Anda di halaman 1dari 16

Unsur dan Senyawaan Oksigen

September 14, 2012


BAB I
PENDAHULUAN
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang
O dan nomor atom 8. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1777.
Oksigen merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir
semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O
2
yang
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah
ketiga di alam semesta setelah hidrogen dan helium.
Selama beberapa abad, para ahli kadang-kadang menyadari bahwa udara terdiri lebih dari satu
komponen. Sifat oksigen dan nitrogen sebagai komponen udara mengarah pada pengembangan
teori flogiston pada proses pembakaran, yang sering terpikir oleh para ahli kimia selama satu
abad. Oksigen telah dibuat oleh beberapa ahli, termasuk Bayen dan Borch, tetapi mereka tidak
tahu cara mengumpulkannya. Mereka juga tidak mempelajari sifat-sifatnya dan tidak mengenali
oksigen sebagai unsur dasar.
Dulu, bobot atom oksigen digunakan sebagai standar pembanding untuk unsur yang lain, hingga
pada tahun 1961, ketika IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)
menggunakan atom karbon 12 sebagai standar pembanding yang baru.
Oksigen adalah unsur ketiga terbanyak yang ditemukan berlimpah di matahari, dan memainkan
peranan dalam siklus karbon-nitrogen, yahkni proses yang diduga menjadi sumber energi di
matahari dan bintang-bintang. Oksigen dalam kondisi tereksitasi memberikan warna merah
terang dan kuning-hijau pada Aurora Borealis.


Oksigen merupakan unsur gas, menyusun 21% volume atmosfer dan diperoleh dengan pencairan
dan penyulingan bertingkat. Atmosfer Mars mengandung oksigen sekitar 0.15%. dalam bentuk
unsur dan senyawa, oksigen mencapai kandungan 49.2% berat pada lapisan kerak bumi. Sekitar
dua pertiga tubuh manusia dan sembilan persepuluh air adalah oksigen.
Di laboratorium, oksigen bisa dibuat dengan elektrolisis air atau dengan memanaskan
KClO
3
dengan MnO
2
sebagai katalis. Oksigen tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.
Dalam bentuk cair dan padat, oksigen berwarna biru pucat dan merupakan paramagnetik yang
kuat.
Ozon (O
3
). Merupakan senyawa yang sangat aktif, dihasilkan dari pelepasan muatan elektris
(kilat) atau penyinaran sinar Ultraviolet terhadap oksigen.
Keberadaan ozon di atmosfer (dengan jumlah yang sebanding dengan ketebalan lapisan 3 mm
dengan kondisi tekanan dan suhu yang luar biasa) mencegah sinar Ultraviolet yang berbahaya
dari matahari sebelum mencapai permukaan. Pencemaran udara di atmosfer dapat merusak
lapisan ozon ini. Ozon bersifat racun dan tidak boleh terpapar dengan ozon melebihi kadar 0.2
mg/m# (8 jam kerja rata-rata-40 jam per minggu). Ozon yang masih pekat memiliki warna hitam
kebiru-biruan dan ozon padat berwarna hitam ungu.
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein,
karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat
pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O
2
dihasilkan dari air oleh
sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh
hampir semua makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan
bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan.
Oksigen, yang sangat reaktif, adalah komponen ratusan ribu senyawa organik dan dapat
bergabung dengan kebanyakan unsur. Tanaman dan hewan sangat tergantung pada oksigen untuk
bernafas. Rumah sakit sering menulis resep oksigen untuk pasien dengan penyakit pernafasan
ringan.
Oksigen memiliki 9 isotop. Oksigen alami adalah campuran dari 3 isotop. Oksigen berbobot
aatom 18 yang terdapat di alam bersifat stabil dan tersedia untuk keperluan komersial, seperti
dalam air (H
2
O dengan kandungan isotop 18 sebanyak 15%). Konsumsi oksigen komersial di
Amerika Serikat diperkirakan mencapai 20 juta ton per tahun dan diperkirakan akan terus
meningkat.
Penggunaan oksigen pada tungku peleburan baja merupakan penggunaan tertinggi. Jumlah yang
banyak juga diperlukan pada proses pembuatan gas ammonia, metanol, etilen oksida dan
pengelasan oksi-asetilen.
Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat udara cair, dengan munggunakan
zeolit untuk memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara, ataupun elektrolisis air, dll.
Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga digunakan sebagai propelan
roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada pesawat terbang, kapal
selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
Sifat Fisik Oksigen
Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O
2
untuk
setiap dua molekul N
2
, bandingkan dengan rasio atmosferik yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen
dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6
mg L
1
, manakala pada suhu 20 C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg L
1
. Pada suhu
25 C dan 1 atm udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala
dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter.
[26]
Pada suhu 5 C, kelarutannya bertambah
menjadi 9,0 mL (50% lebih banyak daripada 25 C) per liter untuk air murni dan 7,2 mL (45%
lebih) per liter untuk air laut.



