Disertai Kekerasan Tumpul Pada Kepala Warih Wilianto, Hariadi Apuranto Dept./Inst. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unair RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstrak embunu!an anak adala! pembunu!an bayi ole! ibu kandung pada saat bayi dila!irkan atau sesaat sesuda!nya dengan alasan takut keta!uan tela! mela!irkan bayi tersebut. embunu!an anak sering dilakukan dengan "ara yang menyebabkan as#iksia seperti pen"ekikan$ pen%eratan$ dan pembekapan$ kekerasan benda tumpul dan ta%am %arang ditemukan. ada kasus dugaan pembunu!an anak$ pemeriksaan pada tersangka di#okuskan pada& identi#ikasi$ tanda'tanda baru mela!irkan anak$ berapa lama tela! mela!irkan anak$ tanda'tanda partus pre"ipitatus$ dan pemeriksaan !istopatologi. emeriksaan pada bayi di#okuskan pada& identi#ikasi$ (iabilitas$ bayi tersebut la!ir !idup atau la!ir mati)$ tanda'tanda pera*atan$ *aktu kela!iran$ "ara dan sebab kematian$ dan tindak pidana yang mungkin ter%adi. +arus dibuktikan ba!*a tersangka adala! ibu kandung korban ,bayi yang ditemukan-. Identi#ikasi menggunakan sidik %ari D./ perlu dipertimbangkan. Dilaporkan kasus dugaan pembunu!an anak dengan %erat menggunakan tali pusat disertai kekerasan tumpul di kepala. Suatu kasus yang %arang ter%adi. Kata Kunci: Pembunuhan anak, jerat tali pusat, kekerasan tumpul Pendahuluan Manusia di"iptakan sempurna$ paling mulia dari seluru! "iptaan. Satu !al yang membuatnya sempurna adala! ba!*a manusia itu berke!endak. Karena berke!endak itula! manusia memiliki sisi' sisi ekstrim dari tindakan menurut standar etika$ dikenal suatu istila!& 0sebaik baiknya sesuatu$ tak ada yang lebi! baik dari yang ada pada manusia$ tapi pun se%elek %eleknya sesuatu tak ada yang lebi! %elek dari yang ada pada manusia.1 ada sisi ekstrim itula! manusia mampu melakukan !al yang tidak perna! di%umpai pada mamalia yang paling ganas sekalipun$ membunu! anak kandungnya sendiri. Dari 23.456 kasus #orensik ,%ena7a! yang dikirim dengan dugaan kematian tidak *a%ar- yang diterima Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU Dr. Soetomo Surabaya se%ak ta!un 2333 2334$ terdapat 222 ,2$328- kasus %ena7a! bayi yang dikirim dengan dugaan pembunu!an$ pembunu!an anak$ penelantaran dan beberapa dengan S9R ,Surat ermintaan 9isum et Repertum- yang tidak men"antumkan dugaan penyidik. Dari 222 bayi tersebut$ menurut !asil otopsi 46 bayi dinyatakan (iabel dan 2: bayi tidak (iabel. Dari 46 yang (iabel tersebut$ 5 bayi dengan tanda'tanda pera*atan$ sedangkan 42 bayi tanpa tanda'tanda pera*atan. Dengan demikian berarti dapat diduga 222 bayi tersebut& 42 ,62$2:8- bayi dengan dugaan pembunu!an anak$ 2: ,22$;38- bayi dengan dugaan !asil abortus$ 5 ,;$<;8- kasus dengan dugaan penelantaran atau pembunu!an biasa. 42 ,3$6<8- kasus dugaan pembunu!an anak dari 23.456 kasus #orensik memang se"ara prosentase !anya sedikit. =api ba!*a dalam 23 ta!un terak!ir ada 42 ibu kandung yang diduga tega meng!abisi nya*a anak kandungnya sendiri bukanla! !al yang bisa dimaklumi. Di /merika Serikat dilaporkan ba!*a pada ta!un 246< terdapat lebi! dari 533 kasus pembunu!an anak$ dan dalam kurun *aktu ta!un 2462 2467 kasus pembunu!an anak yang ter%adi adala! 2$2 8 dari seluru! kasus pembunu!an yang dilaporkan. ,Standley$ 2337- ada makala! ini dilaporkan kasus dugaan pembunu!an anak dengan %erat menggunakan tali pusat disertai kekerasan tumpul di kepala. Suatu kasus yang %arang ter%adi. Laporan Kasus Dikirim ole! penyidik %ena7a! bayi dengan disertai Surat ermintaan 9isum et Repertum. >ayi tersebut diduga meninggal karena pembunu!an. >ayi tersebut didapatkan lengkap dengan pal"enta dan tali pusat yang masi! melekat pada tubu! di kebun pisang dalam tas kresek. ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 26 emeriksaan luar dan dalam dilakukan segera setela! bayi diterima. @ambar 2& >ayi lengkap dengan pla"enta dan tali pusat yang masi! menempel. Pemeriksaan Luar a. ?ena7a! bayi laki'laki$ pan%ang badan ;3 "m$ berat badan 2533 gram$ kulit puti!$ tali pusat dan pla"enta lengkap belum terpisa! dari bayi$ keadaan gi7i "ukup. =idak didapatkan kelainan ba*aan. 9erni"k "aseosa didapatkan di lipatan pa!a$ lipatan lutut$ dan ketiak. =idak didapatkan tanda pembusukan. b. ?ena7a! terletak di dalam tas plastik *arna puti!$ tas plastik diletakkan di dalam kotak kardus mie instan. %ena7a! tidak mengenakan pakaian ". ?ena7a! berlabel dan tidak bersegel. d. Aebam mayat didapatkan pada dada$ perut$ tangan bagian depan dan kepala$ kaku mayat sebagian @ambar 2& emeriksaan Kepala dan Ae!er. >entuk kepala asimetris$ rambut lurus !itam$ keliling #ronto o""ipital <5 "m. *a%a! sembab$memar di pipi kiri$ !ematoma pada regio parietalis kiri. dan temporalis kiri$ bentuk mulut normal$ bibir *arna mera! ke!itaman$ mukosa mulut mera!$ e. Kepala& ,2- >entuk& asimetris. rambut& lurus$ *arna !itam$ pan%ang rambut 2 "m. diameter melalui #rontal ' o""ipital <5 "m. Ba%a! nampak sembab. ,2- Didapatkan !ematoma pada regio parietalis kiri berukuran : C 7 "m. dan pada regio temporalis kiri berukuran < C : "m. ,<- Mata& mata kanan dan kiri& kon%ungti(a mera!$ kornea mata keru!$ diameter pupil 3$< "m$ bentuk bulat. ada kelopak mata kiri sebela! atas didapatkan memar berukuran 3$6 C 3$< "m. ,:- +idung& Simetris$ tidak terdapat kelainan. ,;- Mulut& bentuk normal$ bibir *arna mera! ke!itaman$ mukosa mulut mera!