=
A
c
c
c
c
=
c
c
+
+
+
2
Dengan cara yang sama pada arah y, diperoleh:
2
1 , , 1 ,
,
2
2
) (
2
y
T T T
y
T n m n m n m
n m
A
+
=
c
c +
3
Dengan mengasumsikan bahwa Ax =Ay, dan subsitusi-
kan persamaan 2 dan 3 ke persamaan 1, maka diperoleh:
0 4
, 1 , 1 , , 1 , 1
= + + +
+ + n m n m n m n m n m
T T T T T 4
Jika terdapat sumber pembangkit energi kalor dari dalam,
maka persamaan 4 menjadi:
0 4
) (
,
2
1 , 1 , , 1 , 1
=
A
+ + + +
+ + n m n m n m n m n m
T
k
x q
T T T T
5
2.2 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan Panas
Konduksi 2-D untuk Sudut Node bagian Dalam
dengan batas Konveksi
Untuk sudut node bagian dalam berbatasan dengan aliran
perpindahan panas konveksi, seperti gambar 2, maka
persamaan untuk kasus ini:
0 3 2
2 ) ( ) ( 2
,
1 , , 1 1 , , 1
= |
.
|
\
| A
+
A
+ + + +
+ +
n m
n m n m n m n m
T
k
x h
T
k
x h
T T T T
6
2.3 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Sudut Node bagian
Luar dengan batas Konveksi
Untuk sudut node bagian luar berbatasan dengan aliran
perpindahan panas konveksi, seperti gambar 3, maka
persamaan untuk kasus ini:
0 1 2 2 ) (
, , 1 1 ,
= |
.
|
\
|
+
A
A
+ +
n m n m n m
T
k
x h
T
k
x h
T T 7
Gambar 2. Mekanisme metode elemen hingga untuk
sudut node bagian dalam dengan batas konveksi
Gambar 3. Mekanisme metode elemen hingga untuk
sudut node bagian luar dengan batas konveksi
2.4 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Node pada
permukaan dengan batas konveksi
Untuk node pada permukaan berbatasan dengan aliran
perpindahan panas konveksi, seperti gambar 4, maka
persamaan untuk kasus ini:
8 ... 0 2 2
2 ) 2 (
,
1 , 1 , , 1
= |
.
|
\
|
+
A
A
+ + +
+
n m
n m n m n m
T
k
x h
T
k
x h
T T T
2.5 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Node dengan batas
di-Isolasi
Untuk node pada permukaan berbatasan dengan isolasi,
seperti gambar 5, maka persamaan untuk kasus ini:
0 4 2
, , 1 1 , 1 , 1 ,
= + + +
+ + n m n m n m n m n m
T T T T T 9
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 3
Gambar 4. Mekanisme metode elemen hingga untuk
node pada permukaan dengan batas konveksi
Gambar 5. Mekanisme metode elemen hingga untuk
node dengan batas isolasi
2.6 Kasus Metode Elemen Hingga Perpindahan
Panas Konduksi 2-D untuk Node pada
permukaan dengan batas Fluks Kalor
Untuk node pada permukaan berbatasan dengan fluks
kalor merata (uniform), seperti gambar 4, maka
persamaan untuk kasus ini:
0 4
"
2 ) 2 (
, 1 , 1 , , 1
=
A
+ + +
+ n m n m n m n m
T
k
x q
T T T 10
Gambar 5. Mekanisme metode elemen hingga untuk
node pada permukaan dengan batas fluks kalor merata
Persamaan 4,6,7,8, 9dan 10 adalah dimana untuk semua
kasus nilai konduktivitas thermal (k) diasumsikan
konstan pada setiap jarak Ax dan Ay. Dan bila harga k
terdapat perbedaan dikarenakan material yang berbeda,
dan ada pembangkit kalor maupun fluks kalor yang
mempengaruhi maka dalam proses penyelesaian harus
dengan cara menyelesaikan persamaan 1. Catatan dengan
semakin banyak pembagian meshing Ax dan Ay maka
akan memperoleh hasil yang lebih akurasi.
III. Metodologi
Dalam tulisan ini, persoalan adalah merupakan kajian
lieratur (gambar 6), dimana distribusi temperatur terjadi
pada bidang datar (plat) pada kondisi simetri adibatik
yang salah satu permukaannya diisolasi dan permukaan
lainnya mengalami konveksi bebas.
Metode penyelesaian dari persoalan gambar 6 adalah:
Pertama yaitu menentukan persamaan numeriknya sesuai
pada kondisi batas yang mempengaruhi setiap node.
Kedua susunan dari persamaan numerik akan
diselesaikan dengan program excel yaitu dengan invers
matrik dan iteration setting. Ketiga penyelesaian dari
persamaan numerik akan digunakan EES software.
