Perspektif "Link and Match" Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam (Rekonstruksi Atas Tinjauan Metodologi Pembudayaan Nilai-Nilai Keagamaan)
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan20 halaman
Artikel dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, Januari 1996 oleh M. Amin Abdullah
Judul Asli
Perspektif “Link and Match” Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam (Rekonstruksi atas Tinjauan Metodologi Pembudayaan Nilai-nilai Keagamaan)
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan20 halaman
Perspektif "Link and Match" Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam (Rekonstruksi Atas Tinjauan Metodologi Pembudayaan Nilai-Nilai Keagamaan)
Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam (Rekonstruksi atas Tinjauan Metodologi Pembudayaan Nilai-nilai Keagamaan) Oleh M. Amin Abdullah Pendahuluan T/ onsepsi Lind and Match dalam A.a.rt iu pen,Jidikan, vang populer sejak Kabinet Pembangunan VI, pacla dasarnya dilatarbelakangi stratu upa- Rekonstuksi Rekonstruksi Pendidikan Islam era teknologi clan industri ?. Pertanyaan tersebut jelas sekali mengacu kepacla keb utuhan "praktis- pragmatis" dari kegiatan pendidikan, 'lan ticiak lagi tertarik untuk mem- permasalahkan kebu- tuhan manusia yang bersifat esensial-funda- ntental, baik yang menyangkut nilai-nilai etika sosial-keagamaan, maupun budi pekerti, mentalitas dan seterus- nya. Boleh jadi, bagi para pencetus gagasan link and match, funda- ntental tralues yang ya yang sungguh- sungguh kalangan pemerintah dan swas- ta,unturkmempertemu- kan antara dunia pen- clidikan (sekolah, pe- santren, akademi, universitas) dengan dunia ketenagaker- jaan. Pertanyaan yang pantas diajtrkan ter- hadap prakarsa ter- sebut adalah, apakah sistem pen- diclikan yang selama ini telah berjalan dapat mengantarkan anak didik memasuki "lapangan kerja' sebagai- mana yang dibutuhkan masyarakat JPI, Fafultas [arbiltah I]ll, 14/96 terkait dengan religious,Jan cultural values, dianggap sudah taken for granted bagi dunia penciidikan, sehingga dirasa tidak perlu cliusik lagi. Terlepas clari perclebatan tentang 65 -! mana yang perlu digarisbawahi ter- lebih dahulu antara fundamental-nto' ra l-religi o u s val ues, a ta ukah pra cti ca l' ins trum en ta I -technica I va I u es,, mun- culnya konsep link and Match, me- nunjukkan adanya perubahan dan pergeseran rising demand (tuntutan yang bertambah-berkembang) <lari masyarakat luas terhatlap jumlah, mutu, jenis, clan kualifikasi kegiatan pendidikan. Perubah- an, pergeseran danber- tambahnya tunttttan tersebut, tampak meru- pakan akibat langsung dari perkembangan clan pemekaran penga- laman manusia, khu- susnya clalam era tek- nologi-indtrstri mod- ern. Era teknologi-in- dustri moderen adalah era yang sama sekali Rekonstruksi nutnculnyu konsep link and Mutclt, n erurn- jukkun adanyo per- ubuhan dun pergeserun, ris ing denund (tuntrttun yang hertumbab berkemhung) duri masyurakut luas terhudap .jumlolt, mutu, jenis, dan kttuliJikasi kegiutan pendidikan lebih banyak tergantung Pada alam (sawah, ladang, air, tambak-emPang, laut, dan cuaca). Sedangkan masya- rakat dalam era industri moderen, leb ih terganttmg pa cla produk-procluk ntanufactuli tanpa meninggalkan ke- btrtuhan yang sejak semttla memang sudah,Jis upplayoleh alam. Namun, baik dalam era agraris maupun indttstrial, manttsia sama- sama membutuhkan ketrampilan tertentu untr-rk dapat hidup se- cara layak. Tetapi, ketrampilan atau skill yang dibutuhkan ma- nrrsia clalam era tek- nologi-indr-rstri tam- pak jarrh lebih rumit, sophisticated, berca- bang e{an beraneka- ragam. Disamping itu, faktor SDM secara baru, tertrtama bagi negara-negara yung berpenduduk mtrslim dan dtrnia ketiga, yang pada ttmttmnya baru lepas clari belenggu penjajahan sejak 50 tahun yang laltr. Kebuhrhan hidup sehari-hari ma- syarakat era industri moderen, sa- ngatlah berbecla dengan model kebu- tuhan hidup sehari-hari masyarakat agraris. Dalam era agraris, manusia 66 umLrm juga berada clalam tuntutan yang jatfi lebih tinggi untuk bisa di- sepaclankan dengan ttntutan era tra- disional atau agraris. Sekaclar sebagai bahan ilustrasi perbandingan antara era agraris dan era teknologi-industri, seperti rnasalah mutu, alokasi waktu, clan kttalifikasi tingkat pendiclikan yang dibtttuhkan oleh era industri moderen, dapat JPl, Fakultas'farbiycrh UII, l/l/96 disebutkan di sini; ciibidang trans- portasi menyangkut pesawat udara, kapal laut, mobil dengan infrastruk- tumya seperti lapangan terbang, pela- buhan, jalan raya. Bidang kontunikasi, . (telepon, faximile, satelit, radio, TV, dan termasuk internet). Kesehatan (kedokteran, obat-obatan, tenaga me- dis, dengan industri alat-alat keelok- teran). Demikian juga biclang pertahanan (industri persenja- taan, pendidikan ke- militeran, intellijen, dan clengan sepe- rangkat birokrasi yang rlibutuhkan). Ke- tatanegaraan, (admi- nistrasi negara, per- kantoran, kepega- waian). Perbankan(il- mu perbankan, pre- kreditan, valas, deposito). Hukunl (Pidana, Perdata, PPAT, pengadilan, pengacara). Media ntassa (percetakan, surat kabar, majalah, Wartawan, re- porter dan sebagainya). Olahraga (sepak bola, badminton, bridge, atletik, sport centre clan industri alat-alat olah- raga), belum lagi menyebtrt kebu- tuhan manusia dalam perdagangan, perpustakaan, pakaian, minuman, JPI, Fakultas Ihrbivah llll, l,,I/96 Re konslruksi Atlulolt v'ujur,.iiku dalam era pergesernn dnn peruhahun dolunt perudobun don kehutlat,uun munusitt era le krut I og i-i nd u str i, duniu pendidikan n, em p u n.l'a i po s is i lttt 11 g sangut fital, strategis akan visi dun