Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain
sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa.
Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit,
lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38
o
! yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
"enyebab demam terbanyak adalah in#eksi saluran pernapasan bagian atas
disusul in#eksi saluran pen$ernaan. (%gastiyah, &''() **'!.
+nsiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur ,
bulan sampai - tahun. .ampir 3 / dari anak yang berumur di ba0ah 1 tahun
pernah menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada
laki-laki daripada perempuan. .al tersebut disebabkan karena pada 0anita
didapatkan maturasi serebral yang lebih $epat dibandingkan laki-laki. (23.
Sumijati, *444)(*-(3!
Berdasarkan laporan dari da#tar diagnosa dari lab.5S26 +lmu Kesehatan
Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden
kejang demam. "ada tahun &''' ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang
dan tidak didapatkan angka kematian (4 /!. "ada tahun *444 ditemukan pasien
kejang demam &3* orang dan tidak didapatkan angka kematian (4 /!. 9ari data di
atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 3(/.
Bangkitan kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan di kemudian hari, terutama adanya
$a$at baik se$ara #isik, mental atau sosial yang mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. (+skandar :ahidiyah, &'81 ; 818! .
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. 9iagnosa se$ara dini serta pengelolaan yang tepat sangat
diperlukan untuk menghindari $a$at yang lebih parah, yang diakibatkan
bangkitan kejang yang sering. 8ntuk itu tenaga pera0at5paramedis dituntut untuk
berperan akti# dalam mengatasi keadaan tersebut serta mampu memberikan
asuhan kepera0atan kepada keluarga dan penderita, yang meliputi aspek
promoti#, pre<enti#, kurati# dan rehabilitati# se$ara terpadu dan
berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh
&
&
se$ara bio-psiko-sosial-spiritual. "rioritas asuhan kepera0atan pada kejang
demam adalah ; 2en$egah5mengendalikan akti<itas kejang, melindungi pasien
dari trauma, mempertahankan jalan napas, meningkatkan harga diri yang positi#,
memberikan in#ormasi kepada keluarga tentang proses penyakit, prognosis dan
kebutuhan penanganannya. (+ 2ade Kariasa, &''') *,*!.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik membuat karya
tulis dengan judul =Asuhan Kepera0atan "ada Anak =A> dengan Kejang
9emam di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya>.
1.2 Batasan Masalah
2engingat keterbatasan 0aktu yang penulis miliki , maka penulis
membatasi permasalahan Asuhan Kepera0atan pada Anak =A> dengan
Kejang 9emam di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
9iperolehnya pengetahuan atau gambaran pelaksanaan Asuhan Kepera0atan
pada kasus Kejang 9emam di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
&.3.&.& 2ampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data subyekti# dan data
obyekti# pada pasien dengan kejang demam.
&.3.&.* 2ampu menganalisa data yang diperoleh
&.3.&.3 2ampu merumuskan diagnosa kebidanan pada pasien dengan kejang demam
&.3.&.- 2ampu membuat ren$ana tindakan kepera0atan pada pasien dengan kejang
demam
&.3.&.1 2ampu melaksanakan tindakan kepera0atan sesuai dengan ren$ana yang
ditentukan.
&.3.&., 2ampu menge<aluasi tindakan kepera0atan yang telah dilaksanakan
1. Man!aat Penulisan
1..1 Bagi "enulis
.asil studi kasus ini dapat memberikan 0a0asan tantang kejang demam pada anak
dengan menggunakan asuhan kepera0atan.
1..2 Bagi institusi
&.-.*.& Sebagai bahan ba$aan di perpustakaan dan bahan a$uan perbandingan pada
penanganan kasus kepera0atan.
&.-.*.* 2enghasilkan ahli madya kebidanan sebagai bidan pro#esional yang memiliki
pengetahuan yang memadai sesuai perkembangan ilmu dan pengetahuan.
*
*
1..3 Bagi klien
2emberikan pengetahuan dan ketrampilan pada keluarga tentang pera0atan
anak dengan kejang demam.
1.. Bagi rumah sakit
9apat memberikan asuhan kepera0atan untuk kasus yang sama serta menjaga dan
meningkatkan pelayanan kepada mesyarakat, khususnya asuhan kepera0atan dengan
kejang demam.
1.# Met$%e Penulisan
1.#.1 Met$%e Pen&usunan
9alam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode penulisan
deskripti# obser<asional dalam bentuk studi kasus yaitu metode yang dibuat
berdasarkan keadaan sebenarnya dan tertuju pada peme$ahan masalah.
1.#.2 Teknik Pengum"ulan Data
8ntuk memperoleh data yang rele<an, penulis menggunakan teknik sebagai
berikut ;
&.1.*.& :a0an$ara ; suatu $ara untuk mendapatkan data dengan $ara tanya ja0ab
yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien.
&.1.*.* "emeriksaan #isik ; data yang diperoleh melalui pemeriksaan dengan $ara
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
&.1.*.3 9okumenter ; suatu $ara untuk memperoleh data dengan melihat data yang
sudah ada dalam status klien, $atatan medik maupun dari hasil pemeriksaan
laboratorium.
&.1.*.- Studi kepustakaan ; mengumpulkan data melalui bahan ilmiah dari buku-buku
yang terkait dengan kasus kejang demam.
&.1.*.1 Studi lapangan ; mengumpulkan data melalui 0a0an$ara dan pemeriksaan
#isik pada pasien dengan kejang demam.
1.#.3 'um(er Data
&.1.3.& 9ata primer
9idapatkan melalui 0a0an$ara dan obser<asi terhadap pasien dan keluarga
&.1.3.* 9ata sekunder
9ata sekunder didapatkan melalui ; atatan medik dan $atatan pera0atan,
.asil-hasil pera0atan yang menunjang, atatan tenaga kesehatan lain yang
terkait.
3
3
1.) L$kasi %an *aktu Penulisan
1.).1 L$kasi
?okasi pelaksanaan Asuhan Kepera0atan dalam penyusunan karya tulis
dilakukan di 7uang Anak 7S89 9r. Soetomo Surabaya.
1.).2 *aktu
"enyusunan karya tulis ini dibuat dari mulai tanggal 8 September *44&
sampai dengan 34 September *44&.
1.+ 'istematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut ;
Bab & ; "endahuluan
@erdiri dari latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, man#aat
penulisan, metode penulisan, lokasi dan 0aktu, sistematika penulisan.
Bab * ; @injauan "ustaka
@erdiri dari konsep dasar teori kejang demam, konsep dasar asuhan
kepera0atan pada anak dengan kejang demam yang meliputi
pengkajian, diagnosa, peren$anaan, pelaksanaan, dan e<aluasi.
Bab 3 ; @injauan Kasus
2eliputi pengkajian, analisa data, rumusan diagnosa kepera0atan,
ren$ana5peren$anaan, pelaksanaan, dan e<aluasi serta $atatan
perkembangan.
Bab - ; "embahasan
"embahasan mengenai kesenjangan yang penulis jumpai antara teori
dan #akta yang ditemukan selama pelaksanaan asuhan kepera0atan.
Bab 1 ; Simpulan dan Saran
@erdiri dari simpulan dan saran khususnya dalam rangka
melaksanakan asuhan kepera0atan .
-
-
BAB 2
T,N-AUAN PU'TAKA
2.1 Batasan.Pengertian
Batasan5pengetahuan dari karya tulis dengan judul =Asuhan
Kepera0atan pada Anak = A> dengan Kejang 9emam meliputi ;
*.&.& Asuhan adalah bantuan yang dilakukan bidan kepada indi<idu, pasien atau
kliennya (Santoso. %+, &'8' ; 3!
*.&.* Kepera0atan adalah suatu pelayanan kesehatan pro#esional berdasarkan ilmu
dan kiat kepera0atan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial spiritual yang
komprehensip yang ditujukkan kepada indi<idu, keluarga dan masyarakat baik
yang sakit maupun yang sehat (Santosa. %+, &'8' ; &!
*.&.3 Asuhan kepera0atan adalah metode pemberian pelayanan kepera0atan
kepada pasien 5 klien (indi<idu, keluarga, kelompok dan masyarakat! yang
logis, sistematis, dinamis dan teratur (Santosa. %+, &'8' ; &1&!
*.&.- Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu
meningkat disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (9arto suharso, &''-;
&-8!.
2.2 K$nse" Kejang Demam
2.2.1 Pengertian
Kejang demam atau #ebrile $on<ulsion ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38
o
! yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium (%gastiyah, &''(;**'!.
2.2.2 Eti$l$gi
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan
suhu badan yang tinggi dan $epat, yang disebabkan oleh in#eksi diluar
susunan syara# pusat misalnya ; tonsilitis ostitis media akut, bron$hitis, dll
2.2.3 Pat$!isi$l$gi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipe$ah menjadi O
*
dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. 9alam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium (K
A
! dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (%a
A
! dan elektrolit
lainnya, ke$uali ion klorida (l
-
!. Akibatnya konsentrasi ion K
A
dalam sel
1
1
neuron tinggi dan konsentrasi %a
A
rendah, sedang di luar sel neuron terdapat
keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan
di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut
potensial membran dari neuron. 8ntuk menjaga keseimbangan potensial
membran diperlukan energi dan bantuan enBim %a-K A@"-ase yang
terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh ;
&.3.& "erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
&.3.* 7angsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimia0i atau
aliran listrik dari sekitarnya
&.3.3 "erubahan pato#isiologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan
"ada keadaan demam kenaikan suhu &
o
akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal &4-&1 / dan kebutuhan oksigen akan
meningkat *4/. "ada anak 3 tahun sirkulasi otak men$apai ,1 / dari
seluruh tubuh dibandingkan dengan orang de0asa yang hanya &1 /. Oleh
karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari
membran sel neuron dan dalam 0aktu yang singkat terjadi di#usi dari ion
kalium maupun ion natrium akibat terjadinya lepas muatan listrik. ?epas
muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel
maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan =neurotransmitter> dan
terjadi kejang. Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari &1 menit!
biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk
kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis
laktat disebabkan oleh metabolisme anerobik, hipotensi artenal disertai
denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh meningkat yang
disebabkan makin meningkatnya akti#itas otot dan mengakibatkan
metabolisme otak meningkat.
2.2. Pr$gn$sa
9engan penanggulangan yang tepat dan $epat prognosisnya baik
dan tidak perlu menyebabkan kematian, resiko seorang anak sesudah
menderita kejang demam tergantung #aktor ;
&.-.& 7i0ayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
&.-.* Kelainan dalam perkembangan atau kelainan sara# sebelum anak menderita
kejang
&.-.3 Kejang yang berlangsung lama atau kejang #okal
,
,
Bila terdapat paling sedikit * dari 3 #aktor tersebut di atas, di
kemudian hari akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar &3 /,
dibanding bila hanya terdapat satu atau tidak sama sekali #aktor tersebut,
serangan kejang tanpa demam */-3/ saja (=onsensus Statement on
6ebrile SeiBures &'8&>!.
2.2.# Mani!estasi Klinik
Serangan kejang biasanya terjadi *- jam pertama se0aktu demam,
berlangsung singkat dengan si#at bangkitan kejang dapat berbentuk tonik-
klonik, tonik, klonik, #okal atau akinetik. 8mumnya kejang berhenti sendiri.
Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun sejenak tapi
setelah beberapa detik atau menit anak akan sadar tanpa ada kelainan sara#.
9i Subbagian Anak 6K8+ 7S2 Cakarta, kriteria ?i<ingstone
dipakai sebagai pedoman membuat diagnosis kejang demam sederhana,
yaitu ;
&.1.& 8mur anak ketika kejang antara , bulan dan - tahun
&.1.* Kejang berlangsung tidak lebih dari &1 menit
&.1.3 Kejang bersi#at umum
&.1.- Kejang timbul dalam &, jam pertamam setelah timbulnya demam
&.1.1 "emeriksaan sara# sebelum dan sesudah kejang normal
&.1., "emeriksaan 33D yang dibuat sedikitnya satu minggu sesudah suhu normal
tidak menunjukkan kelainan
&.1.( 6rekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak melebihi empat kali
2.2.) Penatalaksanaan Me%ik
9alam penaggulangan kejang demam ada - #aktor yang perlu
dikerjakan, yaitu ;
&.,.& "emberantasan kejang se$epat mungkin
"emberantasan kejang di Sub bagian Sara# Anak, Bagian +lmu Kesehatan
Anak 6K8+ sebagai berikut ;
Apabila seorang anak datang dalam keadaan kejang, maka ;
&. Segera diberikan diaBepam intra<ena dosis rata-
rata 4,3 mg5kg
Atau
diaBepam re$tal dosis &4 kg ; 1 mg
bila kejang tidak berhenti E &4 kg ; &4 mg
(
(
tunggu &1 menit
dapat diulang dengan $ara5dosis yang sama
kejang berhenti

