Anda di halaman 1dari 7

Blok Sistem Kulit dan Kelamin

Tinjauan Klinis
Uretritis et causa Neisseria gonoorhoeae dan Uretritis Non Spesifik
Dhanis Sartika
102012519
dhanissartika98@gmail.com
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 Telp: 021-5694 2061 Fax: 021-563 1731

Abstrak
Infeksi organ genitalia dapat terjadi pada laki-laki melalui transmisi kelamin, sebagai
manifestasi penyakit sistemik atau akibat penggunaan alat-alat, seperti pada katerisasi dan
pembedahan. Seorang pasien laki-laki akan mulai mencari perawatan medis karena mulai
merasakan ketidaknyamanan atas manifestasi klinis yang dialaminya. Contoh manifestasi klinik
yang dimaksudkan, keluar cairan (sekret) dari uretra, disuria, sering berkemih, nyeri pada
skrotum, erupsi kulit genitalia, dispareunia, yang dapat disertai dengan nyeri pada daerah
pinggang dan perineum.
1
Lokasi organ genitalia yang sering kali diserang, yaitu uretra, glans
penis, prostat, epididimis dan testis. Pada makalah ini yang menjadi pembahasan utama ialah
infeksi uretra, uretritis.
Kata kunci: infeksi organ genital, sekret uretra, uretritis
Abstract
Infection of genitalia organ can be occurred in man through sex transmission, as
systemic disease manifestation or consequency of using instrument, such as in cauterization and
surgical action. A man will start seeking medical treatment because the beginning of
uncomfortable feeling in clinical manifestation that has happened. The examples of clinical
manifestation are excretion of liquid (secrete) from uretra, dysuria, often get micsil, painful at
scrotum, eruption of genital skin, dispareunia, that can be followed with painful at wrist and
perineum. Location of genitalia organ often get attacked are uretra, glans penis, prostat,
epidydimis and testes. In this paper, the main discussion is uretra infection, uretritis.
Keywords: genital organ infection, secrete from uretra, uretritis
I. Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Pada Blok Kulit dan Kelamin skenario 4 didapatkan sebuah kasus, yaitu seorang
laki-laki berusia 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kencing yang terasa nyeri
sejak 3 hari yang lalu dan belum melakukan pengobatan apapun, saat dilakukan
pemeriksaan fisik didapati pembesaran kelenjar getah bening kanan dan kiri, suhu
tubuhnya 37,7
0
C dan ostium uretra eksterna ditemukan mengalami tanda-tanda
peradangan seperti eritema dan edema. Selain itu, ostium uretra eksternanya ternyata
mengeluarkan sekret yang banyak dan bersifat purulen. Sebagai dokter yang menangani
kasus pasien laki-laki tersebut ditegakkan diagonosa uretritis atau infeksi pada uretra.
Uretritis merupakan penyakit yang memiliki etiologi sangat banyak dan dikenal
sebagai sindrom yang sering kali membayangi kesehatan kaum laki-laki. Infeksi uretra
dibagi atas dua kelas, yaitu uretritis gonokokal atau spesifik dan uretritis non gonokokal
atau non spesifik (NGU). Gejala klasik yang akan dialami oleh seorang pasien dengan
infeksi pada uretranya seperti sekret uretra yang dieksresikan begitu banyak, peradangan
meatus, rasa terbakar, gatal, urgensi atau sering berkemih.
1
Jika menilik kembali pada
kasus yang dibahas gejala klasik ini dialami oleh laki-laki berumur 27 tahun tersebut.
Fase akut uretra yang paling banyak ditemukan beretiologi gonorea. Tetapi perlu diingat
juga terkadang ada kasus dengan etiologi yang sama tidak menyebabkan uretritis. Sekret
yang dikeluarkan dari ostium uretra eksterna akan mengeluarkan aroma yang busuk
dengan periode inkubasi 2 hingga 6 hari.
1

Uretritis non spesifik, etiologi terbesarnya ada dua kuman, yaitu Chlamydia
trachomatis (30%-50%) dan Ureaplasma urealyticum (25%-35%). Virus turut memiliki
kemampuan untuk tibulnya infeksi pada uretra, seperti herpes siplex virus (HSV) dan
human papilloma virus (HPV). Keluhan yang dialami oleh penderita akibat virus tersebut
sebenarnya jarang timbul jika manifestasinya infeksi uretra dan akan muncul setelah
infeksi terbukti benar adanya dan mempunyai cirri khas lesi.
1

Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini ialah mampu memahami dan menjelaskan
mengenai permasalahan medis yang berkaitan dengan infeksi yang pada uretra. Bagian-
bagian yang dimaksuud dimulai dari:
a. Pengumpulan catatan medis secara lengkap, melalui anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang
b. Tinjauan klinis pada diagnosa kerja berupa uretritis gonoroika
c. Tinjauan klinis pada diagnosa bandingnya adalah uretritis non spesifik
Area Pembahasan
Makalah yang ditujukan dalam pembahasan problem based learning Blok Kulit
dan Kelamin pada skenario 4 ialah uretritis gonoroika sebagai diagnosa kerja dan
dilanjutkan diagnosa bandingnya berupa uretritis non spesifik. Pada setiap diagnosa kerja
dan diagnosa banding akan dibahas dari sisi medis, mulai dari data epidemiologi, etilogi,
patogenesis, patofisiologi, manifestasi klinis baik berupa tanda dan gejala yang akan
dialami oleh pasien, pemeriksaan fisik sekaligus pemeriksaan penunjang yang dapat
membantu dalam menegakkan diagnosa atas penyakit pasien, memberikan pilihan terapi
yang dapat dijalani oleh pasien, gambaran ke depan perjalanan penyakit yang dialami
atau disebut prognosa disertai cara pencegahan agar terhindar dari penyakit seperti yang
dialami oleh orang pada kasus yang sedang dibicarakan.
Hipotesa
Laki-laki berusia 27 tahun yang mengalami nyeri saat buang air kecil selama tiga
hari terdiagnosa mengidap penyakit uretritis gonoroika.





II. Pembahasan
Pendataan Riwayat Penyakit dan Riwayat Kesehatan
Seorang dokter saat bertemu dengan pasien yang datang ke klinik atau rumah
sakit tempatnya bekerja, haruslah bersikap ramah, sopan dan santun tanpa memandang
keadaan sosial dari pasiennya. Setelah itu, dokter dapat meminta identitas diri pasien
sebelum memulai menanyakan keluhan yang dialami oleh pasiennya. Jika dokter tidak
dapat menanyakan langsung kepada pasiennya karena keterbatasan dalam berkomunikasi,
solusinya adalah menanyakan kepada pengantar pasien. Tidak hanya identitas, termasuk
di dalamnya keluhan utama, keluhan penyerta, tindakan yang telah diambil untuk
mengatasi keluhan utam, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
kesehatan keluarga, riwayat sosial dan riwayat pribadi. Keadaan ini disebut aloanamnesa.
Sedangkan pembicaraan langsung dengan penderita dikenal sebagai autoanamnesa.
2

Ada dua data yang akan diperoleh oleh dokter,yaitu subjektif dan objektif.
Pengertian data subjektif, hal apapun yang diutarakan pasien mulai dari keluhan utama
hingga riwayat pribadinya. Sedangkan data objektif segala hal yang berkaitan dengan
temuan selama pemeriksaan fisik dan penunjang.
2

