Anda di halaman 1dari 16

Skenario A blok 18

Analisis Masalah
1. Mekanisme demam
Adanya infeksi bakteri pada pelvis ginjal menghasilkan pirogen
mengubah set point hipotalamus demam
2. Faktor Risiko leonefritis akut
a. Ri!ayat "M
b. #esi$o % ureteral reflu&' pada anak % anak
$. (bstruksi saluran urinaria ) batu atau tumor *
+. Manifestasi kliniks ,A
-ejala klinis infeksi saluran air kemih bagian ba!ah se$ara klasik yaitu nyeri
bila buang air ke$il )dysuria*' sering buang air ke$il )fre.uen$y*' dan ngompol.
-ejala infeksi saluran kemih bagian atas biasanya panas tinggi' gejala gejala
sistemik' nyeri di daerah pinggang belakang. ,amun demikian sulit
membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian ba!ah berdasarkan
gejala klinis saja.
ada pielonefritis akut' biasanya terjadi demam yang timbul mendadak'
menggigil' malaise' muntah' sakit panggul atau perut' nyeri tekan di daerah
kostovertebral' leukositosis' piuria dan bakteriuria. /iasanya disertai dengan
adanya toksik sistemik. -injal dapat membesar. 0emuan lain termasuk nafsu
makan yang buruk' letargi dan nyeri perut. ada biasanya' dugaan terjadi
pielonefritis adalah yang mengalami demam' emesis' panggul sakit' atau nyeri
1#A pada pemeriksaan fisik dan kultur urin positif.
yelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau pelebaran
ginjal. ada pengkajian di dapatkan adanya demam yang tinggi' menggigil'
nausea' nyeri pada pinggang ' sakit kepala' nyeri otot dan adanya kelemahan
fisik. 1lient biasanya di sertai disuria' fre.uen$y' urgen$y dalam beberapa
hari. ada pemeriksaan urin didapat urin ber!arna keruh atau hematuria
dengan bau yang tajam' selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
Tanda dan Gejala lainnya
1. Adanya keletihan.
2. Sakit kepala' nafsu makan rendah dan berat badan menurun.
+. Adanya poliuria' haus yang berlebihan' a2otemia' anemia' asidosis'
proteinuria' pyuria' dan kepekatan urin menurun.
3. 4esehatan pasien semakin menurun' pada akhirnya pasien mengalami
gagal ginjal.
5. 4etidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
6. -injal menge$il dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada
jaringan.
7. 0iba8tiba ketika ditemukan adanya hypertensi.
3. emeriksaan enunjang ,A
a. 9holeblood
b. :rinalisis
$. :S-;Radiologi
d. /:,
e. 1reatinin
f. serum ele$trolytes
5. 4": ,A
S4"< pielonefritis tanpa komplikasi adalah 3A )mendiagnosis' melakukan
penatalaksanaan se$ara mandiri dan tuntas*
=earning <ssue ,A
1. Definisi
ielonefritis adalah infeksi saluran kemih as$ending yang telah men$apai
pyelum )panggul* dari ginjal )nephros*. ielonefritis umumnya disebabkan oleh
>s$heri$hia $oli )bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di usus besar*.
/akteri ini merupakan penyebab dari ?@A infeksi ginjal diluar rumah sakit dan
penyebab dari 5@A infeksi ginjal di rumah sakit. <nfeksi biasanya berasal dari daerah
kelamin yang naik ke kandung kemih.
1
ielonefritis menunjukkan adanya infeksi
bakteri pada parenkim ginjal. ielonefritis ini termasuk dalam infeksi saluran kemih
bagain atas.

