Indonesia mempunyai bermacam-macam famili tumbuhan baik yang tumbuh liar di pekarangan maupun yang sedang dibudidayakan. Salah satu famili tumbuhan tersebut adalah Piperaceae. Piperaceae mempunyai senyawa metabolit sekunder berupa piperin yang merupakan golongan alkaloid. Ciri-ciri family piperaceae menurut Tjitrosoepomoe (1994) adalah berbatang basah atau perdu, seringkali memanjat dengan daun tunggal yang daun duduknya tersebar atau berkarang. Kadang-kadang terdapat daun penumpu dan kadang-kadang juga tidak. Bunga tersusun sebagai bulir atau bunga lada, amat kecil tanpa tenda bunga, berkelamin tunggal tetapi ada juga yang banci (berkelamin ganda). Benang sari 1 10, satu bakal biji pada dasarnya. Buah berupa buah batu, biji mempunyai endosperm maupun perisperm dan selalu mempunyai sel-sel minyak. Famili ini mencapai 1000 spesies meliputi semak, tanaman merambat dan pohon yang ditemukan di daerah beriklim panas. Sumber dari lada, berbau harum, daun smoothedges, umumnya berwarna hijau gelap. Buah hijau kecil dan jika masak berubah menjadi merah. Jenis ini menyukai keadaan lembab, tanah seperti humus, dapat tumbuh di tempat terbuka. Banyak masyarakat belum mengetahui kasiat dan kegunaan baik dalam bidang kesehatan maupun bidang yang lainnya dari goloingan piperaceae ini yang mengandung metabolit sekunder piperin. Padahal banyak sekali khasiat dari piperin ini salah satunya adalah sebagai hepatoprotektor. Sebelum dilakukan isolasi piperin, maka tumbuhan yang akan diisolasi tersebut harus dideteksi terlebih dahulu kandungan piperin yang merupakan golongan alkaloid tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa kegunaan dan khasiat dari piperin? - Tanaman apa saja yang mengandung piperin? - Bagaimana cara mendapatkan dan mendeteksi senyawa piperin? 1.3 Tujuan - Mengetahui kegunaan dan khasiat dari piperin - Mengetahui tanaman apa saja yang mengandung piperin - Mengetahui cara mendapatkan dan mendeteksi senyawa piperin BAB II 1.1 Definisi piperin Piperin (1-piperilpiperidin) C 17 H 19 O 3 N merupakan alkaloid dengan inti piperidin. Piperin berbentuk kristal berwarna kuning (Anwar, 1994). Piperin adalah senyawa yang banyak terdapat pada lada dan cabe atau golongan Piperaceae. (Manoharan, et al., 2009). 1.2 Struktur piperin 1-piperilpiperidin C 17 H 19 O 3 N 1.3 Khasiat umum Senyawa piperin memiliki banyak efek farmakologi yaitu sebagai antiinflamasi, antimikroba, hepatoprotektor, antikanker dan meningkatkan efek antioksidan sel. Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan melindungi dari kerusakan oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik kimia. Piperin menghambat cytokrom CYP3A4 dan enzim P-glukoprotein yang penting dalam metabolisme dan transport dari xenobiotik dan metabolit (Manoharan, et al., 2009). Piperin terbukti menurunkan lipid peroksidase hati dan melindungi dari kerusakan oksidatif akibat induksi dari senyawa karsinogenik kimia (Manoharan et al., 2009). Piperin mencegah penumpukan akumulasi trigliserida yang disebabkan oleh dioksin (TCCD), dan piperin mencegah kelainan metabolisme lipid yang disebabkan dioksin (Ishida et al., 2005). Piperin mampu melindungi sel dari kanker dengan mengikat protein di mitokondria sehingga memicu apoptosis tanpa merusak sel-sel yang normal melalui peningkatan aktivitas enzim antioksidan sepertisuperoxide dismutase, catalase dan glutathione peroxidase (Manoharan et al., 2009).
1.4 Sifat khas Senyawa amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum, berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa, lama-kelamaan pedas. Larut dalam etanol, asam cuka, benzen, dan kloroform. Senyawa ini termasuk senyawa alkaloid golongan piridin (Namara et all, 2005). Daftar Pustaka Anwar, C., 1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Namara, Fergal, M, et all, 2005, Effects of Piperine, the Pungent Tomponent of Black Pepper, at the HumanVanilloid Receptor (TRPV1), British Journal of Pharmacology 144, 781790. Ishida, at al. 2005. Long Term Monitoring of Post Fire above Ground Biomass. Indonesia: Nutrient Cycling. Manoharan, S., et.al. 2009. Chemopreventive Efficacy of Curcumin and Piperine During 7,12-dimethylbenz[]anthracene-Induced Hamster Buccal Pouch Carcinogenesis, (Online). http://smj.sma.org.sg/5002/5002a4.pdf, diakses 11 Mei 2014.