Anda di halaman 1dari 28

81

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
1) Data Biografi
Identitas klien
Nama : Ny. E
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Sunda / Indonesia
Status marital : Menikah
Tanggal masuk RS : 21 September 2013
Tanggal pengkajin : 11 Oktober 2013
Diagnosa medik : Meningitis Serosa TB grade II
Nomor medrek : 0001311343
Alamat : Kp. Andir RT 02/ RW 05 Lembang,
Kabupaten Bandung Barat
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.S
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
Alamat : Kp. Andir RT 02/ RW 05 Lembang,
Kabupaten Bandung Barat




82
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
(1) Keluhan utama saat masuk RS
Tiga minggu sebelum masuk RS klien mengatakan sering nyeri
kepala hebat, nyeri kepala dirasakan klien semakin bertambah parah
disertai dengan demam naik turun, keluhan muntah tidak ada. Satu
minggu sebelum masuk RS kesadaran klien menurun, bicara tidak
nyambunng, dan gelisah. Klien dibawa ke bagian IGD RS. Dr.
Hasan Sadikin Bandung.Kemudaian pada tanggal 21 September
dipindahkan ke ruangan Kemuning lantai V.
(2) Keluhan utama saat dikaji
Klien mengatakan nyeri pada bagian kepala, nyeri bertambah jika
digerakan dan berkurang jika diistirahatkan, nyeri terutama
dirasakan seperti berputar-putar dan dipukul, dengan skala nyeri 4
(0-5), nyeri dirasakan hilang timbul dengan frekuensi sering.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah menderita meningitis serosa, dan ada
riwayat batuk lama dalam sebulan terakhir, batuk mengeluarkan dahal
berwarna putih encer, berkeringat malam (-), penurunan berat badan (-),
klien baru mendapat terapi OAT < 50 kg saat di rumah sakit, riwayat
kontak dengan penderita TBC disangkal oleh klien, riwayat infeksi
telinga, hidung dan mata disangkal oleh klien, riwayat trauma atau
fraktur tulang tengkorak disangkal klien.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang pernah menderita
penyakit yang sama, tidak ada yang mempunyai penyakit TBC di
lingkunag klien,. Riwayat penyakit keturunan seperti diabetes mellitus
disangkal oleh klien.
d) Lingkungan
Klien tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan jauh dari
perkotaan. Ventilasi rumah kurang karna sering terasa panas dan
pencahayaan rumah kurang. Luas bangunan 30

dan dihuni oleh 6


orang anggota keluarga.


83
3) Pola aktifitas sehari-hari

NO
Jenis
Aktivitas
Sebelum Masuk RS Saat Sakit

1 2 3 4
1 Nutrisi
a. Makan
a. Frekuensi
b. Jenis
c. Jumlah



d. Keluhan
b. Minum
a. Frekuensi
b. Jenis


c. Keluhan


3X/ hari
nasi, lauk pauk,
sayur.
1 porsi


Tidak ada

5-6 gelas/hari
air putih, teh


tidak ada


6X/ hari
Bubur cair
150 cc via
NGT tiap kali
makan dengan
1500 kaori
Tidak ada

600 cc
air putih saat
makan obat
per NGT.
Tidak ada
2 Eliminasi
a. BAB
a. Frekuensi
b. Warna
c. Konsistensi

d. Keluhan
b. BAK
a. Frekuensi




1
2 1 X/ hari
3 kuning khas
4 lembek
5
tidak ada

rata-rata 4-5
kali/hari,




1 X / hari
Coklat
lembek kadang
cair
Tidak ada

5-6 x/ hari
dengan volume
750 cc


84
1 2 3 4
b. Warna
c. Keluhan

kuning jernih
tidak ada
Kuning
Tidak ada
3 Personal hygiene
a. Mandi
b. Mencuci rambut
c. Gosok gigi
d. Gunting kuku

2 X/ hari
1 X / 2 minggu
setiap kali mandi
1 X / 2 minggu

dilap, 1 X/hari
belum pernah
1 X / hari
belum pernah
4


Istirahat tidur
a. Siang

b. Malam

klien tidak pernah
tidur siang.
klien biasa tidur
mulai pukul 21.00
s.d 05.00

Klien tampak
sering tertidur
Sering terjaga,
kurang lebih 4
jam /hari
5 Kegiatan dan aktifitas kegiatan sehari-hari
sebelum sakit
sebagai ibu rumah
tangga yang biasa
memasak dan
membersihkan
rumah.
Klien bed rest
dan
pemenuhan
kebutuhan
sehari-hari
klien dibantu
oleh perawat
dan keluarga.

