#e&ai ke$adaPega*ai
Pen-a#a# Nika" %ang me*ila%a"i #em$a# #inggal is#e&i un#uk diadakan $en-a#a#an!
758 Pani#e&a Pengadilan Agama mengi&imkan su&a# Ke#e&ngan ke$ada masing.masing suami is#e&i
a#au kuasan%a (a"*a $u#usan #e&se(u# a%a# 718 #ela" mem$un%ai kekua#an "ukum %ang #e#a$ dan
me&u$akan (uk#i $e&-e&aian (agi suami dan (ekas is#&i!
768 Pani#e&a Pengadilan Agama mem(ua# -a#a#an dalam &uang %ang #esedia $ada Ku#i$an Ak#a Nika"
%ang (e&sangku#an (a"*a me&eka #ela" (e&-e&ai!
Ba#a#an #e&se(u# (e&isi #em$a# #e&'adin%a $e&-e&aian+ #anggal $e&-e&aian+ n)m)& dan #anggal su&a#
$u#usan se&#a #anda #angan $ani#e&a!
7;8 A$a(ila Pega*ai Pen-a#a# Nika" dengan Pega*ai Pen-a#a# Nika" #em$a# $e&nika"an me&eka
dilangsungkan+ maka sa#u "elai salinan $u#usan Pengadilan Agama se(agaimana dimaksud
dalam a%a#728 diki&imkan $ula ke$ada Pega*ai Pen-a#a# Nika" %ang me*ila%a"i #em$a#
$e&ka*inan dilangsungka dan (agi $e&ka*inan %ang dilangsungkan di lua& Nege&i Salinan i#u
disam$aikan ke$ada Pega*ai Pen-a#a# Nika" /aka&#a!
7<8 Kelalaian mengi&imkan salinan $u#usan #e&se(u# dalam a%a# 718 men'adi #anggung'a*a( Pani#e&a
%ang (e&sangku#an+ a$a(ila %ang demikian i#u mengaki(a#kan ke&ugian (agi (ekas suami a#au
is#e&i a#au keduan%a!
Pasal 16?
1! Se)&ang is#e&i %ang menga'ukan guga#an $e&-e&aian dengan 'alan k"uluk+ men%an$aikan
$e&m)")nann%a ke$ada Pengadilan Agama %ang me*ila%a"i #em$a# #inggaln%a dise&#ai alasan
a#au lasan.alasann%a!
2! Pengadilan Agama selam(a#.lam(a#n%a sa#u (ulan memanggil is#e&i dan suamin%a un#uk disenga&
ke#e&angann%a masing.masing!
5! 1alam $e&sidangan #e&se(u# Pengadilan Agama mem(e&ikan $en'elasan #en#ang aki(a# k"uluk+
dan mem(e&ikan nase"a#.nase"a#n%a!
6! Se#ela" kedua (ela" $i"ak se$aka# #en#ang (esa&n%a i*adl a#au #e(usan+ maka Pengadilan
Agama mem(e&ikan $ene#a$an #en#ang i4in (agi suami un#uk mengik&a&kan #alakn%a dise$an
sidang Pengadilan Agama! Te&"ada$ $ene#a$an i#u #idak da$a# dilakukan u$a%a (anding dan
kasasi!
;! Pen%elesaian selan'u#n%a di#em$u" se(agaimana %ang dia#u& dalam $asal 151 a%a# 7;8
<! 1alam "al #idak #e&-a$ai kese$aka#an #en#ang (esa&n%a #e(usana#au i*adl Pengadilan Agama
meme&iksa dan memu#uskan se(agai $e&ka&a (iasa!
BAB DAII
AKIBAT PURUSNYA PERKAWINAN
Bagian Kesa#u
Aki(a# Talak
Pasal 169
Bilamana $e&ka*inan $u#us ka&ena #alak+ maka (ekas suami *a'i(
a! mem(e&ikan mu#Ca" %ang la%ak ke$ada (ekas is#e&in%a+ (aik (e&u$a uang a#au (enda+ ke-uali
(ekas is#e&i #e&se(u# 3)(la al duk"ul,
(! mem(e&i na0ka"+ maskan dan kis*a" ke$ada (ekas is#e&i selama dalam idda"+ ke-uali (ekas
is#e&i #ela"di 'a#u"i #alak (a1in a#au nus%u& dan dalam keadaan #idak "amil,
-! melunasi ma"a& %ang masi" #e&"u#ang selu&u"n%a+ dan se$a&)" a$a(ila 3)(la al duk"ul,
d! meme(e&ikan (ia%a "ad"anan un#uk anak.anakn%a %ang (elum men-a$ai umu& 21 #a"un
Pasal 1;>
Bekas suami (e&"ak melakukan &u'uC ke$ada (ekas is#&in%a %ang masi" dalam idda"!
Pasal 1;1
Bekas is#e&i selama dalam idda"+ *a'i( men'aga di&in%a+ #idak mene&ima $inangan dan #idak menika"
dengan $&ia lain!
Pasal 1;2
Bekas is#e&i (e&"ak menda$a#kan na0ka" idda" da&i (ekas suamin%a ke-uali ia nus%u4!
Bagian Kedua
Wak#u Tunggu
Pasal 1;5
1! Bagi se)&ang is#e&i %ang $u#us $e&ka*inann%a (e&laku *ak#u #unggu a#au idda"+ ke-uali 3)(la al
duk"ul dan $e&ka*inann%a $u#us (ukan ka&ena kema#ian suami!
2! Wak#u #unggu (agi se)&ang 'anda di#en#ukan se(agai (e&iku#
a! A$a(ila $e&ka*inan $u#us ka&ena kema#ian+ *alau$un 3)(la al duk"ul+ *ak#u #unggu
di#e#a$kan 15> 7se&a#us #iga $ulu"8 "a&i
(! A$a(ila $e&ka*inan $u#us ka&ena $e&-e&aian+*ak#u#unggu(agi %ang masi" "aid di#e#a$kan 5
7#iga8 kali su-i dengan suku&ang.ku&angn%a 9> 7sem(ilan $ulu"8 "a&i+ dan (agi %ang #idak "aid
di#e#a$kan 9> 7sem(ilan $ulu"8 "a&i,
-! A$a(ila $e&ka*inan $u#us ka&ena $e&-e&aian sedang 'anda #e&se(u# dalam keadaan "amil+
*ak#u #unggu di#e#a$kan sam$ai mela"i&kan,
d! A$a(ila $e&ka*inan $u#us ka&ena kema#ian+ sedang 'anda #e&se(u# dalam keadaan "amil+
*ak#u #unggu di#e#a$kan sam$ai mela"i&kan!
5! Tidak ada *ak#u #unggu (agi %ang $u#us $e&ka*inan ka&ena $e&-e&aian sedang an#a&a 'anda
g#e&se(u# dengan (ekas suamin%a 3)(la al duk"ul!
6! Bagi $e&ka*inan %ang $u#us ka&ena $e&-e&aian+ #enggang *ak#u #unggu di"i#ung se'ak 'a#u"n%a+
Pu#usan Pengadilan Agama %ang mem$un%ai kekua#an "ukum %ang #e#a$+ sedangkan (agi
$e&ka*inan %ang $u#us ka&ena kema#ian+ #enggang *ak#u #unggu di"i#ungse'ak kema#ian suami!
;! Wak#u #unggu (agi is#e&i %ang )e&na" "aid sedang $ada *ak#u men'alani idda" #idak "aid ka&ena
men%usui+ maka idda"n%a #iga kali *ak#u "aid!
<! 1alam "al keadaan $ada a%a# 7;8 (ukan ka&ena men%usui+ maka idda"n%a selama sa#u #a"un+
akan #e#a$i (ila dalam *ak#u sa#u #a"un #e&se(u# ia "aid kem(ali+ maka idda"n%a men'adi #iga kali
*ak#u su-i!
Pasal 1;6
A$a(ila is#e&i (e&#alak &a'CI kemudian dalam *ak#u idda" se(agaimana %ang dimaksud dalam a%a#
728 "u&u0 (+ a%a# 7;8 dan a%a# 7<8$asal 1;5+ di #inggal ma#i )le" suamin%a+ maka idda"n%a (e&u(a"
men'adi em$a# (ulanse$ulu" "a&i #e&"i#ung saa# ma#in%a (ekas suamin%a!
Pasal 1;;
Wak#u idda" (agi 'anda %ang $u#us $e&ka*inann%a ka&ena k"uluk+ 0asak" dan liCan (e&laku idda"
#alak!
Bagian Ke#iga
Aki(a# Pe&-e&aian
Pasal 1;<
Aki(a# $u#usn%a $e&ka*inan ka&ena $e&-e&aian iala"
a! anak %ang (elum muma%%i4 (e&"ak menda$a#kan "ad"ana" dan i(un%a+ ke-uali (ila i(un%a #ela"
meninggal dunia+ maka kedudukann%a digan#ikan )le"
1! *ani#a.*ani#a dalam ga&is lu&us ke a#as da&i i(u,
2! a%a",
5! *ani#a.*ani#a dalam ga&is lu&us ke a#as da&i a%a",
6! sauda&a $e&em$uan da&i anak %ang (e&sangku#an,
;! *ani#a.*ani#a ke&a(a# seda&a" menu&u# ga&is sam$ing da&i a%a"!
(! anak %ang suda" muma%%i4 (e&"ak memili" un#uk menda$a#kan "ad"ana" da&i a%a"a#au i(un%a,
-! a$a(ila $emegang "ad"ana" #e&n%a#a #idak da$a# men'amin keselama#an 'asmanidan &)"anianak+
meski$un (ia%a na0ka" dan "ad"ana" #ela" di-uku$i+ maka a#as $e&min#aann ke&a(a# %ang
(e&sangku#an Pengadilan Agama da$a# meminda"kan "ak "ad"ana" ke$ada ke&a(a# lain %ang
mem$un%ai "ak "ad"ana" $ula,
d! semua (ia%a "ad"ana" dan na0ka" anak men'adi #anggung 'a*a( a%a" menu&u#
kemam$uann%a+seku&ang.ku&angn%a sam$ai anak #e&se(u# de*asa da$a# mengu&us di&i sendi&i
721 #a"un8
e! (ilamana #e&'adi $e&selisi"an mengenai "ad"ana" dan na0ka" anak+ Pengadilan Agama
mem(Fe&ikan $u#usann%a (e&das&kan "u&u0 7a8+7(8+ dan 7d8,
0! $engadilan da$a# $ula dengan menginga# kemam$uan a%a"n%a mene#a$kan 'umla" (ia%a un#uk
$emeli"a&aan dan $endidikan anak.anak %ang #idak #u&u# $adan%a!
Pasal 1;:
Ha&#a (e&sama di(agi menu&u# ke#en#uan se(agaimana #e&se(u# dalam $asal 9<+9:
Bagian Keem$a#
Mu#Ca"
Pasal 1;?
Mu#Ca" *a'i( di(e&ikan )le" (ekas suami dengan s%a&a#
a! (elum di#e#a$kan ma"a& (agi is#e&i(aCda al duk"ul,
(! $e&-e&aian i#u a#as ke"endak suami!
Pasal 1;9
Mu#Ca" sunna# di(e&ikan )le" (ekas suami #an$a s%a&a# #e&se(u# $ada $asal 1;?
Pasal 1<>
Besa&n%a mu#Ca" disesuaikan dengan ke$a#u#an dan kemam$uan suami!
Bagian Kelima
Aki(a# K"uluk
Pasal 1<1
Pe&-e&aian dengan 'alan k"uluk mengu&angi 'umla" #alak dan #ak da$a# di&u'uk
Bagian Keenam
Aki(a# LiCan
Pasal 1<2
Bilamana liCan #e&'adi maka $e&ka*inan i#u $u#us un#uk selaman%a dan anak %ang dikandung
dinasa(kan ke$ada i(un%a+ sedang suamin%a #e&(e(as da&i ke*a'i(an mem(e&i na0ka"!
BAB DAIII
RU/UK
Bagian Kesa#u
Umum
Pasal 1<5
718 Se)&ang suami da$a# me&u'uk is#e&un%a %ang dalam masaidda"!
728 Ru'uk da$a# dilakukan dalam "al."al
a! $u#usn%a $e&ka*inan ka&ena #alak+ ke-uali #alak %ang #ela" 'a#u" #iga kali #alak %ang
di'a#u"kan 3)(la al duk"ul,
(! $u#usn%a $e&ka*inan (e&dasa&kan $u#usan $engadilan dengan alasan a#au alasan.alasan
selain 4ina dan k"uluk!
Pasal 1<6
Se)&ang *ani#a dalam idda" #alak &a'CI (e&"ak menga'ukan ke(e&a#an a#as ke"endak &u'uk da&i (ekas
suamin%a di"ada$an Pega*ai Pen-a#a# Nika" disaksikan dua )&ang saksi
Pasal 1<;
Ru'uk %ang dilakukan #an$a se$enge#a"uan (ekas is#e&i+ da$a# din%a#akan #idak sa" dengan $u#usan
Pengadilan Agama!
Pasal 1<<
Ru'uk "a&us da$a# di(uk#ikan dengan Ku#i$an Buku Penda0#a&an Ru'uk dan (ila (uk#i #e&se(u#
"ilang a#au &usak se"ingga #idak da$a# di$e&gunakan lagi+ da$a# dimin#akan du$lika#(%a ke$ada
ins#ansi %ang mengelua&kann%a semula!
Bagian Kedua
Ta#a Ba&a Ru'uk
Pasal 1<:
718 Suami %ang "endak me&u'uk is#e&in%a da#ang (e&sama.sama is#e&in%a ke Pega*ai Pen-a#a# Nika"
a#au Pem(an#u Pega*ai Pen-a#a# Nika" %ang me*ila%a"i #em$a# #inggal suami is#e&idengan
mem(a*a $ene#a$an #en#ang #e&'adin%a #alak dan su&a# ke#e&angan lain %ang di$e&lukan
728 Ru'uk dilakukan dengan $e&se#u'uan is#e&i di"ada$an Pega*aii Pen-a#a# Nika" a#au Pem(an#u
Pega*ai Pen-a#a# Nika"!
758 Pega*ai Pen-a#a# Nika" a#au Pem(an#u Pega*ai Pen-a#a# Nika" meme&iksa dan me%elidiki
a$aka" suami %ang akan me&u'uk i#u memenu"i s%a&a#.s%a&a# me&u'uk menu&u# "ukum
munaka"a#+ a$aka" &u'uk %ang akan dilakukan masi" dalam idda" #alak &a'Ci+ a$aka" $e&em$uan
%ang akan di&u'uk i#u adala" is#e&in%a!
768 Se#ela" i#u suami mengu-a$kan &u'ukn%a dan masing.masing %ang (e&sangku#an (es&#a saksisaksi
menanda#angani Buku Penda0#a&an Ru'uk!
7;8 Se#ela" &u'uk i#u dilaksanakan+ Pega*ai Pen-a#a# Nika" a#au Pem(an#u Pega*ai Pen-a#a#
Nika"menase"a#i suami is#e&i #en#ang "ukum."ukum dan ke*a'i(an me&eka %ang (e&"u(ungan
dengan &u'uk!
Pasal 1<?
718 1alam "al &u'uk dilakukan di "ada$an Pem(an#u Pega*ai Pen-a#a# Nika" da0#a& &u'uk di(ua#
&angka$ 2 7dua8+ diisi dan di#anda#angani )le" masing.masing %ang (e&sangku#an (es&e#a saksisaksi+
se"elai diki&im ke$ada Pega*ai Pen-a#a# Nika" %ang me*ila%a"in%a+ dise&#ai su&a#.su&a#
ke#e&engan %ang di$e&lukan un#uk di-a#a# dalam (uku Penda0#a&an Ru'uk dan %ang lain disim$an!
728 Pengi&iman lem(a& $e&#ama da&i da0#a& &u'uk )le" Pem(an#u Pega*ai Pen-a#a# Nika" dilakukan
selam(a#.lam(a#n%a 1; 7lima (elas8 "a&i sesuda" &u'uk dilakukan!
758 A$a(ila lem(a& $e&#ama da&i da0#a& &u'uk i#u "ilang+ maka Pem(an#u Pega*ai Pen-a#a# Nika"
mem(ua#kan salinan da&i da0#a& lem(a& kedua+dengan (e&i#a a-a&a #en#ang se(a(.se(a(
"ilangn%a!
Pasal 1<9
718 Pega*ai Pen-a#a# Nika" mem(ua# su&a# ke#e&angan #en#ang #e&'adin%a &u'uk dan mengi&imkann%a
ke$ada Pengadilan Agama di#em$a# (e&langsungn%a #alak %ang (e&sangku#an+ dan ke$ada suami
dan is#e&i masing.masing di(e&ikan Ku#i$an Buku Penda0#a&an Ru'uk menu&u# -)n#)" %ang
di#e#a$kan )le" Men#e&i Agama!
728 Suami is#e&i a#au kuasan%a dengan mem(a*a Ku#i$an Buku Penda0#a&an Ru'uk #e&se(u# da#ang
ke Pengadilan Agama di #em$a# (e&langsungn%a #alak da"ulu un#uk mengu&us dan mengam(il
Ku#i$an ak#a Nika" masing.masing %ang (e&sangku#an se#ela" di(e&i -a#a#an )le" Pengadilan
Agama dalam &uang %ang #ela" #e&sedia $$ada Ku#i$an Ak#a Nika" #e&se(u#+ (a"*a %ang
(e&sangku#an (ena& #ela" &u'uk!
758 Ba#a#an %ang dimaksud a%a# 7dua8 (e&isi #em$a# #e&'adin%a &u'uk+ #anggal &u'uk diik&a&kan+ n)m)&
dan #anggal Ku#i$an Buku Penda0#a&an Ru'uk dan #anda #angan Pani#e&a!
BAB DID
MASA BERKABUN@
Pasal 1:>
718 Is#e&i %ang di#inggalkan ma#i )le" suami+ *a'i( melaksanakan masa (e&ka(ung selama masa
idda" se(agai #anda #u&u# (e&duka -i#a dan sekaligus men'aga #im(uln%a 0i#na"!
728 Suami %ang #inggal ma#i )le" is#e&in%a+ melakukan masa (e&ka(ung menu&u# ke$a#u#an!
BUKU II
HUKUM KEWARISAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1:1
Yang dimaksud dengan
a! Hukum ke*a&isan adala" "ukum %ang menga#u& #en#ang $eminda"an "ak $emilikan "a&#a
$eninggalan 7#i&ka"8 $e*a&is+ menen#ukan sia$a.sia$a %ang (e&"ak men'adi a"li *a&is dan (e&a$a
(agiann%a masing.masing!
(! Pe*a&is adala" )&ang %ang $ada saa# meninggaln%a a#au %ang din%a#akan meninggal
(e&dasa&kan $u#usan Pengadilan (e&agama Islam+ meninggalkan a"li *a&is dan "a&#a
$eninggalan!
-! A"li *a&is adala" )&ang %ang $ada saa# meninggal dunia mem$un%ai "u(ungan da&a" a#au
"u(ungan $e&ka*inan dengan $e*a&is+ (e&agama Islam dan #idak #e&"alang ka&ena "ukum un#uk
men'adi a"li *a&is!
d! Ha&#a $eninggalan adala" "a&#a %ang di#inggalkan )le" $e*a&is (aik %ang (e&u$a (enda %ang
men'adi milikn%a mau$un "ak."akn%a!
e! Ha&#a *a&is adala" "a&#a (a*aan di#am(a" (agian da&i "a&#a (e&sama se#ela" digunakan un#uk
ke$e&luan $e*a&is selama saki# sam$ai meninggaln%a+ (ia%a $engu&usan 'ena4a" 7#a'"i48+
$em(a%a&an "u#ang dan $em(e&ian un#uk ke&a(a#!
0! Wasia# adala" $em(e&ian sua#u (enda da&i $e*a&is ke$ada )&ang lain a#au lem(aga %ang akan
(e&laku se#ela" $e*a&is meninggal dunia!
g! Hi(a" adala" $em(e&ian sua#u (enda se-a&a suka&ela dan #an$a im(alan da&i sese)&ang ke$ada
a)&ang lain %ang masi" "idu$ un#uk dimiliki!
"! Anak angka# adala" anak %ang dalam $emeli"a&aan un#uk "idu$n%a se"a&i."a&i+ (ia%a $endidikan
dan se(again%a (e&ali" #anggung 'a*a(n%a da&i )&ang #ua asal ke$ada )&ang #ua angka#n%a
(e&dasa&kan $u#usan Pengadilan!
i! Bai#ul Mal adala" Balai Ha&#a Keagamaan!
BAB II
AHLI WARIS
Pasal 1:2
A"li *a&is di$andang (e&agama Islam a$a(ila dike#a"ui da&i Ka&#u Iden#i#as a#au $engakuan a#au
amalan a#au kesaksian+ sedangkan (agi (a%i %ang (a&u la"i& a#au anak %ang (elum diGe*asa+
(e&agama menu&u# a%a"n%a a#au lingkungann%a!
Pasal 1:5
Se)&ang #e&"alang men'adi a"li *a&is a$a(ila dengan $u#usan "akim %ang #ela" mem$un%ai
kekua#an "ukum %ang #e#a$+ di"ukum ka&ena
a! di$e&sala"kan #ela" mem(unu" a#au men-)(a mem(unu" a#au mengania%a (e&a# $a&a $e*a&is,
(! di$e&sala"kan se-a&a mem0i#na" #ela" menga'ukan $engaduan (a"*a $e*a&is #ela" melakukan
sua#u ke'a"a#an %ang dian-am dengan "ukuman ; #a"un $en'a&a a#au "ukuman %ang le(i" (e&a#!
Pasal 1:6
718 Kel)m$)k.kel)m$)k a"li *a&is #e&di&i da&i
a! Menu&u# "u(ungan da&a"
. g)l)ngan laki.laki #e&di&i da&i a%a"+ anak laki.laki+ sauda&a laki.laki+ $aman dan kakek!
. @)l)ngan $e&em$uan #e&di&i da&i i(u+ anak $e&em$uan+ sauda&a $e&em$uan da&i nenek!
(! Menu&u# "u(ungan $e&ka*inan #e&di&i da&i duda a#au 'anda!
728 A$a(ila semua a"li *a&is ada+ maka %ang (e&"ak menda$a# *a&isan "an%a anak+ a%a"+ i(u+
'anda a#au duda!
Pasal 1:;
718 Ke*a'i(an a"li *a&is #e&"ada$ $e*a&is adala"
a! mengu&us dan men%elesaikan sam$ai $emakaman 'ena4a" selesai,
(! men%elesaikan (aik "u#ang."u#ang (e&u$a $eng)(a#an+ $e&a*a#an+ #e&masuk ke*a'i(an
