Anda di halaman 1dari 21

BAB II

STATUS PASIEN
II. 1. IDENTITAS
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 58 tahun
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Status Pernikahan : enikah
Alamat : Taman Pagelaran Jl. !abus "T #$%"& '#( )e*. +i,mas(
)el. Padasuka( -,g,r
II. 2. ANAMNESIS
.ilakukan aut,anamnesis /ada tanggal '0 ei 1#'0 di P,liklinik ata "S .r. 2.
ar3,eki ahdi( -,g,r.
A. Keluhan utama
Pasien datang ke P,liklinik ata "S .r. 2. ar3,eki ahdi dengan keluhan
/englihatan kedua mata sudah tidak sejernih sebelumn4a sejak 1 bulan S"S.
'
B. Keluhan tambahan
)edua mata terasa se/erti ada 4ang mengganjal( terutama mata kanan( sering
merasa /egal /ada kedua mata( kadang-kadang terasa gatal dan berair( serta merasa
sudah tidak n4aman atau tidak *,*,k dengan ka*amata 4ang di/akai sekarang.
C. Riwayat penyait !ea"an#
Pasien datang ke P,liklinik ata "S .r. 2. ar3,eki ahdi sebagai rujukan dari
P,liklinik Sara5 "S .r. 2. ar3,eki ahdi dengan keluhan /englihatan kedua mata
sudah tidak sejernih sebelumn4a sejak 1 bulan S"S. )eluhan tersebut dirasakan ,leh
/asien karena /englihatan kedua mata /asien saat ini menjadi buram( terutama jika
melihat dekat 6memba*a7 sehingga /asien harus menggunakan ka*amata ba*a dan lensa
/,siti5 untuk memba*a dan melihat dekat. Pasien mengeluh edua matan4a terasa
se/erti ada 4ang mengganjal( terutama mata kanan dan sering merasa /egal /ada kedua
mata. )edua matan4a juga kadang-kadang terasa gatal dan berair. .i sam/ing itu(
/asien juga mengeluh merasa sudah tidak n4aman atau tidak *,*,k dengan ka*amata
4ang di/akain4a sekarang. "i8a4at /emakaian ka*amata ba*a dan lensa /,siti5 sudah
sejak kurang lebih satu tahun 4ang lalu. Pasien men4angkal adan4a keluhan mata
merah( /erih( terda/at k,t,ran( n4eri( dan trauma langsung 4ang mengenai mata.
D. Riwayat penyait $ahulu
Pasien mengaku belum /ernah mengalami keluhan 4ang sama sebelumn4a.
Pasien sudah memakai ka*amata sejak kurang lebih satu tahun 4ang lalu. Pasien
memiliki ri8a4at str,ke sekitar 9 tahun 4ang lalu dan ri8a4at k,lester,l darah tinggi.
"i8a4at darah tinggi( ken*ing manis( dan alergi ,bat mau/un makanan disangkal ,leh
/asien.
E. Riwayat penyait elua"#a
Pasien mengaku tidak ada angg,ta keluargan4a 4ang menderita hi/ertensi(
diabetes melitus( dan alergi makanan mau/un ,bat-,batan.
1
II. %. PEMERIKSAAN &ISIK
A. Statu! 'ene"ali!
)eadaan umum : -aik( tidak tam/ak sakit
)esadaran : +,m/,s mentis
Tanda :ital
Tekanan darah: '1#%;# mm2g
Nadi : 80<% menit
Suhu : a5ebris
Perna5asan : '8<%menit
Status generalis dalam batas n,rmal.