perunn.yn. perurnahan, rekreasi dan sebagainya. Singkatnya, perubahan dan pergeser- an tersebut dapat diarnbil lewat ke- giatan universitas, akademi, sekolah kejurr.ran dan pelatihan-pelatihan yang selalu berubah lantaran per- ubahan tuntutan perkernbangan za- man. Pergeseran tuntutan kebutuhan masyarakat modern Adalah wajar sebe- narnya, jika eialam era pergeseran dan per- ubahan yang besar-be- saran dalam peradaban dan kebudayaan manLr- sia era teknologi-indus- tri, dunia pendidikan memprmyaiposisi yang sangat vital, strategis akan visi dan perannya. Perangkat ini sekaligus dipengaruhi kuat oleh fluktuasi pergeseran dan perbuahan tuntutan kebutuhan masyarakat moderen tersebut. Unhrk itu, maka berbagai penye- straian dunia pendidikan sangatah cliperlukan, terutama yang meliputi kurikulum, silabus, program pencii- dikan, tenaga pengajar, adminis- trasi, program pelatihan dan sete- rL$nya. Singkatnya, khusus kuriku- 67 lum haruslah bersifat dinamis, bukan- nya statis, sesuai dengan irama per- geseran cian perubahan kebutuhan masyarakat era teknologi-inclttstri. Dalam dunia yang bersifat kom- .petitif seperti saat sekarang ini, lem- baga-lembaga pendidikan Yang di- tiukung oleh kecanggihan perangkat iunak dan perangkat keras, kemam- puan penelitian dan pengembangan (litbang), serta sumber daya manusia yang ter- koordinasikan clengan baik, akan jauh iebih cepat menyesttaikan dengan tuntutan per- ub ahan-perub ahan dan pergeseran terse- but. Jika dalam dr"tnia pendidikan "Llmtrm", dan lebih-lebih lagi dalam pendiciikan ke- Rekonstruksi Apakah hmtutan serupujugu herlukrt untuk pendidiktrrt aguntu, ter I e hil t- I e hi I t untuk lembugu Penditlikun 'l'inggi 'fenuga Kependidikun Islam ? lebih ttntuk lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga KePendidikan Islam ? Jika memang disePakati bahwahal itu harus berlaku, perh"rkah dilakukan moclifikasi, revisi, perbaikan materi, penyemPurnaan Program, muatan kuriktdum, pertitnbangan waktu, me- toclologi pengajaran dan sebagainya ? Ticlakkah hal ittt nantinYa meng- ganggu "stabilitas nasional", meng- ingat agama telah ter- lanjur dianggap seba- gai persoalan yang be- gittt peka atau "ciib ikin- bikin" peka oleh ma- syarakat dan negara. Apalagi jika meng- ingat bahwa ajaran agama dengan meto- dologi pengaj a rarrnYa, adtrlah suclah begitu acianya sejak clari dalu sampai sekarang clan juruan, tuntutan Program link and match lebih diarahkan untuk men- cetak tenaga tertlidik yang "siap pa- kai" atau siap memasuki bursa la- pangan kerja dalam era teknologi industri moderen. Bagaimana halnya dengan program link and match tialam dunia kependidikan Islam ? Apakah ttrnttttan serupa juga berlaku untuk pendi'Jikan agama, terlebih- 68 sampai kapan pr-rn jr-ra. Ia suciah begitu baku dan paten. Belurn lagi, jika clibanclingkan clengan cara melihat kenyatdran di masyarakat bahwa cara dakwah secara konvensional masih dapat diterima secara baik oleh ma- syarakat luas. Dengan cePat orang atau masyarakat, juga Pemerin- tah akan menamPik kenYataan adanya Sarjana Agama Yang kini JPI, Fakultus 'lhrbiyuh UII, l,l/96 dinamai S.Ag. kedapatan mengang- gur. fika ada pengangguran yang me- nimpa sarjana agama, dengan,sigap masyarakat akan menjawab bahwa kesemuanya ittr sangat tergantung pada kualitas dan kapasitas orang- perorang, bukan lembaga pendidikan yang telah mengasuhnya. Nyatanya, belum ada pengaduan di DPR yang menunttrt "ditutup- nya" lembaga pencli- dikan agama, baik negeri atau swasta, lantaran pengang- guran. Lantas, apakah dengan jawaban de- mikian persoalan te- lah selesai ? Apabila persoalan yamg clihadapi oleh lembaga pendidikan tinggi tenaga kepen- Rekanstruksi Jika uda pengangguriln yong ntenintpa surianu ugilnto, dengun sigap masyaraknl akan men- jutuab halnya kese- muanya itu sangut lergantu ng putlu kuali- tas dun kupasitls urong- perurang, bukun lemhaga pendidikatt yang telah mengasuhnya agama yang dianggap "peka" atau sebagai ultimate concern, sehingga tidak boleh cliutak-atik. Sebab, satu asumsi dasar yang tidak bisa ,lihindari untuk mem- bicarakan program link and match dalarn kaitannya dengan dunia lem- baga pendidikan tinggi tenaga kepen- didikan Islam dewasa ini adalah, ka- rena adanya perubahan cara berpikir masyaraka t luas sebagai akib at dari transformasi budaya dan perubahan yang diakibatkan oieh era teknologi industri. Siapapundapat merasa- kan hal ini, baik pendu- duk yang bermukim di kota maupun di desa, seiring dengan kuatnya arus informasi yar.g rnelanda negara kita lewat teknologi muta- diclikan Islam dalarn hubungannya dengan program link ancl match, adalah bagaimana mencetak dan memproduk tenaga kepen<lidikan Is- lam yang "siap pakai", dan "ctrkup bekal " untuk nenghadapi masyarakat industri moderen, maka hal tersebut dapat diperbincangkan secara luas dan bebas dalam masyarakat, tanpa harus ditakut-takuti oleh persoalan JPI, Fakultas Tarbiyah Uil, 1/A96 khir yang telah begitu berkembang. Keeratan pertalian antara per- ubahan cara berpikir dengan daya serap informasi yang begitu tinggi oleh rnasyarakat Indonesia, apakah materi dan metodologi kependidikan Islam yang selama ini telah berjalan dengan baik, tertib, akan sama saja corak dan lebih-lebih muatan isi dan metodologinya llengan corak, mu- 69 atan-isi dan metodologi pengajaran kependidikan Islam sebelum terja- dinya proses perubahan besar-besaran dalam hal "cara berpikir manusia". Dalam wilayah pemikiran Islam, . khtrsusnya ,Jalam Aliran Moderen Dalam Islan, hal tersebttt secara relatif telah lebih banyak .lisinggung oleh para pemikir,. Namun, perbincangan dan cliskusi tersebut terkait langsung dengan program