Anda di halaman 1dari 12

Studi Kasus: Penyelesaian Numerik Perpindahan Panas Konduksi 2-D pada Bidang Datar

dengan Menggunakan Program MS Excel dan Engineering Equation Solver (EES)


Ali Hasimi Pane
1

1
Mahasiswa Magister Teknik Mesin USU-Medan, ALP Consultant Owner
Telp: 0813 7093 4621, Email: ali.h.pane@gmail.com



Abstrak
Perpindahan panas konduksi 2-dimensi kondisi tunak, pada sebuah benda/dinding permukaan datar/plat, yang akan
diketahui distribusi temperatur yang terjadi pada dinding tersebut dengan jarak tertentu sesuai arah aliran
perpindahan panasnya dan kondisi batas yang mempengaruhi dinding tersebut. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah metode elemen hingga (finite element method/FEM), dengan
metode pendekatan ini akan membentuk persamaan-persamaan numerik yang harus diselesaikan dengan cermat dan
teliti untuk memperoleh hasil yang akurasi. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurasi, maka dinding dapat
dibagi dalam beberapa bagian elemen, dimana dalam setiap persinggungan garis elemen akan terdapat node pada
jarak tertentu. Semakin banyak elemen pada sebuah benda yang dianalisa, persoalan akan menjadi lebih komplek jika
diselesaikan secara manual/tangan dalam proses penyelesaian metode numeriknya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini
penyelesaian metode numerik tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan perangkat lunak komputer, yaitu MS
excel dan engineering equation solver (EES software).

Keyword: Perpindahan panas konduksi 2-D, kondisi tunak, FEM, MS Excel, EES software


I. Pendahuluan

Dalam beberapa kasus studi perpindahan panas,
seperti: perpindahan panas konduksi 2-dimensi kondisi
tunak pada sebuah permukaan benda yang ingin
diketahui distribusi temperaturnya baik permukaan
datar/plat, silindris maupun permukaan bulat, akan
menjadi hal yang menarik jika diselesaikan atau
dimodelkan dalam metode elemen berhingga (finite
elemen method/FEM). Dimana metode ini adalah sebuah
metode pendekatan matematik, dengan membagi elemen
dalam beberapa elemen/node, sebagai catatan semakin
banyak pembagian elemen/node pada benda yang akan
dianalisa, maka akan diperoleh hasil yang lebih baik dan
akurasi.
Dalam tulisan ini, akan diselesaikan satu contoh
sederhana untuk perpindahan panas konduksi 2-dimensi
kondisi tunak (gambar 6), dimana bentuk persamaan
numerik yang dihasilkan akan diselesaikan dengan
menggunakan perangkat lunak komputer yaitu MS excel
dan EES software.


II. Studi Literatur
Persamaan umum untuk perpindahan panas konduksi
2-D yang tidak terdapat sumber panas dari dalam,
sementara nilai konduktivitas thermalnya konstan adalah
berlaku persamaan Laplace:
0
2
2
2
2
=
c
c
+
c
c
y
T
x
T
1

2.1 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan Panas
Konduksi 2-D untuk Node bagian Dalam

Perhatikan gambar 1,

Gambar 1. Mekanisme metode elemen hingga untuk
node bagian dalam

Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 2
Pada arah x:

2
, 1 , , 1
, 1 , , , 1
, 2 / 1 , 2 / 1
,
2
2
) (
2
x
T T T
x
x
T T
x
T T
x
x
T
x
T
x
T
n m n m n m
n m n m n m n m
n m n m
n m
A
+
=
A
A

=
A
c
c

c
c
=
c
c
+
+
+
2

Dengan cara yang sama pada arah y, diperoleh:
2
1 , , 1 ,
,
2
2
) (
2
y
T T T
y
T n m n m n m
n m
A
+
=
c
c +
3

Dengan mengasumsikan bahwa Ax =Ay, dan subsitusi-
kan persamaan 2 dan 3 ke persamaan 1, maka diperoleh:
0 4
, 1 , 1 , , 1 , 1
= + + +
+ + n m n m n m n m n m
T T T T T 4

Jika terdapat sumber pembangkit energi kalor dari dalam,
maka persamaan 4 menjadi:
0 4
) (
,
2
1 , 1 , , 1 , 1
=
A
+ + + +
+ + n m n m n m n m n m
T
k
x q
T T T T


