Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INHAL

BLOK THT
Cricothyroidotomy


Disusun Oleh:
Rurin Ayurinika Putri
ACC
Mas Vidi

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2013
Cricothyroidotomy
Cricothroidotomy adalah sebuah prosedur kegawatdaruratan kepada pasien yang
mengalami kesulitan bernapas yang jika gagal dalam melakukan intubasi di orotracheal atau
nasotracheal dank arena memiliki faktor risiko yang tidak dapat ditolerir. Prosedurnya adalah
melakukan insisi di membrane cricothyroidea yang berada di antara kartilago tiroidea dan
kartilago crocoid, lalu memasukkan selang tracheostomy kedalam trachea untuk
memugkinkan proses ventilasi.
Indikasi
Indikasi utama untuk cricothyroidectomy adalah ketidak mampuan untuk membuka
jalan napas melalui intubasi orotracheal atau nasotracheal yang mungkin terjadi karena
anatomis pasien yang sulit, perdarahan masif di mulut atau hidung, trauma wajah yang masif,
atau adanya obstruksi pada jalan nafas karena adanya angioedema, trauma, luka bakar, atau
benda asing yang mengobstruksi jalan nafas.
Angka kegagalan pada departemen kegawatdaruratan adalah kurang dari 0,6% dan
sudah dipakai pada 1 sampai 2.8% dari esmua intubasi yang dilakukan pada pasien dengan
trauma. Jika memungkinkan, cricothyroidectomy harus dilakukan oleh dokter yang ahli
dalam melakukan prosedur tersebut seperti dokter kegawatdaruratan, dokter bedah, dan
intensivist.
Dikarenakan potensi komplikasi dari cricothyroidectomy, seperti stenosis subglottis
dan kerusakan kartilago tiroid dan kartilago cricoid, cricothyroidectomy harus dikonversi
menjadi tracheostomy jika akses jalan nafas dibutuhkan lebih dari 72 jam karena selang
tracheostomy pada cricothyroidectomy digunakan pada kondisi gawat darurat hingga 72 jam.
Walaupun tracheostomy lebih di pilih pada long term management, tindakan itu harus
dilakukan di ruang operasi yang terkontrol.
Bedah cricothyroidectomy termasuk memasukkan selang tracheostomy kedalam
trakea melalui insisi di membrane cricotiroidea. Pada cricothyroidectomy dengan jarum,
sebuah kateter ditempatkan pada jarum yg penetrasi di membrane, membebaskan ventilasi
dengan aliran oksigen bertekanan. Karena kateter memiliki diameter yang lebih kecil, ini
kurang efektif untuk ventilasi yang adekuat dan harus digunakan hanya untuk sementara
ketika mempersiapkan tindakan cricoitirodectomy atau trakeostomi. Cricothyroidectomy
dengan jarum lebuh digunakan untuk anak yang usianya kurang dari 10- 12 tahun, karena
laringnya lebih mudah rusak saat dilakukan bedah cricothyroidectomy yang dapat
menimbulkan insidensi tinggi dari komplikasi jalan napas post operatif.
Kontraindikasi
Cricothyroidectomy tidak boleh dilakukan ketika terdapat trauma massif pada laring
atau kartilago cricoid. Ketika intubasi orotracheal dan nasotracheal adalah opsi yang viable,
tindakan itu harus dilakukan sebelum cricothyroidectomy.
Persiapan
Karena cricothyroidectomy merupakan prosedur kegawatdaruratan, tidak ada waktu
untuk inform consent. Maka prosedur harus tetap dilakukan walupun tanpa inform consent.
Dalam prosedurnya, sterilisasi dan anestesi lokal terdapat alat yang dibutuhkan
seperti: sarung tangan, jubbah proteksi, masker, chlorhexidin atao povidon iodin (betadin,
purdue pharma), gauze pads, 1% dan 2% lidokain dengan epinephrine. Dan 6ml suntikan
dengan jarum ukuran 25. Untuk melakukan prosedur, alat yang dibutuhkan: selang
trakeostomy, scalpel nomor 10 atau 11. Hemostat, dilator Trousseau, kait trakea, suntikan
10ml, dan sutura. Jangan lupa oksigen untuk ventilasi pasien.
Selang trakeostomi dengan diameter internal 6mm harus digunakan. Jika diameter
internal lebih besar dari 7mm akan sulit untuk memasukkan ke membrane cricothyroidea.
Selang tracheostomy tersusun menjadi 3 bagian. Cannula luar yang memiliki piringan
leher untuk menahan selang . inner cannula memiliki adaptor pada ujungnya yang nyambung
dengan ventilator mekanis. Obturator yang memiliki permukaan halus untuk insersi selang.
Selang endotracheal ukuran 6mm dapat digunakan sebagai alternative dari selang
trakeostomi. Tapi kurang direkomendasikan karena selang endotrakeal lebih sulit untuk
menjaga leher pasien. Kelebihan lain dari selang trakeostomi adalah dia lebih pendek
daripada selang endotracheal sehingg mudah ituk menghirup atau menyedot udara.
Prosedur
Pada prosedurnya, pasien diposisikan supinasi. Jika ada waktu. Bersihkan dengan
clorhexidin atau povidon iodin. Jika pasien sadar berikan anestesi lokal. Untuk melakukan
