Anda di halaman 1dari 17

Statistika Dasar

PEYAJIAN DATA
Data yang telah dikumpulkan, baik yang berasal dari populasi atau pun dari
sampel, untuk keperluan laporan dan analisis selanjutnya, perlu diatur, disusun, dan
disajikan dalam bentuk yang baik dan jelas. Ada dua macam cara penyajian data
yang sering digunakan, yaitu dalam bentuk tabel atau daftar, dan dalam bentuk
gambar, grafik atau diagram. Bentuk-bentuk tabel yang biasa digunakan adalah tabel
baris-kolom, tabel kontingensi, dan tabel distribusi frekuensi. Selain tabel, juga
macam-macam diagram yang sering digunakan, misalnya diagram batang, diagram
daun, diagram garis, diagram lingkaran dan diagram pastel, diagram peta, diagram
pencar dan lain sebagainya.
A. Pembuatan Tabel
Tabel dibuat untuk merangkum data sehingga memudahkan pembacaan.
Skema untuk sebuah tabel, dengan bagian-bagiannya seperti berikut:
Judul Tabel
judul
baris
sel
sel
sel
atatan:
Judul tabel ditulis pada bagian tengah di atas tabel. !udul tabel harus singkat dan
jelas meliputi apa, macam atau klasifikasi, tempat, "aktu dan satuan atau unit data
yang digunakan. Setiap baris hendaknya melukiskan sebuah pernyataan lengkap, dan
sebaik-nya jangan dilakukan pemisahan bagian kata dan#atau bagian kalimat. Judul
kolom dan judul baris ditulis dengan singkat dan jelas. Sel tabel adalah tempat nilai-
nilai data ditu-liskan. Di kiri ba"ah tabel terdapat bagian untuk catatan yang perlu
atau biasa diberi-kan. Dalam bagian ini biasa terdapat kalimat Sumber: ....., yang
menjelaskan dari mana data itu dikutip. !ika kalimat ini tidak ada, dianggap bah"a
pelapor sendiri yang me-ngumpulkan data itu.
Telah dijelaskan bah"a pembuatan tabel dimaksudkan untuk memudahkan
pembacaan dan analisis data. $leh karena itu, beberapa hal berikut perlu diperhati-
kan dalam pembuatan tabel, yakni:
Penyajian Data %&


judul
kolom
badan
tabel
BAB
3
Statistika Dasar
a. 'ama-nama sebaiknya disusun secara alfabetis.
b. (aktu disusun secara berurut atau kronologis, misalnya: %))*, %))%, ..., +***.
c. ,ategori disusun menurut kebiasaan, misalnya: laki-laki dulu baru perempuan,
besar dulu baru yang kecil atau sebaiknya, untung dulu kemudian rugi, dan seba-
gainya.
Sebagai contoh, perhatikan tabel kontingensi -.- berikut:
Tabel 3.1 /asil 0jian 1atematika dan Statistika
untuk %** 1ahasis"a
Nilai Statistika
Nilai Matematika
Jumlah
50-5 !0-! "0-" #0-
!0-!
"0-"
#0-#
0-

1$
#
%
"
10
"
11
10
5
$
3
$
"
$
1
$#
3%
1
1
Jumlah 33 35 $0 1$ 100
atatan: Data karangan
Tabel % tersebut di atas disebut tabel kontingensi -.- karena memiliki empat baris
dan empat kolom. 2enentuan banyaknya baris dan kolom hanya memperhatikan sel,
tidak memperhitungkan judul baris, baris jumlah, judul kolom, dan kolom jumlah.
1. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi dapat dibuat dengan mengelompokkan data kuan-
titatif menjadi beberapa kelompok. 0ntuk itu, sebelum dipelajari bagaimana cara
membuat tabel ini, akan dijelaskan dulu beberapa istilah yang dipakai.
Dalam tabel distribusi frekuensi, banyak ob-
yek dikumpulkan dalam kelompok-kelompok
berbentuk a 3 b, yang disebut kelas interval. ,e
dalam kelas inter4al a b dimasukkan semua
data yang bernilai mulai dari a sampai dengan b.
0rutan kelas inter4al disusun mulai nilai data terkecil terus ke ba"ah sampai
nilai data terbesar. Berturut-turut, mulai dari atas, diberi nama kelas inter4al pertama,
kelas inter4al ke-dua, ..., kelas inter4al terakhir. 5ni semua ada dalam kolom kiri.
,olom kanan berisikan bilangan-bilangan yang menyatakan berapa buah data yang
terdapat dalam tiap kelas inter4al. !adi kolom ini berisikan frekuensi, disingkat
Penyajian Data
Tabel 3.$ 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
Nilai &'ian
(an)ak
Mahasis*a
+,-
31 - %0
%1 - 50
51 - !0
!1 - "0
"1 - #0
#1 - 0
1 - 100
$
3
5
13
$%
$1
1$
Jumlah #0
%6