$ mulut terbuka$ u%ung lida! terli!at$ lida! di atas gusi$ *arna mera! kebiruan$ gigi& belum tumbu!. ,5- =elinga& tidak ada kelainan$ *arna mera! kebiruan. ,7- Da!i& Da!i kiri lebi! menon%ol. =erdapat bintik bintik ber*arna mera! dengan ukuran 3$2 3$< "m ,6- ipi& ipi kanan& didapatkan *arna ke!i%auan ukuran ; "m kali satu setenga! "m. ipi kiri& didapatkan daera! *arna mera! kebiruan ukuran 2 D < "m ,4- Dagu& didapatkan memar di dagu sebela! kiri ukuran 2 C 2 "m. @ambar <& Ailitan erat tali pusat di le!er #. Ae!er& didapatkan lilitan tali pusat 2$; kali lilitan$ setela! lilitan dilepas terdapat alur %erat dengan tanda intra (ital. g. Dada& simetris$ didapatkan lebam mayat !ampir seluru! permukaan dada ke"uali daera! tenga! dada bekas alur tali pusat. !. erut& *arna pu"at bekas alur tali pusat$ terdapat bintik bintik ber*arna mera! dengan ukuran berkisar 3$2 3$< "m pada perut kanan$ terdapat tali pusat yang masi! melekat di perut lengkap dengan pla"enta$ tali pusat melilit di le!er dengan 2$; kali lilitan ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 24 erat$ pan%ang tali pusat dari pusat ke le!er 25 "m$ pan%ang tali pusat dari le!er ke ari'ari 23 "m$ terdapat luka terbuka !ampir memotong tali pusat pada < "m dari pusat dengan tepi rata$ pan%ang 2 "m. i. unggung& memar di punggung kanan ba*a! ukuran 2 C 2 "m. %. /nggota gerak atas& terdapat bintik bintik ber*arna mera! dengan ukuran ber(ariasi antara 3$2 3$< "m pada telapak dan punggung tangan serta separu! lengan ba*a! anggota gerak sebela! kanan depan. @ambar :& luka ta%am pada tali pusat k. /nggota gerak ba*a!& terdapat bintik'bintik mera! dengan ukuran ber(ariasi antara 3$2 3$< "m dari lutut sampai mata kaki. l. /lat kelamin luar& belum dik!itan$ bua! 7akar ada dua. =idak didapatkan kelainan dan tidak didapatkan tanda'tanda kekerasan. m. Dubur& tidak didapatkan kelainan dan tidak didapatkan tanda'tanda kekerasan. Pemeriksaan Dalam a. Rongga dada ,2- >entuk barrel "!est$ %aringan ba*a! kulit$ otot$ sternum dan tulang kosta tidak didapatkan kelainan dan tidak didapatkan tanda'tanda kekerasan. ,2- Rongga dada tidak ada perlekatan$ dia#ragma kanan pada sela iga ;$ dia#ragma kiri pada sela iga ;. ,<- ?antung konsistensi lunak$ *arna mera! tua$ 2; gram$ ukuran %antung <$; C < C 2 "m. Dara! !itam en"er. Foramen o(ale terbuka meng!ubungkan atrium kanan dan atrium kiri. Du"tus arteriosus bottali terbuka meng!ubungkan (entrikel kanan dengan aorta. ,:- aru& krepitasi ,E-$ *arna mera! muda$ tepi paru tumpul$ pada irisan yang diperas dalam air didapatkan bui! !alus. Saluran perna#asan tidak didapatkan kelainan. aru kanan berat :3 gram ukuran 6 C : C 2$; "m. aru kiri sebagian menutupi %antung$ berat <; gram ukuran 7 C <$; C 2$; "m.$ b. Rongga erut ,2- ?aringan ba*a! kulit$ otot$ selaput dinding tidak didapatkan kelainan. ,2- +ati *arna mera! ke!itaman$ permukaan li"in$ tepi ta%am$ konsistensi kenyal$ berat 233 gram$ ukuran 2< C 7 C 2$; "m.$ pada irisan didapatkan ekstra(asasi dara!. ,<- Aimpa *arna mera! ke!itaman$ permukaan li"in$ konsistensi lunak$ berat 23 gram$ ukuran ; C 2 C 2 "m.$ pada irisan tak didapatkan kelainan. ,:- ankreas *arna mera! pu"at$ pada konsistensi lunak$ berat < gram$ ukuran :$; "m.$ pada irisan tidak didapatkan kelainan. ,;- ada lambung tidak didapatkan makanan. Aambung mengapung dalam air. ,5- Usus !alus pan%ang <:< "m.$ selaput lendir tidak didapatkan kelainan. ,7- Usus besar pan%ang 57 "m.$ didapatkan mekoneum$ selaput lendir tidak didapatkan kelainan. ,6- @in%al kanan dan kiri permukaan li"in$ konsistensi lunak$ berat masing'masing 23 gram$ ukuran masing'masing : C 2 "m dan ; C 2 "m.. ,4- >ua! 7akar tidak didapatkan kelainan. @ambar ;& Resapan dara! pada %aringan ba*a! kulit kepala ". Kepala ,2- ?aringan ba*a! kulit kepala terdapat bekuan dan resapan dara! sepan%ang regio parietalis kiri !ingga regio o""ipitalis berukuran ; D 23 "m. dan regio #rontalis bagian kiri berukuran < D ; "m. ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <3 ,2- /tap tengkorak dan dasar tengkorak terpisa! diantara sutura. =erdapat robekan pada sutura parietoo""ipitalis sepan%ang 6 "m. @ambar 5& Robekan sutura parietoo""ipitalis ,<- Robekan pada duramater di ba*a! sutura perietoo""ipitalis. =erdapat perdara!an subdural pada !emis#er kiri belakang seluas ; D ; "m. =erdapat perdara!an subara"!noid pada !emis#ere kiri belakang berukuran < D 2 "m. ,:- Didapatkan pembulu! dara! otak prominen. ?aringan otak tidak ada kelainan$ berat otak besar dan otak ke"il <;3 gram$ konsistensi lunak. d. Ae!er& ada %aringan ba*a! kulit le!er di sepan%ang alur lilitan tali pusat didapatkan resapan dara!. Pemeriksaan Tambahan a. =es apung paru& positi#. b. Inti penulangan& terdapat inti penulangan di kalkaneus$ talus$ distal #emur dan proksimal tibia. ". =es golongan dara!