Anda di halaman 1dari 11

Gerakan Kaum Tani Chiapas- EZLN Melawan

Jika melihat dari system internasional saat ini, maka kita dapat melihat bahwa kapitalisme telah
menjadi system global yang dipakai oleh hubungan antar Negara dalam bidang ekonomi.
Dimana Negara tidak lagi diperbolehkan melakukan pengontrolan terhadap pasar.
Pasar akan melakukan regulasinya sendiri dan kebebasan berproduksi merupakan suatu hal
yang coba diwacanakan Negara-negara besar kepada Negara-negara berkembang, menciptakan
suatu regulasi dibawah aturan-aturan dari hokum yang demokratis. Dimana diharapkan Negara
membuka pintu perdagangannya dengan Negara lain dengan dalih Free Market. Karena itulah
dibentuk institusi-institusi global untuk menghegemonikan nilai-nilai liberal agar diterima oleh
seluruh Negara-negara didunia, sehingga kapitalisme bisa menjadi suatu common sense bagi
masyarakat dunia.
Para ahli-ahli yang merupakan perpanjangan dari apparatus hegemony neoliberal mengkalim
superoritas dari mekanisme pasar dan kompetisinya merupakan suatu proses dalam
pembangunan kapitalisme telah menjadi sebuah acuan dalam jalur organisasi sosial dan
ekonomi diseluruh dunia, hal ini juga menyebabkan keterbatasan pemerintah untuk
memberikan perlindungan terhadap hak-hak individu seseorang, terutama mengenai hak-hak
kepemilikan, privatisasi BUMN dan bentuk-bentuk liberalisasi yang sebelumnya diatur ketat
oleh Negara sekarang mendapatkan tantangan yang begitu besar dari Negara-negara diseluruh
dunia[1].
Namun dalam perkembangannya, transnasionalisasi Neoliberalisme menjadi penyebab ketidak
adilan yang terjadi dimuka bumi ini, pelarangan Negara untuk ikut campur mengendalikan
pasar menyebabkan semakin meningkatnya kemiskinan, terutama dinegara-negara phery-phery
dan semi phery-phery, karena semua model produksi yang ada dikuasai oleh pihak-pihak
swasta, baik itu dari dalam negeri maupun dari Perusahaan Transnasional (TNC). Hal ini
membuat masyarakat tidak lagi memiliki suatu pilihan dalam berproduksi sehingga mau tidak
mau harus menjual diri mereka sendiri kepada mereka yang mempunyai alat produksi untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka. [2]
Ketidakadilan ekonomi secara global ini diperparah dengan ketidakmampuan Negara untuk
mengatasi permasalahan tersebut, Negara-negara dibuat tidak berdaya dengan berbagai macam
perjanjian-perjanjian Internasional yang merugikan masyarakat dan perekonomian mereka,
selain itu ketidak berdayaan pemerintah diperparah dengan syarat-syarat yang harus mereka
penuhi jika ingin mendapatkan pinjaman dari donator Internasional seperti World Bank dan
IMF.
Karena itulah masyarakat-masyarakat dunia yang telah jenuh akan hal tersebut memutuskan
untuk bangkit melawan dan memutuskan untuk mengakiri ketidakadilan internasional dengan
cara sebuah gerakan sosial yang memang berasal dari akar rumput, karena mereka berpikir
Negara saat ini hanyalah sebuah agent dari perpanjangan hegemoni capitalism global. Dan
Institusi-Institusi keuangan Internasional merupakan suatu alat bagi Negara-negara rulling
class untuk memperluas hegemoni mereka terhadap Negara-negara yang merupakan minoritas
sehingga Negara-negara rulling class dapat menguasai system internasional yang anarki ini.
Salah satu bentuk Counter Hegemoni itu adalah Zapatista, sebuah gerakan sosial masyarakat
yang berpusat di Ciapas, Mexico. Zapatista lahir akibat implementasi dari NAFTA, yaitu suatu
perjanjian multilateral yang dilakukan pemerintahan Mexico dengan Negara Amerika Utara
lainnya, yang mana dalam implementasi NAFTA dianggap oleh Zapatista sebagai bentuk
imperialisme baru oleh Negara dominan untuk mengusai Mexico secara ekonomi, dan hal ini
menyebabkan banyak petani-petani di Ciapas kehilangan tanah garapan mereka karena proses
privatisasi oleh pemerintahan Mexico.
Gerakan yang dilakukan oleh Zapatista di Mexico telah menjadi suatu model perlawanan rakyat
yang non-govermental terhadap terhadap capitalism global pada saat ini. Zapatista tidak hanya
berjuang dalam cakupan nasional, yaitu mode produksi mereka yaitu tanah dan ladang. Namun
lebih dari itu Zapatista juga mengumumkan perang terhadap capitlaisme global, dan terus
melakukan agitasi-agitasi mereka agar masyarakat sadar dengan ketidakadilan yang terjadi
dalam system internasional saat ini dan bangkit untuk melawan hal tersebut.