2. EPIDEMIOLOGI
Meskipun prevalensi <S4 telah dipelajari di berbagai populasi pasien' lebih
sedikit data mengenai prevalensi pielonefritis yang sebenarnya karena terdapat
kesulitan dalam membedakannya dari <S4 bagian atas atau bagian ba!ah. revalensi
<S4 dipengaruhi oleh faktor seperti usia' jenis kelamin' sampel populasi' metode
pengumpulan urin' pengujian metodologi' kriteria diagnostik' dan budaya. :sia dan
jenis kelamin merupakan faktor yang paling penting. ada bayi baru lahir' prevalensi
<S4 pada bayi preterm )2'?A* melebihi dari bayi aterm )@'7A*. <S4 lebih sering
terjadi pada anak8anak usia prasekolah )1A 8 +A* daripada di usia anak sekolah )@'7A
8 2'+A*. Benis kelamin memiliki dampak yang besar terhadap prevalensi <S4. "alam
sebuah retrospektif populasi berdasarkan studi' tingkat kejadian kumulatif selama 6
tahun pertama kehidupan adalah 6'6A untuk anak perempuan dan 1'8A untuk anak
laki8laki. ada + bulan pertama postnatal' <S4 lebih sering terjadi pada anak laki8laki
dan 581@ kali lebih sering terjadi pada anak laki8laki yang tidak disunat daripada anak
laki8laki disunat. Setelah itu' perempuan jauh lebih mungkin untuk terjadi <S4
simptomatik. 0ingkat prevalensi <S4 adalah 1A 8 +A pada anak perempuan 1 sampai
5 tahun dan 1A pada usia anak8anak sekolah. 0ingkat prevalensi di usia sekolah anak
laki8laki adalah @'@+A.
9alaupun faktor risiko untuk terjadinya pielonefritis belum dapat dijelaskan
dengan baik' faktor risiko untuk terjadinya <S4 termasuk ri!ayat <S4' saudara
kandung yang memiliki ri!ayat :0<' jenis kelamin perempuan )mungkin karena
uretra perempuan pendek*' pemasangan urin kateter' preputium utuh pada anak laki8
laki' dan kelainan struktural ginjal dan saluran kemih ba!ah. Sampai dengan 5@A
bayi mungkin memiliki dasar struktural atau kelainan fisiologis saluran kemih
terdeteksi pada saat mereka <S4 pertama. Refluks vesi$oureteral adalah faktor risiko
yang paling umum dan penting untuk terjadinya pielonefritis.
3
Meskipun banyak >nteroba$teria$eae dan organisme lainnya dapat
menyebabkan <S4 pada anak8anak' >s$heri$hia $oli adalah patogen yang paling
umum. >. $oli dapat diisolasi kira8kira ?@A dari pasien pada saat a!al mereka
mengalami <S4 dan lebih dari dua pertiga dari pasien yang telah <S4 berulang.
(rganisme lain yang biasa ditemukan pada pasien komunita <S4 yang didapat yaitu
>nteroba$ter' roteus' dan 4lebsiella sp. Streptococcus agalactiae dapat
menyebabkan pielonefritis pada neonatus. >ntero$o$$us sp dapat menyebabkan <S4
sampai 5A dan sering dikaitkan dengan kelainan saluran genitourinaria yang lebih
kompleks. Coagulase-negative staphylococcus dan =a$toba$illus sp penyebab langka
$ystitis atau pielonefritis.
3
3. ETIOLOGI
enyebab terbanyak <S4' baik pada yang simtomatik maupun yang
asimtomatik'termasuk pada neonatus adalah Escherichia coli )7@88@A*. enyebab
yang lainnya sepertiC Klebsiella, Proteus, Staphylococcus saphrophyticus, coagulase-
negative staphylococcus, Pseudomonas aeroginosa, Streptococcus fecalis dan
Streptococcus agalactiiae' jarang ditemukan.
2
ada uropati obstruktif dan pada kelainan struktur saluran kemih pada anak
laki8laki' sering ditemukan Proteus species. ada perempuan remaja dan pada
perempuan seksual aktif' sering ditemukan Staphylococcus saprophyticus.
