Anda di halaman 1dari 12

27

Pembunuhan Anak Dengan Jerat Tali Pusat Di Leher


Disertai Kekerasan Tumpul Pada Kepala
Warih Wilianto, Hariadi Apuranto
Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Abstrak
embunu!an anak adala! pembunu!an bayi ole! ibu kandung pada saat bayi dila!irkan atau
sesaat sesuda!nya dengan alasan takut keta!uan tela! mela!irkan bayi tersebut.
embunu!an anak sering dilakukan dengan "ara yang menyebabkan as#iksia seperti pen"ekikan$
pen%eratan$ dan pembekapan$ kekerasan benda tumpul dan ta%am %arang ditemukan.
ada kasus dugaan pembunu!an anak$ pemeriksaan pada tersangka di#okuskan pada&
identi#ikasi$ tanda'tanda baru mela!irkan anak$ berapa lama tela! mela!irkan anak$ tanda'tanda partus
pre"ipitatus$ dan pemeriksaan !istopatologi. emeriksaan pada bayi di#okuskan pada& identi#ikasi$
(iabilitas$ bayi tersebut la!ir !idup atau la!ir mati)$ tanda'tanda pera*atan$ *aktu kela!iran$ "ara dan
sebab kematian$ dan tindak pidana yang mungkin ter%adi.
+arus dibuktikan ba!*a tersangka adala! ibu kandung korban ,bayi yang ditemukan-.
Identi#ikasi menggunakan sidik %ari D./ perlu dipertimbangkan.
Dilaporkan kasus dugaan pembunu!an anak dengan %erat menggunakan tali pusat disertai
kekerasan tumpul di kepala. Suatu kasus yang %arang ter%adi.
Kata Kunci: Pembunuhan anak, jerat tali pusat, kekerasan tumpul
Pendahuluan
Manusia di"iptakan sempurna$ paling mulia
dari seluru! "iptaan. Satu !al yang membuatnya
sempurna adala! ba!*a manusia itu berke!endak.
Karena berke!endak itula! manusia memiliki sisi'
sisi ekstrim dari tindakan menurut standar etika$
dikenal suatu istila!& 0sebaik baiknya sesuatu$ tak
ada yang lebi! baik dari yang ada pada manusia$
tapi pun se%elek %eleknya sesuatu tak ada yang
lebi! %elek dari yang ada pada manusia.1 ada sisi
ekstrim itula! manusia mampu melakukan !al
yang tidak perna! di%umpai pada mamalia yang
paling ganas sekalipun$ membunu! anak
kandungnya sendiri.
Dari 23.456 kasus #orensik ,%ena7a! yang
dikirim dengan dugaan kematian tidak *a%ar-
yang diterima Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal RSU Dr. Soetomo Surabaya
se%ak ta!un 2333 2334$ terdapat 222 ,2$328-
kasus %ena7a! bayi yang dikirim dengan dugaan
pembunu!an$ pembunu!an anak$ penelantaran
dan beberapa dengan S9R ,Surat ermintaan
9isum et Repertum- yang tidak men"antumkan
dugaan penyidik.
Dari 222 bayi tersebut$ menurut !asil otopsi
46 bayi dinyatakan (iabel dan 2: bayi tidak
(iabel. Dari 46 yang (iabel tersebut$ 5 bayi
dengan tanda'tanda pera*atan$ sedangkan 42
bayi tanpa tanda'tanda pera*atan.
Dengan demikian berarti dapat diduga 222
bayi tersebut& 42 ,62$2:8- bayi dengan dugaan
pembunu!an anak$ 2: ,22$;38- bayi dengan
dugaan !asil abortus$ 5 ,;$<;8- kasus dengan
dugaan penelantaran atau pembunu!an biasa.
42 ,3$6<8- kasus dugaan pembunu!an anak
dari 23.456 kasus #orensik memang se"ara
prosentase !anya sedikit. =api ba!*a dalam 23
ta!un terak!ir ada 42 ibu kandung yang diduga
tega meng!abisi nya*a anak kandungnya sendiri
bukanla! !al yang bisa dimaklumi.
Di /merika Serikat dilaporkan ba!*a pada
ta!un 246< terdapat lebi! dari 533 kasus
pembunu!an anak$ dan dalam kurun *aktu ta!un
2462 2467 kasus pembunu!an anak yang ter%adi
adala! 2$2 8 dari seluru! kasus pembunu!an
yang dilaporkan. ,Standley$ 2337-
ada makala! ini dilaporkan kasus dugaan
pembunu!an anak dengan %erat menggunakan tali
pusat disertai kekerasan tumpul di kepala. Suatu
kasus yang %arang ter%adi.
Laporan Kasus
Dikirim ole! penyidik %ena7a! bayi
dengan disertai Surat ermintaan 9isum et
Repertum. >ayi tersebut diduga meninggal karena
pembunu!an.
>ayi tersebut didapatkan lengkap dengan
pal"enta dan tali pusat yang masi! melekat pada
tubu! di kebun pisang dalam tas kresek.
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
26
emeriksaan luar dan dalam dilakukan segera
setela! bayi diterima.
@ambar 2& >ayi lengkap dengan pla"enta dan
tali pusat yang masi! menempel.
Pemeriksaan Luar
a. ?ena7a! bayi laki'laki$ pan%ang badan ;3 "m$
berat badan 2533 gram$ kulit puti!$ tali pusat
dan pla"enta lengkap belum terpisa! dari
bayi$ keadaan gi7i "ukup. =idak didapatkan
kelainan ba*aan. 9erni"k "aseosa didapatkan
di lipatan pa!a$ lipatan lutut$ dan ketiak.
=idak didapatkan tanda pembusukan.
b. ?ena7a! terletak di dalam tas plastik *arna
puti!$ tas plastik diletakkan di dalam kotak
kardus mie instan. %ena7a! tidak mengenakan
pakaian
". ?ena7a! berlabel dan tidak bersegel.
d. Aebam mayat didapatkan pada dada$ perut$
tangan bagian depan dan kepala$ kaku mayat
sebagian
@ambar 2& emeriksaan Kepala dan Ae!er.
>entuk kepala asimetris$ rambut lurus !itam$
keliling #ronto o""ipital <5 "m. *a%a!
sembab$memar di pipi kiri$ !ematoma pada
regio parietalis kiri. dan temporalis kiri$ bentuk
mulut normal$ bibir *arna mera! ke!itaman$
mukosa mulut mera!$
e. Kepala&
,2- >entuk& asimetris. rambut& lurus$ *arna
!itam$ pan%ang rambut 2 "m. diameter
melalui #rontal ' o""ipital <5 "m. Ba%a!
nampak sembab.
,2- Didapatkan !ematoma pada regio
parietalis kiri berukuran : C 7 "m. dan
pada regio temporalis kiri berukuran < C :
"m.
,<- Mata& mata kanan dan kiri& kon%ungti(a
mera!$ kornea mata keru!$ diameter pupil
3$< "m$ bentuk bulat. ada kelopak mata
kiri sebela! atas didapatkan memar
berukuran 3$6 C 3$< "m.
