Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN
1. 1. Latar
Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
sehat secara jasmani dan rohani. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain
kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan
gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Dengan kata lain bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral
dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kesehatan tubuh secara umum (Malik, 200!.
"alah satu masalah dalam bidang kesehatan adalah penyakit in#eksi
yang dari waktu ke waktu terus berkembang. $n#eksi merupakan penyakit yang
dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia.
$n#eksi disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, %irus,
riketsia, jamur, dan proto&oa ('ibson, 1(()!. Menurut Keyser dkk (200*!,
sebanyak paling sedikit +0, in#eksi Candida (jamur! yang terjadi pada
manusia disebabkan oleh Candida albicans, sisanya disebabkan oleh Candida
tropicalis, Candida parapsilosis, Candida guillermondii, Candida kruzei dan
beberapa spesies Candida yang lebih jarang ("imatupang, 200(!.
Kandidiasis adalah suatu in#eksi jamur dari membran mukosa yang
disebabkan oleh Candida albicans (-anglais, 2000!. Kandidiasis merupakan
penyakit karena jamur super#isial yang menyerang kulit, mukosa mulut,
genital, kuku dan kadang.kadang dapat menyerang alat.alat dalam seperti paru.
paru, ginjal, dan otak (/arahap, 1((0!. Candida albicans adalah #lora normal
selaput mukosa saluran perna#asan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita
(0awet& dkk, 200!. 1pabila Candida albicans ini kurang patogen, akan terjadi
in#eksi bila ketika daya tahan tubuh menurun baik secara lokal maupun
sistemik (/askel dan 'ay#ord,1((02 "imatupang, 200(!.
Menurut 3hattacharyya dkk (2004!, kandidiasis rongga mulut adalah
penyakit pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh Candida yang
merupakan jamur yang paling sering mengin#eksi tubuh manusia ('reenberg
dan 'lick, 2004!. Di dalam rongga mulut telah ditemukan empat macam
kandidiasis yang merupakan in#eksi super#isial, terutama disebabkan oleh
Candida albicans, yaitu kandidiasis pseudo membranosa akut, kandidiasis
atro#ik akut, kandidiasis atro#ik kronik, dan kandidiasis hiperplastik kronik
(5oeslan, 2002!. 6ada hasil penelitian 7awson dari 12 kandidiasis leukoplakia
non.diskeratosis terdapat pada orang (),! sedang 10 lesi kandidiasis
diskeratosis terdapat pada ) orang ()0,!, atau dengan kata lain, diskeratosis
terdapat pada 80, kasus hiperplastik kandidiasis kronis tetapi hanya pada 4,
kasus leukoplakia (/askell dan 'ay#ord, 1((0!. Menurut "cully dan 7awson
(1((2!, kandidiasis dapat dirawat dengan larutan nistatin oral. 9etapi nistatin
memiliki e#ek nonterapi mual, muntah, dan diare ringan yang mungkin
didapatkan setelah pemakaian per oral (3ahry dan "etiabudy, 200*!.
Di tengah meningkatnya pre%alensi penyakit yang diakibatkan
Candida albicans, meningkat pula keinginan masyarakat untuk menggunakan
bahan alam . "esuai dengan kebiasaan :abi dan para sahabat yang tidak
terbiasa menggunakan obat.obatan kimia karena kebanyakan obat yang mereka
gunakan adalah makanan sehat alami (;unianto, 2010!.
1li bin 1bi 9halib berkata, <Makanlah bawang putih dan berobatlah
(dengan menggunakan!nya, karena sesungguhnya di dalamnya terkandung obat
(penyembuh! dari tujuh puluh macam penyakit= (/.5. 1d. Dailami!.
3awang putih memiliki man#aat sebagai anti jamur, karena di dalam
terdapat senyawa produk samping yang disebut allisin. "edangkan ekstrak yang
dibuat dari bawang putih yang utuh, menunjukkan rentangan antibiotik yang
luas sekali dan e#ekti# melawan bakteri gram.positi# maupun bakteri gram.
negati# dan sebagian besar bakteri penyebab in#eksi ('reen, 200*!. Dalam
penelitian >tami (2010!, mengenai uji banding perasan umbi bawang putih
(Allium sativum Linn! 2*, dengan ketokona&ol 2, secara in vitro terhadap
pertumbuhan Candida albicans pada kandidiasis %aginalis menyatakan bahwa
pemberian perasan umbi bawang putih 2*, memiliki e#ekti%itas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan ketokona&ol 2, secara in vitro dalam menghambat
pertumbuhan Candida albicans pada kandidiasis %aginalis.
3erdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui e#ek dari
ekstrak bawang putih yang mengandung anti jamur yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan Candida albicans, dengan beberapa besar pengaruh dari tingkat
konsentrasi.