2
4. FAKTOR PEJAMU
ada beberapa anak' predisposisi terjadinya <S4 adalah karena adanya
kelainan anatomi kongenital atau yang didapat' sedangkan pada anak yang lainnya
kemungkinan kelianan itu tidak ditemukan' !alaupun sudah diteliti. ada kelompok
yang terakhir ini diduga yang menjadi faktor predisposisi adalah virulensi bakteri atau
karena kelainan fungsional saluran kemih.
Tabel 1. Fa!"# $eja%& dan $#edis$"sisi
Faktor anatomiC
Refluks vesiko ureter dan refluks intarenal
(bstruksi saluran kemih
/enda asing dalam saluran kemih )kateter urin*
"uplikasi collecting system
:reterokel
"ivertikulum kandung kemih
Meningkatnya perlekatan ke sel uroepitel
Nonsecretors with P blood group antigen
Nonsecretors with Lewis blood group phenotype
ada anak yang normal' perlekatan dan proliferasi bakteri pada mukosa
kandung kemih dapat di$egah oleh adanya aliran urin yang deras dan adanya
mekanisme pertahanan lokal mukosa kandung kemih.
Tabel '. Fa!"# $eja%& yan( be#)&b&n(an den(an $en*e(a)an $e#lea!an
ba!e#i e &#"e$i!el.
Mekanisme pen$u$ian karena aliran urin
0amn8Dorsfall protein
<nterferensi bakteri oleh endogenous periurethal flora
rinary oligosaccharides
>ksfoliasi spontan dari sel uroepitel
rinary immunoglobulins
Mukopolosakarida yang melapisi dinding kandung kemih
Mekanisme pertahanan lokal ini dapat terganggu bila ada kelainan anatomi
kongenital atau yang didapat' dan dapat meninggikan risiko terjadinya <S4. Se$ara
keseluruhan kelainan radiologik yang dapat ditemukan pada <S4 hanya berkisar 3@8
5@A. Refluks vesiko ureter merupakan kelainan saluran kemih yang paling sering
ditemukan pada <S4' itupun hanya bisa ditemukan sekitar +@A. Adanya refluks
mengakibatkan anak mudah mendapat <S4' dan dari urin yang terinfeksi tersebut'
infeksi dapat naik ke parenkim ginjal. ada tempat refluks tersebut bakteri dapat
bertahan lama' dan merupakan sumber infeksi dalam saluran kemih.
2
Statis urin karen adanya obstruksi saluran kemih' dan adanya residu urin'
merupakan faktor lainnya yang mempermudah bakteri tinggal lebih lama dan dapat
berproliferasi. Adanya divertikulum kandung kemih' ureterokel' lambatnya aliran urin
pada collecting system yang duplikasi' mengakibatkan timbulnya nidus sehingaa
bakteri dapat lebih lama tinggal berproliferasi dalam saluran kemih. Adanya benda
asing dalam saluran kemih seperti kateter juga memmudahkan terjadinya <S4. =ebih
dari ?@A <S4 nosokomial pada anak yang dira!at disebabkan pemasangan kateter
urin.
/ila tidak ditemukan adanya defek anatomi saluran kemih' dianggap penyebab
resiko <S4 adalah faktor pejamu. Melekatnya bakteri ke sel uroepitel'merupakan
prasyarat untuk timbulnya kolonisasi bakteri. Sel uroepitel pada anak sangat rentan
terhadap infeksi' karena memiliki kapasitas untuk mengikat bakteri' disebabkan oleh
adanya reseptor pada sel tersebut. Badi pada anak yang mempunyai struktur anatomi
saluran kemih yang normal' timbulnya kerentanan terhadap infeksi karena sel
uroepitelnya mempunyai kapasitas pengikat bakteri yang masuk ke saluran kemih.
Mekanisme molekuler mengenai perlekatan bakteri ini ke sel uroepitel tersebut masih
belum diketahui dengan pasti.
