Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Industri petrokimia adalah industri yang sangat penting di suatu negara. Bahan
baku petrokimia tersebut adalah minyak bumi. Minyak bumi atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut Petroleum, menurut bahasa Latin terdiri dari dua penggalan kata
yaitu Petrus yang artinya karang dan Oleum yang artinya minyak. Oleh karena itu
kimia minyak bumi (petroleum) merupakan ilmu yang mempelajari tentang
kelanjutan dari tumbuhan setelah dipendam atau dikubur selama jutaan tahun.
Senyawa yang terkandung dalam petroleum mempunyai variasi yang besar dari
senyawa dengan kerapatan rendah (gas) samapai senyawa dengan kerapatan tinggi
(padatan). Bahan dasar ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut,
reaksi perengkahan (cracking), reaksi pengubahan (reforming), reaksi alkilasi dan
polimerisasi.
Minyak bumi atau minyak mentah dengan metode cracking dapat diubah
menjadi bermacam-macam hidrokarbon. Metode cracking adalah suatu proses
pemisahan alkana rantai besar menjadi alkana lebih kecil dengan dipengaruhi oleh
temperatur, tekanan dan katalis.
Dari proses ini akan dihasilkan produk gas, cair dan padat yang tidak kalah
pentingnya adalah produk residu yang sangat berlimpah yang dijumpai hampir di
seluruh penjuru dunia yang kaya akan bahan tambang minyak bumi.
Menurut Fessenden, alkana disebut juga senyawa parafin artinya senyawa yang
tidak reaktif. Residu minyak bumi merupakan slah satu sumber alkana dapat diubah
menjadi beberapa turunann alkana, seperti menjadi senyawa alkilhalida, alkohol,
eter, dsb yang merupakan senyawa komersil dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi
karena digunakan sebagai bahan pelarut, sintesis beberapa senyawa organik, dsb.

1.2 Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas didalam pemicu ini adalah sebagai berikut :
1. Struktur dan sifat-sifat senyawa hidrokarbon
2

2. Turunan hidrokarbon dan sifat-sifatnya
3. Fungsi dan aplikasi senyawa hidrokarbon dalam industri petrokimia
4. Reaksi kimia senyawa hidrokarbon dan non hidrokarbon.

1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari pemicu yang dilaksanakan ini adalah untuk mengetahui
senyawa hidrokarbon, struktur dan sifat-sifatnya, reaksinya dan turunannya serta
aplikasi dan manfaatnya dalam industri petrokimia.

3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa Hidrokarbon
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur
atom karbon (C) dan atom hidrogen (H). Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah
hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hydrogen (CH
4
). Etana adalah
hidrokarbon yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal,
masing-masing mengikat tiga atom karbon (C
2
H
6
). Propana memiliki tiga atom C
(C
3
H
8
) dan seterusnya. Sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur
dan jenis ikatan kovalen antar atom karbon, oleh karena itu untuk memudahkan
mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan
penggolongan hidrokarbon.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi
dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa
hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C
itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon
alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.

CH
3
CH
2
CH
2
CH
2
CH
3

Pentana
Hidrokarbon Alifatik Jenuh

CH
2
= CH CH CH
2
CH
3


3 metil-1 pentena
Hidrokarbon Alifatik Tidak Jenuh

CH
3

4

Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar
dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi
menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.








2.2 Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal.
Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum.
Alkana juga dinamakan parafin karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa
lainnya. Alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas karena batas kejenuhan
atom-atom H telah tercapai. Alkana mempunyai rumus, yaitu C
n
H
2n+2
. Semua alkana
merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk
alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Pada suhu kamar, empat suku
pertama berwujud gas, suku ke-5 hingga suku ke-16 berwujud cair, dan suku
diatasnya berwujud padat. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk
alkana yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik
didih semakin kecil.
Senyawa turunan alkana adalah senyawa yang dianggap berasal dari alkana yang
satu atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus fungsi tertentu, dimana gugus
fungsi tersebut adalah di bawah ini, dengan R merujuk pada gugus alkil (C
n
H
2n+1
):
1. Alkohol/Alkanol
Gugus fungsi: -OH
Struktur umum: R-OH
Rumus umum: C
n
H
2n+2
O
Siklobutana
Senyawa Alisiklik

