Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia mempunyai bermacam-macam famili tumbuhan baik yang tumbuh liar
di pekarangan maupun yang sedang dibudidayakan. Salah satu famili tumbuhan
tersebut adalah Piperaceae. Piperaceae mempunyai senyawa metabolit sekunder
berupa piperin yang merupakan golongan alkaloid. Ciri-ciri family piperaceae
menurut Tjitrosoepomoe (1994) adalah berbatang basah atau perdu, seringkali
memanjat dengan daun tunggal yang daun duduknya tersebar atau berkarang.
Kadang-kadang terdapat daun penumpu dan kadang-kadang juga tidak. Bunga
tersusun sebagai bulir atau bunga lada, amat kecil tanpa tenda bunga, berkelamin
tunggal tetapi ada juga yang banci (berkelamin ganda). Benang sari 1 10, satu
bakal biji pada dasarnya. Buah berupa buah batu, biji mempunyai endosperm
maupun perisperm dan selalu mempunyai sel-sel minyak.
Famili ini mencapai 1000 spesies meliputi semak, tanaman merambat dan pohon
yang ditemukan di daerah beriklim panas. Sumber dari lada, berbau harum, daun
smoothedges, umumnya berwarna hijau gelap. Buah hijau kecil dan jika masak
berubah menjadi merah. Jenis ini menyukai keadaan lembab, tanah seperti humus,
dapat tumbuh di tempat terbuka.
Banyak masyarakat belum mengetahui kasiat dan kegunaan baik dalam bidang
kesehatan maupun bidang yang lainnya dari goloingan piperaceae ini yang
mengandung metabolit sekunder piperin. Padahal banyak sekali khasiat dari piperin
ini salah satunya adalah sebagai hepatoprotektor.
Sebelum dilakukan isolasi piperin, maka tumbuhan yang akan diisolasi tersebut
harus dideteksi terlebih dahulu kandungan piperin yang merupakan golongan alkaloid
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

- Apa kegunaan dan khasiat dari piperin?
- Tanaman apa saja yang mengandung piperin?
- Bagaimana cara mendapatkan dan mendeteksi senyawa piperin?
1.3 Tujuan
- Mengetahui kegunaan dan khasiat dari piperin
- Mengetahui tanaman apa saja yang mengandung piperin
- Mengetahui cara mendapatkan dan mendeteksi senyawa piperin
BAB II
1.1 Definisi piperin
Piperin (1-piperilpiperidin) C
17
H
19
O
3
N merupakan alkaloid dengan inti piperidin.
Piperin berbentuk kristal berwarna kuning (Anwar, 1994). Piperin adalah senyawa
yang banyak terdapat pada lada dan cabe atau golongan
Piperaceae. (Manoharan, et al., 2009).
1.2 Struktur piperin
1-piperilpiperidin
C
17
H
19
O
3
N
1.3 Khasiat umum
Senyawa piperin memiliki banyak efek farmakologi yaitu sebagai antiinflamasi,
antimikroba, hepatoprotektor, antikanker dan meningkatkan efek antioksidan sel.
Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan melindungi dari kerusakan
oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik kimia. Piperin menghambat
cytokrom CYP3A4 dan enzim P-glukoprotein yang penting dalam metabolisme dan
transport dari xenobiotik dan metabolit (Manoharan, et al., 2009).
Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan melindungi dari kerusakan
oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik kimia (Manoharan et al., 2009).
Piperin mencegah penumpukan akumulasi trigliserida yang disebabkan oleh dioksin
(TCCD), dan piperin mencegah kelainan metabolisme lipid yang disebabkan dioksin
(Ishida et al., 2005). Piperin mampu melindungi sel dari kanker dengan
mengikat protein di mitokondria sehingga memicu apoptosis tanpa merusak sel-sel
yang normal melalui peningkatan aktivitas enzim antioksidan sepertisuperoxide
dismutase, catalase dan glutathione peroxidase (Manoharan et al., 2009).

1.4 Sifat khas
Senyawa amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum, berwarna
kuning, tidak berbau, tidak berasa, lama-kelamaan pedas. Larut dalam
etanol, asam cuka, benzen, dan kloroform. Senyawa ini termasuk senyawa
alkaloid golongan piridin (Namara et all, 2005).
Daftar Pustaka
Anwar, C., 1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Namara, Fergal, M, et all, 2005, Effects of Piperine, the Pungent Tomponent
of Black Pepper, at the HumanVanilloid Receptor (TRPV1), British Journal of
Pharmacology 144, 781790.
Ishida, at al. 2005. Long Term Monitoring of Post Fire above Ground Biomass.
Indonesia: Nutrient Cycling.
Manoharan, S., et.al. 2009. Chemopreventive Efficacy of Curcumin and Piperine
During 7,12-dimethylbenz[]anthracene-Induced Hamster Buccal Pouch
Carcinogenesis, (Online). http://smj.sma.org.sg/5002/5002a4.pdf, diakses 11 Mei
2014.

Anda mungkin juga menyukai