B. Statu! ()talm*l*#i
Mata (ula" De+t"a (ula" Sini!t"a
Palpeb"a ,
=dema
- -
Skuama - -
Luka r,bek - -
K*n-un#ti.a ,
&arna Jernih Jernih
Injeksi =/isklera =/isklera
Penebalan
> >
Pigmen
- -
9
-enda asing
- -
Sekret - -
K*"nea ,
Jernih Jernih Jernih
-enda asing - -
Sikatrik
- -
Arkus senilis
> >
In5iltrat
- -
C(A ,
?,lume
N,rmal N,rmal
Isi
A@u,s 2um,r A@u,s 2um,r
2i5ema - -
2i/,/i,n
- -
I"i! ,
&arna
+,klat +,klat
)ri/ta > >
Pupil
-esar
A 9 mm A 9 mm
&arna 2itam 2itam
-entuk -ulat( is,k,r -ulat( is,k,r
"+L%"+TL >%> >%>
P,sisi
Brt,/,sisi Brt,/,sisi
/en!a
0
Jernih
Agak keruh Agak keruh
IBL
- -
'e"a b*la mata
0i!u! #(9 #(1
II. 1. PEMERIKSAAN PENUN2AN'
Pada /emeriksaan :isus menggunakan kartu Snellen 6berjarak 1# 5eet7( ditemukan
dan dik,reksi :isus:
?B.: #(9 S>'.15 '(#
?BS: #(1 S>1(## +-#.15 C 8#
#
'(#
Additi,nal kanan dan kiri masing-masing > 1.;5.
II. 3. RESUME
Pasien se,rang laki-laki( usia 58 tahun( datang ke P,liklinik ata "S .r. 2.
ar3,eki ahdi sebagai rujukan dari P,liklinik Sara5 "S .r. 2. ar3,eki ahdi
5
dengan keluhan /englihatan kedua mata sudah tidak sejernih sebelumn4a sejak 1 bulan
S"S. )eluhan tersebut dirasakan ,leh /asien karena /englihatan kedua mata /asien
saat ini menjadi buram( terutama jika melihat dekat 6memba*a7. Pasien mengeluh
edua matan4a terasa se/erti ada 4ang mengganjal( terutama mata kanan dan sering
merasa /egal /ada kedua mata. )edua matan4a juga kadang-kadang terasa gatal dan
berair. .i sam/ing itu( /asien juga mengeluh merasa sudah tidak n4aman atau tidak
*,*,k dengan ka*amata 4ang di/akain4a sekarang. "i8a4at /emakaian ka*amata ba*a
dan lensa /,siti5 sudah sejak kurang lebih satu tahun 4ang lalu.
Pada /emeriksaan 5isik( dida/atkan T. /asien '1#%;# mm2g( status generalis
lainn4a dalam batas n,rmal. Pada status ,5talm,l,gi dida/atkan injeksi e/isklera /ada
kedua mata( adan4a /enebalan /ada k,njungti:a kedua mata( arkus senilis /ada kedua
mata( dan kekeruhan lensa /ada kedua mata. Pada /emeriksaan :isus dida/atkan ?B.:
#(9 dan ?BS: #(1. Status ,5talm,l,gi lainn4a dalam batas n,rmal.
II. 4. DIA'N(SIS KER2A
B.S 2i/ermetr,/ia
B.S Presbi,/ia
II. 5. PEMERIKSAAN AN2URAN
Pemeriksaan rutin mata setia/ $ bulan
II. 6. PENATA/AKSANAAN
edikament,sa
?itan,rm tablet 1<'
B.S P,s,/ =4edr,/ 0<' tetes
N,n-medikament,sa
$
a7 ),reksi ka*amata lensa s5eris /,siti5( silindris negati5( dan Bifocal kryptok.
?B.: #(9 S>'.15 '(#
?BS: #(1 S>1(## +-#.15 C 8#
#
'(#
Add: S > 1.;5 .
b7 =dukasi
.ianjurkan untuk mem/erbaiki kebiasaan 4ang da/at merugikan kesehatan
mata se/erti memba*a lama dan men,nt,n tele:isi lama tan/a beristirahat(
serta /,sisi memba*a 4ang salah 6membungkuk atau sambil tiduran7
.ianjurkan untuk menggunakan /enerangan 4ang memadai untuk memba*a
atau melakukan /ekerjaan sehari-hari
.ianjurkan untuk selalu memakai ka*amata( terutama untuk memba*a dan
melihat dekat( serta memeriksakan kesehatan mata se*ara rutin.
II. 7. PR('N(SIS
Ad :itam : ad b,nam
Ad 5ungsi,nam : dubia ad b,nam
Ad sanati,nam : dubia ad b,nam
;
BAB III
ANA/ISA KASUS
-erdasarkan hasil anamnesis( /emeriksaan 5isik( dan /emeriksaan /enunjang( /asien ini
didiagn,sa menderita B.S 2i/ermetr,/ia dengan Presbi,/ia.