1. 2. Perumusan Masalah
1pakah terdapat pengaruh ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn!
terhadap pertumbuhan Candida albicans?
1. 4. Tujuan Penelitian
1. 4. 1 >mum
Mengetahui pengaruh ekstrak bawang putih (Allium sativum
Linn! terhadap pertumbuhan Candida albicans.
1. 3. 2 Khusus
1. 3. 2. 1. Mengetahui pengaruh ekstrak bawang putih konsentrasi 2*,,
12,*,, ),2*,, dan 4,14, terhadap pertumbuhan Candida
albicans.
1. 3. 2. 2. Mengetahui perbedaan pengaruh ekstrak bawang putih terhadap
Candida albicans yang tumbuh dengan pemberian berbagai
konsentrasi ekstrak bawang putih dan tanpa pemberian ekstrak
bawang putih.
1. 8. Manfaat Penelitian
1. 8. 1 Man#aat teoritis
Menambah khasanah penelitian obat tradisional yang telah
ada, khususnya mengenai e#ekti%itas anti jamur ekstrak bawang putih
(Allium sativum Linn! terhadap pertumbuhan Candida albicans.
1. 8. 2 Man#aat praktis
Menambah pengetahuan kepada masyarakat untuk dapat
menggunakan bawang putih sebagai obat anti jamur, khususnya
Candida albicans.
BAB II
TINJAUAN PUSTAA
2. 1. Candida albicans
2. 1. 1. M!rf!l!gi "an I"entifikasi
3eberapa spesies ragi genus Candida mampu menyebabkan
kandidiasis. "pesies tersebut adalah anggota #lora normal pada kulit,
membran mukosa, dan saluran pencernaan. Dalam rongga mulut
spesies Candida yang paling dominan adalah Candida albicans, yaitu
sebesar *0, dari seluruh #lora normal mulut, tetapi dalam rongga
mulut yang sehat dan bersih jamur ini hanya ditemukan dalam jumlah
kecil saja yaitu kurang dari 200 sel@ ml sali%a (0awet& dkk, 200!.
Candida terdapat dalam dua bentuk, bentuk ragi dan bentuk hi#a
(5oeslan, 2002!.
Arganisme penyebab merupakan jamur bersel tunggal dari
keluarga Cryptokokakeae. 3entuk %egetati# adalah sel jamur
(blastopores! berdiameter 1,*.* Bm, dan berbentuk o%al. 3entuk
%egetati# merupakan bentuk yang paling sering ditemukan dalam
mulut. Arganisme tahan terhadap dingin, tetapi sensiti# terhadap panas
sebesar *0 . )07. Keadaan anaerob diperlukan agar jamur dapat
berkembang. Arganisme bersi#at persisten dalam mulut dan %agina,
serta berperan dalam hubungan simbiotik dengan Lactobacillus
asidopilus, dimana organisme tersebut membutuhkan jamur, tetapi
adanya produksi asam akan membatasi proli#erasinya (/askell dan
'ay#ord, 1((0!. "etelah pemakaian antibakteri spektrum luas, jamur
dapat tumbuh secara berlebihan dan berkembang menjadi in#eksi
('illespie, 200+!.
2. 1. 2. Taks!n!mi Candida albicans
Menurut "uprihatin (1(2! sistematika Candida albicans
adalah sebagai berikutC
Di%isi C Fungi
"ub di%isi C Eumycotina
Kelas C Deuteromycetes
Ardo C Pseudosaccharomytales
Damili C Cryptococcaceae
'enus C Candida
"pecies C Candida albicans
2. 1. 3. Biakan
3iakan untuk menumbuhkan jamur Candida albicans
menggunakan media padat aboraud De!trosa Agar ('ambar 2. 1.!,
akan tetapi pembenihan dengan menggunakan bahan tanaman dan
bahan lain merupakan habitat alami untuk pertumbuhan banyak jamur,
dan juga menumbuhkan banyak jamur yang menyebabkan in#eksi.
3iakan jamur la&imnya dilakukan dalam set berpasangan, salah satu
set diinkubasi pada suhu 2*E . 40E7 dan set yang lain pada suhu 4+E7
(0awet& dkk, 200!.
'ambar 2. 1. 3iakan Candida albicans dalam media padat aboraud
De!trosa Agar
2. 1. 4. Eti!l!gi "an Pat!l!gi "alam #!ngga Mulut
Candida albicans memiliki kemampuan in%asi yang rendah.
$n#eksi terjadi saat resistensi alami yang disediakan oleh #lora bakteri
normal berubah akibat antibiotik, atau saat mengalami kehilangan
#ungsi imun yang berat ('illespie, 200+!. 6enyakit kandidiasis
dihubungkan dengan aneka #aktor, seperti merokok, diabetes melitus,
keadaan umum yang kurang baik, kekurangan nutrisi, pemakaian
antibiotik jangka panjang (1kpan dan Morgan , 2002!.