1.2 Landasan Teori
1. Kapitalisme
Kapitalisme adalah system social dan ekonomi yang mengakui kepemilikan hak-hak individu,
termasuk hak milik dan kekayaan[3]. Secara ekonomi, system ekonomi kapitalis alat-alat
produksi dimiliki oleh individu dan dioperasikan untuk mencapai keuntungan pribadi dari
pemilik factor produksi tersebut. Dimana keputusan mengenai penawaran, permintaan,
harga,distribusi dan investasi ditentukan oleh pelaku swasta (pasar) daripada perencanaan
pusat oleh pemerintah. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal dan pelaku investasi.
Dalam system ekonomi ini fungsi pemerintah hanyalah sebagai penjaga atau pengaman para
pemilik modal untuk dapat terus berproduksi. Negara tidak berhak mengintervensi pasar dan
bahkan gaji para pekerja yang ada ditetapkan oleh masing-masing perusahaan tempat mereka
bekerja dan pemerintah tidak berhak mengintervensinya. Dari segi proses, kapitalisme adalah
system ekonomi yang hanya mengakui satu hukum yaitu hukum tawar menawar dipasar, atau
bisa disebut juga kapitalisme adalah suatu system ekonomi yang bebas dari berbagai halangan,
baik itu dari raja maupun dari penguasa lainnya (orang boleh membeli dan menjual barang
dipasar manapun) dan bebas dari pembatasan-pembatasan produksi orang boleh membuat atau
memproduksi barang apapun), bebas dari pembatasan tenaga kerja (bebas mencari pekerja
dimanapun, ia tidak terikat pada suatu desa atau tempat). Dalam kapitalisme yang menentukan
semuanya hanyalah semata-mata keuntungan yang lebih besar[4].
Marx beranggapan bahwa dasar yang menyebabkan ketimpangan social masyarakat adalah
adanya hak kepemilikan pribadi. Asumsi Marx didasrkan pada pandangannya terhadap
kapitalisme yang menyebabkan terkotaknya masyrakat menjadi dua kelompok besar yaitu
Borjuis dan Ploretar. Dimana Kaum Borjuis adalah kaum yang memiliki modal dan menguasai
factor-faktor produksi yang ada, dan kaum Ploretarian adalah kaum buruh yaitu mereka yang
tidak mempunyai akses kepada factor produksi dan hanya menggantungkan diri pada pemilik
modal untuk dapat mendapatkan hasil produksi (untuk melanjutkan hidupnya). Marx juga
mengkritik kapitalisme karena utama dari system ekonomi tersebut hanyalah uang. Karena
semakin banyak uang yang mereka peroleh maka semakin besar juga kedudukan mereka di
pasar,dan sebaliknya. Karena itulah menganggap kapitalisme sebagai suatu yang
egoistic,mementingkan untuk memperoleh keuntungan sendiri, sebagai nilai tertinggi.
Karena itulah kapitalisme akan menciptakan suatu kondisi yang cukup ketat dan bahkan
menjadi liar, karena tidak adanya suatu mekanisme untuk melindungi mereka yang mempunyai
modal kecil akan menciptakan suatu hokum tunggal dalam pasar, yaitu hukum rimba, dimana
hanya yang kuatlah yang akan bertahan dan yang lemah akan dimakan oleh yang kuat. Hal ini
tentu membuat orang akan berusaha untuk menurunkan biaya produksinya, agar mereka dapat
menjual barang yang lebih murah dan menguasai pasar, sehingga mereka akan medapatkan
untung yang sebanyak-banyaknya.
Prinsip efisiensi inilah yang membuat sistem kapitalisme melakukan eksploitasi terhadap para
pekerja. Marx menyebut eksploitasi ini sebagai teori nilai lebih, yaitu satu-satunya cara bagi
para pemilik modal untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah dengan
meminimalisir factor produksi, dimana factor produksi itu adalah mesin, bahan baku, dan
tenaga kerja. Mesin dan bahan baku adalah suatu factor produksi yang konstan, yaitu factor
produksi yang tidak dapat diminimalisir harganya, sedangkan tenaga kerja adalah factor
produksi yang bisa diminimalisir harganya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari analogi
berikut ini :
Untuk membuat pakaian dibutuhkan factor produksi adalah mesin jahit, kain dan tenaga kerja
untuk menjahitnya. Dan jika harga mesin jahit adalah 100 dan harga kain adalah 10 dan us
dibayarkan kepada pekerja agar dia dapat hidup layak adalah 50, , maka pemilik modal
seharusnya membayar sebanyak harga yang disebutkan diatas untuk memproduksi sebuah baju
adalah 160. Namun dikarenakan pemilik modal ingin mendapatkan keuntungan yang lebih
banyak, maka pemilik modal akan berusaha untuk meminimalisir modalnya dalam berproduksi,
jika kita lihat dari factor produksi diatas maka kita akan mendapati bahwa harga mesin dan
harga bahan baku tidak dapat diminimalisir sama sekali, karena jika dikurangi maka proses
produksi tidak akan berjalan ( pemilik modal tidak akan dapat memiliki mesin jahit bila tidak
mengeluarkan uang 100 untuk membeli mesin jahit tersebut atau pemilik modal tidak akan
mendapatkan cukup bahan untuk membuat pakaian pakaian bila tidak mengeluarkan uang 10),
karena itulah satu-satunya cara agar pemilik modal mendapatkan keuntungan adalah dengan
mengurangi upah buruh kerjanya. Bila uang yang mesti dikeluarkan adalah 50 agar buruh dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (seperti makan yang layak, biaya kesehatan, biaya pendidikan
anak, dan tabungan masa depan), pemilik modal hanya akan membayarkan biaya yang
dibutuhkan buruh untuk dapat memperbarui tenaganya agar dapat tetap bekerja (jika untuk
makan buruh membutuhkan biaya 10, pemilik modal hanya akan membayar buruh tersebut
dengan upah 10, sehingga iya dapat menjadikan 40 sisanya sebagai keuntungannya). [5]
Hal inilah yang dikatakan Marx bahwa para kapitalis akan berusaha berekspansi keluar dari
Negara asal mereka, mereka akan berusaha mencari tempat yang paling murah untuk
berproduksi. Karena itulah mereka akan menempatkan pabrik-pabrik mereka dinegara-negara
terbelakang, dengan asumsi bahwa dinegara terbelakang taraf hidup rakyatnya masih tergolong
rendah dan menghadapi masalah kemiskinan karena tidak ketidak mampuan pemerintahan
menyediakan jaminan sosial, sehingga mereka akan mendapatkan tenaga kerja dengan bayaran
murah.[6]