,:- +idung& Simetris$ tidak terdapat kelainan.
,;- Mulut& bentuk normal$ bibir *arna mera!
ke!itaman$ mukosa mulut mera!$ mulut
terbuka$ u%ung lida! terli!at$ lida! di atas
gusi$ *arna mera! kebiruan$ gigi& belum
tumbu!.
,5- =elinga& tidak ada kelainan$ *arna mera!
kebiruan.
,7- Da!i& Da!i kiri lebi! menon%ol. =erdapat
bintik bintik ber*arna mera! dengan
ukuran 3$2 3$< "m
,6- ipi& ipi kanan& didapatkan *arna
ke!i%auan ukuran ; "m kali satu setenga!
"m. ipi kiri& didapatkan daera! *arna
mera! kebiruan ukuran 2 D < "m
,4- Dagu& didapatkan memar di dagu sebela!
kiri ukuran 2 C 2 "m.
@ambar <& Ailitan erat tali pusat di le!er
#. Ae!er& didapatkan lilitan tali pusat 2$; kali
lilitan$ setela! lilitan dilepas terdapat alur %erat
dengan tanda intra (ital.
g. Dada& simetris$ didapatkan lebam mayat
!ampir seluru! permukaan dada ke"uali
daera! tenga! dada bekas alur tali pusat.
!. erut& *arna pu"at bekas alur tali pusat$
terdapat bintik bintik ber*arna mera!
dengan ukuran berkisar 3$2 3$< "m pada
perut kanan$ terdapat tali pusat yang masi!
melekat di perut lengkap dengan pla"enta$ tali
pusat melilit di le!er dengan 2$; kali lilitan
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
24
erat$ pan%ang tali pusat dari pusat ke le!er 25
"m$ pan%ang tali pusat dari le!er ke ari'ari 23
"m$ terdapat luka terbuka !ampir memotong
tali pusat pada < "m dari pusat dengan tepi
rata$ pan%ang 2 "m.
i. unggung& memar di punggung kanan ba*a!
ukuran 2 C 2 "m.
%. /nggota gerak atas& terdapat bintik bintik
ber*arna mera! dengan ukuran ber(ariasi
antara 3$2 3$< "m pada telapak dan
punggung tangan serta separu! lengan ba*a!
anggota gerak sebela! kanan depan.
@ambar :& luka ta%am pada tali pusat
k. /nggota gerak ba*a!& terdapat bintik'bintik
mera! dengan ukuran ber(ariasi antara 3$2
3$< "m dari lutut sampai mata kaki.
l. /lat kelamin luar& belum dik!itan$ bua! 7akar
ada dua. =idak didapatkan kelainan dan tidak
didapatkan tanda'tanda kekerasan.
m. Dubur& tidak didapatkan kelainan dan tidak
didapatkan tanda'tanda kekerasan.
Pemeriksaan Dalam
a. Rongga dada
,2- >entuk barrel "!est$ %aringan ba*a! kulit$
otot$ sternum dan tulang kosta tidak
didapatkan kelainan dan tidak didapatkan
tanda'tanda kekerasan.
,2- Rongga dada tidak ada perlekatan$
dia#ragma kanan pada sela iga ;$
dia#ragma kiri pada sela iga ;.
,<- ?antung konsistensi lunak$ *arna mera!
tua$ 2; gram$ ukuran %antung <$; C < C 2
"m. Dara! !itam en"er. Foramen o(ale
terbuka meng!ubungkan atrium kanan
dan atrium kiri. Du"tus arteriosus bottali
terbuka meng!ubungkan (entrikel kanan
dengan aorta.
,:- aru& krepitasi ,E-$ *arna mera! muda$
tepi paru tumpul$ pada irisan yang diperas
dalam air didapatkan bui! !alus. Saluran
perna#asan tidak didapatkan kelainan.
aru kanan berat :3 gram ukuran 6 C : C
2$; "m. aru kiri sebagian menutupi
%antung$ berat <; gram ukuran 7 C <$; C
2$; "m.$
b. Rongga erut
,2- ?aringan ba*a! kulit$ otot$ selaput
dinding tidak didapatkan kelainan.
,2- +ati *arna mera! ke!itaman$ permukaan
li"in$ tepi ta%am$ konsistensi kenyal$ berat
233 gram$ ukuran 2< C 7 C 2$; "m.$ pada
irisan didapatkan ekstra(asasi dara!.
,<- Aimpa *arna mera! ke!itaman$
permukaan li"in$ konsistensi lunak$ berat
23 gram$ ukuran ; C 2 C 2 "m.$ pada irisan
tak didapatkan kelainan.
,:- ankreas *arna mera! pu"at$ pada
konsistensi lunak$ berat < gram$ ukuran
:$; "m.$ pada irisan tidak didapatkan
kelainan.
,;- ada lambung tidak didapatkan makanan.
Aambung mengapung dalam air.
,5- Usus !alus pan%ang <:< "m.$ selaput
lendir tidak didapatkan kelainan.
,7- Usus besar pan%ang 57 "m.$ didapatkan
mekoneum$ selaput lendir tidak
didapatkan kelainan.
,6- @in%al kanan dan kiri permukaan li"in$
konsistensi lunak$ berat masing'masing
23 gram$ ukuran masing'masing : C 2 "m
dan ; C 2 "m..
,4- >ua! 7akar tidak didapatkan kelainan.
@ambar ;& Resapan dara! pada %aringan ba*a!
kulit kepala
". Kepala
,2- ?aringan ba*a! kulit kepala terdapat
bekuan dan resapan dara! sepan%ang regio
parietalis kiri !ingga regio o""ipitalis
berukuran ; D 23 "m. dan regio #rontalis
bagian kiri berukuran < D ; "m.
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<3
,2- /tap tengkorak dan dasar tengkorak
terpisa! diantara sutura. =erdapat robekan
pada sutura parietoo""ipitalis sepan%ang 6
"m.
@ambar 5& Robekan sutura parietoo""ipitalis
,<- Robekan pada duramater di ba*a! sutura
perietoo""ipitalis. =erdapat perdara!an
subdural pada !emis#er kiri belakang
seluas ; D ; "m. =erdapat perdara!an
subara"!noid pada !emis#ere kiri
belakang berukuran < D 2 "m.
,:- Didapatkan pembulu! dara! otak
prominen. ?aringan otak tidak ada
kelainan$ berat otak besar dan otak ke"il
<;3 gram$ konsistensi lunak.
d. Ae!er& ada %aringan ba*a! kulit le!er di
sepan%ang alur lilitan tali pusat didapatkan
resapan dara!.
Pemeriksaan Tambahan
a. =es apung paru& positi#.
b. Inti penulangan& terdapat inti penulangan di
kalkaneus$ talus$ distal #emur dan proksimal
tibia.
". =es golongan dara!& 3
Kesimpulan Pada isum et !epertum
2. ?ena7a! bayi ber%enis kelamin laki laki$ usia
bayi "ukup bulan dalam kandungan$ perna!
berna#as.
