Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

INSTALASI TENAGA













NAMA : BUDY ARIYANTO
JURUSAN : II TEKNIK ELEKTRO A
NIM : 1202016




I. KONFIGURASI DAN JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI ?
Sistem tenaga listrik byang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan
menengah ke tegangan rendah. Pada sistem distribusi menurut tegangannya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Sistem jaringan tegangan primer atau Jaringan Tegangan Menengah.
Pada sistem jaringan primer konfigirasi yang biasa yang digunakan, seperti:
Jaringan Distribusi Pola Radial.
Pola radial adalah jaringan yang setiap saluran primernya hanya mampu menyalurkan daya
dalam satu arah aliran daya. Jaringan ini biasa dipakai untuk melayani daerah dengan tingkat
kerapatan beban yang rendah. Keuntungannya ada pada kesederhanaan dari segi teknis dan
biaya investasi yang rendah. Adapun kerugiannya apabila terjadi gangguan dekat dengan
sumber, maka semua beban saluran tersebut akan ikut padam sampai gangguan tersebut dapat
diatasi. Contoh gambarnya sebagai berikut :








Jaringan Distribusi Pola Loop
Pola loop ini memiliki susunan rangkaian seperti ring. memungkinkan titik beban
terlayani dari dua arah saluran, sehingga kontinuitas pelayanan lebih terjamin serta kualitas
dayanya menjadi lebih baik, karena drop tegangan dan rugi daya pada saluran menjadi lebih
kecil. Pada dasarnya pola loop ini dapat dibagi menjadi dua menurut konstruksi
rangkaaiannya



1. Sistim loop terbuka


Keterangan :
Ujung loop A dan B dilengkapi CB.
Switchboard 1,2 dan 3 dilengkapi dengan switch.
Pada operasi normal loop dalam keadaan terbuka (terbuka pd switchboard 2)
Switchboard dapat disuplay dari salah satu sumber
Loop dapat di konfigurasi ulang jika terjadi kerusakan, atau kehilangan sumber.
Konfigurasi ulang memerlukan waktu beberapa detik bila menggunakan cara
otomatis, dan akan memerlukan beberapa menit bila dilakukan secara manual
2. Sistem loop tertutup

Keterangan :
Semua alat switching untuk loop berupa CB.
Dalam keadaan normal loop tertutup
Sistim proteksi memastikan tidak terjadi pemutusan daya saat ada gangguan
Struktur ini lebih efficien dari loop terbuka karena dapat menghindari pemutusan daya
ketika ada gangguan.
C. Jaringan Distribusi Pola Grid
Pola jaringan ini mempunyai beberapa rel daya dan antara rel-rel tersebut
dihubungkan oleh saluran penghubung yang disebut tie feeder. Dengan demikian setiap gardu
distribusi dapat menerima atau mengirim daya dari atau ke rel lain.








Keuntungan dari jenis jaringan ini adalah:
Kontinuitas pelayanan lebih baik dari pola radial atau loop.
Fleksibel dalam menghadapi perkembangan beban.
Sesuai untuk daerah dengan kerapatan beban yang tinggi.
Adapun kerugiannya terletak pada sistem proteksi yang rumit dan mahal dan biaya
investasi yang juga mahal.
D. Jaringan distribusi pola spindel
Jaringan primer pola spindel merupakan pengembangan dari pola radial dan loop
terbuka. Beberapa saluran yang keluar dari gardu induk diarahkan menuju suatu tempat yang
disebut gardu hubung (GH), kemudian antara GI dan GH tersebut dihubungkan dengan satu
saluran yang disebut express feeder. Sistem gardu distribusi ini terdapat disepanjang saluran
kerja dan terhubung secara seri. Saluran kerja yang masuk ke gardu dihubungkan oleh saklar
pemisah, sedangkan saluran yang keluar dari gardu dihubungkan oleh sebuah saklar beban.
Jadi sistem ini dalam keadaan normal bekerja secara radial dan dalam keadaan darurat
bekerja secara loop melalui saluran cadangan dan GH.


Keuntungan pola jaringan ini adalah :
Sederhana dalam hal teknis pengoperasiannya seperti pola radial.
Kontinuitas pelayanan lebih baik dari pada pola radial maupun loop.
Pengecekan beban masing-masing saluran lebih mudah dibandingkan dengan pola
grid.
Penentuan bagian jaringan yang teganggu akan lebih mudah dibandingkan dengan
pola grid. Dengan demikian pola proteksinya akan lebih mudah.
Baik untuk dipakai di daerah perkotaan dengan kerapatan beban yang tinggi.



b. Sistem jaringan tegangan sekunder atau Jaringan Tegangan Rendah.
Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu
distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunderbentuk
saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat
menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi.