2. Teori Hegemoni
Grasmci menyatakan bahwa hegemoni bukanlah suatu pencapaian kepada kekuasaan dengan
cara-cara anarkis dan represif melalui instrument-instrumen hukum dan aparat-aparat, namun
hegemoni adalah kemampuan untuk mengakomodasi kepentingan kelompok lain, sehingga
kelompok tersebut akan memberikan dukungan serta partisipasinya. Dan dengan jalan inilah
kekuasaan dapat dicapai dan dipertahankan. [7]
Hegemoni menurut Gramsci, tidak hanya berlandaskan dari struktur yang ada yaitu factor-
faktor kepemilikan mode produksi, Hegemoni ditransformasikan kedalam tataran
superstruktur ( ideology, politik , budaya, dan sebagainya). Dimana para kelas dominan yang
disebut Gramsci sebagai rulling class akan mentransformasikan ide-ide mereka dilevel civil
society agar diterima sebagai suatu nilai bersama yang seakan-akan memang merupakan
refleksi dari terakomodirnya kepentingan semua subordinat yang ada, sehingga mereka akan
berpartisipasi dalam rencana-rencana para rulling classyang secara tidak langsung akan
menempatkan rulling class kepada kekuasaan tertinggi masyarakat. Gramsci membagi kelas
masyarakat menjadi dua, yaitu rulling class dan ruled class . Rulling class secara garis besarnya
dapat dikatakan sebagai kelas yang memiliki kekuatan dan ingin memperoleh kekuasaan
didalam tatanan masyarakat, jika kita melihat dari susut pandang Marxis dapat kita lihat
jelaskan bahwa kekuataan dari para rulling class adalah kekuatan dalam factor ekonomi, Marx
menyebutnya sebagai kaum borjuis, yaitu mereka yang mempunyai faktor-faktor produksi.