& 3 Kesimpulan Pada isum et !epertum 2. ?ena7a! bayi ber%enis kelamin laki laki$ usia bayi "ukup bulan dalam kandungan$ perna! berna#as. 2. ada pemeriksaan luar& Didapatkan tanda' tanda mati lemas. Didapatkan tali pusat yang men%erat erat pada le!er$ didapatkan alur %erat pada le!er. Didapatkan luka memar luas di kepala bagian belakang akibat persentu!an dengan benda tumpul. =idak didapatkan tanda'tanda pera*atan. =idak didapatkan tanda'tanda pembusukan. <. ada pemeriksaan dalam& Didapatkan paru' paru tela! mengembang sempurna$ Aambung terisi udara. Didapatkan resapan dara! di !ampir seluru! %aringan ba*a! kulit kepala. Didapatkan resapan dara! pada %aringan ba*a! kulit le!er sepan%ang alur %erat. Didapatkan robekan pada %aringan peng!ubung tulang kepala bagian belakang ,sutura parietooccipitalis-$ didapatkan perdara!an di ba*a! selaput tebal otak dan di ba*a! selaput laba laba otak. :. >ayi meninggal dunia karena mati lemas ole! karena %eratan tali pusat pada le!er dan perdara!an di ba*a! selaput laba'laba otak karena persentu!an dengan benda tumpul. Pembahasan ada kasus dugaan pembunu!an anak$ pemeriksaan ole! dokter bisa %adi dilakukan pada tersangka ,ibu kandung bayi-. ?ika pemeriksaan ini dilakukan maka akan di#okuskan pada& identi#ikasi$ tanda'tanda baru mela!irkan anak$ berapa lama tela! mela!irkan anak$ tanda tanda partus pre"ipitatus$ dan pemeriksaan !istopatologi. =anda tanda baru mela!irkan anak dapat dili!at dari& Robekan baru pada alat kelamin$ ostium uteri dapat dile*ati u%ung %ari$ keluarnya dara! dari ra!im$ ukuran ra!im$ payudara yang mengeluarkan air susu$ !iperpigmentasi aerola mamma$ peruba!an *arna striae gra(idarum dari mera! men%adi puti!. ,+oediyanto$ 2323- >erapa lama tela! mela!irkan dapat dili!at dari& ukuran ra!im yang dalam 2'< minggu kembali ke ukuran semula$ peruba!an *arna geta! ni#as$ dan dera%at kesembu!an luka di %alan la!ir. =anda'tanda partus pre"ipitatus dapat dili!at dari robekan tak teratur pada %alan la!ir$ bisa ter%adinya in(ersio uteri$ adanya robekan pada tali pusat$ dan adanya luka di kepala akibat persentu!an tumpul. ada kasus ini pemeriksaan'pemeriksaan pada tersangka tidak dilakukan kerena penyidik tidak menga%ukan seorang pun tersangka. enyidik !anya mengirim %ena7a! bayi sa%a. Karena itu pemeriksaan !anya dilakukan pada %ena7a! bayi sa%a. emeriksaan pada %ena7a! bayi dalam kasus ini di#okuskan pada& identi#ikasi bayi$ (iabilitas bayi$ bayi tersebut la!ir !idup atau la!ir mati)$ tanda'tanda pera*atan$ *aktu kela!iran$ "ara kematian$ penyebab kematian bayi dan tindak pidana apa sa%a yang mungkin ter%adi. ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <2 "denti#ikasi $a%i Identi#ikasi adala! !al pertama yang !arus dilakukan pada setiap kasus #orensik$ baik pada korban !idup ataupun korban mati. ada kasus dugaan pembunu!an anak$ ibu korban adala! tersangka utama. +arus dibuktikan ba!*a tersangka adala! ibu kandung bayi yang ditemukan sebagai korban$ se!ingga men"ari kesesuaian identitas antara bayi dan tersangka adala! penting. Identi#ikasi pada bayi tidak banyak berbeda dengan identi#ikasi pada orang de*asa. =etapi beberapa !al se!ubungan dengan ukuran tubu! terkait perkembangan se"ara antropologi raga*i membedakan identi#ikasi bayi dengan orang de*asa$ sedemikian !ingga "iri'"iri #isik pada bayi !ampir tidak membantu untuk men"ari kesesuaian antara bayi dan tersangka. ada kasus ini diambil sampel dara! untuk pemeriksaan golongan dara!. Didapatkan golongan dara! bayi F. emeriksaan golongan dara! dalam kasus ini !anyala! bersi#at menyingkirkan tersangka$ bukan menetapkan tersangka. Seorang bergolongan dara! F tidak mungkin memiliki orang tua bergolongan dara! />. =etapi bukan bersarti %ika tersangka bergolongan dara! /$ >$ atau F langsung bisa ditetapkan %adi pelakunya. ?adi pemeriksaan golongan dara! dalam kasus ini minimal sekali kegunaannya$ apalagi tersangkanya %uga tidak ada. enggunaan metode DNA finger printing untuk kepentingan ideni#ikasi perlu dipertimbangkan pada kasus dugaan pembunu!an anak. =api apala! artinya identi#ikasi pada kasus ini %ika tersangka tidak di!adapkan ole! penyidik) Memang identi#ikasi pada kasus ini tidak banyak berguna$ lagipula metode D./ #inger printing untuk identi#ikasi tidak dapat dilakukan %ika tidak ada tersangka sebagai pembanding. ermasala!an lain %ika dilakukan pemeriksaan D./ adala!& siapa yang akan menanggung biayanya pemeriksaan tersebut) erlu diketa!ui pemeriksaan D./ untuk identi#ikasi memerlukan biaya yang tidak sedikit. Gang paling mungkin dan praktis serta mura! yang dapat dilakukan adala! mengambil sebagian %aringan dari tubu! bayi untuk disimpan dalam %angka *aktu tidak ditentukan. Sampel %aringan ini akan digunakan untuk pemeriksaan D./ %ika suda! ada tersangka dan ada pi!ak yang menanggung biaya pemeriksaan tersebut. Sampel %aringan yang dian%urkan adala! %aringan tulang bayi karena tulang adala! %aringan yang paling ta!an lama dengan metode penga*etan yang paling seder!ana sekalipun. iabilitas $a%i ada !akekatnya menentukan (iabilitas bayi sama artinya dengan melakukan penilaian ter!adap tingkat kemampuan bayi untuk dapat memperta!ankan !idupnya di luar kandungan tanpa peralatan k!usus. ,Da!lan$ 2333- Seorang bayi dikatakan (iabel %ika bayi tersebut dapat !idup di luar kandungan tanpa mendapat pera*atan dari peralatan k!usus. Syarat bayi (iabel iala!& - Usia dalam kandungan lebi! dari 26 minggu. - an%ang badan diukur dari pun"ak kepala !ingga tumit lebi! dari <; "m. - >erat badan lebi! dari 2;33 gr. - Aingkaran kepala$ sircumferensia fronto-oksipitalis lebi! dari <2 "m. - =idak didapatkan kelainan ba*aan yang berat. ,+amdani$ 2442- ada kasus ini didapatkan bayi dengan berat badan 2.533 gr. an%ang badan ;3 "m. diameter #ronto o""ipital <4 "m. ada pemeriksaan luar tidak didapatklan kelainan ba*aan. Usia bayi dalam kandungan dapat ditentukan dari adanya inti penulangan pada lokasi'lokasi tertentu. Dari adanya inti penulangan di distal #emur dan proksimal tibia serta suda! turunnya skrotum maka dapat disimpulkan ba!