4) Pemeriksaan fisik
a) Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terlihat pernafasan cuping hidung, tidak
ada deviasi septum, tidak terlihat penggunaan otot-otot bantu
pernafasan, tulang hidung teraba kokoh, pola nafas normal dengan
frekuensi 22 kali/menit, tes kepatenan jalan nafas kuat pada kedua
lubang hidung, pergerakan dada simetris antara kiri dan kanan,ekspansi
paru kiri dan kanan simetris, perkusi dada terdengar suara resonan pada
daerah paru, pada auskultasi terdengar ronkhi halus pada lapang paru
kiri dan kanan.

85
b) Sistem Kardiovaskular
Konjungtiva merah muda, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat
peningkatan tekanan vena jugularis, auskultasi terdengar bunyi jantung
S
1
-S
2
murni reguler, tidak terdapat clubbing finger, capillary refil time
(CRT) kurang dari 3 detik, akral teraba hangat, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 96 kali/menit.
c) Sistem Pencernaan
Bibir terlihat lembab, bentuk simetris, lidah kotor, gigi geligi kotor,
jumlah 32 buah, fungsi mengunyah dan menelan baik, bentuk abdomen
cembung, tidak terdapat luka, bising usus 6 kali/menit, hepar dan lien
tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba adanya massa,
perkusi abdomen terdengar suara timpani, klien mengatakan tidak ada
mual dan muntah, klien makan lewat NGT
d) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat oedema periorbital, tidak terdengar bruit pada aorta dan
arteri renalis, tidak teraba pembesaran pada kedua ginjal, tidak teraba
distensi kandung kemih, klien tidak mengalami kesulitan BAK.
e) Sistem Muskuloskeletal
Tingkat aktifitas klien terbatas, aktifitas klien sebagian besar dibantu
oleh keluarga, postur tubuh klien pendek gemuk, kepala simetris, bentuk
proporsional tidak terdapat nyeri tekan pada tulang kepala, ada
keterbatasan gerak pada sendi leher karena ada sakit tahanan, bentuk
tulang belakang normal tidak ada kifosis, lordosis, maupun skoliosis,
kekuatan otot ekstremitas
gaya berjalan klien tidak dapat dikaji, bentuk kaki kiri dan kanan
simetris, tidak tampak adanya atropi otot, tidak terdapat oedema

Sistem Integumen
Distribusi rambut merata, warna hitam, tampak kotor dan teraba lengket,
rambut tidak mudah dicabut, kulit klien lengket tampak kering dan tidak
terdapat pruritus,turgor kulit cepat kembali dalam 3 detik, suhu tubuh
36,7
0
C, tidak terdapat oedema.


5 5
0 0

86
f) Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid, tidak terdapat
tanda-tanda gangguan hipertiroid (moon face / exoptalmus, tremor).
g) Sistem Persarafan
a) Tes Fungsi cerebral
(1) Tingkat Kesadaran
GCS = 15 ( E
4
V
5
M
6
), tingkat kesadaran kompos mentis, klien
dapat membuka mata secara spontan dan tidak ada disorientasi
(2) Status Mental
(a) Orientasi
Klien dapat menjawab dengan benar tahun, bulan, hari saat
dikaji, yaitu tanggal 11 Oktober 2013. Klien mampu mengenal ibu
dan waktu (malam/siang). Score 3
(b) Daya ingat
- Past / longterm memory
Klien dapat mengingat tanggal lahirnya yaitu 23 Mei 1987.
- Recent memory
Klien dapat menyebutkan benda yang diperlihatkan yaitu
jam, pulpen, dan gelas. Score 3
( c) Perhatian dan perhitungan
Klien dapat menghitung setiap kelipatan 5.score 5
(d) Fungsi bicara/ bahasa
Klien dapat mengucapkan kata jam dan gelas. Klien dapat
mengulangi kata tetapi.Klien dapat mengikuti dua instruksi
perawat.Score 5.
Jumlah score 21.
b) Uji saraf cranial:
- Nervus I (Olfaktorius)
Klien dapat mengenali bau minyak kayu putih
- Nervus II (Optikus)
Penglihatan klien baik, klien dapat membaca papan nama perawat
dalam jarak 30 cm tanpa alat bantu.