Sedangkan rulled class dapat kita artikan adalah kelompok-kelompok masyarakat yang tidak
mempunyai kekuatan ekonomi karena mereka tidak mempunyai akses terhadap mode-mode
prduksi yang ada, atau sering disebut sebagai ploretar. Mereka adalah para pekerja yang
merupakan bagian terpenting dari proses produksi kapitalisme. Gramsci sering juga menyebut
klasisifikasi kelas ini sebagai subordinate class , contohnya adalah ; para buruh pabrik dan
buruh tani.
Negara atau State adalah sebuah alat institusi sosial masyarakat terbesar yang muncul atas
kesadaran mereka sendiri dan bertujuan untuk menciptakan suatu tatanan sosial yang stabil
dan teratur. Hegel menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi kesusilaan yang mencul
sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal. Negara memiliki
wewenang untuk mengatur masyarakat.
Civil Society merupakan level terendah dari organisasi masyarakat, dalam artian tidak ada suatu
kekuasaan baku yang dapat mengatur interaksi masyarakat didalam level society. Dilevel ini lah
terciptanya budaya, ideology dan pendidikan.
Historical bloc dapat kita artikan sebagai usaha para kaum dominan ( rulling class ) untuk
menghegomoni kaum minoritas ( rulled class ) agar mereka memperoleh kekuasaan dan
mengendalikan para kaum minoritas untuk kepentingan mereka, yang bila kita lihat dari
kacamata Marxis kepentingan itu adalah bagaimana mereka dapat terus mengeksploitasi kaum
minoritas dalam proses produksi kapitalisme mereka, sehingga mereka terus mendapatkan
keuntungan dari akumulasi nilai tersebut karena pda saat subordinate menerima logika mode
produksi kapitalisme maka krisis-krisis yang terjadi dapat dihindari.
Untuk itulah Gramsci menyatakan perlunya sebuah hegemoni, dan para rulling class akan
menggunakan instrument-instrumen masyarkat yang ada, yaitu instrument Negara serta
masyarakat sipil. Melalui instrument Negara rulling class akan menggunkan Negara untuk
meneruskan ideology kapitalisme kedalam sebuah system masyarakat yang legal, melalui
instrument inilah akan dihasilkan aturan hukum dan kebijakan-kebijakan baik itu public
maupun luar negeri untuk membuat kapitalisme menjadi ideology yang common sense dalam
system ekonomi dan cara berproduksi. Inilah intrusmen yang disebut Louis Althusser
sebagai ideological state apparatus [8]
Sedang kan penggunaan instrument civil society para rulling class akan melakukan transformasi
ideology atau apa yang disebut Gramsci sebagai transformasimo, yaitu mereka akan mencoba
menanamkan nilai-nilai serta ideology kapitalisme sebagai suatu ideology organic ( ideology
yang secara historis diperlukan dan memiliki keabsahan psikologis). Dimana ideology ini akan
direduksi menjadi sebagai sebuah system ide yang termanifestasikan dalam tatanan
masyarakat.[9]
Jika ideology ini telah menjadi suatu manifestasi dalam masyarakat, maka akan terciptalah
suatu kesadaran kolektif di level rulled class, bahwa ideology dominan itu memang merupakan
suatu nilai yang ideal dan biasa sehingga kita harus menerimanya, dan hal yang disebut kepura-
puraan gaya kapitalisme, dimana ideology seakan-akan juga mengakomodir kepentingan-
kepentingan subordinan namun mengandung suatu penyelundupan ideology yang terselubung ,
yang seakan-akan dipermukaan terlihat baik, namun pada intinya tetaplah memesinkan
manusia. Dan manusia lagi-lagi hanya akan menjadi alat produksi kepentingan kapitalisme.
Dilevel inilah Gramsci menyatakan adanya persetujuan (consent), intrumen state hanya akan
melahirkan dominasi yang bersifat pemaksaan dan represif, sedangkan melalui level civil
society dibangun dominasi melalui kepemimpinan intelektual dan moral. Sehingga dominasi
tercapai bukan karena paksaan koersif namun merupakan perstujuan dari pihak lain. Hegemoni
ini ditranformasikan melalui apparatus transmisi yang berasal dari luar lingkungan
pemerintahan atau sering disebut swasta, seperti LSM, media masa, institusi keuangan, sekolah,
daan sebagainya.[10]

