KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PETERNAKAN PURWOKERTO 2014
BANGSA BANGSA SAPI PERAH YANG ADA DI INDONESIA
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari famili Bovidae. seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika (Syncherus), dan anoa. Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapi diperkirakan berasal dari Asia Tengah, kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole dari India dimasukkan ke pulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi Ongole murni. Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Frisian Holstein di Grati guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia. Bangsa-bangsa sapi perah antara lain yaitu: a.Sahiwal
Bangsa sapi Sahiwal berasal dari daerah Punyab,distrik montgo mery,Pakistan, daerah antara 295-302 LU. Sapi perahSahiwal mempunyai warnakelabu kemerah-merahan ataukebanyakan merah warnasawo atau coklat. Sapi betina bobot badannya mencapai450 kg sedangkan yang jantan 500-600 kg. sapi initahan
hidup di daerah asalnya dan dapat berkembang di daerah-daerah yang curahhujannya tidak begitu tinggi. Produksi susu paling tinggi yaitu antara 2500-3000kg/tahun dengan kadar lemaknya 4,5%. Menurut Ware (1941) berdasarkan catatansapi perah Sahiwal yang terbaik dari 289 ekor dapat memproduksi antara 6000-13000 pound (2722-5897 liter) dengan kadar lemak 3,7%.
Bangsa sapi perah yang memiliki banyak kemiripan dengan sapi Red Shindi ini menunjukkan keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : a. masa laktasi mencapai 10 bulan b. produksi susu 7,5 liter atau 2.270 liter per masa laktasi, bahkan ada yang mencatat 2.500 liter 3.000 liter per masa laktasi c. kadar lemak susu 4,3% 6,5% d. bobot badan dewasa pada sapi betina mencapai 550 kg e. dewasa kelamin pada umur 20 bulan 25 bulan, lebih cepat dibandingkan dengan sapi Red Shindi f. pertama kali beranak pada umur 2,5 tahun 3 tahun Adapun ciri-ciri fisik yang menandakan sapi Sahiwal ditunjukkan oleh hal-hal di bawah ini : a. bulu halus berwarna coklat kemerahan atau coklat muda, kadang-kadang terdapat bulu berwarna putih b. fostur tubuh besar dan panjang c. kaki pendek d. ambing berukuran besar menggantung e. dada dalam f. sedikit berotot
b.Ayrshire
Ciri Khas : a.Warna bulu merah bercak putih atau putih dengan bercak merah sampai coklat. b.Tanduk agak panjang dan menjurus ke atas sedikit lurus dengan kepala. Sifat : Aktif dan tidak tenang, sulit dipelihara dan dijinakkan.
Kemampuan : a. Merumput baik di padang rumput bermutu. b. Reproduksi baik, dengan berat lahir 35-45 kg. c Mencapai kedewasaan seperti Sapi Guernsey. d Produksi susu di bawah Brown Swiss, kadar lemak 4 %. e Produksi daging baik berwarna lebih merah. f. Sapi ini pandai merumput sendiri di padang rumput yang tidak begitu subur. Tubuh : a. Besar, bagus, punggung lurus dan leher pendek dan tebal. b. Bobot badan betina 625 kg, dan jantan 800-1050 kg. c. Badannya lebih besar daripada Sapi Jersey, tetapi lebih kecil daripada FH.
Bangsa sapi Ayrshiredikembangkan di daerah Ayr,yaitu di daerah bagian baratSkotlandia . Wilayah tersebutdingin dan lembab, padangrumput relative tidak banyak tersedia. Dengan demikian makaternak terseleksi secara alamiahakan ketahanan dankesanggupannya untuk merumput (Blakely,1991). Pola warna bangsa sapiAyrshire bervariasi dari merah dan putih sampai warna mahagoni dan putihBangsa sapi ini lebih bersifat gugup atau terkejutbila dibandingkan dengan bangsa -bangsa yang lain. Para peternak dahulu nampak masih berhati-hati dalamusaha mereka dalam melakukan seleksi kearah tipe yang bagus. Hasil itu masihnampak dalam gaya penampilan, simetri, perlekatan ambing yang nampak,disamping kehalusan dan kebersihannya sebagai tipe perah. Sapi Ayrshire hanyatermasuk dalam peringkat sedang dari sudut daging serta pedet yang dilahirkan.Rata-rata bobot badan sapi betina dewasa 1250 pound dan sapi jantan mencapai1600-2300 pound. Produksi susu menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 10312 pound dengan kadar lemak 4% (Prihadi,1997). c.Red Sindhi