5

2.2 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan Panas
Konduksi 2-D untuk Sudut Node bagian Dalam
dengan batas Konveksi

Untuk sudut node bagian dalam berbatasan dengan aliran
perpindahan panas konveksi, seperti gambar 2, maka
persamaan untuk kasus ini:
0 3 2
2 ) ( ) ( 2
,
1 , , 1 1 , , 1
= |
.
|

\
| A
+
A
+ + + +
+ +
n m
n m n m n m n m
T
k
x h
T
k
x h
T T T T
6

2.3 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Sudut Node bagian
Luar dengan batas Konveksi

Untuk sudut node bagian luar berbatasan dengan aliran
perpindahan panas konveksi, seperti gambar 3, maka
persamaan untuk kasus ini:
0 1 2 2 ) (
, , 1 1 ,
= |
.
|

\
|
+
A

A
+ +
n m n m n m
T
k
x h
T
k
x h
T T 7


Gambar 2. Mekanisme metode elemen hingga untuk
sudut node bagian dalam dengan batas konveksi


Gambar 3. Mekanisme metode elemen hingga untuk
sudut node bagian luar dengan batas konveksi

2.4 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Node pada
permukaan dengan batas konveksi

Untuk node pada permukaan berbatasan dengan aliran
perpindahan panas konveksi, seperti gambar 4, maka
persamaan untuk kasus ini:
8 ... 0 2 2
2 ) 2 (
,
1 , 1 , , 1
= |
.
|

\
|
+
A

A
+ + +
+
n m
n m n m n m
T
k
x h
T
k
x h
T T T


2.5 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Node dengan batas
di-Isolasi

Untuk node pada permukaan berbatasan dengan isolasi,
seperti gambar 5, maka persamaan untuk kasus ini:
0 4 2
, , 1 1 , 1 , 1 ,
= + + +
+ + n m n m n m n m n m
T T T T T 9
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 3

Gambar 4. Mekanisme metode elemen hingga untuk
node pada permukaan dengan batas konveksi


Gambar 5. Mekanisme metode elemen hingga untuk
node dengan batas isolasi

2.6 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Node pada
permukaan dengan batas Fluks Kalor

Untuk node pada permukaan berbatasan dengan fluks
kalor merata (uniform), seperti gambar 4, maka
persamaan untuk kasus ini:
0 4
"
2 ) 2 (
, 1 , 1 , , 1
=
A
+ + +

+ n m n m n m n m
T
k
x q
T T T 10


Gambar 5. Mekanisme metode elemen hingga untuk
node pada permukaan dengan batas fluks kalor merata
Persamaan 4,6,7,8, 9dan 10 adalah dimana untuk semua
kasus nilai konduktivitas thermal (k) diasumsikan
konstan pada setiap jarak Ax dan Ay. Dan bila harga k
terdapat perbedaan dikarenakan material yang berbeda,
dan ada pembangkit kalor maupun fluks kalor yang
mempengaruhi maka dalam proses penyelesaian harus
dengan cara menyelesaikan persamaan 1. Catatan dengan
semakin banyak pembagian meshing Ax dan Ay maka
akan memperoleh hasil yang lebih akurasi.

III. Metodologi

Dalam tulisan ini, persoalan adalah merupakan kajian
lieratur (gambar 6), dimana distribusi temperatur terjadi
pada bidang datar (plat) pada kondisi simetri adibatik
yang salah satu permukaannya diisolasi dan permukaan
lainnya mengalami konveksi bebas.

Metode penyelesaian dari persoalan gambar 6 adalah:
Pertama yaitu menentukan persamaan numeriknya sesuai
pada kondisi batas yang mempengaruhi setiap node.
Kedua susunan dari persamaan numerik akan
diselesaikan dengan program excel yaitu dengan invers
matrik dan iteration setting. Ketiga penyelesaian dari
persamaan numerik akan digunakan EES software.