Pada hasil anamnesis dida/atkan bah8a /asien mengeluh /englihatan kedua matan4a
sudah tidak sejernih sebelumn4a sejak 1 bulan S"S. )eluhan tersebut dirasakan ,leh
/asien karena /englihatan kedua mata /asien saat ini menjadi buram( terutama jika melihat
dekat 6memba*a7. 2al ini dikarenakan sinar *aha4a 4ang datang ke mata ba4angann4a
di5,kuskan di belakang retina sehingga sinar k,n:ergen 4ang jatuh di retina menghasilkan
ba4angan kabur. ),ndisi ini menunjukkan adan4a gejala hi/ermetr,/ia. Pasien dengan
hi/ermetr,/ia biasan4a akan mengeluh matan4a terasa lelah karena harus terus menerus
berak,m,dasi untuk melihat atau mem5,kuskan ba4angan 4ang terletak di belakang makula
agar terletak di daerah makula lutea. )eadaan ini disebut asten,/ia ak,m,dati5.
9
-iasan4a(
/asien dengan hi/ermetr,/ia juga akan mengeluh adan4a mata /erih( /anas( silau( dan
/englihatan ganda. Pada /asien ini terda/at /ula keluhan edua matan4a terasa se/erti ada
4ang mengganjal( terutama mata kanan dan sering merasa /egal /ada kedua mata. )edua
matan4a juga kadang-kadang terasa gatal dan berair. Pen4ebab dari timbuln4a keluhan kedua
mata berair da/at terjadi dikarenakan ,leh tertekann4a kelenjar air mata akibat adan4a
ketegangan ,t,t siliar 4ang terus menerus berak,m,dasi.
Selain itu( /asien juga didiagn,sa sebagai /resbi,/ia karena berdasarkan anamnesis(
/asien termasuk ke dalam usia lanjut( 4akni di atas 0# tahun( di mana /resbi,/ia meru/akan
suatu bentuk gangguan ak,m,dasi 4ang umumn4a terjadi /ada usia lanjut. Seiring dengan
bertambahn4a usia( kemam/uan mata untuk melihat dekat /un akan semakin berkurang.
Pasien ini mengeluh /englihatan kedua matan4a sudah tidak sejernih sebelumn4a dan saat ini
menjadi buram( terutama jika melihat dekat 6memba*a7. 2al ini dikarenakan /ada /resbi,/ia
8
terjadi gangguan ak,m,dasi akibat skler,sis lensa sehingga elastisitasn4a berkurang atau
kelemahan ,t,t ak,m,dasi 4ang mengakibatkan da4a ak,m,dasi berkurang sehingga lensa
kurang men*embung dan /embiasan kurang kuat. Untuk melihat( mata berak,m,dasi terus
menerus sehingga terjadi ketegangan ,t,t siliar 4ang mengakibatkan mata lelah.
Pada /asien ini dilakukan /emeriksaan tajam /englihatan dengan menggunakan Snellen
+hart dan juga /emeriksaan kelainan re5raksi menggunakan Trial Drames 4ang menunjukkan
hasil ?B.: #(9 dan ?BS: #(1. -erdasarkan hasil :isus tersebut( kemudian dilakukan
k,reksi dengan menggunakan lensa s5eris /,siti5 /ada kedua mata( 4aitu untuk B. S>'(15
dan BS S>1(##. .ari hasil tersebut( /asien menderita hi/ermetr,/ia ringan( sesuai dengan
klasi5ikasi hi/ermetr,/ia berdasarkan derajat beratn4a:
'. 2i/ermetr,/ia ringan( kesalahan re5raksi >1.## . atau kurang
1. 2i/ermetr,/ia sedang( kesalahan re5raksi antara >1.15 . hingga >5.## .
9. 2i/ermetr,/ia berat( kesalahan re5raksi >5.15 . atau lebih tinggi
Penggunaan lensa s5eris /,siti5 tersebut ditujukan untuk membel,kkan sinar-sinar 4ang
datang sehingga 5,kus sinar-sinar tersebut da/at dimajukan dan di5,kuskan te/at /ada retina.