II. PRINSIP DASAR MOTOR LISTRIK INDUKSI ?
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang digunakan sebagai
sumber tegangannya. Penamaan motor induksi ini berasal dari kenyataan bahwa motor ini
bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke rotornya, dimana arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat
adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field)
yang dihasilkan oleh arus stator. Motor listrik ini bisa menggunakan sumber tegangan 3 fasa
ataupun 1 fasa. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan suatu
sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang
berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong
kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi (E2s = 44,4fnQ).
Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan
mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada
dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan
Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Kecepatan putar
rotor dapat dihitung,
ns = 120f/P
keterangan :
ns = kecepatan sinkron (rpm)
f = frekuensi sumber
p = jumlah kutup (pole)
prinsip kerja motor induksi berdasarkan fasanya dapat dijelaskan sebagai berikut :










1. Motor induksi 3 fasa








Motorinduksi 3-fase ini mempunyai kumparan 3-fase yang terpisah antar satu sama
lainya. Masing-masing fasa memiliki perbedaan jarak sebesar 120 antar fasanya.
sehingga keadaan ini akan menghasilkan resultan fluks magnet yang berputar
seperti halnya kutup magnet aktual yang berputar secara mekanik. Bentuk
gambaran sederhana hubungan kumparan motor induksi 3-fase dengan dua kutup
stator. Berntuk gambaran fluk yang terjadi pada motor induksi 3-fasa sebagai
berikut :










III. SISTEM STARTING MOTOR INDUKSI ?
Masalah yang seruing muncul pada sistem pengasutan secara umum adalah arus awal
yang terlalu besar dan momen awal yang sering terlalu kecil. Untuk kebanyakan motor arus
awal adalah empat sampai tujuh kali besarnya arus nominal. Rumus penghitungan arus awal
dapat dihitung sebagai berikut :



Dengan melihat persamaan itu kita bisa simpulkan cara untuk membuat arus awal lebih
rendah dengan ncara menurunkan E atau dengan menurunkan tegangan apit. cara yang kedua
adalah dengan memperbesar nilai tahanan R2. Hal ini dapat dilakukan pada jenis rotor belitan
dengan menambahkan tahanan luar melalui cincin gesernya. Untuk itu ada beberapa
pengasutan yang digunakan seperti :
1. Direct On Line starter
Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini sering
dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil. Pengertian
penyambungan langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di swich On ke sumber
tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu mengatur
atau menurunkan tegangan pada saat starting.








Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik Contactor,
Over Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB dan pilot lamp. Pilot
lamp ini biasanya difungsikan (menyala) apabila terjadi over load atau short circuit. Kontrol
Start dan Stop dilakukan dengan push button yang mengontrol tegangan pada coil contactor.
Sementara itu output OCR terangkai secara seri sehingga jika OCR trip, maka output OCR
akan melepas tegangan ke coil contactor.
Komponen penyusun starter ini harus mempunyai ampacity yang cukup besar. Perlu
diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran range overloadnya.
2. Star Delta starter

Cara yang sering digunakan untuk menurunkan tegangan apit adalah dengan
menggunakan saklar bintang segitiga. Hubungan bintang digunakan untuk menurunkan
tegangan yang masuk ke kumparan stator, sedangkan pada saat motor berjalan normal,
kumparan stator dihubung delta. Metode ini cocok digunakan untuk motor-motor diatas 5,5
KW sampai 15KW. Pada saat hubungan Bintang tegangan line ke netral dapat diformulasikan
sebagai berikut:





Sedangkan pada hubungan segitiga tegangan line ke netral dapat diformulasikan sebagai
berikut:















Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat delta. Tersusun atas 3 buah
contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk pengalihan
dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung secara Star.
Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line.
Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati
speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja
dengan baik jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.
3. Autotransformer starter
Pengasutan dengan transformator ini dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan,
semakin banyak tingkatan yang digunakan maka akan semakin baik pula perubahan arus start
yang terjadi sehingga kenaikan arus start dapat diminimalkan. Keuntungan yang dapat kita
rasakan dengan penggunaan tingkatan yang lebih banyak adalah akan mengurangi kerugian
panas yang timbul jika dibandingkan dengan mempergunakan suatu hambatan R. Namun
kekurangan yang utama adalah transformator tegangan mempunyai harga yang lebih tinggi
daripada sebuah hambatan. Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor
pada tap tegangan sekunder autotransformer terendah. Setelah beberapa saat motor dipercepat
tap autotransformer diputuskan dari rangkaian dan motor terhubung langsung pada tegangan
penuh.