*a bayi ini "ukup bulan. Umur dalam kandungan dapat %uga diperkirakan melalui rumus +aase$ diketa!ui ba!*a perkiraan umur bayi dengan pan%ang badan ;3 "m adala! 23 bulan. Umur bayi dalam kandungan %uga dapat diperkirakan dengan menilai pertumbu!an organ'organ tubu!. >erdasar lengkap dan sempurnanya pertumbu!an organ organ bayi pada kasus ini$ umur bayi diperkirakan 7 bulan atau lebi!. Dengan demikian berdasarkan terpenu!inya syarat'syarat (iabilitas$ bayi dalam kasus ini dapat dikatakan (iabel. ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <2 $a%i tersebut lahir hidup atau lahir mati& ada emeriksaan %enaa7a! bayi yang baru la!ir$ di!arapkan dapat dibedakan bayi tersebut la!ir !idup atau la!ir mati. >ila bayi la!ir mati maka kasus tersebut bukan kasus pembunu!an$ atau kasus penelantaran anak !ingga menyebabkan kematian. ?ika bayi la!ir mati$ ibu bayi !anya dapat dikenakan tuntutan menyembunyikan kela!iran atau kematian seseorang. Untuk mengeta!ui bayi la!ir !idup atau la!ir mati$ !arus diketa!ui da!ulu de#inisi bayi la!ir !idup dan de#inisi bayi la!ir mati. >ayi dikatakan la!ir !idup bila setela! bayi terpisa! lengkap/sama sekali dari ibu$ menun%ukkan tanda tanda ke!idupan seperti& %antung akti#$ perna#asan$ pergerakan anggota tubu!$ menangis dan sebagainya. Sedangkan la!ir mati iala! keadaan bila setela! bayi terpisa! lengkap/sama sekali dari si ibu$ tidak berna#as atau menun%ukkan tanda'tanda ke!idupan lain. ,+oediyanto$ 2323- De#inisi lain mengatakan& Aa!ir !idup adala! tiap !asil konsepsi yang tanpa memandang masa !amil setela! dila!irkan spontan atau tidak$ masi! atau tidak lagi ber!ubungan dengan pla"enta$ dapat berna#as atau menun%ukkan ge%ala !idup lain$ misalnya denyut %antung atau tali pusat$ kontraksi otot otot. Sedangkan la!ir mati adala! tiap !asil konsepsi dengan masa 26 minggu atau lebi!$ yang sebelumnya la!ir spontan atau tidak$ tela! meninggal dunia. ,Idris$ 2447- ?ika !anya berdasar de#inisi'de#inisi la!ir !idup dan la!ir mati diatas$ memang rasanya sulit bagi dokter yang melakukan otopsi untuk menentukan bayi la!ir !idup atau la!ir mati. Karena dokter !anya memeriksa %ena7a!$ dokter tidak menunggui proses kela!iran bayi tersebut. =etapi ada !al !al yang ter%adi pada bayi !idup dan !al'!al tersebut meninggalkan %e%aknya pada %ena7a! bayi. Dalam rangka itu$ yang perlu dilakukan dokter adala! melakukan pemeriksaan ter!adap sistem perna#asan$ sistem pen"ernakan$ tunggul ,potongan- tali pusat$ dan sistem kardio(askuler. ,Da!lan$ 2333- ada bayi yang sistem perna#asannya perna! ber#ungsi akan didapatkan tanda'tanda sebagai berikut& - Dada suda! mengembang - =ulang iga terli!at lebi! datar - Sela iga melebar - aru paru memenu!i rongga dada$ tepi paru tumpul$ *arna paru mera! muda$ pada perabaan teraba derik paru$ tes apung paru positi#$ pada pemeriksaan !istopatologi paru terli!at al(eoli mengembang$ dan diselaputi ole! membran !ialin yang terbentuk akibat kontak dengan oksigen. ada pemeriksaan sistem perna#asan yang perlu di*aspadai adala! %ika suda! mulai ter%adi pembusukan atau sebelumnya suda! perna! dilakukan resusitasi se!ingga dapat memberikan !asil positi# palsu. >ayi dapat pula dipastikan perna! !idup %ika di dalam saluran pen"ernakan didapatkan makanan. Sistem kardio(askuler dapat memberi petun%uk dengan meli!at #oramen o(ale$ duktus arteriosus bottali dan arteri/(ena umbili"alis. ada bayi yang dila!irkan !idup$ seiring dengan ber#ungsinya sistem perna#asan bayi maka peredaran dara! bayi akan mengalami peruba!an sedemikian !ingga #oramen o(ale perla!an akan menutup dan arteri/(ena umbili"alis serta duktus arteriosus bottali akan mengalami obliterasi dalam beberapa minggu. ada kasus ini didapatkan lambung dalam keadaan kosong ,tidak ada sisa makanan-. =ali pusat dan pla"enta dalam keadaan segar ,tidak membusuk- dan belum mengering. +al ini menun%ukkan ba!*a bayi mungkin la!ir mati atau mungkin %uga la!ir !idup tapi dalam *aktu yang tidak beberapa lama meninggal dunia. +al ini diperkuat pula dengan masi! terbukanya #oramen o(ale dan arteri/(ena umbili"alis serta duktus arteriosus bottali belum mengalami obliterasi. ada pemeriksaan sistem perna#asan bayi ini didapatkan *arna paru mera! muda$ tepi paru tumpul$ pada irisan yang diperas dalam air mengeluarkan bui! !alus. Didapatkan sebagian paru kiri menutupi %antung. =es apung paru positi#$ semua lobus paru mengapung. +al ini menun%ukkan ba!*a paru tela! mengembang. =etapi mengembangnya paru bukanla! tanda pasti ba!*a bayi la!ir !idup. +al itu !anya menun%ukkan ba!*a paru perna! berna#as atau se"ara ekstrim !anya menun%ukkan ba!*a paru perna! kemasukan udara. Karena adanya udara dalam paru bisa ter%adi pada %anin yang berna#as dalam uterus ,(agitus uterinus- yang ter%adi pada *aktu ketuban pe"a! dan memba*a udara dari luar masuk ke dalam ra!im. >isa %uga ter%adi pada ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 << %anin yang bena#as dalam (agina ,(agitus (aginae-$ atau ba!kan berna#as pada *aktu kepala %anin keluar dari mulut (agina tapi badan dan ekstremitas masi! ada dalam %alan la!ir. Aalu adaka! tanda'tanda lain yang memberi petun%uk ba!