Oksigen mengembun pada 90,20 K (182,95 C, 297,31 F), dan membeku pada 54.36 K
(218,79 C, 361,82 F).
[27]
Baik oksigen cair dan oksigen padat berwarna biru langit. Hal ini
dikarenakan oleh penyerapan warna merah. Oksigen cair dengan kadar kemurnian yang tinggi
biasanya didapatkan dengan distilasi bertingkat udara cair;
[28]
Oksigen cair juga dapat dihasilkan
dari pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat
yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.


Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom oksigen, O, 8
Deret kimia non-logam
Golongan, Periode, Blok 16, 2, p
Penampilan tak berwarna
Massa atom 15,9994(3) g/mol
Konfigurasi elektron 1s
2
2s
2
2p
4

Jumlah elektron tiap kulit 2, 6

Ciri-ciri fisik
Fase gas
Massa jenis
(0 C; 101,325 kPa)
1,429 g/L
Titik lebur
54,36 K
(-218,79 C, -361,82 F)
Titik didih
90,20 K
(-182,95 C, -297,31 F)
Kalor peleburan (O
2
) 0,444 kJ/mol
Kalor penguapan (O
2
) 6,82 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 C) (O
2
)
29,378 J/(mol K)




BAB III
OZON
Ozon( berasal dari bahasa Yunani Ozein, untuk membaui), bentuk alotropik oksigen mempunyai
tiga atom pada setiap molekul, rumusan O
3
. Merupakan suatu gas biru, beracun sangat pucat
dengan suatu bau kuat. Ozon mendidih pada 111.9 C (- 169.52 F), meleleh pada 192.5 C
(- 314.5 F), dan mempunyai bobot jenis 2.144. Ozon dalam bentuk cairan berwarna kebiruan,
betul-betul cairan magnetis. Ozon dibentuk ketika suatu cetus api elektrik dilewati oksigen.
Kehadiran ozon dapat dideteksi dengan adanya bau yang ditemukan dekat mesin elektrik. Ozon
jauh lebih aktif secara kimiawi dibanding oksigen biasa dan lebih baik dalam mengoksidasi.
Ozon digunakan untuk membersihkan air, mensterilkan udara, dan mengelantang makanan
tertentu. Ozon membentuk atmosfir dari oksida zat lemas dan gas organik yang dipancarkan oleh
mobil dan sumber industri, bagaimanapun, adalah suatu resiko kesehatan, dan mungkin
menyebabkan kerusakan panen serius dalam beberapa area. Di tahun 1998, di Amerika Serikat
Agen Perlindungan Lingkungan ( EPA) menerapkan suatu aturan udara baru dalam usaha untuk
menahan oksida zat lemas yang dilepaskan oleh stasiun pembangkit listrik coal-fired. Zat Oksida
lemas berkombinasi dengan campuran organik mudah menguap untuk membentuk ozon, yang
dipercaya dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan pernapasan seperti bronkitis
dan sakit asma.