berikan dosis a0al #enobarbital
dosis ; neonatus ; 34 mg +.2
& bulan F & tahun ; 14 mg +.2
> & tahun ; (1 mg +.2
*. Bila diaBepam tidak tersedia, langsung memakai
#enobarbital dengan dosis a0al dan selanjutnya diteruskan dengan dosis
rumat.
&.,.* "engobatan penunjang
"engobatan penunjang saat serangan kejang adalah ;
&. Semua pakaian ketat dibuka
*. "osisi kepala sebaiknya miring untuk men$egah aspirasi isi lambung
3. 8sahakan agar jalan napas bebasuntuk menjamin kebutuhan oksigen
-. "engisapan lendir harus dilakukan se$ara teratur dan diberikan oksigen
&.,.3 "engobatan rumat
6enobarbital dosis maintenan$e ; 8-&4 mg5kg BB dibagi * dosis pada hari
pertama, kedua diteruskan --1 mg5kg BB dibagi * dosis pada hari berikutnya.
&.,.- 2en$ari dan mengobati penyebab
"enyebab kejang demam adalah in#eksi respiratorius bagian atas dan astitis
media akut. "emberian antibiotik yang adekuat untuk mengobati penyakit
tersebut. "ada pasien yang diketahui kejang lama pemeriksaan lebih intensi#
seperti #ungsi lumbal, kalium, magnesium, kalsium, natrium dan #aal hati.
Bila perlu rontgen #oto tengkorak, 33D, ense#alogra#i, dll.
2.3 K$nse" Asuhan Ke"era/atan Pa%a Pasien Dengan Kejang Demam
?angkah-langkah dalam proses kepera0atan ini meliputi ;
2.3.1 Pengkajian
"engkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan
menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan pera0atan pasien tersebut.
(Santosa. %+, &'8', &1-!
?angkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan
sintesa data serta perumusan diagnosa kepera0atan. "engumpulan data akan
menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan atau kepera0atan yang
8
8
meliputi kebutuhan #isik, psikososial dan lingkungan pasien. Sumber data
didapatkan dari pasien, keluarga, teman, team kesehatan lain, $atatan pasien
dan hasil pemeriksaan laboratorium. 2etode pengumpulan data melalui
obser<asi (yaitu dengan $ara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi!,
0a0an$ara (yaitu berupa per$akapan untuk memperoleh data yang
diperlukan!, $atatan (berupa $atatan klinik, dokumen yang baru maupun yang
lama!, literatur (men$akup semua materi, buku-buku, masalah dan surat
kabar!.
"engumpulan data pada kasus kejang demam ini meliputi ;
*.3.&.& 9ata subyekti#
&. Biodata5+dentitas
Biodata anak men$akup nama, umur, jenis kelamin.
Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial
anak meliputi nama, umur, agama, suku5bangsa, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, alamat.
*. 7i0ayat "enyakit (9arto Suharso, *444!
7i0ayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan ;
Apakah betul ada kejang G
9iharapkan ibu atau keluarga yang mengantar dianjurkan menirukan
gerakan kejang si anak
Apakah disertai demam G
9engan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang, maka
diketahui apakah in#eksi in#eksi memegang peranan dalam terjadinya
bangkitan kejang. Carak antara timbulnya kejang dengan demam..
?ama serangan
Seorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan 0aktu
berlangsung lama. ?ama bangkitan kejang kita dapat mengetahui
kemungkinan respon terhadap prognosa dan pengobatan.
"ola serangan
"erlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai pola
serangan apakah bersi#at umum, #okal, tonik, klonik G
Apakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran seperti
epilepsi mioklonik G
Apakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai gangguan
kesadaran seperti epilepsi akinetik G
'
'
Apakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan #leHi sementara
tangan naik sepanjang kepala, seperti pada spasme in#antile G
"ada kejang demam sederhana kejang ini bersi#at umum.
6rekuensi serangan
Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa kejang
terjadi untuk pertama kali, dan berapa #rekuensi kejang per tahun.
"rognosa makin kurang baik apabila kejang timbul pertama kali pada
umur muda dan bangkitan kejang sering timbul.
Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan
Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah aura atau rangsangan tertentu
yang dapat menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit
kepala dan lain-lain. 9imana kejang dimulai dan bagaimana menjalarnya.
Sesudah kejang perlu ditanyakan apakah penderita segera sadar, tertidur,
kesadaran menurun, ada paralise, menangis dan sebagainya G
7i0ayat penyakit sekarang yang menyertai
Apakah muntah, diare, truma kepala, gagap bi$ara (khususnya pada
penderita epilepsi!, gagal ginjal, kelainan jantung, 9.6, +S"A, O2A,
2orbili dan lain-lain.
3. 7i0ayat "enyakit 9ahulu
Sebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah
penderita pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang
terjadi untuk pertama kali G
Apakah ada ri0ayat trauma kepala, radang selaput otak, K", O2A dan
lain-lain.
-. 7i0ayat Kehamilan dan "ersalinan
Kedaan ibu se0aktu hamil per trimester, apakah ibu pernah mengalami
in#eksi atau sakit panas se0aktu hamil. 7i0ayat trauma, perdarahan per
<aginam se0aktu hamil, penggunaan obat-obatan maupun jamu selama
hamil. 7i0ayat persalinan ditanyakan apakah sukar, spontan atau dengan
tindakan ( #or$ep5<akum !, perdarahan ante partum, as#iksi dan lain-lain.
Keadaan selama neonatal apakah bayi panas, diare, muntah, tidak mau
menetek, dan kejang-kejang.
1. 7i0ayat +munisasi
Cenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta
umur mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi. "ada umumnya
&4
&4
setelah mendapat imunisasi 9"@ e#ek sampingnya adalah panas yang
dapat menimbulkan kejang.
,. 7i0ayat "erkembangan
9itanyakan kemampuan perkembangan meliputi ;
"ersonal sosial (kepribadian5tingkah laku sosial! ; berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
Derakan motorik halus ; berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot ke$il dan memerlukan
koordinasi yang $ermat, misalnya menggambar, memegang suatu benda,
dan lain-lain.
Derakan motorik kasar ; berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh.
Bahasa ; kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbi$ara spontan.
(. 7i0ayat kesehatan keluarga.
Adakah anggota keluarga yang menderita kejang (A *1 / penderita
kejang demam mempunyai #aktor turunan!. Adakah anggota keluarga
yang menderita penyakit syara# atau lainnya G Adakah anggota keluarga
yang menderita penyakit seperti +S"A, diare atau penyakit in#eksi
menular yang dapat men$etuskan terjadinya kejang demam.
8. 7i0ayat sosial
8ntuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu dikaji
siapakah yanh mengasuh anak G
Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya G
'. "ola kebiasaan dan #ungsi kesehatan
9itanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana G
"ola kebiasaan dan #ungsi ini meliputi ;
"ola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat
Daya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang
kesehatan, pen$egahan dan kepatuhan pada setiap pera0atan dan tindakan
medis G
Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan
kesehatan yang diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga yang
sakit, penggunaan obat-obatan pertolongan pertama.
"ola nutrisi
&&
&&
8ntuk mengetahui asupan kebutuhan giBi anak. 9itanyakan bagaimana
kualitas dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh anak G
2akanan apa saja yang disukai dan yang tidak G Bagaimana selera makan
anak G Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari G
"ola 3liminasi ;
BAK ; ditanyakan #rekuensinya, jumlahnya, se$ara makroskopis
ditanyakan bagaimana 0arna, bau, dan apakah terdapat darah G
Serta ditanyakan apakah disertai nyeri saat anak ken$ing.
BAB ; ditanyakan kapan 0aktu BAB, teratur atau tidak G Bagaimana
konsistensinya lunak,keras,$air atau berlendir G
"ola akti<itas dan latihan
Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya G
Berkumpul dengan keluarga sehari berapa jam G Akti<itas apa yang
disukai G
"ola tidur5istirahat
Berapa jam sehari tidur G Berangkat tidur jam berapa G Bangun tidur jam
berapa G Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang G
*.3.&.* 9ata Obyekti#
&. "emeriksaan 8mum (orry S, *444 hal ; 3,!