Statistika Dasar
dengan f. 1isalnya, f 7 + untuk kelas inter4al pertama, atau ada + orang mahasis"a
yang mendapat nilai ujian paling rendah 8% dan paling tinggi -*.
Bilangan-bilangan di sebelah kiri dari masing-masing kelas inter4al disebut
ujung bawah dan bilangan-bilangan di sebelah kanannya disebut ujung atas. 0jung-
ujung ba"ah kelas inter4al pertama, kedua, ..., terakhir ialah 8%, -%, ..., )% sedangkan
ujung-ujung atasnya berturut-turut -*, 9*, ..., %**. Selisih positif antara tiap dua
ujung ba"ah berurutan :atau ujung atas; disebut panjang kelas interval yang sering
diberi notasi p. 2ada tabel di atas, panjang kelasnya adalah %*, jadi p 7 %* dan
semuanya sama. Dikatakan bah"a tabel itu mempunyai panjang kelas yang sama.
Selain ujung kelas interval ada lagi yang biasa disebut batas kelas interval. 5ni
bergantung pada ketelitian data yang digunakan. !ika data dicatat teliti hingga satuan,
maka batas ba"ah kelas sama dengan ujung ba"ah dikurangi *,9. Batas atasnya
didapat dari ujung atas ditambah dengan *,9. 0ntuk data yang dicatat teliti hingga
satu desimal, batas ba"ah sama dengan ujung ba"ah dikurangi *,*9 dan batas
atasnya sama dengan ujung atas ditambah *,*9. ,alau data dicatat teliti hingga dua
desimal, batas ba"ah sama dengan ujung ba"ah dikurangi *,**9 dan batas atasnya
sama dengan ujung atas ditambah *,**9 dan begitu seterusnya. Selain itu dikenal
pula istilah tanda kelas interval yang diperoleh dengan menggunakan aturan:
tanda kelas 7 < :ujung ba"ah = ujung atas;
./nt/h 3.1 ,elas inter4al kedua adalah -% 3 9* dengan frekuensi f 7 9. 0jung
ba"ah kelas 7 -%, ujung atas 7 9*. Adapun batas ba"ah kelas 7 -*,9 dan batas atas 7
9*,9. Tanda kelasnya 7 < :-% = 9*; 7 -9,9.
ara membuat tabel distribusi frekuensi dapat dijelaskan dengan sebuah
contoh. 0ntuk itu, perhatikan sekumpulan bilangan yang menyatakan nilai ujian
statistika untuk 6* orang mahasis"a berikut ini:
&) -) -6 &- 6% )6 6& 6*
6* 6- )* &* )% )8 6+ &6
&* &% )+ 86 9> 6% &- &8
>6 &+ 69 9% >9 )8 68 6>
)* 89 68 &8 &- -8 6> 66
)+ )8 &> &% )* &+ >& &9
6* )% >% &+ )& )% 66 6%
&* &- )) )9 6* 9) &% &&
>8 >* 68 6+ >* >& 6) >8
&> >8 66 &* >> 66 &) &9
Bila kita berhadapan dengan data mentah, kita menentukan banyaknya kelas inter4al
dengan berbagai pertimbangan, antara lain? :%; banyaknya data, :+; nilai terendah dan
tertinggi yang ada pada kumpulan data, dan :8; menghindari terlalu sedikit atau
terlalu banyaknya kelas inter4al.
0ntuk membuat tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas inter4al yang
sama, kita lakukan sebagai berikut:
Penyajian Data %)