Tujuan dari pengasutan transformator ini adalah untuk mengurangi tegangan awal yang
diinduksikan pada stator. Pada autotransformer starter, arus yang mengalir adalah


Dimana :
V
m
= Tegangan sekunder dari Auto-Transformer
V
1
= Tegangan supply
I
DOL
= Arus start langsung
4. Tahanan Primer starter
Di sini tegangan yang diturunkan diperoleh dengan menggunakan tahanan yang
dihubungkan seri dengan setiap belitan stator selam periode start. Penurunan tegangan dalam
tahanan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. Semakin banyak
tingkatannya semakin halus pula percepatan yang dihasilkan sehingga gangguan tegangan
pada saluran lebih kecil. Setelah periode start dengan tahanan selesai maka motor akan
dihubungsingkatkan sehingga motor akan bekerja dengan tegangan penuh. Perpindahan ini
dilakukan dengan kontrol otomatis dengan menggunakan timer. Keuntungan dari pengasutan
ini adalah panas yang ditimbulkan relatif sedikit yaitu 5%-10% dari panas yang akan timbul.
Untuk contoh gambarnya sebagai berikut :









5. Soft Starter
Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari elektrik motor.
Prisip kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor. Pertama-tama motor
hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan torsipun juga rendah. Pada level ini
motor hanya sekedar bergerak perlahan dan tidak menimbulkan kejutan. Selanjutnya
tegangan akan dinaikan secara bertahap sampai ke nominal tegangannya dan motor akan
berputar dengan dengan kondisi RPM yang nominal.

Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur trigger thyristor.
Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya. Rangkaian tersebut akan
mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristor. Thyristor yang terpasang
bisa pada 1 phase atau 3 phase.




Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat stop, tegangan
juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja seperti pada starter yang
menggunakan contactor.

6. Frequency drive
Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD (Variable
frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu penyearah tegangan
AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan dari DC ke tegangan AC
dengan frequency yang diinginkan. VSD memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb
:

Di mana RPM = kecepatan merupakan putaran dalam motor
f = frekuensi
p = jumlah kutub motor
Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan kecepatan
motor, sebaliknya dengan memperkecil frekuensi akan memperlambat kecepatan motor.
Pengendalian frekuensi motor menggunakan rangkaian inverter, seperti pada gambar:



Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :
Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah
DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali
dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya
adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan
menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan
dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.
Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan
remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di inverternya.
Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board control dengan tombol external
seperti push button atau switch. Masing masing option tersebut mempunyai kelemahan dan
keunggulan sendiri sendiri.
Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan
external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset memori. Semua itu
bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.





IV. KAPASITOR BANK?
Kapasitor bank adalah kumpulan dari kapasitor yang dirangkai paralel ataupun seri
yang berfungsi untuk memperbaiki faktor daya. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka
elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan
elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan
mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor
membangkitkan daya reaktif. Untuk memperbaiki faktor daya ini, maka digunakan capasitor
bank, yang berfungsi sebagai kompensator dari beban-beban induktif. Dalam memperbaiki
nilai cos phi ini. Selain itu, fungsi lain dari pemasangan Panel Capasitor Bank
:Menghilangkan Denda / Kelebihan Biaya (kVArh). Manfaat dari pemasangan kapasitor bank
antara lain adalah:
a. Menghindari kelebihan beban transformer / trafo over load
b. Menghindari kenaikan Arus / Suhu pada kabel,
c. Memaksimalkan Pemakaian Daya yang terpasang (kVA),
d. Menghindari voltage drop pada Line end,
e. Meningkatkan kualitas sumber daya listrik,
f. Memelihara peralatan / perangkat electric yang terpasang.
Kesimpulannya : Kapasitor bukan alat untuk menghemat energi = kWH, tetapi alat untuk
menurunkan arus listrik yang mengalir, dengan cara memperbaiki faktor daya. Untuk contoh
sederhana pada penghitungan daya reaktif dan R-L-C.

inductance


Capasitance



Maka untuk contoh kasus dapat di jelaskan terdapat rangkaian seperti berikut
dengan L = 120 mH, C= 25F, tegangan input sebesar 100V 50 HZ..











