Bab 1

Anda mungkin juga menyukai

Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Miopi merupakan suatu gangguan tajam penglihatan, di mana sinar-sinar sejajar dengan
garis pandang tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan retina. Miopi merupakan salah satu
gangguan refraksi yang memiliki prevalensi tinggi di dunia. Kelainan refraksi jenis ini
merupakan jenis kelainan mata yang menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat benda dari
jarak jauh dengan baik. (Ilyas Sidharta, 2!".
Miopi dianggap #ajar oleh sebagian besar orang. $anyak di antara kita yang terserang
jenis gangguan kesehatan mata tersebut karena mudah mengidentifikasi seperti memakai
ka%amata atau sulit mengenali orang dan memba%a huruf ke%il dari jarak jauh. &elajar merupakan
salah satu subyek yang mempunyai prevalensi yang tinggi menderita miopi, hal ini mungkin
dikarenakan meningkatnya aktivitas penggunaan monitor pada lebih tinggi dibandingkan dengan
profesi lain. &enggunaan monitor se%ara terus menerus dapat menyebabkan gangguan
penglihatan termasuk miopi. Karena adanya peningkatan daya akomodasi mata, mata miopi sulit
untuk disembuhkan serta %enderung bertambah parah, sehingga diperlukan pen%egahan atau
penghindaran terhadap miopi mata (Ilyas Sidharta, 2!".
'
Miopi mempunyai prevalensi tertinggi (()*" dibandingkan dengan kelainan refraksi
hiperopy dan astigmatisme. +ampir ,* penderita miopi adalah anak usia sekolah, (+artanto,
-illy.2,". .i negara maju, persentase penduduk yang menderita miopia biasanya lebih tinggi.
.i /merika Serikat, sekitar 2(* dari penduduk de#asa menderita miopia. Sementara itu, di
0epang, Singapura, dan 1ai#an, persentasenya jauh lebih besar, yakni men%apai sekitar 22*.
.alam sebuah penelitian terhadap 2(3 anak dengan kelainan refraksi usia 3-'( tahun di
Indonesia, di dapatkan hasil bah#a sebanyak ,2,,*, anak dengan aktivitas melihat dekat yang
lebih banyak %enderung miopi. (+asibuan 4atika Sari,25"
Sebuah survey yang dilakukan terhadap 223) anak berusia !-', tahun yang diperiksa dari
2, Sekolah .asar di 6ogyakarta, sebanyak '2 sekolah dasar berasal dari daerah perkotaan dan ''
dari pedesaan yang tersebar di ( Kabupaten di .I6. Kejadian miopi pada anak usia sekolah dasar
di .I6 adalah ),25* dengan prevalensi di kota dan di desa masing-masing 5,25* dan 3,)!*.
+al itu terkait dengan aktivitas keseharian yang berbeda. Mahasis#a di S1IK7S Muhammadiyah
8amongan dalam proses belajar mengajar menggunakan seperangkat alat 9&: dan 89.
&royektor. Sebagian besar mahasis#a juga mempunyai laptop ataupun komputer. Sehingga
resiko terjadinya miopi sangat tinggi, berbeda bila mahasis#a yang belajar menggunakan papan
tulis sehingga resiko miopi pun ke%il. .ari penelitian tersebut diketahui bah#a subyek yang
mengalami miopi memiliki #aktu belajar lebih tinggi dibandingkan dengan subyek yang tak
memiliki miopi (Supartoto /gus, 2'".
$erdasarkan survei a#al yang dilakukan oleh peneliti pada bulan ;ktober 2'' di
S1IK7S Muhammadiyah 8amongan dari 23 mahasis#a semester <II Kelas $ terdapat 3 ( ', * "
mahasis#a di S1IK7S Muhammadiyah 8amongan yang memakai ka%amata. .ari data tersebut
masalah penelitian adalah tingginya angka kejadian miopi pada mahasis#a semerter <II $ di
S1IK7S Muhammadiyah 8amongan.
Kejadian miopi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu diantaranya faktor pen%ahayaan,
perilaku, geneti%, pekerjaan dan usia. (Kadir /bdul,'553". Kondisi pen%ahayaan yang kurang
atau berlebihan akan menimbulkan peningkatan daya akomodasi mata, di mana pada hal ini mata
akan melakukan proses pen%embungan bola mata, jika hal ini dilakukan dalam jangka #aktu
yang lama atau terus menerus, maka dapat mengubah struktur mata, artinya bayangan yang
terbiaskan mata tidak jatuh pada titik normal (bintik kuning". +al ini juga berlaku pada perilaku
individu dalam pemeliharaan dan penggunaan indra matanya, misalnya memba%a dalam jarak