Di dalam rongga mulut telah ditemukan empat macam
kandidiasis rongga mulut yang merupakan in#eksi super#isial, terutama
disebabkan oleh Candida albicans, yaitu 1! kandidiasis pseudo
membranosa akut, 2! kandidiasis atro#ik akut, 4! kandidiasis atro#ik
kronis, dan 8! kandidiasis hiperplastik kronik (5oeslan, 2002!.
1. Kandidiasis pseudo membranosa akut atau thrush ('ambar 2. 2.!
adalah suatu in#eksi opportunistik yang disebabkan oleh
pertumbuhan berlebihan dari jamur Candida albicans super#isial.
9ampak sebagai plak mukosa yang putih, di#us, bergumpal atau
seperti beludru yang dapat dihapus dan meninggalkan permukaan
merah, kasar, atau berdarah. 3ayi yang ibunya menderita thrush
vagina pada saat melahirkan dan orang dewasa mengalami
gangguan mikro#lora normal dalam mulut akibat antibiotik, steroid,
atau perubahan sistemik seperti diabetes, immunode#isiensi, atau
kemoterapi, sering kali terserang keadaan ini. 9idak ada predileksi
rasa atau jenis kelamin (-anglais, 2000!. 6ada bayi, keadaan
tersebut timbul pada hari 2.* kehidupan dan tampak berupa bercak
putih pada pipi, bibir, palatum dan lidah. $n#eksi terjadi ketika bayi
melalui liang %agina, di mana pada ibu.ibu yang hamil tua kita
temukan Candida albicans yang subur pada %agina (/askell dan
'ay#ord, 1((0!.
'ambar 2. 2. "hrush pada bayi
2. Kandidiasis atro#ik akut ('ambar 2. 4.! merupakan suatu kondisi
mulut yang diakibatkan dari penggunaan antibiotik spektrum luas
terutama tetrasiklin. $n#eksi jamur ini adalah akibat dari ketidak.
seimbangan dalam ekosistem oral antara Lactobacillus acidophilus
dan Candida albicans. 1ntibiotik yang diterima oleh pasien
mengurangi populasi Lactobacillus dan memungkinkan organisme
Candida tumbuh subur. $n#eksi tersebut membuat daerah.daerah
mukosa permukaan mengelupas dan tampak sebagai bercak.bercak
merah di#us yang tidak menimbul. "akit seperti terbakar adalah
keluhan utama yang paling sering (-anglais, 2000!.
'ambar 2. 4. Kandidiasis atro#ik akut
3. Kandidiasis atro#ik kronis atau nama lain dari denture stomatitis
('ambar 2. 8.! adalah bentuk paling umum dari kandidiasis kronis.
1da pada 1*,.)*, pemakai gigi tiruan lengkap dan sebagian,
terutama wanita.wanita tua yang memakai gigi tiruannya di waktu
tidur, kadang.kadang juga dapat terjadi pada pasien.pasien yang
masih bergigi. Kandidiasis atro#ik kronis disebabkan oleh
organisme Candida yang ada di bawah dasar gigi tiruan. 1da 4
tahap perubahan mukosa. -esi yang paling dini adalah daerah.
daerah hiperemia sebesar ujung jarum, bewarna merah, dan terbatas
dimuara kelenjar.kelanjar liur minor palatal. Kalau melanjut akan
menjadi eritema di#us pada palatum keras yang kadang.kadang
disertai dengan pengelupasan epitel. 9ahap ketiga adalah
hiperplasia papiler (-anglais, 2000!.
'ambar 2. 8. Kandidiasis atro#ik kronis
4. Kandidiasis hiperplastik kronik atau kandida leukoplakia ('ambar
2. *!, terlihat bercak putih yang berhubungan dengan in#eksi
Candida pada lapisan epitelianya, tetapi setelah jamur dihilangkan,
bercak hiperplastik epithelium (leukoplakia! akan tetap ada
(/askell dan 'ay#ord, 1((0!. $ritasi kronis, kebersihan mulut yang
jelek, dan serostomia adalah #aktor.#aktor predisposisi. ;ang
terkena utama adalah dorsum lidah, palatum, dan sudut.sudut bibir.
-esi tersebut selalu mempunyai tepi menimbul yang tegas dan
permukaan putih berbintil.bintil dengan beberapa daerah merah.
3ercak putih dari kandidiasis hiperplastik kronik tidak dapat
dikupas, sehingga diagnosis harus ditentukan dengan biopsi
(-anglais, 2000!.
'ambar 2. *. Kandidiasis hiperplastik kronis
2. 1. 5. Peng!$atan Infeksi an"i"iasis #!ngga Mulut
Menurut 0awet& dkk (200!, thrush dan bentuk kandidiasis
mukokutan lainnya biasanya diobati dengan nistatin topikal atau
ketokona&ol.