1. 3 Konsep
1. Counter Hegemoni
Ketika hegemoni telah menjadi sedemikian parah dilakukan oleh suatu rezim, harus dilakukan
aktivitas untuk meng-counter hegemoni dari kelompok yang berkuasa. Sebab inilah jalan untuk
melakukan perjuangan pembebasan rakyat. Counter hegemoni dapat dikatakan sebagai suatu
tandingan wacana bagi ideology dominan untuk melakukan perlawanan sebagai upaya
pembebasan masyarakat. Gramsci melihat bahwa faktor kesadaran (suprastruktur) merupakan
faktor dominan dalam pembentukan kesadaran masyarakat.[11]
Ada dua cara yang ditawarkan oleh Gramsci untuk melakukan counter hegeomoni dan
mengakiri dominasi rulling class , yaitu :
1. War of Monovere (Movement) : adalah sebuah gerakan counter hegemoni yang dilakukan
dengan mengambil alih langsung negara yang merupakan struktur tertinggi dari tatanan
masyarakat. Dengan pengambilan langsung Negara, maka pihak yang mengambil alih akan
merubah hegemoni yang ada melalui struktur Negara dan menggunakan instrument-instrumen
Negara untuk mengakhiri dominasi. Contoh : pembuatan kebijakan-kebijakan baru yang lebih
mengakomodir minoritas dan pembentukan aturan serta hukum yang membatasi gerak kaum
dominan. Counter hegemoni ini pernah terjadi pada masa revolusi Bolshevik oleh Lennin pada
tahun 1917 dan menjadi awal berdirinya Negara dengan paham komunisme terbesar dalam
sejarah, yaitu Uni Soviet.
2. War of Position ( Passive Revolution ) : Adalah counter hegemoni yang dilakukan dengan
instrument masyarakat sipil. Counter hegeomoni dilakukan dengan memberikan pendidikan
kepada masyarakat agar terbentuk kesadaran mereka untuk melakukan suatu perubahan,
sehingga terciptalah sebuah historical blok yang baru dengan wacana dominan yang baru juga.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siapa Zapatista Sebenarnya ?
It is not only by shooting bullets in the battlefields that tyranny
is overthrown, but also by hurling ideas of redemption, words
of freedom and terrible anathemas against the hangmen that
people bring down dictators and empires
Emiliano Zapata, Mexican revolutionary, 1914[12]