Nama IUPAC
Trioksigen
Identifikasi
Nomor CAS [10028-15-6]
Sifat
Rumus molekul O
3

Massa molar 47,998 g mol
1

Penampilan gas berwarna kebiruan
Densitas 2,144 g L
1
(0 C), gas
Titik leleh - 314.5 F, 192,5 C
Titik didih 161,3 K, 111,9 C
Kelarutan dalam air 0,105 g 100mL
1
(0 C)
Termokimia
Entalpi
pembentukan
standar (
f
H
o
298
)
+142,3 kJ mol
1

Entropi molar
standar S
o
298

237,7 J K
1
.mol
1

Bahaya
Klasifikasi EU tidak terdaftar

Ozon di muka bumi
Ozon di muka bumi terbentuk oleh sinar ultraviolet yang menguraikan molekul O
3
membentuk
unsur oksigen. Unsur oksigen ini bergabung dengan molekul yang tidak terurai dan membentuk
O
3
. Kadangkala unsur oksigen akan bergabung dengan N
2
untuk membentuk nitrogen oksida;
yang apabila bercampur dengan cahaya mampu membentuk ozon.
Lapisan ozon
Pengertian Lapisan Ozon Dalam Atmosfer dan Strukturnya) Ozon adalah zat oksidanyang
kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat juga. Ozon biasanya digunakan untuk
mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bauyang
tidakenakpada air.Ozon terbentuk secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon
di stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer
ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagaizat pencemar udara.Ozon terdapat dalam
lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer.Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi
melindungi manusia dan mahluk hidup di bumidari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang
terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di
dalamnya, walaupun susunan kimianya sama.Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan
salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu,ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada
tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.
Dari molekol O
2
, melalui reaksi. Ozon (O
3
) yang terbentuk akan kembali pecah menjadi molekul
oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga
kadar ozonterdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat
menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk sampai ke
bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV
gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini juga
mengakibatkannaiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer.Kira-kira 3
milyar tahun yanglalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup yang berklorofil,
mulailah terjadi prosesfotosintesis yang salah satu hasilnya adalah O
2
. Semakin lama, kadar O
2

semakin tinggi,sehingga semakin meningkat kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian,
semakin banyak pula sinar UV gelombang pendek yang terhalang oleh lapisan ozon untuk
sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di daratan. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu, pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan industri serta pembangunan
mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat merisaukan karena
dengan berkurangnya kadar ozon berarti semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke
bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.
Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari pembakaran bahan
bakar pesawat, naiknya kadar N
2
O karena akibat pembakaran biomassa dan kenggunaan pupuk,
dimana N
2
O ini merupakan sumber terbentuknya NO. Selain itu, zat kimia yang kita kenal
clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah
segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dankarbon (C).
CFC inilah yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat
dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan di
alam,melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC tidak beracun, tidak terbakar dan
sangatstabil karena tidak mudah bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk
industri. CFC banyak digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12),
sebagai bahan untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran
CFC-11 dan
CFC-12 digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam
drycleanin
Kepentingan ozon
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal
sebagai lapisan ozon. Ozon terhasil dengan berbagai percampuran kimiawi, tetapi mekanisme
utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet
(UV) dari matahari.
Ozon (O
3
) dihasilkan apabila O
2
menyerap sinar UV pada jarak gelombang 242 nanometer dan
disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang besar dari 290 nm. O
3

juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm. Penggabungan proses-proses
ini efektif dalam meneruskan ketetapan bilangan ozon dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar
UV.


UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik. Peningkatan tingkat UV
juga mempunyai dampak kurang baik terhadap sistem imunisasi hewan, organisme akuatik
dalam rantai makanan, tumbuhan dan tanaman. Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon
stratosfer amat penting untuk semua hidupan di bumi.
Keseimbangan ozon
Jumlah ozon dalam atmosfer berubah menurut lokasi geografi dan musim. Ozon ditentukan
dalam satuan Dobson (Du) di mana, sebagai contoh, 300 Du setara dengan 3 mm tebal lapisan
ozon yang tulen jika dimampatkan ke tekanan permukaan laut.
Sebagian besar ozon stratosfer dihasilkan di kawasan tropis dan diangkut ke ketinggian yang
tinggi dengan skala-besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga musim semi. Umumnya
kawasan tropis memiliki ozon yang rendah. 49.128.177.140 9 November 2011 13.43 (UTC).
Kerusakan Ozon
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan
berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan atmosfir. Berdasarkan
laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km. Konsentrasi
rata rata lapisan ozon kurang dari 200 DU dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone Hole).
Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon (BPO) yang
diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam menggunakan atau memproduksi barang
mengandung BPO. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah
kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh
masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan AC, Kulkas,
bahan dorong dalam penyembur (aerosol), kaleng semprot untuk pengharum ruangan,
penyemprot rambut atau parfum, pembuatan busa, dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang
elektronik.