Benzena
Senyawa Aromatik

H
2
C
H
2
C
CH
2

CH
2

CH
CH
CH HC
HC
HC
H

C
H

C
5

Contoh : metanol (CH
3
OH) dan etanol (C
2
H
5
OH) yang sering digunakan sebagai
pelarut untuk reaksi-reaksi kimia
2. Eter/Alkoksialkana
Gugus fungsi: -O-
Struktur umum: R-O-R (-OR disebut juga gugus alkoksi)
Rumus umum: C
n
H
2n+2
O
Contoh : dimetil eter (CH
3
-O-CH
3
/C
2
H
6
O) atau sering disebut DME, banyak
digunakan untuk pendingin/refrigerant
3. Aldehid/Alkanal
Gugus fungsi: -CHO
Struktur umum: R-CHO
Rumus umum: C
n
H
2n
O
Contoh : metanal (CHOH) atau sering disebut formalin/formaldehid, suatu
senyawa yang digunakan sebagai bahan pengawet mayat
4. Keton/Alkanon
Gugus fungsi: -C=O-
Struktur umum: R-C=O-R
Rumus umum: C
n
H
2n
O
Contoh : propanon (C
3
H
6
O) atau sering disebut aseton, digunakan untuk
pembersih cat kuku
5. Asam Karboksilat/Asam Alkanoat
Gugus fungsi: -COOH
Struktur umum: R-COOH
Rumus umum: C
n
H
2n
O
2

Contoh : asam asetat (CH
3
COOH) atau sering disebut asam cuka, dapat digunakan
untuk pengawet makanan, penambah rasa makanan, dan sebagai salah
satu bahan pembuatan nata de coco
6. Ester/Alkil Alkanoat
Gugus fungsi: -COO-
Struktur umum: R-COO-R
Rumus umum: C
n
H
2n
O
2

6

Contoh : metil salisilat (C
8
H
8
O
3
), banyak digunakan untuk campuran bahan koyo
7. Alkil Halida/Haloalkana
Gugus fungsi: -X
Struktur umum: R-X
Rumus umum: C
n
H
2n+1
X
Contoh : triklorometana (CHCl
3
) atau sering disebut kloroform, digunakan
sebagai obat bius

Ada beberapa sifat fisik alkana. Sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut
yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana
bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih
kecil daripada 1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16
berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer
(jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.

Nama alkana Rumus
Molekul
Mr Titik leleh
(C)
Titik didih
(C)
Kerapatan
(g/cm)
Fase Pada
25C
Metana CH
4
16 -182 -162 0,423 Gas
Etana C
2
H
6
30 -183 -89 0,545 Gas
Propana C
3
H
8
44 -188 -42 0,501 Gas
Butana C
4
H
10
58 -138 -0. 5 0,573 Gas
Pentana C
5
H
12
72 -130 36 0,526 Cair
Heksana C
6
H
14
86 -95 69 0,655 Cair
Heptana C
7
H
16
100 -91 99 0,684 Cair


Heptadekana C
17
H
36
240 22 302 0,778 cair
7

Oktadekana C
18
H
38
254 28 316 0,789 padat
Nonadekana C
19
H
40
268 32 330 0,789 padat
Iikosana C
20
H
42
282 37 343 0,789 padat

Alkana memiliki beberapa sifat kimia. Sifat-sifat tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon
dioksida dan uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F
2
, Cl
2
, Br
2
, I
2
), atom -atom
H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.

2.3 Alkena
Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua
C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Nama
alkena sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana menjadi ena.
Alkena mempunyai rumus, yaitu C
n
H
2n
. pada suhu kamar, tiga suku yang pertama
adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat.
Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk
lapisan yang saling tidak bercampur. Alkena dapat terbakar dengan nyala yang
berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom
karbonnya sama.
Alkena memiliki sifat fisik. Sifat fisik tersebut, antara lain:
1. Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya
adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur
dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak
bercampur. Karena kerpatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena
berada di atas lapisan air.
2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih
tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.