"ertama kali perhatikan keadaan umum <ital ; tingkat kesadaran, tekanan
darah, nadi, respirasi dan suhu. "ada kejang demam sederhana akan
didapatkan suhu tinggi sedangkan kesadaran setelah kejang akan kembali
normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan neurologi.
*. "emeriksaan 6isik
Kepala
Adakah tanda-tanda mikro atau makrosepaliG Adakah dispersi bentuk
kepalaG Apakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu ubun-
ubun besar $embung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar menutup atau
belum G.
7ambut
9imulai 0arna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut.
"asien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang,
kemerahan seperti rambut jagung dan mudah di$abut tanpa menyebabkan
rasa sakit pada pasien.
2uka5 :ajah.
&*
&*
"aralisis #asialis menyebabkan asimetri 0ajah) sisi yang paresis
tertinggal bila anak menangis atau terta0a, sehingga 0ajah tertarik ke
sisi sehat. Adakah tanda rhisus sardoni$us, opistotonus, trimus G Apakah
ada gangguan ner<us $ranial G
2ata
Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan
ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungti<a G
@elinga
"eriksa #ungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya
in#eksi seperti pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga,
keluar $airan dari telinga, berkurangnya pendengaran.
.idung
Apakah ada pernapasan $uping hidungG "olip yang menyumbat jalan
napas G Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya G
2ulut
Adakah tanda-tanda sardoni$usG Adakah $ynosisG Bagaimana keadaan
lidahG Adakah stomatitisG Berapa jumlah gigi yang tumbuhG Apakah ada
$aries gigi G
@enggorokan
Adakah tanda-tanda peradangan tonsil G Adakah tanda-tanda in#eksi
#aring, $airan eksudat G
?eher
Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid G Adakah
pembesaran <ena jugulans G
@horaH
"ada in#eksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,
#rek0ensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi
+nter$ostale G "ada auskultasi, adakah suara napas tambahan G
Cantung
Bagaimana keadaan dan #rek0ensi jantung serta iramanya G Adakah
bunyi tambahan G Adakah bradi$ardi atau ta$hy$ardia G
Abdomen
Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen G
Bagaimana turgor kulit dan peristaltik usus G Adakah tanda
meteorismusG Adakah pembesaran lien dan hepar G
&3
&3
Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun 0arnanyaG Apakah
terdapat oedema, hemangioma G Bagaimana keadaan turgor kulit G
3kstremitas
Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejangG
Bagaimana suhunya pada daerah akral G
Denetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari <agina, tanda-
tanda in#eksi G
*.3.&.3 "emeriksaan "enunjang
@ergantung sarana yang tersedia dimana pasien dira0at,
pemeriksaannya meliputi ;
&. 9arah
Dlukosa 9arah ; .ipoglikemia merupakan predisposisi kejang (% I
*44 mJ5dl!
B8% ; "eningkatan B8% mempunyai potensi kejang dan
merupakan indikasi nepro toksik akibat dari
pemberian obat.
3lektrolit ; K, %a
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan
predisposisi kejang
Kalium ( % 3,84 F 1,44 meJ5dl !
%atrium ( % &31 F &-- meJ5dl !
*. airan erebo Spinal ; 2endeteksi tekanan abnormal dari S tanda
in#eksi, pendarahan penyebab kejang.
3. Skull 7ay ; 8ntuk mengidenti#ikasi adanya proses desak
ruang dan adanya lesi
-. @ansiluminasi ; Suatu $ara yang dikerjakan pada bayi dengan
88B masih terbuka (di ba0ah * tahun! di
kamar gelap dengan lampu khusus untuk
transiluminasi kepala.
1. 33D ; @eknik untuk menekan akti<itas listrik otak
melalui tengkorak yang utuh untuk mengetahui
#okus akti<itas kejang, hasil biasanya normal.
&-
&-
,. @ S$an ; 8ntuk mengidenti#ikasi lesi $erebral in#aik
hematoma, $erebral oedem, trauma, abses,
tumor dengan atau tanpa kontras.
2.3.2 Analisa %an 'intesa Data
Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan
mentabulasi, menyeleksi, mengelompokkan, mengaitkan data, menentukan
kesenjangan in#ormasi, melihat pola data, membandingakan dengan standar,
menginterpretasi dan akhirnya membuat kesimpulan. .asil analisa data
adalah pernyataan masalah kepera0atan atau yang disebut diagnosa
kepera0atan.
Tabel 2.1 Analisa dan Sintesa Data Pada Kasus Kejang Demam
%O "engelompokan 9ata
Kemungkinan
"enyebab
2asalah
&
*
- Suhu @ubuh K %ormal
t. 3,,1 F 3(,1 L (bayi!
t. 3, - 3(,1 L(anak!
- 9enyut nadi lebih $epat
% &&4-&*4H5menit (bayi!
% &44-&&4H5menit (& th !
% 84- '4H5menit (1-&*th!
- Adanya ri0ayat kejang
demam
- Kulit teraba panas
- 6rek0ensi perna#asan me-
ningkat
7.7 34--4H5menit (bayi!
7.7 *--*8H5menit (anak !
- apek
- Kelelahan
- %yeri otot
- "enurunan kesadaran
- 7i0ayat kejang demam
.ipertemia
M
Dangguan metabolisme
otak
M
"erubahan
keseimbangan dan sel
netron
M
9i#usi ion kalium dan
natrium
M
?epas muatan listrik
M
Kejang
(2.3. Sumijati,
*444)&43!
Kejang
M
Berkurangnya
koordinasi otot
7esiko ke-jang
berulang
7esiko trauma
#isik
&1
&1
3
-
- .asil laboratorium glukosa
darah abnormal (I 84 gr!
- 3lektrolit abnormal
%a ; % &31 F&-- meJ5dl
K ; % 3,84-1,44 meJ5dl
- Suhu tubuh abnormal
K 3(,1L
- Kulit terasa panas
- 9enyut nadi meningkat
- 7i0ayat in#eksi perna#a-
san atas, ostitis media
akut, pneumonia, saluran
ken$ing, pen$ernaan.
- Anak gelisah dan tidur
terganggu
- Keluarga sering bertanya
tentang penyakit anaknya,
pengobatan dan
pera0atannya
M
trauma #isik
(23. Sumijati,
*444)&43!
Kuman penyakit
M
in#eksi
M
@hermoregulasi
(.ipothalamus!
tak e#ekti#
M
hipertermi
Kurangnya atau
keterbatasan in#ormasi
M
sering bertanya
(%gastiyah, &''(;*34!
Dangguan rasa
nyaman
Kurangnya
pengetahuan
keluarga
2.3.3 Diagn$sa Ke"era/atan
9iagnosa kepera0atan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti
tentang masalah pasien5klien serta penyebabnya yang dapat dipe$ahkan atau
diubah melalui tindakan kepera0atan.
9iagnosa kepera0atan yang mun$ul adalah ;
*.3.& 7esiko terjadinya kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi.
*.3.* 7esiko terjadinya trauma #isik berhubungan dengan kurangnya koordinasi
otot
*.3.3 Dangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi yang ditandai ;
&. Suhu meningkat
*. Anak tampak re0el
*.3.- Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan keterbatasan
in#ormasi yang ditandai ; keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya.
2.3. Peren0anaan
&,
&,
"eren$anaan merupakan keputusan a0al tentang apa yang akan
dilakukan, bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa yang akan melakukan
kegiatan tersebut. 7en$ana kepera0atan yang memberikan arah pada kegiatan
kepera0atan. (Santosa. %+, &'8')&,4!
*.3.-.& 9iagnosa Kepera0atan ; 7esiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan
hipertermi.
@ujuan ; Klien tidak mengalami kejang selama berhubungan dengan
hiperthermi
Kriteria hasil ;
&. @idak terjadi serangan kejang ulang.
*. Suhu 3,,1 F 3(,1 L (bayi!, 3, F 3(,1 L (anak!
3. %adi &&4 F &*4 H5menit (bayi!
&44-&&4 H5menit (anak!
-. 7espirasi 34 F -4 H5menit (bayi!
*- F *8 H5menit (anak!
1. Kesadaran $omposmentis
7en$ana @indakan ;
&. ?onggarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap
keringat.
7asional ; proses kon<eksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan
tidak menyerap keringat.
*. Berikan kompres dingin
7asional ; perpindahan panas se$ara konduksi
3. Berikan ekstra $airan (susu, sari buah, dll!
7asional ; saat demam kebutuhan akan $airan tubuh meningkat.
-. Obser<asi kejang dan tanda <ital tiap - jam
7asional ; "emantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan
dilakukan.
1. Batasi akti<itas selama anak panas
7asional ; akti<itas dapat meningkatkan metabolisme dan
meningkatkan panas.
,. Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai ad<is.
7asional ; 2enurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai
propilaksis
*.3.-.* 9iagnosa Kepera0atan ; 7esiko terjadi trauma #isik berhubungan dengan
kurangnya koordinasi otot.
@ujuan ; @idak terjadi trauma #isik selama pera0atan.
&(
&(
Kriteria .asil ;
&. @idak terjadi trauma #isik selama pera0atan.
*. 2empertahankan tindakan yang mengontrol akti<itas kejang.