Sapi Red Shindi adalah sapi perah yang berasal dari suatu daerah yang kering dan panas di India.Bangsa sapi perah yang lambat dewasa sekitar umur 25 bulan dan memiliki banyak kemiripan dengan sapi Sahiwal ini menunjukkan keunggulan dan performa produksi sebagai berikut : a. mampu beradaptasi dengan baik terhadap berbagai kondisi tanah dan iklim b. produksi susu 5 liter 6 liter per hari atau 1.660 liter per masa laktasi c. bobot badan dewasa pada sapi betina mencapai 300 kg 350 kg dan pada sapi jantan 400 kg 500 kg d. bobot badan pada anak sapi betina saat lahir 18 kg 20 kg dan pada anak sapi jantan saat lahir 21 kg 24 kg
Adapun ciri-ciri fisik yang menandakan sapi Red Shindi ditunjukkan oleh hal-hal di bawah ini : a. bulu lembut berwarna merah tua atau sawo matang b. fostur tubuh kuat, kokoh dan berat c. kaki pendek d. ambing berukuran besar Sapi Red Shindi merupakan salah satu bangsa sapi perah tropis yang digunakan peternak Indonesia sebagai bibit sapi perah. biladibandingkan dengan sapiSahiwal, sapi betina dewasarata-rata bobot badannya 300-350 kg, sedangkan jantannya 450-500 kg. produksisusu Red Sindhi rata-rata 2000 kg/tahun, tetapi ada yang mencapai produksi susu3000 kg/tahu dengan kadar lemaknya sekitar 4,9% (Blakely,1991). d. Peranakan Fries Holland (PFH)
Cirinya adalah Lebih kecil dibandingkan dengan sapi FH, namun rupa dan bentuknya hampir mirip sertaproduksi susunya pun lebih rendah dibanding sapi indukannya, yakni sapi FH. PFHmerupakan hasil persilangan antara sapi FH dengan sapi lokal yang adadiIndonesia di mana sifat FHnya lebih menonjol (Muljana, 1985). Sapi PFH mempunyai ciri-ciri fisik mirip dengan sapi FH, antara lain adalah warna belanghitam putih, tanduk pendek dan menjurus ke depan, pada dahi terdapat warna putih yang berbentuk segitiga, mempunyai sifat tenang dan jinak (Siregar, 2003).
e. Fries Holland
Ciri Khas : a. Warna bulu hitam b. Pada dahi umumnya terdapat warna putih berbentuk segitiga. c. Bagian bawah dari carpus berwarna putih atau terus hitam. d. Ujung ekornya berwarna putih. e. Tanduknya pendek dan menjurus ke depan. Tubuh : a. Bobot badan betina 750-800 kg, dan jantan 1.000-1.200 kg. b. Ambing besar. c. Kepala panjang sempit. Di daerah asalnya, sapi ini produksi susunya cukup tinggi dan sekarang sudah tersebar di seluruh pelosok dunia.
Sapi perah Fries Holland (FH) sering dikenal dengan nama Holstein Friesian. Berasal dari Negeri Belanda dan mulai berkembang tahun 1625.Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya. Salah satu bangsa sapi perah yang terkenal adalah Sapi perah Fries Holland (FH). Sapi ini berasal dari Eropa, yaitu Belanda (Nederland), tepatnya di Provinsi Holland Utara dan Friesian Barat, sehingga sapi bangsa ini memiliki nama resmi Fries Holland dan sering disebut Holstein atau Friesian saja( Williamson dan Payne. 1993). Produksi susu sapi FH di Indonesia tidak setinggi di tempat asalnya. Hal ini banyak dipengaruhi oleh factor antara lain iklim, kualitas pakan, seleksi yang kurang ketat, manajemen dan mungkin juga sapi yang dikirim ke Indonesia kualitas genetiknya tidak sebaik yang diternakkan dinegeri asalnya. Sapi FH murni yang ada di Indonesia rata-rata produksi susunya sekitar 10 liter per hari dengan calving interval 12-15 bulan dan lama laktasi kurang lebih 10 bulan atau produksi susu rata-rata 2500-3000 liter per laktasi (Prihadi,1997). Sapi perah merupakan salah satu ternak yang telah lama menjadi komoditas usaha peternakan di Jawa Barat. Bangsa Sapi Perah yang umum dipelaihara adalah bangsa sapi Fries Holland (Frisien Holstein) dan mulai diintroduksikan sejak tahun 1800-an oleh pemerintah Belanda. Saat ini populasinya mencapai 106,489 ekor (Disnak. Jabarprov, 2009)
. DAFTAR PUSTAKA Blakely, J and D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, edisi ke- 4. Gadjah MadaUniversity Press. Jogjakarta. Disnak. Jabarprov, 2009. Data Statistik Populasi Sapi Perah Tahun 2008 di Jawa Barat. www.disnak.jabarprov.go.id Muljana, W. 1985. Pemeliharaan dan Ternak Kegunaan Sapi Perah. Aneka Ilmu. Semarang.
Prihadi, S. 1997. Dasar Ilmu Ternak Perah. Fakultas Peternakan UGM. Jogjakarta.
Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan Di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.