8

Nama alkena Rumus
Molekul
Mr Titik
leleh
Titik
didih
Kerapatan Fase pada
25
0
C
Etena C
2
H
4
28 -169 -104 0,568 Gas
Propena C
3
H
6
42 -185 -48 0,614 Gas
1-Butena C
4
H
8
56 -185 -6 0,630 Gas
1-Pentena C
5
H
10
70 -165 30 0,643 Cair
1-Heksena C
6
H
12
84 -140 63 0,675 Cair
1-Heptena C
7
H
14
98 -120 94 0,698 Cair
1-Oktena C
8
H
16
112 -102 122 0,716 Cair
1-Nonesa C
9
H
18
126 -81 147 0,731 Cair
1-Dekena C
10
H
20
140 -66 171 0,743 Cair

Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah
atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena
sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi,
polimerisasi dan pembakaran. Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah
pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara
menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada
ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C.

2.4 Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tiga
C=C. Suku alkana yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etuna. Nama
alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran -ana menjadi -una.
Alkuna mempunyai rumus, yaitu C
n
H
2n-2
. Adanya ikatan rangkap tiga pada alkuna
memungkinkan terjadi reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin
tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama
berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi
berwujud padat.
9

Nama alkuna Rumus
Molekul
Mr Titik
leleh
Titik
didih
Kerapatan Fase pada
25
0
C
Etuna C
2
H
2
26 -81 -85 - Gas
Propuna C
3
H
4
40 -103 -23 - Gas
1-Butuna C
4
H
6
54 -126 8 - Gas
1-Pentuna C
5
H
8
68 -90 40 0,690 Cair
1-Heksuna C
6
H
10
82 -132 71 0,716 Cair
1-Hepuna C
7
H
12
96 -81 100 0,733 Cair
1-Oktuna C
8
H
14
110 -79 126 0,740 Cair
1-Nonusa C
9
H
16
124 -50 151 0,766 Cair
1-Dekuna C
10
H
18
138 -44 174 0,765 Cair

Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya
reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.

2.5 Reaksi Senyawa Hidrokarbon
2.5.1 Reaksi Pada Alkana
Reaksi-reaksi yang terjadi pada alkana adalah sebagai berikut :
a. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom, ion, atau gugus dengan atom,
ion, atau gugus lain. Reaksi Substitusi terbagi atas:
Halogenasi
Alkana dapat bereaksi dengan halogen seperti Cl
2,
Br
2,
F dibawah pengaruh
panas membentuk alkil halida (haloalkana). Laju pergantian atom H sebagai
berikut H
3
> H
2
> H
1
. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni
fluorin > klorin > brom > iodin. Jika halogenasi terjadi dengan senyawa
klorin disebut klorinasi dan pada bromin yaitu brominasi.
Contoh : CH
4
+ Cl
2
CH
3
Cl + HCl
Alkana Halogen Haloalkana Hidrogen halida


10

Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat.
Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan
asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh
gugus SO
3
H. Laju reaksi sulfonasi H
3
> H
2
> H
1
.
Contoh : CH
4
+ HO-HSO
3
CH
3
-HSO
3
+ H
2
O
Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat
karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
Contoh : CH
4
+ HO-NO
2
CH
3
-NO
2
+ H
2
O

b. Reaksi Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO
4
,
tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang
cepat dengan oksigen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut
pembakaran atau combustion. Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas
karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya produk akhir
oksidasi berupa CO
2
dan H
2
O, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan
karboksilat. Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini
menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm). Reaksi pembakaran ini merupakan
dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan minyak
pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk
berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna
terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai
pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja.
Contoh : 2CH
4
+ 3O
2
2CO + 4H
2
O

c. Reaksi Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan
pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 10000
0
C tanpa oksigen, akan
dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih pendek. Proses pirolisis dari
11

metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses
pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak,
yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan
senyawa alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking
biasanya dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis
(tanah liat aluminium silikat).
2.5.2 Reaksi Pada Alkena dan Alkuna
Reaksi-reaksi pada alkena dan alkuna adalah sebagai berikut :
a. Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi jika atom atau gugus terikat pada senyawa karbon tak
jenuh melalui pemutusan ikatan rangkap dua atau tiga. Dalam reaksi adisis
alkena, ikatan terputus dan pasangan elektronnya digunakan untuk
membentuk ikatan sigma baru. Atom karbon sp
2
direhibridisasi menjadi sp
3
.
Senyawa yang mengandung ikatan biasanya memiliki energi yang lebih
tinggi dari senyawa yang hanya mengandung ikatan sigma. Oleh karena itu
reaksi adisi biasanya bersifat eksoterm.
Reaksi adisi hidrogen halida
Hidrogen halida mengadisi alkena dan menghasilkan alkil halida.
Cl H

CH
3
CH = CH
2
+ HCl CH
3
CH CH
CH
2

Alkena hidrogen halida haloalkana

Posisi atom halogen pada haloalkana yang dihasilkan dari reaksi adisi
mengikuti aturan Markovnikov, yaitu jika alkena tidak simestris diadisi oleh
hidrogen halida, ion H
+
dari HX cenderung berikatan dengan atom karbon pada
ikatan rangkap yang lebih banyak mengikat atom hidrogen. Pengecualian
aturan Markovnikov ialah pada reaksi adisi alkena dengan HBr apabila dalam
campuran reaksinya terdapat O
2
atau peroksida.

12

Cl Br
O
2
/H
2
O
CH
3
CH = CH
2
+ HBr CH
3
CH CH
CH
2

Alkena hidrogen halida haloalkana
Reaksi adisi H
2
SO
4
dan H
2
O
Asam sulfat mengadisi alkena dan menghasilkan alkil hidrogen sulfat
OSO
3
H

CH
3
CH = CH
2
+ H OSO
3
H CH
3
CH
CH
3

Alkena asam sulfat alkil hidrogen sulfat
b. Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi yang meilbatkan pelepasan ion, atom , atau
gugus.
Reaksi eliminasi alkohol
Reaksi eliminasi alkohol akan menghasilkan alkena
H
2
SO
4
CH
3
CH
2
CH
3
CH
2
=CH
2
+ H
2
O
Etanol 160
0
C etena air
Lepasnya molekul air pada reaksi eliminasi disebut dengan reaksi dehidrasi.
Reaksi eliminasi haloalkana
Haloalkana yang mengalami reaksi eliminasi akan menghasilkan alkuna dalam
larutan basa kuat

2.6 Aplikasi Senyawa Hidrokarbon Dalam Bidang Petrokimia
Industri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu
pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang
tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan
konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh produk-produk industri
petrokimia hulu antara lain Methanol, Ethylene, Propylene, Butadine,
13

Benzene, Toluene, Xylenes, Fuel Coproducts, Pyrolisis Gasoline,
Pyrolisis Fuel Oil, Raffinate dan Mixed C4.
2.6.1 Bahan Dasar Petrokimia
Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar, yaitu :
Olefin, Aromatika dan Gas syntetis.
Olefin
Olefin merupakan bahan dasar petrokimia paling utama. Produksi olefin di
seluruh dunia mencapai miliaran kg per tahun. Diantara olefin yang terpenting
(paling banyak diproduksi) adalah etilena (etena), propilena (propena), butilena
(butena), dan butadiene. Olefin pada umumnya dibuat dari etana, propane, nafta,
atau minyak gas (gas-oil) melalui proses perengkahan (cracking). Etana dan
propane dapat berasal dari gas bumi atau dari fraksi minyak bumi; nafta berasal
dari fraksi minyak bumi dengan molekul C-6 hingga C-10; sedangkan gas-oil
berasal dari fraksi minyak bumi dengan molekul dari C-10 hingga C-30 atau C-
30.
Aromatika adalah benzena dan turunannya. Aromatika dibuat dari nafta
melalui proses yang disebut reforming. Di antara aromatic yang
terpenting adalah benzene (C
6
H
6
), toluene (C
6
H
5
CH
3
), dan xilena (C
6
H
4
(CH
3
)
2
).
Ketiga jenis senyawa ini disebut BTX.
Gas Syntesis
Gas sintesis (syn-gas) adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan
hydrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui
proses yang disebut steam reforming atau oksidasi parsial.
2.6.2 Manfaat Produk-Produk Petrokimia
Dalam industri kendaraan bermotor atau transportasi dimana bumper
mobil yang terbuat dari logam diganti dengan plastik poliuretan,
propeller pesawat terbang diganti dengan fiber glass.
Dalam industri kemasan, bahan logam tinplate dan alumunium diganti
dengan plastik plastik produk petrokimia.