1. :istatin tersedia dalam bentuk salep, krem, serbuk atau aplikasi
topikal, suspensi untuk pemakaian sistemik atau topikal (kumur dan
telan! atau dalam bentuk tablet. 1plikasi salep secara topikal
dilakukan dua kali sehari. >ntuk perawatan kandidiasis oral
suspensi dipertahan selama mungkin di dalam mulut sebelum
ditelan.
2. Ketokona&ol, dosis yang dianjurkan adalah 200 mg (1 tablet! per
hari tetapi bisa ditingkatkan sampai 80 mg@hari untuk in#eksi yang
serius atau apabila respon klinik menunjukkan hasil yang memadai.
2. 2. Ba%ang Putih
2. 2. 1. Definisi
"alah satu tumbuhan obat yang sudah akrab dengan
masyarakat dan sering kali diman#aatkan sehari.hari adalah bawang
putih ('ambar 2. ). !. 3awang putih merupakan tumbuhan yang
berasal dari 1sia (Fijayakusuma, 200+!. 3awang putih termasuk
klasi#ikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun
(-$6$, 200(!. 3awang putih telah digunakan sebagai makanan dan
bumbu selama berabad.abad di seluruh dunia dan di Mesir selama
mungkin *000 tahun ("taba dkk, 2001!. 3awang putih memiliki
banyak nama disetiap daerah. Di 1ceh nama lain bawang putih adalah
lasuh, di "unda bawang putih disebut juga bawang bodas, Makasar
dengan lasuna keGbo, 'orontalo menyebut bawang putih dengan nama
pia maputi, 9ernate menyebutnya bawa bodudu, sedangkan di 3ali
nama bawang putih adalah kasuna (Fijayakusuma, 200+!.

'ambar 2. ). 3awang putih
2. 2. 2. M!rf!l!gi
3awang putih (Allium sativum Linn! termasuk genus allium
atau di $ndonesia la&im disebut bawang putih. 3awang putih tumbuh
secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 40 . +* cm. "iung
bawang putih merupakan bagian pangkal batang bagian bawah yang
telah berubah bentuk dan #ungsinya. "iung tersebut tersusun menjadi
satu dalam satu balutan lapisan yang kemudian membentuk umbi
berwarna putih. 9umbuhan ini berbatang semu yang terbentuk dari
pelepah daun, berwarna hijau, dan beralur, helaian daunnya
menyerupai pita. 3unganya berwarna putih, keluar dari ujung batang.
1kar bawang putih terdiri dari serabut.serabut kecil yang bejumlah
banyak. 6engembangbiakannya dapat dilakukan dengan siung atau
pembelahan umbi (Fijayakusuma, 200+2 -$6$, 200(!.
2. 2. 3. Taks!n!mi
Menurut Fijayakusuma (200+!, taksonomi tumbuhan bawang
putih adalah sebagai berikutC
Di%isio C "permatophyta
"ub di%isi C 1ngiospermae
Kelas C Dicotyledonae
Ardo C -iliales
Damilia C -iliaceae
'enus C 1llium
"pesies C Aliium sativum Linn.
2. 2. 4. an"ungan imia
Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung C
. 6rotein sebesar 8,* gram,
. -emak 0,20 gram,
. /idrat arang 24,10 gram,
. Hitamin 3 10,22 miligram,
. Hitamin 7 1* miligram,
. Kalori (* kalori,
. 6os#or 148 miligram,
. Kalsium 82 miligrain,
. 3esi 1 miligram,
. 1ir +1 gram (-$6$, 200(!.
3awang putih juga memiliki kandungan kimia allisin,
saponin, asam nikotinat, allithiamin, belerang, keratin, kuprum,
#itonsides, germanium, /7:, kalium, niasin, sinistrin, scordinins,
salti%ine, seng, allyl alcohol dan lain.lain (Fijayakusuma, 200+2
-emar dkk, 200*!.
Mengonsumsi bawang putih mentah mengandung beberapa
komponen kimia, ada beberapa komponen yang menjadi komponen
yang mengandung sul#ur, ketika diproses semua komponen berubah
jadi allisin. 1llisin dibentuk dari allin dengan bantuan en&im allinase
yang muncul ketika bawang putih dipotong. 1llisin tidak stabil dan
bisa pecah menghasilkan ratusan organosul#ur seperti diallyl sul#ide,
diallyl disul#ide, diallyl trisul#ide, a$oenes, methyl allyl di% dan
trisul#ides, vinyl dithiins, dan komponen sul#ur yang lainnya
tergantung dari bagaimana bawang putih diproses ("arkar, 200(!.