IV. Hasil dan Pembahasan
Node 1:
0 1
2
200
1
2
1 3 1
=
|
|
.
|
\
|
A
|
.
|
\
|
A
+ |
.
|
\
|
A
|
.
|
\
|
A
y
T T x
k
x
T y
k 11
Dimana nilai k = konstan, jadi kalikan persamaan
tersebut dengan 2/k, maka:
(200 T
1
) +(T
3
T
1
) =0
atau
-2T
1
+T
3
=-200 11.a
Node 2 dengan menggunakan persamaan 7 diperoleh:
-5,333. T
2
+T
7
=-300 12
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 4
Node 3 dengan menggunakan persamaan 9 diperoleh:
T
1
4T
3
+2T
4
+T
8
=0 13
Node 4, 5, dan 6 dengan menggunakan persamaan 4
diperoleh:
T
3
4T
4
+T
5
+T
9
=-200 14
T
4
4T
5
+T
6
+T
10
=-200 15
T
5
4T
6
+T
7
+T
11
=-200 16
Node 7 dengan menggunakan persamaan 8 diperoleh:
(T
2
+2T
6
+T
12
) 10,667. T
7
=-200 17
Node 8 dengan menggunakan persamaan 9 diperoleh:
T
3
4T
8
+2T
9
+T
13
=0
18
Node 9, 10, dan 11 dengan menggunakan persamaan 4
diperoleh:
T
4
+T
8
4T
9
+T
10
+T
14
=0 19
T
5
+T
9
4T
10
+T
11
+T
15
=0 20
T
6
+T
10
4T
11
+T
12
+T
16
=0 21
Node 12 dengan menggunakan persamaan 8 diperoleh:
(T
7
+2T
11
+T
17
) 10,667. T
12
=-200 22
Untuk node 13, 14, 15, 16, dan 17 adalah merupakan
bidang simetrik adiabatik, maka:
Node 13 dengan menggunakan persamaan 9 diperoleh:
2T
8
4T
13
+2T
14
=0 23
Node 14, 15, dan 16 dengan menggunakan persamaan 4
diperoleh:
2T
9
+T
13
4T
14
+T
15
=0 24
2T
10
+T
14
4T
15
+T
16
=0 25
2T
11
+T
15
4T
16
+T
17
=0 26
Node 17 dengan menggunakan persamaan 8 diperoleh:
(2T
16
+2T
12
) 10,667. T
17
=-200 27
Dengan menyusun kembali persamaan 11 sampai 27
maka akan membentuk persamaan matrik 17 x 17. Oleh
karena itu, persamaan matrik tersebut dapat diselesaikan
dengan bantuan MS excel atau EES software.
Gambar 6. Mekanisme kasus perpindahan panas konduksi 2-D bidang datar
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 5
Makapersamaan beda hingga dari semua node(node1 sampai dengan node17) adalah:
-2T
1
+0T
2
+T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 11
0T
1
5,333T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-300 12
T
1
0T
2
4T
3
+2T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 13
0T
1
+0T
2
+T
3
4T
4
+T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 14
0T
1
+0T
2
+0T
3
+T
4
4T
5
+T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 15
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+T
5
4T
6
+T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 16
0T
1
+T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+2T
6
10,667. T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=-200 17
0T
1
+0T
2
+T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
4T
8
+2T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 18
0T
1
+0T
2
+0T
3
+T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+T
8
4T
9
+T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 19
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+T
9
4T
10
+T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+T
15
+0T
16
+0T
17
=0 20
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+T
10
4T
11
+T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+T
16
+0T
17
=0 21
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+2T
11
10,667. T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+0T
16
+T
17
=-200 22
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+2T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
4T
13
+2T
14
+0T
15
+0T
16
+0T
17
=0 23
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+2T
9
+0T
10
+0T
11
+0T
12
+T
13
4T
14
+T
15
+0T
16
+0T
17
=0 24
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+2T
10
+0T
11
+0T
12
+0T
13
+T
14
4T
15
+T
16
+0T
17
=0 25
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+2T
11
+0T
12
+0T
13
+0T
14
+T
15
4T
16
+T
17
=0 26
0T
1
+0T
2
+0T
3
+0T
4
+0T
5
+0T
6
+0T
7
+0T
8
+0T
9
+0T
10
+0T
11
+2T
12
+0T
13
+0T
14
+0T
15
+2T
16
10,667. T
17
=-200 27
Dalamproses penyelesaian persamaan matrik diatas dapat dilakukan dengan metodeinversematrik.
[A] {T}={C} 28
atau
{T} =[A]
-1
{C} 29
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 5
Proses penyelesaian persamaan dengan programMS. excel
Gambar 7. Bentuk persamaan matrik dalamworksheet excel
6
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 5
Hasil inversematrik A:
Gambar 8. Hasil perhitungan invers matrik A padaworksheet excel
7
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 8
Hasil perhitungan temperatur dari persamaan 29:
Gambar 9. Hasil perhitungan distribusi temperatur menggunakan worksheet excel
Penyelesaian dengan EES software.
