Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN STUDI KASUS

DIABETIC FOOT ULCER


Abstrak
Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus amputasi
karena komplikasi diabetes. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi
dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya. Ini berarti setiap 30 detik ada kasus
amputasi karena diabetes di seluruh dunia. Dari semua amputasi tungkai bawah, 40-70%
berkaitan dengan diabetes. Pada banyak studi, insiden amputasi tungkai bawah diperkirakan
5-25/100.000 orang/tahun. Sedangkan di antara penderita diabetes, jumlah diabetes yang
diamputasi sebanyak 6-8/1000 orang. Mayoritas amputasi ini didahului ulkus kaki
(Tambunan&Gultom. 2009. hlm 321).
Diabetes merupakan suatu penyakit yang mortalitas dan morbilitasnya semakin hari semakin
meningkat. Salah satu komplikasi yang terjadi klien dengan diabetes ialah terjadi perlukaan. Penderita
diabetes membutuhkan waktu lebih lama untuk menyembuhkan luka terutama terkait dengan regulasi
gula darah, semakin meningkat kadar gula darahnya (hiperglikemia) maka proses penyembuhan akan
semakin lambat kemudian ditambah lagi dengan status infeksi pada luka akan menambah waktu
dalam proses penyembuhan. Dalam penatalaksanaan dari perawatan luka memerlukan pananganan
yang komprehensif, penggunaan topical terapi yang berperan penting dalam percepatan dalam proses
penyembuhan.
Pendahuluan
Tehnik dressing pada luka diabetes yang terkini menekankan metode moist wound
healing atau menjaga agar luka dalam keadaan lembab. Luka akan menjadi cepat sembuh
apabila eksudat dapat dikontrol, menjaga agar luka dalam keadaan lembab, luka tidak lengket
dengan bahan kompres, terhindar dari infeksi. Tindakan dressing merupakan salah satu
komponen penting dalam mempercepat penyembuhan lesi. Prinsip dressing adalah
bagaimana menciptakan suasana dalam keadaan lembab sehingga dapat meminimalisasi
trauma dan risiko operasi. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
dressing yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat, ada tidaknya
infeksi, kondisi kulit sekitar dan biaya. Ada beberapa jenis dressing yang sering dipakai
dalam perawatan luka, seperti: hydrocolloid, hydrogel, calcium alginate, foam, kompres anti
mikroba,dan sebagainya




Studi kasus
Ny. S, berumur 52 tahun, datang ke klinik KITAMURA dengan keluhan luka di kaki kiri
dan kanan. Riwayat penyakit klien : riwayat menderita diabetes 3 tahun, dan 28 januari
2014 terjadi luka kembali di kaki kiri dan kanan akibat melepuh. Pemeriksaan Tgl (28-
1-2014): Hb: 7,4 g/dl, WBC: 30,49 u/l, PLT: 547 10
3
/mm
3
, Tgl (13-3-2014) GDS:: 166
mg/dl, TD: 140/80 mmHg. Terapi : Tgl (16/1/2014) Ceftriaxone 3x1, Danuneron 2x1,
latibet 2x1, Metformine 3x1.






Luka 1 (Tgl, 13 Maret 2014) Luka 2 (Tgl, 13 Maret 2014)
Size : Panjang : 13 cm x Lebar : 5cm = 65cm
2
Inflamation : Bau (-), hangat (-)Kemerahan (-
), Nyeri (-)
Granulasi : 55%
Nekrotik : 10 %
Slough : 30 %
Tunneling : 3cm
Eksudat : Minimal (rendah)
Depth/Kedalaman : (Sudah sampai tendon)
Epitelisasi : 5%
Maserasi : +
Dressing : Madu Dan Jelly Gamat ( Untuk
merangsang Granulasi, autolisis slough,
antibiotik

Size : Panjang : 11 cm x Lebar : 7cm= 77cm
2
Inflamation : Bau (-), hangat (-)Kemerahan (-),
Nyeri (-)
Granulasi : 52%
Nekrotik : 10 %
Slough : 35 %
Tunneling : tidak ada
Eksudat : Minimal (rendah)
Depth/Kedalaman : (Sudah sampai tendon)
Epitelisai : 3%
Maserasi : +
Dressing : Madu Dan Jelly Gamat ( Untuk
merangsang Granulasi, autolisis slough,
antibiotik


