Kornea(latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput
bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya.
Kornea transparan (jernih), bentuknya hampir sebagian lingkaran dengan diameter vertical 10-11mm dan horizontal 11-12mm, tebal 0,6-1mm terdiri 5 lapis: 1. Epitel 2. Membran bowman 3. Stroma 4. Membran decement 5. Endotel Nutrisi kornea 1. Cairan akueus 2. Kapiler di limbus 3. Film perikorneal Keratitis Adalah radang pada kornea atau infiltrasi sel radang pada kornea. Radang pada kornea diklasifikasi dalam lapis kornea yang terkena yaitu : Keratitis superfisialpada lapisan epitel atau membran bowman Keratitis intersisial/profundajika sudah mengenai lapisan stroma
ETIOLOGI
Etiologi: bakteri, jamur, virus Faktor Resiko: Perawatan lensa kontak yang buruk; penggunaan lensa kontak yang berlebihan Herpes genital atau infeksi virus lain imunodefisiensi Higienis buruk Nutrisi kurang baik (kekurangan vitamin A) Defisiensi air mata
Tanda dan Gejala Trias keratitis fotofobia epifora blefarospasme Keluhan lain Penurunan visus Mata merah hypopion e Bakteri,virus ,fungi,parasi t Pengaktifan komplemen permeabilitas vaskular+faktor kemotaktic neutrofil Nautrofil msk ke kornea melepaskanenzim proteolitik&kolagenolitik, metabolit 0 2 dan zat pro inflamasi(PAF, leukotrins,prostalglandin) Limbus konjungtiva meradang menghasilakn kolagenase Degradasi Stroma Kornea& disolusi Penatalaksanaan antibiotik, antiviral, atau antijamur (sesuai penyebab) Bebat mata Sikloplegik (sulfas atropin 5mg) Klasifikasi Keratitis Kalsifikasi Berdasarkan lapisan Keratitis Pungtata: Keratitis Pungtata Superfisial, keratitis Pungtata Subepitel Keratitis Marginal Keratitis Interstisial Kalsifikasi Berdasarkan Penyebab Keratitis Bakteri Keratitis Jamur KeratitisVirus Keratitis Herpetik
Macam-macam infiltrate (bentuk): Nummular: keratitis numularis Punctata: keratitis punctata superficialis Dendrite/filament : herpes simpleks Disceform: stromal keratitis Macam-macam infiltrate (penyebab) : Infiltrate bakteri: abu-abu dari perifer ke sentral. Hipopion(+) Jamur: infiltrate abu-abu dg lesi satelit Virus: filament, stelata, atau dendrite
Keratitis Pungtata Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman, dengan infitrat berbentuk bercak- bercak halus Terbagi menjadi 2 jenis KP : KP superfisial (Infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea) dan KP subepitel (keratitis yang terkumpul di membran bowman). Terapiair mata buatan, trobamisin tetes mata, dan sikloplegik
Keratitis Marginal Infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan limbus Penyebab : infeksi lokal konjungtiva (streptococcus pneumoniae, hemophilus aegepty, moraxella lacunata, esrichia) Biasanya rekuren Komplikasi : tukak kornea Symptom : mengeluh sakit, seperti kelilipan, lakrimasi, fotofobia berat
Sign : blefarospasme pada satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus memanjang, neovaskullarisasi dari arah limbus Terapi : antibiotik sesuai penyebab infeksi lokalnya dan steroid dosis ringan (0,1%,2-3 tetes) Keratitis Intersisial Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam (sampai stroma kornea). 