*a bayi dalam kasus ini la!ir !idup) ada pemeriksaan luar dan dalam ,otopsi-$ didapatkan memar'memar pada kepala dan resapan dara! didapatkan di ba*a! memar tersebut. Memar %uga didapatkan di le!er pada %alur %erat ole! tali pusat. Didapatkan pula *a%a! yang sembab dan adanya !iperemia disertai pte"!iae pada kon%ungti(a pelpebra. Se"ara seder!ana$ tanda tanda ini adala! vital sign yang !anya ter%adi %ika kekerasan ter%adi pada saat organ tubu! dalam keadaan !idup. ada ak!irnya kesimpulan ba!*a bayi ini la!ir !idup timbul dari #akta ba!*a tidak mungkin bayi ini la!ir mati. ?ika bayi ini la!ir mati maka tidakla! mungkin dengan adanya lilitan tali pusat yang sedemikian erat pada le!er dapat menimbulkan tes apung paru yang positip pada paru. Dengan adanya lilitan se%ak dalam ra!im tidakla! mungkin paru terisi udara karena %alan na#as yang tertutup erat ole! lilitan tali pusat. Karena itu$ pastila! bayi ini la!ir !idup dan ole! karena sesuatu !al maka tali pusat dililitkan di le!ernya dengan erat. Mengandaikan bayi tersebut la!ir mati dan seseorang kemudian melilitkan tali pusat pada le!er bayi yang tela! mati tersebut adala! tidak masuk akal. Mengandaikan tali pusat tersebut suda! terlilit se%ak dalam kandungan %uga sangat tidak masuk akal$ karena pan%ang sisa tali pusat yang tidak melilit le!er yang ter!ubung dengan pla"enta !anyala! 23 "m. Se!ingga dalam kondisi seperti itu bayi tidak mungkin dapat dila!irkan karena le!er bayi akan tersangkut dikarenakan %arak dari pla"enta yang melekat pada dinding ra!im ke mulut %alan la!ir pastila! %au! lebi! pan%ang dari 23 "m. ?ika dalam keadaan seperti tersebut di atas bayi terpaksa dila!irkan maka yang ter%adi adala! solusio pla"enta$ karena pla"enta tertarik ole! tali pusat yang melilit le!er. Gang ter%adi adala! solusio pla"enta totalis karena pan%ang sisa tali pusat !anyala! 23 "m ,terlalu pendek-. Solusio pla"enta totalis akan menyebabkan terputusnya sama sekali !ubungan bayi dengan ibunya$ bayi akan mati dalam *aktu singkat. ?ika pengandaian ini diteruskan dan bayi dipaksakan la!ir spontan per(aginam$ maka suda! pasti la!ir mati yang pasti akan menun%ukkan tes apung paru negati#. Dari #akta'#akta yang tersusun sedemikian rupa dan saling mengait satu dengan yang lainnya maka dokter pemeriksa memastikan ba!*a bayi dalam kasus ini la!ir !idup. Tanda'tanda pera(atan =anda'tanda pera*atan dipertanyakan karena erat sekali dengan tindak pidana yang mungkin dilakukan tersangka. ?ika didapatkan tanda'tanda pera*atan berarti tindak pidana pembunu!an anak tidak mungkin dilakukan$ yang mungkin adala! pembunu!an atau ba!kan pembunu!an beren"ana. =anda'tanda pera*atan pada bayi dapat dili!at dari tali pusat$ (erniks "aseosa$ dan pakaian yang dikenakan ole! bayi. ada bayi yang dira*at akan didapatkan tali pusat yang suda! dipotong se"ara ta%am$ diikat$ dan pada u%ung potongan dilumuri dengan antiseptik. ?ika u%ung tali pusat dimasukkan dalam air maka akan terli!at tepi potongan tali pusat yang rata. ada bayi yang dira*at$ (erniks "aseosa ,lemak bayi- akan suda! dibersi!kan$ demikian pula bekas bekas dara!. K!usus untuk (erniks "aseosa adala! k!as ba!*a tidak akan !ilang %ika tidak dengan senga%a dibersi!kan$ karena si#at lemaknya yang lengket. Sedemikian !ingga pada bayi yang dibuang di air pun (erniks "aseosa akan tetap dapat ditemui di lipatan'lipatan kulit bayi seperti pada lipat pa!a$ lipat le!er dan daera! kulit kepala pada belakang telinga. ada kasus ini bayi didapatkan lengkap dengan pal"enta dan tali pusat yang belum terpotong. Sedangkan lemak bayi didapatkan di lipatan pa!a dan le!er. +al ini memastikan ba!*a bayi ini belum mendapatkan pera*atan. $erapa lama ba%i tersebut hidup& >erapa lama bayi !idup di dunia %uga sangat be!ubungan dengan dugaan tindak pidana yang mungkin ter%adi. ada pasal <:2 KU+ tentang pembunu!an anak terdapat batasan *aktu tindakan yang men%adi syarat tindak pidana pembunu!an anak yaitu& 1pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudiaan. Memang tidak di%elaskan berapa tenggang *aktu yang dimaksud se!ingga menimbulkan beberapa ta#sir. ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <: Kalau dikaitkan dengan moti# takut keta!uan mela!irkan anak maka batas 0tidak lama kemudian1 itu se!arusnya sampai ada orang lain mengeta!ui kela!irannya. Ibu !arus menyembunyikan kela!irannya dari masyarakat di sekitarnya sebab %ika masyarakat suda! ta!u ke!amilannya tentunya moti# keta!uan mela!irkan anak men%adi tidak reliabel. ,Da!lan$ 2333- Fle! karena itu pengertian sesaat setela! mela!irkan !arusla! diartikan sedemikan rupa se!ingga tenggang *aktunya !anya berlangsung dalam tempo yang amat singkat se!ubungan dengan moti(asi tidak ingin kela!irannya keta!uan ole! orang lain Menurut ilmu kebidanan$ suatu kela!iran dianggap selesai bila pla"enta suda! dila!irkan se!ingga tidak ada !ubungan lagi antara anak dengan ibu. Menurut ilmu kedokteran %i*a$ suatu kela!iran selesai bila si ibu suda! tenang kembali dari mela!irkan anak. >iasanya kasi! sayang ibu timbul bila ia suda! mera*at dan menyusui anaknya. Mengenai apa yang dimaksud dengan tidak lama kemudian$ *aktunya disera!kan kepada !akim. ,+amdani$ 2442- ?ika pada bayi didapatkan tanda'tanda ba!