IV. Hasil dan Pembahasan

Node 1:
0 1
2
200
1
2
1 3 1
=
|
|
.
|

\
|
A

|
.
|

\
|

A
+ |
.
|

\
|
A

|
.
|

\
|

A
y
T T x
k
x
T y
k 11

Dimana nilai k = konstan, jadi kalikan persamaan
tersebut dengan 2/k, maka:
(200 T
1
) +(T
3
T
1
) =0

atau

-2T
1
+T
3
=-200 11.a

Node 2 dengan menggunakan persamaan 7 diperoleh:
-5,333. T
2
+T
7
=-300 12


Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 4
Node 3 dengan menggunakan persamaan 9 diperoleh:
T
1
4T
3
+2T
4
+T
8
=0 13

Node 4, 5, dan 6 dengan menggunakan persamaan 4
diperoleh:
T
3
4T
4
+T
5
+T
9
=-200 14
T
4
4T
5
+T
6
+T
10
=-200 15
T
5
4T
6
+T
7
+T
11
=-200 16

Node 7 dengan menggunakan persamaan 8 diperoleh:
(T
2
+2T
6
+T
12
) 10,667. T
7
=-200 17

Node 8 dengan menggunakan persamaan 9 diperoleh:
T
3
4T
8
+2T
9
+T
13
=0
18
Node 9, 10, dan 11 dengan menggunakan persamaan 4
diperoleh:
T
4
+T
8
4T
9
+T
10
+T
14
=0 19
T
5
+T
9
4T
10
+T
11
+T
15
=0 20
T
6
+T
10
4T
11
+T
12
+T
16
=0 21

Node 12 dengan menggunakan persamaan 8 diperoleh:
(T
7
+2T
11
+T
17
) 10,667. T
12
=-200 22
Untuk node 13, 14, 15, 16, dan 17 adalah merupakan
bidang simetrik adiabatik, maka:

Node 13 dengan menggunakan persamaan 9 diperoleh:
2T
8
4T
13
+2T
14
=0 23

Node 14, 15, dan 16 dengan menggunakan persamaan 4
diperoleh:
2T
9
+T
13
4T
14
+T
15
=0 24
2T
10
+T
14
4T
15
+T
16
=0 25
2T
11
+T
15
4T
16
+T
17
=0 26

Node 17 dengan menggunakan persamaan 8 diperoleh:
(2T
16
+2T
12
) 10,667. T
17
=-200 27

Dengan menyusun kembali persamaan 11 sampai 27
maka akan membentuk persamaan matrik 17 x 17. Oleh
karena itu, persamaan matrik tersebut dapat diselesaikan
dengan bantuan MS excel atau EES software.





Gambar 6. Mekanisme kasus perpindahan panas konduksi 2-D bidang datar
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 5
Makapersamaan beda hingga dari semua node(node1 sampai dengan node17) adalah:

-2T
1
+0T
2
+T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 11
0T
1
5,333T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-300 12
T
1
0T
2
4T
3
+2T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 13
0T
1
+0T
2
+T
3
4T
4
+T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 14
0T
1
+0T
2
+0T
3
+T
4
4T
5
+T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 15
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+T
5
4T
6
+T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 16
0T
1
+T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+2T
6
10,667. T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 17
0T
1
+0T
2
+T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
4T
8
+2T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 18
0T
1
+0T
2
+0T
3
+T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+T
8
4T
9


+T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 19
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+T
9
4T
10
+T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+T
15
+0T
16
+0T
17
=0 20
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+T
10
4T
11
+T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+T
16
+0T
17
=0 21
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+2T
11
10,667. T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+T
17
=-200 22
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+2T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
4T
13
+2T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 23
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+2T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+T
13
4T
14
+T
15
+0T
16
+0T
17
=0 24
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+2T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+T
14
4T
15
+T
16
+0T
17
=0 25
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+2T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+T
15
4T
16
+T
17
=0 26
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+2T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+2T
16
10,667. T
17
=-200 27

Dalamproses penyelesaian persamaan matrik diatas dapat dilakukan dengan metodeinversematrik.
[A] {T}={C} 28
atau
{T} =[A]
-1
{C} 29




Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 5
Proses penyelesaian persamaan dengan programMS. excel

Gambar 7. Bentuk persamaan matrik dalamworksheet excel






6
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 5
Hasil inversematrik A:

Gambar 8. Hasil perhitungan invers matrik A padaworksheet excel

7
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 8
Hasil perhitungan temperatur dari persamaan 29:

Gambar 9. Hasil perhitungan distribusi temperatur menggunakan worksheet excel

Penyelesaian dengan EES software.

Gambar 10. Penulisan bentuk persamaan numeri dalam EES software

Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 9

Gambar 11. Hasil perhitungan distribusi temperatur menggunakan program EES software.


Gambar 12. Permodelan untuk proses iterasi pada worksheet Ms Excel

Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 10

Gambar 13. Cell worksheet Ms Excel setelah dituliskan persamaan numerik


Gambar 14. Hasil distribusi temperatur dimana proses iterasi diatur dengan maximum iterations 100 dan maximum
change 0,000001.