Statistika Dasar
a. Tentukan rentang nilai, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini,
karena data terbesar )) dan data terkecil 89, maka rentang 7 )) 3 89 7 >-.
b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas tergantung kebu-
tuhan, tetapi pada umumnya biasa digunakan paling sedikit 9 kelas dan paling
banyak %9 kelas. ara lain cukup bagus untuk n berukuran besar, n %**
misalnya, dapat digunakan aturan Sturges, yaitu:
banyak kelas 7 % = :8,8; log n
dengan n menyatakan banyaknya data dan hasil akhir dijadikan bilangan bulat.
1isalnya, n 7 6* :sekedar memperlihatkan aturan ini;, maka
banyak kelas 7 % = :8,8; log 6*
7 % = :8,8;:%,)*8%; 7 &,+6*+.
!adi, kita bisa membuat tabel distribusi frekuensi dengan banyak kelas &, sebagai
pembulatan dari &,+6*+.
c. Tentukan panjang kelas inter4al p, yaitu hasil bagi rentang dengan banyaknya
kelas. /arga p diambil sesuai dengan ketelitian satuan data yang digunakan. !ika
data berbentuk satuan, ambil harga p teliti sampai satuan. !ika data teliti hingga
satu desimal, p juga diambil hingga satu desimal, dan begitu seterusnya. Dalam
hal ini p 7 >-#& 7 ),%- dan dari sini bisa kita ambil p 7 ) atau %*.
d. 2ilih ujung ba"ah kelas inter4al pertama. 0ntuk ini bisa diambil sama dengan
data terkecil :89; atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil :misalnya 8%;,
tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan. Selan-
jutnya tabel diselesaikan dengan menggunakan nilai-nilai yang telah dihitung.
e. Dengan p 7 %* dan mulai dengan data yang lebih kecil dari data terkecil, diambil
8%, maka kelas pertama berbentuk 8%3 -*, kelas kedua -%3 9*, kelas ketiga 9%3 >*,
dan seterusnya.
Sebelum tabel sebenarnya dibuat, ada baiknya dibuat tabel penolong yang
berisi-kan kolom tabulasi :tally;. ,olom tabulasi ini merupakan kumpulan deretan
garis-garis miring :tegak; pendek, yang banyaknya sesuai dengan banyaknya data
yang terdapat pada kelas inter4al bersangkutan.
Dengan mengambil banyak kelas &, panjang kelas %*, dan dimulai dengan
ujung ba"ah kelas pertama sama dengan 8%, seperti dijelaskan pada :e;, diperoleh
tabel penolong seperti di ba"ah ini:
Tabel 3.3 Tabel Tabulasi 'ilai Statistika
Nilai &'ian
Tabulasi 01ekuensi
31 2 %0
%1 2 50
51 2 !0
!1 2 "0
"1 2 #0
#1 2 0
##
###
####
#### #### ###
#### #### #### #### ####
#### #### #### #### #
$
3
5
13
$%
$1
Penyajian Data +*


Statistika Dasar
1 2 100 #### #### ## 1$
Tabel penolong seperti di atas dapat saja tidak dibuat, apalagi jika menggunakan
bantuan komputer untuk menghitung frekuensi.
Setelah dituliskan dalam bentuk yang la@im dipakai, hasilnya seperti pada
Tabel 8.- di ba"ah ini:
Tabel 3.% 'ilai 0jian Statistika untuk 6* 1ahasis"a
Nilai &'ian f
31 2 %0
%1 2 50
51 2 !0
!1 2 "0
"1 2 #0
#1 2 0
1 2 100
$
3
5
13
$%
$1
1$
Jumlah #0
!ika ujung ba"ah kelas pertama diambil sama dengan data terkecil, yakni 89,
maka tabelnya menjadi seperti berikut ini:
Tabel 3.5 'ilai 0jian Statistika untuk 6* 1ahasis"a
Nilai &'ian f
35 2 %%
%5 2 5%
55 2 !%
!5 2 "%
"5 2 #%
#5 2 %
5 2 10%
3
3
#
$3
$0
1
%
Jumlah #0
Tabel 8.- dan Tabel 8.9 kedua-duanya dapat digunakan. Tetapi dalam Tabel 8.9
kelas inter4al terakhir, yakni kelas )9 3 %*-, melebihi nilai %** yang biasa diberikan.
$leh karena itu, Tabel 8.- yang lebih baik digunakan.
Tabel distribusi frekuensi tidak selalu dalam bentuk kelas inter4al. ,adang-
kadang kita dapat juga membuat tabel distribusi frekuensi tanpa kelas. 0ntuk
memberikan contoh, kita perhatikan data banyaknya telepon yang masuk pada sebuah
kantor, di mana data diambil dari seorang operator telepon. Data tersebut dicatat
setiap setengah jam selama sepuluh jam yang hasilnya sebagai berikut:
8 + + 8 + - - % + +
- 8 + * + + % 8 8 %
Penyajian Data +%