*a bayi perna! !idup dalam *aktu yang lama$ maka dugaan pembunu!an anak mestila! disingkirkan. Aama bayi !idup dapat diketa!ui dari peruba!an peruba!an yang ter%adi pada bayi setela! dila!irkan. >ila di dalam lambung dan atau di dalam duodenum didapatkan udara$ diperkirakan bayi !anya !idup sesaat sa%a. >ila udara didapatkan !ingga di usus !alus diperkirakan bayi !idup !ingga 2'2 %am$ bila didapatkan di kolon diperkirakan bayi tela! !idup !ingga ;'5 %am$ bila didapatkan di rektum diperkirakan bayi tela! !idup !ingga 22 %am. Mekoneum diperkirakan akan keluar semua dari saluran pen"ernakan dalam 2: %am setela! la!ir. engeringan tali tali pusat pada tempat melekatnya di tubu! bayi ter%adi dalam *akti 26' 2: %am setela! kela!iran. ada tempat melekatnya tali pusat di tubu! bayi akan timbul lingkaran kemera!an dalam *aktu <3'<5 %am. =ali pusat mengering dan terlepas dalam *aktu 5'6 !ari$ sedangkan bekas tempat melekatnya akan menyembu! dalam 23'22 !ari. Setela! bayi la!ir akan ter%adi obliterasi arteri dan (ena umbilikalis dalam *aktu <': !ari. Duktus (enosus$ #oramen o(ale dan duktus arteriosus bottali akan menutup dalam <': minggu. ada beberapa kasus duktus (enosus$ #oramen o(ale dan duktu arteriosus bottali tidak menutup sempurna ba!kan !ingga de*asa. ada bayi dalam kasus ini didapatkan& tali pusat yang segar$ tidak ada tanda'tanda pengeringan maupun pembusukan. Aambung yang berisi udara$ tidak didapatkan makanan dalam lambung. ada usus besar didapatkan mekoneum. sedangkan duktus (enosus$ #oramen o(ale dan duktus arteriosus bottali belum menutup. Dari tanda tanda tersebut diperkirakan bayi !anya !idup beberapa saat sa%a$ paling lama kira' kira 2 %am se%ak dila!irkan. Pen%ebab kematian ba%i Untuk memba!as penyebab kematian bayi dalam kasus ini sebaiknya dimulai dari tanda' tanda yang didapat pada pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam. ada pemeriksaan luar didapatkan *a%a! sembab$ pte"!iae didapatkan pada kon%ungti(a pelpebra$ sianosis pada mukosa bibir$ sianosis %uga didapatkan pada dan kuku %ari tangan serta kuku %ari kaki. ada pemeriksaan dalam didapatkan dara! pada %antung yang !itam dan en"er$ pembulu! dara! otak yang prominen. +al !al yang didapatkan tersebut adala! tanda'tanda as#iksia. Ba%a! yang sembab dan pte"!iae pada ko%ungti(a pelbebra disebabkan karena adanya bendungan dara! pada (ena %ugularis eksterna dan (ena %ugularis interna pada le!er$ se!ingga dara! dari kepala melalui (ena ,venus return- sulit kembali ke %antung. te"!iae disebabkan ole! peningkatan tekanan (ena se"ara akut yang kemudian menyebabkan penggelembungan dan pe"a!nya dinding (ena peri#er yang tipis k!ususnya pada (ena'(ena peri#er yang sedikit memiliki %aringan penyangga seperti kon%ungti(a pelpebra. ,Knig!t$ 2442- Konsekuensi peningkatan tekanan (ena adala! sembab %aringan yang disebabkan ole! karena tekanan intra(ena itu sendiri dan transudasi "airan intra(askuler ke %aringan. ,Knig!t$ 2442- >endungan ini tidak ter%adi penu! pada arteri %ugularis karena letak arteri se"ara anatomi memang lebi! pro#undus dari pada (ena$ se!ingga aliran dara! ke kepala relati# tidak terganggu. ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <; Selain itu ada arteri yang sulit terganggu ole! %eratan %enis apapun karena letaknya se"ara anatomi yaitu arteri (ertebralis yang melalui "analis (ertebra "er(ikalis. Meskipun pada bayi struktur tulang (ertebra "er(ikalis belum sepenu!nya sempurna seperti pada de*asa se!ingga "analis arteri (ertebralis !anya berupa struktur tulang ra*an tetapi kedalaman letak arteri (ertebralis tersebut menyebabkan relati# aman dari %eratan. ?enis alat %erat yang digunakan %uga berpengaru! ter!adap kedalaman tekanan pada le!er. /lat %erat berpenampang sempit meng!asilkan tekanan yang besar sedangkan alat %erat berpenampang lebar meng!asilkan tekanan yang ke"il. +al ini disebabkan karena besarnya tekanan berbanding terbalik dengan luas penampang. ada kasus ini alat %erat yang digunakan adala! tali pusat. =ali pusat terdiri dari %aringan ikat yang di dalamnya terdapat pembulu! dara!. =ali pusat memiliki konsistensi yang kenyal lunak serta berpenampang tidak sempit sedemikian !ingga tekanan yang di!asilkan relati# tidak besar sedemikian !ingga tidak "ukup besar untuk menekan arteri. te"!iae %uga diperberat ole! meningkatnya permeabilitas pembulu! dara! peri#er sebagai akibat langsung dari as#iksia. >endungan (ena'(ena di le!er pada kasus ini menyebabkan melebarnya (ena (ena di otak. embulu! dara! arteri pun mengalami peningkatan tekanan sebagai !asil dari mekanisme kompensasi dari %antung yang merespon !ipoksia pada otak dengan meningkatkan stroke (olume. Sebagaimana diketa!ui ba!*a otak adala! organ yang mendapat prioritas utama oksigenasi %aringan. +al tersebut di atas yang menyebabkan dalam pada otopsi didapatkan pembulu! dara! otak yang prominen. Sianosis yang didapatkan pada mukosa bibir dan kuku disebabkan karena kurangnya kadar oksigen dan meningkatnya karbondioksida dalam dara!. Barna dara! tergantung dari %umla! absolut oksi!emoglobin ,+bF- dan !emoglobin yang tereduksi ,redu"ed !aemoglobin- pada eritrosit. Barna mera! muda yang normal pada kulit yang teroksigenasi akan beruba! men%adi ungu atau biru ketika ter%adi kekurangan oksigen. ada bendungan dara! (ena di le!er$ sianosis ter%adi karena dara! (ena yang banyak mengandung !emoglobin yang tereduksi ,redu"ed !aemoglobin- terbendung dan akan membuat *arna semakin biru seiring dengan semakin terakumulasinya dara! (ena. ,Knig!t$ 2442- ?erat pada le!er yang menyumbat %alan na#as tidak !anya menyebabkan udara tidak dapat masuk ke paru'paru$ tetapi %uga menyebabkan udara tidak dapat keluar dari paru paru. Fksigen yang dibutu!kan untuk perna#asan tidak dapat masuk ke paru'paru$ sedangkan karbondioksida yang merupakan sisa metabolisme dalam tubu! tidak dapat dikeluarkan melalui paru paru. Gang ter%adi kemudian adala! kurangnya oksigen dan meningkatnya karbondioksida dalam dara!. Dara! yang en"er disebabkan ole! meningkatnya proses #ibrinolisin. +al ini karena #aktor'#aktor pembekuan yang terletak di luar pembulu! dara! tidak sempat masuk ke pembulu! dara! karena proses kematian yang berlangsung "epat. ada irisan organ !ati didapatkan ekstra(asasi dan adanya kongesti organ yang merupakan tanda klasik dari as#iksia. Seperti tela! tersebut di atas ba!