2. ada pemeriksaan luar& Didapatkan tanda'
tanda mati lemas. Didapatkan tali pusat yang
men%erat erat pada le!er$ didapatkan alur %erat
pada le!er. Didapatkan luka memar luas di
kepala bagian belakang akibat persentu!an
dengan benda tumpul. =idak didapatkan
tanda'tanda pera*atan. =idak didapatkan
tanda'tanda pembusukan.
<. ada pemeriksaan dalam& Didapatkan paru'
paru tela! mengembang sempurna$ Aambung
terisi udara. Didapatkan resapan dara! di
!ampir seluru! %aringan ba*a! kulit kepala.
Didapatkan resapan dara! pada %aringan
ba*a! kulit le!er sepan%ang alur %erat.
Didapatkan robekan pada %aringan
peng!ubung tulang kepala bagian belakang
,sutura parietooccipitalis-$ didapatkan
perdara!an di ba*a! selaput tebal otak dan di
ba*a! selaput laba laba otak.
:. >ayi meninggal dunia karena mati lemas ole!
karena %eratan tali pusat pada le!er dan
perdara!an di ba*a! selaput laba'laba otak
karena persentu!an dengan benda tumpul.
Pembahasan
ada kasus dugaan pembunu!an anak$
pemeriksaan ole! dokter bisa %adi dilakukan pada
tersangka ,ibu kandung bayi-. ?ika pemeriksaan
ini dilakukan maka akan di#okuskan pada&
identi#ikasi$ tanda'tanda baru mela!irkan anak$
berapa lama tela! mela!irkan anak$ tanda tanda
partus pre"ipitatus$ dan pemeriksaan
!istopatologi.
=anda tanda baru mela!irkan anak dapat
dili!at dari& Robekan baru pada alat kelamin$
ostium uteri dapat dile*ati u%ung %ari$ keluarnya
dara! dari ra!im$ ukuran ra!im$ payudara yang
mengeluarkan air susu$ !iperpigmentasi aerola
mamma$ peruba!an *arna striae gra(idarum dari
mera! men%adi puti!. ,+oediyanto$ 2323-
>erapa lama tela! mela!irkan dapat dili!at
dari& ukuran ra!im yang dalam 2'< minggu
kembali ke ukuran semula$ peruba!an *arna
geta! ni#as$ dan dera%at kesembu!an luka di %alan
la!ir.
=anda'tanda partus pre"ipitatus dapat
dili!at dari robekan tak teratur pada %alan la!ir$
bisa ter%adinya in(ersio uteri$ adanya robekan
pada tali pusat$ dan adanya luka di kepala akibat
persentu!an tumpul.
ada kasus ini pemeriksaan'pemeriksaan
pada tersangka tidak dilakukan kerena penyidik
tidak menga%ukan seorang pun tersangka.
enyidik !anya mengirim %ena7a! bayi sa%a.
Karena itu pemeriksaan !anya dilakukan pada
%ena7a! bayi sa%a.
emeriksaan pada %ena7a! bayi dalam
kasus ini di#okuskan pada& identi#ikasi bayi$
(iabilitas bayi$ bayi tersebut la!ir !idup atau la!ir
mati)$ tanda'tanda pera*atan$ *aktu kela!iran$
"ara kematian$ penyebab kematian bayi dan tindak
pidana apa sa%a yang mungkin ter%adi.
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<2
"denti#ikasi $a%i
Identi#ikasi adala! !al pertama yang !arus
dilakukan pada setiap kasus #orensik$ baik pada
korban !idup ataupun korban mati.
ada kasus dugaan pembunu!an anak$ ibu
korban adala! tersangka utama. +arus dibuktikan
ba!*a tersangka adala! ibu kandung bayi yang
ditemukan sebagai korban$ se!ingga men"ari
kesesuaian identitas antara bayi dan tersangka
adala! penting.
Identi#ikasi pada bayi tidak banyak berbeda
dengan identi#ikasi pada orang de*asa. =etapi
beberapa !al se!ubungan dengan ukuran tubu!
terkait perkembangan se"ara antropologi raga*i
membedakan identi#ikasi bayi dengan orang
de*asa$ sedemikian !ingga "iri'"iri #isik pada
bayi !ampir tidak membantu untuk men"ari
kesesuaian antara bayi dan tersangka.
ada kasus ini diambil sampel dara! untuk
pemeriksaan golongan dara!. Didapatkan
golongan dara! bayi F. emeriksaan golongan
dara! dalam kasus ini !anyala! bersi#at
menyingkirkan tersangka$ bukan menetapkan
tersangka. Seorang bergolongan dara! F tidak
mungkin memiliki orang tua bergolongan dara!
/>. =etapi bukan bersarti %ika tersangka
bergolongan dara! /$ >$ atau F langsung bisa
ditetapkan %adi pelakunya. ?adi pemeriksaan
golongan dara! dalam kasus ini minimal sekali
kegunaannya$ apalagi tersangkanya %uga tidak
ada.
enggunaan metode DNA finger printing
untuk kepentingan ideni#ikasi perlu
dipertimbangkan pada kasus dugaan pembunu!an
anak.
=api apala! artinya identi#ikasi pada kasus
ini %ika tersangka tidak di!adapkan ole! penyidik)
Memang identi#ikasi pada kasus ini tidak banyak
berguna$ lagipula metode D./ #inger printing
untuk identi#ikasi tidak dapat dilakukan %ika tidak
ada tersangka sebagai pembanding.
ermasala!an lain %ika dilakukan
pemeriksaan D./ adala!& siapa yang akan
menanggung biayanya pemeriksaan tersebut)
erlu diketa!ui pemeriksaan D./ untuk
identi#ikasi memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Gang paling mungkin dan praktis serta
mura! yang dapat dilakukan adala! mengambil
sebagian %aringan dari tubu! bayi untuk disimpan
dalam %angka *aktu tidak ditentukan. Sampel
%aringan ini akan digunakan untuk pemeriksaan
D./ %ika suda! ada tersangka dan ada pi!ak yang
menanggung biaya pemeriksaan tersebut.
Sampel %aringan yang dian%urkan adala!
%aringan tulang bayi karena tulang adala! %aringan
yang paling ta!an lama dengan metode
penga*etan yang paling seder!ana sekalipun.
iabilitas $a%i
ada !akekatnya menentukan (iabilitas
bayi sama artinya dengan melakukan penilaian
ter!adap tingkat kemampuan bayi untuk dapat
memperta!ankan !idupnya di luar kandungan
tanpa peralatan k!usus. ,Da!lan$ 2333-
Seorang bayi dikatakan (iabel %ika bayi
tersebut dapat !idup di luar kandungan tanpa
mendapat pera*atan dari peralatan k!usus. Syarat
bayi (iabel iala!&
- Usia dalam kandungan
lebi! dari 26 minggu.
- an%ang badan diukur
dari pun"ak kepala !ingga tumit lebi! dari <;
"m.
- >erat badan lebi! dari
2;33 gr.
- Aingkaran kepala$
sircumferensia fronto-oksipitalis lebi! dari <2
"m.