14

Industri petrokimia dapat dibagi atas 2 bagian besar, yaitu :
Industri Petrokimia Hulu
Industri petrokimia hulu atau (upstream petrochemical industry), yaitu
industri yang menghasilkan produk petrokimia yang masih berupa produk
dasar atau produk primer dan produk antara atau produk setengah jadi
(masih merupakan bahan baku untuk produk jadi).
Industri Petrokimia Hilir
Industri petrokimia hilir atau (downstream petrochemical industry),
yaitu industri yang menghasilkan produk petrokimia yang sudah berupa
produk akhir dan/atau produk jadi.



15

BAB III
PEMBAHASAN

Alkana adalah hidrokarbon alifatik jenuh yaitu tidak memiliki ikatan rangkap.
Ikatan yang terdapat pada senyawa alkana adalah ikatan kovalen. Ikatan kovalen
adalah hasil tumpang tindih dua orbital atom untuk membentuk orbital molekul
ikatan berenergi rendah dalam dua elektron berpasangan. Pada alkana orbital yang
terbentuk akibat ikatan karbon dengan keempat atom lain membentuk hibridisasis
sp
3
yang ekuivalen, dan akan terbentuk ikatan sigma. Sedangkan alkena dan alkuna
adalah hidrokarbon tidak jenuh artinya memiliki ikatan rangkap yang memungkinkan
untuk mengikat atom hidrogen dengan membuka ikatan rangkap tersebut. Pada
alkena, ikatan atom karbon dengan ketiga atom lain ikatan kovalen akan
menghasilkan hibridisasi sp
2
yang ekuivalen dengan satu orbital p yang tinggal.
Orbital sp
2
membentuk tiga ikatan sigma dan orbital p membentuk ikatan pi, di mana
karbon sp
2
adalah trigonal. Sedangkan pada alkuna, ikatan atom karbon dengan dua
atom lain menghasilkan hibridisasi sp yang ekuivalen, dengan dua orbital p yang
sisa. Kedua orbital p saling tumpang tindih dengan dua orbital p dari atom lain untuk
membentuk dua ikatan pi. Orbital sp membentuk dua ikatan sigma yang ekuivalen
dan linear.
Berdasarkan ikatan yang terjadi, senyawa alkana sering disebut sebagai
senyawa parafin karena kurang reaktif, atau memiliki afinitas yang sangat kecil
terhadap senyawa lain. Meskipun demikian alkana masih dapat disintesis untuk
menghasilkan derivatnya. Salah satu reaksi penting pada alkana adalah reaksi
pembakaran. Berikut ini adalah jenis reaksi yang terjadi ada alkana untuk
menghasilkan derivatnya.
a. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom, ion, atau gugus
dengan atom, ion, atau gugus lain. Reaksi Substitusi terbagi atas:
Halogenasi
16