I total = IL-IC
= 2,53 A
Jadi total arus yang ada berkurang dengan adanya capasitor yang dipasang. Sebelumnya telah
dijelaskan bahwa pemasangan capasitor bang digunakan untuk mengurangi daya reaktif
dengan mengurangi arus totalnya. Ini dikarenakan bahwa daya mempunyai formula seperti :
P = VI cos
Maka jika kita menurunkan arus total bisa dikatakan dapat juga menurunkan daya reactive
juga.






XC = 2FL
XC = 127,388 ohm
IC = 100/127,388
= 0,785 amper



XL = 2FL
XL= 37,68 ohm
IL = 100/ 37,68
= 2,65 amper



V. PRINSIP DASAR GENERATOR SET

generator arus bolak-balik juga sering disebut dengan generator sinkron atau
alternator adalah sumber utama dari semua energi listrik yang kita pakai. Mesin ini adalah
mesin konverter energi terbesar. Mesin ini menggguanakan medan magnet sebagai pengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip generator dapat dikatakan bahwa tegangan
diinduksi pada konduktor apabila konduktor digerakan pada magnet sehingga memotong
garis gaya. Generator set menggunakan energi mekanis sebagai operasinya. Cara
menghasilkan fluks pada medan magnet tersebut adalah dengan cara menggerakkan magnet
dalam kumparan ataupun sebaliknya dengan sumber energi lain. Sumber energi lain tersebut
bisa berupa kincir air atau angin yang dapat memutar baling-baling dari generator tersebut
agar bisa menggerakkan medan magnet. Pada genset memiliki dua mesin utama yaitu mesin
diesel dan generator yang di kopel menjadi satu, diesel berfungsi untuk
menghasilkan energi putar, bahan bakar diesel untuk menghasilkan energi putar yaitu solar,
putaran digunakan untuk menggerakan / memutarkan generator, sedangkan generator sebagai
penghasil listrik, di dalamnya terdapat dua bagian utama yaitu stator dan rotor.
Ketika generator diputar oleh mesin diesel yang dihubungkan melalui sebuah kopling, maka
generator akan mengeluarkan arus listrik dan tegangan yang dihasilkan dari putaran rotor
didalam generator tersebut. Kapasitas dari genset bermacam - macam, tergantung keperluan
dari yang ukuran besar hingga kecil.



Untuk menunjukan hubungan antara arah penghantar bergerak(I), arah medan magnet, dan
arah resultan ari arah alliran arus yang terinduksi bisa menggunakan hukum tangan kiri untuk
generator. Jumlah tegangan yang diinduksi pada penghantar pada saat penghantar bergerak
pada medan magnet tergantung pada:
a. Kekuatan medan magnet, semakin kuat medan magniet maka semakin kuat tegangan
yang diinduksi.
b. Kecepatan pada penghantar yang memotong fluks. Bertambahnya kecepatan
penghantar menambah besarnya tegangan yang diinduksi.
c. Sudut pada tempat penghantar memotong fluks. Tegangan maksimum diinduksikan
apabila konduktor memotong 90, dan tegangan yang lebih rendah diinduksikan
apabila sudut itu kurang dari 90.
d. Panjang penghantar pada medan megnet.jika penghantar digulung menjadi kumparan
yang terdiri dari beberapa lilitan, panjang efektif bertambah dan tegangan yang
diinduksi akan bertambah.

kecepatan rotor dan frekuensi dari tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron
berbanding secara langsung. Gambar dibawah akan memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah
generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua
penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a.


Gambar Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.

Lilitan seperti disebutkan diatas disebut Lilitan terpusat, dalam generator sebenarnya
terdiri dari banyak lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada masing-masing
alur stator dan disebut Lilitan terdistribusi. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam,
maka fluks medan rotor bergerak sesuai lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik
menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz).

Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk
frekuensi f = 60 Hz, rotor harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus
berputar pada kecepatan n/60 revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1
pasang kutub, misalnya P kutub maka masing-masing revolution dari rotor menginduksikan
P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi
dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan:



dimana :
f = frekuensi tegangan (Hz)
p = jumlah kutub pada rotor
n = kecepatan rotor (rpm)








Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing terpisah
sebesar 120 derajat listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada
kumparan a a, b b dan c c pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan
gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan
seimbang besarnya fluksi sesaat :

A = m. Sin t
B = m. Sin ( t 120 )
C = m. Sin ( t 240 )

Anda mungkin juga menyukai