Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Morbiditas dan mortalitas pada ibu adalah masalah besar di seluruh
negara terutama bagi negara miskin serta negara berkembang. Kematian ibu ini
disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan komplikasi kehamilan, persalinan,
serta masa nifas atau penanganannya sedangkan kesakitan ibu disebabkan oleh
hal-hal yang berkaitan atas komplikasi ringan sampai berat berupa komplikasi
permanen atau menahun yang terjadi sesudah masa nifas. (Prawirohardjo, 2010 ;
hal. 54).
Mortalititas dan morbiditas pada program MDGs yaitu sangat penting
dalam meningkatkan kesehatan derajat kesehatan manusia. Saat ini status
kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, ditandai
dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), dan angka kematian bayi
(AKB).
Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan (AKB) di Indonesia
menandakan bahwa derajat kesehatan ibu belum seperti yang diharapkan,
kematian ibu dan bayi masih merupakan masalah utama yang perlu mendapat
perhatian. Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dan dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan
dan program pembangunan kesehatan.
Menurut WHO, di negara-negara maju umumnya angka kematian
maternal kini berkisar antara 1,5 dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup, dan angka
kematian perinatal ini mencapai angka di bawah 25 per 1000 kelahiran hidup (
Sarwono, 2008:14).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
bahwa AKI tercatat mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun
yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dari target MDGs umtuk AKI
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes, 2012 )
Sedangkan data Depkes RI tahun 2012 untuk data Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia walaupun masih jauh dari angka target AKB dalam MDGs
tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi tercatat mengalami
penurunan yaitu terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan survei
SDKI 2012. Namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap
tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti
Singapura (3 per 1000 KH), Brunei Darussalam (8 per 1000 KH), Malaysia (10
per 1000 KH), Vietnam (18 per 1000 KH), dan Thailand (20 per 1000 KH).
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan kematian tidak
langsung. Kematian langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,
persalinan atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan yang tidak tepat
dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari
penyakit yang sudah ada atau yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh
terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit
kardiosvaskuler (Prawirohardjo, 2011)
Penyebab kematian langsung maternal yang paling umum di Indonesia
adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Selain itu, terlalu muda
punya anak, terlalu banyak melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan, terlalu tua
punya anak, dan kurangnya partisipasi masyarakat, karena tingkat pendidikan ibu
masih rendah, tingkat sosial ekonomi ibu, kedudukan wanita dalam keluarga
masih rendah, dan sosial budaya tidak mendukung.
Masalah kematian ibu adalah masalah yang kompleks sehingga
diperlukan intervensi strategis. Dalam upaya safe mother hood dinyatakan sebagai
empat pilar yaitu Asuhan Antenatal, persalinan yang bersih dan aman, pelayanan
obstetric esensial di dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman dan KB. Di
dalam asuhan persalinan dasar terdapat 5 (lima) aspek yang disebut juga sebagai
lima benang merah yang perlu mendapat perhatian yaitu aspek pemecahan
masalah yang dipergunakan menentukan pengambilan keputusan klinik ( Clinical
Decisium Making ), aspek sayang ibu yang berat sayang bayi, pencegahan infeksi,
aspek pencatatan ( dokumentasi medic ), aspek rujukan.
Upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi dapat
dilakukan melalui pendekatan teknologi ( USG, CTG ), karena berkaitan erat
dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman perawatan bayi
baru lahir. Selain itu pengetahuan masyarakat tentang gejala komplikasi dan
tindakan cepat untuk segera meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat
menjadi kunci utama dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tahun 2011, angka
kematian ibu ketika melahirkan tercatat hanya 41 per 100.000 kelahiran hidup. (
KompasHealth.com )
Seiring dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan diri dan lingkungan, maka angka kematian
bayi di DKI Jakarta dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Pada tahun
2000, angka kematian bayi tercatat sekitar 19 tiap 1.000 kelahiran, kemudian
mengalami penurunan hingga menjadi 17 per 1.000 kelahiran tahun 2005 dan
pada tahun 2011 angka ini menurun kembali menjadi 7 per 1000 kelahiran hidup.
( BplhJakarta.go.id )
Kemenkes menghimbau bidan tetap semangat melayani dan
menyelamatkan kehidupan ibu dan bayi, memberikan pelayanan kebidanan
secara professional melalui peningkatan kemampuan analitik dan sesuai standar
profesi. Sedangkan untuk IBI dengan melakukan pembinaan anggota untuk
implementasi standar profesi, peningkatan kompetensi, dan bersinergi dengan
pemerintah dalam akselerasi penurunan AKI dan AKB untuk bersama-sama
wujudkan program MDGs 2015. ( Depkes.go.id )
AKI Jakarta Selatan 68/100.000 kelahiran hidup, AKB 4/1000 kelahiran
hidup. ( Sumkes, 2012, AKI dan AKB di Jakarta Selatan,
http://www.sumekes.co.id, Diunduh tanggal 15 Februari 2014).
Data yang diperoleh di wilayah kerja Kecamatan Jagakarsa tahun 2013,
AKI tercatat sebanyak 5 kasus dan AKB tercatat sebanyak 9 kasus. Sedangkan
data yang didapatkan dari rekam medik di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yaitu
tidak ditemukan AKI dan ditemukan AKB sebanyak 3 kasus. ( Laporan tahunan
Puskesmas Kec. Jagakarsa tahun 2013)
Dari data AKI dan AKB tahun 2013 di wilayah kerja Kecamatan
Jagakarsa masih tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, pengawasan
kehamilan, pertolongan persalinan, pengawasan masa nifas dan bayi baru lahir
sangatlah penting sebagai salah satu upaya menurunkan AKI dan AKB di
Indonesia khususnya di wilayah Jagakarsa. Mortalitas dan morbiditas dalam
upaya menurunkan AKI dan AKB menjadikan penulis memiliki harapan untuk
menurunkan angka AKI dan AKB dengan ikut serta dalam menjalankan program
tersebut yaitu dengan terus melatih keterampilan terhadap profesi yang bisa
didapatkan melalui perkuliahan dan lahan praktik.
Dalam program pemerintah tersebut maka institusi STIKes Medistra
Indonesia Prodi Kebidanan menetapkan suatu kebijakan yaitu melakukan
manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif kepada seluruh mahasiswi di
semester akhir sebagai salah satu ujian akhir program dan syarat menyelesaikan
Studi di Prodi Kebidanan STIKes Medistra Indonesia sehingga saya sebagai
penulis akan melakukan asuhan secara komprehensif dan memfokuskan
pembahasan laporan ini dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny.A G
4
P
3
A
0
Umur Kehamilan 38 minggu 5 hari Pada
Persalinan Normal di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa .

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan secara komprehensif
pada Ny.A mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru
lahir hingga usia 40 hari.
2. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian mengenai pengumpulan data,
menganalisa dan menetapkan masalah berdasarkan prioritas Ny.A saat
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
2. Mampu melakukan interprestasi data atau analisa masalah pada Ny.A
pada saat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
3. Mampu membuat identifikasi diagnosa atau masalah potensial yang
didapatkan pada Ny.A pada saat kehamilan persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir.
4. Mampu melakukan tindakan segera pada Ny.A saat kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
5. Mampu melakukan perencanaan pada Ny.A pada saat kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
6. Mampu melakukan pelaksanaan tindakan dari perencanaan pada Ny.A saat
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
7. Mampu melakukan evaluasi dari tindakan yang dilakukan pada Ny A
saat kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
8. Mampu melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

C. Manfaat Penulisan
1. Teoritis
Untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat dijadikan
acuan antara teori yang didapatkan dalam perkuliahan dengan lahan
praktik serta sebagai bukti pendokumentasian dalam melakukan asuhan
komprehensif
2. Praktis
a. Bagi Lahan Praktek
Untuk meningkatkan sumber daya manusia dan kualitas
asuhan kebidanan agar dapat bekerjasama secara harmonis dalam
layanan kebidanan guna meningkatkan mutu kesehatan sesuai yang
di inginkan.
b. Bagi Masyarakat
Hasil study kasus ini untuk meningkatkan pengetahuan
kesehatan masyarakat mengenai kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi baru lahir terutama untuk wanita usia subur (20 -35 tahun)
c. Bagi Penulis
Dapat memberikan pengalaman dan dapat meningkatkan
kemampuan penulis dalam manganalisa data, melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu masa nifas yang
didokumentasikan dalam bentuk studi kasus.

D. Ruang Lingkup
Dalam laporan studi kasus ini penulis membahas tentang menajemen
kebidanan secara komprehensif pada Ny.A, G
4
P
3
A
0
selama kehamilan,
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
Asuhan tersebut dilakukan dari kunjungan awal di Puskesmas pada tanggal
23 Desember 2013, kunjungan kedua kunjungan rumah pada tanggal 25
Desember 2013 dan kunjungan ketiga di Puskesmas tanggal 30 Desember
201. Kunjungan tersebut dilakukan di Puskesmas Kec. Jagakarsa dan
dirumah Ny. A serta melampirkan inform consent sebagai bukti persetujuan
tindakan dalam asuhan komprehensif tersebut. Asuhan yang diberikan pada
pasien tersebut diuraikan dalam bentuk pendokumentasian SOAP.

E. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini penulis menggunakan beberapa
metode antara lain ;
1. Metode Anamnesa
Adalah metode yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara tanya
jawab antara penulis dengan Ny. A.
2. Metode Observasi
Adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati langsung
terhadap objek (klien)
3. Metode pemeriksaan
Adalah melakukan pemeriksaan pada klien secara langsung.
4. Metode Literatur (pustaka)
Adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data buku-buku
yang ada hubungannya dengan kegiatan studi kasus.
5. Home Visite
Adalah mengunjungi kembali klien untuk mengevaluasi keadaan klien
melalui pemeriksaan ulang.
6. Dokumentasi
Pendokumentasian adalah menyimpan data dengan melakukan penulisan
dalam bentuk SOAP setelah melakukan suatu tindakan ke klien agar
memiliki bukti tertulis untuk tanggung gugat bila ada masalah.

Anda mungkin juga menyukai