Statistika Dasar
Tabel distribusi frekuensi digunakan untuk data ini dengan nilai x bersama frekuensi-
nya. 1isalnya nilai % muncul dalam sampel tiga kali? sehingga frekuensi untuk x 7 %
adalah 8. Data tersebut di atas dinyatakan dalam Tebel 8.>. !adi x menyatakan
benyaknya telepon yang masuk pada kantor tersebut setiap inter4al "aktu setengah
jam.
Tabel 3.! Distribusi Arekuensi Tanpa ,elas
X f
0
1
$
3
%
1
3
#
5
3
Jumlah $0
2. Distribusi Frekuensi Relatif
Dalam tabel di atas, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat
dalam tiap kelas? jadi dalam bentuk absolut. !ika frekuensi dinyatakan dalam persen,
maka diperoleh tabel distribusi frekuensi relatif. 0ntuk Tabel +, dapat kita peroleh
tabel distribusi frekuensi relatif seperti dalam Tabel 8.-.
Arekuensi relatif, disingkat f
rel
atau
f:B;, untuk kelas pertama didapat dari
B 9* , + B %** .
6*
+
=
Dengan cara yang sama, nilai-nilai yang lain dapat dihitung
Tentu saja kedua bentuk frekuensi, absolut dan relatif, dapat disajikan dalam
sebuat tabel seperti tampak pada Tabel 8.6.
Penyajian Data
Tabel 3." Distribusi Arekuensi Celatif
untuk 'ilai 0jian Statistika
Nilai f+3-
31 2 %0
%1 - 50
51 - !0
!1 - "0
"1 - #0
#1 - 0
1 - 100
$450
34"5
!4$5
1!4$5
30400
$!4$5
15400
Jumlah 100400
++


Statistika Dasar
Tabel 3.# 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
Nilai &'ian f
abs
f
rel
31 - %0
%1 - 50
51 - !0
!1 - "0
"1 - #0
#1 - 0
1 - 100
$
5
3
1%
$%
$0
1$
$450
!4$5
34"5
1"450
30400
$5400
15400
Jumlah #0 100400
3. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Selain bentuk tabel tersebut, ada lagi bentuk tabel lain yang biasa disebut tabel
distribusi frekuensi kumulatif.
Tabel distribusi kumulatif dapat dibentuk dari tabel distribusi biasa, dengan
cara menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. Distribusi frekuensi kumulatif ada dua
macam, yaitu kurang dari dan atau lebih. 0ntuk kedua hal ini terdapat pula
frekuensi-frekuensi absolut dan relatif. Disribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan
atau lebih masing-masing dapat dilihat pada Tabel 8.) dan Tabel 8.%*.
Tabel 3. 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
:,umulatif kurang dari;
Tabel 3.10 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
:,umulatif atau lebih;
Nilai &'ian f
kum
Nilai &'ian f
kum
5u1an6 da1i 31
5u1an6 da1i %1
5u1an6 da1i 51
5u1an6 da1i !1
5u1an6 da1i "1
5u1an6 da1i #1
5u1an6 da1i 1
5u1an6 da1i 101
0
$
"
10
$%
%#
!#
#0
31 atau lebih
%1 atau lebih
51 atau lebih
!1 atau lebih
"1 atau lebih
#1 atau lebih
1 atau lebih
101 atau lebih
#0
"#
"3
"0
5!
3$
1$
0
2erhatikan bah"a dalam kedua tabel di atas tidak terdapat baris yang menyatakan
jumlah frekuensi.
!ika tabel distribusi frekuensi kumulatif dengan frekuensi relatif dikehendaki,
maka hasilnya seperti pada tabel-tabel di ba"ah ini:
Tabel 3.11 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
Tabel 3.1$ 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
Penyajian Data +8