cricothyroidectomy berdiri pada sisi kanan pasien. Stabilkan laring dengan jempol kiri dan
jari tengah kiri lalu palpasi kartilago tiroidea. Lalu berjalan dan tetap palpasi hingga kartilago
cricoidea. Jarak antara kartilago tiroidea dan cricoidea adalah membrane cricothyroidea.
Dsitulah tempat melakukan insisi.
Gunakan scalpel untuk membuat insisi vertikal sekitar 2,5 cm dari kulit hingga
lapisan subkutan. Gunakan hemostat untuk mendiseksi lapisan subkutan. Inisiasi harus insisi
vertikal adalah pertama, insisi vertikal akan menghindari trauma pada nervus laryngeus
recurrent yang parallel terhadap trachea. Dan kedua, jika dilakukan vertikal akan berekstensi
sesuai insisi yang dibutuhkan. Jika insisi horizontal yang terlalu panjang atau pendek akan
menginisiasi insisi baru.
Selanjutnya gunakan scalpel untuk membuat insisi horizontal melalua membrane
cricothyroidea. Akan terasa sensasi ketika menembus trakea.
Untuk menghindari penetrasi yang terlalu dalam dan memperforasi oesophagus, yang
berada pada posterior trakea, kedalaman jangan lebih dari 1,3 cm. untuk meminimalisir
resiko perforasi oesophageal, tahan menggunakan jari jempol dan telujuk ketika
menggunakan scalpel. Jika pasien mencoba bernafas, ketika masuk ke trakea, aliran udara
harus terdengar dan terlihat.
Saat sudah masuk trakea, pertahankan pisau di medan insisi sehingga komunikasi
dengan trakea tak akan hilang. Lalu selipkan kait trakea dan nuka kearah atas dan bawah dari
insisi, mengelevasi laring. Ketika kait sudah ditempatkan, pisau bisa diambil.
Masukkan dilator trousseau dan buka membrana secara vertikal, lalu masukkan selang
trakeostomi. Pegang cannula, lepaskan obturator dan sambungkan adaptor. Sambungkan
dengan bag valve unit dan ventilasikan pasien. Lihat kesimetrisan pengangkatan dada dan
auskultasi untuk mendengar suara nafas yang simetris atau tidak. Jahit sekitar selang
trakeostomi.
Jika selang endotrakeal digunakan untuk menggantikan selang trakeostomi, pastikan
selang tidak masuk lebih dari 2-3 cm. Penempatan yang terlalu dalam dari selang akan
menyebabkan penurunan hingga bronkus primarius kanan.
Komplikasi
Terdapat 3 komplikasi dari cricothyroidectomy. Pertama, perforasi oesofageal yang
terjadi saat pisau penetrasi terlalu dalam. Untuk menghindari ini, masukkan pisau hanya 1.3
cm distalnya. Kedua, emfisema subkutan jika insisi horizontal terlalu lebar, yang akan
meyebabkan udara yang masuk terjebak di lapisan subkutan. Ketiga, perdarahan yang massif
yang terjadi jika pembuluh darah rupture. Jika pembuluh darah minor yang terluka,
perdarahan dapat dikontrol dengan dep langsung. Jika yang rupture pembuluh darah mayor,
seperti arteri carotis atau vena jugularis interna, ligasi dibutuhkan.
Postprocedural Care
Setelah prosedur, lakukan foto x-ray dada untuk mengkonfirmasi penempatan selang
trakeostomi. Lalu bisa melakukan trakeostomi jika dibutuhkan. Selang trakeostomi diganti
saat cricothyroidectomy yang darurat bisa dipasang lebih dari 72 jam.
Pembahasan
Cricothyroidectomy sudah digunakan 45 tahun dan merupakan prosedur yang aman.
Di rumah sakit, cricothyroidectomy digunakan sebagai tindakan primer atau alternative untuk
management aliran udara yang sulit. Beberapa indiaksi untuk cricothyroidectomy adalah
trauma oral dan maxillofacial. Injuri pada tulang cervical dan ketidakmampuan utuk
melakukan intubasi endotrakeal dikarenakan perdarahan oral, emesis, dan lain-lain.
Cricothyroidectomy terlihat mudah daripada trakeotomi untuk dilakukan oleh bukan dokter
bedah bahkan bukan dokter dalam penanganan kegawatdaruratan pada obstruksi jalan nafas.
Laring yang patologis menjadi kontraindikasi mutlak untuk cricothyroidectomy. Kondisi
yang menyebabkan inflamasi menjadi kontraindikasi juga seperti trauma, infeksi, dan
intubasi translaringeal.
Cricothyroidectomy perkutan dilakukan dengan modifikasi teknik Seldinger untuk
memfasilitasi lokasi dan insersi dari selang trakeal melalui membrane cricothyroidea.
Cricothyroidectomy perkutan dipercaya memiliki lebih sedikit komplikasi daripada
cricothyroidectomy terbuka.
Needle cricothyroidotomy merupakan tindakan yang dapat dilakukan ketika
menghadapi keadaan emergency yang berkaitan dengan jalan nafas dan ventilasi paru dengan
cara menusukkan jarum melalui membran cricothyroid menuju endotrakheal.
Tindakan needle cricothyroidotomy (krikotiroidotomi jarum) ini, dalam situasi emergency,
mampu memberikan oksigen dalam jangka waktu pendek sampai airways definitif dapat
dipasang.

