Makalah Fistat
Makalah Fistat
s s
s
n E c =
Seperti halnya dengan boson, pertukaran dua fermion tidak akan menghasilkan
susunan yang baru karena partikelnya identik (tak dapat dibedakan). Selanjutnya jika
terdapat
s
w cara menyusun
s
n sistem diantara pita energi s yang memiliki
s
g
keadaan, maka jumlah total konfigurasi adalah
s
s
W w =
[
yang tentu saja W tak lain adalah bobot konfigurasi.
Oleh karena fermion memenuhi larangan Pauli, maka jumlah yang dapat
ditempatkan pada suatu keadaan hanya dapat bernilai 0 atau 1. Jika sejumlah
s
n
sistem telah ditempatkan dalam
s
g keadaan, maka terdapat
( )
s s
g n dari
s
g keadaan
yang masih kosong. Maka banyaknya cara mengisi adalah
( )
s
s
s s s
g !
w
n ! g n !
=
Untuk menggambarkan proses pengisian ini, gambar berikut memperlihatkan 3
sistem (digambarkan dengan titik) pada 5 keadaan (digambarkan dengan kotak).
Bobot konfigurasi secara keseluruhan diperoleh dengan mengalikan masing-
masing jumlah susunan yang mungkin, yaitu:
( )
s
s s s s
g !
W
n ! g n !
=
[
Oleh karena
s
g dan
s
n cukup besar, maka kita dapat menggunakan pendekatan
Stirling
( )
s
s
s s s
g !
logW log
n ! g n !
=
= ( ) ( )
s s s s s s s s
g log g n log n g n log g n (
Mengikuti metode sebelumnya, syarat yang harus dipenuhi adalah
s s
s
s
logW
dn 0
n
o |c
| | c
+ + =
|
c
\ .
Nilai yang ada dalam tanda kurung haruslah bernilai nol untuk setiap harga s
manapun
s
s
logW
0
n
o |c
c
+ + =
c
s s
s s
g n logW
log
n n
| | c
=
|
c
\ .
s s
s
s
g n
log 0
n
o |c
| |
+ + =
|
\ .
( )
s
s
s
g
exp 1
n
o |c = + +
Nilai
s
n yang bersesuaian dengan konfigurasi yang memiliki peluang terbesar
( )
s
s
s
g
n
exp 1 o |c
=
+ +
Persamaan di atas disebut distribusi Fermi-Dirac untuk assembly fermion.
Bentuk
( )
s
1/ exp o |c ( +
secara umum dikenal dengan nama fungsi Fermi dan
umumnya ditulis dalam bentuk
( )
( )
F
1
f
exp / kT 1
c
c c
=
( +
Persamaan di atas diperoleh dengan melakukan substitus 1/ kT | = dan
F
/ kT o c = .
F
c dalam persamaan di atas disebut energi Fermi. Jika rapat keadaan
dengan energi berada di antara c dan d c c + , maka jumlah sistem yang berada dalam
interval energi tersebut adalah
( ) ( ) ( ) n d f g d c c c c c =
Fungsi Fermi pada temperatur mutlak nol ditunjukkan pada gambar berikut.
Ketika temperatur mutlak T =0, suku
( ) { }
F
0 / kT c c memiliki dua nilai
yang mungkin.
(i) Untuk
( )
F
0 , c c > ( ) { }
F
0 / kT c c = dan
(ii) Untuk
( )
F
0 , c c < ( ) { }
F
0 / kT c c =
Maka fungsi Fermi dapat memiliki dua harga yakni
untuk
( )
F
0 , c c > ( )
1
f 0
e 1
c
= =
+
dan
untuk
( )
F
0 , c c < ( )
1
f 1
e 1
c
= =
+
Hal ini menunjukkan bahwa pada temperatur mutlak nol, peluang bahwa keadaan
dengan energi
( )
F
0 c c < terisi sama dengan satu, dengan kata lain semua keadaan
terisi. Sebaliknya bahwa semua keadaan dengan energi
( )
F
0 c c > kosong. Bentuk
fungsi Fermi untuk temperatur mutlak nol ditunjukkan pada gambar berikut
c
( )
F
0 c
1
( ) f c
0
Sifat fungsi
( ) f c dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut. Pada
temperatur mutlak nol, fermion menduduki keadaan dengan energi yang paling
rendah. Oleh karena hanya satu fermion yang dapat menduduki satu keadaan, maka
keadaan dengan energi paling rendah semuanya terisi sampai semua fermion berada
dalam tingkatan energi tersebut. Singkatnya dapat dikatakan bahwa tingkatan energi
Fermi adalah tingkatan energi tertinggi yang diduduki oleh fermion pada temperatur
mutlak nol, keadaan dengan tingkatan energi di atasnya tidak terisi.