*a kongesti disebabkan ole! peningkatan tekanan (ena se"ara akut. Kongesti sering di!ubungkan dengan pembengkakan %aringan ,edema- %ika bendungan pada (ena berlan%ut. Hdema tersebut disebabkan karena transudasi yang "epat melalui kapiler dan dinding (ena'(ena ke"i. +ipoksia pada endotel (askuler diduga keras meningkatkan permeabilitas dinding pembulu! dara!. ,Knig!t$ 2442- ada pemeriksaan luar %uga didapatkan memar'memar yang luas pada kepala$ sedangkan pada pemeriksaan dalam didapatkan resapan dara! yang luas pula di ba*a! kulit kepala disertai robeknya sutura parietoo""ipitalis dan perdara!an subara"!noid berukuran < C 2 "m. erdara!an subara"!noid tersebut disebabkan ole! pe"a!nya (ena "erebri superior. erdara!an tersebut dapat menyebabkan kematian. erdara!an di regio kepala pada kasus ini bisa %adi diperpara! ole! kondisi as#iksia pada bayi. ada keadaan as#iksia permeabilitas pembulu! dara! meningkat se!ingga muda! ter%adi perdara!an. /palagi disertai dengan adanya bendungan pada (ena dile!er sedemikian !ingga tekanan pembulu! dara! di kepala akan meningkat. Dalam kondisi ini trauma ringan sa%a yang ter%adi di kepala akan menyebabkan perdara!an yang !ebat. ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <5 )ara kematian ba%i ?ika ditemukan %ena7a! bayi di dalam kardus$ terbungkus plastik dan diletakkan di kebun pisang seperti pada kasus ini$ %elas dipastikan ba!*a peristi*a tersebut tidak *a%ar. eristi*a yang tidak *a%ar tersebut menyebabkan timbulnya dugaan ba!*a "ara kematian bayi adala! tidak *a%ar. Karena %ika kematian bayi tersebut *a%ar$ mengapa bayi mesti dibuang) >ayi tersebut ditemukan lengkap dengan tali pusat dan ple"enta yang mesi! melekat pada tubu! bayi$ sedangkan tali pusat dalam keadaan melilit erat di le!er dengan dua setenga! kali lilitan. ada *a%a! terdapat tanda'tanda kekerasan tumpul. +al'!al tersebut memperkuat dugaan kematian tidak *a%ar. >anyak sekali "ara kematian yang mungkin ter%adi pada kasus ini. Kemungkinan' kemungkinan "ara kematian tersebut dapat disusun$ di"ermati$ di"o"okkan dengan #akta'#akta yang ditemukan dan dianalisa seberapa mungkin perkiraan'perkiraan tersebut dapat ter%adi. Sebenarnyala! !al ini bukan ke*a%iban dokter$ melainkan tugas penyidik$ tetapi tidak sala! kalau seorang dokter mengerti sedikit banyak tentang kriminologi. >a!kan %ika seorang dokter di!adirkan ole! penyidik ke tempat ke%adian perkara ,=K- dokter dapat memberikan pendapat pada penyidik tentang "ara kematian. Dalam kasus ini dokter tidak dapat menentukan pasti "ara kematian karena dokter tidak datang ke =K. ?ika penyidik bertanya tentang kemungkinan'kemungkinan "ara kematian bayi maka dokter dapat men%elaskan kemungkinan'kemungkinan sa%a berdasar !al !al yang ditemukan pada pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam. Dalam kasus ini "ara kematian dengan %erat adala! yang paling mungkin karena didapat tanda' tanda as#iksia dan didapatkan tali pusat yang masi! melilit erat di le!er yang tidak mungkin terlilit dengan sendirinya. Didapatkannya memar di pipi kiri bayi bisa %adi membuat adanya dugaan tela! ter%adi upaya pembekapan pada bayi$ tetapi dengan dan bagaimana pembekapan itu ter%adi tidak bisa ditentukan. +al yang menyebabkan trauma di kepala sulit diketa!ui dokter$ dokter !anya dapat mengatakan ba!*a tela! ter%adi trauma tumpul di kepala bayi Tindak pidana %ang mungkin terjadi ?ika dokter diminta untuk melakukan pemeriksaan$ baik pemeriksaan luar dan atau pemeriksaan dalam atas %ena7a! bayi yang diduga korban tindak pidana$ memang sebenarnya dokter tidak perlu terlalu mempersoalkan tindak pidana apa yang menimpa bayi tersebut. /paka! yang ter%adi pembunu!an anak atau pembunu!an anak beren"ana atau pembunu!an biasa atau apapun$ !al itu adala! men%adi tugas pokok penegak !ukum$ bukan tugas dokter. =ugas pokok dokter dalam masala! ini !anyala! menyingkap bukti'bukti medik terkait upaya menbantu penegak !ukum membuat terang suatu perkara. =etapi meskipun demikian pengeta!uan tentang dasar'dasar !ukum pidana perlu dimiliki agar dokter tidak sekedar men%adi IalatJ yang digunakan ole! penegak !ukum$ melainkan dokter bisa men%adi pribadi utu! yang memiliki pendapat dan ta!u betul atas dasar apa dia melaksanakan tugas dari penegak !ukum tersebut. ada kasus ini tindak pidana yang perlu mendapat per!atian adala!