- =idak didapatkan
kelainan ba*aan yang berat. ,+amdani$ 2442-
ada kasus ini didapatkan bayi dengan
berat badan 2.533 gr. an%ang badan ;3 "m.
diameter #ronto o""ipital <4 "m. ada
pemeriksaan luar tidak didapatklan kelainan
ba*aan.
Usia bayi dalam kandungan dapat
ditentukan dari adanya inti penulangan pada
lokasi'lokasi tertentu. Dari adanya inti penulangan
di distal #emur dan proksimal tibia serta suda!
turunnya skrotum maka dapat disimpulkan ba!*a
bayi ini "ukup bulan.
Umur dalam kandungan dapat %uga
diperkirakan melalui rumus +aase$ diketa!ui
ba!*a perkiraan umur bayi dengan pan%ang
badan ;3 "m adala! 23 bulan.
Umur bayi dalam kandungan %uga dapat
diperkirakan dengan menilai pertumbu!an
organ'organ tubu!. >erdasar lengkap dan
sempurnanya pertumbu!an organ organ bayi
pada kasus ini$ umur bayi diperkirakan 7
bulan atau lebi!.
Dengan demikian berdasarkan
terpenu!inya syarat'syarat (iabilitas$ bayi
dalam kasus ini dapat dikatakan (iabel.
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<2
$a%i tersebut lahir hidup atau lahir mati&
ada emeriksaan %enaa7a! bayi yang baru
la!ir$ di!arapkan dapat dibedakan bayi tersebut
la!ir !idup atau la!ir mati. >ila bayi la!ir mati
maka kasus tersebut bukan kasus pembunu!an$
atau kasus penelantaran anak !ingga
menyebabkan kematian. ?ika bayi la!ir mati$ ibu
bayi !anya dapat dikenakan tuntutan
menyembunyikan kela!iran atau kematian
seseorang.
Untuk mengeta!ui bayi la!ir !idup atau
la!ir mati$ !arus diketa!ui da!ulu de#inisi bayi
la!ir !idup dan de#inisi bayi la!ir mati.
>ayi dikatakan la!ir !idup bila setela! bayi
terpisa! lengkap/sama sekali dari ibu$
menun%ukkan tanda tanda ke!idupan seperti&
%antung akti#$ perna#asan$ pergerakan anggota
tubu!$ menangis dan sebagainya. Sedangkan la!ir
mati iala! keadaan bila setela! bayi terpisa!
lengkap/sama sekali dari si ibu$ tidak berna#as
atau menun%ukkan tanda'tanda ke!idupan lain.
,+oediyanto$ 2323-
De#inisi lain mengatakan& Aa!ir !idup
adala! tiap !asil konsepsi yang tanpa memandang
masa !amil setela! dila!irkan spontan atau tidak$
masi! atau tidak lagi ber!ubungan dengan
pla"enta$ dapat berna#as atau menun%ukkan ge%ala
!idup lain$ misalnya denyut %antung atau tali
pusat$ kontraksi otot otot. Sedangkan la!ir mati
adala! tiap !asil konsepsi dengan masa 26
minggu atau lebi!$ yang sebelumnya la!ir spontan
atau tidak$ tela! meninggal dunia. ,Idris$ 2447-
?ika !anya berdasar de#inisi'de#inisi la!ir
!idup dan la!ir mati diatas$ memang rasanya sulit
bagi dokter yang melakukan otopsi untuk
menentukan bayi la!ir !idup atau la!ir mati.
Karena dokter !anya memeriksa %ena7a!$ dokter
tidak menunggui proses kela!iran bayi tersebut.
=etapi ada !al !al yang ter%adi pada bayi
!idup dan !al'!al tersebut meninggalkan %e%aknya
pada %ena7a! bayi. Dalam rangka itu$ yang perlu
dilakukan dokter adala! melakukan pemeriksaan
ter!adap sistem perna#asan$ sistem pen"ernakan$
tunggul ,potongan- tali pusat$ dan sistem
kardio(askuler. ,Da!lan$ 2333-
ada bayi yang sistem perna#asannya
perna! ber#ungsi akan didapatkan tanda'tanda
sebagai berikut&
- Dada suda! mengembang
- =ulang iga terli!at lebi! datar
- Sela iga melebar
- aru paru memenu!i rongga dada$ tepi paru
tumpul$ *arna paru mera! muda$ pada
perabaan teraba derik paru$ tes apung paru
positi#$ pada pemeriksaan !istopatologi paru
terli!at al(eoli mengembang$ dan diselaputi
ole! membran !ialin yang terbentuk akibat
kontak dengan oksigen.
ada pemeriksaan sistem perna#asan yang
perlu di*aspadai adala! %ika suda! mulai ter%adi
pembusukan atau sebelumnya suda! perna!
dilakukan resusitasi se!ingga dapat memberikan
!asil positi# palsu.
>ayi dapat pula dipastikan perna! !idup
%ika di dalam saluran pen"ernakan didapatkan
makanan.
Sistem kardio(askuler dapat memberi
petun%uk dengan meli!at #oramen o(ale$ duktus
arteriosus bottali dan arteri/(ena umbili"alis. ada
bayi yang dila!irkan !idup$ seiring dengan
ber#ungsinya sistem perna#asan bayi maka
peredaran dara! bayi akan mengalami peruba!an
sedemikian !ingga #oramen o(ale perla!an akan
menutup dan arteri/(ena umbili"alis serta duktus
arteriosus bottali akan mengalami obliterasi dalam
beberapa minggu.
ada kasus ini didapatkan lambung dalam
keadaan kosong ,tidak ada sisa makanan-. =ali
pusat dan pla"enta dalam keadaan segar ,tidak
membusuk- dan belum mengering.
+al ini menun%ukkan ba!*a bayi mungkin
la!ir mati atau mungkin %uga la!ir !idup tapi
dalam *aktu yang tidak beberapa lama meninggal
dunia. +al ini diperkuat pula dengan masi!
terbukanya #oramen o(ale dan arteri/(ena
umbili"alis serta duktus arteriosus bottali belum
mengalami obliterasi.
ada pemeriksaan sistem perna#asan bayi
ini didapatkan *arna paru mera! muda$ tepi paru
tumpul$ pada irisan yang diperas dalam air
mengeluarkan bui! !alus. Didapatkan sebagian
paru kiri menutupi %antung. =es apung paru
positi#$ semua lobus paru mengapung. +al ini
menun%ukkan ba!*a paru tela! mengembang.
=etapi mengembangnya paru bukanla!
tanda pasti ba!*a bayi la!ir !idup. +al itu !anya
menun%ukkan ba!*a paru perna! berna#as atau
se"ara ekstrim !anya menun%ukkan ba!*a paru
perna! kemasukan udara.
Karena adanya udara dalam paru bisa
ter%adi pada %anin yang berna#as dalam uterus
,(agitus uterinus- yang ter%adi pada *aktu
ketuban pe"a! dan memba*a udara dari luar
masuk ke dalam ra!im. >isa %uga ter%adi pada
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<<
%anin yang bena#as dalam (agina ,(agitus
(aginae-$ atau ba!kan berna#as pada *aktu kepala
%anin keluar dari mulut (agina tapi badan dan
ekstremitas masi! ada dalam %alan la!ir.