Nilai
( )
F
0 c dapat dicari dari persamaan 5.11 dengan menggunakan syarat
bahwa
( )
s
s
0
n n d N c c
= =
}
Oleh karena bentuk fungsi Fermi pada T 0 = K,
( ) ( ) n g c c = untuk
F
( 0 ) c c s ,
ketika
( ) n 0 c = untuk
F
( 0 ) c c > syarat di atas dapat ditulis menjadi
( )
F
E ( 0 )
0
n d N c c =
}
Karena fermion merupakan sistem kuantum maka bentuk fungsi rapat keadaan
( ) g c
dapat diambil dari persamaan 4.12 oleh karena momentum sudut spin fermion
memungkinkan lebih dari satu keadaan untuk setiap tingkatan energi. Dengan
penerapan yang lebih luas ini, misalnya dalam kasus elektron, kita dapat memandang
bahwa bilangan kuantum spin magnetiknya dapat berharga
1
2
dan
1
2
. Jadi
memungkinkan dua keadaan untuk tiap tingkatan energi
( )
3
2
1
2
2
2m
g V 4
h
c t c
=
`
)
dalam sebuah ruang V . Persamaan 5.13b menjadi
3
F 2
1
2
( 0 )
2
0
2m
V 4 d N
h
c
t c c
=
`
)
}
( )
2 / 3
2
F
h 3N
0
2m 8 V
c
t
=
`
)
Secara sederhana kita dapat menghubungkan besaran di atas dengan energi termal
kT dengan mendefenisikan temperatur Fermi
F
T melalui hubungan
( )
F F
kT 0 c =
Dalam tabel berikut disajikan nilai
( )
F
0 c dan
F
T untuk berbagai gas Fermi-Dirac ;
gas fermion yang dibentuk oleh atom isotop Helium
3
2
H pada tekanan standar dan
juga gas elektron dalam logam alkali lithium dan natrium
B. Kaitan Fungsi Distribusi Fermi Dirac dengan Gas Elektron
Distribusi Fermi Dirac dapat diaplikasikan pada partikel-partikel fermion. Contoh
fermion ialah elektron, proton, dan neutron yang semuanya memiliki spin . Tingkah
laku elektron-elektron yang bergerak di dalam logam dianggap sama dengan tingkah
laku atom atau molekul di dalam gas karena itu, elektron - elektron ini juga dianggap
bebas dan sering disebut gas elektron bebas. Dan teori yang membahas gas elektron
bebas ini sering disebut model gas elektron bebas. Namun demikian, sesungguhnya
gas elektron bebas adalah dalam beberapa hal berbeda dengan gas biasa. Perbedaan
pertama adalah bahwa gas elektron bebas adalah bermuatan negatif, sedangkan
molekul-molekul dari gas biasa adalah netral. Kedua, konsentrasi elektron bebas
dalam gas elektron bebas adalah jauh lebih besar dari pada konsentrasi molekul
dalam gas biasa.
Elektron valensi sering juga disebut sebagai elektron konduksi dan juga mematuhi
prinsip Pauli. Sommerfeld memperlakukan elektron valensi (elektron konduksi) yang
bebas bergerak itu secara kuantum mekanik, yaitu dengan cara menggunakan
statistika kuantum Fermi-Dirac. Karena itu, tingkat-tingkat elektron di dalam kotak
energi potensial ditentukan dengan menggunakan statistika kuantum. Elektron akan
terdistribusi pada keadaan-keadaan energi yang tersedia, meskipun tidak semua
keadaan energi tersebut terisi oleh elektron. Rasio antara keadaan energi yang terisi
terhadap keadaan yang tersedia ditentukan oleh suatu fungsi distribusi, yang dikenal
dengan fungsi distribusi fermi, f(E).
C. Aplikasi Fungsi Distribusi Fermi Dirac pada Gas Elektron
Electron dalam logam:
1. Tidak terbedakan
2. Memenuhi eksklusi pauli.
Distribusi Fermi dirac:
Pernyataan degenerasi g sebagai fungsi kecepatan:
Degenerasi g sebagai fungsi energy:
Electron-elektron dalam pita
konduksi bebas bergerak; ini
disebut gas elektron
Distribusi Fermi Dirac:
Nilai
Solusinya dalam bentuk deret oleh Sommefeld:
Dengan : Energi fermi:
1. Konstan untuk setiap logam
2. Bergantung pada jumlah elektron persatuan volume(N/V)
Distribusi fermi dirac pada T= 0 K
Untuk
Pada T= 0 K, jumlah elektron sama dengan jumlah keadaan energi dan semua tingkat
energi dibawah terisi penuh elektron.
Untuk
Untuk T=0 K tidak ada elektron pada tingkat ini.
Energi fermi adalah energi maksimum yang dimiliki oleh elektron pada T=0 K.
Gambar 1: grafik fungsi distribusi elektron bebas dalam logam, pada T=0 dan dua
temperatur ang lebih tinggi T1 dan T2
Untuk menghitung besarnya energi fermi:
Energi fermi bergantung pada jumlah elektron persatuan volume dan tidak
bergantung temperatur.
Untuk menghitung besarnya energi total U sistem:
Solusi dalam bentuk deret
Energi rata-rata tiap elektron untuk T=0
Kapasitas kalor gas electron pada volume tetap:
Jika temperature tidak terlalu besar maka,aproksimasi:
Mengganti Nk dengan nR,maka didapat kapasitas kalor spesifik per mol
Besar entropi gas electron:
Pada T=0 K, S=0
Tekanan pada gas electron
Fungsi Helmholtz
Tekanan gas electron:
Persamaan keadaan gas electron:
Daftar Pustaka
file.upi.edu/.../11._Aplikasi_Statistik_FD
http://komangsuardika.blogspot.com/2013/01/statistik-fermi-dirac.html
phys.unpad.ac.id/wp-
hmjfisikauinalauddin.files.wordpress.com/
Fisika Statistik
APLIKASI FUNGSI DISTRIBUSI FERMI DIRAC PADA GAS
ELEKTRON
diajukan untuk memenuni tugas mata kuliah fisika statistik
Oleh
Encun Yuliana
(1005360)
PROGRAM STUDI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014