$e*a&is mau$un $enagi" $iu#ang,
-! men%elesaikan *asia# $e*a&is,
d! mem(agi "a&#a *a&isan di an#a&a *a"li *a&is %ang (e&"ak!
728 Tanggung 'a*a( a"li *a&is #e&"ada$ "u#ang a#au ke*a'i(an $e*a&is "an%a #e&(a#as $ada 'umla"
a#au nilai "a&#a $eninggalann%a!
BAB III
BESARNYA BAHA@IAN
Pasal 1:<
Anak $e&em$uan (ila "an%a se)&ang ia menda$a# se$a&)" (agian+ (ila dua )&ang a#au le(i"
me&eka (e&sama.sama menda$4# dua $e&#iga (agian+ dan a$a(ila anask $e&em$uan (e&sama.sama
dengan anak laki.laki+ maka (agian anak laki.laki adala" dua (e&(anding sa#u dengan anak
$e&em$uan!
Pasal 1::
A%a" menda$a# se$e&#iga (agian (ila $e*a&is #idak meninggalkan anak+ (ila ada anak+ a%a"
menda$a# se$e&enam (agian! *
Pasal 1:?
718 I(u menda$a# se$e&enam (agian (ila ada anak a#au dua sauda&a a#au le(i"! Bila #idak ada anak
a#au dua )&ang sauda&a a#au le(i"+ maka ia menda$a# se$e&#iga (agian!
728 I(u menda$a# se$e&#iga (agian da&i sisa sesuda" diam(il )le" 'anda a#au duda (ila (e&samasama
dengan a%a"!
Pasal 1:9
1uda menda$a# se$a&)" (agian+ (ila $e*a&is #idak meninggalkan anak+ dan (ila $e*a&is
meninggalkan anak+ maka duda menda$a# se$e&em$a# (agaian!
Pasal 1?>
/anda menda$a# se$e&em$a# (agian (ila $e*a&is #idak meninggalkan anak+ dan (ila $e*a&is
meninggalkan anak maka 'anda menda$a# se$e&dela$an (agian!
Pasal 1?1
Bila se)&ang meninggal #an$a meninggalkan anak dan a%a"+ maka sauda&a laki.laki dan sauda&a
$e&em$uan sei(u masing.masing menda$a# se$e&enam (agian! Bila me&eka i#u dua )&ang a#au le(i"
maka me&eka (e&sama.sama menda$a# se$e&#iga (agian!
Pasal 1?2
Bila se)&ang meninggal #an$a meninggalkan anak dan a%a"+ sedang ia mem$un%ai sa#u sauda&a
$e&em$uan kandung a#au sea%a"+ maka ua menda$a# se$a&)" (agian! Bila sauda&a $e&em$uan
#e&se(u# (e&sama.sama dengan sauda&a $e&em$uan kandung a#au sea%a" dua )&ang a#au le(i"+
maka me&eka (e&sama.sama menda$a# dua $e&#iga (agian!
Bila sauda&a $e&em$uan #e&se(u# (e&sama.sama dengan sauda&a laki.laki kandung a#au sea%a"+
maka (agian sauda&a laki.laki dua (e&(anding sa#u dengan sauda&a $e&em$uan!
Pasal 1?5
Pa&a a"li *a&is da$a# (e&se$aka# melakukan $e&damaian dalam $em(agian "a&#a *a&isan+ se#ela"
masing.masing men%ada&i (agiann%a!
Pasal 1?6
Bagi a"li *a&is %ang (elum de*asa a#au #idak mam$u melaksanakan "ak dan ke*a'i(ann%ua+ maka
(agin%a diangka# *ali (e&dasa&kan ke$u#usan Hakim a#as usul angg)#a kelua&ga!
Pasal 1?;
718 A"li *a&is %ang meninggal le(i" da"ulu da&i $ada si$e*a&is maka kedudukann%a da$a# digan#ikan
)le" anakn%a+ ke-uali me&eka %ang #e&se(u# dalam Pasal 1:5!
* Be&dasa&kan Su&a# Eda&an Ma"kama" Agung N)m)& 2 Ta"un 1996+ maksud $asal #e&se(u# iala"
a%a" menda$a# se$e&#iga (ag0ian (ila $e*a&is #idak meninggalkan anak+ #e#a$i meninggalkan suami
dan i(u+ (ila ada anak+ a%a" menda$a# se$e&enam (agian!
728 Bagian a"li *a&is $enggan#i #idak ()le" mele(i"i da&i (agian a"li *a&is %ang sede&a'a# dengan
%ang digan#i!
Pasal 1?<
Anak %ang la"i& di lua& $e&ka*inan "an%a mem$un%ai "u(ungan saling me*a&is dengan i(un%a
dan kelua&ga da&i $i"ak i(un%a!
Pasal 1?:
718 (ilamana $e*a&is meninggalkan *a&isan "a&#a $eninggalan+ maka )le" $e*a&is semasa "idu$n%a
a#au )le" $a&a a"li *a&is da$a# di#un'uk (e(e&a$a )&ang se(agai $elaksana $em(agian "a&#a
*a&isan dengan #ugas
a! men-a#a# dalam sua#u da0#a& "a&#a $eninggalan+ (aik (e&u$a (enda (e&ge&ak mau$un #idak
(e&ge&ak %ang kemudian disa"kan )le" $a&a a"li *a&is %ang (e&sangku#an+ (ila $e&lu dinilai
"a&gan%a dengan uang,
(! meng"i#ung 'umla" $engelua&an un#uk ke$en#ingan $e*a&is sesuai dengan Pasal 1:; a%a# 718
su( a+ (+ dan -!
728 Sisa da&i $engelua&an dimaksud di a#as adala" me&u$akan "a&#a *a&isan %ang "a&us di(agikan
ke$ada a"li *a&is %ang (e&"ak!
Pasal 1??
Pa&a a"li *a&is (aik se-a&a (e&sama.sama a#au $e&se)&angan da$a# menga'ukan $e&min#aan
ke$ada a"li *a&is %ang lain un#uk melakukan $em(agian "a&#a *a&isan! Bila ada dian#a&a a"li *a&is
%ang #idak men%e#u'ui $e&min#aan i#u+ maka %ang (e&sangku#an da$a# menga'ukan guga#an melalui
Pengadilan Agama un#uk dilakukan $em(agian *a&isan!
Pasal 1?9
718 Bila *a&isan %ang akan di(agi (e&u$a la"an $e&#anian %ang luasn%a ku&ang da&i 2 "ek#a&+ su$a%a
di$e&#a"ankan kesa#uann%a se(agaimana semula+ dan diman0aa#kan un#uk ke$en#ingan (e&sama
$a&a a"li *a&is %ang (e&sangku#an!
728 Bila ke#en#uan #e&se(u# $ada a%a# 718 $asal ini #idak dimungkinkan ka&ena di an#a&a $a&a a"li *a&is
%ang (e&sangku#an ada %ang meme&lukan uang+ maka la"an #e&se(u# da$a# dimiliki )le" se)&ang
a#au le(i" a"li *a&is %ang dengan -a&a mem(a%a& "a&gan%a ke$ada a"li *a&is %ang (e&"ak sesuai
dengan (agiann%a masing.masing!
Pasal 19>
Bagi $e*a&is %ang (e&is#e&i le(i" da&i se)&ang+ maka masing.masing is#e&i (e&"ak menda$a#
(agian a#as g)n).gini da&i &uma" #angga dengan suamin%a+ sedangkan keselu&u"an (agian $e*a&is
adala" men'adi "ak $a&a a"li *a&isn%a!
Pasal 191
Bila $e*a&is #idak meninggalkana"li *a&is sama sekali a#au a"li *a&isn%a #idak dike#a"ui ada a#au
#idakn%a+ maka "a&#a #e&se(u# a#as $u#usan Pengadilan Agama dise&a"kan $enguasaann%a ke$ada
Bai#ul Mal un#uk ke$en#ingan Agama Islam dan kese'a"#e&aan umum!
BAB IA
AUL 1AN RA1
Pasal 192
A$a(ila dalam $em(agian "a&#a *a&isan di an#a&a $a&a a"li *a&isn%a 14a*il 0u&ud menun'ukkan
(a"*a angka $em(ilang le(i" (esa& da&i angka $en%e(u#+ maka angka $en%e(u# dinaikkan sesuai
dengan angka $em(ilang+ dan (a&u sesuda" i#u "a&#a *a&isn%a di(agi se-a&a aul menu#u angka
$em(ilang!
Pasal 195
A$a(ila dalam $em(a&ian "a&#a *a&isan di an#a&a $a&a a"li *a&is 14a*il 0u&ud menun'ukkan
(a"*a angka $em(ilang le(i" ke-il da&i angka $en%e(u#+ sedangkan #idak ada a"li *a&is asa(a"+
maka $em(agian "a&#a *a&isan #e&se(u# dilakukan se-a&a &ad+ %ai#u sesuai dengan "ak masingmasing
a"li *a&is sedang sisan%a di(agi (e&im(ang di an#a&a me&eka!
BAB A
WASIAT
Pasal 196
718 O&ang %ang #ela" (e&umu& seku&ang.ku&angn%a 21 #a"un+ (e&akal se"a# dan #an$a adan%a
$aksaan da$a# me*asia#kan se(agian "a&#a (endan%a ke$ada )&ang lain a#au lem(aga!
728 Ha&#a (enda %ang di*asia#kan "a&us me&u$akan "ak da&i $e*asia#!
758 Pemilikan #e&"ada$ "a&#a (enda se$e&#i dimaksud dalam a%a# 718 $asal ini (a&u da$a#
dilaksanakan sesuda" $e*asia# meninggal dunia!
Pasal 19;
718 Wasia# dilakukan se-a&a lisan di"ada$an dua )&ang saksi+ a#au #e&#ulis di"ada$an dua )&ang
saksi+ a#au di"ada$an N)#a&is!
728 Wasia# "an%a di$e&()le"kan se(an%ak.(an%akn%a se$e&#iga da&i "a&#a *a&isan ke-uali a$a(ila
semua a"li *a&is men%e#u'ui!
758 Wasia# ke$ada a"li *a&is (e&laku (ila dise#u'ui )le" semua a"li *a&is!
768 Pe&n%a#aan $e&se#u'uan $ada a%a# 728 dan 758 $asal ini di(ua# se-a&a lisan di "ada$an dua )&ang
saksi a#au #e&#ulis di "ada$an dua )&ang saksi di "ada$an N)#a&is!
Pasal 19<
1alam *asia# (aik se-a&a #e&#ulis mau$un lisan "a&us dise(u#kan dengan #egas dan 'elas sia$asia$a
a#au lem(aga a$a %ang di#un'uk akan mene&ima "a&#a (enda %ang di*asia#kan!
Pasal 19:
718 Wasia# men'adi (a#al a$a(ila -al)n $ene&ima *asia# (e&dasa&kan $u#usan Hakim %ang #ela"
mem$un%ai kekua#an "ukum #e#a$ di"ukum ka&ena
a! di$e&sala"kan #ela" mem(unu" a#au men-)(a mem(unu" a#au mengania%a (e&a# ke$ada
$e*asia#,
(! di$e&sala"kan se-a&a mem0i#&na" #ela" menga'ukan $engaduan (a"*a $e*asia# #ela"
melakukan sesua#u ke'a"a#an %ang dian-am "ukuman lima #a"un $en'a&a a#au "ukuman %ang
le(i" (e&a#,
-! di$e&sala"kan dengan keke&asan a#au an-aman men-ega" $e*asia# un#uk mem(ua# a#au
men-a(u# a#au me&u(a" *asia# un#uk ke$en#ingan -al)n $ene&ima *asia#,
d! di$e&sala"kan #ela" menggela$kan a#au me&usak a#au memalsukan su&a# *asia# dan
$e*asia#!
728 Wasia# men'adi (a#al a$a(ila )&ang %ang di#un'uk un#uk mene&ima *asia# i#u
a! #idak menge#a"ui adan%a *asia# #e&se(u# sam$ai meninggal dunia se(elum meninggaln%a
$e*asia#,
(! menge#a"ui adan%a *asia# #e&se(u#+ #a$i ia men)lak un#uk mene&iman%a,
-! menge#a"ui adan%a *asia#% i#u+ #e#a$i #idak $e&na" men%a#akan mene&ima a#au men)lak
sam$ai ia meninggal se(elum meninggaln%a $e*asia#!
758 Wasia# men'adi (a#al a$a(ila %ang di*asia#kan musna"!
Pasal 19?
Wasia# %ang (e&u$a "asil da&i sua#u (enda a#au$un $eman0aa#an sua#u (enda "a&is di(e&ikan
'angka *ak#u #e&#en#u!
Pasal 199
718 Pe*asia# da$a# men-a(u# *asia#n%a selama -al)n $ene&ima *asia# (elum men%a#akan
$e&se#u'uan a#au sesuda" men%a#akan $e&se#u'uan #e#a$i kemudian mena&ik kem(ali!
728 Pen-a(u#an *asia# da$a# dilakukan se-a&a lisan dengan disaksikan )le" dua )&ang saksi a#au
#e&#ulis dengan disaksikan )le" dua $&ang saksi a#au (e&dasa&kan ak#e N)#a&is (ila *asia#
#e&da"ulu di(ua# se-a&a lisan!
758 Bila *asia# di(ua# se-a&a #e&#ulis+ maka "an%a da$a# di-a(u# dengan -a&a #e&#ulis dengan
disaksikan )le" dua )&ang saksi a#au (e&dasa&kan ak#e N)#a&is!
768 Bila *asia# di(ua# (e&dasa&kan ak#e N)#a&is+ maka "an%a da$a# di-a(u# (e&dasa&#kan ak#e N)#a&is!
Pasal 2>>
Ha&#a *asia# %ang (e&u$a (a&ang #ak (e&ge&ak+ (ila ka&ena sua#u se(a( %ang sa" mengalami
$en%usu#an a#au ke&usakan %ang #e&'adi se(elum $e*asia# meninggal dunia+ maka $ene&ima *asia#
"an%a akan mene&ima "a&#a %ang #e&sisa!
Pasal 2>1
A$a(ila *asia# mele(i"i se$e&#iga da&i "a&#a *a&isan sedangkan a"li *a&is ada %ang #idak men%e#u'ui+
maka *asia# "an%a dilaksanakan sam$ai se$e&#iga "a&#a *a&isn%a!
Pasal 2>2
A$a(ila *asia# di#u'ukan un#uk (e&(agai kegia#an ke(aikan sedangkan "a&#a *asia# #idak men-uku$i+
maka a"li *a&is da$a# menen#ukan kegia#an mana %ang dida"ulukan $elaksanaann%a!
Pasal 2>5
718 A$a(ila su&a# *asia# dalam keadaan #e&#u$+ maka $en%im$anann%a di #em$a# N)#a&is %ang
mem(ua#n%a a#au di #em$a# lain+ #e&masuk su&a#.su&a# %ang ada "u(ungann%a!
728 Bilamana sua#u su&a# *asia# di-a(u# sesuai dengan Pasal 199 maka su&a# *asia# %ang #ela"
di-a(u# i#u dise&a"kan kem(ali ke$ada $e*asia#!
Pasal 2>6
718 /ika $e*asia# meninggal dunia+ maka su&a# *asia# %ang #e&#u#u$ dan disim$an $ada N)#a&is+
di(uka )le"n%a di "ada$an a"li *a&is+ disaksikan dua )&ang saksi dan dengan mem(ua# (e&i#a
a-a&a $em(ukaan su&a# *asia# i#u!
728 /ikas su&a# *asia# %ang #e&#u#u$ disim$an (ukan $ada N)#a&is maka $en%im$an "a&us
men%e&a"kan ke$ada N)#a&is se#em$a# a#au Kan#)& U&usan Agama se#em$a# dan selan'u#n%a
N)#a&is a#au Kan#)& U&usan Agama #e&se(u# mem(uka se(agaimana di#en#ukan dalam a%a# 718
$asal ini!
758 Se#ela" semua isi se&#a maksud su&a# *asia# i#u dike#a"ui maka )le" N)#a&is a#au Kan#)& U&usan
Agama dise&a"kan ke$ada $ene&ima *asia# guna $en%elesaian selan'u#n%a!
Pasal 2>;
1alam *ak#u $e&ang+ $a&a angg)#a #en#a&a dan me&eka %ang #e&masuk dalam g)l)ngan #en#a&a
dan (e&ada dalam dae&a" $e&#e*m$u&an a#au %ang (e&da di sua#u #em$a# %ang ada dalam ke$ungan
musu"+ di()le"kan mem(ua# su&a# *asia# di "ada$an se)&ang k)mandan a#asann%a dengan di"adi&i
)le" dua )&ang saksi!
Pasal 2><
Me&eka %ang (e&ada dalam $e&'alanan melalui lau# di()le"kan mem(ua# su&a# *asia# di "ada$an
nak")da a#au mualim ka$al+ dan 'ika $e'a(a# #e&se(u# #idak ada+ maka di(ua# di "ada$an se)&ang
%ang menggan#in%a dengan di"adi&i )le" dua )&ang saksi!
Pasal 2>:
Wasia# #idak di$e&()le"kan ke$ada )&ang %ang melakukan $ela%anan $e&a*a#an (agi sese)&ang
dan ke$ada )&ang %ang mem(e&i #un#u#&an ke&)"anian se*ak#u ia me*nde&i#a saki# se"ingga
meninggaln%a+ ke-uali di#en#ukan dengan #egas dan 'elas un#uk mem(alas 'asa!
Pasal 2>?
Wasia# #idak (e&laku (agi N)#a&is dan saksi.saksi $em(ua# ak#e #e&se(u#!
Pasal 2>9
718 Ha&#a $eninggalan anak angka# di(agi (e&dasa&kan Pasal 1:< sam$ai dengan Pasal 195 #e&se(u#
di a#as+ sedangkan #e&"ada$ )&ang #ua angka# %ang #idak mene&ima *asia# di(e&i *asia# *a'i(a"
se(an%ak.(an%akn%a 1H5 da&i "a&#a *asia# anak angka#n%a!
728 Te&"ada$ anak angka# %ang #idak mene&ima *asia# di(e&i *asia# *a'i(a" se(an%ak.(an%akn%a 1H5
da&i "a&#a *a&isan )&ang #ua angka#n%a!
BAB AI
HIBAH
Pasal 21>
718 O&ang %ang #ela" (e&umu& seku&ang.ku&angn%a 21 #a"un (e&akal se"a# #an$a adan%a $aksaan
da$a# meng"i(a"kan se(an%ak.(an%akn%a 1H5 "a&#a (endan%a ke$ada )&ang lain a#au lem(aga di
"ada$an dua )&ang saksi un#uk dimiliki!
728 Ha&#a (enda %ang di"i(a"kan "a&us me&u$akan "ak da&i $eng"i(a"!
Pasal 211
Hi(a" dan )&ang #ua ke$ada anakn%a da$a# di$e&"i#ungkan se(agai *a&isan!
Pasal 212
Hi(a" #idak da$a# di#a&ik kem(ali+ ke-uali "i(a" )&ang #ua ke$ada anakn%a!
Pasal 215
Hi(a" %ang di(e&ikan $ada s*aa# $em(e&i "i(a" dalam keadaan saki# %ang deka# dengan
kema#ian+ maka "a&us menda$a# $e&se#u'uan da&i a"li *a&isn%a!
Pasal 216
Wa&ga nega&a Ind)nesia %ang (e&ada di nega&a asing da$a# mem(ua# su&a# "i(a" di "ada$an
K)nsula# a#au Kedu#aan Re$u(lik Ind)nesia se#em$a# se$an'ang isin%a #idak (e&#en#angan dengan
ke#en#uan $asal.$asal ini!
BUKU III
HUKUM PERWAKAIAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 21;
Yang dimaksud dengan
718 Waka0 adala" $e&(ua#an "ukum sese)&ang a#au kel)m$)k )&ang a#au (adan "ukum %ang
memisa"kan se(agian da&i (enda milikn%a dan melem(agakann%a un#uk selama.laman%a guna
ke$en#ingan i(ada# a#au ke&$eluan umum lainn%a sesuai dengan a'a&an Islam!
728 Waki0 adala" )&ang a#au )&ang.)&ang a#au$un (adan "ukum %ang me*ak0kan (enda milikn%a!
758 Ik&a& adala" $e&n%a#aan ke"endak da&i *aki0 un#uk me*aka0kan (enda milikn%a!
768 Benda *aka0 adala" segala (enda (aik (enda (e&ge&ak a#au #idak (e&ge&ak uang memiliki da%a
#a"an %ang #idak "an%a sekali $akai dan (e&nilai menu&u# a'a&an Islam!
7;8 Nad4i& adala" kel)m$)k )&ang a#au (adan "ukum %ang dise&a"i #ugas $emeli"a&aan dan
$engu&usan (enda *aka0!
7<8 Pe'a(a# Pem(ua# Ak#a Ik&a& Waka0 %ang selan'u#n%a disingka# PPAIW adala" $e#uga s$eme&in#a"
%ang diangka# (e&dasa&kan $e&a#u&an $e&a#u&an %ang (e&laku+ (e&k*a'i(an mene&ima ik&a& dan
*aki0 dan men%e&a"kann%a ke$ada Nad4i& se&#a melakukan $enga*asan un#uk keles#a&ian
$e&*aka0an!
7:8 Pe'a(a# Pem(ua# Ik&a& Waka0 se$e&#i dimaksud dalam a%a# 7<8+ diangka# dan di(e&"en#ikan )le"
Men#e&i Agama!
BAB II
IUN@SI+ UNSUR.UNSUR 1AN SYARAT.SYARAT WAKAI
Bagian Kesa#u
Iungsi Waka0
Pasal 21<
Iungsi *aka0 adala" mengekalkan man0aa# (enda *aka0 sesuai dengan #u'uan *aka0!
Bagian Kedua
Unsu&.unsu& dan S%a&a#.s%a&a# Waka0