Aalu adaka! tanda'tanda lain yang memberi
petun%uk ba!*a bayi dalam kasus ini la!ir !idup)
ada pemeriksaan luar dan dalam ,otopsi-$
didapatkan memar'memar pada kepala dan
resapan dara! didapatkan di ba*a! memar
tersebut. Memar %uga didapatkan di le!er pada
%alur %erat ole! tali pusat. Didapatkan pula *a%a!
yang sembab dan adanya !iperemia disertai
pte"!iae pada kon%ungti(a pelpebra. Se"ara
seder!ana$ tanda tanda ini adala! vital sign yang
!anya ter%adi %ika kekerasan ter%adi pada saat
organ tubu! dalam keadaan !idup.
ada ak!irnya kesimpulan ba!*a bayi ini
la!ir !idup timbul dari #akta ba!*a tidak mungkin
bayi ini la!ir mati.
?ika bayi ini la!ir mati maka tidakla!
mungkin dengan adanya lilitan tali pusat yang
sedemikian erat pada le!er dapat menimbulkan tes
apung paru yang positip pada paru. Dengan
adanya lilitan se%ak dalam ra!im tidakla!
mungkin paru terisi udara karena %alan na#as yang
tertutup erat ole! lilitan tali pusat. Karena itu$
pastila! bayi ini la!ir !idup dan ole! karena
sesuatu !al maka tali pusat dililitkan di le!ernya
dengan erat.
Mengandaikan bayi tersebut la!ir mati dan
seseorang kemudian melilitkan tali pusat pada
le!er bayi yang tela! mati tersebut adala! tidak
masuk akal.
Mengandaikan tali pusat tersebut suda!
terlilit se%ak dalam kandungan %uga sangat tidak
masuk akal$ karena pan%ang sisa tali pusat yang
tidak melilit le!er yang ter!ubung dengan
pla"enta !anyala! 23 "m. Se!ingga dalam kondisi
seperti itu bayi tidak mungkin dapat dila!irkan
karena le!er bayi akan tersangkut dikarenakan
%arak dari pla"enta yang melekat pada dinding
ra!im ke mulut %alan la!ir pastila! %au! lebi!
pan%ang dari 23 "m.
?ika dalam keadaan seperti tersebut di atas
bayi terpaksa dila!irkan maka yang ter%adi adala!
solusio pla"enta$ karena pla"enta tertarik ole! tali
pusat yang melilit le!er. Gang ter%adi adala!
solusio pla"enta totalis karena pan%ang sisa tali
pusat !anyala! 23 "m ,terlalu pendek-.
Solusio pla"enta totalis akan menyebabkan
terputusnya sama sekali !ubungan bayi dengan
ibunya$ bayi akan mati dalam *aktu singkat. ?ika
pengandaian ini diteruskan dan bayi dipaksakan
la!ir spontan per(aginam$ maka suda! pasti la!ir
mati yang pasti akan menun%ukkan tes apung paru
negati#.
Dari #akta'#akta yang tersusun sedemikian
rupa dan saling mengait satu dengan yang lainnya
maka dokter pemeriksa memastikan ba!*a bayi
dalam kasus ini la!ir !idup.
Tanda'tanda pera(atan
=anda'tanda pera*atan dipertanyakan
karena erat sekali dengan tindak pidana yang
mungkin dilakukan tersangka. ?ika didapatkan
tanda'tanda pera*atan berarti tindak pidana
pembunu!an anak tidak mungkin dilakukan$ yang
mungkin adala! pembunu!an atau ba!kan
pembunu!an beren"ana.
=anda'tanda pera*atan pada bayi dapat
dili!at dari tali pusat$ (erniks "aseosa$ dan
pakaian yang dikenakan ole! bayi.
ada bayi yang dira*at akan didapatkan
tali pusat yang suda! dipotong se"ara ta%am$
diikat$ dan pada u%ung potongan dilumuri dengan
antiseptik. ?ika u%ung tali pusat dimasukkan dalam
air maka akan terli!at tepi potongan tali pusat
yang rata.
ada bayi yang dira*at$ (erniks "aseosa
,lemak bayi- akan suda! dibersi!kan$ demikian
pula bekas bekas dara!.
K!usus untuk (erniks "aseosa adala! k!as
ba!*a tidak akan !ilang %ika tidak dengan senga%a
dibersi!kan$ karena si#at lemaknya yang lengket.
Sedemikian !ingga pada bayi yang dibuang di air
pun (erniks "aseosa akan tetap dapat ditemui di
lipatan'lipatan kulit bayi seperti pada lipat pa!a$
lipat le!er dan daera! kulit kepala pada belakang
telinga.
ada kasus ini bayi didapatkan lengkap
dengan pal"enta dan tali pusat yang belum
terpotong. Sedangkan lemak bayi didapatkan di
lipatan pa!a dan le!er. +al ini memastikan ba!*a
bayi ini belum mendapatkan pera*atan.
$erapa lama ba%i tersebut hidup&
>erapa lama bayi !idup di dunia %uga
sangat be!ubungan dengan dugaan tindak pidana
yang mungkin ter%adi.
ada pasal <:2 KU+ tentang pembunu!an
anak terdapat batasan *aktu tindakan yang
men%adi syarat tindak pidana pembunu!an anak
yaitu& 1pada saat dilahirkan atau tidak lama
kemudiaan. Memang tidak di%elaskan berapa
tenggang *aktu yang dimaksud se!ingga
menimbulkan beberapa ta#sir.
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<:
Kalau dikaitkan dengan moti# takut
keta!uan mela!irkan anak maka batas 0tidak lama
kemudian1 itu se!arusnya sampai ada orang lain
mengeta!ui kela!irannya. Ibu !arus
menyembunyikan kela!irannya dari masyarakat di
sekitarnya sebab %ika masyarakat suda! ta!u
ke!amilannya tentunya moti# keta!uan
mela!irkan anak men%adi tidak reliabel. ,Da!lan$
2333-
Fle! karena itu pengertian sesaat setela!
mela!irkan !arusla! diartikan sedemikan rupa
se!ingga tenggang *aktunya !anya berlangsung
dalam tempo yang amat singkat se!ubungan
dengan moti(asi tidak ingin kela!irannya
keta!uan ole! orang lain
Menurut ilmu kebidanan$ suatu kela!iran
dianggap selesai bila pla"enta suda! dila!irkan
se!ingga tidak ada !ubungan lagi antara anak
dengan ibu. Menurut ilmu kedokteran %i*a$ suatu
kela!iran selesai bila si ibu suda! tenang kembali
dari mela!irkan anak. >iasanya kasi! sayang ibu
timbul bila ia suda! mera*at dan menyusui
anaknya. Mengenai apa yang dimaksud dengan
tidak lama kemudian$ *aktunya disera!kan
kepada !akim. ,+amdani$ 2442-
?ika pada bayi didapatkan tanda'tanda
ba!*a bayi perna! !idup dalam *aktu yang lama$
maka dugaan pembunu!an anak mestila!
disingkirkan.