Menurut -awson (1(()!, bawang putih dapat memproduksi
allyl alcohol dengan dua cara, pertama dari reaksi kondensasi allisin
dan yang kedua dari reaksi antara alliin, prekusor allisin, dan air
(-emar dkk, 200*!.
2. 2. 5. Sifat imia%i "an Efek &armak!l!gis
/angat, berbau aromatis, berkhasiat melancarkan peredaran
darah, antioksidan, antikoagulan (mencegah pembekuan darah!,
hipolipidemik (menurunkan kadar kolesterol darah!, hipoglikemik
(menurunkan kadar gula darah!, serta dapat menstimulasi imun
(Fijayakusuma, 200+!.
Dalam penelitian >tami (2010!, mengenai uji banding
perasan umbi bawang putih (Allium sativum Linn! 2*, dengan
ketokona&ol 2, secara in vitro terhadap pertumbuhan Candida
albicans pada kandidiasis %aginalis menyatakan bahwa pemberian
perasan umbi bawang putih 2*, memiliki e#ekti%itas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan ketokona&ol 2, secara in vitro dalam
menghambat pertumbuhan Candida albicans pada kandidiasis
%aginalis.
2. 3. Mekanisme Anti Jamur Ba%ang Putih ke Candida albicans
Menurut /ar%ey dan 7hampe (2001!, mekanisme &at anti jamur
dibedakan menjadi C
1. Merusak membran sel jamur
3erikatan dengan ergosterol yang berada dalam membran sel jamur untuk
membentuk lubang. /al ini mengganggu #ungsi membran, menyebabkan
elektrolit (terutama kalium! dan molekul.molekul kecil keluar dari sel
sehingga menyebabkan kematian sel.
2. 6enghambatan langsung sintesis D:1
Menghambat timidilat sintetase sehingga asam timidilat yang merupakan
komponen esensial D:1 tidak terbentuk yang akhirnya merusak sintesis
asam nukleat dan protein.
3. Menghambat pembentukan energi dari sel jamur
'angguan pada mikrotubulus dalam jamur menyebabkan rusaknya serat
mitotic dan menghambat mitosis sehingga pembentukan energi dan
pertumbuhan jamur terganggu.
4. Menghambat sintesis dinding sel
Dinding sel jamur terdiri dari polisakarida yang mengandung glukan yang
tidak ditemukan pada sel mamalia. 6enghambatan en&im yang mensintesis
glukan, tanpa glukan sel jamur tidak dapat membentuk dinding sel
sehingga akan rusak (3auman, 200(!.
"uatu penelitian menunjukkan ekstrak bawang putih memiliki e#ek
tinggi anti jamur dan menghambat pembentukkan mycoto!ins seperti
Aspergillus parasiticus. 6enelitian lain menunjukkan akti%itas #ungistatic dan
#ungicidal pada bawang putih konsentrasi tinggi melawan Cryptococcus
neo#ormans. 1llisin murni diketahui mempunyai akti%itas anti%candidal yang
tinggi dan e#ekti# melawan berbagai #ariasi spesies Candida, Cryptococcus,
"richophyton, Epidermphyton dan &icrosporum. 1llisin dapat menghambat
pembentukan spora dan pertumbuhan hi#a (1nonim, 2008!.
Dalam penelitian -emar dkk (200*! menyatakan, allyl alcohol dan
ekstrak bawang putih dapat menekan produksi oksidati# pada Candida
albicans. 9arget allyl alcohol adalah alkohol dehydrogenases 1dh1 dan 1dh2
di dalam sitosol, dan 1dh4 di mitokondiria.
Kandungan saponin dengan mekanisme kerja sebagai anti jamur
berhubungan dengan interaksinya terhadap sterol membran ("uparjo, 2008!.
Dengan merusak membran sel jamur yang terdiri dari senyawa ergosterol akan
mengganggu #ungsi membran sel, menyebabkan elektrolit (terutama kalium!
dan molekul.molekul kecil keluar dari sel sehingga menimbulkan kematian sel
(/ar%ey dan 7hampe, 2001!.
2. 4. erangka Te!ri
3awang putih
"aponin
1llisin
Allyl alcohol
Candida albicans
patogen
Candida albicans mati
$n#eksi Candida albicans menurun
Candida albicans dominan
$mun menurun
Merokok,
Diabetes Melitus,
Kekurangan nutrisi
Merusak membran sel
$nteraksi dengan sterol
Menekan oksidati#
Menghambat pertumbuhan spora dan hi#a
Candida albicans
#lora normal rongga mulut
'( )( erangka !nse*
Ikstrak 3awang 6utih
6ertumbuhan Candida albicans
'( +( Hi*!tesis
Ikstrak bawang putih mempunyai pengaruh dalam menurunkan
pertumbuhan jamur Candida albicans.