Wound Management
Kulit sekitar luka di bersihkan dengan menggunakan sabun antiseptic secara perlahan-lahan untuk
membuang sisa-sisa sel debris, kemudian di siram dengan menggunakan cairan NaCl dan keringkan.
Untuk luka yang terdapat slough dan nekrotik di lakukan Debridement secara surgical, setelah itu di
cuci dan di keringkan kembali, di tutup dengan primary dressing yaitu madu, secondary dresing
menggunakan pad (pembalut), kemudian di plaster dan di perban.





Slough Maserasi
Granulasi
Nekrotik
Kontraksi
Epitelisasi
Maserasi
Nekrotik
Granulasi
Slough
Biofilm
m




















Wound Management
Kulit sekitar luka di bersihkan dengan menggunakan sabun antiseptic secara perlahan-lahan untuk
membuang sisa-sisa sel debris, kemudian di siram dengan menggunakan cairan NaCl dan keringkan.
Untuk luka yang terdapat sluogh dan nekrotik di lakukan Debridement secara surgical, setelah itu di
cuci dan di keringkan kembali, di tutup dengan primary dressing yaitu madu, secondary dresing
menggunakan pad (pembalut), kemudian di plaster dan di perban.







Luka 1 (Tgl, 15 Maret 2014) Luka 2 (Tgl, 15 Maret 2014)
Size : Panjang : 13 cm x Lebar : 5cm = 65cm
2
Inflamation : Bau (-), hangat (-)Kemerahan (-),
Nyeri (-)
Granulasi : 65%
Nekrotik : 5 %
Slough : 20 %
Tunneling : 3 cm
Eksudat : Minimal (rendah)
Depth/Kedalaman : (Sudah sampai tendon)
Epitelisasi : 10%
Maserasi : +
Dressing : Madu Dan Jelly Gamat ( Untuk
merangsang Granulasi, autolisis slough,
antibiotik

Size : Panjang : 11 cm x Lebar : 7cm = 77cm
2
Inflamation : Bau (-), hangat (-)Kemerahan (-),
Nyeri (-)
Granulasi : 55%
Nekrotik : 10 %
Slough : 30 %
Tunneling : Tidak ada
Eksudat : Minimal (rendah)
Depth/Kedalaman : (Sudah sampai tendon)
Epitelisasi : 5%
Maserasi : +
Dressing : Madu Dan Jelly Gamat ( Untuk
merangsang Granulasi, autolisis slough,
antibiotik












Wound Management
Kulit sekitar luka di bersihkan dengan menggunakan sabun antiseptic secara perlahan-lahan untuk
membuang sisa-sisa sel debris, kemudian di siram dengan menggunakan cairan NaCl dan keringkan.
Untuk luka yang terdapat slough dan nekrotik di lakukan Debridement secara surgical, setelah itu di
cuci dan di keringkan kembali, di tutup dengan primary dressing yaitu madu, secondary dresing
menggunakan pad (pembalut), kemudian di plaster dan di perban.







Luka 1 (Tgl, 18 Maret 2014) Luka 2 (Tgl, 18 Maret 2014)
Size : Panjang : 13 cm x Lebar : 5cm = 65cm
2
Inflamation : Bau (-), hangat (-)Kemerahan (-),
Nyeri (-)
Granulasi : 80%
Nekrotik : 0%
Slough : 10 %
Tunneling : 3cm
Eksudat : Minimal (rendah)
Depth/Kedalaman : (Sudah sampai tendon)
Epitelisasi : 10%
Maserasi : +
Dressing : Madu Dan Jelly Gamat ( Untuk
merangsang Granulasi, autolisis slough,
antibiotik,

Size : Panjang : 11 cm x Lebar : 7cm = 77cm
2
Inflamation : Bau (-), hangat (-)Kemerahan (-),
Nyeri (-)
Granulasi : 75%
Nekrotik : 5 %
Slough : 10 %
Tunneling : Tidak ada
Eksudat : Minimal (rendah)
Depth/Kedalaman : (Sudah sampai tendon)
Epitelisasi : 10%
Maserasi : +
Dressing : Madu Dan Jelly Gamat ( Untuk
merangsang Granulasi, autolisis slough,
antibiotik,