Aama bayi !idup dapat diketa!ui dari
peruba!an peruba!an yang ter%adi pada bayi
setela! dila!irkan.
>ila di dalam lambung dan atau di dalam
duodenum didapatkan udara$ diperkirakan bayi
!anya !idup sesaat sa%a. >ila udara didapatkan
!ingga di usus !alus diperkirakan bayi !idup
!ingga 2'2 %am$ bila didapatkan di kolon
diperkirakan bayi tela! !idup !ingga ;'5 %am$ bila
didapatkan di rektum diperkirakan bayi tela!
!idup !ingga 22 %am.
Mekoneum diperkirakan akan keluar semua
dari saluran pen"ernakan dalam 2: %am setela!
la!ir.
engeringan tali tali pusat pada tempat
melekatnya di tubu! bayi ter%adi dalam *akti 26'
2: %am setela! kela!iran. ada tempat melekatnya
tali pusat di tubu! bayi akan timbul lingkaran
kemera!an dalam *aktu <3'<5 %am. =ali pusat
mengering dan terlepas dalam *aktu 5'6 !ari$
sedangkan bekas tempat melekatnya akan
menyembu! dalam 23'22 !ari.
Setela! bayi la!ir akan ter%adi obliterasi
arteri dan (ena umbilikalis dalam *aktu <': !ari.
Duktus (enosus$ #oramen o(ale dan duktus
arteriosus bottali akan menutup dalam <':
minggu. ada beberapa kasus duktus (enosus$
#oramen o(ale dan duktu arteriosus bottali tidak
menutup sempurna ba!kan !ingga de*asa.
ada bayi dalam kasus ini didapatkan& tali
pusat yang segar$ tidak ada tanda'tanda
pengeringan maupun pembusukan. Aambung yang
berisi udara$ tidak didapatkan makanan dalam
lambung. ada usus besar didapatkan mekoneum.
sedangkan duktus (enosus$ #oramen o(ale dan
duktus arteriosus bottali belum menutup.
Dari tanda tanda tersebut diperkirakan bayi
!anya !idup beberapa saat sa%a$ paling lama kira'
kira 2 %am se%ak dila!irkan.
Pen%ebab kematian ba%i
Untuk memba!as penyebab kematian bayi
dalam kasus ini sebaiknya dimulai dari tanda'
tanda yang didapat pada pemeriksaan luar
maupun pemeriksaan dalam.
ada pemeriksaan luar didapatkan *a%a!
sembab$ pte"!iae didapatkan pada kon%ungti(a
pelpebra$ sianosis pada mukosa bibir$ sianosis
%uga didapatkan pada dan kuku %ari tangan serta
kuku %ari kaki. ada pemeriksaan dalam
didapatkan dara! pada %antung yang !itam dan
en"er$ pembulu! dara! otak yang prominen. +al
!al yang didapatkan tersebut adala! tanda'tanda
as#iksia.
Ba%a! yang sembab dan pte"!iae pada
ko%ungti(a pelbebra disebabkan karena adanya
bendungan dara! pada (ena %ugularis eksterna
dan (ena %ugularis interna pada le!er$ se!ingga
dara! dari kepala melalui (ena ,venus return- sulit
kembali ke %antung.
te"!iae disebabkan ole! peningkatan
tekanan (ena se"ara akut yang kemudian
menyebabkan penggelembungan dan pe"a!nya
dinding (ena peri#er yang tipis k!ususnya pada
(ena'(ena peri#er yang sedikit memiliki %aringan
penyangga seperti kon%ungti(a pelpebra. ,Knig!t$
2442-
Konsekuensi peningkatan tekanan (ena
adala! sembab %aringan yang disebabkan ole!
karena tekanan intra(ena itu sendiri dan
transudasi "airan intra(askuler ke %aringan.
,Knig!t$ 2442-
>endungan ini tidak ter%adi penu! pada
arteri %ugularis karena letak arteri se"ara anatomi
memang lebi! pro#undus dari pada (ena$ se!ingga
aliran dara! ke kepala relati# tidak terganggu.
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<;
Selain itu ada arteri yang sulit terganggu
ole! %eratan %enis apapun karena letaknya se"ara
anatomi yaitu arteri (ertebralis yang melalui
"analis (ertebra "er(ikalis. Meskipun pada bayi
struktur tulang (ertebra "er(ikalis belum
sepenu!nya sempurna seperti pada de*asa
se!ingga "analis arteri (ertebralis !anya berupa
struktur tulang ra*an tetapi kedalaman letak arteri
(ertebralis tersebut menyebabkan relati# aman
dari %eratan.
?enis alat %erat yang digunakan %uga
berpengaru! ter!adap kedalaman tekanan pada
le!er. /lat %erat berpenampang sempit
meng!asilkan tekanan yang besar sedangkan alat
%erat berpenampang lebar meng!asilkan tekanan
yang ke"il. +al ini disebabkan karena besarnya
tekanan berbanding terbalik dengan luas
penampang.
ada kasus ini alat %erat yang digunakan
adala! tali pusat. =ali pusat terdiri dari %aringan
ikat yang di dalamnya terdapat pembulu! dara!.
=ali pusat memiliki konsistensi yang kenyal lunak
serta berpenampang tidak sempit sedemikian
!ingga tekanan yang di!asilkan relati# tidak besar
sedemikian !ingga tidak "ukup besar untuk
menekan arteri.
te"!iae %uga diperberat ole! meningkatnya
permeabilitas pembulu! dara! peri#er sebagai
akibat langsung dari as#iksia.
>endungan (ena'(ena di le!er pada kasus
ini menyebabkan melebarnya (ena (ena di otak.
embulu! dara! arteri pun mengalami
peningkatan tekanan sebagai !asil dari mekanisme
kompensasi dari %antung yang merespon !ipoksia
pada otak dengan meningkatkan stroke (olume.
Sebagaimana diketa!ui ba!*a otak adala! organ
yang mendapat prioritas utama oksigenasi
%aringan. +al tersebut di atas yang menyebabkan
dalam pada otopsi didapatkan pembulu! dara!
otak yang prominen.
Sianosis yang didapatkan pada mukosa
bibir dan kuku disebabkan karena kurangnya
kadar oksigen dan meningkatnya karbondioksida
dalam dara!.
Barna dara! tergantung dari %umla! absolut
oksi!emoglobin ,+bF- dan !emoglobin yang
tereduksi ,redu"ed !aemoglobin- pada eritrosit.
Barna mera! muda yang normal pada kulit yang
teroksigenasi akan beruba! men%adi ungu atau
biru ketika ter%adi kekurangan oksigen. ada
bendungan dara! (ena di le!er$ sianosis ter%adi
karena dara! (ena yang banyak mengandung
!emoglobin yang tereduksi ,redu"ed
!aemoglobin- terbendung dan akan membuat
*arna semakin biru seiring dengan semakin
terakumulasinya dara! (ena. ,Knig!t$ 2442-
?erat pada le!er yang menyumbat %alan
na#as tidak !anya menyebabkan udara tidak dapat
masuk ke paru'paru$ tetapi %uga menyebabkan
udara tidak dapat keluar dari paru paru. Fksigen
yang dibutu!kan untuk perna#asan tidak dapat
masuk ke paru'paru$ sedangkan karbondioksida
yang merupakan sisa metabolisme dalam tubu!
tidak dapat dikeluarkan melalui paru paru. Gang
ter%adi kemudian adala! kurangnya oksigen dan
meningkatnya karbondioksida dalam dara!.