Pasal 21:
718 Badan.(adan Hukum Ind)nesia dan )&ang a#au )&ang.)&ang %ang #ela" de*asa dan se"a#
akaln%a se&#a %ang )le" "ukum #idak #e&"alang un#uk melakukan $e&(ua#an "ukum+ a#as
ke"endak sendi&i da$a# me*aka0kan (enda milikn%a dengan mem$e&"a#ikan $e&a#u&an
$e&undang.undangan %ang (e&laku!
728 1alam "al (adan.(adan "ukum+ maka %ang (e&#indak un#uk dan a#as naman%a adala"
$engu&usn%a %ang sa" menu&u# "ukum!
758 Benda *aka0 se(agaimana dimaksud dalam Pasal 21; a%a# 768 "a&us me&u$akan (enda milik
%ang (e(as da&i segala $em(e(anan+ ika#an+ si#aan dan sengke#a!
Pasal 21?
718 Pi"ak %ang me*aka0kan "a&us mengik&a&kan ke"endakn%a se-a&a 'elas dan #egas ke$ada Nad4i&
di "ada$an Pe'a(a# Pem(ua# Ak#a Ik&a& Waka0 se(agaimana dimaksud dalam Pasal 21; a%a# 7<8+
%ang kemudian menuangkann%a dalam (en#uk ik&a& Waka0+ dengan didaksikan )le"
seku&angku&angn%a
2 )&ang saksi!
728 1alam keadaan #e&#en#u+ $en%im$angan dan ke#en#uan dimaksud dalam a%a# 718 da$a#
dilaksanakan se#ela" #e&le(i" da"ulu menda$a# $e&se#u'uan Men#e&i Agama!
Pasal 219
718 Nad4i& se(agaimana dimaksud dalam Pasal 21; a%a# 768 #e&di&i da&i $e&)&angan %ang "a&us
memenu"i s%a&a#.s%a&a# se(agai (e&iku#
a! *a&ga nega&a Ind)nesia,
(! (e&agama Islam,
-! suda" de*asa,
d! se"a# 'asmani dan &)"ani,
e! #idak (e&ada di (a*a" $engam$uan,
0! (e&#em$a# #inggal di ke-ama#an #em$a# le#ak (enda %ang di*aka0kann%a!
728 /ika (e&(en#uk (adan "ukum+ maka Nad4i& "a&us memenu"i $e&s%a&a#an se(agai (e&iku#
a! (adan "ukum Ind)nesia dan (e&kedudukan di Ind)nesia,
(! mem$un%ai $e&*akilan di ke-ama#an #em$a# #inggal (enda %ang di*aka0kann%a!
758 Nad4i& dimaksud dalam a%a# 718 dan 728 "a&us dida0#a& $ada Kan#)& U&usan Agama Ke-ama#an
se#em$a# se#ela" mendenga& sa&an da&i Bama# Ma'elis Ulama Ke-ama#an un#uk menda$a#kan
$engesa"an!
768 Nad4i& se(elum melaksanakan #ugas+ "a&us mengu-a$kan sum$a" di "ada$an Ke$ala Kan#)&
U&usan Agama Ke-ama#an disaksikan seku&ang.ku&angn%a )le" 2 )&ang saksi dengan isi sum$a"
se(agai (e&iku#
=1emi Alla"+ sa%a (e&sum$a"+ (a"*a sa%a un#uk diangka# men'adi Nad4i& langsung a#au #idak
langsung dengan nama a#au dali" a$a$un #idak mem(e&ikan a#au men'an'ikan a#au$un
mem(e&ikan sesua#u ke$ada sia$a$un 'uga=
=Sa%a (e&sum$a"+ (a"*a sa%a un#uk melakukan a#au #idak melakukan sesua#u dalam 'a(a#an ini
#iada sekali.kali akan mene&ima langsung a#au #idak langsung da&i sia$a$un 'uga sua#u 'an'i a#au
$em(e&ian=!
=Sa%a (e&sum$a"+ (a"*a sa%a senan#iasa akan men'un'ung #inggi #ugas dan #anggung 'a*a(
%ang di(e(ankan ke$ada sa%a selaku Nad4i& dalam $engu&usan "a&#a *aka0 sesuai dengan
maksud dan #u'uann%a=!
7;8 /umla" Nad4i& %ang di$e&()le"kan un#uk sa#u uni# $e&*aka0an+ se$e&#i dimaksud Pasal 21; a%a#
7;8 seku&ang.ku&angn%a #e&di&i da&i 5 )&ang dan se(an%ak.(an%akn%a 1> )&ang %ang diangka# )le"
Ke$ala Kan#)& U&usan Agama Ke-ama#an a#as sa&an Ma'elis Ulama Ke-ama#an dan Bama#
se#em$a#!
Bagian Ke#iga
Ke*a'i(an dan Hak."ak Nad4i&
Pasal 22>
718 Nad4i& (e&ke*a'i(an un#uk mengu&us dan (e&#anggung 'a*a( a#as keka%aan *aka0 se&#a "asiln%a+
dan $elaksanaan $e&*aka0an sesuai dengan #u'uan menu&u# ke#en#uan.ke#en#uan %ang dia#u& )le"
Men#e&i Agama!
728 Nad4i& di*a'i(kan mem(ua# la$)&an se-a&a (e&kala a#as semua "al %ang men'adi #anggung
'a*a(n%a se(agaimana dimaksud dalam a%a# 718 ke$ada Ke$ala Kan#)& U&usan Agama
Ke-ama#an se#em$a# dengan #em(usan ke$ada Ma'elis Ulama Ke-ama#an dan Bama# se#em$a#!
758 Ta#a -a&a $em(ua#an la$)&an se$e&#i dimaksud dalam a%a# 728 dilaksanakan sesuai dengan
$e&a#u&an Men#e&i Agama!
Pasal 221
718 Nad4i& di(e&"en#ikan )le" Ke$ala Kan#)& U&usan Agama Ke-ama#an ka&ena
a! meninggal dunia,
(! a#as $e&m)")nan sendi&i,
-! #idak da$a# melakukan ke*a'i(ann%a lagi se(agai Nad4i&,
d! melakukan sua#u ke'a"a#an se"ingga di$idana!
728 Bilama #e&da$a# l)*)ngan 'a(a#an Nad4i& ka&ena sala" sa#u alasan se(agaimana #e&se(u# dalam
a%a# 718+ maka $enggan#in%a diangka# )le" Ke$ala Kan#)& U&u#an Agama Ke-ama#an a#as sa&an
Ma'elis Ulama Ke-ama#an dan Bama# se#em$a#!
758 Se)&ang Nad4i& %ang #ela" (e&"en#i+ se(agaimana dimaksud dalam a%a# 718 su( a+ #idak dengan
sendi&in%a digan#ikan )le" sala" se)&ang a"li *a&isn%a!
Pasal 222
Nad4i& (e&"ak menda$a#kan $eng"asilan dan 0asili#as %ang 'enis dan 'umla"n%a di#en#ukan
(e&dasa&kan kela%akan a#as sa&an Ma'elis Ulama Ke-ama#an dan Kan#)& U&usan Agama Ke-ama#an
se#em$a#!
BAB III
TATA BARA PERWAKAIAN
1AN PEN1AITARAN BEN1A WAKAI
Bagian Kesa#u
Ta#a Ba&a Pe&*aka0an
Pasal 225
718 Pi"ak %ang "endak me*aka0ka" da$a# men%a#akan ik&a& *aka0 di "ada$an Pe'a(a# Pem(ua#%
Ak#a Ik&a& Waka0 un#uk melaksanakan ik&a& *aka0!
728 Isi dan (en#uk Ik&a& Waka0 di#e#a$kan )le" Men#e&i Agama!
758 Pelaksanaan Ik&a&+ demikian $ula $em(ua#an Ak#a Ik&a& Waka0+ diangga$ sa" 'ika di"adi&i dan
disaksikan )le" seku&ang.ku&angn%a 2 7dua8 )&ang saksi!
768 1alam melaksanakan Ik&a& se$e&#i dimaksud a%a# 718 $i"ak %ang me*aka0kan di"a&uskan
men%e&a"kan ke$ada Pe'a(a# %ang #e&se(u# dalam Pasal 21; a%a# 7<8+ su&a#.su&a# se(agai
(e&iku#
a! #anda (uk#i $emilikan "a&#a (enda,
(! 'ika (enda %ang di*aka0kan (e&u$a (enda #idak (e&ge&ak+ maka "a&us dise&#ai su&a#
ke#e&angan da&i Ke$ala 1esa+ %ang di$e&kua# )le" Bama# se#em$a# %ang mene&angkan
$emilikan (enda #idak (e&ge&ak dimaksud,
-! su&a# a#au d)kumen #e&#ulis %ang me&u$akan kelengka$an da&i (enda #idak (e&ge&ak %ang
(e&sangku#an!
Bagian Kedua
Penda0#a&an Benda Waka0
Pasal 226
Se#ela" Ak#a Ik&a& Waka0 dilaksanakan sesuai dengan ke#en#uan dalam Pasal 225 a%a# 758 dan
768+ maka Ke$ala Kan#)& U&usan Agama Ke-ama#an a#as nama Nad4i& %ang (e&sangku#an di"a&uskan
menga'ukan $e&m)")nan ke$ada Bama# un#uk menda0#a&kan $e&*aka0an (enda %ang (e&sangku#an
guna men'aga keu#u"an dan keles#a&ian!
BAB IA
PERUBAHAN+ PENYELESAIAN 1AN
PEN@AWASAN BEN1A WAKAI
Bagian Kesa#u
Pe&u(a"an Benda Waka0
Pasal 22;
718 Pada dasa&n%a #e&"ada$ (enda %ang #ela" di*aka0kan #idak da$a# dilakukan $e&u(a"an a#au
$enggunaan lain da&i $ada %ang dimaksud dalam ik&a& *aka0!
728 Pen%im$angan da&i ke#en#uan#e&se(u# dalam a%a# 718 "an%a da$a# dilakukan #e&"ada$ "al."al
#e&#en#u se#ela" #e&le(i" da"ulu menda$a# $e&se#u'uan #e&#ulis da&i Ke$ala Kan#u& U&usan Agama
Ke-ama#an (e&dasa&kan sa&an da&i Ma'elis Ulama Ke-ama#an dan Bama# se#em$a# dengan
alasan
a! ka&ena #idak sesuai lagi dengan #u'uan *aka0 se$e&#i diik&a&kan )le" *aki0,
(! ka&ena ke$en#ingan umum!
Bagian Kedua
Pen%elesaian Pe&selisi"an Benda Waka0
Pasal 22<
Pen%elesaian $e&selisi"an se$an'ang %ang men%angku# $e&s)alan (enda *aka0 dan Nad4i&
dia'ukan ke$ada Pengadilan Agama se#em$a# sesuai dengan ke#en#uan $e&a#u&an
$e&undangundangan
%ang (e&laku!
Bagian Ke#iga
Penga*asan
Pasal 22:
Penga*asan #e&"ada$ $elaksanaan #ugas dan #anggung 'a*a( Nad4i& dilakukan se-a&a
(e&samasama
)le" Ke$ala Kan#)& U&usan Agama Ke-ama#an+ Ma'elis Ulama Ke-ama#an dan Pengadilan
agama %ang me*ila%a"in%a!
BAB A
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22?
Pe&*aka0an (enda+ demikian $ula $engu&usann%a %ang #e&'adi se(elum dikelua&kann%a ke#en#uan
ini+ "a&us dila$)&kan dan dida0#a&kan ke$ada Kan#)& U&usan Agama Ke-ama#an se#em$a# un#uk
disesuaikan dengan ke#en#uan.ke#en#uan ini!
Ke#en#uan Penu#u$
Pasal 229
Hakim dalam men%elesaikan $e&ka&a.$e&ka&a %ang dia'ukan ke$adan%a+ *a'i( mem$e&"a#ikan
dengan sunggu".sunggu" nilai.nilai "ukum %ang "idu$ dalam mas%a&aka#+ se"ingga $u#usann%a
sesuai dengan &asa keadilan!
PEN/ELASAN
ATAS
BUKU KOMPILASI HUKUM ISLAM
PEN/ELASAN UMUM
1! Bagi (angsa dan nega&a Ind)nesia %ang (e&dasa&kan Pan-asila dan Undang.undang 1asa& 196;+
adala" mu#lak adan%a sua#u "ukum nasi)nal %ang men'amin kelangsungan "idu$ (e&agama
(e&dasa&kan Ke#u"anan Yang Ma"a Esa %ang sekaligus me&u$akan $)e&*u'udan kesada&an
"ukum mas%a&aka# dan (angsa Ind)nesia!
2! Be&dasa&kan Undang.undang N)m)& 16 Ta"un 19:> #en#ang Ke#en#uan.ke#en#uan P)k)k
Kekuasaan Ke"akiman+ ') Undang.undang N)m)& 16 Ta"un 19?; #en#ang Ma"kama" Agung+
Pe&adilan Agama mem$un%ai kedudukan %ang sede&a'a# dengan lingkungan $e&adilan lainn%a
se(agai $e&adilan nega&a!
5! Hukum ma#e&iil %ang selama ini (e&laku di lingkungan Pe&adilan Agama adala" Hukum Islam %ang
$ada ga&is (esa&n%a meli$u#i (idang.(idang "ukum Pe&ka*inan+ "ukum Ke*a&isan dan "ukum
Pe&*aka0an!
Be&dasa&kan Su&a# Eda&an Bi&) Pe&adilan Agama #anggal 1? Pe(&ua&i 19;? N)m)& BHIH:5; "ukum
Ma#e&iil %ang di'adikan $ed)man dalam (idang.(idang "ukum #e&se(u# di a#as adala" (e&sum(e&
$ada 15 ki#a( %ang kesemuan%a mad4"a( S%a0iJi!
6! 1engan (e&lakun%a Undang.undang N)m)& 1 Ta"un 19:6 #en#ang Pe&ka*inan dan Pe&a#u&an
Peme&in#a" N)m)& 2? Ta"un 19:: #en#ang Pe&*aka0an Tana" Milik maka ke(u#u"an "ukum
mas%a&aka# semakin (e&kem(ang se"ingga ki#a(.ki#a( #e&se(u# di&asakan $e&lu $ula un#uk
di$e&luas (aik dengan menam(a"kan ki#a(.ki#a( da&i mad4"a( %ang lain+ mem$e&luas $ena0si&an
#e&"ada$ ke#en#uan di dalamn%a mem(andingkann%a dengan Yu&is$&udensi Pe&adilan Agama+
0a#*a $a&a ulama mau$un $e&(andingan di nega&a.nega&a lain!
;! Hukum Ma#e&iil #e&se(u# $e&lu di"im$un dan dile#akkan dalam sua#u d)kumen Yus#isia a#au (uku
K)m$ilasi Hukum Islam se"ingga da$a# di'adikan $ed)man (agi Hakim di lingkungan Badan
Pe&adilan Agama se(agai "ukum #e&a$an dalam men%elesaikan $e&ka&a.$e&ka&a %ang dia'ukan
ke$adan%a!
PEN/ELASAN PASAL 1EMI PASAL
Pasal 1 sHd <
Buku$ 'elas
Pasal :
Pasal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan agama!
Pasal ? sHd 1?
Buku$ 'elas
Pasal 19
Yang da$a# men'adi *ali #e&di&i da&i *ali nasa( dan *ali "akim+ *ali anak angka# dilakukan )le"
a%a" kandung!
Pasal 2> sHd :1
Buku$ 'elas
Pasal :2
Yang dimaksud dengan $eni$uan iala" (ila suami mengaku 'e'aka $ada *ak#u nika" kemudian
#e&n%a#a dike#a"ui suda" (e&is#e&i se"ingga #e&'adi $)ligami #an$a i4in Pengadilan! 1emikian $ula
$eni$uan #e&"ada$ iden#i#as di&i!
Pasal :5 sHd ?<
Buku$ 'elas
Pasal ?:
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal ?? sHd 95
Buku$ 'elas
Pasal 96
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 9; sHd 9:
Buku$ 'elas
Pasal 9?
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 99 sHd 1>2
Buku$ 'elas
Pasal 1>5
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 1>6 sHd 1><
Buku$ 'elas
Pasal 1>:
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 1>? sHd 11?
Buku$ 'elas
Pasal 119
Se#ia$ #alak %ang di'a#u"kan )le" Pengadilan agama adala" #alak (aJin sug"&aa!
Pasal 12> sHd 12?
Buku$ 'elas
Pasal 129
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 15>
Buku$ 'elas
Paal 151
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 152
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 155 sHd 16:
Buku$ 'elas
Pasal 16?
Ke#en#uan $asal ini di(e&lakukan se#ela" (e&lakun%a Undang.undang Pe&adilan Agama!
Pasal 169 sHd 1?;
Yang dimaksud dengan anak %ang la"i& di lua& $e&ka*inan adala" anak %ang dila"i&kan di lua&
$e&ka*inan %ang sa" a#au aki(a# "u(ungan %ang #idak sa"!
Pasal 1?: sHd 22?
Buku$ 'elas
Pasal 229
Ke#en#uan dalam $asal ini (e&laku un#uk Buku I+ Buku II dan Buku III!
Hukum Islam Tentang Nikah Siri
HTI-Press. Keinginan pemerintah untuk memberikan
fatwa hukum yang tegas terhadap pernikahan siri, kini telah dituangkan dalam
rancangan undang-undang tentang perkawinan. Sebagaimana penjelasan Nasarudin
Umar, Direktur Bimas slam Depag, !UU ini akan memperketat pernikahan siri,
kawin k"ntrak, dan p"ligami.
Berkenaan dengan nikah siri, dalam !UU yang baru sampai di meja Setneg,
pernikahan siri dianggap perbuatan ilegal, sehingga pelakunya akan dipidanakan
dengan sanksi penjara maksimal # bulan dan denda $ juta rupiah. %idak hanya itu
saja, sanksi juga berlaku bagi pihak yang mengawinkan atau yang dikawinkan
secara nikah siri, p"ligami, maupun nikah k"ntrak. Setiap penghulu yang
menikahkan sese"rang yang bermasalah, misalnya masih terikat dalam perkawinan
sebelumnya, akan dikenai sanksi pidana & tahun penjara. 'egawai Kant"r Urusan
(gama yang menikahkan mempelai tanpa syarat lengkap juga diancam denda !p )
juta dan & tahun penjara. *Surya +nline, Sabtu, ,- .ebruari, &//01
Sebagian "rang juga berpendapat bahwa "rang yang melakukan pernikahan siri,
maka suami isteri tersebut tidak memiliki hubungan pewarisan. (rtinya, jika suami
meninggal dunia, maka isteri atau anak-anak keturunannya tidak memiliki hak untuk
mewarisi harta suaminya. Ketentuan ini juga berlaku jika isteri yang meninggal
dunia.
2alu, bagaimana pandangan slam terhadap nikah siri3 B"lehkah "rang yang
melakukan nikah siri dipidanakan3 Benarkah "rang yang melakukan pernikahan siri
tidak memiliki hubungan pewarisan3
Definisi dan Alasan Melakukan Pernikahan Siri
'ernikahan siri sering diartikan "leh masyarakat umum dengan4 Pertama4
pernikahan tanpa wali. 'ernikahan semacam ini dilakukan secara rahasia 5siri6
dikarenakan pihak wali perempuan tidak setuju4 atau karena menganggap absah
pernikahan tanpa wali4 atau hanya karena ingin memuaskan nafsu syahwat belaka
tanpa mengindahkan lagi ketentuan-ketentuan syariat4 kedua, pernikahan yang sah
secara agama namun tidak dicatatkan dalam lembaga pencatatan negara. Banyak
fakt"r yang menyebabkan sese"rang tidak mencatatkan pernikahannya di lembaga
pencatatan sipil negara. (da yang karena fakt"r biaya, alias tidak mampu membayar
administrasi pencatatan4 ada pula yang disebabkan karena takut ketahuan
melanggar aturan yang melarang pegawai negeri nikah lebih dari satu4 dan lain
sebagainya. Ketiga, pernikahan yang dirahasiakan karena pertimbangan-
pertimbangan tertentu4 misalnya karena takut mendapatkan stigma negatif dari
masyarakat yang terlanjur menganggap tabu pernikahan siri4 atau karena
pertimbangan-pertimbangan rumit yang memaksa sese"rang untuk merahasiakan
pernikahannya.
(dapun hukum syariat atas ketiga fakta tersebut adalah sebagai berikut.
Hukum Pernikahan Tanpa Wali
(dapun mengenai fakta pertama, yakni pernikahan tanpa wali4 sesungguhnya
slam telah melarang se"rang wanita menikah tanpa wali. Ketentuan semacam ini
didasarkan pada sebuah hadits yang dituturkan dari sahabat (bu 7usa ra4
bahwasanya !asulullah saw bersabda4

Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali. *8! yang lima kecuali mam (n
Nasaaiy, lihat, mam (sy Syaukani, Nailul Authar 9: ,#/ hadits ke ,);-1.
Berdasarkan dalalah al-iqtidla, kata <laa< pada hadits menunjukkan pengertian =tidak
sah>, bukan sekedar >tidak sempurna> sebagaimana pendapat sebagian ahli fikih.
7akna semacam ini dipertegas dan diperkuat "leh hadits yang diriwayatkan "leh
(isyah ra, bahwasanya !asulullah saw pernah bersabda:
,! ! ,
!
Wanita mana pun yang menikah tanpa mendapat izin walinya, maka pernikahannya
atil! pernikahannya atil! pernikahannya atil. *8! yang lima kecuali mam (n
Nasaaiy. 2ihat, mam (sy Syaukaniy, Nailul (uthar 9: ,#/ hadits ke ,);01.
(bu 8urayrah ra juga meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya !asulullah saw
bersabda:
"#$ "#$ %& ' (# ) * "#$
%&
"eorang wanita tidak oleh menikahkan wanita lainnya. "eorang wanita #uga tidak
erhak menikahkan dirinya sendiri. "ea, sesungguhnya wanita pezina itu adalah
$seorang wanita% yang menikahkan dirinya sendiri. 58! bn 7ajah dan (d
Daru?uthniy. 2ihat, mam (sy Syaukaniy, Nailul (uthar 9: ,#& hadits ke ,);06
Berdasarkan hadits-hadits di atas dapatlah disimpulkan bahwa pernikahan tanpa wali
adalah pernikahan batil. 'elakunya telah melakukan maksiyat kepada (llah swt, dan
berhak mendapatkan sanksi di dunia. 8anya saja, syariat belum menetapkan bentuk
dan kadar sanksi bagi "rang-"rang yang terlibat dalam pernikahan tanpa wali. +leh
karena itu, kasus pernikahan tanpa wali dimasukkan ke dalam bab ta>@ir, dan
keputusan mengenai bentuk dan kadar sanksinya diserahkan sepenuhnya kepada
se"rang ?adliy 5hakim6. Se"rang hakim b"leh menetapkan sanksi penjara,
pengasingan, dan lain sebagainya kepada pelaku pernikahan tanpa wali.
Nikah Tanpa Dicatatkan Pada em!aga Pencatatan Sipil
(dapun fakta pernikahan siri kedua, yakni pernikahan yang sah menurut
ketentuan syariat namun tidak dicatatkan pada lembaga pencatatan sipil4
sesungguhnya ada dua hukum yang harus dikaji secara berbeda4 yakni 5&6 hukum
pernikahannya4 dan 5,6 hukum tidak mencatatkan pernikahan di lembaga
pencatatan negara
Dari aspek pernikahannya, nikah siri tetap sah menurut ketentuan syariat, dan
pelakunya tidak b"leh dianggap melakukan tindak kemaksiyatan, sehingga berhak
dijatuhi sanksi hukum. 'asalnya, suatu perbuatan baru dianggap kemaksiyatan dan
berhak dijatuhi sanksi di dunia dan di akherat, ketika perbuatan tersebut terkateg"ri
<mengerjakan yang haram< dan <meninggalkan yang wajib<. Sese"rang baru absah
dinyatakan melakukan kemaksiyatan ketika ia telah mengerjakan perbuatan yang
haram, atau meninggalkan kewajiban yang telah ditetapkan "leh syariat.
Begitu pula "rang yang meninggalkan atau mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
berhukum sunnah, mubah, dan makruh, maka "rang tersebut tidak b"leh dinyatakan
telah melakukan kemaksiyatan4 sehingga berhak mendapatkan sanksi di dunia
maupun di akherat. Untuk itu, se"rang ?adliy tidak b"leh menjatuhkan sanksi
kepada "rang-"rang yang meninggalkan perbuatan sunnah, dan mubah4 atau
mengerjakan perbuatan mubah atau makruh.
Sese"rang baru berhak dijatuhi sanksi hukum di dunia ketika "rang tersebut4
pertama, meninggalkan kewajiban, seperti meninggalkan sh"lat, jihad, dan lain
sebagainya4 kedua, mengerjakan tindak haram, seperti minum khamer dan mencaci
!asul saw, dan lain sebagainya4 ketiga, melanggar aturan-aturan administrasi
negara, seperti melanggar peraturan lalu lintas, perijinan mendirikan bangunan, dan
aturan-aturan lain yang telah ditetapkan "leh negara.
Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan4 pernikahan yang tidak dicatatkan di
lembaga pencatatan negara tidak b"leh dianggap sebagai tindakan kriminal sehingga
pelakunya berhak mendapatkan d"sa dan sanksi di dunia. 'asalnya, pernikahan
yang ia lakukan telah memenuhi rukun-rukun pernikahan yang digariskan "leh (llah
swt. (dapun rukun-rukun pernikahan adalah sebagai berikut4 5&6 wali, 5,6 dua "rang
saksi, dan 5#6 ijab ?abul. Aika tiga hal ini telah dipenuhi, maka pernikahan sese"rang
dianggap sah secara syariat walaupun tidak dicatatkan dalam pencatatan sipil.
(dapun berkaitan hukum tidak mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan
negara, maka kasus ini dapat dirinci sebagai berikut.
Pertama, pada dasarnya, fungsi pencatatan pernikahan pada lembaga pencatatan
sipil adalah agar sese"rang memiliki alat bukti 5bayyinah6 untuk membuktikan
bahwa dirinya benar-benar telah melakukan pernikahan dengan "rang lain. Sebab,
salah bukti yang dianggap absah sebagai bukti syar>iy 5bayyinah syar>iyyah6 adalah
d"kumen resmi yang dikeluarkan "leh negara. Ketika pernikahan dicatatkan pada
lembaga pencatatan sipil, tentunya sese"rang telah memiliki sebuah d"kumen resmi
yang bisa ia dijadikan sebagai alat bukti 5ayyinah6 di hadapan majelis peradilan,
ketika ada sengketa yang berkaitan dengan pernikahan, maupun sengketa yang lahir
akibat pernikahan, seperti waris, hak asuh anak, perceraian, nafkah, dan lain
sebagainya. 8anya saja, d"kumen resmi yang dikeluarkan "leh negara, bukanlah
satu-satunya alat bukti syar>iy. Kesaksian dari saksi-saksi pernikahan atau "rang-
"rang yang menyaksikan pernikahan, juga absah dan harus diakui "leh negara
sebagai alat bukti syar>iy. Negara tidak b"leh menetapkan bahwa satu-satunya alat
bukti untuk membuktikan keabsahan pernikahan sese"rang adalah d"kumen tertulis.
'asalnya, syariat telah menetapkan keabsahan alat bukti lain selain d"kumen
tertulis, seperti kesaksian saksi, sumpah, pengakuan 5i?rar6, dan lain sebagainya.
Berdasarkan penjelasan ini dapatlah disimpulkan bahwa, "rang yang menikah siri
tetap memiliki hubungan pewarisan yang sah, dan hubungan-hubungan lain yang
lahir dari pernikahan. Selain itu, kesaksian dari saksi-saksi yang menghadiri
pernikahan siri tersebut sah dan harus diakui sebagai alat bukti syar>iy. Negara tidak
b"leh men"lak kesaksian mereka hanya karena pernikahan tersebut tidak dicatatkan
pada lembaga pencatatan sipil4 atau tidak mengakui hubungan pewarisan, nasab,
dan hubungan-hubungan lain yang lahir dari pernikahan siri tersebut.
Kedua, pada era keemasan slam, di mana sistem pencatatan telah berkembang
dengan pesat dan maju, tidak pernah kita jumpai satupun pemerintahan slam yang
mempidanakan "rang-"rang yang melakukan pernikahan yang tidak dicatatkan pada
lembaga pencatatan resmi negara. 2ebih dari itu, kebanyakan masyarakat pada saat
itu, melakukan pernikahan tanpa dicatat di lembaga pencatatan sipil. %idak bisa
dinyatakan bahwa pada saat itu lembaga pencatatan belum berkembang, dan
keadaan masyarakat saat itu belumnya sek"mpleks keadaan masyarakat sekarang.
'asalnya, para penguasa dan ulama-ulama kaum 7uslim saat itu memahami bahwa
hukum asal pencatatan pernikahan bukanlah wajib, akan tetapi mubah. 7ereka juga
memahami bahwa pembuktian syar>iy bukan hanya d"kumen tertulis.
Nabi saw sendiri melakukan pernikahan, namun kita tidak pernah menemukan
riwayat bahwa melakukan pencatatan atas pernikahan beliau, atau beliau
mewajibkan para shahabat untuk mencatatkan pernikahan mereka4 walaupun
perintah untuk menulis 5mencatat6 beberapa muamalah telah disebutkan di dalam
al-Buran, misalnya firman (llah swt4