Pemilihan kekuatan lensa 4ang di/akai untuk mengk,reksi kelainan re5raksi /ada /asien ini
adalah dengan menggunakan lensa 4ang berkekuatan terbesar 4ang masih memberikan
/erbaikan :isus 4ang ,/timal. 2al ini dimaksudkan untuk menghindari terjadin4a under
correction atau keadaan di mana lensa 4ang digunakan untuk meng,reksi tidak *uku/ kuat
untuk membel,kkan sinar sehingga sinar-sinar di5,kuskan tidak te/at di retina( teta/i sedikit
di belakang retina.
Setelah dik,reksi dengan menggunakan s5eris /,siti5( :isus B. /asien telah men*a/ai
'.#( teta/i :isus BS /asien masih '.# D. .engan hasil tersebut( maka /ada BS /asien ini
dilakukan uji /inh,le 6uji lubang ke*il7 4ang bertujuan untuk mengetahui a/akah
berkurangn4a tajam /englihatan diakibatkan ,leh kelainan re5raksi atau kelainan /ada media
/englihatan( atau kelainan retina lainn4a. .engan uji /inh,le( :isus BS menjadi '.#.
)arena /ada uji /inh,le :isus BS /asien ini maju sehingga di*urigai /asien juga
memiliki kelainan re5raksi astigmat. )emudian dilakukan uji /engaburan (fogging technique)
dengan menambahkan lensa s5eris /,siti5 6S>#(5#7 4ang diletakkan di belakang Trial Drames
sehingga tajam /englihatan berkurang dan memakai juring%ki/as astigmat. Tern4ata( /asien
melihat garis hitam ber8arna lebih tebal di arah antara jam 1 dan jam 9. Setelah itu( /ada BS
E
diberikan k,reksi menggunakan +-#.15 dengan a<is 8#F dan tern4ata /asien melihat garis-
garis /ada juring%ki/as astigmat tersebut menjadi sama rata 6tidak ada 4ang lebih tebal7.
Sehingga( k,reksi re5raksi 4ang dilakukan /ada kedua mata /asien dan memberikan
/erbaikan :isus menjadi '.# adalah:
B.: #(9 S>'.15 '(#
BS: #(1 S>1(## +-#.15 C 8#
#
'(#
Add: S > 1.;5 .
Selain itu( /asien juga didiagn,sa /resbi,/ia. Sehingga( setelah dilakukan /enilaian
tajam /englihatan dan dilakukan k,reksi kelainan re5raksi( dilakukan /emeriksaan /resbi,/ia
dengan adisi S>1.;5 . berdasarkan adisi rata-rata menurut usia 4akni sebagai berikut:
0# tahun : > '.## .
05 tahun : > '.5# .
5# tahun : > 1.## .
55 tahun : > 1.5# .
$# tahun : > 9.## .
Ini sesuai dengan usia /asien( 4aitu 58 tahun.
Selain /enanganan dengan /emberian rese/ ka*amata( /enderita juga diberikan tera/i
sim/t,matis untuk mengurangi gejala keletihan /ada mata( 4akni dengan /emberian :itamin
A dan 3at-3at lain 4ang da/at menguatkan mata.
Setelah /emberian tera/i( /asien dianjurkan untuk mem/erbaiki kebiasaan 4ang
merugikan kesehatan mata se/erti memba*a lama dan men,nt,n tele:isi lama tan/a
beristirahat( serta menghindari /,sisi memba*a 4ang salah 6membungkuk atau sambil
tiduran7. Pasien juga dianjurkan untuk menggunakan /enerangan 4ang memadai a/abila
hendak memba*a atau melakukan /ekerjaan. Pasien juga harus selalu memakai ka*amata dan
memeriksakan kesehatan mata se*ara rutin. .engan begitu( dihara/kan kelainan
hi/ermetr,/ian4a tidak bertambah buruk dan /erkembangan /resbi,/ia da/at selalu diatasi
dengan segera.
'#
Pr,gn,sis untuk /asien ini b,nam karena belum ditemukan adan4a k,m/likasi se/erti
glauk,ma.