3. 2engidenti#ikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.
7en$ana @indakan ;
&. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang
rendah.
7asional ; meminimalkan injuri saat kejang
*. @inggalah bersama klien selama #ase kejang..
7asional ; meningkatkan keamanan klien.
3. Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan ba0ah.
7asional ; menurunkan resiko trauma pada mulut.
-. ?etakkan klien di tempat yang lembut.
7asional ; membantu menurunkan resiko injuri #isik pada ekstimitas
ketika kontrol otot <olunter berkurang.
1. atat tipe kejang (lokasi,lama! dan #rekuensi kejang.
7asional ; membantu menurunkan lokasi area $erebral yang terganggu.
,. atat tanda-tanda <ital sesudah #ase kejang
7asional ; mendeteksi se$ara dini keadaan yang abnormal
*.3.-.3 9iagnosa Kepera0atan 5 2asalah ; Dangguan rasa nyaman berhubungan
dengan hiperthermi.
@ujuan ; 7asa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil ; Suhu tubuh 3, F 3(,1L , % ) &44 F &&4 H5menit,
77 ; *- F *8 H5menit, Kesadaran $omposmentis, anak tidak
re0el.
7en$ana @indakan ;
&. Kaji #aktor F #aktor terjadinya hiperthermi.
7asional ; mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena
penambahan pakaian5selimut dapat menghambat
penurunan suhu tubuh.
*. Obser<asi tanda F tanda <ital tiap - jam sekali
7asional ; "emantauan tanda <ital yang teratur dapat menentukan
perkembangan kepera0atan yang selanjutnya.
3. "ertahankan suhu tubuh normal
7asional ; suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat akti<itas, suhu
lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas
atau dinginnya tubuh.
&8
&8
-. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala 5 ketiak .
7asional ; proses konduksi5perpindahan panas dengan suatu bahan
perantara.
1. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun
7asional ; proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal
dan tidak dapat menyerap keringat.
,. Atur sirkulasi udara ruangan.
7asional ; "enyediaan udara bersih.
(. Beri ekstra $airan dengan menganjurkan pasien banyak minum
7asional ; Kebutuhan $airan meningkat karena penguapan tubuh
meningkat.
8. Batasi akti<itas #isik
7asional ; akti<itas meningkatkan metabolismedan meningkatkan
panas.
*.3.-.- 9iagnosa Kepera0atan 5 2asalah ; Kurangnya pengetahuan keluarga
sehubungan keterbataaan in#ormasi.
@ujuan ; "engetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya.
Kriteria hasil ;
&. Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya.
*. Keluarga mampu diikutsertakan dalam proses kepera0atan.
3. keluarga mentaati setiap proses kepera0atan.
7en$ana @indakan ;
&. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
7asional ; 2engetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga
dan kebenaran in#ormasi yang didapat.
*. Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam
7asional ; penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu
menambah 0a0asan keluarga
3. Celaskan setiap tindakan pera0atan yang akan dilakukan.
7asional ; agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan pera0atan
-. Berikan .ealth 3du$ation tentang $ara menolong anak kejang dan
men$egah kejang demam, antara lain ;
&. Cangan panik saat kejang
*. Baringkan anak ditempat rata dan lembut.
3. Kepala dimiringkan.
&'
&'
-. "asang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu
dimasukkan ke mulut.
1. Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat
tunggu sampai keadaan tenang.
,. Cika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak
minum
(. Segera ba0a ke rumah sakit bila kejang lama.
7asional ; sebagai upaya alih in#ormasi dan mendidik keluarga agar
mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan.
1. Berikan .ealth 3du$ation agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak
panas.
7asional ; men$egah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan
kejang ulang.
,. Cika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit in#eksi dengan
menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular
sehingga tidak men$etuskan kenaikan suhu.
7asional ; sebagai upaya pre<enti# serangan ulang
(. Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar
memberitahukan kepada petugas imunisasi bah0a anaknya pernah
menderita kejang demam.
7asional ; imunisasi pertusis memberikan reaksi panas yang dapat
menyebabkan kejang demam
2.3.# Pelaksanaan
"elaksanaan kepera0atan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan ren$ana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat
bersi#at mandiri dan kolaborati#. Selama melaksanakan kegiatan perlu dia0asi
dan dimonitor kemajuan kesehatan klien ( Santosa. %+, &'8')&,* !
2.3.) E1aluasi
@ahap e<aluasi dalam proses kepera0atan menyangkut pengumpulan
data subyekti# dan obyekti# yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan
kepera0atan sudah di$apai atau belum. Bila perlu langkah e<aluasi ini
merupakan langkah a0al dari identi#ikasi dan analisa masalah selanjutnya
( Santosa.%+, &'8')&,*!.
Tabel 2.2 Evaluasi Pada Kasus Kejang Demam
*4
*4
%O. 9iagnosa52asalah 3<aluasi
&.
*
3.
-.
.
"otensial kejang berulang berhu-
bungan dengan hiperthermi.
"otensial terjadi trauma #isik
berhubungan kurangnya koordina-
si otot.
Dangguan rasa nyaman berhu-
bungan dengan hiperthermi.
Kurangnya pengetahuan keluarga
berhubungan dengan keterbatasan
in#ormasi.
Klien tidak mengalami kejang
selama *H*- jam.
Kriteria ;
- @idak terjadi serangan ulang
- Suhu ; 3, F 3(,1 L
- % ; &44 F &&4 kali5menit
- Kesadaran ; $omposmentis
@idak terjadi trauma #isik selama
pera0atan.
Kriteria ;
- @idak terjadi traumas #isik
selama kejang.
- 2empertahankan tindakan
yang mengontrol akti<itas
kejang.
- 2engidenti#ikasi tindakan
yang harus diberikan ketika
terjadi kejang.
7asa nyaman terpenuhi
Kriteria ;
- @anda <ital ;
Suhu ; 3, F 3(,1L
% ; &44 F &&4 kali5 menit
77 ; *- F *8 kali5menit
- Kesadaran ; $omposmentis
- Anak tidak re0el
"engetahuan keluarga bertambah
tentang penyakit anaknya.
Kriteria ;
- Keluarga tidak sering bertanya
tentang penyakit anaknya.
- Keluarga mampu diikutserta-
kan dalam proses pera0atan.
- Keluarga mentaati setiap
proses pera0atan.
?anjutan @abel *.* 3<aluasi Kasus Kejang 9emam
*&
*&
BAB 3
T,N-AUAN KA'U'
"ada bab 3 ini melaksanakan asuhan kepera0atan pada anak A
dengan diagnosa medis kejang demam A #aringitis di ruang anak 7S89 9r.
Soetomo Surabaya.
3.1 Pengkajian
"engkajian dilakukan oleh Kurnia Nuliastutik pada tanggal 8 September *44&
jam &&.44 :+B.
3.1.1 Data 'u(&ekti!
3.&.&.& Biodata5+denti#itas
%ama anak ; An =A>
8mur ; &1 bulan
Cenis kelamin ; "erempuan
%omor 7egister ; &448*1(&
?ahir ; %ormal (Spontan B!
@empat5tanggal lahir ; Surabaya, *3 2ei *444
9iagnosa 2edis ; Kejang 9emam A 6aringitis
@anggal 27S ; 8 September *44& jam 43.34 :+B
%ama +bu ; %y. =.>
8mur ; *' tahun
Agama ; Katolik
Suku5Bangsa ; Ca0a5+ndonesia
"endidikan ; S2A
"ekerjaan ; -
"enghasilan ; -
Alamat ; "u$ang Cajar -* Surabaya
%ama Ayah ; @n. =B>
8mur ; 3& tahun
Agama ; Kristen
Suku5Bangsa ; Batak5+ndonesia
"endidikan ; S2A
"ekerjaan ; S0asta
"enghasilan ; 7p 144.4445bulan
Alamat ; "u$ang Cajar -* Surabaya
**
**
3.&.&.* 7i0ayat "enyakit Sekarang
&. Keluhan utama ; +bu mengatakan bah0a anaknya panas sejak (-'-*44&
jam &-.34 :+B
*. "erjalanan penyakit sekarang
@anggal (-'-*44& jam &-.34 :+B Anak mulai panas lalu diberi obat
penurun panas (Sirup Salmol! & kali dan dikompres, disertai batuk dan
pilek. @etapi panas tidak turun. 2untah sebanyak * kali yaitu jam *3.34
:+B dan 4&.34 :+B sebanyak O *-3 sendok makan dengan berisi
makanan. ?alu kejang terjadi pada jam 4*.34 :+B sebanyak & kali,
lamanya O 1-&4 menit, tidak mengeluarkan busa dari mulut. Keadaan saat
kejang adalah mata melirik ke atas, kedua tangan #leksi, dan kedua kaki
kaku (ekstensi!. Setelah kejang terjadi anak langsung menangis. Batuk
tidak mengeluarkan dahak, suara grok-grok, konsistensi pilek agak kental,
jernih, dan keluar kadang-kadang, tetapi tidak sesak.
3.&.&.3 "enyakit 7i0ayat 9ahulu
Sebelumnya anak tidak pernah menderita5mengalami kejang, epilepsi, trauma
kepala, radang selaput otak, ostitis media akut. "enyakit yang pernah diderita
anak yaitu panas, batuk, pilek tetapi jarang terjadi.