Tekanan oksigen yang dapat digunakan adalah 50 psi atau lebih. PaO2 yang adekuat
dapat dipertahankan kurang lebih 30-45 menit, dan penumpukan CO2 dapat terjadi lebih
cepat.

Kesimpulan

Cricothyroidotomy adalah suatu prosedur emergensi dimana dilakukan pembuatan
saluran pada ligamentum cricothyroideum sehingga udara bisa masuk ke dalam paru-paru.
Cricothyroidotomy dilakukan jika terdapat obstruksi jalan napas ke paru-paru.
Cricothyroidotomy dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Needle Cricothyroidotomy
Pada needle Cricothyroidotomy digunakan syringe dengan needle untuk membuat
saluran pada lihgamentu cricotiroideum. Setelah needle mencapai trakea, sambungkan
needle dengan sebuah kateter dan fiksasi ke luka.
b. Surgical Cricothyroidotomy
Pada Surgical Cricothyroidotomy, pembuatan saluran pada ligamentum
cricotiroideum dilakukan dengan menggunakan pisau bedah. Setelah saluran dibuat,
dipasang kateter untuk memfiksasi lubang tersebut.
Pada kasus trauma dimana pasien dicurigai mengalami fraktur srvikal, leher pasien
harus dijaga agar tetap terfiksasi selama melakukan pembebasan jalan nafas.
Kecurigaan akan fraktur servikal dapat dilihat dengan adanya jejas disekitar leher.
Jika penolong tidak yakin apakah pasien mengalami fraktur servikal, maka lakukan
tindakan sebagaiman pasien mengalami fraktur servikal sampai dibuktikan
sebaliknya. Fiksasi leher dapat dilakukan dengan memakaikan cervical collar, bantal
pasir, maupun sepatu yang dipasang pada kedua sisi kepala pasien.








DAFTAR PUSTAKA

Hsiao, J. & Pacheco-fowler, V., 2008. Cricothyroidotomy. The New England Journal of
Medicine, e25(22), pp. 1-3.
Soleiman, P. et al., 2012. Modified Cricothyroidotomy in Skill Laboratory. Journal of
Cardiovascular and Thoracic Research, 4(3), pp. 73-76.

Anda mungkin juga menyukai