BAB I0
TIN2AUAN PUSTAKA
I0. 1. 8IPERMETR(PIA
I0. 1. 1. De)ini!i
2i/ermetr,/ia atau rabun dekat 6hi/er,/ia( farsightedness7meru/akan an,mali
re5raksi atau keadaan gangguan kekuatan /embiasan mata( di mana tan/a ak,m,dasi(
sinar sejajar jauh tidak *uku/ dibiaskan sehingga titik 5,kusn4a terletak di belakang
retina. Sinar di:ergen dari ,bjek dekat( akan di5,kuskan lebih jauh di belakang retina.
0

''
!ambar '. "e5raksi /ada mata hi/ermetr,/ia
I0. 1. 2. Epi$emi*l*#i
2i/ermetr,/ia meru/akan an,mali /erkembangan dan se*ara /raktis semua mata
adalah hi/ermetr,/ia /ada saat lahir. 8#G hingga E#G mata dida/ati hi/ermetr,/ia
/ada 5 tahun /ertama kehidu/an. Pada usia '$ tahun( sekitar 08G mata dida/ati teta/
hi/ermetr,/ia. Pada masa remaja( derajat hi/ermetr,/ia akan berkurang karena /anjang
a<ial mata bertambah sehingga /eri,de /ertumbuhan berhenti. Pada masa itu(
hi/ermetr,/ia 4ang meneta/ akan menjadi relati5 k,nstan sehingga mun*uln4a
/resbi,/ia.
5

Pada studi 4ang dilakukan di Amerika( ' dari 8 anak 6'1(8G7 antara usia 5 hingga
'; tahun hi/er,/ia( studi 4ang dilakukan di P,landia menda/ati ' dari 5 anak 61'G7
antara usia $ hingga '8 tahun hi/ermetr,/ia( studi di Australi menda/ati 0 dari '# anak
698(0G7 antara usia 0 hingga '1 tahun hi/ermetr,/ia( studi di -ra3il menda/ati ; dari
'# anak 6;'G7 dalam satu k,ta hi/ermetr,/ia.
5

I0. 1. %. Eti*l*#i
2i/ermetr,/ia da/at disebabkan ,leh bebera/a hal sebagai berikut.
'. Panjang a<ial 6diameter b,la mata7 mata hi/ermetr,/ia lebih kurang dari /anjang
a<ial mata n,rmal
'1
1. -erkurangn4a k,n:eksitas dari k,rnea atau kur:atura lensa
9. -erkurangn4a indeks re5rakti5
0. Perubahan /,sisi lensa.
$

I0. 1. 1. Kla!i)ia!i
2i/ermetr,/ia da/at diklasi5ikasikan berdasarkan gejala klinis( derajat beratn4a
hi/ermetr,/ia( dan status ak,m,dasi mata.
-erdasarkan gejala klinis( hi/ermetr,/ia dibagi menjadi tiga( 4aitu:
'. 2i/ermetr,/ia sim/leks 4ang disebabkan ,leh :ariasi bi,l,gi n,rmal( eti,l,gin4a
bisa a<ial atau re5rakti5
1. 2i/ermetr,/ia /at,l,gik disebabkan ,leh anat,mi ,kular 4ang abn,rmal karena
malde:el,/ment( /en4akit ,kular( atau trauma
9. 2i/ermetr,/ia 5ungsi,nal disebabkan ,leh /aralisis dari /r,ses ak,m,dasi
;

-erdasarkan derajat beratn4a( hi/ermetr,/ia juga dibagi menjadi tiga( 4aitu:
'. 2i/ermetr,/ia ringan( kesalahan re5raksi >1.## . atau kurang
1. 2i/ermetr,/ia sedang( kesalahan re5raksi antara >1.15 . hingga >5.## .