2
+. PATOGE,E-I-
ada periode neonatus' bakteri men$apai saluran kemih melalui aliran darah
atau uretra' yang selanjutnya bakteri naik ke saluran kemih dari ba!ah. erbedaan
individu dalam kerentanannya terhadap infeksi saluran kemih dapat diterangkan oleh
adanya faktor hospes seperti produksi antibodi uretra dan servikal )<g A*' dan faktor8
faktor lain yang mempengaruhi perlekatan bakteri pada epitel introitus dan uretra.
/eberapa di antara faktor %faktor ini' seperti fenotip golongan darah ' ditentukan
se$ara genetik. <munosupresi' diabetes' obstruksi saluran kemih' dan penyakit
granulomatosa kronik adalah faktor lain yang dapat meningkatkan kerentanan
terhadap infeksi. /ila organisme dapat masuk ke dalam kandung kemih' beratnya
infeksi dapat menggambarkan virulensi bakteri dan faktor anatomik seperti refluks
vesikouretra' obstruksi' stasis urin' dan adanya kalkuli. "engan adanya stasis urin'
kesempatan untuk berkembang biak bakteri meningkat' karena urin merupakan
medium biakan yang sangat baik. =ebih8lebih lagi' pembesaran kandung kemih dan
dapat menurunkan resistensi alami kandung kemih terhadap infeksi.
6
<nfeksi akut atau
infeksi kronik vesika urinaria akibat infeksi yang berulang mengakibatkan perubahan
pada dinding vesika dan dapat mengakibatkan inkompetensi dari katup vesikoureter.
Akibat rusaknya katup ini' urin dapat naik kembali ke ureter terutama pada !aktu
berkemih )!aktu kontraksi kandung kemih*. Akibat refluks ini ureter dapat melebar
atau urin sampai ke ginjal dan mengakibatkan kerusakan pielum dan perenkim ginjal
)pielonefritis*. <nfeksi parenkim ginjal dapat juga terjadi se$ara hematogen atau
limfogen.
2
Flora usus
E
Mun$ulnya tipe uropatogenik
E
4olonisasi di perineal dan uretra anterior
E
/arier pertahanan mukosa normal
E
Sistitis
#<R:=>,S< /A40>R< Faktor pejamu )host*
1. Memperkuat perlekatan ke
sel uroepitel
2. Refluks vesiko ureter
+. Refluks intrarenal
3. 0ersumbatnya saluran kemih
5. /enda asing )kateter urin*
ielonefritis akut
E E
arut ginjal :rosepsis
Ga%ba#. Pa!"(enesis da#i I-K asendin(
'
ada bayi infeksi se$ara hematogen lebih sering terutama bila ada kelainan
struktur traktus urinarius. /akteri patogen ataupun bakteri yang non8patogen di daerah
tubuh lainnya )kolon' mulut' kulit* bila berkembang biak di parenkim ginjal akan
menghasilkan amoniak yang dapat menghalangi pertahanan tubuh yang normal yaitu
dengan menghalangi sistem komplemen dan dapat menghalangi migrasi leukosit
M, dan fagositosis' karena amoniak meninggikan hipertonisistas medula. /ila
sudah terdapat infeksi parenkim' fungsi ginjal dapat terganggu.
2
enderita dengan golongan darah 1 dapat menderita pielonefritis asendens
berulang tanpa adanya refluks vesikoureter' karena E!coli terikat spesifik dengan
antigen 1 pada sel epitel.