3.&.&.- 7i0ayat Kehamilan dan "ersalinan
&. "renatal ; selama hamil sehat tidak ada kelainan seperti pendarahan dan
sakit panas, +bu hanya minum obat yang diberikan bidan. +bu
tidak minum jamu.
*. %atal ; melahirkan usia kehamilan ' bulan, spontan, tidak ada
kelainan, anak langsung menangis keras, BB ; 3344 gr "B ;
-8$m.
3. "ost %atal ; bayi sehat, menetek kuat, tidak ada kelainan, tali pusat lepas
hari ke (.
3.&.&.1 7i0ayat +munisasi
+bu mengatakan bah0a imunisasi anaknya sudah lengkap.
7eaksi setelah mendapat imunisasi 9"@ anak panas tetapi tidak kejang,
sembuh dengan meminum obat yang diberikan petugas kesehatan.
3.&.&., 7i0ayat "erkembangan Anak
*3
*3
&. 7i0ayat personal sosial ;
Anak mudah beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Anak masih
ngompol dan belum bisa memberi tahu orang tua bila ingin BAK5BAB.
*. Derakan motorik kasar ; anak sudah bisa berjalan, mendorong, dan
menarik kursi, dapat mengerjakan perintah se$ara sederhana.
3. Derakan motorik halus ; anak bisa memegang pensil dan men$oret-$oret.
-. Bahasa ; anak sudah bisa bi$ara beberapa kata, misalnya ; mama, papa,
memanggil kakaknya (+Ba!, dan memanggil binatang peliharaan (anjing!,
minum, dll.
Kesimpulan ; @idak ada kelainan dalam perkembangan.
3.&.&.( 7i0ayat Kesehatan Keluarga
Ayah ; tidak ada keluarga yang menderita penyakit epilepsi, kelainan
syara#, penyakit menular ataupun menurun dari ayah.
+bu ; ibu menderita hipotensi. Orang tua perempuan ibu menderita
penyakit diabetes mellitus sejak tahun &''*, dari keluarga ibu tidak
ada yang menderita kelainan syara#, epilepsi.
Anak ; kakaknya menderita sakit batuk dan pilek selama satu minggu
3.&.&.8 7i0ayat Sosial
&. Nang mengasuh ibu sendiri, di rumah tidak ada pembantu ataupun orang
lain.
*. .ubungan dengan anggota keluarga baik; anak sangat dekat dan manja
dengan ibunya. Biasanya anak bermain bersama kakak apabila ditinggal
ibu memasak, men$u$i, dan membersihkan rumah. Kakaknya berusia '
tahun, sudah kelas - S9.
3. .ubungan dengan teman sebaya ; anak lebih banyak bermain di rumah
bersama ibunya. Kadang-kadang anak bermain dengan teman sebayanya
yang dekat dengan rumahnya.
-. "emba0aan se$ara umum
Anak tampak gelisah dan re0el, kadang-kadang menangis minta
digendong, anak sangat manja kepada ibunya.
3.&.&.' "ola Kebiasaan dan 6ungsi
&. "ola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat
Sebelum sakit ; mandi * kali5hari, keramas * kali5minggu, ganti $elana
setiap ngompol, baju ganti tiap pagi dan sore.
*-
*-
Setelah sakit ; mandi * kali5hari, tidak pernah keramas, ganti baju tiap
pagi dan sore dan $elana ganti tiap ngompol.
Keluarga sangat kha0atir saat anaknya kejang karena selama ini tidak ada
keluarga yang kejang. Keluarga tidak tahu $ara pen$egahan dan
pertolongan kejang. Kalau anak sakit biasanya diba0a ke dokter atau
rumah sakit bila setelah diberi obat para$etamol atau bodreHin tidak
sembuh. Anak bila sakit re0el, sering minta digendong. Anak tampak
takut bila ada petugas kesehatan yang akan melakukan pera0atan5
tindakan medik.
*. "ola %utrisi
Sebelum sakit ; makan 3-- kali5hari, dengan porsi satu mangkuk ke$il
habis, tidak ada pantangan dalam makanan,
komposisinya nasi tim dan lauknya ber<ariasi tiap hari
yaitu tahu, tempe, ikan laut, telur dan daging kadang-
kadang dengan ukuran & satu porsi sebesar korek api.
Sayurnya seperti bayam, sup, soto, dan lain-lain.
2inum ; air putih O 3 F 1 gelas (ukuran &44 $$!, anak
masih menetek.
Selama sakit ; sehari makan 3 kali5hari, porsi yang disediakan rumah
sakit dimakan separuh. Komposisinya nasi tim, lauk,
sayur, dan buah. Anak lebih sering menetek. 2inum air
putih O - F , kali5&44 $$, pasi (SD2 *! baru diberikan *
sendok lalu dimuntahkan.
3. "ola 3liminasi
Sebelum sakit ; BAK O - F 1 kali5hari, 0arna kuning, nyeri tidak ada.
BAB lan$ar setiap pagi hari, konsistensi lembek, 0arna
kuning.
Selama sakit ; BAK O - F 1 kali5hari, 0arna kuning, nyeri tidak ada.
BAB setiap hari, konsistensi lembek, 0arna kuning.
-. "ola Akti<itas dan ?atihan
Sebelum sakit ; Bermain bersama kakaknya O - F 1 jam sehari, 0aktu
terbanyak bersama ibu. Bersama ayah kadangFkadang,
antara 3 F - jam. Biasanya anak juga bermain sendiri
sambil melihat @P atau mendengarkan musik sambil
menari.
Selama sakit ; akti<itas anak menjadi menurun karena terpasang in#us
di tangan kiri, anak sering minta digendong ibu.
*1
*1
1. "ola @idur dan +stirahat
Sebelum sakit ; tidur malam antara jam *4.44 F 41.44 :+B, siang tidur
antara jam &*.44 F &1.44 :+B, terbangun bila ngompol.
Selama sakit ; pada siang hari tidurnya sulit O Q - & jam, tidurnya
sering terbangun dan re0el minta digendong. "ada
malam hari tidurnya jam 4&.44 F 4-.44 :+B, anak re0el
dan tidurnya sering terjaga.
3.1.2 Data 2(&ekti!
3.&.*.& "emeriksaan 8mum
&. Keadaan umum ; lemah
*. Kesadaran ; $omposmentis
3. @ekanan darah ; -
%adi ; &3* kali5menit
7espirasi ; 34 kali5menit
Suhu ; 38,* L
-. BB 5 @B ; ' kg 5 (( $m
Status giBi ; *n A 8
*(&,1! A 8 R && kg
'5&& H &44 / R 8&,8 / (giBi kurang!
3.&.*.* "emeriksaan 6isik 8mum
&. Kepala
@ak ada tanda F tanda mikro$hepali ataupun makro$hepali, lingkar kepala
-, $m, ubun F ubun besar menutup, bentuk kepala normal.
*. 7ambut
:arna pirang, rambut tidak mudah di$abut, ketebalan rambut $ukup, tidak
terdapat kutu.
3. 2uka 5 0ajah
@idak ada rhisus sardoni$us, simetris, tidak terdapat oedema, 0ajah tidak
tampak pu$at.
-. 2ata
Ketajaman penglihatan baik, palpebra simetris, tak ada midriasis atau
miosis, sklera tidak ikterus, konjungti<a tak anemis, pergerakan normal,
tak ada strabismus.
1. .idung
*,
*,
Bentuk normal, tidak terdapat epistaksis, nampak keluar sekret
ber0arna kental dan jumlahnya sedikit, tidak ada polip, tidak ada
pernapasan $uping hidung.
,. @elinga
Simetris kanan dan kiri, pendengaran normal, tak tampak keluar $airan.
(. 2ulut
Simetris, tak tampak $yanosis, gigi berjumlah 8 buah, tak ada karies, lidah
bersih, tidak terdapat stomatis, tak ada strismus, bibir tampak kering dan
pe$ah-pe$ah
8. @enggorokan
@onsil tak tampak kemerahan dan tak tampak pembesaran, #aring tampak
kemerahan, tak ada eksudat.
'. ?eher
@ak ada kaku kuduk, tak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak ada
pembesaran <ena jugularis, tak ada pembesaran kelenjar getah bening.
&4. 9ada 5 @horaH
?ingkar dada -, $m, bentuk dada normal, tak ada re#raksi inter$ostal,
tidak terdapat ron$hi, tak ada 0heeBing, pernaasan $epat dan iramanya
teratur.
&&. Cantung
9etak jantung normal dan #rek0ensinya teratur
&*. Abdomen
@urgor kulit $ukup, tak ada meteorismus, keadaan lien dan hepar normal,
tidak teraba benjolan 5 tumor, gerak peristaltik normal.
&3. Kulit
Kebersihan kulit $ukup, tidak ada hemangioma, tidak ada oedem, kulit
teraba panas.
&-. 3kstrimitas
3kstrimitas atas ; tak ada oedem, pergerakan normal, pada tangan
kiri terpasang in#us sejak 8 september *44&, tak
ada tanda F tanda #lebitis, akral hangat, lila R &-
$m.
3kstrimitas ba0ah ; tak ada oedem, pergerakan normal, akral hangat.
&1. Denetalia
Pul<a ; kebersihan $ukup, tidak tampak keluar sekret, tidak ada oedema
maupun iritasi.
*(
*(
Anus ; kebersihan $ukup, haemorroid tidak tampak.
3.1.3 Pemeriksaan Penunjang
3.&.3.& 9ata ?aboratorium
& ?aboratorium 8 F ' *44& jam 43.34
"emeriksaan darah
.B ; &*,44 gr / (" &&,- F &1,&!
?eukosyt ; &' H &4
'
5? (" -,3 F &&,3!
@rombosyt ; &(3 H &4
'
5? (&14 F 314!
"P ; 4,31 (" 4,38 F 4,-*!
Dlukosa darah a$ak ; *88 mJ5dl (I *44!
3lektrolit ; Kalium R 3,,4 meJ5? (3,8 - 1!
%atrium R &33 meJ5? (&31 - &--!
?" (lumbal pungsi! ; Keluarga menolak 0alaupun sudah
diberikan penjelasan tujuan dan prosedurnya.
3.1. Data Lain
@herapi yang diberikan ;
8-'-*44& ; Ampi$ilin 3H344 mg +P
"ara$etamol 3H&44 mg ".O
9iaBepam *,( mg +P (bila kejang!
+n#us 91 S S 144 $$5*- jam.
3.2 Analisa %an 'intesa Data
@abel 3.& Analisa dan Sintesa 9ata "ada Kasus Kejang 9emam
%o "engelompokan data
Kemungkinan
"enyebab
9iagnosa5masalah
& @anggal 8-'-*44&
jam &&.44 :+B
S ; +bu mengatakan bah0a
anaknya masih panas dan
re0el minta menetek
terus, sebelumnya anak
tidak pernah sakit kejang.
O ; keadaan $omposmentis
@anda <ital ;
S ; 38,*
o