Statistika Dasar
+5umulati, ku1an6 da1i- +5umulati, atau lebih-
Nilai &'ian f
kum
+3- Nilai &'ian f
kum
+3-
5u1an6 da1i 31
5u1an6 da1i %1
5u1an6 da1i 51
5u1an6 da1i !1
5u1an6 da1i "1
5u1an6 da1i #1
5u1an6 da1i 1
5u1an6 da1i 101
0
$450
#4"5
1$450
30400
!0400
#5400
100400
31 atau lebih
%1 atau lebih
51 atau lebih
!1 atau lebih
"1 atau lebih
#1 atau lebih
1 atau lebih
101 atau lebih
100400
"450
14$5
#"450
"0400
%0400
15400
0
(. Pen)a'ian 7amba1
2enyajian data dalam bentuk gambar atau diagram akan lebih menjelaskan lagi
persoalan secara 4isual. 2ada bagian ini, kita akan menjelaskan sedikit tentang
diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, histogram, poligon frekuensi,
diagram dahan daun, dan diagram pencar. Berbagai jenis gambar atau diagram yang
lainnya dapat dilihat pada Soedjana :%))+; atau pada buku statistika yang lain.
Tabel 3.13 Banyaknya Sis"a di ,ota A 1enurut
!enjang Sekolah dan !enis ,elamin
Jen'an6 Sek/lah
(an)akn)a Sis*a
Jumlah
8aki-laki Pe1em9uan
SD
S8TP
SM&
#$5
5%1
3%$
3%
"#!
!5
1"5
13$"
103"
Jumlah 1"0# $%15 %1$5
1. Diagram Batang
Data yang peubahnya berbentuk kategori atau atribut dapat disajikan dalam
bentuk diagram batang. 0ntuk menggambarkan diagram batang diperlukan sumbu
datar dan sumbu tegak yang berpotongan tegak lurus. Sumbu datar dibagi menjadi
beberapa skala bagian yang sama, demikian pula sumbu tegak, di mana kedua skala
ini tidak perlu sama, seperti pada contoh Dambar %. Dambar ini dibuat berdasarkan
Tabel %% yang memperhatikan jumlah sis"a tanpa perincian jenis kelamin.
Banyaknya
Sis"a


Penyajian Data +-


1500 -
2000 -
!"#
$%!
Statistika Dasar


SD SET2 S10
7amba1 3.1 Diagram Batang !umlah Sis"a
1enurut !enjang Sekolah
Judul gambar diletakkan pada bagian tengah, dua atau tiga baris di ba"ah gambar.
Eetak batang yang satu dengan batang yang lain harus terpisah dan lebarnya dibuat
serasi dengan keadaan tempat gambar. 'ilai kuantitatif dapat ditulis di atas batang.
!ika jenis kelamin juga diperhatikan, maka didapat diagram batang dua kom-
ponen seperti dalam Dambar +. Dambar ini menunjukkan dua macam batang yang
legendanya :keterangan gambarnya; ditempatkan di sebelah kanan diagram.
Banyaknya
Sis"a
)8-
6+9
&6>

9-%
8-+


SD SET2 S10
7amba1 3.$ Diagram Batang !umlah Sis"a
1enurut !enjang Sekolah dan !enis ,elamin
2. Diagram Garis
Diagram garis sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk serba terus
atau berkesinambungan. 1isalnya, jumlah penduduk setiap tahun, produksi suatu
pabrik setiap tahun, dan sebagainya. Seperti halnya diagram batang, untuk meng-
gambar diagram garis juga diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang saling
berpotongan tegak lurus. 2ada sumbu datar dituliskan atribut atau "aktu dan pada
sumbu tegak dituliskan kuantum atau nilai data.
./nt/h 3.$
Tabel 3.1% 2enggunaan Barang FGH di ,antor FIH
Penyajian Data +9


500 -
1000 -
400 -
600 -
800 -
1000 -
200 -
>)9
Eaki-laki
2erempuan
&$!
Statistika Dasar
:dalam satuan;
%))% - +***
Tahun
(a1an6
)an6 Di6unakan
Tahun
(a1an6
)an6 Di6unakan
%))%
%))+
%))8
%))-
%))9
8&>
9+-
-%+
8%*
+>6
%))>
%))&
%))6
%)))
+***
-&>
8%>
99>
969
8+-
%))% %))+ %))8 %))- %))9 %))> %))& %))6 %))) +*** Tahun
7amba1 3.3 2enggunaan Barang FGH di ,antor FIH
:dalam satuan;
%))% - +***
3. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran sangat cocok untuk menyajikan data berbentuk kategori
atau atribut dalam persentase. 0ntuk membuat diagram lingkaran, maka lingkaran
dibagi-bagi menjadi beberapa sektor. Setiap sektor melukiskan kategori data yang
terlebih dahulu diubah ke dalam derajat dengan menggunakan busur derajat.
./nt/h 3.3
Tabel 3.15 Biaya Tiap Bulandi !a"atan FAH
:dalam B;
5e9e1luan (ia)a
0ntuk B
2os A +6
Penyajian Data +>