ke- penclitlikan [slam, lebih-lebih dalam lem- baga pendirlikan tinggi, agaknya, masih jarang dikupas oleh para pe- mikir dan masyarakat luas" Kalaupun ada, sifatnya masih diclo- minasi oleh corak defen- srf, kalatr ticlak dikata- kanapologis. Kenyataan ini ter- Rekonstruksi perhincungun dun disknsi tersehut terka it ktngsung dengun program kependiilikun Islum, lehih-lehilt dulant lemhoga pendidikun tinggi, ugaknyo, musilt jarang dikupus olelt pura pemikir dun musyurukat |uus tidak ada pula telaah yang mendalam tentang kekurangan dan kelebihan yang rnelekat dalam dunia kependi- clikan Islam ittr sencliri. Pemikiran kependidikan agama literalis dan substansialis Menghaclapi tantangan realitas era informasi clan globalisasi serta tek- nologi-industri, Para agamawan pada rrmumnya tampak kttrang, atatr tidak begitrr merasa adanya tan-tangan yang c r.tk lrp bera rti terhatlap kehiclupan beragama, khususnya yang terkait clengan nilai- nilai f undamental keagamaan. Mereka pada rtmrrrnnya masih begitu kuat dalam model panclangan agama adalah agama, salat adalah salat, atau baca clalam uraian-uraian dan gagasan yang selama ini tiitawarkan, yang bentuknya masih terlalu sarat dengan muatan yang bersifat menyalahkan secara sepihak proses perubahan zaman yang selama ini berjalan. Di sisi lain, juga ticlak dibarengi ciengan telaahan yang dalam dan tajam terhadap logika,Jan historitas perubahan itu sendiri, dan 70 Puasa adalah puasa. Gejala ini masih memformulasikan bahwa dengan metoclologi peng- ajaran dan pencliclikan keagamaan secara tradisional-konvensional se- perti yang masih banyak dianut seka- rang ini, ajaran-a,iaran agama diyakini telah, masih, dan akan terus rliikuti dan tlipertahankan dalam era per- ubahan sosial yang bagaimanapun JPI. Iiakultas Tarbi;tah UII, I/496 coraknya. Metodologi pengajaran dan pendidikan agama moclel ini yang dapat kategorikan sebagai model pendekatan dok triner-l i tera l-form a l, masih dipercayai lantaran kurangnya perhatian terhaclap aspek historis tlan 'perkembangan keberadaan dan kehidupan manusia. ]ika sampai terjadi sial yang berclampak kultural-keagamaan, maka bukan doktrin agama yang harus mengikuti alur per- ubahan sosial, tetapi pertrbahan zaman dan sosial era indus- trilah yang harus mengikuti patokan- patokan dasar ajaran agama. Secara sepin- tas, ungkapan demi- kian memang ada Rekonstruksi perttbahan so- pacia tata nilai Metodologi penguiaran dun pendidikun agunu .yang dapat di hategori- han sehugoi model pendekatun rhktriner- literul-formul, musih dipercuyui lanturan kurangn.yo pcrhutiun terhudap aspek historis dun perkemhanllun keberuduan dan kehidupun nmnusiu. dicoba lindung dengan kekuatan kharisma cloktrin agama yang sakral, yang dianggap telah mempunyai da- ya kekuatannya sendiri. Artinya, as- pek tersebut sosialisasinya tanpa harus rnelalrti proses tawar menawar antara nilai-nilai funclamental keagamaan, dengan nilai-nilai sekuler lewat ke- kuatan historis (psikologis-sosiologis- antropologis-filosofis). Ini bahkan mengarah pada penu- tupan diri dari memper- timbangkan masukan- mastrkan yang di- sr.rmbangkan oleh per- ubahan-perubahan clan pengalaman manusia sebagai akibat langsung dari mekarnya rnuatan pengalarnan rnanusia era teknologi dan indus- tri. benarnya. Tetapi hal ini menunjukkan bahwa betapa penclidikan agama ber- ada dalam posisi titama yang hanya bersifat "defensif", dan bukannva " agresif" , - terutama dalarn metodo- logi yang digunakannya - daiam berhadapan dan meny ikapi tantangan zaman yang selalu berubah-ubah. Dalam lingkup tersebut, maka keberagamaan manusia, lebih banyak JPI, Falailtas Tarbiyah UII. lil/96 Pola pikir "defensif" di atas, yang dalam wilayah Lembaga Penclidikan Tinggi Tenaga Kepen- clidikan Agama Islam, dapat dima- sukkan dalam kriteria pemikiran ke- pendidikan keagamaan yang bercorak literalis. Secara formal, pemikiran ini bertalran pada rnrnns-rLlmlls fonna]- dok trinal keagamaan begitu saja ada- nya, tanpa perlu melihat dan memper- timbangkan kondisi sosio-historis 77 yang ada pada dataran praksis. Pada- hal, jika ditelaah secara lebih men- dalam, dunia praksis kehidupan ma- nusia, sebenarnya juga mempunYai kekuatan logikanya tersendiri, yang ti' dak mudah dipatahkan atau dika- lahkanbegitu saja oleh kekuatan dok- trin-doktrin keagamaan yang bersifat formal. Di bagian lain, pemikiran kePen- clidikan keagamaan yang bercorak literalis, tampak kurang begitu pedttii terhatlap liku- liku historisitas kekha- lifahan manusia yang terkait dengan aspek sosiologis, politis, psi- kologis, ekonomi dan seterusnya. Corak ter- sebut dinil.ai juga ku- rang (bukan tidak) peduli terhadap pemi- biasanya sering hanya terhenti di situ. Corak pemikiran kepenelidikan aga- ma model literalis kurang begitu ter- tarik untuk menyentuh aspek ethics, atatt a khla q, ta sa w u f,sikap hiclup, dan gaya hiciup keagama an (religious life s tyle),yang mekanisme pemb ttdayaan dan penamaannya dalam kehiduPan mantrsia jarth lebih rttmit dan sulit daripada hanya sekadar mengajarkan doktrin-,ioktrin keaga- maan yang bersifat for' ntal-cogniti,f. Penanaman nilai- nilai akhlacl atau etika keagamaan Islam hingga dapat dijiwai oleh anak ciidik seperti dengan membentuk si- kap dan gaya hidup keagamaan dalam kehidr"rpan sehari-hari, yang ti,Jak hanya ter- Relanstruksi pemikirun kependidikun keugunuun yung ber- corak literalis, tuntpuk kurung begittt peduli terlrudup liku-liku historisitus kekhu- Iilahun nunusiu yung terkait dengan uspek sosiologis, politis, ps i- kologis, ekononi dun seterusnYu kepercayaan muinya kemt Seiring de utama sekola atas, dan kai atau kepercay perlu disada tlupan bersan