Anda di halaman 1dari 5

Proses Pembentukan Spermatozoa (Spermatogenesis)- Spermatogenesis merupakan proses

pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria). Spermatogenesis dimulai dengan
pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini
membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, kemudian mengalami
pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar. Spermatid adalah sebuah sel
bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan sejumlah
kromosom haploid. Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 7 hari.
Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi
genetik !"#, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki
kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna
mendorong sperma memasuki air mani. $epala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom
dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. #krosom mampu menembus lapisan jelly yang
mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis
dalam kantung zakar. %al ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh
lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada
suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus semini&erus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium. Selain itu
juga terdapat sel Sertoli yang ber&ungsi memberi makan spermatozoa juga sel 'eydig yang terdapat
di antara tubulus semini&erus. Sel 'eydig ber&ungsi menghasilkan testosteron.
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis
menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid.
Spermatid berde&erensiasi menjadi spermatozoa masak. (ila spermatogenesis sudah selesai, maka
#(P (Androgen Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan
hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hiposis agar menghentikan sekresi )S% dan
'%.
$emudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar *esikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar +owper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang
laki-laki dapat mengeluarkan ,-- . /-- juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis
terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.
Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau di&erensiasi yang rumit, tetapi
bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma yang &ungsional. "ukleus
mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini
mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus membran sel telur.
Spermatogenesis terjadi secara diklik di semua bagian tubulus semini&erus. !i setiap satu bagian
tubulus, berbagai tahapan tersebut berlangsung secara berurutan. Pada bagian tubulus yang
berdekatan, sel cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini. Pada manusia,
perkembangan spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu 01 hari.
Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon gonadotropin, Follicle Stimulating
Hormone ()S%), Luteinizing hormone ('%), dan hormon testosteron.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sperma diproduksi oleh tubulus seminiferus. %al yang
mengagumkan dari kerja tubulus semini&erus ini adalah mampu memproduksi sperma setiap hari
sekitar 0-- juta spermatozoa. 2umlah yang normal spermatozoa berkisar antara ,3 . -- juta, tetapi
mungkin pada seseorang hanya memproduksi kurang dari - juta, maka orang tersebut dapat
dikatakan kurang subur. (iasanya &aktor usia sangat berpengaruh terhadap produksi sperma.
Seorang laki-laki yang berusia lebih dari 33 tahun produksi spermanya berangsur-angsur menurun.
Pada usia di atas 4- tahun, seseorang akan kehilangan tingkat kesuburan.
Selain usia, &aktor lain yang mengurangi kesuburan adalah &rekuensi melakukan hubungan kelamin.
Seseorang yang sering melakukan hubungan kelamin akan berkurang kesuburannya. %al ini
disebabkan karena sperma belum sempat dewasa sehingga tidak dapat membuahi sel telur.
(erkebalikan dengan hal itu, apabila sperma tidak pernah dikeluarkan maka spermatozoa yang telah
tua akan mati lalu diserap oleh tubuh.
1. Struktur Sperma
Sel-sel sperma memiliki struktur yang khusus.
5ambar Struktur sperma manusia
struktur spermatozoa tersebut terlihat mempunyai bentuk mirip seperti kecebong (anak katak yang
baru menetas), terdapat bagian kepala dan ekor, dapat terlihat bahwa sel-sel sperma memiliki
struktur sebagai berikut.
1) Kepala
Pada bagian ini terdapat inti sel. (agian kepala dilengkapi dengan suatu bagian yang disebut
dengan akrosom, yaitu bagian ujung kepala sperma yang berbentuk agak runcing dan menghasilkan
enzim hialuronidase yang ber&ungsi untuk menembus dinding sel telur. !i bagian kepala ini
terdapat kromosom tubuh dan 0 kromosom kelamin yaitu kromosom 6atau 7, kromosom 6
untuk membentuk bayi berkelamin perempuan, sedangkan kromosom 7 untuk membentuk bayi
berkelamin laki-laki. $romosom kelamin laki-laki inilah nantinya yang akan menentukan jenis
kelamin pada seorang bayi.
2) Bagian tengah
(agian tengah mengandung mitokondria yang ber&ungsi untuk pembentukan energi. 8nergi tersebut
ber&ungsi untuk pergerakan dan kehidupan sel sperma. (ahan bakar dalam pembentukan energi ini
adalah &ruktosa.
3) Ekor
(agian ekor lebih panjang, bersi&at motil atau banyak bergerak. )ungsinya adalah untuk alat
pergerakan sperma sehingga dapat mencapai sel telur. Pergerakan sel ini maju didorong oleh bagian
ekor dengan pergerakan menyerupai sirip belakang ikan.
Pembentukan sperma dipengaruhi oleh hormon FSH (Folicel Stimulating Hormone) dan LH
(Lutenizing Hormone). Pembentukan )S% dan '% dikendalikan oleh hormon gonadotropinyaitu
hormon yang disekresikan oleh kelenjar hipothalamus dari otak. Proses spermatogenesis juga
dibantu oleh hormon testosteron. Sperma yang sudah terbentuk di dalam testis seperti pada proses
di atas, kemudian akan disalurkan ke bagian epididimis dan kemudian ke *as de&erens, dan
bercampur dengan sekret dari kelenjar prostat dan cowperi. !ari tempat itu kemudian dikeluarkan
melalui uretra yang terdapat di dalam penis. Seperti yang sudah #nda ketahui, bahwa uretra juga
merupakan saluran kencing sehingga mungkin akan timbul pertanyaan, dapatkah sperma ini keluar
bersamaan air kencing9 2ika hal ini terjadi maka spermatozoa akan mati karena air kencing bersi&at
asam, sehingga hal ini tidak pernah terjadi. #da pengaturan oleh sara&-sara& uretra untuk pembagian
kedua tugas ini. $etika seorang laki-laki dan seorang wanita bersenggama (melakukan hubungan
seksual) maka sara& akan mengontrol katup uretra agar tidak terbuka. (ahkan, sebelum terjadi
ejakulasi, cairan basa dari kelenjar cowperi akan menetralkan sisa-sisa air kencing yang terdapat di
dalam saluran tersebut.
2. Hormon reprouksi paa pria
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. %ormon-hormon
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Testosteron
;estosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria
seperti pertumbuhan rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan
perubahan suara. %ormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel 'eydig. Produksinya dipengaruhi oleh
)S% (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh hipo&isis. %ormon ini penting bagi tahap
pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk
membentuk spermatosit sekunder. %ormon ini ber&ungsi merangsang perkembangan organ seks
primer pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder
serta mendorong spermatogenesis.
2) Luteinizing Hormone/LH
%ormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipo&isis anterior. )ungsi '% adalah merangsang sel 'eydig
untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen<testosteron memacu
tumbuhnya si&at kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia 0, sampai 03 tahun terjadi
peningkatan tinggi dan berat badan yang relati& cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu
dan pertambahan panjang penis dan testis. =ambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh.
Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.
3) Follicle Stimulating Hormone/FSH
%ormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipo&isis anterior. )S% ber&ungsi untuk merangsang sel Sertoli
menghasilkan #(P (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama hari.
4) Estrogen
8strogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh )S%. Sel-sel Sertoli juga mensekresi
suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya
ke dalam cairan pada tubulus semini&erus. $edua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5) Hormon Pertumbuan
%ormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. %ormon pertumbuhan
secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
!) Hormon "onaotropin
%ormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. %ormon ini ber&ungsi untuk merangsang
kelenjar hipo&isa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon )S% dan '%.

Anda mungkin juga menyukai