% ; &3*H5mnt
.ipertermia

gangguan metabolisme
otak

"erubahan
keseimbangan dari sel
neuron

di#usi ion kalium dan


natrium
"otensial kejang
ulang
*8
*8
77 ; 34H5mnt
Kulit terasa panas, akral
hangat, anak tampak re0el
dan sedang menetek. Bibir
tampak kering dan pe$ah-
pe$ah , turgor kulit $ukup.
"emeriksaan laboratorium;
.b ; &* gr /
(% ; &&,--&1,&!
?eu$o$yt ; 'H&4
'
5?
(% ; -,3-&&,3!
@rombo$yt ; &(3H&4
'
5?
(% ; &14-314!
"P ; 4,31
(% ; 4,38-4,-*!
Dlukosa darah a$ak ;
*88 mJ5dl
(% kurang dari *44!
3lektrolit ;
- Kalium ; 3,, meJ5?
(% ; 3,8-1!
- %atrium ; &33
meJ5? (% ; &31-
&--!

?epas muatan listrik

kejang
* @anggal 8-'-*44&
jam &&.44 :+B
S ; +bu mengatakan porsi
dari rumah sakit
dihabiskan separuh, pasi
(SD2 *! baru diberikan
* sendok, lalu
dimuntahkan, anak
sering menetek, dan
minum air putih A - -
,H5&44$$
O ; turgor kulit $ukup, 0ajah
dan telapak tangan tidak
"roses penyakit
(#aringitis!

kesulitan dalam menelan

asupan nutrisi berkurang


Dangguan
pemenuhan nutrisi
*'
*'
pu$at. Konjungti<a tidak
anemis.
BB ; ' kg (% ; && kg!
Status giBi kurang
?ila ; &- $m
3 @anggal 8-'-*44& jam &&.44
:+B
S . +bu bertanya mengapa
bisa terjadi kejang
padahal sebelumnya
anak tidak pernah kejang
dan panasnya belum
turun setelah diberi obat
penurun panas.
O ; +bu tampak kha0atir
dengan keadaan
anaknya. +bu sering
bertanya tentang keadan
anaknya dan setiap
tindakan yang akan
dilakukan.
Kurangnya atau
keterbatasan in#ormasi

sering bertanya
Kurangnya
pengetahuan
3.3 Diagn$sa Ke"era/atan
9ari analisa dan sintesa data di atas maka dapat diambil diagnosa
kepera0atan sebagai berikut ;
3.3.& "otensial terjadi kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi
3.3.* Dangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan yang
ditandai dengan porsi makan tidak dihabiskan, BB kurang dari normal, anak
tidak mau "AS+.
3.3.3 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan in#ormasi yang
ditandai dengan keluarga sering bertanya tentang penyakit anaknya.
3. Peren0anaan
@abel 3.& "eren$anaan "ada Kasus Kejang 9emam
34
34
%o.
7en$ana 7asional
& @anggal 8-'-*44& jam &&.34 :+B
9iagnosa 5 masalah ; potensial kejang
berulang berhubungan dengan
hiperthermi
@ujuan ; kejang ulang tidak terjadi
dalam 0aktu *H*- jam
Kriteria ;
- @idak terjadi serangan ulang
- Suhu tubuh normal (3,-
3(,1
o
!
- %adi (&44-&&4 H 5mnt!
- 77 (*--*8 H 5mnt!
- Kesadaran $omposmentis
7en$ana ;
&. ?onggarkan pakaian, berikan
pakaian tipis yang menyerap
keringat
*. Berikan kompres dingin pada
kepala dan ketiak
3. Berikan ekstra $airan (pasi, asi,
sari buah, dan lain-lain!
airan; &&14F&344 $$5*- Cam
-. Obser<asi kejang dan tanda <ital
tiap - jam
1. Batasi akti<itas selama anak panas
,. Berikan anti piretika dan
pengobatan sesuai ad<ise dokter
- Palium *,( mg +P (bila
kejang!
- Ampi$illin 3 H 344 mg+P
- "ara$etamol 3 H &44 mg (per
oral!