Senyawa CFC merusak ozon secara bertahap. Pada tahap pertama, gas CFC berdifusi SP di
stratosfer dan oleh radiasi sinar UV, ikatan C-Cl putus sehingga terbentuk atom Cl (klorin).

Kemudian pada tahap dua, atom Cl akan menguraikan ozon. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
Cl + O
3
O
2
+ ClO
Selanjutnya akan terjadi efek domino dimana atom O yang terbentuk dari penguraian O
2

oleh sinar UV akan bereaksi dengan ClO membentuk atom klorin.

ClO + O O
2
+ Cl
Reaksi keseluruhan:
O+ O
3
2 O
2




Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum
dihapuskan. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi.
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu
seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan lubang tersebut terjadi setiap bulan
September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Di samping klorin, NO juga akan merusak ozon. NO ini diperkirakan berasal dari pesawat
Concorde. Proses perusakan ozon oleh NO dapat dijelaskan dalam reaksi berikut:
NO + O
3
O
2
+ NO
2


O + NO
2
O
2
+ NO




Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-
ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah
terjadi di seluruh Antartika.
Tahun 1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh karena itu
atas permintaan United Nations Environment Programme (UNEP), WMO memulai
Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan
penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia
diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat
ilmiah internasional.
Tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon;
1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan
ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. 1990
Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni
Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush.
Pada tahun 1991 Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and
Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton
ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai
ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas. Tahun
1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil
bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan
ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.


Tahun 1995, CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara
bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.
Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila
dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC.
Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi ultra ungu memasuki bumi.
Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada kesehatan manusia, memusnahkan kehidupan
laut, ekosistem, mengurangi hasil pertanian dan hutan. Efek utama pada manusia adalah
peningkatan penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak mata termasuk kataraks dan
juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.
Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat memusnahkan hasil
tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman seperti barli dan oat
menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman
diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga
merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada. Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-
anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah
satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki
pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai efek rumah kaca.
Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama oleh semua
negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui UNEP, salah satu
organisasi PBB yang bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas menjadi penyebab meningkatnya
karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton.
Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur
asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi
mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk mencegah
atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara meminimalkan penggunaan
bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat mewarisi alam
sekitar yang masih baik.
Sehubungan dengan pengendalian kerusakan ozon, Pemerintah Indonesia pasti telah menetapkan
berbagai kebijakan terkait dengan langkah-langkah yang harus ditempuh seperti kebijakan
pengurangan pemakaian BPO terutama CFC sampai penghentian impor BPO pada akhir 2007.
Namun demikian, kebijakan itu tidak akan efektif jika tidak diikuti kegiatan penyebarluasan
permasalahan ozon ini kepada seluruh tingkatan pada masyarakat. Kota-desa, suami-isteri, orang
tua-anak, guru-murid, kelompok pekerja formal-non formal, teknisi lemari es dan AC, petani,
nelayan, dan lainnya, kalau bisa semua mendapatkan pengenalan pentingnya ozon dan
bahayanya jika lapisan ozon ini rusak.
Ibu-ibu rumah tangga dan anak sekolah merupakan sasaran yang utama dalam kegiatan
penyadartahuan semacam ini. Terlebih lagi jika menggunakan sarana multimedia akan
memberikan hasil yang lebih efektif, misalnya dengan pemutaran film Ozzy Ozone kepada siswa
sekolah dasar dan ibu-ibu mereka. Film yang sangat bagus dan menumbuhkan antusiasme yang
besar pada siswa sekolah.
Beberapa kegiatan ramah ozon (ozone friendly) harus digalakkan dan disosialisasikan untuk
mengubah secara bertahap perilaku manusianya. Upaya ini harus selalu menerapkan prinsip 4R
(reduce, reuse, recycle, replace/replant). Kurangi pemakaian barang-barang yang memiliki bahan
BPO. Di rumah dan perkantoran, minimalkan jumlah Air Conditioner yang digunakan.