+
-
+
.
/

0

1

+
2+ +
/
3
4
*
1

+
5
+
$
+
-
6

4
5
+

/
7
+

6
8
+

+
7
9
%
+

1
:
1
;
1
*
1
<
4

+
=
4
*
1

+
3
4

+
=
>
$ /<
+
?
/
5
4
@
+

+
A
+
B
4

+
=
>
$ /<
+

+
=
+
*
1

+
<
+
C
1

+
D
0
E + C
1
D
0
=
4
*
1

+
D
4

/
D /
4

+
F.
/

0
C
/

4
D
+
E + G
,

4
G
/
*
0

+
C
+
D
0
C
1

0
H
+

+
I
4
J+ ;
4

+
C
1

/
K
L

4
M+
4
'
/

+
<
+
F.
/

0
C
/

4
D
+
E + G
,

4

L
&
/
N
+

+
&L@ /O
+

+
P
1
Q
/
*
+
%
4

+
0
/

+
) 1 4 D /
4

1
D
4

+
C
1

,
/
+
?
/
5
4
@
+

/
5
1

/
R4 *
+
N
4

+
-
/

4
5
+

/
M+ -
4

/
3
4

1
/8
+
H
/

4
'
/

+
3
4

+
-
/

4
D
+
8
1
H
+
> 8
1

/
$
+

+
-
4

4
O
+

4
$
+
-
+

/
2 /5
+

+
R,
4

+
0 S
/
$
+

+
) 1 5
+

+
<
T
. + *
1

+
) 1 5
+

/
U
+
V4 W
4
1

+

+
A
+
B
4

+
215
+

+
R, +
/

+
E 1 X
1

1
B
+
%
4
$
+

+
:
1
;
1
*
1

4
$
+

L
/Y
+

L
;
/
<
+
7
+

/
C
/
D /8
+

+
3
4

1
/ + Z
1
%
+
[
4

+
5
+

4
E/ C
/
D
0
\
1

+
[
4

/
X
+

+
R0 D /
7
+
X
4

1
$
+

4
$
+

1
$
+
L H
+
]
+
$ / L
+
O
/

1
5
/
$
1
3
4

1
5
/
$
1
3
4

+
I
+

4
D
+

+
3
4

4
D
+
E +
>

+
8
1

+
) + ;
1
*
1

4
$
+
5
1

/
M4
+

+
+
/
3
4
*
1
@
4

+
;
+
$
+

+
H
0
S
+

1
=
>
$ /<
+

+
5
>

/
M+
4

+
D
1
@
+
&4 $
+
C
1

0
'
/

+
^> %
1

1
3
4

/
_1$
0

+
C
+
D
0
3
1

1
D
T
@
+

+
C
1
D
0
C
1
D
0

+
T
1

/
26
4
M+ 3
>
D /E +
<&ai orang-orang yang eriman, apaila kamu ermu'amalah tidak se(ara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. )an hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan enar. )an #anganlah penulis
enggan menuliskannya seagaimana Allah telah menga#arkannya, maka hendaklah
ia menulis, dan hendaklah orang yang erhutang itu mengimlakkan $apa yang akan
ditulis itu%, dan hendaklah ia ertakwa kepada Allah Tuhannya, dan #anganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. *ika yang erhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah $keadaannya% atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan #u#ur. )an
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu%. *ika tak
ada dua orang lelaki, maka $oleh% seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya #ika seorang lupa maka seorang lagi
mengingatkannya. *anganlah saksi-saksi itu enggan $memeri keterangan% apaila
mereka dipanggil! dan #anganlah kamu #emu menulis hutang itu, aik ke(il maupun
esar sampai atas waktu memayarnya. +ang demikian itu, leih adil di sisi Allah
dan leih dapat menguatkan persaksian dan leih dekat kepada tidak
$menimulkan% keraguanmu, $Tulislah mu'amalahmu itu%, ke(uali #ika mu'amalah
itu perdagangan tunai yang kamu #alankan di antara kamu, maka tak ada dosa agi
kamu, $#ika% kamu tidak menulisnya. )an persaksikanlah apaila kamu er#ual eli!
dan #anganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. *ika kamu lakukan $yang
demikian%, maka sesungguhnya hal itu adalah suatu ke,asikan pada dirimu. )an
ertakwalah kepada Allah! Allah menga#armu! dan Allah -aha -engetahui segala
sesuatu<.*%BS (2 Ba?arah 5,6:
Ketiga, dalam kha@anah peradilan slam, memang benar, negara berhak
menjatuhkan sanksi mukhalafat kepada "rang yang melakukan tindakan mukhala,at.
'asalnya, negara 5dalam hal ini se"rang Khalifah dan "rang yang diangkatnya6
mempunyai hak untuk menetapkan aturan-aturan tertentu untuk mengatur urusan-
urusan rakyat yang belum ditetapkan ketentuan dan tata cara pengaturannya "leh
syariat4 seperti urusan lalu lintas, pembangunan rumah, ekspl"rasi, dan lain
sebagainya. Khalifah memiliki hak dan berwenang mengatur urusan-urusan
semacam ini berdasarkan ijtihadnya. (turan yang ditetapkan "leh khalifah atau
?adliy dalam perkara-perkara semacam ini wajib ditaati dan dilaksanakan "leh
rakyat. Siapa saja yang melanggar ketetapan khalifah dalam urusan-urusan
tersebut, maka ia telah terjatuh dalam tindakan mukhalafat dan berhak
mendapatkan sanksi mukhalafat. 7isalnya, se"rang khalifah berhak menetapkan
jarak halaman rumah dan jalan-jalan umum, dan melarang masyarakat untuk
membangun atau menanam di sampingnya pada jarak sekian meter. Aika sese"rang
melanggar ketentuan tersebut, khalifah b"leh memberi sanksi kepadanya dengan
denda, cambuk, penjara, dan lain sebagainya.
Khalifah juga memiliki kewenangan untuk menetapkan takaran, timbangan, serta
ukuran-ukuran khusus untuk pengaturan urusan jual beli dan perdagangan. a
berhak untuk menjatuhkan sanksi bagi "rang yang melanggar perintahnya dalam hal
tersebut. Khalifah juga memiliki kewenangan untuk menetapkan aturan-aturan
tertentu untuk kafe-kafe, h"tel-h"tel, tempat penyewaan permainan, dan tempat-
tempat umum lainnya4 dan ia berhak memberi sanksi bagi "rang yang melanggar
aturan-aturan tersebut.
Demikian juga dalam hal pengaturan urusan pernikahan. Khalifah b"leh saja
menetapkan aturan-aturan administrasi tertentu untuk mengatur urusan pernikahan4
misalnya, aturan yang mengharuskan "rang-"rang yang menikah untuk
mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan resmi negara, dan lain
sebagainya. (turan semacam ini wajib ditaati dan dilaksanakan "leh rakyat. Untuk
itu, negara berhak memberikan sanksi bagi "rang yang tidak mencatatkan
pernikahannya ke lembaga pencatatan negara. 'asalnya, "rang yang tidak
mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan negara -- padahal negara telah
menetapkan aturan tersebutCtelah terjatuh pada tindakan mukhala,at. Bentuk dan
kadar sanksi mukhalafat diserahkan sepenuhnya kepada khalifah dan "rang yang
diberinya kewenangan.
Dang menjadi catatan di sini adalah, pihak yang secara syar>iy absah menjatuhkan
sanksi mukhala,at hanyalah se"rang khalifah yang dibai>at "leh kaum 7uslim, dan
"rang yang ditunjuk "leh khalifah. Selain khalifah, atau "rang-"rang yang
ditunjuknya, tidak memiliki hak dan kewenangan untuk menjatuhkan sanksi
mukhalafat. (tas dasar itu, kepala negara yang tidak memiliki a?ad bai>at dengan
rakyat, maka kepala negara semacam ini tidak absah menjatuhkan sanksi
mukhalafat kepada rakyatnya. Sebab, sese"rang baru berhak ditaati dan dianggap
sebagai kepala negara jika rakyat telah membai>atnya dengan bai>at iniqad dan taat.
(dapun "rang yang menjadi kepala negara tanpa melalui pr"ses bai>at dari rakyat
5in>i?ad dan taat6, maka ia bukanlah penguasa yang sah, dan rakyat tidak memiliki
kewajiban untuk mentaati dan mendengarkan perintahnya. 2ebih-lebih lagi jika para
penguasa itu adalah para penguasa yang menerapkan sistem kufur alas dem"krasi
dan sekulerisme, maka rakyat justru tidak diperkenankan memberikan ketaatan
kepada mereka.
Keempat, jika pernikahan siri dilakukan karena fakt"r biaya4 maka pada kasus
semacam ini negara tidak b"leh mempidanakan dan menjatuhkan sanksi mukhalafat
kepada pelakunya. 'asalnya, "rang tersebut tidak mencatatkan pernikahannya
dikarenakan ketidakmampuannya4 sedangkan syariat tidak membebani sese"rang di
luar batas kemampuannya. +leh karena itu, Negara tidak b"leh mempidanakan
"rang tersebut, bahkan wajib memberikan pelayanan pencatatan gratis kepada
"rang-"rang yang tidak mampu mencatatkan pernikahannya di lembaga pencatatan
Negara.
Kelima, pada dasarnya, Nabi saw telah mend"r"ng umatnya untuk
menyebarluaskan pernikahan dengan menyelenggarakan walimatul .ursy. (njuran
untuk melakukan walimah, walaupun tidak sampai berhukum wajib akan tetapi nabi
sangat menganjurkan 5sunnah muakkadah6. Nabi saw bersabda4