Tabel 1. Perbandingan hasil perhitungan distribusi temperatur

Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 11
Dari hasil perhitungan distribusi temperatur dengan
metode FEM yang diselesaikan baik dengan
menggunakan program MS excel maupun EES software,
adalah tidak menunjukkan hasil yang jauh berbeda. Jadi
pada dasarnya penyelesaian persoalan perpindahan panas
konduksi 2-D yang akan ditentukan distribusi temperatur
benda tersebut adalah perlu diperhatikan ketelitian dalam
menentukan persamaan numerik pada setiap node dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil akhir
perhitungan distribusi temperatur yang menggunakan
program MS excel dan EES software dapat dilihat pada
tabel 1.

V. Kesimpulan
Analisa perpindahan panas konduksi 2-D, untuk
menentukan distribusi temperatur, dengan menggunakan
metode elemen berhingga (finite element method/FEM)
adalah akan menghasilkan persamaan-pesamaan numerik
yang jumlahnaya bergantung pada banyaknya pembagian
elemen diskritasi dan jumlah node pada benda yang akan
dianalisa. Apabila jumlah dari elemen maupun node yang
dilakukan banyak dan apabila proses penyelesaiannya
dilakukan secara manual/tangan, akan menjadi
permasalahan yang komplek dalam tingkat ketelitian dan
keakurasian hasil akhirnya. Oleh karena itu, program MS
excel dapat digunakan (metode invers matrik dan
iteration setting) dan EES software. Dan jika dilihat pada
studi kasus yang dibahas dalam tulisan ini adalah
menunjukkan hasil akhir yang identik sama atau tingkat
errornya lebih kecil dari pada 1%.

VI. Referensi
[1]. Yunus A. Cengel, Heat transfer: A Practical
Approach, Second Edition, Chapter 5, McGraw-Hill
Companies, Inc.
[2]. Theodore L. Bergman, Adrienne S. Lavine, Frank P.
Incropera, David P. Dewitt, Introduction to Heat
Transfer, Sixth Edition, Chapter 4, John Wiley & Sons,
Inc, 2011.
[3]. Frank Kreith, Raj M. Manglik, Mark S. Bohn,
Principles of Heat Transfer, Seventh Edition, Chapter 2,
2011.
[4]. Ronald S. Besser, Spreadsheet solutions to two-
dimensional heat transfer problems, Chemical
Engineering Education, 2002.
[5]. EES manual handbook by F-Chart software


Biography

Ali Hasimi Pane,
Mahasiswa magister (S2)
Fakultas Teknik, Jurusan teknik
mesin USUMedan, dengan
konsentrasi studi konversi
energi.
Sarjana Teknik (S1) selesai pada tahun 2004 dari Institut
Teknologi Medan (ITM), konsentrasi studi konversi
energi.




















Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 12
Lampiran:
Prosedur penulisan persamaan pada proses penyelesaian
iterasi:
(h. Ax . T_)/k =(B4*B2*B5)/B3
(h. Ax/k)+2 =(B4*B2/B3)+2
T_1 =(F31+G30)/2
T_2 =(I30+J31+G2)/G3
T_3 =((2*G31)+F30+F32)/4
T_4 =(F31+H31+G32+G30)/4
T_5 =(G31+I31+H32+H30)/4
T_6 =(H31+J31+I32+I30)/4
T_7 =(J30+(2*I31)+J32+(2*G2))/(2*G3)
T_8 =(F31+F33+(2*G32))/4
T_9 =(F32+H32+G33+G31)/4
T_10 =(G32+I32+H33+H31)/4
T_11 =(H32+J32+I33+I31)/4
T_12 =(J31+(2*I32)+J33+(2*G2))/(2*G3)
T_13 =(F32+F34+(2*G33))/4
T_14 =(F33+H33+G34+G32)/4
T_15 =(G33+I33+H34+H32)/4
T_16 =(H33+J33+I34+I32)/4
T_17 =(J32+(2*I33)+J34+(2*G2))/(2*G3)


Gambar 15. Grafikal plot distribusi temperatur pada benda studi kasus menggunakan data program Ms excel dari
iteration setting.








Series1
Series2
Series3
Series4
1 2 3 4 5
150-200
100-150
50-100
0-50

Anda mungkin juga menyukai