kepentingan t nilai yang I bersama, de melihat karer kut agama I bahkan serinl menjadi kep mereka yar beragama sel Dalam kor sebut, terlihi banyak ama lan dan peril sesuai deng nilai agama dicontohkar berbeda agar juga banyak pemikiranyar dalamkehidu rlilakukan ole agama, bahl mengaku tic begitu, kehr tengah-tengi JPI. Fatultas 7 kiran keagamaan yang bersifat subs- tansial-essensial, yang lebih menyen- tuh nilai-nilai moralitas keagamaan, bukan hanya nilai-nilai instrumental atatt technical dari pemikiran keaga- maan. Pemikiran kependir.likan agama bercorak literalis, tampaknya juga me- rasa cukup puas pada dataran ajaran- ajaran formal keagamaan, yang 7Z batas oleh e{in'ling formalitas-doktrin yang bersifat kognitif clan lepas dari keterkaitannya dengan clunia praksis sehari-hari, kr.trang begitu ciiperha- tikan oleh pendidikan keagamaan yang bercorak literalis. Sedangkan metoclologi pemb lrclayaan nilai-nilai f unciamental keagamaan Islam, sesungguhnya sangat berbeda dari metodologi pembudaYaan dan JPI, Fakultas Tarbiyah Uil, l/I/96 pengajaran dalam disiplin dan ilmu- ilmu yang lain. Pemikiran-pemikiran kependi- dikan agama yang bersifat esensial- fundamental-mendalam, yang biasa- nya terekam dalam studi falsafah dan 'tasawuf, juga ktrrang begittt mem- peroleh perhatian yang cukup mema- tlai oleh alur pemikiran kependidikan agama literalis. Asusmsi ini terutama karena sulitnya men- cari tolok ukur dan kriteria pisik-kuan- titatif hasil pem- bangunan agama le- wat pendekatan cara berpikir, sikap hidr-rp, elan perilaktr keaga- maan. Hal ini lebih 'lika- renakan oleh sulitnya mengukur wilayah keberagamaan yang Ilekonstruksi pendidikun keagumuun seringkuli hanyu terlrcnti putlu 'tvilu,yah kogniti/) dan tiduk ntenlentult wilattuh 4lAkU; upulagi psikomotorik secilru seimhung. diulang-ulang, dan tidak mampu menjangkau sampai pada taraf pem- bentukan sikap hidup beraganta dan gaya hidup yang aganzsdalam meng- hadapi segala problema kehitlupan kontemporer. Sementara corak pemikiran keaga- maan substansialis, sebenarnya ingin menembus r,vilayah janttrng keber- agamaan rnantrsia muslim secara lebih rnenelalarn dan ti- dak hanya puas, ter- henti pada aspek kog- tti tit-iornta l-d oktrinal sernata. Caya dan sikap hidup yang agamis, ja- uh lebih ditekankan dan lebih pokok trntuk dibu- dayakan lewat telaah kritis dan clialog yang intensif-menclalam. Pe- nempuhan dengan me- bersifat sr,rbstansial-esensial, sehingga pendidikan keagamaan seringkali hanya terhenti pada wilayah kognitif, dan tidak menyentuh wilayah affektid ap alagi psik onto tori k secara sei mb ang. Doktrin agama, sejarah perjuangan para nabi, cukup untuk diketahui saja dan jangkauan sebagai identifikasi keteladanan hanya bersifat parsial, tidak utuh, atau sekadar hafalan, JPI, Fakultas Tarbiyah Illl, l/l/96 ngacu pada arus per- ubahan sosial yang terjatli lewat masukan-rnasukan yang disumbang- kan oleh temuan-temlran sosiologis- antropologis dan psikologis-filosofis lrntlrk membedakannya ,lari corak altrr pemikiran kepencliclikan agama yang hanya terhenti pacla batas kharisma kebenaran agama secara for- mal-doktrinal. 73 Sejak era formative age, keber- agamaan Islam memang telah meng- alami ketegangan antara keclua model pemikiran clan penghayatan keaga- maan Islam tersebut. Oleh Matljicl Fakhry, ketegangan antara kedttanya disebtrt sebagai "dosa warisan" clalam wilayah pemikiran keislaman. Per- tanyaan kritis yang bersifat mencari klasifikasi, pendalaman, dan nilai-nilai f undamental-essensial biasanya memang rntrncttl clari kaiangan pemikiran kependi- dikan agama yang ber- corak substansialis. Ini tidak dimaksudkan un- tuk mengendorkan perjttangan kelemb- agaan agama yang di- garisbawahi oleh pe- mikiran keagamaan literalis, namtrn seba- kepada perkernbangan dan Peme- karan muatan pengalaman manusia yang sedemikian rttmit, komPleks, dan bercabang-cabang seperti yang terlihat'lalam era teknologi-industri ini. Dalam pertrbahan sosial era teknologi-indtrstri, banyak nilai-nilai keagamaan yang Pacla dataran for- mal-cloktrinal clapat dengan muclah "dimanipulir" oleh kekr-ratan h istorisitas kekhaiifah- an manusia bagi ke- pentingan-kepenting- an tertentu. KePen- tingan-kepentingan cl i ma ksrrcl, seringkali ticiak lagi bersentuhan deng;rn nilai-nilai clan ajaran agama Yang fundamental. Lewat seperangkat analisisnya terhadaP perkembangan bang- Rekonstn&si Dulum peruhuhun sosiul eru teknologi' industri, hunyuk nilui- nilui keugutttuun Yung patlu duturun.formul- doktrinal iluput dengun mudolr "tlimuniPulir" oleh kekuutttrt historisitus kekh uliJ ultun nronus iu bugi kepentingun' kepentingun tertentu. dan tidak be nalar Islam c bersifat nlr mengkaitkar bangan ilmu l Hal ini seri rancuan antar, pemikiran at; ntrsia mengen ga keduanya t baik, mana agama dan "ajaran" mar sisi Iain, has kiran manLri selalu berad konteks kest dan kebahas tentu, sehinl tidak terbedr tara mitos dar Nalar, seh clipergunakar alat untuk n kan keben; terkandung kepercayaal hanya unt menegaskan, dan keperca aplryistik. Itulah set atau nalar I JPI. Fakultas'j liknya, hal ini justru untuk mengisi "rtrh" atatt "jiwa" (strkma) keaga- maan yang lebih bersifat fundamen- tal dalam kehidupan sehari-hari dalam era perttbahan sosial vang ma- cam apapun itta. Manfaat clan kegunaan Pemikiran kependidikan agama Yang bercorak substansialis akan dirasakan tertttama jika telaah dan analisisnya diarahkan 74 sa, historisitas kekhalifahan pemikiran manusia era ineittstri (moderen), pemikiran substansialis lebih rnene- kankan pada pentingnYa Penjiwaan, penghayatan, Penyerapan dan inter- nalisasi nilai-nilai fr'tndamental