Tentara Pembebasan Nasional Zapatista adalah sebuah kelompok bersenjata yang ada di daerah
Chiapas, Mexico. Basis anggota mereka sebagian besar adalah masyarakat adat, tapi mereka
juga mempunyai pendukung dari wilayah perkotaan seperti halnya dukungan jaringan
internasional. Juru bicara mereka, tapi secara teknis bukanlah pemimpin mereka yang
menyebut dirinya dengan sub-comandante, adalah Subcomandante Marcos.
EZLN dibentuk pada 17 November 1983 oleh mantan anggota beberapa kelompok, baik yang
berorientasi kekerasan maupun pasifis. Mereka mulai dikenal masyarakat nasional maupun
internasional pada 11 Januari 1994, pada hari yang sama NAFTA (North American Free Trade
Agreement) antara Meksiko, Amerika Serikat dan Kanada mulai beroperasi sebagai cara untuk
menyatakan kehadiran masyarakat adat di tengah dunia yang mulai mengglobalisasi.
Para pejuang masyarakat adat, di antaranya merakit senapan palsu yang terbuat dari kayu,
menguasai lima munisipal di Chiapas, menyatakan secara resmi perang melawan Pemerintahan
Meksiko, dan menyatakan rencana mereka untuk melakukan pawai menujuMexico City, ibu
kota Meksiko, baik untuk mengalahkan tentara Meksiko ataupun membiarkannya untuk
menyerah dan memberlakukan pajak perang pada kota-kota yang mereka kuasai sepanjang
perjalanan mereka.
Hal yang tidak biasanya ditemukan pada organisasi revolusioner, dalam dokumen yang
diterbitkan EZLN (dalam Bahasa Spanyol) sebelum pemberontakan menyatakan hak rakyat
untuk menyerang balik setiap tindakan tidak adil yang dilakukan EZLN. Mereka juga
menyatakan hak rakyat untuk:
"menuntut agar angkatan bersenjata revolusioner untuk tidak mencampuri urusan sipil atau
disposisi ibu kota yang berhubungan dengan agrikultur, usaha, finansial, dan industri,
sebagaimana hal tersebut merupakan ranah eksklusif otoritas sipil yang dipilih secara bebas dan
demokratis." Dan mengatakan bahwa rakyat harus "mendapatkan dan memiliki senjata untuk
melindungi diri sendiri, keluarga dan hak milik mereka menurut hukum disposisi ibu kota
mengenai pertanian, usaha komersial, finansial, dan industri dari serangan bersenjata yang
dilakukan oleh angkatan bersenjata revolusioner maupun oleh angkatan
bersenjata pemerintah."
Setelah beberapa hari pertempuran lokal di hutan, Presiden Carlos Salinas de Gortari di tahun
terakhirnya memegang pemerintahan kemudian menawarkan sebuah perjanjian gencatan
senjata dan membuka dialog dengan para pemberontak dengan juru bicara resminya
Subcomandante Marcos. Setelah dua belas hari, pertempuran berhenti.
Dialog antara Zapatista dan pemerintah diperpanjang lebih dari satu periode (tiga tahun) dan
berakhir dengan San Andrs Accords, yang berisi perubahan konstitusi nasional yang bertujuan
untuk memberikan hak istimewa, termasuk otonomi, kepada masyarakat adat. Sebuah komisi
yang terdiri dari deputi dari partai politik bernama COCOPA perjsnjisn tersebut sedikit dirubah
seuai dengan EZLN. Presiden Meksiko yang baru, Ernesto Zedillo, bagaimanapun, mengatakan
bahwa kongres harus memutuskan apakah menyetujui perjanjian tersebut atau tidak.
Mengklaim telah adanya ingkar janji di meja negosiasi, EZLN kembali ke hutan
sementara Zedillo meningkatkan kehadiran militer di Chiapas untuk
mencegah berkembangnya zona pengaruh EZLN. Gencatan senjata tidak resmi yang
berbarengan dengan senyapnya aktivitas EZLN berlangsung selama tiga tahun selanjutnya, dan
merupakan yang terakhir pada masa Zedillo.


2.2 Zapatista, Dari Perlawanan Tradisional Menuju Gerakan Sosial Global

To the People of Mexico,
We, the men and women, full and free, are conscious that the war that we have declared is our
last resort, but also a just one. The dictators are applying an undeclared genocidal war against
our
people for many years. Therefore we ask for your participation, your decision to support this
plan that struggles for work, land, housing, food, health care, education, independence,
freedom, democracy, justice and peace. We declare that we will not stop fighting until the basic
demands of our people have been met by forming a government of our country that is free and
democratic.
join the insurgent forces of the zapatista national liberation army.[13]