%**
+**
8**
-**
9**
>**
*

Banyak
barang
Statistika Dasar
2os B
2os
2os D
2os J
2os A
%6
%-
++
%*
6
!umlah %**
0ntuk menyajikan data pada Tabel 8 di atas, maka terlebih dahulu tiap nilai data
diubah ke dalam derajat. 1isalnya, pos A diubah menjadi
%**
+6
. 8>*
*
7 %**,6
*
dan
pos B 7
%**
%6
. 8>*
*
7 >-,6
*
. Eainnya dihitung dengan cara yang sama dan didapat
untuk pos 7 9*,-
*
, pos D 7 &),+
*
, pos J 7 8>
*
, dan pos A 7 8>
*
. Dengan teliti,
sudut-sudut tersebut digambarkan dalam sebuah lingkaran, dan hasilnya seperti
tampak pada Dambar berikut:
4. Diagram Pencar
0ntuk kumpulan data yang terdiri atas dua peubah, dengan nilai kuantitatif,
diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan gambarnya akan meru-
pakan kumpulan titik-titik yang terpencar. ,arenanya, diagram demikian dinamakan
diagram pencar. 1isalnya, kita mengukur tinggi dan berat badan %9 mahasis"a, dan
hasilnya dicatat seperti dalam Tabel 8, di mana x menyatakan tinggi dalam cm dan y
menyatakan berat dalam kg.
Tabel 3.1! Berat dan Tinggi Badan %9 1ahasis"a
x :cm; y :kg; x :cm; y :kg; x :cm; y :kg;
%>+
%96
%&*
%>&
%9)
-6,*
->,8
96,%
98,+
->,6
%>*
%&*
%>8
%>-
%96
-&,*
>8,+
9+,&
9),+
-&,%
%>-
%96
%>-
%96
%9>
9),8
9*,&
9*,>
>*,8
-&,*
Diagram pencar dapat menunjukkan kecenderungan 4isual hubungan antar dua
peubah seperti terlihat pada Dambar 8.-.
Penyajian Data +&


7amba1 3.% Biaya Tiap Bulan di !a"atan FAH:dalam B;
2os A +6B
2os B %6B
2os %-B
2os D ++B
2os J
%*B
2os A
6B
X
172 170 168 16
6
164 162 160 15
8
156 154
Y-2m

d
a
h
a
n

d
a
un

d
i

b
a
"a
h

i
n
i
.


9*
a
ku

un
t
uk

d
a
t
a

t
e
r
b
e
s
a
r

s
a
mp
a
i

s
e
b
e
l
u
m

s
u
a
t
u

K
a
h

a
n
gk
a

8%
.

5
n
i

memb
e
r
i
k
a
n

a
r
t
i

b
a
h"a

p
a
d
a

s
e
l
7
0
6
0
5
0
4
0
Statistika Dasar
7amba1 3.5 Diagram 2encar Berat dan Tinggi Badan %9 1ahasis"a
. !ist"gram
Diagram batang yang menyatakan keseluruhan data yang disusun dalam tabel
distribusi frekuensi disebut histogram. Sebagai contoh, data distribusi frekuensi
Tabel 8 dapat digambarkan dalam sebuah histogram seperti Dambar 8 berikut
Banyaknya
1ahasis"a






8*,9 -*,9 9*,9 >*,9 &*,9 6*,9 )*,9 %**,9
7amba1 3.! /istogram 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
Sebuah histogram terdiri atas sejumlah komponen berikut:
a. Judul yang menyatakan populasi yang diperhatikan
b. Sumbu tegak yang menyatakan frekuensi berbagai kelas untuk histogram fre-
kuensi.
Penyajian Data +6