BAB III
MET,DE PENELITIAN
4. 1. Jenis Penelitian
0enis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimental laboratoris dengan desain penelitian 'Post test only control
group design(, yaitu suatu rancangan percobaan yang terdiri dari kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan (6ratiknya, 2004!.
4. 2. -aria$le "an Definisi ,*erasi!nal
4. 2. 1. Hariable
4.2.1.1. Hariable 3ebas
Konsentrasi ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn!.
4.2.1.2. Hariable 9ergantung
6ertumbuhan Candida albicans.
4.2.1.4. Hariable 9erkendali
Media pertumbuhan, 6/, suhu, dan waktu inkubasi jamur Candida
albicans.
4. 2. 2. De#inisi Aperasional
4.2.2.1. Ikstrak bawang putih (Allium sativum Linn! adalah sediaan cair yang
dibuat dari tanaman bawang putih (Allium sativum Linn! dengan
menarik sari akti#nya menggunakan ethanol. Ikstrak bawang putih
(Allium sativum Linn! konsentrasi 2*,, 12,*,, ),2*,, dan 4,14,
didapatkan dari pengenceran ekstrak bawang putih (Allium sativum
Linn! 100, dengan menggunakan rumus. "kala pengukuran adalah
skala rasio.
4.2.2.2. 6ertumbuhan Candida albicans adalah Candida albicans yang
ditumbuhkan pada satu media agar. 7ara mengukur pertumbuhan
jamur adalah dengan mengukur &ona hambat yaitu area jernih
disekeliling cakram dimana jamur tidak dapat tumbuh. Jona diukur
dari diameter terdekat pada area yang jernih. "kala pengukuran
adalah skala ratio.
4. 4. P!*ulasi "an Sam*le
4.4.1. 6opulasi
6opulasi yang digunakan adalah stok jamur Candida albicans
yang tersedia di -aboratorium Mikrobiologi Dakultas Kedokteran
>:$"">-1.
4.4.2. "ample
0amur Candida albicans diambil dari suatu biakan dengan
menggunakan ose sebanyak satu koloni. Kemudian dimasukan 0,* ml
)roth *eart +n#ussion (3/$! cair dan diinkubasi selama 8 jam pada
suhu kamar. "uspensi tadi diencerkan dengan aKuadest steril sampai
kekeruhan tertentu sesuai dengan standard Mc Darland 0,* yaitu 0,* L
10

. 7ara pembuatan standard Mc Darland 0,* yaitu dengan


mencampurkan 0,0* ml )arium Chlorida dengan (,(* ml asam sul#at
(6M- Microbiologicals, 2001!.
Menurut "upranto (2000!, besar sample untuk penelitian
eksperimental secara sederhana dapat dirumuskanC
( t M 1 ! ( r M 1 ! N 1*
(* M 1! (r M 1! N 1*
8r M 8 N 1*
r N *
t O banyaknya kelompok perlakuan
r O jumlah replikasi@subjek tiap kelompok ("uyatno, 200(!
4. 8. Instrument "an Bahan Penelitian
4.8.1. $nstrument 6enelitian
9abung reaksi, ose jarum, lampu spiritus, lidi kapas steril,
cawan petri, pisau, pipet, beker glass, blender, timbangan, mangkok,
gelas ukur, kertas lakmus, kertas saring, botol steril, erlenmeyer, dan
alat lain yang disterilkan dengan autoclave suhu 121E7 selama 20
menit.
4.8.2. 3ahan 6enelitian
Candida albicans dengan kepekatan kuman sesuai dengan
standard Mc Darland yang mengandung jumlah bakteri 0,* L 10

,
ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn!, media )rain *eart
+n#ussion, media abouraud De!trose Agar, alkohol +0,, aKuadest
steril.
4. *. .ara Penelitian
4.*.1. "terilisasi alat
"emua alat yang digunakan disterilisasikan dengan autoclave
suhu 121E7 selama 20 menit.
4.*.2. 6embuatan suspensi 0amur Candida albicans
Candida albicans diambil dari suatu biakan dengan
menggunakan ose sebanyak satu koloni. Kemudian dimasukan 0,* ml
3roth *eart +n#osion (3/$! cair dan inkubasi selama 8 jam pada suhu
kamar. "uspensi tadi diencerkan dengan aKuadest steril sampai
kekeruhan tertentu sesuai dengan standard Mc Darland 0,* yaitu 0,* L
10

. 7ara pembuatan standard Mc Darland 0,* yaitu dengan


mencampurkan 0,0* ml barium chlorida dengan (,(* ml asam sul#at.
4. *. 4. 6embuatan ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn! 2*,, 12,*,,
),2*,, dan 4,14, dapat dilihat pada -ampiran 1.
4. *. 8. 6embuatan disk ekstrak 3awang 6utih (Allium sativum Linn!