+
` +5
0

+
3
4
/
4

6
R+
/
EAdakah walimah walaupun dengan seekor kaming.*8!. mam Bukhari dan
7uslim1
Banyak hal-hal p"sitif yang dapat diraih sese"rang dari penyiaran pernikahan4 di
antaranya adalah 4 5&6 untuk mencegah munculnya fitnah di tengah-tengah
masyarakat4 5,6 memudahkan masyarakat untuk memberikan kesaksiannya, jika
kelak ada pers"alan-pers"alan yang menyangkut kedua mempelai4 5#6 memudahkan
untuk mengidentifikasi apakah sese"rang sudah menikah atau belum.
8al semacam ini tentunya berbeda dengan pernikahan yang tidak disiarkan, atau
dirahasiakan 5siri6. Selain akan menyebabkan munculnya fitnah4 misalnya jika
perempuan yang dinikahi siri hamil, maka akan muncul dugaan-dugaan negatif dari
masyarakat terhadap perempuan tersebut4 pernikahan siri juga akan menyulitkan
pelakunya ketika dimintai persaksian mengenai pernikahannya. Aika ia tidak memiliki
d"kumen resmi, maka dalam semua kasus yang membutuhkan persaksian, ia harus
menghadirkan saksi-saksi pernikahan sirinya4 dan hal ini tentunya akan sangat
menyulitkan dirinya. (tas dasar itu, anjuran untuk mencatatkan pernikahan di
lembaga pencatatan negara menjadi releFan, demi mewujudkan kemudahan-
kemudahan bagi suami isteri dan masyarakat serta untuk mencegah adanya fitnah.
"aha#a Terselu!ung Surat Nikah
Galaupun pencatatan pernikahan bisa memberikan implikasi-implikasi p"sitif bagi
masyarakat, hanya saja keberadaan surat nikah acapkali juga membuka ruang bagi
munculnya praktek-praktek menyimpang di tengah masyarakat. 2ebih-lebih lagi,
pengetahuan masyarakat tentang aturan-aturan slam dalam hal pernikahan, talak,
dan hukum-hukum ijtimaa>iy sangatlah rendah, bahwa may"ritas tidak mengetahui
sama sekali. Diantara praktek-praktek menyimpang dengan mengatasnamakan surat
nikah adalah4
Pertama, ada se"rang suami mentalak isterinya sebanyak tiga kali, namun tidak
melap"rkan kasus perceraiannya kepada pengadilan agama, sehingga keduanya
masih memegang surat nikah. Ketika terjadi sengketa waris atau anak, atau
sengketa-sengketa lain, salah satu pihak mengklaim masih memiliki ikatan
pernikahan yang sah, dengan meny"d"rkan bukti surat nikah. 'adahal, keduanya
secara syar>iy benar-benar sudah tidak lagi menjadi suami isteri.
Kedua, surat nikah kadang-kadang dijadikan alat untuk melegalkan per@inaan atau
hubungan tidak syar>iy antara suami isteri yang sudah bercerai. Kasus ini terjadi
ketika suami isteri telah bercerai, namun tidak melap"rkan perceraiannya kepada
pengadilan agama, sehingga masih memegang surat nikah. Ketika suami isteri itu
merajut kembali hubungan suami isteri Hpadahal mereka sudah berceraiH, maka
mereka akan terus merasa aman dengan perbuatan keji mereka dengan berlindung
kepada surat nikah. Sewaktu-waktu jika ia tertangkap tangan sedang melakukan
perbuatan keji, keduanya bisa berdalih bahwa mereka masih memiliki hubungan
suami isteri dengan menunjukkan surat nikah.
nilah beberapa bahaya terselubung di balik surat nikah. +leh karena itu, penguasa
tidak cukup menghimbau masyarakat untuk mencatatkan pernikahannya pada
lembaga pencatatan sipil negara, akan tetapi juga berkewajiban mendidik
masyarakat dengan hukum syariat Hagar masyarakat semakin memahami hukum
syariatH, dan mengawasi dengan ketat penggunaan dan peredaran surat nikah di
tengah-tengah masyarakat, agar surat nikah tidak justru disalahgunakan.
Selain itu, penguasa juga harus memecahkan pers"alan perceraian yang tidak
dilap"rkan di pengadilan agama, agar status hubungan suami isteri yang telah
bercerai menjadi jelas. Wallahu alam i al-shawa. 5"yamsuddin /amadhan An
Nawiy6.
9etak halaman ini
rtikel ini diposting pada tanggal ): Mar,h (887 pukul 8)'(5 pada kategori ;eadline, 4sa&o1ah. nda
dapat mela,ak post ini melalui <SS (.8 1eed. nda dapat meninggalkan komentar, atau la,ak balik pada
situs anda.
Pemilu India Merupakan Saat-saat Sulit Bagi Kaum Muslim
Silaturrahmi Tokoh & Ulama Se-Ciputat an Pamulang !
"# komentar untuk $Hukum Islam Tentang Nikah Siri%
). bahrun '
): Mar,h (887 pada )8').
ada tambahan tentang terjadinya nikah siri di masyarakat. *arena stigma negati1
tentang poligami (termasuk susahnya kepengurusan di negara) sehingga banyak
masyarakat yang memilih menikah se,ara sirri. 9oba =st. Syamsuddin jelaskan
juga 1enomena ini> 6a!akallah khayr
(. sofyan '
)? Mar,h (887 pada )5'88
%egitulah kalau negri tidak mau menggunakan aturan hidup berasaskan -slam.
@ang halal diharamkan dan yang haram dihalalkan. Mari terapkan syariat -slam
dengan menegakkan khila1ah.
.. titis sholihah '
)? Mar,h (887 pada (8').
seruA dosen saya ben,i setengah idup dengan nikah siri tapi ga peduli pergaulan
bebas dan 1reeseBAAA
:. ian-ipb '
)0 Mar,h (887 pada ).':5
permasalahan yang terjadi sekarang pada dasarnya karena tiadanya seorang
khali1ah yang mengurusi urusan rakyatnya.#1itnah(ben,ana) akan terjadi dimana-
mana apabila tidak ada imamCkhali1ah yang mengurusi urusan rakyatnya#(imam
ahmad)
?. Abdun '
)7 Mar,h (887 pada (8'.?
/enjelasan yang gamblang. Memang seharusnya nikah itu mudah, kenapa
dipersulitD
0. Husyaeri '
(8 Mar,h (887 pada 85'.(
menurut 1ukoha dan juga ulama bahwa pernikahan itu masuk wilayah
tahyiri(pilihan) antara boleh dan haram berbeda dengan masalah ibadah. untuk itu
keberadaan nikah sirriCkontrakCpoligami, terdapat ( pilihan antara pandangan
1ukoha dan undang( yang berlaku di indonesia. satu sisi umat islam memilih
pandangan 1ukoha dan disisi lain memilih kanunC== yang berlaku. sepanjang hal
itu masih menjadi dilema ( hukum umat islam boleh memilih salah satu dan tidak
berdosa, dan sah.
2. Husyaeri '
(8 Mar,h (887 pada 85'.:
menurut 1ukoha dan juga ulama bahwa pernikahan itu masuk wilayah
tahyiri(pilihan) antara boleh dan haram berbeda dengan masalah ibadah. untuk itu
keberadaan nikah sirriCkontrakCpoligami, terdapat ( pilihan antara pandangan
1ukoha dan undang( yang berlaku di indonesia. satu sisi umat islam memilih
pandangan 1ukoha dan disisi lain memilih kanunC== yang berlaku. sepanjang hal
itu masih menjadi dilema ( hukum umat islam boleh memilih salah satu dan tidak
berdosa, dan sah. undang( yang berlaku di indonesia terimbasi aspek
politik(siyasah), kemauan penguasa, bukan kemauan 4uhan
5. unostateunorule '
(8 Mar,h (887 pada )8'(.
tulisan yang sangat bagus. Syukran>
7. Andi '
() Mar,h (887 pada 82'))
Subhanallah, sungguh sebuah artikel yg memuaskan akal, sesuai 1itrah dan
menentramkan hati para pemba,a..
)8. zulfahmi '
() Mar,h (887 pada )8':0
nikah siri se,ara mutlak tidak baikA -slam menganjurkan nikah diadakan se,ara
terang-terangan, jadi tidak ada alasan nikah siri.
)). arief '
() Mar,h (887 pada (8'()
6angan heran klo urusan ibadah aturan oleh orang yang tidak bera&idah -slam,
yang halal jd haram, yang mudah dibikin sulit,mari tegakkan Dienul -slam agar
kita selamat dunia akhirat
)(. slamet '
(2 Mar,h (887 pada 87'.7
kalau urusan ibadah diatur oleh manusia, ya gini ini akibatnya, semua urusan
berdasarkan akal manusia. ka,au de,hA
).. Rayeindra '
5 pril (887 pada 87'?5
-tu lah salah satu kesalahan ke,il yang berakibat 1atal bagi kehidupan
manusia,akibat dari penggunaan peraturan hidup yang dibuat oleh manusia.
mana ada sepeda motor membuat panduan berkendaraan untuk dirinya
sendiri>>>.. @+ SEM= *-4 %E<6="F>..*EM%G-*"
SEM"F4 *;-GH; <S@-D; D-M=* %=M- -"- >>>..
):. nawawi '
7 pril (887 pada 8)'?)
saudaraku se akidah,lebih baik nikah dari pada selingkuh.
)?. mujiono '
)0 pril (887 pada 80'()
sebetulnya jika kita semua ikuti syariat islam, nikah itu mudah dan baik. ,uma
!aman sekarang jahilliyah maka !ina di biarkan sedangkan nikah siri di
permasalahkan. kita seharusnya lihat dulu apa permasalahan kenapa dia nikah
siriD dalam keaadaan tertentu mungkin tak boleh di larang. karena ini lebih baik
dari pada !ina. kenapa>..paling tidak nikah siri akan mengurangi !ina dan
berharap tak ada dosa. ,oba kita lihat keadaan sekarang>.jangan( orang yang
melarang nikah siri malah melakukan !ina,,,,
baiknya kita kembali kepada syariat islam dan dan bijak dalam urusan ini.
ME"F/ I-" D- %"FF*" SED"F "-*; S-<- ="4=*
4=6=" %-* D- /E"6<*"D
)0. sukisno '
(5 pril (887 pada )2'8:
mun,ulnya nikah sirri adalah karena berbagai hal termasuk memun,ulkan
berbagai aturan yang tidak membolehkan kawin lebih dari satu.mengapa hal hal
yang telah ditetapkan hukum kehalalannya oleh alloh boleh kawin lebih dari satu
justru dimentahkan dengan hukum yang ada sekarang ini wallohu a#lam
)2. Abdulloh '
: May (887 pada 82'.(
ssalamualaikumD6ika negara udh termakanJtrpesona oleh jilatan
!ionisme.Smpy M=- 6 S*<"F =D; %*" =GM GF 4/DD@g 1hm al-
&uran hadist ijmaJ&iyas aja mengharamkan nikah siri gtu kk ngmong kiyaiD
Iionis jelas nyaDiD@g halal d haramkanD"ikah siri itu hukum nya sahA@g !ina d
banggakanJd dukung,itu jablay ada dmn(D%rantas noA
)5. nabila hibban '
: May (887 pada )('()
/oligami dilarang,porstitusi dilegalkan.@ang halal dapat hukuman,yang haram
malah dilestarikan inilah salah satu dampak di,ampakkannya hukum hukum
islam./*; ;=*=M 6;-G-@; @"F *M= *E;E"D*-DM"
@"F GE%-; %-* D-%"D-"F ;=*=M GG;D
)7. Noveratufianti '
? May (887 pada )8'80
Sebagai seorang istri dan ibu dari : anak,saya sangat mendukung syariat -slam ttg
poligami.Dg poligami,-nsya llah nikah siri tidak akan terjadi lagi.Setuju -bu(D
Setuju bapak(D
(8. Al Marozy '
0 May (887 pada )7'?5
jadi heran >>>. !ina didiemin bahkan dilokalisasi, ini nikah siri yang sah
se,ara agama eh.. mala dipersoalkan. dasar setaaaannnnnnnnnnnn
(). Rie '
5 May (887 pada (8'::
llah S34 sendiri memubahkan (boleh) poligami. /ara penguasa pengambil
kebijakan negeri ini hendak meng#haram#kan poligamiD pakah kalian hendak
meninggikan derajat kalian di hadapan llahD pakah kalian hendak menyamai
Hiraun, menjadi thagut-thagut, menyaingi llah sebagai al-;akimD 9elakalah
kalianA Sesungguhnya bila demikian, kalian sebenarnya tak lebih budak orang-
orang liberal.
((. Dyah '
)( May (887 pada 85':2
/ernikahan siri bagi masyarakat kita disalah-gunakan. padahal agamapun tidak
melarang untuk nika sirih, karena bagaimanpun kita salahsatunya menghindar dari
!ina dll.akan tetapi, tetap kita harus mengesahkan pernikahan siri tersebut dengan
surat pernikahan negara.
(.. Fat-han alim Abdr '
)0 May (887 pada ):'?:
"ih para pejabat apa ndak punya kerjaan yah. pa mereka sudah tak punya malu
dan takut kepada llah S3tD pa mereka sudah tak punya harga diri sehingga
demi harta dan jabatan, mereka ikhlas menjadi begundal kapitalisD "aud!ubillahi
min d!alik.
(:. Mbo '
)5 6une (887 pada )0'?8
Dari pada ber!ina mendingan nikah siri>
Setelah berjalannya waktu kita akan tau pernikahan kita baik atau buruk, setelah
itu baru terserah mau di sudahi atau dilegalkan
*embali lagi dari pada ber!ina..
hari gini pergaulan udah sangat bebas dan norma( agama sudah mulai banyak
yang dilanggar..
(?. !ualitaprempuan '
() 6une (887 pada )5'..
ss.wr.wb
4rusterang agak miris mdengar pro kontra diatas> seandainya semua mau bpikir
untuk kembali ke jalan Gloh S34. Seharusnya sesama perempuan tidak saling
mend!alimi dengan melarang poligami. karena yang terjadi keegoisan perempuan
malah hanya menyudutkan perempuan lain untuk dile,ehkan >. lihatlah betapa
banyak para kaum bapak pejabat ataupun orang ternama yang berlindung dari //
)8> hanya mau maksiatnya tapi tidak mau bertanggungjwab di dunia hanya
karena takut jabatan, keluarga, masyarakat menolak dan kehilangan semua
kebanggaan di dunia. Menurut saya dengan realitas jumlah kaum hawa yang smk
banyak> ada baiknya perempuan berpikir untuk tidak mengutamakan ego dunia..
dengan dalih anti poligami. *embalilah untuk berpikir D!at yang paling pantas
kita ,intai hanyalah Glloh S34> dan segala permasalahan kita kembalikan
kepadanya> pakah kita tidak prihatin membiarkan para %apak melakukan dosa
dunia DDD Mari kita renungkan ada banyak hal yang lebih penting dari semua
pengadilan di dunia adalah pengadilan di akherat kelak.. Saya sangat kagum
dengan keberaniaan a Fym> bisa dibandingkan dengan kasus( anggota
dewan.. pejabat> yang takut khil jabatan bila harus menikah lagi atau kawin
siri> sehingga yang terjadi.. adalah menjadikan perempuan simpanan tanpa
status dan yang utama kita telah membantu sebuah dosa berkembang subur>
(0. adly '
2 6uly (887 pada )0').
beutul banget tuh>>
hukum islam harus dikedepankan daripada hukum di negara kita yang jelas( tidak
sesuai dg hukum islam.GG;= *%<.
(2. "i"i '
)7 6uly (887 pada (('.0
ssalamualikum,>
mohon bantuan dan masukanya dari semua nya mengenai permasalahan yg
sedang saya hadapi sekarang mengenai perwalian untuk sebuah pernikahana siri,
kalo saya simak diatas bahwa pernikahan itu salah satu rukun dan syarat nya
adalah adanya wali yg menikahkan,>.
%agaimana kalo yg menikah siri itu adalah seorang janda dengan ( anak, yang
masih mempunyai ayah kandung tetapi se,ara emosi tidak sedekat ayah kandung,
karena ayang kandung sejak saya usia . tahun telah meninggalkan saya dan ibu
begitu saja tanpa na1kah lahir dan bathin.akhir akhir ini ayah kandung sering
datang karena membutuhkan biaya bulanan. tapi maslahnya saya sama sekali tdk
memppunyai ikatan emosi dengan ayah kandung.
saya mempunyai ayah tiri yg sejak ke,il sampai sekarang ada bersama saya.
pertanyaan saya adalah apakah syah pernikahan saya apabila saya lebih memilih
wali saya adlah wali hakim D
mengingat saya adalah seorang janda yg ditinggal meninggal suamiD>
mohon masukan dan pen,erahan dari bapak =stad dan para bapak bapak dan ibu
ibu yang dirahmati lloh>
/endapat bapak dan ibu akan sangat berarti buat kehidupan dunia dan akhirat
saya>.
terimakasih
3assalamualikum
(5. syarif '
() 6uly (887 pada )8'(8
ass.wr.wb.
mohon penjelasan terkait status nikahnya sye,h puji>bagaimana kaitannya
dengan hukum agama dan hukum negera, karena nikah sye,h puji banyak
mengandung kontroKersi
(7. A#$ktovania#A '
): ugust (887 pada )2'82
ass.wa.wb
/ernikahan adalah su,i dan bersih, sudah diatur hukumnya di agama islam,
kenapa manusia selalu mau men,ari-,ari masalah dengan membikin aturan yang
justru menjatuhkan martabatnya sendiri, kalau kita langgar aturan islam maka kita
lama kelamaan seperti binatang yang mana kawin tidak mengindahkan norma
aturan dan kesopanan. ;ati-hati saudara-saudara ku jangan sampai paham-paham
kebeabasan menghan,urkan moral anak-anak kita. 4erimakasih
wassalam.
.8. irma nuraeni '
5 September (887 pada )0'(.
bismillah>
assalamualaikum>
begini,sya punya ayah yang sekarang sudah ,erai dng ibu karena suatu masalah
yang rumit> yang pda akhirnya mungkin saking ben,inya ayah saya trhdap
ibu,dia melontarkan perkataan bahwa saya bukan anaknya,dia bilang km harus
,ari tau ayah sbenarnya,karena apbila dia smpai mnjadi wali,sama saja saya
berbuat !ina seumur hidup#.. pdahal dilihat dri 1isik saya sngat mirip,dan orang
lainpun tau..ayah saya sendiri laki-laki yang berpoligami tanpa sepengetahuan
istrinya>
suatu hari saya mndatangi ajengan sekaligus seorang penghulu,saya ,eritakan yng
sebenarnya,yang pada akhirnya ajengan itu mau mmbntu saya untuk mndatangi
ayah saya.. tp setelah ajengan itu bertemu dngn ayah saya,dia tetap dengan
pendiriannya,dia tidak mau menjadi wali..
yang saya tanyakan>
apakah sah nikah saya tanpa wali oleh ayah sayaDD karena ayah saya tidak mau
mnjadi wali..
trma kasih.. wassalamualaikum wr.wb
/ernikahan menurut
hukum -slam D
/DH L /rint L
(ssalamuIalaikum Gr.Gb 'erkenalkan nama saya Dedy, saat ini sy tinggal di
Kuningan, Aaksel. Saya ingin berk"nsultasi tentang pernikahan mnrt hukum slam.
Saya mempunyai se"rang cal"n istri yang telah lama sy kenal sejak S7', sehingga sy
tahu persis bagaimana akhlak dan kepribadiaannya. 7nrt saya dia se"rang wanita yg
sh"lehah dan mau menerima kelebihan dan kekurangan sy. 'ermasalahan yg kami
hadapi adalah "rangtua saya tidak merestui hubungan kami, dengan alasan
latarblkng pendidikan cln istri sy hanya lulusan S7(, sedangkan sy lulusan S&. (lasan
kedua karena keluarga cln istri sy tidak utuh lagi, ayah dari cln istri sy tlh meninggal
dunia. Sbg tambahan inf"rmasi sy tlh bekerja di slh satu pershan swasta di jakarta.
Bagaimana saya bs meyakinkan "rtu sy, agr mau menerima cln menantunya apa
adanya. 7engingat "rtu saya memiliki watak yg keras. %erimakasih,
GassalamuIalaikum wr.wb - Dedy - dedyJ-$ersKyah"".c".id
-----------------------------------------------------------------------------------------------
%erimakasih banyak atas pertanyaannya. Saudara Dedy yang dikasihi (llahL
+rangtua dalam menikahkan anaknya biasanya melalui pertimbangan yang matang
dan cermat. 7ereka tidak ingin melihat anaknya tidak bahagia di kemudian hari.
(palagi mereka sebagai "rang yang lebih dahulu merasakan pahit manisnya mahligai
rumah tangga, tentu lebih mengerti. Sedangkan sang anak biasanya --m"h"n maaf--
hanya karena terlalu cinta dengan lawan jenisnya menjadi lupa dengan arahan dan
nasehat "rangtuanya. Saya rasa pertimbangan dan nasehat "rangtua jika tidak
bertentangan dengan syariat slam, ada baiknya untuk diterima dan dipikirkan
masak-masak. Ketika perintah atau saran "rangtua bertentangan dengan syariat
slam, karena barangkali "rangtua kurang mengerti tentang agama, maka sampaikan
dengan cara baik-baik. Berkata Eakh< saja atau ucapan sejenisnya kepada "rangtua
tidak dib"lehkan dalam slam, apalagi sampai membuat "rangtua tidak ridha. M...
maka janganlah kamu berkata IahI kepada kedua "rangtuamu dan janganlah kamu
membentak keduanya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan
katakanlah, MGahai !abb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya
menyayangiku di waktu kecilM *BS. (l-sra: ,#-,;1. Secara fitrah, tidak ada "rangtua
yang ingin anaknya sengsara. %erlebih lagi, perkawinan bukan hanya hubungan anda
dengan cal"n isteri anda, tetapi hubungan dua keluarga besar yang melibatkan pihak
"rangtua. Bisa diartikan, jika ada masalah di dalam rumahtangga anda, pasti
"rangtua akan ikut menanggung beban atau secara tidak langsung akan terlibat.