Pernyataan diatas merupakan bagian dari bagian deklarasi pertama Lacandon Jungle yang
mengajak rakyat mexico bersatu membantu mereka dalam menhancurkan tirani yang saat itu
mengukung Mexico melalui pemerintahan yang represif dan tidak mengakomodir kepentingan-
kepentingan subordinate yang ada disana, yaitu petani-petani tradisional Mexico. Perlawanan
Zapatista menjadi suatu perlawanan global diakibatkan karena situasi yang terjadi di Mexico
kurang lebih sama dengan yang terjadi dinegara-negara latin saat itu. Negara-negara perhy-
phery hanya menjadi target hegemoni dari Negara maju untuk mengkooptasi Negara tersebut
kepentingan mereka. Negara yang diharapkan menjadi apparatus yang melindungi kepentingan
rakyat ternyata lebih merepresentasikan sebagai apparatus perpanjangan ideology dominan
saat itu, yaitu kapitalisme. Perjanjian-perjanjian yang dilakukanpun tidak mengakomodir rakyat
di Negara tersebut. Sehingga dalam implementasinya yang berupa investasi oleh suatu,
privatisasi lahan dan outsourcing membuat masyarakat di Ciapas terasing dari faktor produksi
yang telah mereka miliki selama turun temurun. Gerakan Zapatista seakan menjadi inspirasi
bagi mereka yang merasakan keadaan yang sama diberbagai belahan dunia.
Zapatistapun tidak hanya melakukan perlawanan bersenjata terhadap hal tersebut, namun
mereka juga melakukan agitasi-agitasi melalui media-media yang ada. Publik relation
merupakan senjata utama dalam perjuangan Zapatista, tidak bisa dibantah lagi kalau juru
bicara mereka Subcomadante Marcos adalah seorang yang sangat ahli dalam agitasi dengan
penggunaan media public yang ada, melalui media, jurnal dan bahkan internet, Zapatista
menyebarkan ide-ide mereka, Zapatista menggunakan satir-satir sastra sehingga cerita-crita
perlawanan mereka lebih seperti sebuah cerita heroik minoritas yang mencoba mendobrak
supremasi yang reprsesif disekitar mereka. Arjun Appadurai menyatakan bahwa media-media
elektronik dalam dunia global saat ini telah membuat semuanya menjadi mungkin, karena
dalam kondisi bacaan yang kolektif, kritkan serta pandangan yang sama tentang sebuah
masalah, informasi dari sebuah gerakan membuat kelompok lainnya mulai membayangakan
dan merasakan hal tersebut bersama-sama. [14] Zapatista diterima sebagai suatu gerakan
perlawanan diseluruh dunia dan bahka menginspirasi kelompok-kelompok lainnya juga
dikarenakan mereka menggunakan cara-cara perlawanan yang popular. Mereka
menggambarkan pergerakan mereka sebagai suatu sisi patriotism yang romantic dibandingkan
sesuatu yang kejam. Kata-kata heroik dan sifat Marcos yang begitu satir dengan
menyembunyikan identitas aslinya menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi Zapatista, hal ini
membangkitkan kembali memori mereka kepada Che Guevara, seorang pejuang sosialis Kuba,
yang melepaskan posisinya sebagai mentri pertanian Kuba demi membantu gerakan
perlawanan rakyat di Bolivia.
Zapatista telah membangkitkan harapan perlawanan terhadap rezim yang berkuasa, mereka
menjadi inspirasi gerakan-gerakan popular yang ada saat ini, Rage Againts The Machine sebuah
band Hip metal terkenal Amerika bahkan menyisihkan sebagian keuntungan mereka untuk
disumbangkankan kepada Zapatista, bahkan band punk Anti Flag membuat suatu lagu khusus
yang memang didedikasikan kepada para pejuang di Ciapas itu (lagu itu berjudul Zapatista
Dont Give Up).
Semenjak tanggal 23 Juli hingga 3 agustus 1996, lebih dari 5000 orang dari 42 negara yang
berbeda berpartisipasi dalam the First Intercontinental Encuentro forHumanity and Against
Neoliberalism held in Zapatista territory in rebellion. Banyak Grup kemanusiaan berkunjung ke
Ciapas untuk melakukan dokumentsi gerakan Zapatista dan banyak juga kelompok-kelompok
pembuat film menjadikan Zapatista sebagai inspirasi film mereka. Hal ini juga dipergunakan
Zapatista untuk meneruskan kampanye mereka untuk menentang kapitalisme Global dan
mewacanakan suatu tatanan dunia tanpa ada dominasi dari siapapun.