Didasari dari skenario 4 Blok Kulit dan Kelamin diperoleh identitas diri bahwa
pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 27 tahun. Dari data ini dapat dibayangkan
bahwa pasien berada pada usia seksual aktif. Seharusnya kita mencari lebih dalam lagi
identitas laki-laki tersebut, seperti apakah sampai saat ini bekerja, berkuliah atau
menganggur, riwayat pernikahan dan alamat tempat tinggal. Penambahan data diperlukan
agar mendapatkan gambaran keseharian pasien tersebut.
Setelah menyelesaikan pendataan identitas diri, sebagai seorang dokter dapat
menanyakan apa keluhan yang dialami pasien. Pasien laki-laki 27 tahun memiliki
keluhan utama berupa nyeri saat buang air kecil (miksil) sejak 3 hari yang lalu. Untuk
mendapatkan data lebih lengkap, perlu ditanyakan penilaian nyeri yang dialaminya,
lokasi nyeri utama dimana, bagaimana pola miksil selama tiga hari ini dengan pertanyaan
seperti ini Apakah Anda sering kali tidak dapat menahan kencing?, Apakah kencing
yang dikeluarkan sedikit-sedikit tetapi berulang kali di waktu yang berdekatan?
Pertanyaan selanjutnya mengenai keluhan utama yang diderita ialah keberadaan faktor
memperberat atau meringankan keluhannya. Dan tanyakan pula, pernahkah pasien
mengalami hal serupa, serta kesehariannya selama 1 minggu terakhir. Lakukan
perbincangan yang hangat dan menunjukkan bahwa dokter yang diajak berbicara dapat
menjaga kerahasiaan. Sehingga dapat membuat pasien lebih terbuka. Jangan lupa di saat
membicarakan keluhan utama, tanyakan apakah sudah melakukan tindakan pengobatan
terhadap keluhan tersebut.
Pertanyaan mengenai keluhan penyerta seperti demam, lemas, sakit kepala
ataupun lainnya dapat diajukan dan digolongkan untuk mendapatkan keluhan
penyerta.Selanjutnya, mencari tahu riwayat kesehatan dan penyakit dahulu.
2
Contohnya
saja, pernah di daerah genitalia terutama penis dilakukan pengobatan oleh tim medis dan
kemungkinan pernah menjalani rawat-inap di rumah sakit akibat penyakit di daerah
genitalia ataupun lainnya. Riwayat kesehatan keluarga turut ditanyakan untuk mengetahui
apakah di antara anggota keluarga terdapat riwayat penyakit yang sama sehingga dapat
dipikirkan apakah penyakit yang diderita bersifat menular atau genetik. Selain itu, juga
menilai rentang usia kehidupan keluarga pasien.
Mengenal pasien melalui kesehariannya diperlukan, sehingga kita mendapatkan
faktor pencetus timbulnya suatu penyakit, seperti pada kasus adalah uretritis. Terpikirkan
disini, uretritis spesifik dan non spesifik. Uretritis spesifik yang dimaksud disini berkaitan
dengan usia seksual aktif akibat gonore. Pertanyaan yang tepat jika ternyata laki-laki 27
tahun ini belum menikah adalah hubungan sosialnya dengan orang terdekat baik sesama
jenis (laki-laki) maupun lawan jenis (wanita). Jika dia memiliki hubungan dekat dengan
wanita, mintalah ia menggambarkan bagaimana jalinan diantara mereka berdua dan
pikirkan kemungkinan di antara mereka telah atau tidak melakukan hubungan seksual.
Jika penyebab uretritisnya adalah gonore, maka melalui hubungan seksual mampu
menularkan Neisseria gonorrhoeae. Wanita biasanya bertindak sebagai carier atau
pembawa. Riwayat pribadi yang dimaksud dan nantinya ditanyakan adalah pekerjaan apa
yang dilakukannya jika memang telah bekerja atau jika sedang berkuliah jurusan apa
yang diambulnya,
Setelah anamnesa diselesaikan, kita meminta izin kepada pasien untuk melakukan
pemeriksaa tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi pernapasan
dan denyut nadi. Kemudian, melakukan pemeriksaan sesuai keluhan yang diderita
pasien.
2
Kedua tindakan tersebut haruslah didahului dan diakhiri dengan kegiatan
mencuci tangan dengan 7 langkah sesuai standar World Health Organization (WHO)
mempergunakan alkohol 70%
Pada pemeriksaan fisik melalui inspeksi dan palpasi di daerah penis dengan
teknik venerologikus ditemukan ostium uretra eksterna mengalami eritema, edema, sekret
yang banyak dan purulent. Untuk lebih jelas, pemeriksaan bagian penis berupa inspeksi
adalah melihat perkembangan penis, kulit dan rambut di bagian dasarnya. Dilanjutkan ke
prepusium, glans dan akhirnya meatus uretra. Palpasi ditujukan unuk mengetahui apakah
ada nyeri tekan, memastikan kontur lesi yang terlihat jika kasusnya seperti kanker.
Korpus uretra akan dipalpasi dengan tujuan mendapati kemungkinan striktur uretra.
2

Pemeriksaan bagian penis secara keseluruhan dan daerah sekitarnya yaitu
memperhatikan warna, kelembapan, temperature, tekstur, mobilitas dan turgor. Seperti
pada kasus yang ditemui eritema, edema dan sekret cari tahu lokasi dan distribusi
anatomisnya, susunan dan bentuk, tipe dan warna sekret yang dikeluarkan. Jika telah
selesai pemeriksaan rambut kemaluan untuk menilai kuantitas, distribusi dan tekstur.
2

Keberadaan sekret banyak dihasilkan dan bersifat mukopurulen mendorong kita
sebagai dokter yang menanganinya untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa
laboratorium mikrobiologik untuk mengetahui apakah terdapat mikroorganisme patogen
yang terkandung di dalamnya dan sebagai perkiraan ialah harapan ditemukannya kuman
Neisseria gonorrhoeae baik melalui pewarnaan gram maupun kultur yang lebih mudah
dilaksanakan. Sedangkan sebagai diagnose bandingnya uretritis non gonore atau non
spesifik.

Anda mungkin juga menyukai