SIGNSTED ASSESMENT
Nama : Ny. S Tahun : 2014
Umur : 52 Tahun Bulan : Maret

Score Characteristic
Date
13 15 18
Lk 1 Lk 2 Lk 1 Lk 2 Lk 1 Lk 2
S
i
z
e

0 Tidak Ada
1 Lebih kecil dari 5cm
2

2 Ukuran luka dari 5cm
2
20cm
2

3 Ukuran luka dari 20cm
2
40cm
2

4 Ukuran luka dari 40cm
2
80cm
2
4 4 4 4 4 4
5 >80 cm
2

I
n
f
l
a
m
a
t
i
o
n
0 Tidak Ada
1 Terdapat tanda inflamasi :
Demam,Hangat,kemerahan,bengkak, nyeri
1 1 1 1 1 1
2 Terlihat tanda infeksi : Indurasi, inflamasi,
nanah,bau

3 Infeksi Sistemik
G
r
a
n
u
l
a
t
i
o
n
0 Tidak Ada
1 Persentase granulasi 75% -100% 1
2 Persentase granulasi 50% -75% 2 2 2 2 2
3 Persentase granulasi 25% -50%
4 Persentase granulasi 10% -25%
5 <10%
N
e
c
r
o
t
i
c

0 Tidak Ada 0
1 <10% 1 1
2 Persentase Nekrotik 10%-25% 2 2 2
3 Persentase Nekrotik 25%-50%
4 Persentase Nekrotik 50%-75%
5 Persentase Nekrotik 75%-100%
S
l
o
u
g
h

0 Tidak Ada
1 <10%
2 Persentase Slough 10%-25% 2 2 2
3 Persentase Slough 25%-50% 3 3 3
4 Persentase Slough 50%-75%
5 Persentase Slough 75%-100%
T
u
n
n
e
l
i
n
g

0 Tidak Ada 0 0 0
1 <2cm
2 Panjang tunneling 2cm 4cm 2 2 2
3 Panjang tunneling 4cm 8cm
4 >8cm
E
x
u
d
a
t
e

0 Tidak Ada
1 Ringan: Penggantian Perban > 1 hari sekali 1 1 1 1 1 1
2 Sedang: penggantian perban setiap hari
3 Berat : penggantian perban 2 kali sehari
D
e
p
t
h
0 Utuh
1 Epidermis dan Dermis : Luka mencapai superficial
2 Luka mencapai Subcutan dan otot
3 Luka mencapai Jaringan facia, tendon dan tulang 3 3 3 3 3 3
Total 18 16 16 16 14 14






Persentase Perkembangan luka
Dari Tanggal 13 Maret 2014 sampai 18 Maret 2014








10
5
0
55
65
80
30
20
5
10
10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tgl 13 Tgl 15 Tgl 18
D
a
l
a
m

P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

Luka 1
Nekrotik Granulasi Slough Epitelisasi
10
10
5
52 55
75
35
30
3
5
10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tgl 13 Tgl 15 Tgl 18
D
a
l
a
m

P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

Luka 2
Nekrotik Granulasi Slough Epitelisasi




Kesimpulan
Setelah dilakukan pergantian balutan selama 2 hari sekali (gambar 2 dan 3) didapatkan
hasil bahwa Madu jelly gamat yang dapat membuat kondisi moist dan sebagai antibiotik, serta
dapat melunakan nekrotik dan slough serta di bantu dengan debridement yang optimal
sehingga slought dan nekrotik cepat berkurang, Dengan adanya pelebaran luka karana slough
dan nekrosis berkurang di tepian luka ini dapat merangsang granulisasi pada luka






















Daftar Pustaka
.Bryant RA dan Nix DP (2007). Acute and Chronik Wound; Current management Concepts,
Mosby Elsever; Philadelphia
Format Pengkajian Luka Kitamura, tidak di publikasikan

Anda mungkin juga menyukai