2. 3 Memetik Pelajaran Dari gerakan Zpatista

Dari uraian diatas dapat kita ambil beberapa nilai penting, yaitu :
Penyebaran nilai keadilan : dimana Zapatista berusaha menyampaikan pesan mengenai suatu
tataran dunia yang lebih adil, dimana tidak ada lagi yang dieksploitasi dan tereksploitasi
Penyebaran nilai-nilai Egalitarian :Zapatista melalui cara-cara pergerakannya mencoba
menyampaikan pesan bahwa nilai-nilai egalitarian merupakan nilai terpenting untuk
meciptakan masyarakat yang adil, hal ini dapat kita lihat bahwa Zapatista tidak pernah
mengambil alih atau menguasai daerah-daerah yang didudukinya dari pemerintahan Mexico,
Zapatista lebih memilih untuk kembai kerimbunnya hutan di Ciapas dan menyerahkan daerah
tersebut kepada penduduk local, sehingga mereka dapat mengaturnya secara kolektif.
Penyebaran nilai perjuangan : dari pergerakan Zapatista dapat kita ambil suatu pelajaran
berharga, yaitu jangan pernah menjadi konformis dan tunduk pada dominasi apapun terhadap
kita. Zapatista dengan segala keterbatasannya baik itu keterbatasan tokoh intelektual (karena
sebagian besar merupakan masyarakat adat) keterbatasan sumber daya, tantangan geografis (
tidak mudah bagi manusia perkotaan untuk menetap dihutan yang masih rimbun dan liar) dan
keterbatasan persenjataan serta keterbatasan akses terhadap informasi (karena daerah hutan
minim pasokan listrik dan tidak ada konksi internet).
Pentingnya Agitasi bagi sebuah pergerakan : bisa kita katakana keberhasilan Zapatista sebagian
besarnya bukanlah dari perjuangan mereka mengangkat senjata, namun merupakan perjuangan
agitasi-agitasi mereka dalam menyebarkan ide-ide perjuangan mereka melalui media-media
public. Sehingga mereka dapat menggalang simpati masyarakat dunia dan bahkan menjadi
seuatu pemicu bagi gerakan-gerakan perlawan terhadap kapitalisme gobal.

My Real Kamerad, Is My People
-Subcomadante Marcos-

BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Jika melihat dari system internasional saat ini, maka kita dapat melihat bahwa kapitalisme telah
menjadi system global yang dipakai oleh hubungan antar Negara dalam bidang ekonomi.
Dimana Negara tidak lagi diperbolehkan melakukan pengontrolan terhadap pasar. Agar tidak
mucul perlawanan terhadap system ini maka dibuatlah sebuah hegemoni yang
ditransformasikan ketataran level civil society, agar mereka menerima dan menyetujui nilai-
nilai kapitalisme sebagai common sense.
Ketika hegemoni telah menjadi sedemikian parah dilakukan oleh suatu rezim, harus dilakukan
aktivitas untuk meng-counter hegemoni dari kelompok yang berkuasa. Sebab inilah jalan untuk
melakukan perjuangan pembebasan rakyat. Counter hegemoni dapat dikatakan sebagai suatu
tandingan wacana bagi ideology dominan untuk melakukan perlawanan sebagai upaya
pembebasan masyarakat. Zapatista adalah salah satu bentuk upaya counter hegemoni yang
dilakukan masyarakat Mexico di Ciapas untuk menentang dominasi nilai-nilai kapitalisme yang
coba ditansformasikan Negara-negara core melalui perjanjian pasar bebas (dalam kasus ini
perjanjian tersebut adalah NAFTA). Zapatista menggunakan media-media popular seperti pers,
internet dan film sebagai sarana agitasi mereka untuk membentuk opini public agar bangkit
menentang kapitalisme global. Dan tulisan ini akan saya akhiri dengan kutipan dari feminis
anarkis yang begitu menginspirasi saya. If I can not dance on it, thats not my
revolution(Emma Goldman)

Anda mungkin juga menyukai