4. *. 8. 1. Disc dibuat dari kertas saring dan dicelupkan ke dalam ekstrak
bawang putih (Allium sativum Linn! konsentrasi 2*,, 12,*,,
),2*,, 4,14,, dan aKuadest steril.
4. *. 8. 2. Disk diangkat dan siap diletakkan pada permukaan media
abouraud De!trose Agar.
4. *. *. 6engujian suspensi Candida albicans
3. 5. 5. 1. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan yang
telah disterilisasi.
3. 5. 5. 2. Kertas cakram (disk! dengan diameter 12 mm yang telah
disterilisasi direndam ke dalam ekstrak bawang putih 2*,, 12,*,,
),2*,, dan 4,14, selama P 10 menit, agar larutan dapat terserap
sempurna oleh kertas cakram (disk!. Kemudian kertas cakram
(disk! diambil dengan menggunakan pinset steril dan diletakkan
pada cawan petri berisi media abouraud De!trose Agar yang
sebelumnya telah ditanami Candida albicans.
3. 5. 5. 3. Kertas cakram (disk! dengan diameter 12 mm yang telah disterilkan
direndam kedalam aKuadest selama P 10 menit, kemudian diambil
dengan menggunakan pinset steril dan diletakkan ke dalam cawan
petri berisi media abouraud De!trose Agar yang sebelumnya telah
ditanami Candida albicans. 1Kuadest steril hanya digunakan
sebagai kelompok kontrol untuk membedakan diameter &ona
hambat.
3. 5. 5. 4. Kemudian semua cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator
dengan suhu 4+E7 selama 28 jam.
3. 5. 5. 5. "etelah diinkubasi selama 28 jam maka akan terlihat &ona hambat
dari Candida albicans. 6engukuran &ona hambat Candida albicans
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dengan ketelitian
0,01 mm. 6engukuran dilakukan sebanyak tiga kali yaitu diukur
secara horisontal, %ertikal dan diagonal dikurangi dengan diameter
kertas cakram. /asil pengukuran adalah rata M rata dari ke tiga
pengukuran tersebut.
4. ). Tem*at "an /aktu
6enelitian dilakukan di dua tempat yaitu -aboratorium Kimia Dakultas
Kedokteran >:$"">-1 dan -aboratorium Mikrobiologi Dakultas Kedokteran
>:$"">-1 pada bulan 0uni 2011.
0( 1( Skema Jalann2a Penelitian
"terilisasi alat
Kelompok kontrol
3iakan (Q!
Candida albicans
Ikstrak 3awang putih
(Allium sativum Linn!
1Kuadest steril
2*,
),2*,
4,14,
12,*,
1
8
4
2
*
$nkubasi 28 jam
>kur &ona hambat
1nalisis data
eterangan3
3 7awan petri
0(4( Analisis Hasil
Distribusi data dianalisis dengan menggunakan uji "hapiro.wilk untuk
normalitas %arian. Dan uji -a%eneGs test untuk menguji homogenitas %arian.
1pabila distribusi data normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji Ane.
way 1no%a dilanjutkan dengan 6ost /oc -"D. "edangkan apabila data tidak
normal dan tidak homogen, maka dilakukan uji Kruskall Falls dilanjutkan
dengan Mann.Fhitney.
DA&TA# PUSTAA
1nonim, 2008, "tabili&ed 1llicin 3road "pectrum, 1nti.$n#ecti%e 1gent and 6remier
3io#ilm 3uster,dalam C http,--....e/uilibrauk.com-Allicin0. pd# , dikutip
tanggal 2( Maret 2011.
1kpan 1., Morgan 5., 2002, Aral 7andidiasis, dalamC
....pm$.bm$.com-content-12-300-455.#ull.html6re#%list%7, dikutip tanggal 14
0anuari 2011.
3ahry 3., "etiabudy 5., 1((*., Abat 0amur in Farmakologi dan "erapi, ed. 8., cetak
ulang 2004, 'aya 3aru, 0akarta, *)0.*+0.
3auman, F.5., 200(, &icrobiology 8ith Disease by )ody ystem, "econd Idition,
6earson Iducation $nc., "an Drancisco.
'ay#ord 0. 0., /askell 5., 1((1, Penyakit &ulut, 6enerbit 3uku Kedokteran I'7,
0akarta, *).)2.
'illespie, /.".,3am#ord 3.K., 200(, Medical Mikrobiology and $n#ection at a 'lance
9hird Idition, dalam C 5ina 1stikawati, 1malia "a#itri, At a 9lance
&ikrobiologi medis dan +n#eksi, Idisi ketiga, 6enerbit Irlangga, 0akarta, 0.
1.
'ibson 0. M., 1((), &ikrobiologi dan Patologi &odern untuk Pera.at, I'7,
0akarta.
'reen 0., 200*, "erapi *erbal Pengobatan Alami &engatasi )akteri, 6restasi
6ustaka, 0akarta, *).*.