BAB IV
TURUNAN OKSIGEN
Hidrogen Peroksida


Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H
2
O
2
ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun
1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan
baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H
2
) dan gas oksigen (O
2
). Teknologi
yang banyak digunakan di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi
Anthraquinone.
H
2
O
2
tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam
kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi
kira-kira kurang dari 1% per tahun.
Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi
dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida,
bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju
dekomposisinya. Termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam
penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga
menghasilkan air (H
2
O) dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai
berikut:

H
2
O
2
-> H
2
O + 1/2O
2
+ 23.45 kcal/mol



Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:
1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin
2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn
3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan
10
o
C (dalam range temperatur 20-100
o
C)
4. Permukaan container yang tidak rata (active surface)
5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya
6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi7. Radiasi, terutama radiasi
dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek

Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri
pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa dipakai pada proses pengolahan limbah cair,
industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis, serta industri elektronika
(pembuatan PCB).
Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah
sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan
oksidatornya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan
kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api.
Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi. Kebutuhan
industri akan hidrogen peroksida terus meningkat dari tahun ke tahun. Walaupun saat ini di
Indonesia sudah terdapat beberapa pabrik penghasil hidrogen peroksida seperti PT Peroksida
Indonesia Pratama, PT Degussa Peroxide Indonesia, dan PT Samator Inti Peroksida, tetapi
kebutuhan di dalam negeri masih tetap harus diimpor.



Air (H
2
O)
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan
pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-
obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.
Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet
Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan
(air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan
bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004,
yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Sifat-sifat kimia dan fisika
Air

Informasi dan sifat-sifat
Nama sistematis air
Nama alternatif
aqua, dihidrogen monoksida,
Hidrogen hidroksida
Rumus molekul H
2
O
Massa molar 18.0153 g/mol
Densitas dan fase
0.998 g/cm (cariran pada 20 C)
0.92 g/cm (padatan)
Titik lebur 0 C (273.15 K) (32 F)
Titik didih 100 C (373.15 K) (212 F)
Kalor jenis 4184 J/(kg K) (cairan pada 20 C)
Halaman data tambahan
Disclaimer and references
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H
2
O: satu molekul air tersusun atas dua atom
hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip
dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk
gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-
unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur
dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa
berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen
lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat
dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua
atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap
atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik
antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling
berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih
air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada
dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur
standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H
+
) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH
-
).
Kelarutan (solvasi)
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan
larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat hidrofilik
(pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak),
disebut sebagai zat-zat hidrofobik (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh
dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul
dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-
menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam
air.
Kohesi dan adhesi
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan
parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan
bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi
karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogenyang berarti, ia
(atom oksigen) memiliki lebih kekuatan tarik pada elektron-elektron yang dimiliki bersama
dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan
negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih
negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi
yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.
Tegangan permukaan
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar
molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah
permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul
sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan
amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara
gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan
protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat
terhadap air. Irvin Langmuir mengamati suatu gaya tolak yang kuat antar permukaan-permukaan
hidrofilik. Untuk melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik dalam arti melepaskan
lapisan yang terikat dengan kuat dari hidrasi air perlu dilakukan kerja sungguh-sungguh
melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi. Gaya-gaya tersebut amat besar nilainya
akan tetapi meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau lebih kecil. Pentingnya gaya-
gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif oleh V. Adrian Parsegian dari National
Institute of Health. Gaya-gaya ini penting terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan
langsung dengan ruang luar yang kering atau pendinginan di luar sel (extracellular freezing).