87
- Nervus III, IV, dan V ( Okulomotoris, Trochlearis dan Abdusen)
Fungsi nervus III dan IV tidak terganggu, klien dapat menggerakan
bola mata kesegala arah dan refleks pupil positif terhadap rangsang
cahaya, bentuk pupil bulat isokor dengan diameter 3 mm
- Nervus V ( Trigeminus)
Klien merasakan pilinan kapas pada kelopak mata, daerah maksila
dan mandibula, refleks kornea (++), pada saat mengunyah kekuatan otot
massester dan temporal kuat.
- Nervus VII (fasialis)
Klien dapat merasakan asin dan manis pada 2/3 anterior lidah, klien
dapat tersenyum secara simetris.
- Nervus VIII (Auditorius)
Klien dapat mendengarkan suara detik jam, klien dapat menjawab
pertanyaan perawat dengan benar dan tepat
- Nervus IX
Klien dapat merasakan kopi pahit pada 1/3 posterior lidah.
- Nervus X (vagus)
Klien dapat menelan dengan baik tanpa merasa sakit pergerakan uvula
bebas.
- Nervus XI (Assesorius)
Klien dapat melawalan tahanan saat menoleh ke samping dan dapat
mengangkat bahu, kekuatan menahan lemah.
- Nervus XII (Hipoglosus)
Klien dapat menjulurkan lidahnya dan dapat menggerakkan lidahnya
dengan bebas.
Refleks Fisiologis :
- refleks bisep ++/++
- refleks trisep ++/++
- refleks patella tidak terkaji -/-



88
Refleks patologis
refleks babinsky -/-
refleks Chaddock -/-
d) Test fungsi sensoris
(1) Rasa sakit
Klien dapat merasakan tusukan pensil pada lengan tetapi pada kaki
tidak terasa.
(2) Sentuhan
Klien dapat merasakan sentuhan kapas pada tangan tetapi pada kaki
tidak terasa.
(3) Graphestesia
Klien dapat menebak huruf C ketika perawat menggoreskan hurup C
di telapak tangan
(4) Stereognosis
Klien dapat menebak benda yang dipegangnya saat ditutup matanya
yaitu gelas, pulpen, dan handphone.
e) Test iritasi meningen meningen
(1) Test kaku kuduk : +
(2) Test Bruzinski 1: -
(3) Test Bruzinski 2: -
(4) laseque sign : tidak terkaji
(5) Test kernig : tidak terkaji

5) Data Psikologis
a) Status Emosi
Emosi klien stabil, klien tampak tenang saat dilakukan wawancara
maupun pemeriksaan fisik oleh perawat.
b) Kecemasan
Klien tidak tampak tegang dan gelisah

89
c) Pola Koping
Klien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah selalu diceritakan
kepada suaminya untuk mencari pemecahannya.
d) Gaya Komunikasi
Klien bicara selayaknya hubungan pasien dan perawat, tidak
mendominasi percakapan, apabila ditanya klien menjawab dengan
spontan, tidak tampak sedang menyembunyikan data.

e) Konsep Diri
(1) Gambaran Diri / Body Image
Klien menyukai seluruh bagian tubuhnya dan yang paling disukai
dari tubuhnya adalah matanya.
(2) Harga Diri
Klien mengungkapkan secara verbal dengan keadaan tubuh saat ini
tidak merasa rendah diri, dirinya merasa masih berharga didalam
keluarganya baik bagi suami maupun bagi anak-anaknya.
(3) Ideal Diri
Ideal diri klien saat ini adalah ingin segera sembuh dan dapat
berkumpul lagi dengan anak-anaknya.
(4) Peran Diri
Klien merasa kehilangan perannya selama sakit, terutama peran
sebagai ibu rumah tangga yaitu mengurus anak-anaknya, klien juga
mengatakan sering menangis jika teringat anak-anaknya.
(5) Identitas Diri
Klien merasa puas dengan jenis kelaminnya sebagai seorang
perempuan, karenanya naluri keibuannya untuk mengurus anak-anak
dan suami tinggi.
6) Data Sosial
Hubungan klien dengan orang lain baik keluarga, kerabat maupun tetangga
menurut klien baik. Hubungan klien dengan klien dan keluarga klien lain di
ruangan baik, klien juga mengenal nama petugas dan suka berkomunikasi.
7) Data Spiritual
Klien meyakini setiap penyakit dapat disembuhkan jika mau berusaha, klien
juga merasa sakitnya itu merupakan cobaan dari Tuhan, klien di rumah

90
sebelum sakit suka melaksanakan ritual keagamaan seperti sholat 5 waktu,
namun pada saat sakit klien tidak melakukannya karena kelemahan fisik,
klien beranggapan Tuhan pun akan memakluminya, saat ini kegiatan
spiritualnya hanya dengan cara berdoa kepada Allah SWT, sebagai Tuhan
yang diyakininya.
8) Data Seksual
Klien mengatakan sejak mulai sakit sudah tidak melakukan hubungan badan
dengan suaminya, suami klien pun menyadari dan menerima keadaan klien
saat ini, klien sudah cukup puas dengan ditunggu, ditemani dan dilayani
oleh suaminya.
9) Data Penunjang
a) Laboratorium
No Tanggal
Jenis
Pemeriksaan
Hasil
Nilai
Normal
Satuan