Dara! yang en"er disebabkan ole!
meningkatnya proses #ibrinolisin. +al ini karena
#aktor'#aktor pembekuan yang terletak di luar
pembulu! dara! tidak sempat masuk ke pembulu!
dara! karena proses kematian yang berlangsung
"epat.
ada irisan organ !ati didapatkan
ekstra(asasi dan adanya kongesti organ yang
merupakan tanda klasik dari as#iksia. Seperti tela!
tersebut di atas ba!*a kongesti disebabkan ole!
peningkatan tekanan (ena se"ara akut.
Kongesti sering di!ubungkan dengan
pembengkakan %aringan ,edema- %ika bendungan
pada (ena berlan%ut. Hdema tersebut disebabkan
karena transudasi yang "epat melalui kapiler dan
dinding (ena'(ena ke"i. +ipoksia pada endotel
(askuler diduga keras meningkatkan
permeabilitas dinding pembulu! dara!. ,Knig!t$
2442-
ada pemeriksaan luar %uga didapatkan
memar'memar yang luas pada kepala$ sedangkan
pada pemeriksaan dalam didapatkan resapan
dara! yang luas pula di ba*a! kulit kepala
disertai robeknya sutura parietoo""ipitalis dan
perdara!an subara"!noid berukuran < C 2 "m.
erdara!an subara"!noid tersebut
disebabkan ole! pe"a!nya (ena "erebri superior.
erdara!an tersebut dapat menyebabkan
kematian.
erdara!an di regio kepala pada kasus ini
bisa %adi diperpara! ole! kondisi as#iksia pada
bayi. ada keadaan as#iksia permeabilitas
pembulu! dara! meningkat se!ingga muda!
ter%adi perdara!an. /palagi disertai dengan
adanya bendungan pada (ena dile!er sedemikian
!ingga tekanan pembulu! dara! di kepala akan
meningkat. Dalam kondisi ini trauma ringan sa%a
yang ter%adi di kepala akan menyebabkan
perdara!an yang !ebat.
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<5
)ara kematian ba%i
?ika ditemukan %ena7a! bayi di dalam
kardus$ terbungkus plastik dan diletakkan di
kebun pisang seperti pada kasus ini$ %elas
dipastikan ba!*a peristi*a tersebut tidak *a%ar.
eristi*a yang tidak *a%ar tersebut menyebabkan
timbulnya dugaan ba!*a "ara kematian bayi
adala! tidak *a%ar. Karena %ika kematian bayi
tersebut *a%ar$ mengapa bayi mesti dibuang)
>ayi tersebut ditemukan lengkap dengan
tali pusat dan ple"enta yang mesi! melekat pada
tubu! bayi$ sedangkan tali pusat dalam keadaan
melilit erat di le!er dengan dua setenga! kali
lilitan. ada *a%a! terdapat tanda'tanda kekerasan
tumpul. +al'!al tersebut memperkuat dugaan
kematian tidak *a%ar.
>anyak sekali "ara kematian yang mungkin
ter%adi pada kasus ini. Kemungkinan'
kemungkinan "ara kematian tersebut dapat
disusun$ di"ermati$ di"o"okkan dengan #akta'#akta
yang ditemukan dan dianalisa seberapa mungkin
perkiraan'perkiraan tersebut dapat ter%adi.
Sebenarnyala! !al ini bukan ke*a%iban
dokter$ melainkan tugas penyidik$ tetapi tidak
sala! kalau seorang dokter mengerti sedikit
banyak tentang kriminologi. >a!kan %ika seorang
dokter di!adirkan ole! penyidik ke tempat
ke%adian perkara ,=K- dokter dapat memberikan
pendapat pada penyidik tentang "ara kematian.
Dalam kasus ini dokter tidak dapat
menentukan pasti "ara kematian karena dokter
tidak datang ke =K. ?ika penyidik bertanya
tentang kemungkinan'kemungkinan "ara kematian
bayi maka dokter dapat men%elaskan
kemungkinan'kemungkinan sa%a berdasar !al !al
yang ditemukan pada pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam.
Dalam kasus ini "ara kematian dengan %erat
adala! yang paling mungkin karena didapat tanda'
tanda as#iksia dan didapatkan tali pusat yang
masi! melilit erat di le!er yang tidak mungkin
terlilit dengan sendirinya.
Didapatkannya memar di pipi kiri bayi bisa
%adi membuat adanya dugaan tela! ter%adi upaya
pembekapan pada bayi$ tetapi dengan dan
bagaimana pembekapan itu ter%adi tidak bisa
ditentukan.
+al yang menyebabkan trauma di kepala
sulit diketa!ui dokter$ dokter !anya dapat
mengatakan ba!*a tela! ter%adi trauma tumpul di
kepala bayi
Tindak pidana %ang mungkin terjadi
?ika dokter diminta untuk melakukan
pemeriksaan$ baik pemeriksaan luar dan atau
pemeriksaan dalam atas %ena7a! bayi yang diduga
korban tindak pidana$ memang sebenarnya dokter
tidak perlu terlalu mempersoalkan tindak pidana
apa yang menimpa bayi tersebut. /paka! yang
ter%adi pembunu!an anak atau pembunu!an anak
beren"ana atau pembunu!an biasa atau apapun$
!al itu adala! men%adi tugas pokok penegak
!ukum$ bukan tugas dokter.
=ugas pokok dokter dalam masala! ini
!anyala! menyingkap bukti'bukti medik terkait
upaya menbantu penegak !ukum membuat terang
suatu perkara.
=etapi meskipun demikian pengeta!uan
tentang dasar'dasar !ukum pidana perlu dimiliki
agar dokter tidak sekedar men%adi IalatJ yang
digunakan ole! penegak !ukum$ melainkan dokter
bisa men%adi pribadi utu! yang memiliki pendapat
dan ta!u betul atas dasar apa dia melaksanakan
tugas dari penegak !ukum tersebut.
ada kasus ini tindak pidana yang perlu
mendapat per!atian adala!&
2. embunu!an anak$ ter"antum dalam pasal <:2
KU+&
Seorang ibu yang karena takut akan keta!uan
mela!irkan anak$ pada saat dila!irkan atau tidak
lama kemudian$ dengan senga%a merampas nya*a
anaknya$ dian"am karena membunu! anak sendiri$
dengan pidana pen%ara paling lama tu%u! ta!un.
2. embunu!an anak beren"ana$ ter"antum
dalam pasal <:2 KU+&
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang
ditentukan karana takut akan keta!uan mela!irkan
anak$ pada saat dila!irkan atau tidak lama
kemudian$ dengan senga%a merampas nya*a
anaknya$ dian"am karena melakukan
pembubunu!an anak sendiri dengan ren"ana$
dengan pidana pen%ara paling lama sembilan ta!un.