&. "roses kon<eksi akan
terhaalang oleh pakaian ketat
dan tidak menyerap keringat
*. "erpindahan panas se$ara
konduksi
3. Saat demam kebutuhan akan
$airan tubuh semakin
meningkat
-. "emantauan yang teratur
menentukan tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya
1. Akti<itas dapat meningkatkan
metabolisme sehingga
meningkatkan suhu tubuh
,. 2enurunkan panas pada pusat
hipotalamus dan sebagai
propilaksis
(. 2enjaga kebersihan dan
3&
3&
*
(. Berikan health edu$ation kepada
keluarga tentangpersonal hygene;
membersihkan daerah bibir
dengan air hangat * H5hari dan
mengolesi bibir dengan madu
@anggal 8-'-*44& jam &&.&4 :+B
9iagnosa 5 masalah ;
Dangguan pemenuhan nutrisi
berhubungan dengan nyeri saat
menelan
@ujuan ; nutrisi terpenuhi dalam *H*-
jam
Kriteria ;
- porsi makan yang disediakan
dihabiskan
- anak mau minum pasi
- BB anak meningkat
- turgor kulit baik, konjungti<a
tidak anemis
7en$ana ;
&. Beri penjelasan pada keluarga
tentang penyebab gangguan
pemenuhan nutrisi, pentingmya
nutrisi bagi tubuh dan $ara
mengatasinya
*. Berikan health edu$ational kepada
keluarga tentang ;
- berikan makanan pada anak
dengan porsi ke$il dan
#rekuensinya sering
- berikan pasi ditambah
dengan madu se$ara bertahap
3. Kolaborasi dengan tim giBi untuk
pemberian diit ;
@K@" '44 kalori, *4 gr protein
"AS+ , H &44 $$
kelembaban bibir
&. 9engan pemberian penjelasan
keluarga diharapkan mengerti,
dan dapat mendukung program
pera0atan yang diberikan
*. 8ntuk mengurangi nyeri saat
menelan dan untuk men$ukupi
kebutuhan nutrisi
3. Sebagai #ungsi dependen
pera0at5bidan dengan ahli lain.
-. 2engetahui keseimbangan
jumlah nutrisi tubuh.
3*
3*
-. Obser<asi intake dan output
1. ?akukan penimbangan BB tiap
hari
1. deteksi perubahan BB sebagai
e<aluasi pemberian diit
3 @anggal 8-'-*44& jam &&.34
:+B
2asalah ; kurangnya pengetahuan
keluarga tentang penyakit
berhubungan dengan keterbatasan
in#ormasi
@ujuan ; pengetahuan keluarga
bertambah tentang penyakit anaknya
dalam *- jam
Kriteria ;
- keluarga tidak sering bertanya
tentang penyakit anaknya
- keluarga mampu diikutsertakan
dalam proses pera0atan
- keluarga mentaati setiap proses
pera0atan
7en$ana ;
&. Kaji tingkat pengetahuan
keluarga
*. Beri penjelasan tentang penyakit
yang diderita anak dan semua
prosedur pera0atan yang akan
dilakukan
3. Berikan health edu$ation $ara
menolong anak kejang dan
men$egah kejang ;
- jangan panik saat kejang
- baringkan anak di tempat
&. 2engetahui sejauh mana
pengetahuan yang dimiliki
keluarga dan kebenaran
in#ormasi yang didapat
*. Agar keluarga dapat
menerima in#ormasi dengan
mudah dan tepat sehingga
tidak timbul kesalahpahaman
sehingga keluarga lebih
kooperati#
3. Sebagai upaya alih in#ormasi
dan mendidik keluarga agar
mandiri dalam mengatasi
masalah kesehatan
33
33
rata dan lembut
- kepala dimiringkan
- pasang gagang sendok di
mulut yang telah dibungkus
kain bersih
- setelah kejang berhenti dan
anak sadar segera
minumkan obat dan tunggu
sampai keadaan tenang
- jika suhu tinggi, lakukan
kompres dingin dan beri
minum banyak
- segera ba0a ke 7S bila
kejang lama
-. Berikan helath edu$ation agar
selalu sedia obat penurun panas
(sesuai dengan anjuran dokter!
bila anak panas segera ba0a 7S
bila suhu belum turun *- jam
berikutnya
1. Cika anak sembuh, jaga agar tidak
terkena penyakit in#eksi dengan
menghindari penderita penyakit
menular sehingga tidak
men$etuskan kenaikan suhu
,. Beritahu keluarga agar
memberikan in#ormasi pada
petugas imunisasi bah0a
anaknya pernah mendapat
serangan kejang sehingga
pemberian imunisasi 9"@ tidak
diberikan pertusis, hanya 9@ saja
-. 2en$egah peningkatan suhu
lebih tinggi dan serangan
kejang ulang
1. Sebagai upaya pre<enti#
serangan kejang ulang
,. +munisasi pertusis
memberikan reaksi panas
yang dapat menyebabkan
kejang ulang
@anggal 5 Cam "elaksanaan
3.1 "elaksanaan
@abel 3.3 "elaksanaan "ada Kasus Kejang 9emam
1(
3-
3-
@anggal 8-'-*44&
Cam &&.34 :+B
Cam &&.3& :+B
Cam &&.3* :+B
Cam &&.31 :+B
Cam &&.-4 :+B
Cam 4(.44 :+B
Cam &1.44 :+B
Cam *3.44 :+B
Cam &&.14 :+B
@anggal 8-'-*44&
Cam &&.-1 :+B
Cam &&.14 :+B
9iagnosa ; potensial terjadi kejang
ulang berhubungan dengan hiperthermi
&. 2elonggarkan pakaian, berikan
pakaian tipis yang mudah
menyerap keringat
*. 2emberikan kompres dingin pada
kepala dan ketiak
3. 2emberikan ekstra $airan ;
in#us ; 91 SS . 144 $$5*- jam,AS+
minum pasi ; anak menolak
(dimuntahkan!
-. 2engobser<asi kejang dan tanda
<ital tiap - jam
% ; &3*H5mnt 77 ; 34H5mnt
@aHila ; 38,*
o