ke- agamaan tlalam diri seseorang. Corak tersebut dirnaksr-tdkan agar clapat membentuk dan menjacli worltl view manusia beragama dalam setiaP JPI. Iirhiltcts'lhrbiyah Llil. l,'1i96 langkah kehidupannya. Untuk itu, alur pemikiran keaga- maan substansial yang memformula- sikan pemikiran kependiclikan agama yang bersifat formalliteral-doktrinal itu, juga menuntut penyertaan dan pemuatan pemahaman liku-likLl per- ubahan sosial rialam era teknologi-in- dustri. Sehingga, pemikiran keagama- an yang bercorak formal-doktrinal tersebut, dapat pula memahami struktur fundamental budaya baru era teknologi in- dustri-moderen, yang pada saatnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis, membuat diagnosis, dan terapi yang tepat sesuai dengan nilai- nilai funciamental ke- agamaan Islam dalarn Rekonstn&si l)iskursus ltemikiran kependidikun ugatnt Islunt, dalum se.iualr Jter j o I u n u n n.l,tt .1, il tr l: punjung, nrenturrg selulu herhudapon dengun inner tension (kelegungun ke dulum) mis, tanpa ada upaya untuk memati- kan yang satu dan hanya menghi- dupkan yang lainnya. Keberagamaan Islam era teknologi- industri Telaah yang dikemukakan di atas, menunjukkan kecenclerungan yang jelas bahwa datangnya era teknologi- industri telah merubah, menggeser program, jadwal, rencana dan bahkan juga "tujuan hidup" mantrsia di muka bu- mi. Persoalan tersebut juga dapat diketahuai dengan membaca teori- teori rnorlernitas yang telalr banyak clibahas oleh para ilmuwan, termasuk ilmuwan agama sendiri. Dalam khazanah fil- safat agama dan sosio- era industrialisasi dan modernisasi. Diskursus pemikiran kepencii- dikan agama Islam, dalam sejarah perjalanannya yang panjang, memang selalu berhaclapan dengan iruter ten- si on (\<ete gangan ke dalam) . Boleh j adi, suatu hikmahnya justru lahir karena adanya ketegangan tersebut, yaitu keberagamaan Islam tampak semakin menjadi begitu hidup, segar, dan dina- JPI, Fakultas Tarbiyah 1111, 1,'l/96 logi agama, khususnya adalah hubungannya dengan era teknologi -industri, clikenal istilah yang biasa disebvt sekuler. Kebanyakan or- ang atheisl memang bersikap sekuler dalam rnenghadapi kehidupan di dunia ini. Demikian pulalah prototipe yang ditiup-tir.rpkan clan cligaris- bawahi oleh kaum agamawan clalam menghadapi era modernitas yang sekuler. 75 Namun, pertanyaannya adalah cukupkah klasifikasi itu ? Tidak ada- kah atatt dapatkah orang beragama bermentalitas "sekuler" dalam hidup kesehariannya, khususnya dalam dataran nilai dan pandangan hiduP yang ia anut, dan bukan rlataran iba- dah-formal yang ia lakukan? Perta- nyaan ini jarang dikemukakan oleh kalangan ilmttwan, aPalagi dalam kalangan agamawan. Istilah sekttler, kira- nya lebih kena dan le- bih tajam (menggigit) jika makna dikaitkan dengan sikap hiclup, mentalitas t gaya hiclttp (life style) clan pan- dangan hidup (worlcl view). lnclikator pan- dangan hidup yang bersifat sekuler, sebe- narnya, ticlak hanya dangan hidttp" a tau "world view"nYa sekuler. Gejala yang relatif rumit ini, memang terkesan kurang begitu terdeteksi oleh keberagamaan manu- sia, yang semata-tnata menyandarkan pacla kharisma dan sakralitas dok- trinal-literal-forrnal. Pandangan hiduP Yang bersifat h e tl oni s ti k, n n te r i a I i s ti k, k ons u m ti f clan eksp I cti ta ti fterhaelap sesama clan j ttga terhadap lingkttngan alam, juga white collar crime(kejahatan kerah putih) d.an top heavy corruption (seperti penyalahgunaan ja- batan dan kekuasaan), irtlalah rnerupakan cer- min pandangan hidup yang sekuler. Dalam perilaktr sehari-hari, barangkali, seorang Rekonstruksi Indikutur pandungun hidup yang bersif'ut sekuler, sehenurnyu, tidak Imnyu sentutu- motu terkuit upukult seseurung itu rujin heribudult ututt tiduk menjadi "kon menjadi "poli pan Barat sea menghadapi I hadapi Islam. ini, kerapkali tara keduany suka menonj ketimbang se1 Islam men bas, materiali ras dan kejar gaimana dig kan ciaiam fi seperti yang cl kan di TV d: kop serta me 'lia elektroni nya, atau asut gatrlan bebas rJan sebagainl Iiknya, Barat dang Islam g ku, jumud, e miskin, renr Namun ironi sering menal laku, yang s'( kan tuclingar terhadap diri berbagai per kepadanya. Namun b .IPI. Fabultas T, semata-mata terkait apakah seseorang itu rajin beribaclah atatr tidak. Ini merupakan salah satr.r indikator dari sederetannya l;rinnva yang dapat tlikemukakan. Namun anggapan demikian yang tampak suciah paten (kokoh), sama sekali ticlak dapat menutup kemung- kinan acianya rnanusia beragama secara cloktrinal-formal, yang "pan- 76 tnanltsia beragama bisa memperlihatkan sikap khttsyrr', berkopiah (sebagai simbol lahiriah keberagamaan seseorang), namun, dapat saja cara hidupnya sehari-hari, mentalitas dan cara berpikirnya ada- lah sangat "sekttler". Dengan begitu, pandangan hicluP sekuler - unttrk era teknologi-in- dustri, dimana segala macam fasilitas clan berbagai kemudahan claPat ,I['1. F'ahtltcrs'lhrbiltah (-]ll, l ilig6 diperoleh dengan mudah,- tidaklah semata-mata tercermin dan terdeteksi lewat perbuatan meninggalkan perin- tah-perintah agama secara formal. Apalagi untuk rnanusia yang tidak mengenal ajaran agama sama sekali, maka ia akan lebih sulit mengenal wi- layah nilai-nilai kehidupan beragama yang sesungguhnya. Segi yang masih perlu cliuji kebenarannya oleh conutu- nity of religious re- searcher, panclangan hidup sekuler dinilai jauh lebih terkait dengan sikap ketidak- peclulian dan sikap acuh tak acuh terha- dap nilai-nilai funda- mental keagamaan Is- lam yang bersif at essensial-intera tif- Untuk era tekno- Rektnslnrksi Kehidupun "sekuler" di Ilurat lehih ban.vsk terbenluk lantaran ketiduhpedu liun man u siu llarat