9. 2i/ermetr,/ia berat( kesalahan re5raksi >5.15 . atau lebih tinggi
;

-erdasarkan status ak,m,dasi mata( hi/ermetr,/ia dibagi menjadi em/at( 4aitu:
'. 2i/ermetr,/ia ani5es
Adalah hi/ermetr,/ia 4ang da/at dik,reksi dengan ka*amata /,siti5 maksimal
4ang memberikan tajam /englihatan n,rmal. 2i/ermetr,/ia ini terdiri atas
hi/ermetr,/ia abs,lut ditambah dengan hi/ermetr,/ia 5akultati5. 2i/ermetr,/ia
'9
mani5es dideteksi le8at /emeriksaan re5raksi rutin tan/a menggunakan sikl,/legia
dan da/at diukur derajatn4a berdasarkan jumlah di,/tri lensa /,siti5 4ang digunakan
dalam /emeriksaan subjekti5.
a7 2i/ermetr,/ia Abs,lut
Adalah suatu keadaan di mana kelainan re5raksi tidak da/at diimbangi
dengan ak,m,dasi dan memerlukan ka*amata /,siti5 untuk melihat jauh.
-iasan4a( hi/ermetr,/ia laten 4ang ada berakhir dengan hi/ermetr,/ia abs,lut
ini. 2i/ermetr,/ia mani5es 4ang tidak memakai tenaga ak,m,dasi sama sekali
disebut sebagai hi/ermetr,/ia abs,lut. )arena hi/ermetr,/ia ini tidak da/at
dik,reksi dengan /r,ses ak,m,dasi( maka /englihatann4a subn,rmal dan
/englihatan jarak jauh juga bisa menjadi kabur( terutama /ada usia lanjut.
b7 2i/ermetr,/ia Dakultati5
Adalah suatu keadaan di mana kelainan hi/ermetr,/ia da/at diimbangi
dengan ak,m,dasi atau/un dengan ka*amata /,siti5. 2i/ermetr,/ia ini bisa
diukur dan dik,reksi dengan menggunakan lensa /,siti5( teta/i bisa juga
dik,reksi ,leh /r,ses ak,m,dasi /asien tan/a menggunakan lensa. Pasien 4ang
han4a mem/un4ai hi/ermetr,/ia 5akultati5 bisa melihat dengan jelas tan/a lensa
/,siti5( teta/i juga bisa melihat dengan jelas dengan menggunakan lensa /,siti5.
Semua hi/ermetr,/ia laten adalah hi/ermetr,/ia 5akultati5. Akan teta/i( /asien
dengan hi/ermetr,/ia laten akan men,lak /emakaian lensa /,siti5 karena akan
mengaburkan /englihatann4a.
1. 2i/ermetr,/ia Laten
Adalah suatu keadaan di mana kelainan hi/ermetr,/ia tan/a sikl,/egi 6atau
dengan ,bat 4ang melemahkan ak,m,dasi7 diimbangi seluruhn4a dengan
ak,m,dasi. 2i/ermetr,/ia laten han4a da/at diukur bila diberikan sikl,/egia.
2i/ermetr,/ia laten meru/akan selisih antara hi/ermetr,/ia t,tal dan mani5es 4ang
menunjukkan kekuatan t,nus dari mm.siliaris. Sebagian dari keseluruhan dari
kelainan re5raksi mata hi/ermetr,/ia 4ang dik,reksi se*ara lengka/ ,leh /r,ses
ak,m,dasi mata. Lebih muda sese,rang 4ang hi/ermetr,/ia( lebih laten hi/er,/ia
4ang dimilikin4a.
'0
9. 2i/ermetr,/ia T,tal
2i/ermetr,/ia T,tal bisa dideteksi setelah /r,ses ak,m,dasi di/aralisis
dengan agen sikl,/legia.
;

2i/ermetr,/ia
2i/ermetr,/ia Laten
2i/ermetr,/ia ani5es
!ambar 1. )lasi5ikasi hi/ermetr,/ia berdasarkan status ak,m,dasi mata
I0. 1. 3. 'amba"an Klini
!ambaran klinik dari /enderita hi/ermetr,/ia da/at diketahui dari gejala
subjekti5 dan ,bjekti5 /enderitan4a antara lain sebagai berikut.