<. embunu!an terkait dengan pembunu!an
anak atau pembunu!an anak beren"ana $
ter"antum dalam pasal <:< KU+&
>agi orang lain yang turut serta melakukan
ke%a!atan yang diren"anakan dalam pasal <:2 dan
pasal <:2 KU+ diartikan sebagai pembunu!an
atau pembunu!an beren"ana.
ada kasus ini kemungkinan pembuangan
bayi sebagaimana ter"antum dalam pasal <36
KU+ adala! tidak mungkin karena dalam kasus
ini ditemukan tanda tanda kekerasan yang
menyebabkan kematian$ pada!al kasus
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<7
pembuangan anak !anyala! dapat dikenakan pada
ibu yang I!anya membuang bayinyaJ agar terlepas
tanggung %a*abnya$ tanpa disertai usa!a untuk
membunu!.
enyembunyian kematian atau kela!iran
,la!ir mati kemudian dibuang- sebagaimana
ter"antum dalam pasal 262 KU+ lebi! tidak
mungkin lagi karena ada bukti'bukti kuat ba!*a
bayi dalam kasus ini la!ir !idup.
=indak pidana yang paling mungkin dalam
kasus ini adala! pembunu!an anak ,pasal <:2
KU+-$ pembunu!an anak beren"ana ,pasal <:2
KU+-$ pembunu!an terkait dengan pembunu!an
anak atau pembunu!an anak beren"ana ,pasal <:<
KU+-. >isa %uga merupakan pembunu!an biasa
,pasal <<6 dan <<4 KU+-$ dan pembunu!an
beren"ana ,pasal <:3 KU+-
=indak pidana dalam kasus ini termasuk
pembunu!an anak %ika yang melakukan adala!
ibu kandung bayi tersebut dan dilakukan atas
moti(asi malu keta!uan kalau mela!irkan anak
dan pembunu!an tersebut dilakukan pada saat
mela!irkan atau tidak lama sesuda!nya. =ermasuk
pembunu!an anak %ika ibu kandung tersebut
terbukti meren"anakan tindakan pembunu!an
tersebut.
>isa dimasukkan dalam tindak pidana
pembunu!an biasa %ika misalnya yang melakukan
pembunu!an adala! aya! bayi tersebut dengan
moti(asi tidak siap atau malu diketa!ui %ika punya
anak atau punya anak lagi$ %ika tindakan tersebut
dilakukan dengan ren"ana maka dimasukkan
dalam pembun!an beren"ana.
>isa %uga dimasukkan dalam pembunu!an
beren"ana %ika dalam kasus ini yang melakukan
pembunu!an bukanla! ibu kandung bayi$ misal
dilakukan ole! penolong persalinan dengan
moti(asi tertentu dan diren"anakan terlebi!
da!ulu ba!kan tanpa sepengeta!uan ibu bayi
tersebut.
=etapi seperti tersebut di atas ba!*a
keputusan tentang ma"am tindak pidana yang
ter%adi dalam kasus ini bukanla! tugas dokter$
melainkan tugas penegak !ukum. Dalam
persidangan$ keputusan !akim berdasar pada
minimal dua alat bukti yang sa! yang dapat
membuat !akim yakin.
Kesimpulan
ada kasus dugaan pembunu!an anak$
pemeriksaan pada tersangka di#okuskan pada&
identi#ikasi$ tanda'tanda baru mela!irkan anak$
berapa lama tela! mela!irkan anak$ tanda'tanda
partus pre"ipitatus$ dan pemeriksaan
!istopatologi. emeriksaan pada bayi di#okuskan
pada& identi#ikasi$ (iabilitas$ bayi tersebut la!ir
!idup atau la!ir mati)$ tanda'tanda pera*atan$
*aktu kela!iran$ "ara dan sebab kematian$ dan
tindak pidana yang mungkin ter%adi.
+arus dibuktikan ba!*a tersangka adala!
ibu kandung korban ,bayi yang ditemukan-.
Identi#ikasi menggunakan sidik %ari D./ perlu
dipertimbangkan.
*aran
erlu disepakati metode dan prosedur
identi#ikasi korban dan tersangka pada kasus
dugaan pembunu!an anak.
Da#tar Pustaka
KKKKKK,2337- In#anti"ide in +istory.
***.*ikipedia.org/*iki/in#anti"ide
diakses 2 Februari 2337
KKKKKK ,2337- +omi"ide =rends in US$ >ereau o#
?usti"e Stati"ti" ***.o%p. usdo%.go*/b%s.
diakses 2 Februari 2337
/puranto$ +. ,2323-. /sp!yCia$ dalam >uku /%ar
Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal$ Hdisi 7$ eds. +ariadi /.$
+oediyanto. Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Uni(ersitas /irlangga$
Surabaya p. 54 46.
/puranto$ +. ,2323-. Auka /kibat >enda =umpul$
dalam >uku /%ar Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikoegal. Hdisi 7$ eds.
+ariadi /.$ +oediyanto. Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran Uni(ersitas /irlangga$
Surabaya p. <5 :;.
Da!lan$ S. ,2333- Ilmu Kedokteran Ke!akiman
edoman >agi Dokter dan enegak
+ukum. >adan enerbit Uni(ersitas
Diponegoro$ Semarang.
D!arma$ +M.$ et al ,2462-. /sp!yCia. Indra
ress$ Surabaya.
+amdani$ .. ,2442- Ilmu Kedokteran Ke!akiman.
Hd 2. @ramedia ustaka Utama$ ?akarta.
+am7a!$ / ,233:-. KU+ L KU+/. Rineka
Mipta$ ?akarta.
+ayes$ F>. ,2337- !ilosop!er on /bortion and
In#anti"ide. ***.ul.ie/p!ilos
/(ol2/lim2.!tml diakses 2 Feb 2337
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322
<6
+oediyanto ,2323-. embunu!an /nak
,In#anti"ide- dalam >uku /%ar Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
Hdisi 7$ eds. +ariadi /.$ +oediyanto.
Surabaya& Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran Uni(ersitas /irlangga$
Surabaya p. <32 <23.
Idris$ /. M. ,2447- edoman Ilmu Kedokteran
Forensik. >inarupa /ksara$ ?akarta.
Knig!t$ > ,2442-. Forensi" at!ology. Hd*ard
/rnold$ Aondon
Mason$ ?K. ,244<- =!e at!ology o# =rauma.
Hd*ard /rnold$ Aondon
.otosu!ard%o$ I.$ Kartika$ ,2462-. =rauma
Komplikasi dan Sebab Sebab Kematian.
Indra ress$ Surabaya.
Sobotta$ ?. ,2464- /tlas /natomi Manusia. ed. 24$
Hd. /d%i Darma. enerbit >uku Kedokteran
H@M$ ?akarta.
Standley$ >H. ,2337- 0In#anti"ide.1
***.studio"lub."om/in#anti"ide2 diakses 2
Februari 2337
?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322

Anda mungkin juga menyukai