7
Pielonefritis a"ut bisa ditemukan fokus infeksi dalam
parenkim ginjal' ginjal membengkak' edematous' dan banyak ditemukan infiltrasi
leukosit polimorfonuklear dalam jaringan interstisial' akibatnya fungsi ginjal dapat
terganggu. /ila tidak diobati' perubahan8perubahan ini dapat mengakibatkan
pembentukan miroabses pada ginjal' yang dapat menyatu. ielonefritis akut biasanya
lebih hebat bila terdapat obstruksi. erubahan ini dapat mengakibatkan terbentuknya
jaringan parut ginjal' dengan penemuan histologis yang biasanya dikenal sebagai
pielonefritis "roni"F ada pielonefritis kronik akibat infeksi' adanya produk dari
bakteri' atau adanya 2at mediator toksik yang dihasilkan sel yang telah rusak' akan
mengakibatkan parut ginjal )renal s$arring*.
2
namun demikian' pengobatan yang $epat
dan tepat dapat menimbulkan penyembuhan sempurna.
Se$ara histologis' pielonefritis kronik seringkali sulit dibedakan dari sebab8
sebab lain jaringan parut ginjal stadium akhir' seperti penyakit kistik medularis'
iskemia' iradiasi' penyalahgunaan analgesik' dan lain8lain. Baringan parut ini dapat
setempat atau difus. 0emuan khas pielonefritis kronik adalah jaringan parut korteks
dengan deformitas kaliks yang mendasarinya. Se$ara mikroskopik' lesi ini berupa
ber$ak8ber$ak dengan fibrosis glomeruler' radang kronis interstitial' dan fibrosis serta
atrofi tubulus. 4ondisi lokal medula ginjal' seperti osmolalitas tinggi' yang
mengganggu aktivitas fagosit leukosit' menyebabkan daerah ginjal ini lebih rentan
terhadap infeksi daripada korteknya.
7
Baringan parut ginjal seperti itu juga ditemukan pada anak dengan refluks
vesikouretra yang tidak mempunyai ri!ayat infeksi saluran kemihF untuk alasan ini
beberapa ahli lebih memilih istilah refluks nefropati daripada pielonefritis kronik.
ada setiap kasus' ?@A anak dengan lesi pielonefritis kronik mengalami atau telah
mengalami refluks vesikoureter. Refluks nefropati atau pielonefritis kronik adalah
penyebab utama hipertensi arterial pada anakF beberapa perubahan vaskuler dan
glomeruler mungkin lebih sebagai akibat sekunder hipertensi daripada proses radang.
ada he!an per$obaan' refluks nefropati hanya terjadi didaerah%daerah ginjal yang
papila ginjalnya memungkinkan refluks urin dari kaliks ke tubulu skolektivus )refluks
intrarenal*' yang dipermudah oleh adanya konfigurasi anatomis papila yang datar
pada penggabungan kaliksF papila kronis yang biasanya terdapat didalam kaliks
sederhana membantu men$egah terjadinya refluks intrarenal. Respon autoimun
terhadap protein 0amm8Dorsfall mungkin juga memegang peranan dalam
pembentukan dan pengembangan jaringan parut pielonefritis.
7
Sebagai tambahan dari perubahan peradangan yang telah disebutkan diatas'
infeksi oleh mikroorganisme peme$ah urea seperti Proteus dapat mengakibatkan
pembentukan batu ginjal. Amonia yang berasal dadri urea menyebabkan urin sangat
alkalis dan mengakibatkan endapan kalsium fosfat dan tripel kalsium'magnesium' dan
amonium fosfat. 4alkuli bekerja sebagai benda asing dan mendukung mengabaikan
infeksi. "engan adanya obstruksi ureter' infeksi ginjal dapat dengan $epat
menyebabkan septikemia' pionefrosis' dan pembentukan abses ginjal dan perirenal.
7
Pielonefritis #anthogranulomatosa adalah jenis infeksi ginjal yang se$ara
histolik jelas ditandai dengan radang granulomatosa dengan sel8sel raksasa dan
histiosit berbusa. Se$ara klinis hal ini dapat terlihat sebagai suatu massa ginjal atau
sebagai infeksi akuta atau kronis. kalkuli ginjal' obstruksi' dan infeksi oleh Proteus
dan E!coli mendukung terbentuknya lesi yang jarang ini' yang biasanya memerlukan
nefrotomi.