Pelarut
Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai,
mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui
saluran pembuangan. Pada negara-negara industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut.
Air dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di
dalam air dapat membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih
rendah.
Air berikat dapat segera melarutkan ion, oleh karena tiap jenis ion akan segera tertarik oleh
masing-masing muatan fraksional molekul air, sehingga kation dan anion dapat berada
berdekatan tanpa harus membentuk garam. Ion lebih mudah terhidrasi oleh air yang reaktif,
padat dengan ikatan lemah, daripada air inert tidak padat dengan daya ikat kuat. Hal ini
menciptakan zona air, sebagai contoh, kation kecil yang sangat terhidrasi akan cenderung
terakumulasi pada fasa air yang lebih padat, sedangkan kation yang lebih besar akan cenderung
terakumulasi pada fasa air yang lebih renggang, dan menciptakan partisi ion seperti serial
Hofmeister sebagai berikut:
Mg
2+
> Ca
2+
> H
+
>> Na
+

NH
+
> Cs
+
> Rb
+
> K
+

ATP
3-
>> ATP
2-
= ADP
2-
= HPO
4
2-

I
-
> Br
-
> Cl
-
> H
2
PO
4
-

catatan: densitas air berikat semakin tinggi ke arah kanan.
Interaksi antara molekul air berikat dan gugus ionik diasumsikan terjadi pada rentang jarak yang
pendek, sehingga atom hidrogen terorientasi ke arah anion dan menghambat interaksi antara
populasi air berikat dengan air bebas. Orientasi molekul air berikat semakin terbatas permukaan
molekul polielektrolit bermuatan negatif antara lain DNA, RNA, asam hialorunat, kondroitin
sulfat, dan jenis biopolimer bermuatan lain. Energi elektrostatik antara molekul biopolimer
bermuatan sama yang berdesakan akan menciptakan gaya hidrasi yang mendorong molekul air
bebas keluar dari dalam sitoplasma.
Pada umumnya, konsenstrasi larutan polielektrolit yang cukup tinggi akan membentuk gel.
Misalnya gel agarose atau gel dari asam hialuronat yang mengandung 99,9% air dari total berat
gel. Tertahannya molekul air di dalam struktur kristal gel merupakan salah satu contoh
kecenderungan alami setiap komponen dari suatu sistem untuk bercampur dengan merata.
Molekul air dapat terlepas dari gel sebagai respon dari tekanan udara, peningkatan suhu atau
melalui mekanisme penguapan, namun dengan turunnya rasio kandungan air, daya ikat ionik
yang terjadi antara molekul zat terlarut yang menahan molekul air akan semakin kuat.
Meskipun demikian, pendekatan ionik seperti ini masih belum dapat menjelaskan beberapa
fenomena anomali larutan seperti,
perbedaan sifat air di dalam sitoplasma oosit hewan katak dengan air di dalam inti sel dan
air normal
turunnya koefisien difusi air di dalam Artemia cyst dibandingkan dengan koefisien air
yang sama pada gel agarose dan air normal
lebih rendahnya densitas air pada Artemia cyst dibandingkan air normal pada suhu yang
sama
anomali trimetilamina oksida pada jaringan otot
kedua kandungan air normal, dan air dengan koefisien partisi 1,5 yang dimiliki
mitokondria pada suhu 0-4 C
Fenomena anomali larutan ini dianggap terjadi pada rentang jarak jauh yang berada di luar
domain pendekatan ionik.



Energi pada molekul air menjadi tinggi ketika ikatan hidrogen yang dimiliki menjadi tidak
maksimal, seperti saat molekul air berada dekat dengan permukaan atau gugus hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon kemudian disebut bersifat hidrofobik sebab tidak membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air. Daya ikat hidrogen pada kondisi ini akan menembus beberapa
zona air dan partisi ion, sehingga dikatakan bahwa sebagai karakter air pada rentang jarak jauh.
Pada rentang ini, molekul garam seperti Na
2
SO
4
, sodium asetat dan sodium fosfat akan memiliki
kecenderungan untuk terurai menjadi kation Na
+
dan anionnya.

Anda mungkin juga menyukai