5 -
10 -
15 -
20 -
25 -
Statistika Dasar
c. Sumbu datar yang menyatakan peubah x. 'ilai-nilai batas kelas, atau tanda kelas
dapat ditandai sepanjang sumbu x.
!ika tabel frekuensi mempunyai kelas-kelas inter4al yang panjangnya ber-
lainan, maka tinggi diagram harus disesuaikan. 'amun demikian, disarankan untuk
membuat histogram dengan menggunakan panjang kelas inter4al yang sama.
,ita bisa melihat bah"a bentuk histogram adalah diagram batang dengan sisi-
sisi batangnya yang berdekatan harus berimpitan. Titik tengah kelas inter4al dinama-
kan tanda kelas yang diperoleh dengan menjumlahkan ujung ba"ah dan ujung atas
kelas, kemudian hasilnya dibagi dua. 1isalnya, tanda kelas -% 3 9* adalah < :-% =
9*; 7 -9,9.
#. P"lig"n Frekuensi
Selanjutnya, tengah-tengah tiap sisi atas yang berdekatan dari histogram pada
Dambar 8 kita hubungkan dan sisi terakhir dihubungkan dengan setengah jarak kelas
inter4al pada sumbu datar. Bentuk yang diperoleh dinamakan poligon frekuensi,
seperti terlihat pada Dambar -.
I
Banyaknya
1ahasis"a







8*,9 -*,9 9*,9 >*,9 &*,9 6*,9 )*,9 %**,9 G
7amba1 3." 2oligon Arekuensi 'ilai 0jian Statistika
untuk 6* 1ahasis"a
$. %gi&e +%'ai&-
$gi4e ialah distribusi frekuensi kumulatif yang digambarkan diagramnya
dalam sumbu tegak dan mendatar. $gi4e kurang dari ialah diagram dari distribusi
frekuensi kumulatif kurang dari. Sedangkan ogi4e atau lebih ialah diagram dari
distribusi frekuensi kumulatif atau lebih. 0ntuk data dalam tabel 8.%%, yakni tabel
kumulatif kurang dari, diagramnya dapat dilihat seperti Dambar 8.6.
Penyajian Data +)


5 -
10 -
15 -
20 -
25 -
poligon
frekuensi
Statistika Dasar
7amba1 3.# $gi4e kurang dari
0ntuk data dalam tabel kumulatif atau lebih seperti dalam Tabel 8.%+ grafiknya da-
pat dilihat seperti di ba"ah ini:
7amba1 3. $gi4e atau lebih
(. Diagram Da)an Daun
Bentuk penyajian dengan diagram dahan daun, memungkinkan kita mendapat-
kan lebih banyak informasi dibanding dengan penyajian histogram. Diagram dahan
daun selain memberikan informasi frekuensi dalam bentuk jumlah :nominal; juga
bentuk 4isualnya yan memungkinkan kita dapat langsung melihat perbandingan
Penyajian Data 8*


Statistika Dasar
frekuensi relatif antar nilai atau selang nilai tertentu. ,elebihan lain yang diperoleh
dengan penyajian diagram dahan daun adalah data asli dari setiap objek pengamatan
ikut ditampilkan.
2erhatikan diagram dahan daun di ba"ah ini. 2ada baris pertama memuat angka-
angka 8, %, dan *%-. Angka-angka ini memberi arti bah"a sampai baris pertama ini
ada tiga objek pengamatan dengan masing-masing nilai yang diperolehnya adalah %*,
%%, dan %-. Sampai baris kedua, objek pengamatan masih tiga karena tidak ada yang
mendapatkan nilai antara %9 sampai %), sedangkan sampai baris ketiga telah terdapat
sembilan objek pengamatan yang terdiri atas tiga objek pengamatan sebelumnya
ditambah dengan dua objek yang mendapatkan nilai +*, satu objek dengan nilai +8
dan tiga objek dengan nilai +-.
2enambahan informasi objek pengamatan ini ditampilkan sampai sebelum
suatu LdahanM yang memuat titik me*ian data yang dicirikan dengan adanya angka di
dalam tanda kurung, dalam contoh ini adalah angka 8%. 5ni memberikan arti bah"a
pada selang nilai antara 9* sampai dengan 9- terdapat titik median data. ara
penyajian di atas juga berlaku untuk data terbesar sampai sebelum suatu LdahanM yang
memuat titik median.
Stem-and-leaf of UTS N = 250
Leaf Unit = 1.0
3
3
9
21
36
53
80
97
(31)
122
101
78
52
29
11
3
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
014
003444
555566667789
000001122223444
55566666677788999
000001111111223333333334444
55556666678899999
0000000011122223333333333444444
556666666777777888899
00111111222222233333334
55556677777777888888888999
00001122222222222333444
556666677788888899
00222334
679
!umlah daun
,umulatif
dahan daun
7amba1 3.10 Diagram Dahan Daun
Diagram dahan daun cukup efektif untuk menggambarkan pola distribusi bagi
data yang berukuran kecil. Sedangkan untuk data yang berukuran besar lebih efektif
Penyajian Data 8%