1 2 3 4 5 6

1.
10
Oktober
2013
KIMIA KLINIK
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Natrium (Na)
Kalium (K)
Kalsium (Ca
bebas) *
Magnesium

17
23
135
4,3
4,68
2,25

s/d 31
s/d 31
135-
145
3,6-5,5
4,7-5,2
1,7-
2,55

U/L
37C
U/L
37C
mEq/L
mEq/L
mg/dL
mg/dL
2 10
Oktober
2013
Mikrobiologi
Gram


BTA Liquor

Batang
gram
(+)
BTA
(+)

Negatif

Negatif





91
b) Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 9 Oktober 2013
Thorax foto menunjukan gambaran TB millier
c) Therapi
Infus NaCl 0,9% 20 tetes / menit
OAT kat I BB < 50 kg
Ranitidin 2 x 1 ampul / IV jam pemberian 8 16
Dexametason 4 x 1 ampul / IV jam pemberian 8 16 20 02
Vit. B 6 1 x 50 mg / IV jam pemberian 20
Calos 3 x 1 tablet /PO jam pemberian 8 12 20

























92
Proses TB primerdi
paru-paru

Penyebaran secara
limfohematogen

Pembentukan
tuberkel-tuberkel
kecil pada selaput
otak

Tuberkel melunak
dan pecah

Kuman masuk ke
ruang sub arakhnoid

Terjadi peradangan
difus pada meningen
dan parenkim otak

Penyebaran secara
limfohematogen

Resiko penyebaran
pada organ lain

Basil pada droplet

Menyebar di udara
saat klien batuk
atau ekspirasi

Terhirup orang
lain

Resiko
penyebaran
infeksi pada orang
lain
b. Analisa Data
No Data
Kemungkinan penyrbab dan
dampak
Masalah

1 2 3 4
1 DS :
DO:
Hasil rontgen thorax
tanggal 9/10/2013 :
TB Milier
Mikrobiologi
tanggal 10/10/2013
Gram batang
positif
BTALiquor
positif
Tes iritasi meningen
Kaku kuduk positif







Resiko
tinggi
penyebaran
infeksi
2 DS:
- Klien mengatakan
tdiak dapat
menggerakkan kedua
kakinya
- Klien mengatakan
selama dirawat belum
pernah mencuci
Iritasi meningen

terakumulasi eksudat yang menyebar
ke nervus cranial dan spinal

terjadi kerusakan neurologis

fungsi sensoris dan motorik menurun
Gangguan
mobilisasi
fisik

Gangguan
pemenuhan
ADL:
Personal
hygene

93
1 2 3 4
rambut/keramas.
- Klien mengatakan
selama dirawat
menggosok gigi dan
dilap hanya 1 x sehari

DO:
- Dalam pemenuhan
ADL klien dibantu
keluarga
- Klien hanya berbaring
di tempat tidur

- Kekuatan otot
5 5
0 0
- Klien tampak lemah
- Rambut dan kulit
klien tampak kotor
- Gigi kotor







gangguan
mobilisasi fisik
gangguan
pemenuhan
ADL: Personal
hygene

4 DS:
- Klien mengatakan
nyeri kepala
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tidur malam
kurang lebih 4 jam
Stimulus nyeri

merangsang susunan syaraf otonom
mengaktivasi norepenefrin

syaraf simpatis terangsang untuk
mengaktivasi RAS
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
istirahat
tidur

94
1 2 3 4
- Klien sering gelisah dan
terjaga

mengaktifkan kerja organ tubuh

REM menurun

klien terjaga

pemenuhan istirahat tidur klien
terganggu
5 DS:
- Klien mengeluh nyeri
kepala
DO:
- Skala nyeri 4 (0-5)
- Klien tampak meringis
- TD :120/80 mmHg
- Test kaku kuduk : +


tuberkel masuk CNS melalui aliran
darah dengan melewati sawar darah
otak

Migrasi organisme diseluruh via
ruang sub arakhnoi

Respon inflamasi di
pia,arakhnoid,CSF dan ventrikel

Terbentuk eksudat yang menyebar ke
nervus cranial dan spinal

ICP meningkat

menekan syaraf dan merangsang
norireseptor

Thalamus : Cortex serebri

nyeri

Gangguan
rasa
nyaman :
nyeri



95
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas
No Diagnosa Keperawatan
Ditemukan
Tanggal Paraf

