Lasma Nurhayati Tempat penyimpanan asam amino Otot : 80% Darah : 0,5% Pengeluaran asam amino antar organ pada postabsorptive state/puasa 1. Metabolisme asam amino pada otot skeletal
2. Metabolisme asam amino di hati
3. Metabolisme asam amino di organ lain Keadaan yang berpengaruh terhadap perubahan asam amino antar organ/jaringan : 1. Keadaan yang mempengaruhi perubahan suplai energi, seperti : puasa sepanjang malam, diet tinggi protein
2. Keadaan yang membutuhkan peningkatan asupan asam amino, seperti : asidosis metabolik, operasi, luka bakar, sepsis.
Penggunaan asam amino pada masing-masing organ GINJAL Glutamin (nitrogen) sebagai buffer urin Glutamin sebagai energi
Ginjal
Ginjal Otot skeletal Oksidasi asam amino yang memiliki rantai cabang
Konversi BCAAs menjadi glutamin
Siklus glukosa-alanin Usus Hepar
Otak dan jaringan saraf 1. Sebagai sumber sintesis neurotransmite, seperti : - katekolamin tyrosin - serotonin triptofan - GABA glutamat
2. Metabolisme glutamin merupakan penghasil glutamin, karena sel astroglial mensekresikan glutamin sintetase Penggunaan glutamin pada jaringan saraf Perubahan asam amino pada keadaan diet tinggi protein dan hiperkatabolik Diet Tinggi Protein diet tinggi protein, rendah karbohidrat : rendahnya kadar karbohidrat kadar insulin tetap rendah (sehingga penyimpanan energi tidak terinduksi) dan glukagon disekresi ratio insulin glukagon berubah mobilisasi energi, terutama oksidasi asam lemak Hasil akhir : energi yang disimpan berkurang disertai mobilisasi asam lemak pada sel adiposa berat badan berkurang Diet tinggi protein Keadaan hiperkatabolik Ditandai dengan : - peningkatan penggunaan energi - keseimbangan nitrogen negatif terjadi peningkatan degradasi protein terutama di otot skelet
Kesimpulan Tubuh mempertahankan kadar asam amino bebas di dalam darah, bahkan pada saat puasa
Asam amino memiliki fungsi yang berbeda antar jaringan, antara lain digunakan untuk glukoneogenesis di hepar, sumber energi pada usus, dan prekursor pembentukan neurotransmiter pada jaringan saraf
Tubuh dapat masuk dalam keadaan hiperkatabolik yang ditandai dengan keseimbangan nitrogen negatif, pada keadaan sepsis, trauma, atau luka bakar