80% terdapat pada px lues Penyebab : infeksi spirokat atau alergi ke dalam stroma kornea, TB. Keluhan : fotofobia, lakrimasi, dan menurunnya visus Tanda : permukaan kornea seperti permukaan kaca, injeksi siliarmerah kusam (salmon patch), seluruh kornea dapat berwarna merah cerah Terapi :tergantung penyebab, dapat diberikan kortikosteroid tetes mata, sualfas atropin tetes (untuk mencegah sinekia akibat uveitis) Pemeriksaan eksternal : - blefarospasme, Hiperemi perikornea, edem kornea, infiltrasi kornea, hipopion - Sensibilitas kornea : normal atau menurun - Flouresin test : (+) pada kerusakan epitel Pemeriksaan slit lamp Pemeriksaan penunjang : hapusan langsung dan kultur bakteri Pemilihan antibiotik awal menurut hasil hapusan Morfologi hapusan Antibiotik topikal subkonjungtiva intravena Kokus gram positif Caphaloridin 50 mg/ml Cephaloridin 100 mg Methicillin 200mg/kgBB/hr Batang gram positif Gentamycin 14 mg/ml Gentamycin 20mg Gentamycin 3-7 mg/kgBB/hr Filamen gram negatif Penicillin G 100.000 U/ml Penicillin G 500.000 U/ml Penicillin G 2,0- 6,0 unit/hr Batang gram negatif Gentamycin 14 mg/ml Gentamycin 20 mg/ml Gentamycin 3-7 mg/kgBB/hr Basil tahan asam Amiikacin 10 mg/ml Amikacin 25 mg Amikacin 5mg/kgBB/hr Pemilihan antibiotik untuk pengobatan keratitis menurut biakan kuman Organisme Antibiotik Topikal Subkonjungtiva Intravena Staphylococcus , resisten penicillin Cefazolin 50mg/ml Cefazolin 100mg 200 mg/kgBB/ht Methicillin Streptococcus, pneumococcus Penicillin G 100.000 U/ml Penicillin G 50.000 U/ml Penicillin G 2,0-6,0 unit/hr Species Pseudomonas Gentamycin 14mg/ml Gentamycin 20mg/ml Gentamycin 3,0-7,0 mg/kgBB/hr Keratitis Jamur Biasanya dimulai dengan suatu rudapaksa pada kornea oleh ranting pohon, daun dan tumbuhan-tumbuhan. Penyebab : fusarium, Cephalofusarium, dan Curvularia Keluhan baru timbul 5 hari 3 minggu setelah rudapaksa Tanda : tampak infiltrat yang berhifa dan satelit bila terletak di dalam stroma
Diagnosis : pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan kornea Terapi : natamisin 5% setiap 1-2 jam,anti jamur lain ; miconazole, amfoterisin, nistatin dll Diberikan sikloplegik disertai oral anti galukoma bila ada peningkatan TIO Bila pengobatan tidak berhasilkeratoplasti Keratitis Dendritika=keratitis herpes simplek Keradangan kornea akibat virus Herpes Simplex Infeksi primer : kontak langsung dengan penderita herpes simplex Herpes rekuren : infeksi primer yang telah sembuh kambuh kembali akibat rangsangan non spesifik Infiltrat : dendritik, toksin : disciformis (cakram) Gejala : fotofobia, epifora, hipo sampai anastesi, kabur apabila lesi terdapat di kornea sentral Diagnosis : Visus :menurun Pemeriksaan mata luar Infeksi primer : keratitis punctata difusa non spesifik sering disertai : -konjungtivitis folikularis akut -pembentukan pseudomembran Herpes rekuren : Lesi khas bentuk dendrit, bisa berbentuk filamen, disiform, maupun punctata Fluoresin ;(+) pd lesi epitel Tes sensibilitas : menurun sampai negatif DD : -Keratitis herpes zoster
Penatalaksanaan 1. I.D.U :5 iodo deoxyuridine efektif untuk pengobatan keratitis herpes simplex epitel 2. Adenin arabinoside, Ara-A efektif untuk pengobatan keratitis herpes simplex resisten terhadap I.D.U 3. Trfluorothymidine(TFT) - efektif untuk pengobatan keratitis herpes simplex resisten terhadap I.D.U - Tidak mempunyai toksisitas silang terhadap I.D.U dan Ara-A - Efek samping : epitel keratopati 4. Acyloguanosine : paling efektif dibanding I.D.U dan Ara-A maupun TFT, disamping toksisitas rendah karena tidak mengganggu sel normal Terapi : antiviral IDU/vibrabin/triflourotimidin (TFT) diberikan 1% dalam 4 jam.(penggunaan tdk boleh lebih dari 2 minggu) -Obat simptomatik Midriatikum : misal atropin 1% tetes mata diberikan 1 tetes 3-4 hari