1
Gangguan rasa nyaman
nyeri : kepala berhubungan
dengan iritasi meningen
11/10/2013 Kel II
2
Gangguan mobilisasi fisik
berhubungan dengan
keterbatasan aktifitas akibat
nyeri dan kelemahan fisik
11/10/2013 Kel II
3
Gangguan pemenuhan ADL:
personal hygiene b.d
ketidakmampuan klien dalam
merawat diri

11/10/2013 Kel II
4
Gangguan pemenuhan
istirahat tidur berhubungan
dengan teraktivasinya RAS
11/10/2013 Kel II
5
Resiko tinggi penyebaran
infeksi berhubungan dengan
kurang pengetahuan
11/10/2013 Kel II












96

2. PERENCANAAN
No
Diagnosa
Keperawatan
Rencana
Tujuan Intervensi Rasional

1 2 3 4 5

1

Gangguan rasa nyaman:
nyeri b.d iritasi meningen
ditandai oleh:
DS:
- Klien mengeluh nyeri
kepala
DO:
- Skala nyeri 4 (0-5)
- Klien tampak meringis
- TD :120/80 mmHg
- Test kaku kuduk : +

Setelah perawatan selama
2X7jam, nyeri berkurang
dengan kriteria hasil :
- Skala nyeri
berkurang menjadi 3
(0-5)
- Menunjukan postur
rileks
- -Klien tidak meringis
kesakitan
- TTV dalam batas
normal
TD : 120/80 mmHg
N : 60-80 x/menit
R : 16-24 x/menit
S : 36-37 C
1. Observasi tingkat
nyeri klien tiap
hari






2. Observasi TTV
tiap 8 jam

3. Bimbing dan
ajarkan teknik
relaksasi nafas
dalam

4. Anjurkan pada
klien untuk
melakukan teknik
distraksi

5. Atur posisi
nyaman klien :
Semi Fowler

6. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
1. Dengan melakukan
observasi tingkat
nyeri dapat
diketahui tingkat
nyeri klien
sehingga dapat
menentukan
intervensi yang
tepat pada klien.
2. Untuk mengetahui
keadaan umum
klien
3. Dapat
merelaksasikan
klien sehingga
nyeri dapat
berkurang
4. Dapat mengalihkan
perhatian klien
sehingga klien
tidak terfokus pada
nyerinya
5. Meningkatkan rasa
nyaman bagi klien
6. Obat analgetik
dapat menurunkan
rasa nyeri di dorsal
horn

2. Gangguan mobilisasi
fisik berhubungan
dengan keterbatasan
aktifitas akibat nyeri
Setelah perawatan
selama 2X7jam dapat
mobilisasi dengan
criteria:
1. Kaji derajat
immobilisasi pasien
dengan
menggunakan skala
1. Pasien mampu
mandiri (0) atau
memerlukan bantuan
minimal

97
1 2 3 4 5
dan kelemahan fisik
DS:
- klien mengatakan
tidak dapat
menggerakkan kedua
kakinya
DO:
- Tingkat
ketergantungan 2


- Kekuatan otot
5 5
0 0
- Klien melakukan
mobilisasi sesuai
toleransi
- Klien mendapat
latihan gerak secara
aktif/pasif
- Kekuatan otot
5 5
1 1

ketergantungan (0-4)










2. Ubah posisi pasien
secara teratur tiap 2
jam dan buat sedikit
perubahan posisi
antara waktu
perubahan posisi
tersebut.







3. Kolaborasi dengan
fisioterapi untuk
program latihan.
(1),memerlukan
bantuan sedang
dengan pengawasan/
diajarkan
(2),memerlukan
bantuan yang terus
menerus dan khusus
(3), ketergantngan
secara total (4).
Sesorang dalam
kategori 2-4
mempunyai risiko
kecelakaan tertinggi
berhubungan dengan
immobilisasi.
2. Perubahan posisi
yang teratur
menyebabkan
penyebaran terhadap
berat badan dan
meningkatkan
sirkulasi pada seluruh
bagian tubuh. Jika ada
paralisis atau
keterbatasan kognitif,
pasien harus diubah
posisnya secara teratur
dan posisi dari daerah
yang sakit hanya
dalam jangka waktu
terbatas.
3. Mempertahankan
mobilisasi dan fungsi
sendi/posisi normal
ekstrimitas dan
menurunkan
terjadinya vena stasis.