Alkana dapat bereaksi dengan halogen seperti Cl
2,
Br
2,
F dibawah
pengaruh panas membentuk alkil halida ( haloalkana). Laju pergantian atom
H sebagai berikut H
3
> H
2
> H
1
. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H
yakni fluorin > klorin > brom > iodin. Jika halogenasi terjadi dengan senyawa
klorin disebut klorinasi dan pada bromin yaitu brominasi.
Contoh :CH
4
+ Cl
2
CH
3
Cl + HCl
Alkana Halogen Haloalkana Hidrogen halida
Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat.
Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam
alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus
SO3H. Laju reaksi sulfonasi H
3
> H
2
> H
1
.
Contoh : CH
4
+ HO-HSO
3
CH
3
-HSO
3
+
H
2
O
Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika
terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
Contoh : CH
4
+ HO-NO
2
CH
3
-NO
2
+
H
2
O
b. Reaksi Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti
KMNO4, tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar.
Oksidasi yang cepat dengan oksigen yang akan mengeluarkan panas dan
cahaya disebut pembakaran atau combustion. Hasil oksidasi sempurna dari
alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya
produk akhir oksidasi berupa CO
2
dan H
2
O, terlebih dahulu terbentuk
alkohol, aldehid dan karboksilat. Alkana terbakar dalam keadaan oksigen
berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm). Reaksi
pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil
kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak
mencukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran
17

tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi
hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya sampai
karbon saja.
Contoh : 2CH
4
+ 3O
2
2CO + 4H
2
O
c. Reaksi Pirolisis(Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan
jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 10000 0C tanpa oksigen,
akan dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih pendek. Proses pirolisis
dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black.
Proses pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar
minyak, yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan
mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik.
Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu
katalis (tanah liat aluminium silikat).
Reaksi- reaksi di atas, selain terjadi pada alkana juga terjadi pada
hidrokarbon lain yaitu alkena dan alkuna. Di samping itu reaksi-reaksi tersebut juga
dilakukan untuk menghasilkan senyawa hidrokarbon tersebut, seperti reaksi
pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak bumi. Pada reaksi
pembakaran tersebut akan dihasilkan beberapa produk (senyawa kimia) seperti
metana, etana, propuna, CO, CO
2,
NO, NO
2
, SO
2
, SO
3
, H
2
O
,
kokas dan sebagainya.
Berikut contoh reaksinya :
kalor
C + H
2
O CO + H
2
CH
4
+H
2
O
Batubara kukus gas sintesis metana
Untuk mengetahui ssenyawa apa yang dihasilkan dari pembakaran batubara
tersebut, khususnya senyawa hidrokarbon, dapat dilakukan dengan beberapa uji
yaitu uji NaOH, uji asam sulfat, dan uji Bayer.
Uji NaOH didasarkan pada alkana yang merupakan hidrokarbon tak jenuh
yang berasal dari aldehid dapat larut dan direaksikan dengan asetaldehid. Alkana dan
18

hidrokarbon lainnyasukar larut dalam pelarut polar, tetapi mudah untuk larut dalam
pelarut non polar. Uji asam sulfat menghasilkan suatu senyawa alkil hidrosulfat yang
diperoleh dari suatu alkana (senyawa dengan ikatan tunggal). Hal ini menunjukkan
bahwa alkana dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat
walaupun dalam jumlah sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan. Uji asam sulfat
dilakukan dengan mereaksikan sampel hidrokarbon dengan asam sulfat pekat. Uji
Bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon alifatik,
alisiklik, dan aromatik tehadap oksidator KMnO
4
yang merupakan katalis. Pada uji
Bayer ini dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO
4
5% dan larutan Na
2
CO
3

5%. Hasil yang positif adalah hilangnya warna ungu dari larutan kalium
permanganat. Contohnya, jika alkena dioksidasi menggunakan pereaksi Bayer maka
akan menghasilkan glikol dengan menghilangkan warna dari reagen Bayer. Ini
merupakan uji pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Reaksi oksidasi
menggunakan pereaksi yang lebih kuat seperti asam dikromat atau asam
permanganat atau yang lainnya akan menghasilkan asam dan senyawa keton,
tergantung pada alkenanya.