Gambar 10. Penulisan bentuk persamaan numeri dalam EES software
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 9
Gambar 11. Hasil perhitungan distribusi temperatur menggunakan program EES software.
Gambar 12. Permodelan untuk proses iterasi pada worksheet Ms Excel
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 10
Gambar 13. Cell worksheet Ms Excel setelah dituliskan persamaan numerik
Gambar 14. Hasil distribusi temperatur dimana proses iterasi diatur dengan maximum iterations 100 dan maximum
change 0,000001.
Tabel 1. Perbandingan hasil perhitungan distribusi temperatur
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 11
Dari hasil perhitungan distribusi temperatur dengan
metode FEM yang diselesaikan baik dengan
menggunakan program MS excel maupun EES software,
adalah tidak menunjukkan hasil yang jauh berbeda. Jadi
pada dasarnya penyelesaian persoalan perpindahan panas
konduksi 2-D yang akan ditentukan distribusi temperatur
benda tersebut adalah perlu diperhatikan ketelitian dalam
menentukan persamaan numerik pada setiap node dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil akhir
perhitungan distribusi temperatur yang menggunakan
program MS excel dan EES software dapat dilihat pada
tabel 1.
V. Kesimpulan
Analisa perpindahan panas konduksi 2-D, untuk
menentukan distribusi temperatur, dengan menggunakan
metode elemen berhingga (finite element method/FEM)
adalah akan menghasilkan persamaan-pesamaan numerik
yang jumlahnaya bergantung pada banyaknya pembagian
elemen diskritasi dan jumlah node pada benda yang akan
dianalisa. Apabila jumlah dari elemen maupun node yang
dilakukan banyak dan apabila proses penyelesaiannya
dilakukan secara manual/tangan, akan menjadi
permasalahan yang komplek dalam tingkat ketelitian dan
keakurasian hasil akhirnya. Oleh karena itu, program MS
excel dapat digunakan (metode invers matrik dan
iteration setting) dan EES software. Dan jika dilihat pada
studi kasus yang dibahas dalam tulisan ini adalah
menunjukkan hasil akhir yang identik sama atau tingkat
errornya lebih kecil dari pada 1%.
VI. Referensi
[1]. Yunus A. Cengel, Heat transfer: A Practical
Approach, Second Edition, Chapter 5, McGraw-Hill
Companies, Inc.
[2]. Theodore L. Bergman, Adrienne S. Lavine, Frank P.
Incropera, David P. Dewitt, Introduction to Heat
Transfer, Sixth Edition, Chapter 4, John Wiley & Sons,
Inc, 2011.
[3]. Frank Kreith, Raj M. Manglik, Mark S. Bohn,
Principles of Heat Transfer, Seventh Edition, Chapter 2,
2011.
[4]. Ronald S. Besser, Spreadsheet solutions to two-
dimensional heat transfer problems, Chemical
Engineering Education, 2002.
[5]. EES manual handbook by F-Chart software
Biography
Ali Hasimi Pane,
Mahasiswa magister (S2)
Fakultas Teknik, Jurusan teknik
mesin USUMedan, dengan
konsentrasi studi konversi
energi.
Sarjana Teknik (S1) selesai pada tahun 2004 dari Institut
Teknologi Medan (ITM), konsentrasi studi konversi
energi.
Ali Hasimi Pane ali.h.pane@gmail.com
Telp: 0813 7093 4621 12
Lampiran:
Prosedur penulisan persamaan pada proses penyelesaian
iterasi:
(h. Ax . T_)/k =(B4*B2*B5)/B3
(h. Ax/k)+2 =(B4*B2/B3)+2
T_1 =(F31+G30)/2
T_2 =(I30+J31+G2)/G3
T_3 =((2*G31)+F30+F32)/4
T_4 =(F31+H31+G32+G30)/4
T_5 =(G31+I31+H32+H30)/4
T_6 =(H31+J31+I32+I30)/4
T_7 =(J30+(2*I31)+J32+(2*G2))/(2*G3)
T_8 =(F31+F33+(2*G32))/4
T_9 =(F32+H32+G33+G31)/4
T_10 =(G32+I32+H33+H31)/4
T_11 =(H32+J32+I33+I31)/4
T_12 =(J31+(2*I32)+J33+(2*G2))/(2*G3)
T_13 =(F32+F34+(2*G33))/4
T_14 =(F33+H33+G34+G32)/4
T_15 =(G33+I33+H34+H32)/4
T_16 =(H33+J33+I34+I32)/4
T_17 =(J32+(2*I33)+J34+(2*G2))/(2*G3)
Gambar 15. Grafikal plot distribusi temperatur pada benda studi kasus menggunakan data program Ms excel dari
iteration setting.
Series1
Series2
Series3
Series4
1 2 3 4 5
150-200
100-150
50-100
0-50