terh u dap n il ui-n i I ui dasar .fundumentul kcugamaun Krislen, .1tu2 1; kemu diun tercermin elu lum sikup hidup mereku terh adup moralitus, o lant semestu, lerh odup sesuntg manusiu, pandangan politik praktis, sehingga kurang begitu terkait lagi dengan nilai-nilai dasar yang sebenarnya rne- latarbelakangi pandangan hidtrp a the- is-komunis tersebut. Apa yang disebr.rt-sebr.rt sebagai kehidupan "sekuler" di negara-negara Barat, bukan semata-mata lantaran mereka secara fisik rneninggalkan agama Kristen - baca Gereja. Bukan sernata-mata karena se- cara pisik, mereka me- ninggalkan bangunan gereja. Salah satu tolok ukurnya memanglah dernikian. Kehidupan "sekuler" tii Barat lebih banyak terbentuk lantaran ketidakpetluli- an manusia Barat terha- ciap nilai-nilai clasar fundamental keagama- an Kristen, yang kemu- logi clan inclustri seperti sekarang ini, tata nilai dan pandangan hiclup sekuler, yakni suatu tata nilai yang lebih menekankan sentralitas hidup "kekinian" dan "keduniawian", kira- nya lebih dapat clipaharni rJaripada mengaitkannya dengan atheiatz (ke- ticlakbertuhanan). Untuk era seka rang ini, istilah atheis atau komunis lebih banyak terkait dengan kegiatan dan JPI, Fakultas Tarbiyah Illl. l1l,/96 dian tercerrnin dalam sikap hiclup mereka terhaclap moralitas, alam sernesta, terhadap sesarna manusia, terhadap alam semesta dan begitu setemsnya. Secara traciisi, barangkali mereka rnasih memegang tegulr cloktrin trini- fas; closa warisan clan sebagainya. Ga- yahidup era teknologi danindustri mo- deren yang materialistis, konsumtif 77 clan hedonistik, pandangan hiduP yang lebih menonjolkan "kekinian", dan bukan pandangan hicluP Yang mempertimbangkan asPek "keesok- an" hari, yang dalam al-Qttr'an cii- .istilahkan clengan " wal aakhiratu khairtm laka ntht al-ula". Hai ini kemudian mengimbas Pa- da praktek-praktek eksploitasi terha- dap sesama manusia (era penjajahan) dan eksploitasi terha- ciap alam lingkungan (problem ekologi). Ini merupakan sikap dan pandanganhiclup yang tipikal sekttler. Pada saat-saat tertentu, me- reka masih juga ke ge- reja, meskipun kun- jungan mereka ke ge- reja ittt, sama sekali ti- clak berpengartth pada pandangan hidup, nya. Bila cliha,Japkan pada arus Per- r,rbahan nilai ytrng sangat deras seperti itu, bagairnana metoclologi penc{i- dikan dan pernbttdayaan nilai keber- agamaan Islarrn Yang tePat untttk menghadapi, menjawab dan meng- antisipasinya ? Kiranya, hanya seka- ciar mengec.rrll (b laning) nilai-nilai yang berkernbtlng dalam era Per- r-rbahan sosial tersebut, tirlaklah clapat menyelesaikan perso- alan yang sesungguh- nya henclak e{ihaciaPi. Kesemuanya ini ba- garimanapun juga aela, atau bahkan besar pengartthnya terhaciaP keberadaan Pendidikan Tinggi Tanaga Kependi- dikan Agama Islam, terutama clalam lneng- hadapi ctan bergumul dengan era teknologi- Rekonstn*si Menghudupi tuntungun menta I itu s, modar n itu s, program link und mutch Lemhagu Pendidikun Iinggi Tbnaga Kepentli' tlikun Agumo Islum, parlu lebih terfukus pudu revisi mustnn "ketlulam" (materi dan metodologi) pgndidikun agumu, lung titlak lagi scmuta-mutu bersifut literul, doktrin ul. annya agar kr semakin baik. manusia juga dalam berkeh minum air lar diminum mal haus. Artinya, se atau alat kehi hasilkannya, s kebuttrhan dar jiban baru yan ia lakukan. ! dengan itu, t kehidupanpu jacli semakir pleks, rttmit berjalan sesr ngan interval yang semaki clek dan cepa tidak menenh gaimana tela mukakan, bah dewasa ini st Nrn Posmo, clig tu budaya par tetapi kreatif. radoks, kontr clapat hadir di yang bersam jttstru memb: JPI. Fahrltas Tt world-vie w,clan gaya hielup sehari-hari rnereka yang bersifat sekuler. Kehicl upan era teknologi-industri clan globalisasi informasi, ternyata tielak saja merttbah struktur berbagai kelembagaan hidttp yang bersifat fi- sik-kelembagaan. Tapi lebih dari ittr, bahwa ia juga merubah mentalitas, ca- ra berpikir, tlan gaya hidup orang Per- orang dan masyarakat Pada umum- 78 inc{trstri moderen. Menghatiapi tan- tangan mentalitas, modernitas, pro- gram link ancl ntatch Lembaga Pen- diclikan Tinggi Tenaga Kepen,Jiclikan Agarna [slam, perlu lebih terfokus pa- da revisi muatan "kedalatn" (materi dan metodologi) pendielikan agama/ yang ticiak lagi semata-mata bersifat literal, cloktrinal. Tetapi Iebih ciari ittt, yakni perlu lebih menukik pada "nilai- Jl'1, l''qkultcts'['o rbiltuh L /ll. l,'l/96 niiai keagamaan" yang ditanamkan dan diinternalisasikan pada generasi didik dengan cara memanfaatkan se- banyak mungkin diskusi-diskusi dan dialog yang bersifat entpiris-historis terhadap liku-liku dan problem dunia teknologi-industri modern. Penciirlikan keagamaan Islam un- tuk era yang sudah berubah cepat se- perti saat sekarang ini, ticiak bisa tidak, sudah harus berubah wajah. Perubahan ha- rus beranjak eiari yang dulunya hanya sema- ta-mata bersifat dok- trinal-formal-l i tera l, ke arah studi kebuda- yaan,peradaban, peri- laku dan mentalitas manusia moderen. Hal ini harus clitem- puh clengan semangat dan motivasi clengan Rekonstn*si Pendidikan keugumaan Islsm un- luk eru yung sudult beruhuh ceput seperti suat seksrung ini, tiduk hisa tidok, suduh Inrus heruhult wajalt perguruan tinggi, rnaupun untuk go- longan masyarakat lain yang bermi- nat. Metodologi tersebut sesung- guhnya lebih menarik bagi generasi muda vang sudah banyak menerirna dan menelan anrs informasi moderen, daripada model pendi,Jikan dan pengajaran agaffIa yang curna ber- corak literal-doktrinal tlan tanpa analisis yang tajam terhadap nilai-nilai yang melatarbelakangi serta relevansinya de- ngan kehiclupan era tek- nologi-industri. Menonjolkan perlu- nya