98
1 2 3 4 5
3 Gangguan pemenuhan
ADL : personal hygiene
berhubungan dengan
ketidakmampua klien
dalam merawat diri
DS :
- Klien mengatakan
selama dirawat belum
pernah mencuci
rambut/keramas.
- Klien mengatakan
selama dirawat
menggosok gigi dan
dilap hanya 1 x sehari
DO :
- Rambut dan kulit
tampak kotor dan
teraba lengket.
Lidah kotor, gigi
geligi kotor
Setelah perawatan selama
2X7jam klien dapat
memenuhi kebutuhan
ADL: personal hygiene
sesuai dengan
kemampuannyadengan
kriteria:
- Klien dapat
menggosok giginya
sendiri dengan
bantuan minimal dari
perawat
- Gigi dan lidah klien
tampak bersih
- Rambut klien bersih,
rapih dan tidak
lengket
- Kulit bersih dan tidak
berminyak
1. Kaji ulang tingkat
ketergantungan
klien terhadap
orang lain.





2. Fasilitasi klien
untuk melakukan
oral hygiene
secara mandiri.


3. Bantu klien
dalam memenihi
kebutuhan
personal hygiene
yang tidak dapat
dilakukan secara
mandiri.

4. Berikan reward
jika klien mampu
melakukan ADL
sesuai dengan
kemampuannya.
1. Perawat hanya
membantu pada
tingkat dimana
klien tidak dapat
melakukannya
sendiri bertujuan
untuk
memandirikan
klien.
2. Membantu
mengembalikan
fungsi klien dalam
memenuhi
kebutuhannya
secara mandiri.
3. Kelemahan
sebagian anggota
tubuh membuat
klien tidak dapat
memenuhi
kebutuhannya
secara mandiri
total.
4. Memberikan
motivasi bagi klien
untuk terus
meningkatkan
kemampuan
dirinya dalam
melakukan ADL.
4. Gangguan pemenuhan
istirahat tidur b.d
teraktivasinya RAS
DS:
- Klien mengatakan
nyeri kepala
DO:
- Klien tampak lemah
- Klien tidur malam
Setelah perawatan selama
2X7jam pemenuhan
istirahat tidur klien
terpenuhi dengan criteria
evaluasi:
- tidur klien nyenyak
- klien tampak segar
di pagi hari
- jam tidur klien
1. Kaji penyebab
klien tidak bisa
tidur






1. Untuk
mengetahui
penyebab klien
tidak bisa tidur
untuk
menentukan
intervensi
selanjutnya


99
1 2 3 4 5
kurang lebih 4 jam
- - Klien sering
gelisah dan terjaga
meningkat menjadi
6-7 jam sehari
2. Anjurkan klien
untuk
melakukan
aktivitas
sebelum tidur
seperti membaca
buku
3. Ciptakan
lingkungan yang
nyaman


4. Atur posisi
nyaman klien
saat tidur : Semi
fowler
2. Dengan aktivitas
sebelum tidur
diharapkan timbul
rasa lelah yang
akan merangsang
klien untuk tidur
3. Lingkungan yang
nyaman dapat
menstimulasi
RAS sehingga
klien akan mudah
tertidur
4. Posisi yang
nyaman dapat
menstimulasi
klien untuk tidur
5 Resiko tinggi penyebaran
infeksi berhubungan
dengan kurang
pengetahuan
DS : -
DO:
Hasil rontgen thorax
tanggal 9/10/2013 :
TB Milier
Mikrobiologi
tanggal 10/10/2013
Gram batang
positif
BTALiquor
positif
Tes iritasi meningen
Kaku kuduk positif


Setelah perawatan selama
2X7jam klien tidak
menunjukkan tanda-tanda
penyebaran infeksi
dengan kriteria :
- TTV dalam batas
normal
TD : 120/80 mmHg
N : 60-80 x/menit
R : 16-24 x/menit
S : 36-37 C
Kesadaran kompos
mentis
Tidak terdapat tanda-
tanda peningkatan
tekanan intra kranial
Tanda iritasi
meningen negatif


1. Observasi tanda-
tanda vital klien
setiap 8 jam.











2. Observasi
tingkat
kesadaran klien
setiap hari.





1. Keadaan infeksi
sistemik dapat
mempengaruhi
nilai normal
tanda-tanda vital
seperti
peningkatan suhu
tubuh,
peningkatan
denyut nadi dan
pertnafasan,
peningkatan atau
penurunan
tekanan darah.
2. Peradangan pada
susunan syaraf
pusat akan
mempengaruhi
tingkat kesadaran.
Tingkat
kesadaran yang
baik merupakan
indikator adanya

100
1 2 3 4 5
3. Observasi
terhadap adanya
tanda-tanda
peningkatan TIK
seperti nyeri
kepala.