& 2. embunu!an anak$ ter"antum dalam pasal <:2 KU+& Seorang ibu yang karena takut akan keta!uan mela!irkan anak$ pada saat dila!irkan atau tidak lama kemudian$ dengan senga%a merampas nya*a anaknya$ dian"am karena membunu! anak sendiri$ dengan pidana pen%ara paling lama tu%u! ta!un. 2. embunu!an anak beren"ana$ ter"antum dalam pasal <:2 KU+& Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karana takut akan keta!uan mela!irkan anak$ pada saat dila!irkan atau tidak lama kemudian$ dengan senga%a merampas nya*a anaknya$ dian"am karena melakukan pembubunu!an anak sendiri dengan ren"ana$ dengan pidana pen%ara paling lama sembilan ta!un. <. embunu!an terkait dengan pembunu!an anak atau pembunu!an anak beren"ana $ ter"antum dalam pasal <:< KU+& >agi orang lain yang turut serta melakukan ke%a!atan yang diren"anakan dalam pasal <:2 dan pasal <:2 KU+ diartikan sebagai pembunu!an atau pembunu!an beren"ana. ada kasus ini kemungkinan pembuangan bayi sebagaimana ter"antum dalam pasal <36 KU+ adala! tidak mungkin karena dalam kasus ini ditemukan tanda tanda kekerasan yang menyebabkan kematian$ pada!al kasus ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <7 pembuangan anak !anyala! dapat dikenakan pada ibu yang I!anya membuang bayinyaJ agar terlepas tanggung %a*abnya$ tanpa disertai usa!a untuk membunu!. enyembunyian kematian atau kela!iran ,la!ir mati kemudian dibuang- sebagaimana ter"antum dalam pasal 262 KU+ lebi! tidak mungkin lagi karena ada bukti'bukti kuat ba!*a bayi dalam kasus ini la!ir !idup. =indak pidana yang paling mungkin dalam kasus ini adala! pembunu!an anak ,pasal <:2 KU+-$ pembunu!an anak beren"ana ,pasal <:2 KU+-$ pembunu!an terkait dengan pembunu!an anak atau pembunu!an anak beren"ana ,pasal <:< KU+-. >isa %uga merupakan pembunu!an biasa ,pasal <<6 dan <<4 KU+-$ dan pembunu!an beren"ana ,pasal <:3 KU+- =indak pidana dalam kasus ini termasuk pembunu!an anak %ika yang melakukan adala! ibu kandung bayi tersebut dan dilakukan atas moti(asi malu keta!uan kalau mela!irkan anak dan pembunu!an tersebut dilakukan pada saat mela!irkan atau tidak lama sesuda!nya. =ermasuk pembunu!an anak %ika ibu kandung tersebut terbukti meren"anakan tindakan pembunu!an tersebut. >isa dimasukkan dalam tindak pidana pembunu!an biasa %ika misalnya yang melakukan pembunu!an adala! aya! bayi tersebut dengan moti(asi tidak siap atau malu diketa!ui %ika punya anak atau punya anak lagi$ %ika tindakan tersebut dilakukan dengan ren"ana maka dimasukkan dalam pembun!an beren"ana. >isa %uga dimasukkan dalam pembunu!an beren"ana %ika dalam kasus ini yang melakukan pembunu!an bukanla! ibu kandung bayi$ misal dilakukan ole! penolong persalinan dengan moti(asi tertentu dan diren"anakan terlebi! da!ulu ba!kan tanpa sepengeta!uan ibu bayi tersebut. =etapi seperti tersebut di atas ba!*a keputusan tentang ma"am tindak pidana yang ter%adi dalam kasus ini bukanla! tugas dokter$ melainkan tugas penegak !ukum. Dalam persidangan$ keputusan !akim berdasar pada minimal dua alat bukti yang sa! yang dapat membuat !akim yakin. Kesimpulan ada kasus dugaan pembunu!an anak$ pemeriksaan pada tersangka di#okuskan pada& identi#ikasi$ tanda'tanda baru mela!irkan anak$ berapa lama tela! mela!irkan anak$ tanda'tanda partus pre"ipitatus$ dan pemeriksaan !istopatologi. emeriksaan pada bayi di#okuskan pada& identi#ikasi$ (iabilitas$ bayi tersebut la!ir !idup atau la!ir mati)$ tanda'tanda pera*atan$ *aktu kela!iran$ "ara dan sebab kematian$ dan tindak pidana yang mungkin ter%adi. +arus dibuktikan ba!*a tersangka adala! ibu kandung korban ,bayi yang ditemukan-. Identi#ikasi menggunakan sidik %ari D./ perlu dipertimbangkan. *aran erlu disepakati metode dan prosedur identi#ikasi korban dan tersangka pada kasus dugaan pembunu!an anak. Da#tar Pustaka KKKKKK,2337- In#anti"ide in +istory. ***.*ikipedia.org/*iki/in#anti"ide diakses 2 Februari 2337 KKKKKK ,2337- +omi"ide =rends in US$ >ereau o# ?usti"e Stati"ti" ***.o%p. usdo%.go*/b%s. diakses 2 Februari 2337 /puranto$ +. ,2323-. /sp!yCia$ dalam >uku /%ar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal$ Hdisi 7$ eds. +ariadi /.$ +oediyanto. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Uni(ersitas /irlangga$ Surabaya p. 54 46. /puranto$ +. ,2323-. Auka /kibat >enda =umpul$ dalam >uku /%ar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikoegal. Hdisi 7$ eds. +ariadi /.$ +oediyanto. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Uni(ersitas /irlangga$ Surabaya p. <5 :;. Da!lan$ S. ,2333- Ilmu Kedokteran Ke!akiman edoman >agi Dokter dan enegak +ukum. >adan enerbit Uni(ersitas Diponegoro$ Semarang. D!arma$ +M.$ et al ,2462-. /sp!yCia. Indra ress$ Surabaya. +amdani$ .. ,2442- Ilmu Kedokteran Ke!akiman. Hd 2. @ramedia ustaka Utama$ ?akarta. +am7a!$ / ,233:-. KU+ L KU+/. Rineka Mipta$ ?akarta. +ayes$ F>. ,2337- !ilosop!er on /bortion and In#anti"ide. ***.ul.ie/p!ilos /(ol2/lim2.!tml diakses 2 Feb 2337 ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322 <6 +oediyanto ,2323-. embunu!an /nak ,In#anti"ide- dalam >uku /%ar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Hdisi 7$ eds. +ariadi /.$ +oediyanto. Surabaya& Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Uni(ersitas /irlangga$ Surabaya p. <32 <23. Idris$ /. M. ,2447- edoman Ilmu Kedokteran Forensik. >inarupa /ksara$ ?akarta. Knig!t$ > ,2442-. Forensi" at!ology. Hd*ard /rnold$ Aondon Mason$ ?K. ,244<- =!e at!ology o# =rauma. Hd*ard /rnold$ Aondon .otosu!ard%o$ I.$ Kartika$ ,2462-. =rauma Komplikasi dan Sebab Sebab Kematian. Indra ress$ Surabaya. Sobotta$ ?. ,2464- /tlas /natomi Manusia. ed. 24$ Hd. /d%i Darma. enerbit >uku Kedokteran H@M$ ?akarta. Standley$ >H. ,2337- 0In#anti"ide.1 ***.studio"lub."om/in#anti"ide2 diakses 2 Februari 2337 ?urnal Kedokteran Forensik Indonesia$ 9ol. 2: .o. <$ ?uli September 2322