perubahan dan pergeseran metodologi, bukan berarti harus sepenuhnya melepas- kan aspek-aspek dan dimensi,loktrin keber- agamaan Islarn. Per- soalamya adalah bagai- mencari titik singgrrng, titik tolak- belakang, dan titik relevansinya de- ngan nilai fundamenta I keagamaan Is- lam. Metodologi ini tidak saja tepat un- tuk kajian keagamaan [slam di bang- ku kuliah, tetapi juga tepat untuk pro- gram-program yang dirancang khu- sus untuk kursus keagamaan, baik untuk golongan eksekutif, dosen JPL Falailtas'Tarbiyoh I ll1, I il/96 mana menciptakan format yang equi- libriunt sehingga adaptif dengan tuntutan antara dimensi normatifitas- doktrin yang bersifa t formal-transen- dental, dengan dimensi historis ke- khalifahan yang bersifat empiris dan praktis. "Link and Match" Kependidikan Is- lam dalam era industri moderen Seperti diuraikan di atas, bahwa 79 konsepsi link and mafci bermula llan tuntutan dunia industri rnoderen ter- hadap dunia pendidikan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia era teknologi-inclustri. Untuk memenuhi . kebutuhan praktis-pragmatis tersebtrt, maka dttnia pendidikan "dipaksa" melakukan modifikasi, penyesrtaian, penyusunan kembali, revisi, pertrbah- an kurikttlttm, pemahaman jam bela- iar, dan sebagainya trn- tuk rnenyesuaikan dan mementthi kebutuhan elunia teknologi- indus- tri. Laltt bagaimana halnya dalamkependi- dikan Islam ? Dengan perubahan sikap mental, cara berpikir, dan gaya hictup yang dibawa serta oleh artrs tek- nologi, inclttstri clan Rektnstruksi konsep link und mutclt tlulum duniu kependidikun dganto Islum, tiduk hunyu terhutus pudu relevunsi duniu pendidikun Islutrt clun duniu ketenagukerjuun di tunuh uir. Jika muatan isi dan metodologi peneliclikan agama dalam kedua era tersebut tetap dianggaP sama, maka masyarakat lttas patut clan berhak mempertanytrkan relevansi pendi- dikan agama -yang tliberikan di ber- bagai lembaga pendiclikan. Demikian jrrga yang clibe'rikan lewat majlis taklirn-majlis taklirn, dan kaset-kaset dakwah yang tersebar lutas, dalam tan- tangan era teknologi ,,lan inelustri sekarang ini yang sudah secle- mikian rnajtmya. Dengan cara pan- c{ang yang clernikian, penulis melihat bahwa konsep link and match dalam dunia kepen- rliciikan agama lslam, ticiak hanya terbatas pada relevansi cltmia Tenaga I Me informasi, perlukah motlifikasidan revisi terhaciap materi kepenclidikan Islam baik pendidikan sekolah maupun di perguruan tinggi ? Dalam ungkapan lain, samakah mrlatan isi peneliclikan metodologi pengajaran dan penclidikan agama yang cliberikan kepada anak diclik (semua jenjang) pada era agraris dan era indttstri ? 80 penciirJikan Isiam elan dunia ketenargakerjaan cli tanah air. Tetapi hartts lebih dari itu, bahwa mociifikasi, pe rttb ahan, penyesLtaian- penvesuaian y.rng perlur'lilakukan oleh para ahli dan kalangan akadernisi tenaga kependidikan Isiarn terhaclap bobot muatan materi kepencliclikan Islam di perguruan tinggi, kemudian harus dapat berdialog secara bebas, membedah perubahan sosial, per- JI'1, l;'ahilras TLtrhi)toh UII, Iili96 alam pr hana, ./i mana dibahas ditinjau dal sempit. Dalar match adal; suaian antar; pendidikan u nangani mas salah yar.g praktis-teknis jangka pende patdicontohk ti program-1 politeknik, < kursus-kursur latihan-pelatiJ sifatnya profe Sedang kesesuaian an dengan tanta dataran filox mendasar ya JPI. Fakultas Ti geseran mentalitas dan gaya hidup era moderen yang merupakan akibat langsung dari mekarnya era tekno- logi-industri. Hal ini jauh lebih perlu untuk se- gera dibenahi, baik dalarn kerangka realisasi program link and.match, maupun menghadapi perkembangan dan pemekaran pengalaman manusia yang terus melesat, dengan clampak yang destruktif ter- ha,Jap format ber- pikir, sikap hidup, gaya hiciup, lembaga keluarga, dan pranata sosial-keagarnaan tra- tlisional. Tanpa usaha berkesinamb ungan ke arah itu, jangan- jangan pentlidikan agama yang selama ini berjalan, ciisadari atau tanpa disadari, Ilckonstnrksi I)rlam rangku me- menuhi progrum link und mutch era tekno- logi-industri, pendi- dikun ugumu tiduk lugi hurus hertahutr padu pcndekututr yun g h un_yu "terbatas" padu pctt- de kutan literel- doktrinal-fbrnrul semutu values, adalah tugas utama kependi- dikan Islarn dalam hubtrngan dengan program link ancl match yang diingin- karLnya. Manusia beragama yang hi- dtrp dalarn era industri moderen ini, membutuhkan sentnhan-sentuhan nilai-nilai tas;rwuf dan falsafah hiclup keagamaan y;rng lebih fundarnental. Ini akan mc'njacli alat atau strategi dalam me-ngayomi dan melindungi cliri sendiri, keluarga clan rnasyarakat luas elari berbagai "jebakan" dan erosi yang ciiaki- batkan oleh "denr mesin" teknologi dan in- elr.rstri. Dalarn rangka me- menuhi program link and match era tekno- logi-ineiustri, pencli- clikan agama ticiak lagi hanya akan mengantarkan anak didik ttntttk mengamini saja perubahan sosial yang diakibatkan oleh era teknologi dan incl ustri, tanpa dibarengi pandangan yang kritis sama sekali. Menata dan merumuskan kembali format sikap hidup, rnentalitas, cara berpikir, gaya hidup yang teranyam dan ter-aji oleh religious fundanTental JPI. Fakultas Tbrhiyuh (1il. 1,1196 hartrs bertahan pada pendekatan yang hanva "terbatas" pacla penciekatan literal-r.loktrinal- formal semata. Materi kepenciidikan dan pengajaran agarna, ticlak boleh tidak, harus F-rula bersentuhan dengan problem-pr oblem kehitl,rpan empiris- praktis yang membelenggr-r kehiclup- an manusia era moderen, dalam setiap clerap langkah kehidupannya setiap hari. Gangguan, penganrh, godaan, 81 pikatan, jebakan gaya hidup moderen, baik untuk masyarakat yang telah