4. Observasi tanda-
tanda iritasi
meningen seperti
: kaku kuduk,
laseque,
brudzinski I dan
II, kernig sign.

5. Berikan tindakan
isolasi sebagai
tindakan
pencegahan



6. Anjurkan klien
untuk
menggunakan
masker

7. Berikan penkes
tentang cara
pencegahan
penularan
penyakitnya
meliputi :

perbaikan.
3. Tanda-tanda
peradangan
seperti oedema,
adanya eksudat
jika terjadi pada
SSP akan
mendesak
kedalam yang
akan
meningkatkan
TIK.
4. Menghilangnya
tanda-tanda iritasi
meningen
merupakan
indikator
perbaikan klinis
pada klien dengan
meningitis.
5. Pada awal fase
meningitis, isolasi
mungkin
diperlukan untuk
menurunkan
resiko penyebaran
pada orang lain.
6. Mencegah
penularan infeksi
melalui droplet
pada saat klien
batuk atau bicara.
7. Memutus rantai
penularan /
menghindari
fenomena
pingpong



101
1 2 3 4 5
Anjurkan
seluruh
keluarganya
yang pernah
kontak dengan
klien untuk
melakukan
pemeriksaan
kesehatan
Anjurkan
klien untuk
membatasi
kontak dengan
anggota
keluarganya
sebelum
dinyatakan
sehat atau
telah
mendapatkan
OAT minimal
2 minggu
8. Pertahankan
tehnik aseptik
dan cuci tangan
yang tepat baik
klien,
pengunjung,
maupun staf.
Pantau dan
batasi
pengunjung /
staf sesuai
kebutuhan.
9. Lanjutkan
pemberian obat :
-OAT kat I BB <
50 kg
- Dexametason
4x 1 ampul / IV






















8. Menurunkan
resiko klien
terkena infeksi






9. OAT dan
dexamethason
akan menghambat
pertumbuhan dan
membunuh
mikroorganisme
sebagai agent
penyebab.

102

2. PELAKSANAAN
No Tanggal No DP Implementasi Paraf

1 2 3 4 5
1 11/10/13
21.00






21.05




21.10





21.15







24.00
1,5







5




5





5







5
Melakukan observasi tanda-tanda vital klien
meliputi : tensi, nadi, suhu dan respirasi
Hasil:
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 96 kali / menit
Suhu : 36,7
o
C
Respirasi : 24 kali / menit

Melakukan observasi tingkat kesadaran klien
Hasil :
Kesadaran kualitatif klien kompos mentis
Kesadaran kuantitatif : GCS 15

Melakukan observasi terhadap adanya tanda-
tandapeningkatan TIK seperti nyeri kepala.
Hasil :
Klien mengatakan saat ini tidak terdapat nyeri
kepala

Melakukan pemeriksaan tanda-tanda iritasi
meningen seperti : kaku kuduk, lasegue,
brudzinski I dan II, kernig sign.
Hasil:
Kaku kuduk : positif
Brudzinski : negatif

Memberikan injeksi anti infalamasi sesuai
dengan program terapi : Dexametason 1 ampul /
Kel 2








Kel 2



Kel 2





Kel 2






Kel 2


103
1 2 3 4 5





24.05






1,4
iv.
Hasil:
Klien tidak mengeluh nyeri setelah penyuntikan.

Mengatur posisi nyaman klien.
Hasil :
Klien nyaman dengan psosisi tirah baring dengan
kepala ditinggikan




Kel 2
2










12/10/13
05.15



05.20



05.25




05.30







06.00


1,5



5



1





1






2

Melakukan observasi tanda-tanda vital
Hasil :
TD : 120 / 70 mmHg, N : 88 x / menit, R : 24 x /
Menit, Suhu : 36,9
o
C

Melakukan observasi tingkat kesadaran
Hasil :
Kompos mentis, GCS 15

Mengkaji ulang tingkat nyeri sebelum
melakukan tindakan.
Hasil :
Klien tampak sudah dapat beradaptasi dengan
nyeri, skala nyeri masih 3 (0-5)

Mengajarkan klien tentang teknik mengurangi
nyeri seperti: Relaksasi, Distraksi, Guide
Imagery.
Hasil:
Klien mengatakan akan mencobanya nanti saja
sendiri.