Statistika Dasar
bila digunakan histogram. Biasanya histogram digunakan untuk data yang berukuran
lebih besar dari +**.
S/al 8atihan
%. Dari hasil penyampelan :sampling; ataupun sensus perlu disajikan daftar dan#atau
diagram. 1engapaN
+. ,eterangan-keterangan apa yang dapat diperoleh dari:
a. judul tabel
b. catatan
c. badan tabel
8. 0ntuk pembuatan sebuah tabel, hal-hal apa saja yang harus diperhatikanN
-. Jnam puluh mahasis"a baru 0ni4ersitas FGH ditanya tentang banyaknya bersau-
dara :banyak saudaranya ditambah satu;. Data terkumpul sebagai berikut:
% 8 8 8 - > - ) 9 8 8 9 - + 9 9 8 8 > & 9 % 8 - 8 8 8 9 8 +
- + 8 8 + % % 9 8 + + - & 8 8 & - 8 8 + 8 + % + - + + % 8 8
Buatlah tabel distribusi tanpa kelasO
9. !elaskan apa yang dimaksud:
a. kelas inter4al
b. batas ba"ah, dan batas inter4al
c. ujung ba"ah, dan ujung atas inter4al
d. tanda kelas, dan bagaimana mendapatkannyaN
e. rentang data
f. distribusi frekuensi kumulatif
g. distribusi frekuensi relatif
h. distribusi frekuensi kumulatif relatif
>. ,ecepatan :km#jam; 99 mobil diukur oleh sebuah radar pada jalanan tol adalah
sebagai berikut:
6% >) >> %%
-
%+
)
&+ %*
9
&6 6- 9- >*
&9 >) >> %9
>
)8 )* %+
8
%8
9
6& 6% %+
)
6& 6- 6% &9 6& 6- &+ %%
%
6- 6& 9-
&6 )) &9 6% &9 %*
+
)> %*
6
>> )> ))
>8 >) &+ 9- %-
-
>) -6 %%
-
&6 >8 >)
a. Buatlah tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan aturan SturgesO
b. 0ntuk kelas inter4al pertama, tentukan batas ba"ah, batas atas, ujung ba"ah,
ujung atas, dan tanda kelasO
&. a. !elaskan apa perbedaan anatara diagram batang dengan histogramO
Penyajian Data 8+


Statistika Dasar
b. 5nformasi apa yang dapat langsung diperoleh dari sebuah diagram pencarN
6. Bandingkan penyajian data dalam tabel dan pada grafik#gambar dengan jalan
menjelaskan:
a. kelebihan tabel dibandingkan dengan grafik
b. kelebihan grafik dibandingkan dengan tabel
). Data 'iro Pusat Statistik !akarta tahun %)>% menunjukkan bah"a luas dan kepa-
datan penduduk tiap propinsi di Sumatera adalah
P1/9insi 8uas +km
$
- 5e9adatan 9e1 km
$
D.5 Aceh
Sumatera 0tara
Sumatera Barat
C i a u
!ambi
Sumatera Selatan
998)+
&*&6&
-)&&6
)-9>+
--)+-
%96%>8
+)
&*
-&
%8
%&
8%
Selu1uh Sumate1a %"3!0! 33
a. Buat diagram batang untuk luas tiap propinsiO
b. Buat diagram pencar antara luas dan kepadatan pendudukO
c. !elaskan tentang hubungan kedua peubah luas daerah dan kepadatan pendu-
duk berdasarkan diagram pencarnyaO
%*. Data yang peubahnya diukur dengan sakala apa paling tepat disajikan dalam
bentuk diagram
a. batangN
b. garisN
c. pencarN
Penyajian Data 88

Anda mungkin juga menyukai