Anda di halaman 1dari 4

1.

Padat cair

Praktikum isolasi mikroba dilakukan dengan menggunakan bahan pangan cair dan padat
sebagai sumber mikroba yang akan diisolat. Adapun Jika sampel berbentuk padatan, maka
sampel ditimbang sebanyak 10 gram dan dihancurkan dan diaduk secara merata. Jika sampel
berbentuk cair, maka sampel diambil sebanyak 10 ml
Pada bahan pangan cair digunakan medium NA (Nutrient Agar) untuk mengisolasi
mikroba yang berasal dari makanan jajanan dan minuman jajanan yakni kue lapis dan es cendo
dan dilakukan sesuai prosedur kerja yang telah dilakukan. Setelah melakukan pengerjaan dan di
inkubasi selama 24- 28 jam di inkubator, diperoleh hasil bahwa cawan petri yang berisi
mikroba dari makanan jajanan dan minuman jajanan. Pada mikroba yang dihasilkan dari jus
dengan kode isolate IV,V, dan VI memiliki dua macam bentuk koloni yaitu berbentuk circular
(bulat) dengan tipe entire dan berbentuk irregular ( tidak beraturan) dengan tipefelametows.
Warna kedua koloni putih dan memiliki permukaan convex (cembung).Cawan petri dengan kode
isolat VII,VIII,dan IX, memiliki bentuk koloni circular (bulat) dengan tepi entire. Warna koloni
putih mengklat dan merah mengklat serta permukaan convex. Bahan lain yang digunakan
sebagai sebagai sumber mikroba adalah kue lapis yang diberi kode isolate X,XI, dan XII,
ditemukan dua bentuk koloni yaitu circular dengan tipe undulate, dan bentuk irregular dengan
tipe lobate. Warna koloni tersebut adalah putih dan kekuningan.
Isolasi pada bahan pangan adat digunakan bahan yaitu ragi sebagai sumber bakteri yang
diisolat pada media PDA (Potato dextrose agar) Pada percobaan isolasi mikroba dari substrat ini,
dilakukan dengan metode pengenceran dengan mengen cerkan ragi sebanyak 10 gram lalu
dilanjutkan dengan pengenceran berikutnya hingga didapatkan kultur murni. Setelah melakukan
pengerjaan dan diinkubasi selama 24- 48 jam di inkubator, isolasi mikroba dengan
metode pengenceran terdapat koloni bakteri dengan bentuk circular, memiliki bentuk tepi lobate
dan entire sedangkan permukaan halus mengkilat. Warna koloninya putih$.


2. yaitu:


Metode Cawan Gores (Streak Plate)
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain,
sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose
steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut
pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis
horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut
digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan
hingga keempat sisi cawan tergores.
Metode Cawan Sebar (Spread Plate)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme
di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas
media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih
cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar
merata pada bagian permukaan agar.
Teknik Dilusi (Pengenceran)
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air
sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam
aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir semua
metode penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti TPC
(Total Plate Counter). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik
penanaman bakteri (inokulasi), yaitu:
1. Menyiapkan ruangan
2. Pemindahan dengan pipet
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum
yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat
dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar (spread
plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator method)
(Lim, 1990).
Cara goresan (streak plate), prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar
terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan
membagi cawan petri menjadi 3-4 bagian. Ose steril yang telah disiapkan dilekatkan pada sumber
isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan
3-4 kali membentuk garis horizontal di satu sisi cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen,
setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan kedua.
Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
Cara taburan atau tuang (pour palte), teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45
o
C)
untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan
dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja
melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar
yang kaya O
2
dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak begitu banyak mengandung oksigen.
Metode cawan sebar (spread plate) Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik
di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur
bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate
adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate
kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.
Cara pengenceran (dilution method), tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah untuk
melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah
penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquades steril. Teknik
pengenceran sangat penting di dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode
perhitungan jumlah sel mikroba mempergunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count).
Media atau medium digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan
pertumbuhan dan perkembangbiakan, maka hendaknya media harus sesuai dengan komposisi bahan
yang akan ditumbuhkan mikroorganisme. Berdasarkan hal tersebut di atas maka praktikum ini
dilakukan untuk mempelajari macam- macam medium dan mikroba apa yang cocok ditumbuhkan
pada medium tersebut. Misalnya media MRS atau PDA (Potato Dexstrose Agar), media ini
digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan
untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan dan media NA (Nutrien
Agar) yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri(Hadioetono, 1993).
Tujuan dari pengenceran yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Dalam percobaan ini pengenceran yang digunakan
adalah 10
-3
dengan sample telur ayam busuk. Semakin tinggi faktor pengenceran, maka semakin
banyak mikroorganisme yang tumbuh, sebaliknya jika faktor pengencerannya semakin rendah
(semakin encer suatu larutan pengencer), maka semakin sedikit mikroorganisme yang tumbuh.
Proses isolasi bakteri dengan metode pengenceran diperlukan keahlian dalam menabur isolat agar
didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan, karena penaburan dapat mengakibatkan kerusakan
dan kontaminasi bakteri yang tidak diinginkan, Adapun metode yang digunakan selalu memperhatikan
kesterilan lingkunagan, media, dan alat penabur agar tidak terjadi kontaminasi, sehingga pada metode
ini cawan danbatang penabur ose selalu didekatkan Bunsen atau dipanaskan pada Bunsen.
3. pengenceran bertingkat

Isolasi suatu jalur murni pada prinsipnya dapat dilakukan secara bertingkat, tingkat pertama biasa
dilakukan secara manual yaitu dengan cara sejauh mungkin mengencerkannya, tingkat kedua
adalah dengan media yang bersifat selektif bagi mikroba tertentu atau beberapa yang mungki
masih satu golongan, tingkat ketiga dari koloni yang salah satu olah murni mungkin masih perlu
untuk diencerkan atau diisolasikan agar kemurniannya dapat lebih meyakinkan (Amifoyo, 1992).

Anda mungkin juga menyukai