'reenberg M. "., 'lick M., 2004, )urkets :ral &edicine Diagnosis ; "reatment
7<
th
, 37 Decker $nc, :ew 0ersey, (8.
/arahap M., 1((0, Penyakit =ulit, 6enerbit 69 'ramedia, 0akarta, (4.(8.
/ar%ey 1. 5., 7hampe 6. 7., 2001, Farmakologi >lasan )ergambar, Idisi 2, Fidya
Medika, 0akarta, 482.48).
0awet& I., Melnick 0., 1delberg I., 200, &ikrobiologi =edokteran, "alemba
Medika, 0akarta.
-anglais 5. 6., Miller 7. "., 2000, =elainan ?ongga &ulut yang Lazim, 6enerbit
/ipokrates, 0akarta, ).)(.
-$6$, 200(, 6engobatan 1lternati# dengan 9anaman Abat, dalam C
http,--....bit.lipi.go.id-pangan%
kesehatan-documents-artikel@hipertensi-tanaman@obat.pd#, dikutip tanggal
10 Aktober 2010.
-emar K. M., 6assa A., 1on M. 1., 7ortassa "., Muller 7. 9., 6lummer "., AG5ourke
3., -loyd D., 200*, 1llyl alcohol and garlic (1llium sati%um! eLtract
produce oLidati%e stress in Candida albicans, dalam C
http,--mic.sgm$ournals.org-cgi-content-#ull-757-7<-A051, dikutip tanggal 2
Maret 2011.
Malik $., 200, Kesehatan 'igi dan Mulut, dalam C http,--pustaka.unpad.ac.id-.p%
content-uploads-0<<3-<B-kesehatan@gigi@dan@mulut.pd#, dikutip tanggal 1+
0anuari 2011.
Microbiologicals 6M- $:7., 2001, 6M- Microbiologicals 9echnical Data "heet
R*00 5e%. 2, dalamC http,--....pmlmicro.com-assets-"D-5<<.pd#, dikutip
tanggal 14 1pril 2011.
6ratiknya 1. F., 2004, Dasar%Dasar &etodologi Penelitian =edokteran dan
=esehatan, Idisi 1, 7etakan *, 69 5aja 'ra#indo 6ersada, 0akarta, 12(.140.
5oeslan 3. A., 2002, +munologi :ral, 3alai 6enerbit Dakultas Kedokteran
>ni%ersitas $ndonesia, 0akarta, 1**.1*).
"arkar 1., 200(, *erbal "o!icology, Disco%ery 6ublishing /ouse 6H9. -9D., :ew
Delhi, 100.
"cully 7., 7awson 5. 1., 1((2, Atlas )antu =edokteran 9igi , Penyakit &ulut,
/ipokrates, 0akarta, *(.
"imatupang M. M., 200, 7andida albicans, dalamC
http,--repository.usu.ac.id-bitstream-70A45B123-73A5-7-<3E<7450.pd# ,
dikutip tanggal 1+ 0anuari 2011.
"taba I. 0., -ash -., "taba 0. I., 2001, 1 7ommentary on the I##ects o# 'arlic
ILtraction and Dormulation on 6roduct 7omposition, 9he 1merican "ociety
#or :utritional "ciences, Cournal o# Dutrition, %ol. 141, no. 4, 111".111(".
"uparjo, 2008, aponin, Peran dan Pengaruhnya bagi "ernak dan &anusia, -ab.
Makanan 9ernak, Dakultas 6eternakan >ni%ersitas 0ambi, 4.
"uprihatin, D./., 2004, Candida dan Permasalahan Penyakit Candida, Idisi $H,
Dakultas Kedokteran >ni%ersitas $ndonesia, 0akarta, 11.14
"uyatno, 2010, Menghitung 3esar "ampel 6enelitian Kesehatan Masyarakat, dalamC
http,-- ....scrib.com-doc-5A1A3BA7-&enghitung%)esar%ampel%Penelitian ,
dikutip tanggal + 1pril 2011.
>tami 1., 200), >ji 3anding I#ekti%itas 6erasan >mbi 3awang 6utih (Allium
ativum Linn.E 2*, dengan Ketokona&ol 2, secara in %itro terhadap
6ertumbuhan 7andida albicans pada Kandidiasis Haginalis, 1rtikel Karya
9ulis $lmiah, dalam C http,--eprints.undip.ac.id-07023-7-Aras.pd#, dikutip
tanggal 2( "eptember 2010.
Fijayakusuma, 200+, Penyembuhan dengan )a.ang Putih dan )a.ang &erah,
"arana 6ustaka 6rima, 0akarta, * M +.
;uniato M., 2010, &eracik endiri ?amuan *erba Dabi, 6ustaka 1ra#ah, "olo.

Anda mungkin juga menyukai