7
.. MA,IFE-TA-I KLI,IK
-ejala klinis infeksi saluran air kemih bagian ba!ah se$ara klasik yaitu nyeri
bila buang air ke$il )dysuria*' sering buang air ke$il )fre.uen$y*' dan ngompol. -ejala
infeksi saluran kemih bagian atas biasanya panas tinggi' gejala gejala sistemik' nyeri
di daerah pinggang belakang. ,amun demikian sulit membedakan infeksi saluran
kemih bagian atas dan bagian ba!ah berdasarkan gejala klinis saja.
ada pielonefritis akut' biasanya terjadi demam yang timbul mendadak'
menggigil' malaise' muntah' sakit panggul atau perut' nyeri tekan di daerah
kostovertebral' leukositosis' piuria dan bakteriuria. /iasanya disertai dengan adanya
toksik sistemik. -injal dapat membesar. 0emuan lain termasuk nafsu makan yang
buruk' letargi dan nyeri perut. ada biasanya' dugaan terjadi pielonefritis adalah yang
mengalami demam' emesis' panggul sakit' atau nyeri 1#A pada pemeriksaan fisik
dan kultur urin positif.
/. DIAG,O-I-
/iakan air kemih C
"ikatakan infeksi positif apabila C
8 Air kemih tampung porsi tengah C biakan kuman positif dengan jumlah kuman
G1@
5
Hml' 2 kali berturut8turut.
8 Air kemih tampung dengan pungsi buli8buli suprapubik C setiap kuman patogen
yang tumbuh pasti infeksi. embiakan urin melalui pungsi suprapubik digunakan
sebagai gold standar.
"ugaan infeksi C
8 emeriksaan air kemih C ada kuman' piuria' silinder leukosit
8 :ji kimia C 001' katalase' glukosuria' lekosit esterase test' nitrit test.
Men$ari faktor resiko infeksi saluran kemih C
8 emeriksaan ultrasonografi ginjal untuk mengetahui kelainan struktur ginjal dan
kandung kemih.
8 emeriksaan Miksio Sisto :retrografiHMS: untuk mengetahui adanya refluks.
8 emeriksaan pielografi intra vena )<#* untuk men$ari latar belakang infeksi
saluran kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran kemih.
8
"iagnosis kerusakan ginjal dapat diketahui dengan pielogram intravena )<#*.
"engan pemeriksaan <# dapat diketahui besar ginjal' adanya parut ginjal )renal s$ar*
dan keadaan dari sistem pelviokalises )pyelocalyceal system*. <# dulu merupakan
baku emas )gold satandar* untuk mengevalusi penderita <S4. Sedangkan untuk
menegakkan diagnosis refluks' metode definitif adalah dengan miksio sisto uretrografi
)MS:*. :ntuk mengetahui lokalisasi infeksi pada ginjal dipakai radioisotop sintigrafi
dengan menggunakan "MSA )dimer$aptosu$$ini$ a$id*. emeriksaan "MSA saat ini
lebih banyak dipakai untuk diagnostik parut ginjal daripa <# karena radiasinya lebih
rendah.
2
enegakan diagnosis pielonefritis akut dilihat dari gejala dan tanda yang
biasanya didahului oleh disuria' urgensi dan sering berkemih yang menunjukkan
bah!a infeksi dimulai pada bagian ba!ah traktus urinarius. Adanya silinder leukosit
membuktikan infeksi terjadi di dalam ginjal. -ambaran ginjal se$ara makroskopik
dan mikroskopik pada pielonefritis akut adalah -injal membengkak dan tampak
adanya abses ke$il dalam jumlah banyak dipermukaan ginjal tersebut. ada potongan
melintang' abses tampak sebagai goresan8goresan abu8abu kekuningan di bagian
piramid dan korteks. Se$ara mikroskopik tampak M, dalam jumlah banyak di
daerah tubulus dan dalam intertisium disekitar tubulus. Segmen8segmen tubulus
han$ur dan leukosit dikeluarkan ke dalam urine dalam bentuk silinder leukosit.