!ejala subjekti5 terdiri dari:
'. Penglihatan dekat kabur( ke*uali /ada hi/ermetr,/ tinggi atau /ada usia tua(
/englihatan jauh juga terganggu
1. Asten,/ia ak,m,dati5 dengan gejala sakit sekitar mata( sakit ke/ala( k,njungti:a
merah( lakrimasi( 5,t,5,bia ringan( mata terasa /anas dan berat( mengantuk. !ejala
'5
biasan4a timbul setelah melakukan /ekerjaan dekat se/erti menulis( memba*a( dan
sebagain4a
9. Strabismus /ada anak-anak 4ang mengalami hi/ermetr,/ia berat.
8
!ejala ,bjekti5 terdiri dari:
'. -ilik mata de/an dangkal karena ak,m,dasi terus menerus sehingga menimbulkan
hi/ertr,5i ,t,t siliaris 4ang disertai terd,r,ngn4a iris ke de/an
1. Pu/il mi,sis karena berak,m,dasi
9. Pseud,/a/ilitis 6/seud,neuritis7 karena hi/eremis /a/il N.II akibat ak,m,dasi terus
menerus sehingga se,lah-,lah meradang.
8
!ambar 9. Penglihatan /ada /enderita hi/ermetr,/ia
I0. 1. 4. Dia#n*!i!
.iagn,sis hi/ermetr,/ia da/at ditegakkan melalui anamnesis( /emeriksaan 5isik(
dan /emeriksaan /enunjang lainn4a.
'. Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda hi/ermetr,/ia
1. Pemeriksaan B5talm,l,gi
'$
a. ?isus H tergantung usia dan /r,ses ak,m,dasi dengan menggunakan Snellen Chart
b. "e5raksi H retin,sk,/i meru/akan alat 4ang /aling ban4ak digunakan untuk
/engukuran ,bjekti5 hi/ermetr,/ia. Pr,sedurn4a termasuk statik retin,sk,/i(
re5raksi subjekti5( dan aut,re5raksi
*. ,tilitas ,kular( /englihatan bin,kular( dan ak,m,dasi H termasuk /emeriksaan
duksi dan :ersi( tes tutu/ dan tes tutu/-buka( tes 2irs*hberg( am/litud dan 5asilitas
ak,m,dasi( dan ste,re,/sis
d. Penilaian kesehatan ,kular dan skrining kesehatan umum H untuk mendiagn,sa
/en4akit-/en4akit 4ang bisa men4ebabkan hi/ermetr,/ia. Pemeriksaan ini termasuk
re5lek *aha4a /u/il( tes k,n5r,ntasi( /englihatan 8arna( tekanan intra,kular( dan
/emeriksaan men4eluruh tentang kesehatan segmen anteri,r dan /,steri,r dari mata
dan adne<an4a. -iasan4a /emeriksaan dengan ,/hthalm,sk,/i indirect di/erlukan
untuk menge:aluasi segmen media dan /,steri,r.
8

I0. 1. 5. Penatala!anaan
N,n bedah
- ),reksi dengan lensa s5eris terbesar 4ang memberikan :isus terbaik dan da/at
melihat dekat tan/a kelelahan
- Tidak di/erlukan lensa s5eris /,siti5 /ada hi/ermetr,/ia ringan( tidak ada asten,/ia
ak,m,dati5( tidak ada strabismus
- Pada /asien di mana ak,m,dasi masih sangat kuat atau /ada anak-anak( maka
sebaikn4a dilakukan dengan memberikan sikl,/egik atau melum/uhkan ,t,t
ak,m,dasi. Pasien akan menda/atkan k,reksi ka*amatan4a dengan mata 4ang
istirahat.
- Pasien hi/ermetr,/ia aksial memerlukan kekuatan lensa 4ang lebih tinggi untuk
menggeser sinar ke ma*ula lutea
';
- Setia/ kekuatan lensa >' di,/tri akan terjadi /embesaran benda 4ang dilihat sebesar
1G. Penderita 4ang memakai ka*amata /,siti5 akan terlihat se,lah-,lah matan4a
menjadi besar.
- )a*amata /,siti5 tebal akan terjadi kesukaran melihat se/erti gangguan /englihatan
te/i dan aberasi s5eris.
- Lensa k,ntak da/at mengurangi masalah teta/i /erlu di/erhatikan kebersihan dan
ketelitian /emakaiann4a.