Kedua, pertanyaan anda tentang bagaimana bisa meyakinkan "rangtua agar mau
menerima cal"n menantunya. 7enurut saya, k"munikasikan dengan baik kepada
"rangtua anda. 7intalah saran dan nasehatnya, lalu ambil hatinya. Aika "rangtua
keras, (nda sebaiknya lembut. Kekerasan jika dilawan dengan kekerasan akan
hancur dua-duanya, artinya tidak akan ada titik temu. Sebagai anak, sebaiknya kita
santun, bersikap terbuka, lapang dada, sabar, ridha dengan takdir (llah, dan terakhir
jangan lupa untuk selalu berd"a. Karena d"a dapat merubah takdir. Sem"ga urusan
anda dimudahkan dan diberikan yang terbaik. (min. Gallahu a>lam.
/ernikahan menurut
hukum -slam D
/DH L /rint L
(ssalamuIalaikum Gr.Gb 'erkenalkan nama saya Dedy, saat ini sy tinggal di
Kuningan, Aaksel. Saya ingin berk"nsultasi tentang pernikahan mnrt hukum slam.
Saya mempunyai se"rang cal"n istri yang telah lama sy kenal sejak S7', sehingga sy
tahu persis bagaimana akhlak dan kepribadiaannya. 7nrt saya dia se"rang wanita yg
sh"lehah dan mau menerima kelebihan dan kekurangan sy. 'ermasalahan yg kami
hadapi adalah "rangtua saya tidak merestui hubungan kami, dengan alasan
latarblkng pendidikan cln istri sy hanya lulusan S7(, sedangkan sy lulusan S&. (lasan
kedua karena keluarga cln istri sy tidak utuh lagi, ayah dari cln istri sy tlh meninggal
dunia. Sbg tambahan inf"rmasi sy tlh bekerja di slh satu pershan swasta di jakarta.
Bagaimana saya bs meyakinkan "rtu sy, agr mau menerima cln menantunya apa
adanya. 7engingat "rtu saya memiliki watak yg keras. %erimakasih,
GassalamuIalaikum wr.wb - Dedy - dedyJ-$ersKyah"".c".id
-----------------------------------------------------------------------------------------------
%erimakasih banyak atas pertanyaannya. Saudara Dedy yang dikasihi (llahL
+rangtua dalam menikahkan anaknya biasanya melalui pertimbangan yang matang
dan cermat. 7ereka tidak ingin melihat anaknya tidak bahagia di kemudian hari.
(palagi mereka sebagai "rang yang lebih dahulu merasakan pahit manisnya mahligai
rumah tangga, tentu lebih mengerti. Sedangkan sang anak biasanya --m"h"n maaf--
hanya karena terlalu cinta dengan lawan jenisnya menjadi lupa dengan arahan dan
nasehat "rangtuanya. Saya rasa pertimbangan dan nasehat "rangtua jika tidak
bertentangan dengan syariat slam, ada baiknya untuk diterima dan dipikirkan
masak-masak. Ketika perintah atau saran "rangtua bertentangan dengan syariat
slam, karena barangkali "rangtua kurang mengerti tentang agama, maka sampaikan
dengan cara baik-baik. Berkata Eakh< saja atau ucapan sejenisnya kepada "rangtua
tidak dib"lehkan dalam slam, apalagi sampai membuat "rangtua tidak ridha. M...
maka janganlah kamu berkata IahI kepada kedua "rangtuamu dan janganlah kamu
membentak keduanya. Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan
katakanlah, MGahai !abb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya
menyayangiku di waktu kecilM *BS. (l-sra: ,#-,;1. Secara fitrah, tidak ada "rangtua
yang ingin anaknya sengsara. %erlebih lagi, perkawinan bukan hanya hubungan anda
dengan cal"n isteri anda, tetapi hubungan dua keluarga besar yang melibatkan pihak
"rangtua. Bisa diartikan, jika ada masalah di dalam rumahtangga anda, pasti
"rangtua akan ikut menanggung beban atau secara tidak langsung akan terlibat.