Anjurkan klien untuk menggerakan tubuhnya
sesuai dengan kemampuan klien.
Kel 2




Kel 2



Kel 2




Kel 2








Kel 2

104
1 2 3 4 5






06.05





06.10







06.20






2,3





3







3

Hasil:
Klien mau mencoba menggerak-gerakan
kakinya dengan dibantu oleh perawat, klien
mengatakan akan mencobanya lagi dibantu
dengan ibu klien

Mengkaji ulang tingkat ketergantungan klien
terhadap orang lain.
Hasil :
Klien mengatakan mau mencoba menggosok
gigi nya sendiri.

Melakukan oral hygiene secara mandiri dengan
bantuan minimal dari perawat
Hasil :
Klien mampu melakukan oral hygiene sendiri
yang difasilitasi oleh perawat. klien mengatakan
mulutnya terasa segar, gigi dan mulut klien
tampak bersih.

Memberikan reward saat klien mampu
melakukan ADL sesuai dengan kemampuannya.
Hasil :
Klien terlihat senang dan tersenyum ketika
diberikan pujian.









Kel 2





Kel 2







Kel 2


105
EVALUASI
NO Tanggal
No
DP
Catatan Perkembangan Paraf

1 2 3 4 5
1 12-10-
2013
1 S :
- Klien mengatakan nyeri berkurang dan
sekarang klien mampu menahan nyeri, klien
mengatakan jika nyeri muncul klien menarik
nafas panjang
O :
- Skala nyeri 2 (0-5)
- Klien tidak meringis kesakitan
- TD : 120 / 70 mmHg, N : 88 x / menit, R : 24
x / Menit

A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Kel 2
2 12-10-
2013
2 S:
klien mengatakan klien sudah bisa miring kanan
dan miring kiri sendiri
O:
- Tingkat ketergantungan 2
- Kesadaran compos mentis (GCS=15)
- Kekuatan otot 5 5
0 0
A:Masalah teratasi sebagian
P:
- Ubah posisi pasien secara teratur setiap 2 jam
- Tingkatkan aktivitas dan partisipasi dalam
merawat diri sesuai kemampuan.
Kel 2

106
- Kaji derajat immobilisasi pasien dengan
menggunakan skala ketergantungan (0-4)
I:
- membantu pasien dengan program latihan. dan
meningkatkan aktivitas dan partisipasi dalam
merawat diri sesuai kemampuan.
- Kaji derajat immobilisasi pasien dengan
menggunakan skala ketergantungan (0-4)
E:- Skala keergantungan 2(0-4)
3 12-10-
2013
3 S :
- Klien mengatakan lebih segar, klien sudah
menggosok giginya sendiri tadi pagi dibantu
perawat. Klien sudah dilap oleh ibunya.
O :
- Gigi dan mulut klien terlihat bersih
- Kulit klien terlihat bersih dan tidak lengket
A :Masalah teratasi
P : Henitikan intervensi
Kel 2
4 12-10-
2013
4 S:
Klien mengatakan tidurnya nyenyak
O:
- Klien tampak segar
- Klien tidur dari jam 21.00-05.00
A:Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Kel 2
5 12-10-
2013
5 S : -
O :
- Kesadaran klien kompos mentis
- Tanda iritasi meningen : kaku kuduk masih +
- TD : 120 / 70 mmHg, N : 88 x / menit, R : 24
x / Menit, Suhu : 36,9
o
C
Kel 2

107
- Tidak terapat peningkatan TIK
A :
- Masalah teratasi sebagian
P :
lanjutkan intervensi meliputi:
- Lanjutkan program terapi dengan OAT
I :
- Memberikan OAT sesuai dengan program
terapi yaitu: Vit.B6 1x50 mg via iv diberikan
sebelum makan.. Memberikan injeksi
Dexametason 1 amp/iv
E :
- Klien mau minum obat, tidak ada keluhan
nyeri atau pusing



















108






BAB IV
PENUTUP


A. Kesimpulan
Klien dengan meningitis memunculkan keluhan dan diagnosa yang tidak jauh berbeda
dengan teori.Penanganannya pun harus spesifik dan tepat berdasarkan jenis
penyebab.Ancaman peningkatan tekanan intra kranial (ICP) harus menjadi perhatian dan
juga perwatan terhadap menghilangkan/ mengurangi nyeri kepala yang menjadi keluhan
umumunya klien dengan mningitis.
Dalam menghadapai klien dengan meningitis ini kami tidak banyak mendapatkan
hambatan yang cukup berarti karena klien sangat kooperatif saat kami berikan asuahan
keperawatan.

B. Saran
Untuk perawat ruangan, diharapakan dapat memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif pada klien dengan meningitis ini., karena masalah yang ditimbulkan biasanya
kompleks. Selain itu perawat diharapakan dapat mengikutsertakan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan klien dan dalam tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan perawat secara
mandiri.

Anda mungkin juga menyukai