8

!ambar 0. ),reksi /ada mata hi/ermetr,/i
-edah
Pembedahan re5rakti5 juga bisa dilakukan untuk membaiki hi/ermetr,/ia dengan
membentuk semula kur:atura k,rnea. et,de /embedahan re5rakti5 termasuk di
antaran4a:
a. Laser-assisted in-situ keratomileusis 6LASI)7
b. Laser-assisted subepithelial keratectomy 6LAS=)7
*. Photorefractie keratectomy 6P")7
d. Conductie keratoplasty 6+)7
8
'8
I0. 1. 6. K*mplia!i
'7 Ambli,/ia
Akibat mata tan/a ak,m,dasi tidak /ernah melihat ,b4ek dengan baik dan jelas
-ila terda/at /erbedaan kekuatan hi/ermetr,/ia antara kedua mata maka akan
terjadi ambli,/ia /ada salah satu mata
ata ambli,/ia sering menggulir kearah tem/,ral.
17 =s,tr,/ia atau juling ke dalam terjadi akibat /asien terus-menerus menggunakan
ak,m,dasi(b,la mata turut melakukan k,n:ergensi.
!ambar 5. =s,tr,/ia
97 !lauk,ma sekunder terjadi akibat hi/ertr,5i ,t,t siliar /ada badan siliar 4ang akan
mem/ersem/it sudut bilik mata.
E
I0. 1. 7. P"*#n*!i!
Pr,gn,sis tergantung ,nset kelainan( 8aktu /emberian /eng,batan( /eng,batan
4ang diberikan dan /en4akit /en4erta. Pada anak-anak( jika k,reksi diberikan sebelum
sara5 ,/tikn4a matang 6biasan4a /ada umur 8-'# tahun7( maka /r,gn,sisn4a lebih
baik.
E
'E
1#
DA&TAR PUSTAKA
'. Bl:er J( +assid4 L. B/tik .asar dan "e5raksi. In: Bl:er J( +assid4 L. At A !lan*e
B5talm,l,gi. Jakarta: =rlanggaI 1#''I /. 11-9.
1. -ers,n D !. -asi* B/hthalm,l,g4 5,r edi*al Students and Primar4 +are "esidents(
Si<th =diti,n. Ameri*an A*adem4 ,5 B/hthalm,l,g4I /. 9.
9. Il4as S. Tajam Penglihatan dan )elainan "e5raksi Penglihatan &arna. In: Il4as S. Ilmu
Pen4akit ata( =disi )etiga. Jakarta: -alai Penerbit D)UII 1#'#. /. ;1( ;E.
0. James -( +he8 +( and -r,n A. Le*ture N,tes B/htalm,l,g4. Ne8 J,rk: -la*k8ell
PublishingI 1##9: /. 95.
5. B/t,metr4 =du*ati,n. 24/ermetr,/ia. A**essed ,n a4 '$( 1#'0. A:ailable at:
htt/:%%,/t,metr4edu*ati,n.bl,gs/,t.*,m%1#''%'1%h4/ermetr,/ia.htmlKmL'.
$. &hit*her J P( =:a P " B/tik dan "e5raksi. In: &hit*her J P( =:a P ". ?aughan M
Asbur4 B5talm,l,gi Umum. Jakarta: Penerbit -uku )ed,kteran =!+I 1#'9I /. 9E0.
;. Ameri*an B/t,metri* Ass,*iati,n. +are ,5 the /atient 8ith mi,/ia. A**essed ,n a4
';
th
( 1#'0. A:ailable at: htt/:%%888.a,a.,rg.
8. &eb.. Darsightedness 624/er,/ia7. A**essed ,n a4 '5th( 1#'0. A:ailable at:
htt/:%%888.8ebmd.*,m%e4e-health%t*%5arsightedness-h4/er,/ia-t,/i*-,:er:ie8.
E. "ight .iagn,sis. +,m/li*ati,ns ,5 24/er,/ia. A**essed ,n a4 '$( 1#'0. A:ailable
at: htt/:%%888.rightdiagn,sis.*,m%h%h4/er,/ia%*,m/li*.htm.
1'

Anda mungkin juga menyukai