1. 2embatasi akti<itas selama anak


panas. @erapi ; bed rest
,. 2emberikan antipiretika dan
pengobatan sesuai ad<ise ;
@erapi ;
- Palium *,( mg +P (bila
kejang!
- Ampi$illin 3H344 mg+P
- "ara$etamol 3H&44 mg (per
oral!
(. 2emberikan health edu$ation
kepada keluarga tentang personal
hygiene ; membersihkan daerah
bibir dengan air hangat * H5hari,
dan mengolesi bibir dengan madu
9iagnosa5masalah ; ganggguan
pemenuhan nutrisi berhubungan
dengan nyeri saat menelan
&. 2emberikan penjelasan pada
keluarga tentang penyebab
gangguan pemenuhan nutrisi,
pentingnya nutrisi bagi tubuh dan
$ara mengatasinya
31
31
@anggal 8 September *44&
Cam &&.11 :+B
Cam &*.44 :+B
Cam &*.41 :+B
Cam &*.&4 :+B
Cam &*.&1 :+B
2asalah ; Kurangnya pengetahuan
keluarga tentang penyakit
berhubungan dengan keterbatasan
in#ormasi.
&. 2engkaji tingkat pengetahuan
keluarga.
*. 2emberikan penjelasan tentang
penyakit yang diderita anak dan
semua prosedur pera0atan yang
akan dilakukan
3. 2emberikan health edu$ation $ara
menolong anak kejang dan
men$egah kejang ;
&. Cangan panik saat kejang
*. Baringkan anak di tempat rata
dan lembut.
3. Kepala dimiringkan.
-. "asang batang sendok di mulut
yang telah dibungkus kain
bersih.
1. Setelah kejang berhenti dan
anak sadar segera minumkan
obat dan tunggu sampai
keadaan tenang.
,. Cika suhu tinggi, lakukan
kompres dingin dan beri minum
banyak.
(. Segera ba0a ke 7S bila anak
kejang.
-. 2emberikan health edu$ation agar
selalu sedia obat penurun panas
(sesuai dengan ad<is! bila anak
panas, segera ba0a ke 7S bila suhu
belum turun *- jam berikutnya.
1. Cika anak sembuh, jaga agar tidak
terkena penyakit in#eksi dengan
menghindari penderita penyakit
3,
3,
Cam &*.*4 :+B
menular sehingga tidak men$etuskan
kenaikan suhu.
,. 2emberitahukan keluarga agar
memberikan in#ormasi pada petugas
imunisasi bah0a anaknya pernah
mendapat kejang sehingga
pemberian imunisasi 9"@ tidak
diberikan pertusis, hanya 9@ saja.
3., 3<aluasi dan atatatan "erkembangan
&. 9iagnosa 5 masalah ; potensial terjadi kejang berulang berhubungan dengan
hiperthermi
atatan "erkembangan
@anggal '-'-*44& jam 4'.44 :+B
S ; +bu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang dan
badannya masih panas, anak masih re0el, ibu sudah membersihkan bibir
anaknya dan mengolesi dengan madu.
O ; Kejang ulang tidak terjadi, badan teraba panas akral hangat, turgor kulit
baik, anak tampak re0el, kelembaban bibir $ukup, bibir tampak bersih.
Kesadaran ; omposmentis
@anda-tanda <ital ;
S ; 38
o
% ; &*8 H5mnt 77 ; *8 H5mnt
A ; @ujuan belum berhasil
" ; 7en$ana dipertahankan
&. ?onggarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap
keringat
*. Berikan kompres dingin pada kepala dan ketiak
3. Berikan ekstra $airan
+n#us ; 91 S S 144$$ 5 *- jam, AS+, "AS+ ; , H &44$$
-. Obser<asi tanda-tanda <ital tiap - jam
1. Batasi akti<itas selama anak panas
,. Berikan pengobatan sesuai dengan ad<is dokter.
@erapi ; Palium *,( mg+P (bila kejang!
Ampi$ilin 3 H 344 mg+P
"ara$etamol 3 H &44 mg per oral
3<aluasi
@anggal &4-'-*44& jam &&.44 :+B
3(
3(
S ; +bu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang ulang, badannya
tidak panas lagi, anak tidak re0el dan bisa tidur nyenyak, anak kembali
$eria lagi.
O ; Kejang ulang tidak terjadi kulit tidak teraba panas, turgor kulit baik anak
tampak $eria, in#us dilepas sejak jam 4'.44 :+B
Kesadaran ; omposmentis
@anda-tanda <ital ;
S ; 3(,*
o
% ; &44 H5mnt 77 ; *1 H5mnt
A ; @ujuan berhasil
" ; 7en$ana dihentikan
*. 9iagnosa 5 masalah ; gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri
saat menelan
atatan "erkembangan
@anggal '-'-*44& jam &4.44 :+B
S ; +bu mengatakan porsi makan yang disediakan dimakan separuh, anak mau
minum "AS+ * - 3 H &44$$
O ; BB ; ' kg, turgor kulit baik, akral tidak pu$at, konjungti<a tidak anemi,
"AS+ yang diberikan diminum * F 3 H &44$$
A ; @ujuan berhasil sebagian
" ; 7en$ana no. - dan 1 dipertahankan
-. Obserasi intake dan output
1. ?akukan penimbangan BB tiap hari
3<aluasi
@anggal &4-'-*44& jam &&.&4 :+B
S ; +bu mengatakan na#su makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan
habis,, "AS+ yang diberikan diminum 1 F , H &44$$
O ; BB ; ' kg, turgor lebih baik, akral tidak pu$at, $onjungti<a tidak anemis,
anak masih menetek, anak tampak $eria kembali
A ; @ujuan berhasil sebagian
" ; 7en$ana no. - dan 1 dipertahankan
-. Obserasi intake dan output
1. ?akukan penimbangan BB tiap hari
atatan "erkembangan
@anggal &&-'-*44& jam 48.44 :+B
38
38
S ; +bu mengatakan na#su makan anak bertambah, porsi makan yang disediakan
habis "AS+ yang diberikan diminum 1 F , H &44 $$.
O ; BB ; ' kg, turgor kurang baik, akral tidak pu$at, $onjungti<a tidak anemis,
anak masih menetek, anak tampak $eria dan bisa diajak ber$anda
A ; @ujuan berhasil sebagian
" ; 7en$ana hari ini pulang
3. 9iagnosa 5 masalah ; kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
berhubungan dengan keterbatasan in#ormasi
3<aluasi
@anggal 8-'-*44& jam &*.34 :+B
S ; +bu mengatakan sudah mengerti tentang penyakit anaknya dan $ara
pen$egahannya.
O ; +bu 5 keluarga dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan
Keluarga mau dan mampu diikutsertakan dalam proses pera0atan,
Keluarga tidak sering bertanya lagi tentang penyakit anaknya,
Keluarga mentaati setiap proses pera0atan
A ; @ujuan berhasil
" ; 7en$ana dihentikan
3'
3'
BAB
PEMBAHA'AN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kepera0atan pada kasus ini
dengan menggunakan proses pera0atan dan setelah melihat kembali mengenai
tinjauan pustaka baik pada konsep dasar, maupun asuhan pera0atan, maka
didapatkan beberapa kesenjangan dan kesamaan antara teori dan kenyataan di
lapangan, yaitu ;
.1. Pengkajian
"ada tahap ini telah ditemukan adanya kesamaan yaitu dalam tinjauan pustaka
disebutkan bah0a penyebab terjadinya kejang demam adalah in#eksi luar
susunan sara# pusat, misalnya; tonsilitis, O2A, bronkitis, #aringitis, dan lain-
lain. Kenyataannya berdasarkan hasil pemeriksaan #isik ditemukan adanya
in#eksi (#aringitis!. 7i0ayat penyakit sekarang (kejang demam! sesuai dengan
kriteria ?i<ingstone, yaitu; umur anak ketika kejang antara , bulan sampai -
tahun, kejang berlangsung tidak lebih dari &1 menit, kejang bersi#at umum,
kejang timbul dalam &, jam pertama timbulnya demam, tidak ada kelainan
neurologis.
9itemukan kesenjangan yaitu dalam tinjauan pustaka ditemukan adanya
ri0ayat penyakit kejang dalam keluarga. Kenyataannya di lapangan tidak
ditemukan ri0ayat penyakit kejang dalam keluarga.
.2 Analisa %an 'intesa Data
"ada tahap ini dalam kasus nyata ditemukan satu diagnosa dan dua masalah
sedangkan pada tinjauan pustaka terdapat dua diagnosa dan dua masalah.
.3 Diagn$sa . Masalah Ke"era/atan
"ada tinjauan pustaka disebutkan bah0a masalah yang mungkin timbul pada
kasus kejang demam adalah ;
-.3.& "otensial terjadi kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi.
"ada pasien ini tidak lagi terjadi serangan ulang selama di 7S meskipun
tanggal ' September *44& jam 4'.44 :+B suhu tubuh masih 38,*L .
-.3.* "otensial terjadinya trauma #isik berhubungan dengan kurangnya koordinasi
otot.
"ada pasien hal ini tidak terjadi, karena kejangnya berlangsung hanya
sebentar, kurang dari &1 menit, dan tidak terjadi serangan ulang.
-.3.3 Dangguan rasa nyaman berhubungan dengan dengan hiperthermi.
-4
-4
"ada pasien ini terjadi gangguan rasa nyaman (tidur5istirahat! berhubungan
dengan hiperthermi. .al ini terjadi akibat dari proses in#eksi yang
mengakibatkan suhu panas sehingga pasien menjadi re0el5gangguan pola
tidur dan istirahat. 2asalah ini tidak diangkat oleh penulis karena $riteria
hasilnya sama dengan diagnosa pertama yaitu bila suhu tubuh menurun maka
tidak terjadi kejang ulang dan masalah gangguan rasa nyaman sudah
terpenuhi.
-.3.- Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan keterbatasan
in#ormasi.
"ada keluarga hal ini terjadi karena dalam keluarga tidak ada yang pernah
menderita kejang. Sehingga keluarga menjadi kha0atir tentang keadaan
anaknya maka timbul berbagai pertanyaan dari keluarga.
"ada kenyataanya mun$ul diagnosa5masalah baru pada pasien, yaitu gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan. .al ini
terjadi karena adanya in#eksi, yaitu #aringitis.
. Peren0anaan
"ada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangn antara tinjauan pustaka
dengan tinjauan kasus. Karena mun$ul diagnosa5masalah baru pada pasien
maka mun$ul peren$anaan baru pada tinjauan kasus yang tidak didapatkan
pada tinjauan pustaka.
.# Pelaksanaan
"ada tahap ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka
dengan tinjauan kasus. 2un$ul pelaksanaan baru sesuai dengan ren$ana pada
kasus yang telah ditemukan di lapangan yang tidak ada dalam tinjauan
pustaka.
.) E1aluasi
"ada tahap ini ditemukan adanya kesenjangan dimana pada tinjauan pustaka
e<aluasi tidak ditulis berdasarkan SOA", sedang pada tinjauan kasus ditulis
menggunakan SOA".
-&
-&
BAB #
',MPULAN DAN 'A3AN
#.1 'im"ulan
Setelah dilakukan asuhan kepera0atan pada Anak =A> didapatkan
kesimpulan sebagai berikut;
1.&.& "engkajian
"engkajian terpenting dari kejang demam adalah melakukan anamnese
selengkap mungkin serta pemeriksaan #isik untuk menetukan penyebab kejang
terjadi.
Apabila dari anamnese dan pemeriksaan #isik masih sulit menentukan
penyebab kejang demam maka dilakukan pemeriksaan penunjang.
1.&.* Analisa dan Sintesa 9ata
"ada tahap analisa data dan sintesa data dalam kasus nyata penulis hanya
menemukan satu diagnosa dan dua masalah.
1.&.3 9iagnosa 5 2asalah Kepera0atan
2asalah5diagnosa kepera0atan yang mun$ul akibat dari kejang demam
adalah potensial terjadinya kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi,
gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan,
kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit berhubungan dengan
keterbatasan in#ormasi
.
1.&.- "eren$anaan
"ada tahap peren$anaan dalam kasus nyata ada beberapa langkah tindakan
yang ditambahkan penulis selain yang terdapat dalam tinjauan pustaka sesuai
kebutuhan klien saat itu.
1.&.1 "elaksanaan
"ada tahap pelaksanaan dalam kasus nyata toidak menemui kesulitan karena
sikap keluarga yang kooperati# dan sarana dan prasarana yang memadai.
1.&., 3<aluasi
3<aluasi merupakan kun$i keberhasilan dari proses kepera0atan, terdiri atas
tinjauan laporan pasien dan pengkajian kembali keadaan pasien. 9engan
e<aluasi akan membantu pera0at dalam memenuhi kebutuhan pasien yang
dapat berubah-ubah.
#.2 'aran
1.*.& Bagi "era0at atau Bidan
-*
-*
Karena kejang demam merupakan kasus ga0at darurat pada anak dan sering
ditemukan dalam praktek maka perlu mengembangkan kemampuan diri, baik
melalui intitusi maupun non intitusi untuk meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan. 9an hendaknya selalu berupaya memberikan asuhan
kepera0atan yang bermutu dengan memperhatikan pribadi indi<idu yang
unik, dimana aspek bio psiko sosial dan spiritual terintegrasi se$ar utuh.

1.*.* Bagi +nstitusi
Karya tulis ini sebagai a$uan untuk penulisan karya tulis yang akan datang
sebagai pembanding terhadap perubahan F perubahan yang akan datang.
-3
-3
DA4TA3 PU'TAKA
?umbantobing S2, &'8', Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak, Daya
Baru, Cakarta
?ynda Cuall , &''', Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, "enerjemah
2oni$a 3ster, 3D, Cakarta
2arilyn 3. 9oenges, &''', Rencana Asuhan Keperawatan, "enerjemah Kariasa +
2ade, 3D, Cakarta
2atondang, orry S, *444, Diagnosis Fisis Pada Anak, 3disi ke *, "@. Sagung Seto;
Cakarta.
%gastiyah, &''(, Perawatan Anak Sakit, 3D, Cakarta
7endle Cohn, &''-, Ikhtisar Penyakit Anak, 3disi ke ,, Binapura Aksara, Cakarta.
Santosa %+, &'8', Perawatan I Dasar!Dasar Keperawatan", 9epkes 7+, Cakarta.
Santosa %+, &''3, Asuhan Kesehatan Dalam Konteks Keluarga, 9epkes 7+, Cakarta.
Soetjiningsih, &''1, #um$uh Kem$ang Anak, 3D, Cakarta
Suharso 9arto, &''-, Pedoman Diagnosis dan #erapi, 6.K. 8ni<ersitas Airlangga,
Surabaya.
Sumijati 2.3, dkk, *444, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit %ang &a'im
#erjadi Pada Anak, "37KA%+ ; Surabaya.
:ahidiyat +skandar, &'81, Ilmu Kesehatan Anak, 3disi *, +n#o 2edika, Cakarta.
--
--

Anda mungkin juga menyukai