Kedua, pertanyaan anda tentang bagaimana bisa meyakinkan "rangtua agar mau
menerima cal"n menantunya. 7enurut saya, k"munikasikan dengan baik kepada
"rangtua anda. 7intalah saran dan nasehatnya, lalu ambil hatinya. Aika "rangtua
keras, (nda sebaiknya lembut. Kekerasan jika dilawan dengan kekerasan akan
hancur dua-duanya, artinya tidak akan ada titik temu. Sebagai anak, sebaiknya kita
santun, bersikap terbuka, lapang dada, sabar, ridha dengan takdir (llah, dan terakhir
jangan lupa untuk selalu berd"a. Karena d"a dapat merubah takdir. Sem"ga urusan
anda dimudahkan dan diberikan yang terbaik. (min. Gallahu a>lam.
Muatan hukum dalam sebauah ikatan perkawinan dipaparkan dalam buku ini. Dengan
pendekatan lintas ma!hab 1i&h' Sya1iMi, Maliki,
;ambali, ;ana1i, -mamiyah, dan D!ahiri signi1ikansi akar perbedaan antar ma!hab
etimologi dan terminologi materi hukumN hukum dan dasar hukum, tujuan hukum dan
hikmahnya, rukun dan syaratnya, pelaksanaan serta masalah yang ditimbulkan dari
permasalahan yang di paparkan dalam buku seolah mengajak kita untuk melakukan
telaah kritis terhadap hukum prkawinan yang ada pada saat ini untuk kemudian memilih
dan memilah pendapat yang sesuai dengan kemaslahatan. rasi terhadap kompilasi hukum
-slam, buku ini menawarkan keluasan wawasan serta kedalaman pembahasan bernilai
tinggi bagi merekah yang tengah memplajarai ;ukum /rkawinan -slam serta
penerapanya se,aa positi1 dalam konteks ke -ndonesiaan melalui *;-.
HUKUM &'(N) B*'BU(T +IN(
Ditulis oleh Harid MaMru1 diCpada )5 6anuari (882
Soal, Di daerah tempat saya tin%%al& ada oran% 'Mukhson( yan% pernah berbuat
maksiyat perzinaan& namun waktu disidan% di tin%kat R)*R+& dia men%aku salah dan
in%in bertobat dan sekaran% ia rajin sekali ibadah di masjid# Namun ternyata perzinaan
itu diulan% la%i& konon menurut pen%akuan korban beberapa kali# $ran% itu tidak
men%akui perbuatannya& sebelumnya pernah tanda tan%an berjanji untuk tidak
men%ulan%inya# )api san% korban 'familinya sendiri yan% sejak ke"il dinafkahi si
pelaku( bersaksi dan membeberkan bukti visum dokter# aat ini oran% tersebut dian%%ap
"ukup meresahkan war%a walaupun aktif di masjid tapi oleh war%a diku"ilkan bahkan
hampir diusir#
,( -a%aimana solusi .slami terhadap kasus ini/
0( -a%aimana men%hukumi seoran% pezina dizaman sekaran% yan% tidak ada 1holifah
'Daulah .slam yan% berwenan%(/
2( -a%aimana kaifiyat men%hakimi pezina dalam peradilan .slam/
3( -a%aimana bila saksi tidak ada atau kuran% dari 3 oran%& tapi ada pen%akuan
korban/
4( -a%aimana menurut yariah& kalau war%a masyarakat memberikan hukuman den%an
men%u"ilkan 'tidak ditanya*tidak dilibatkan di masyarakat( atau men%usirnya/
5( -a%aimana hukumnya kalau pelaku zina kemudian dinikahkan/
-a.a/, 01 Dalam pandangan -slam, !ina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) yang
dikatagorikan hukuman hudud. @akni sebuah jenis hukuman atas perbuatan maksiat yang
menjadi hak llah S34, sehingga tidak ada seorang pun yang berhak memaa1kan
kemaksiatan tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan dengannya. %erdasarkan
2s1 an-Nuur 3456, 4, pelaku per!inaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum
jilid (,ambuk) sebanyak )88 kali. "amun, jika pelaku per!inaan itu sudah muhson
(pernah menikah), sebagaimana ketentuan hadits "abi saw maka diterapkan hukuman
rajam.
41 @ang memiliki hak untuk menerapkan hukuman tersebut hanya khalifah (kepala
negara 1hilafah .slamiyyah) atau orang-orang yang ditugasi olehnya. 6ika sekarang tidak
ada khali1ah, yang dilakukan bukan menghukum pelaku per!inaan itu, namun harus
berjuang menegakkan Daulah *hila1ah terlebih dahulu.
"1 @ang berhak memutuskan perkara-perkara pelanggaran hukum adalah !adhi (hakim)
dalam mahkamah (pengadilan). 4entu saja, dalam memutuskan perkara tersebut &adhi itu
harus merujuk dan menga,u kepada ketetapan syara. @ang harus dilakukan pertama kali
oleh &adhi adalah melakukan pembuktian' benarkah pelanggaran hukum itu benar-benar
telah terjadi. Dalam -slam, ada empat hal yang dapat dijadikan sebagai bukti, yakni' ())
saksi, (() sumpah, (.) pengakuan, dan (:) dokumen atau bukti tulisan. Dalam kasus
per!inaan, pembuktian per!inaan ada dua, yakni saksi yang berjumlah empat orang dan
pengakuan pelaku. 4entang kesaksian empat orang, didasarkan 2s1 an-Nuur 3456, 5.
Sedangkan pengakuan pelaku, didasarkan beberapa hadits "abi saw. Mai! bin al-
slami, sahabat <asulullah Saw dan seorang wanita dari al-Fhamidiyyah dijatuhi
hukuman rajam ketika keduanya mengaku telah ber!ina. Di samping kedua bukti
tersebut, berdasarkan 2s1 an-Nuur, 7-0#, ada hukum khusus bagi suami yang menuduh
isterinya ber!ina. Menurut ketetapan ayat tersebut seorang suami yang menuduh isterinya
ber!ina sementara ia tidak dapat mendatangkan empat orang saksi, ia dapat menggunakan
sumpah sebagai buktinya. 6ika ia berani bersumpah sebanyak empat kali yang
menyatakan bahwa dia termasuk orang-orang yang benar, dan pada sumpah kelima ia
menyatakan bahwa lanat llah S34 atas dirinya jika ia termasuk yang berdusta, maka
u,apan sumpah itu dapat mengharuskan isterinya dijatuhi hukuman rajam. "amun
demikian, jika isterinya juga berani bersumpah sebanyak empat kali yang isinya bahwa
suaminya termasuk orang-orang yang berdusta, dan pada sumpah kelima ia menyatakan
bahwa bahwa lanat llah S34 atas dirinya jika suaminya termasuk orang-orang yang
benar, dapat menghindarkan dirinya dari hukuman rajam. 6ika ini terjadi, keduanya
dipisahkan dari status suami isteri, dan tidak boleh menikah selamanya. -nilah yang
dikenal dengan li6an.
51 *arena syaratnya harus ada empat orang saksi, seseorang tidak dapat dijatuhi
hukuman. /engakuan dari salah satu pihak tidak dapat menyeret pihak lainnya untuk
dihukum. Dalam hadits riwayat %ukhari dan Muslim dari bu ;urairah di,eritakan
bahwa ada seorang budak laki-laki yang masih bujang mengaku telah ber!ina dengan
tuannya perempuan. *epada dia, <asulullah menetapkan hukuman seratus ,amnukan dan
diasingkan selama satu tahun. "amun demikian <asulullah Saw tidak se,ara otomatis
juga menghukum wanitanya. <asulullah Saw memerintahkan =nais (salah seorang
sahabat) untuk menemui wanita tersebut, jika ia mengaku ia baru diterapkan hukuman
rajam (lihat Bulugh al-Maram bab Hudud). ;asil Kisum dokter juga tidak dapat
dijadikan sebagai bukti perbuatan !ina. ;asil Kisum itu dapat dijadikan sebagai petunjuk
saja.
81 4uduhan per!inaan harus dapat dibuktikan dengan bukti-bukti di atas. 4idak boleh
menuduh seseorang melakukan !ina, tanpa dapat mendatangkan empat orang saksi.
71 %er!ina termasuk perbuatan kriminal yang harus dihukum. 6enis hukumannya hanya
ada dua, yakni jilid dan rajam. %agi pe!ina ghaoiru muhson yang dijatuhi hukuman jilid,
bisa saja mereka dinikahkan setelah menjalani hukuman. l-$uran dalam 2s1 an-Nuur
3456, " memberikan kebolehan bagi pe!ina untuk menikah dengan sesama pe!ina. 4entu
saja, ini berbeda dengan pe!ina muhson yang dijatuhi hukuman rajam hingga mati,
kesempatan untuk menikah bisa dikatakan hampir tidak ada. O4im *onsultan hli
;ayatul -slam (4*;-)P
-umat9 (pril 459 4##:
+ina Menurut Hukum Islam
Iina menurut *amus %ahasa -ndonesia adalah /ersetubuhan yang dilakukan oleh bukan
suami istri, menurut *amus -slam !ina artinya hubungan kelamin antara laki-laki dan
perempuan di luar perkawinanN tindakan pela,uran atau mela,ur, dan menurut
Ensiklopedia lkitab Masa *ini !ina artinya hubungan seksual yang tidak diakui oleh
masyarakat.
Iina merupakan perbuatan amoral, munkar dan berakibat sangat buruk bagi pelaku dan
masyarakat, sehingga llah mengingatkan agar hambanya terhindar dari per!inahan '
Dan janganlah kamu mendekati !inaN sesungguhnya !ina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk. $S. )2'.(
llah juga memberikan jalan untuk menghindari per!inahan yaitu dengan berpuasa,
menjaga pandangan dan memakai 6ilbab bagi perempuan, dan llah juga memberikan
an,aman yang luar biasa bagi pelaku !ina agar hambanya takut untuk melakukan !ina '
/erempuan yang ber!ina dan laki-laki yang ber!ina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera. $S. (:'(
Maka ketika hukum -slam dijalankan, hasilnya sangat 1antastis, perbuatan !ina dan
amoral betul-betul sangat minim dan masyarakatnya menjadi masyarakat yang baik.
matilah dengan teliti dan obyekti1 sejak pemerintahan <asulullah S3 hingga saat ini,
ketika diterapkan hukum -slam se,ara utuh, maka ter,iptalah masyarakat yang baik.
4etapi bila kita menengok hukum !ina dalam lkitab, yang tampak adalah adanya
kontradiksi antara keras hukumannya dan tidak dihukum.
Iina Dalam /andangan -slam
Di dalam -slam, !ina termasuk perbuatan dosa besar. ;al ini dapat dapat dilihat dari
urutan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh tanpa alasan yang ha&, llah
ber1irman' Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta llah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan llah ke,uali dengan (alasan) yang benar dan
tidak ber!ina.# ($S. l-Hur&aan' 05). -mam l-$urthubi mengomentari, yat ini
menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar setelah ku1ur selain membunuh
tanpa alasan yang dibenarkan dan !ina.# (lihat hkaamul $uran, .C(88). Dan menurut
-mam hmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh adalah !ina.
-slam melarang dengan tegas perbuatan !ina karena perbuatan tersebut adalah kotor dan
keji. llah ber1irman' Dan janganlah kamu mendekati perbuatan !ina. Sesungguhnya
!ina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk#. ($S. l--sra' .(). Syaikh
bdurrahman bin "ashir s-Sadi, seorang ulama besar rab Saudi, berkomentar' llah
Swt telah mengategorikan !ina sebagai perbuatan keji dan kotor. rtinya, !ina dianggap
keji menurut syara, akal dan 1itrah karena merupakan pelanggaran terhadap hak llah,
hak istri, hak keluarganya atau suaminya, merusak kesu,ian pernikahan, menga,aukan
garis keturunan, dan melanggar tatanan lainnya#. (lihat ta1sir *alaam l-Mannan' :C(2?)
-mam -bnul $ayyim menjelaskan, Hirman llah Swt yang berbunyi' *atakanlah,
4uhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak ataupun yang
tersembunyi# ($S.l-Maidah' ..), menjadi dalil bahwa inti dari perbuatan !ina adalah
keji dan tidak bisa diterima akal. Dan, hukuman !ina dikaitkan dengan si1at kekejiaannya
itu#. *emudian ia menambahkan, +leh karena itu, llah ber1irman' Dan janganlah
kamu mendekati perbuatan !ina. Sesungguhnya !ina itu suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk#. ($S. l--sra' .() (lihat t-4a1sir l-$ayyim, hal (.7)
+leh karena itu, -slam telah menetapkan hukuman yang tegas bagi pelaku !ina dengan
hukuman ,ambuk seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam sampai mati
bagi orang yang menikah. Di samping hukuman 1isik tersebut, hukuman moral atau sosial
juga diberikan bagi mereka yaitu berupa diumumkannya aibnya, diasingkan (taghrib),
tidak boleh dinikahi dan ditolak persaksiannya. ;ukuman ini sebenarnya lebih bersi1at
preKenti1 (pen,egahan) dan pelajaran berharga bagi orang lain. ;al ini mengingat dampak
!ina yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik dalam konteks tatanan
kehidupan indiKidu, keluarga (nasab) maupun masyarakat.
;ukuman !ina tidak hanya menimpa pelakunya saja, tetapi juga berimbas kepada
masyarakat sekitarnya, karena murka llah akan turun kepada kaum atau masyarakat
yang membiarkan per!inaan hingga mereka semua binasa, berdasarkan sabda <asulullah
saw' 6ika !ina dan riba telah merebak di suatu kaum, maka sungguh mereka telah
membiarkan diri mereka ditimpa a!ab llah.# (;<. l-;akim). Di dalam riwayat lain
<asulullah saw bersabda' =mmatku senantiasa ada dalam kebaikan selama tidak
terdapat anak !ina, namun jika terdapat anak !ina, makallah Swt akan menimpakan
a!ab kepada mereka.# (;.< hmad).
-bnul $ayyim mengatakan bahwa !ina adalah salah satu penyebab kematian massal dan
penyakit thaun. 4atkala per!inaan dan kemungkaran merebak dikalangan pengikut "abi
Musa as, llah Swt menurunkan wabah thaun sehingga setiap hari 2).888 orang mati
(lihat th-4huru& l-;ukmiyah 1ii s-Siyaasah sy-Syariyyah, hal (5)).
*emungkinanbesar, penyakit berbahaya yang dewasa ini disebut dengan ;-QC-DS
(;uman -mmunode1iens,y QirusC,&uire -mmune De1isien,y Syindrome) adalah
penyakit thaun (penyakit mematikanyang tidak ada obatnya di !aman dulu) yang
menimpa ummat terdahulu itu. "auu !ubilahi min !alik..semoga kita tidak ditimpakan
musibah ini.
Melihat dampak negati1 (mudharat) yang ditimbulkan oleh !ina sangat besar, maka
-slampun mengharamkan hal-hal yang dapat menjerumuskan kedalam maksiat !ina
seperti khalwat, pa,aran, pergaulan bebas, menonton Q9DCDQD porno dan sebagainya,
berdasarkan dalil saddu! !ariah. ;al ini perkuat lagi dengan kaidah Hi&h yang masyhur'
l wasilatu kal ghayah# (sarana itu hukumnya sama seperti tujuan) dan kaidah' Maa la
yatimmul waajib illa bihi 1ahuwa waajib# (pa yang menyebabkan tak sempurnanya
kewajiban ke,uali dengannya maka ia menjadi wajib pula).
Dan berdasarkan makna tersurat dalam 1irman llah' Dan janganlah kamu mendekati
perbuatan !ina. Sesungguhnya !ina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk#. ($S. l--sra' .(). Maka se,ara ma1hum muwa1a&ah, maknanya adalah
mendekati !ina saja hukumnya dilarang (haram), terlebih lagi sampai melakukan
perbuatan !ina, maka ini hukumnya jelas lebih haram.
-nilah rahasia kesempurnaan agama -slam dan misinya yang menjadi rahmatan lil
Raalamiin (rahmat bagi segenap penghuni dunia). -slam sangat memperhatikan
kemaslahatan ummat manusia, baik dalam skala indiKidu, sosial (masyarakat), maupun
"egara. Selain itu, -slam juga menolak dan melarang segala kemudharatan (bahaya) yang
dapat menimpa pribadi, masyarakat dan "egara. /rinsip ini dalam ilmu =shul Hi&h
dikenal dengan ma&ashid syari (maksud dan tujuan syariat). Dalam prinsip ma&ashid
syari, ada ? hal pokok dalam kehidupan manusia (adh-dharuriyatul al-khamsah) yang
wajib dijaga dan pelihara yaitu' hi1!u ad-diin (menjaga agama), hi1!u an-na1s (menjaga
jiwa), hi1!u al-a&l (menjaga akal), hi1!u maal (menjaga harta)dan hi1!u an-nasl (menjaga
keturunan). =ntuk memelihara lima pokok inilah syariat -slam diturunkan. +leh sebab
itu, menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk menjaga adh-dharuriyaat al-
khamsah ini berdasarkan nash-nash l-$uran dan hadits, dengan mentaati setiap perintah
dan larangan di dalam nash-nash tersebut.
Solusi permasalahan moral ini
-slam adalah agama 1itrah yang mengakui keberadaan naluri seksual. Di dalam -slam,
pernikahan merupakan bentuk penyaluran naluri seks yang dapat membentengi seorang
muslim dari jurang kenistaan. Maka, dalam masalah ini nikah adalah solusi jitu yang
ditawarkan oleh <asulullah saw sejak ): abad yang lampau bagi gadisCperjaka.
Selain itu, penerapan syariat -slam merupakan solusi terhadap berbagai problematika
moral ini dan penyakit sosial lainnya. *arena seandainya syariat ini diterapkan se,ara
ka11ah (menyeluruh dalam segala aspek kehidupan manusia) dan sungguh-sungguh, maka
sudah dapat dipastikan tingkat maksiat khalwat, !ina, pemerkosaan dan kriminal lainnya
akan berkurang drasti,, seperti halnya di rab Saudi. SurKei membuktikan, kasus
kriminal di rab Saudi paling sedikit di dunia.
+rang tua pun sangat berperan dalam pembentukan moral anaknya dengan memberi
pemahaman dan pendidikan islami terhadap mereka. +rang tua hendaknya menutup
peluang dan ruang gerak untuk maksiat ini dengan menyuruh anak gadisnya untuk
berpakaian syari (tidak ketat, tipis, nampak aurat dan menyerupai lawan jenis). Memberi
pemahaman akan bahaya pa,aran dan pergaulan bebas. Dalam konteks kehidupan
masyarakat, tokoh masyarakat dapat memberikan sanksi tegas terhadap pelaku !ina
sebagai preKenti1 (pen,egahan). 6angan terlalu ,epat menempuh jalur damai nikah#,
sebelum ada sanksi se,ara adat, seperti menggiring pelaku !ina ke seluruh kampung
untuk dipertontonkan dan sebagainya. Selain itu, majelis talim dan ,eramah pula sangat
berperan dalam mendidik moral masyarakat dan membimbing mereka.
%egitu pula sekolah, dayah dan kampus sebagai tempat pendidikan se,ara 1ormal dan
in1ormal mempunyai peran dalam pembentukan moral pelajarCmahasiwa. Dengan
diajarkan mata pelajaran 4auhid, l-$uran, ;adits dan khlak se,ara komprehensi1 dan
berkesinambungan, maka para pelajarCmahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi
seorang muslim yang ,erdas intelektualnya, namun juga ,erdas moralnya (akhlaknya).
/eran /emerintah dalam amal maru1 nahi munkar mesti dilakukan. /emerintah
diharapkan mengawasi dan menertibkan warnet-warnet, salon-salon, ka1e-ka1e dan
pasangan non-muhrim yang berbon,engan. *arena, bisa memberi ,elah dan ruang untuk
maksiat ini. Mesti ada tindak pemblokiran situs-situs porno sebagaimana yang diterapkan
di "egara -slam lainnya seperti rab Saudi, -ran, Malaysia dan sebagainya.
/emerintah ,eh hendaknya bersungguh menegakkan syariat -slam di %umi Serambi
Mekkah ini, dengan membuat $anun-$anun yang islami, khususnya $anun 6inayat
(hukum pidana) dengan sanksi yang tegas, demi ter,iptanya keamanan, kenyamanan dan
ketentraman di ,eh. Di samping itu, konsep pendidikan -slami mesti segera dirumuskan
dan diterapkan di ,eh. Sebagai solusi atas kegagalan dan kelemahan sistim pendidikan
selama ini yang tidak mendidik moral generasi bangsa. 4idak ada pilihan lain, pendidikan
-slami sudah menjadi pilihan dan priotitas di ,eh seperti yang diamanatkan dalam
renstra $anun pendidikan untuk segera diterapkan dan juga merupakan solusi terhadap
permasalahan moral generasi bangsa.OP
/ernah Iina di Masa Sebelum 4egaknya ;ukum -slam, ;aruskah
DirajamD
De, ), M82 )8')7
/M
1or eKeryone
Sour,e' http'CCwww.eramuslim.,omCustad!CpolC::)8,55b.htm
ssalamualaikum 3r. 3b.
=stad! yang dimuliakan llah Swt, saya pernah ditanya seseorang tentang taubat yang
berkenaan dengan hudud, dan saya tidak bisa menjawabnya. *arenanya saya tanyakan
hal tersebut kepada ustad!. 6ika seseorang berbuat dosa besar yang diharuskan hudud,
katakanlah !ina (naMud!ubiGlah), sementara ketika dia melakukan Syariat -slam belum
tegak. Galu kemudian orang tersebut bertaubat nashuha kepada llah Swt. "amun setelah
itu ternyata hukum -slam tegak di negara tempat orang tersebut tinggal, wajibkah dia
menyerahkan diri kepada pemerintah untuk dihukum dengan hukum -slam sebagai syarat
taubatnya tersebutD Mohon penjelasannya, ustad!. 6a!akaGlah khairan katsiiraa.
3assalaamuMalaikum wr. wb.
wassalamualaikum
"ur nnisa @ulianasari
ssaryssary
-a.a/an
Assalamu 7alaikum warahmatullahi wabarakatuh&
Syarat dari dibenarkannya pelaksanaan hukum hudud adalah bahwa kejahatan atau
maksiat itu dilakukan di dalam sebuah wilayah hukum -slam yang sedang berlaku se,ara
1ormal. %ila dilakukan di luar wilayah itu, maka tidak bisa dibenarkan pelaksanaan
hukum hudud itu.
Sebab 1iloso1i hukum hudud itu sesungguhnya justru menghindari orang dari
kemungkinan kena hukuman. ;al-hal syubhat yang terkandung di dalam suatu kasus
hudud, sangat memungkinkan untuk menjadi sebab dibatalkannya hukum hudud.
Misalnya ketika masa pa,eklik, terjadi begitu banyak pen,urian, *hali1ah =mar ra. untuk
sementara tidak memotong dulu tangan para pen,uri. Sebab terjadi syubhat atas
kesempurnaan syarat hudud itu.
Demikian juga dengan keadaan di mana hukum -slam belum diberlakukan se,ara 1ormal,
maka hal itu pun menjadi syubhat yang bisa menggugurkan kewajiban pelaksanaan
hukum hudud.
Semua ini berangkat dari sabda <asulullah S3 sendiri'
;<=>?@<A BCDE@F FGHBF
8e%ahlah pelaksanaan hukum hudud den%an adanya syubhat#
"amun meski pun hukum hudud tidak bisa dilaksanakan, pelaku !ina dan kejahatan tetap
harus mungkin saja dihukum melalui hukum taM!ir. ;akim tetap punya hak untuk
menjatuhkan hukuman yang bukan hudud. Misalnya, orang yang ber!ina bisa saja tetap
dihukum ,ambuk )8 atau (8 kali. ;ukum ini disebut taM!ir, karena bersi1at pelajaran.
%entuk dan jenis hukumannya diserahkan kepada hakim. Dan hukum taM!ir ini diakui
dalam syariat -Slam, sebagai bagian utuh dari hukum yang telah diwajibkan kepada umat
Muhammad S3.
/ernah Iina di Masa Sebelum 4egaknya ;ukum -slam, ;aruskah
DirajamD
De, ), M82 )8')7
/M
1or eKeryone
Sour,e' http'CCwww.eramuslim.,omCustad!CpolC::)8,55b.htm
ssalamualaikum 3r. 3b.
=stad! yang dimuliakan llah Swt, saya pernah ditanya seseorang tentang taubat yang
berkenaan dengan hudud, dan saya tidak bisa menjawabnya. *arenanya saya tanyakan
hal tersebut kepada ustad!. 6ika seseorang berbuat dosa besar yang diharuskan hudud,
katakanlah !ina (naMud!ubiGlah), sementara ketika dia melakukan Syariat -slam belum
tegak. Galu kemudian orang tersebut bertaubat nashuha kepada llah Swt. "amun setelah
itu ternyata hukum -slam tegak di negara tempat orang tersebut tinggal, wajibkah dia
menyerahkan diri kepada pemerintah untuk dihukum dengan hukum -slam sebagai syarat
taubatnya tersebutD Mohon penjelasannya, ustad!. 6a!akaGlah khairan katsiiraa.
3assalaamuMalaikum wr. wb.
wassalamualaikum
"ur nnisa @ulianasari
ssaryssary
-a.a/an
Assalamu 7alaikum warahmatullahi wabarakatuh&
Syarat dari dibenarkannya pelaksanaan hukum hudud adalah bahwa kejahatan atau
maksiat itu dilakukan di dalam sebuah wilayah hukum -slam yang sedang berlaku se,ara
1ormal. %ila dilakukan di luar wilayah itu, maka tidak bisa dibenarkan pelaksanaan
hukum hudud itu.
Sebab 1iloso1i hukum hudud itu sesungguhnya justru menghindari orang dari
kemungkinan kena hukuman. ;al-hal syubhat yang terkandung di dalam suatu kasus
hudud, sangat memungkinkan untuk menjadi sebab dibatalkannya hukum hudud.
Misalnya ketika masa pa,eklik, terjadi begitu banyak pen,urian, *hali1ah =mar ra. untuk
sementara tidak memotong dulu tangan para pen,uri. Sebab terjadi syubhat atas
kesempurnaan syarat hudud itu.
Demikian juga dengan keadaan di mana hukum -slam belum diberlakukan se,ara 1ormal,
maka hal itu pun menjadi syubhat yang bisa menggugurkan kewajiban pelaksanaan
hukum hudud.
Semua ini berangkat dari sabda <asulullah S3 sendiri'
;<=>?@<A BCDE@F FGHBF
8e%ahlah pelaksanaan hukum hudud den%an adanya syubhat#
"amun meski pun hukum hudud tidak bisa dilaksanakan, pelaku !ina dan kejahatan tetap
harus mungkin saja dihukum melalui hukum taM!ir. ;akim tetap punya hak untuk
menjatuhkan hukuman yang bukan hudud. Misalnya, orang yang ber!ina bisa saja tetap
dihukum ,ambuk )8 atau (8 kali. ;ukum ini disebut taM!ir, karena bersi1at pelajaran.
%entuk dan jenis hukumannya diserahkan kepada hakim. Dan hukum taM!ir ini diakui
dalam syariat -Slam, sebagai bagian utuh dari hukum yang telah diwajibkan kepada umat
Muhammad S3.

Anda mungkin juga menyukai