19

BAB IV
KESIMPULAN

1. Senyawa hidrokarbon terbagi menjadi dua jenis, yaitu senyawa alifatik dan
senyawa siklik.
2. Senyawa hidrokarbon memiliki turunan berupa alkohol, eter, alkanal, keton, asam
karboksilat, dan ester yang dapat mengalai reaksi yang berbeda beda.
3. Alkana, alkena dan alkuna memiliki sifat fisika dan kimia yang hampir mirip,
namun tetap dapat dibedakan.
4. Reaksi senyawa hidrokarbon yang terjadi pada alkana, alkena dan alkuna antara
lain oksidasi, halogenasi, sulfonasi, halogenisasi, hidrogenasi, adisi, polimerisasi
dan subsitusi.
5. Senyawa hidrokarbon dapat diperoleh atau bersumber dari minyak bumi, batu
bara, dan gas alam.


20

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J. dan J. S. Fessenden. 1990. Kimia Organik. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Septiani, Anindia. 2012. Kimia. http://id.scribd.com/doc/32163390/Kimia-C1

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Pernyataan KP 3 Orang
    Surat Pernyataan KP 3 Orang
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan KP 3 Orang
    Sigit
    Belum ada peringkat
  • PTPN 2
    PTPN 2
    Dokumen14 halaman
    PTPN 2
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • PGSS
    PGSS
    Dokumen1 halaman
    PGSS
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan KP 3 Orang
    Surat Pernyataan KP 3 Orang
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan KP 3 Orang
    Sigit
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kompilasi
    Tugas Kompilasi
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kompilasi
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Draft Jadwal Sementara
    Draft Jadwal Sementara
    Dokumen1 halaman
    Draft Jadwal Sementara
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Alat
    Fungsi Alat
    Dokumen1 halaman
    Fungsi Alat
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • SSP
    SSP
    Dokumen6 halaman
    SSP
    Nana Chan
    Belum ada peringkat
  • Kartu Seminar
    Kartu Seminar
    Dokumen3 halaman
    Kartu Seminar
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Karakterisasi Produk Lateks Karet Alam
    Karakterisasi Produk Lateks Karet Alam
    Dokumen6 halaman
    Karakterisasi Produk Lateks Karet Alam
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Borang Diskusi
    Borang Diskusi
    Dokumen1 halaman
    Borang Diskusi
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Lab
    Pengantar Lab
    Dokumen4 halaman
    Pengantar Lab
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Jawaban Mandarin
    Lembar Jawaban Mandarin
    Dokumen1 halaman
    Lembar Jawaban Mandarin
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Matkul
    Daftar Matkul
    Dokumen2 halaman
    Daftar Matkul
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Matkul Sem 5
    Matkul Sem 5
    Dokumen4 halaman
    Matkul Sem 5
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • APLIKASI
    APLIKASI
    Dokumen2 halaman
    APLIKASI
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Fix
    Bab 1 Fix
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 Fix
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 1
    Diskusi 1
    Dokumen5 halaman
    Diskusi 1
    Castiqliana Luo
    Belum ada peringkat
  • APLIKASI
    APLIKASI
    Dokumen1 halaman
    APLIKASI
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Cover Pemicu 1
    Cover Pemicu 1
    Dokumen1 halaman
    Cover Pemicu 1
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Lab
    Pengantar Lab
    Dokumen4 halaman
    Pengantar Lab
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen1 halaman
    ABSTRAK
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Interpolasi Linier
    Interpolasi Linier
    Dokumen2 halaman
    Interpolasi Linier
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Dalam Mekanika Fluida
    Dalam Mekanika Fluida
    Dokumen2 halaman
    Dalam Mekanika Fluida
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Draft Jadwal Sementara
    Draft Jadwal Sementara
    Dokumen1 halaman
    Draft Jadwal Sementara
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Cover Kualitatif
    Cover Kualitatif
    Dokumen1 halaman
    Cover Kualitatif
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi
    Aplikasi
    Dokumen5 halaman
    Aplikasi
    Kelvin Hadinatan
    Belum ada peringkat