dekat, menggunakan %omputer atau televisi dalam #aktu yang lama atau durasi e=pose monitor
lebih dari 2 jam dalam sehari maka akan dapat meningkatkan daya akomodasi mata. Serta jarak
yang tidak sesuai, semua ini akan mempengaruhi terjadinya miopi.
.isamping faktor pen%ahayaan yang bisa mempengaruhi kejadian miopi, faktor genetik
juga berpengaruh dalam kejadian miopi karena Suatu gen dominan abnormal akan menghasilkan
kelainan yang khas #alaupun gen pasangannya (alelanya" normal. &ria dan #anita akan
mempunyai kemungkinan terkena penyakit yang sama besarnya , dan karena keadaannya
hetero>igot, maka se%ara teoritis akan mempunyai kemungkinan (* untuk me#ariskan gen tadi
(gen abnormal" pada setiap anaknya (Ira#an Ikrob .idik. 2'".
&ada jenis pekerjaan yang tidak lepas dari pen%ahayaan dan ketelitian akan mudah
menderita kerusakan pada matanya, akibat sinar ultra violet dan peningkatan akomodasi mata.
(4anani $a%htiar. 2'".
Miopi dapat menyebabkan gangguan penglihatan pada penderitanya. &ada anak-anak dan
pelajar dapat menimbulkan resiko %edera dan gangguan proses belajar mengajar. Selain itu,
adanya miopi ini menghambat rutinitas kerja. (Supartoto /gus, 23"
Salah satu upaya untuk men%egah kejadian miopi dengan melakukan pola hidup sehat
diantaranya dapat dilakukan dengan memperhatikan jarak pandang atau jarak ba%a pada media
%etak dan elektronik (1elevisi, Komputer, laptop dan handphone" dan gunakan penerangan yang
%ukup, hal ini dimaksudkan untuk men%egah peningkatan daya akomodasi mata. .urasi e=pose
monitor dalam batas normal yaitu '-, jam dalam sehari. 1idak boleh durasi e=pose monitor lebih
dari 2 jam. Selain itu perhatikan posisi tubuh dan mata saat melakukan aktifitas memba%a.
;lahraga dan konsumsi makanan tinggi vitamin / atau beta karoten juga baik untuk men%egah
terjadinya miopi. &ada mata yang telah mengalami Miopi dapat digunakan alat bantu penglihatan
berupa ka%amata dan lensa kontak. (.onny Istiantoro dalam 4anani $a%htiar, 2'".
$anyak faktor yang mempengaruhi kejadian terjadinya miopi tetapi peneliti tertarik
meneliti faktor .urasi 7=pose Monitor .engan Kejadian Miopi pada &ada Mahasis#a Semester
<II $ S1IK7S Muhammadiyah 8amongan.
1.2 Rumusan Masalah
.alam penelitian ini dapat disusun suatu rumusan masalah, yaitu? /dakah hubungan
durasi e=pose monitor dengan kejadian miopi pada mahasis#a semester <II $ S1IK7S
Muhammadiyah 8amongan 1ahun 2'2.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui +ubungan .urasi 7=pose Monitor .engan Kejadian Miopi &ada Mahasis#a
Semester <II $ S1IK7S Muhammadiyah 8amongan 1ahun 2'2.
1.3.2 Tujuan Khusus
'. Mengidentifikasi durasi e=pose monitor pada mahasis#a semester <II $ S1IK7S
Muhammadiyah 8amongan
2. Mengidentifikasi kejadian miopi pada mahasis#a semester <II $ S1IK7S
Muhammadiyah 8amongan
,. Mengetahui hubungan durasi e=pose monitor dengan kejadian miopi pada mahasis#a
semester <II $ S1IK7S Muhammadiyah 8amongan 1ahun 2'2
1. Man!aat
1..1 Bag" Aka#em"k
Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, terutama di bidang kesehatan khususnya
tentang kesehatan mata dan pentingnya pe%egahan terhadap kejadian miopi.
1..2 Bag" Prakt"s
'. $agi pemerintah
+asil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang kesehatan mata dan
mengenali faktor penyebab kejadian miopi.
2. &rofesi kepera#atan
+asil penelitian ini dapat menambah informasi khususnya dalam bidang penyakit mata
pada durasi penggunan monitor dengan kejidian terjadinya miopi
,. $agi penulis
+asil penelitian ini diharapkan penulis bisa lebih mengetahui tentang Miopi dan bisa
memberikan ilmu tersebut kepada masyarakat dan penulis juga bisa menyelesaikan tugas
Skripsinya dengan baik.
2. &eneliti selanjutnya
+asil penelitian ini sebagai bahan reverensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya
dengan menggunakan variabel yang belum diteliti.

Anda mungkin juga menyukai