ber- kecukupan secara ekonomi, mallptm yang belum berkecukupan, kiranya tidak dapat diselesaikan hanya de- ngan mengel uarkan fa tw a rloktrin for- mal keagamaan, yang seringkali ti,Jak mampu menyentuh post kesacla ftu1 ma- nusia secara mendalam. Larangan cian dok-trin keagamaan yang bersifat formal memang dapat clide- ngar, dihaf al, dan cliujikan, bahkan clapat c{inilai lewat sistem penilaian objek tif test- cara-cara seperti ini sering diistilahkan dengan pengetahuan agama yang terbatas pada sentuhan aspek kognitif. Namtrn hal tersebut belr-rrn sang- Ilekonstruksi ugendu penunumun elun pemhu duyuu n n i I ui-n il u i keaS4umuun dulunt keh idu pu n n se h u ri-h u ri, perlu ditin dakluiuti mclul u i ka.jiun dan peneluuhan .ya ng in tcnsif-men dulum tlcngun memunJoutkun Iit erat u r-l iter at u r b er r u -vsng terkait dengun dumpuh eru inilustri nuxleren literatr.rr-literatur bartt yang terkait dengan dampak era indr"rstri moderen, seperti masalirh lingkttngan hidttp, problema sosi irl kemasyarakatan, dan termasurk persoirlan-persoalan HAM, kemiskinan strttktural clan kesen- jangan sosial dnn lain sebagainya. Lewat telrrah kritis-historis ter- hadap materi-materi yang menyanS- kut dr"rnia teknologi- inc{ r.rstri mocleren seperti yang clemikian ini, para penclidik h.rrlrs dapat lnema- sukkan nilai-nilai ke- agamaan Islam yang be rsif at f unclamental- f r,rngsional dalam pengajarannya. Selan- jrrtnya, cliharapkan c{apat dipec{omani dan dijaclikan acrran dalam kehidtrpan sehari-hari ketika bergumr"rl de- 511), membt terhadap ani cli lembaga p "Kurang untuk ntenil didikanlslant telah terjadip keagamaann melainkanka menjanjikar terhadap tut permintaans putmettdabt palingtidak,, yang menja, bangan masS lant mentilit pendidikan, (aganta) statt cita-cita. M yangtetpelaj, kin beragat bangannya di Iihpendidika, Kebenara djar itu, dapa nya orang t, ingin mem Iembaga-len Al-Azhar d madiyah S: salah satu M; di Malang. I JPI. Fahtltas' gLrp menyentuh aspek penanaman, pembenttrkan sikap, mentalitas, datn gaya hiclup keagamaan. Dalam era kehidupan moderen yang tampak begittr rtrmit, agenda penanaman dan pembtrdayaan nilai- nilai keagamaan dalarn kehidupann sehari-hari, perlu ditindaklajuti mela- Iui kajian dan penelaahan yang inten- sif-mendalam dengan memanfaatkan 82 ngan ntain streant.lrLts modernitas itu sencliri. Hal ini secara tegas seringkali dipe- sankan, bahr.va dalam menghadapi tantangan perubahan sosial yang begitu cepat, seorang agamawan ciiha- rapkan elapat memfilter berbagai darnpak pertrbahan sosial dan tata nilai moclernitas, lewat nilai-nilai aga- ma yang berdimensi teologis-tran' ,lPL licrhiltcts Tarbiyah tlll, 1tli96 sendental-fungsional. Dengan begitu akan tampak pula perbedaan meto- dologi penyampaian pendidikan dan pengajaran agama untuk tingkat SD, SMP di satu pihak, dan pendidikan agama di tingkat SMA tlan Perguruan Tinggi di lain pihak. Tekanan pa'Ja program link and rnatch dalam pendiclik-an Tinggi Agama Islam adalah bagaimana menelaah, mema- hami, mendiagnosis, dan mengantisipasi persoalan perubahan tata nilai, sikap dan ga- ya hicltrp yang kon- sumtif-ma terial istik- hedonistik c{an eks- ploitatif terhadap sesa - ma dan terhadap alam Iingkungan. Cukup'r- kah clan suclahkah ada perhatian terhadap Rekonstn&si penunumun clun pemhentukun sikup tlun ga.ya hidup, cor( herpikir dan mcntulitas keogumuun, ugakn.1,u, coruh pemikirun kependidikon ugum0 .yong hun.yu terfokus poda coruh doktrinul- literal-lbrmal, tiduk memudai lugi lebih lanjut pengadaannya. Khustsnya dalam kaitan dengan penanaman dan pembentukan sikap dan gaya hidup, cara berpikir clan rnentalitas keagamaan, agaknva, corak pemikiran kepencliclikan agama yang hanva terfokus pada corak .-lok- trinal-literal-fonnal, tidak mernadai lagi. Corak dan rnoclel pendiclikan keagamaan model tersebtrt, hanva tampak rnemadai untuk rnernenuhi kebutuhan pengetahtran agama yang bersifat kognitif se- mata, tetapi kurang me- maclai untuk lnenanam- kan sikap dan gaya hidup, mentalitas keaga- maan yang menyentuh aspek kesadaran, f ang melipr.rti aspek kognitif, afektif clan sekaligr,rs psikomotor. materi yang dirancang secara khusus untuk program link and match dalam penclidikan agama menghadapi teknologi-inelustri ? Jika melnang sudah ada, maka yang ,Jiperlukan atlalah secara bertahap melakukan penyempurnaan, sejalan dengan tuntutan dan tantangan yang selaltr berubah. Namun, jika belum acia, perlu dipikirkan dan dirumuskan JPI, Fahtltas Tarbiysh l/ll, l,It96 Untuk memenuhi dua tuntutan terakhir, maka diperlukan perubahan dan penyesuaian nta teri tlan ntetodologi penyampaian yang lebih relevan dengan perubahan sosial. Dengan begitu, program link ancl rnatch dalam dr"rnia kepenclidikan Tinggi Agama Is- lam titlak hanya perlu, tetapi sudah mendesak sekali waktr.mya, karena telah dikejar oleh era tinggal landas, 83 7 Rekonstruksi menuju era industrialisasi yant se- sungguhnya. Dengan begitu, maka wajah pen- didikan agama diharapkan akan be- nar-benar menarik,dan clibr.rtuhkan oleh masyarakat dalam era ini (tekno- logi dan inclustri). Animo harus dibangun atas dasar kemampuannya yang clapat mengantisipasi dan rnem- beri jawaban terhadap tantangan yang telah dilahirnya era moderen clan elihadapkan pacla eksistensi rnanusia yang hidup di tengah pergumulan dengan tatanirn masyarakat industri ittr sendiri. Dr, H.M. Atuirt Abdullah, Dasen Fakultas Usltuludilin IAIN Sunan Kalijaga Yogvakarta. 84 .JPl. F'skultus 7'arbiyah UII, l,q/96
Perspektif "Link and Match" Lembaga Pendidikan Tinggi Tenaga Kependidikan Agama Islam (Rekonstruksi Atas Tinjauan Metodologi Pembudayaan Nilai-Nilai Keagamaan)