?
-ambar. Makroskopik ginjal pada pielonefritis
11
/erbeda dengan pielonefris akut' gambaran klinis pielonefritis kronik sangat
tidak jelas. "iagnosis biasanya ditegakkan apabila pasien memperlihatkan gejala
insufisiensi ginjal kronik atau hipertensi' atau temuan proteinuria saat pemeriksaan
rutin. Anamnesis yang teliti pada beberapa kasus lain' mungkin dapat' menemukan
adanya ri!ayat disuria' sering ken$ing atau kadang8kadang nyeri pada selangkangan
yang tidak jelas. 4ebanyakan pasien tidak memiliki gejala sampai penyakit men$apai
tahap lanjut. /eberapa temuan khas pada pielonefritis kronik adalah baktetriuria
intermiten dan leukosit' atau adanya silinder leukosit dalam urin. roteinuria biasanya
minimal. ielonefritis kronik terutama merupakan penyakit interstisial medula
sehingga kemampuan ginjal untuk memekatkan urin sudah mengalami kemunduran
pada a!al perjalanan penyakit sebelum terjadi kemunduran -FR yang bermakna.
Akibatnya poliuria' nokturia dan urin berberat jenis rendah merupakan gejala dini
yang menonjol.
?
emeriksaan <# memperlihatkan pembengkakan tabuh )$lubbing* pada
kaliks' korteks menipis dan ginjal ke$il' bentuknya tidak teratur dan biasanya tidak
simetris. ada pielonefritis kronik perubahan patologi yang terjadi adalah permukaan
ginjal tampak bergranul kasar dengan lekukan8lekukan berbentuk huruf :' jaringan
parut subkapsular' dan pelvis yang fibrosis dan berdilatasi serta kaliks terlihat pada
penampang melintang. emeriksaan mikroskopik potongan jaringan memperlihatkan
perubahan8perubahan parenkim yang khasF banyak sel radang kronik terdiri dari sel8
sel plasma dan limfosit )berupa titik8titik ber!arna gelap*' tersebar diseluruh
interstisium. -lomerulus tetap utuh dan dikelilingi oleh banyak tubulus ke$il dan telah
mengalami atrofi dan dilatasi. 0ampak pula fibrosis interstisial di dekat glomerulus.
0ampak pula daerah8daerah luas yang mengalami tiroidisasi )'tampak seperti jaringan
kelenjar tiroid*' terdiri dari tubulus8tubulus yang mengalami dilatasi dibatasi oleh sel8
sel epitel gepeng dan terisi silinder seperti ka$a.
?
-ambar.Mikroskopik pada pielonefritis kronik
12
Refl&s 0esi" &#e!e# 1R2U3 dan ,ef#"$a!i Refl&s 1,R3
Menurut $nternational study gradasi refluks vesikoureter dabagi dalam deraja <8#
"erajat < Iat kontras sampai ureter saja' ureter tidak dilatasi
"erajat << 4ontras sampai pielum dan kaliks' juga tidak ada dilatasi' dan kaliks
masih normal
"erajat <<< :reter dan pelvis dilatasi dan berkelok8kelok' )bisa ringan atau sedang*
"erajat <# :reter dilatasi sedang' dan berkelok8kelok' pielum dan kaliks dilatasi
sedang. Sudut forniks menjadi tumpul.
"erajat # :reter berdilatasi hebat dan berkelok8kelok' pielum dan kalikses
berdilatasi dan pada beberapa kalises terlihat papilary inpressions
"erajat <# dan #. Belas ada refluks intrarenal.
2
4. PE,ATALAK-A,AA,
Ada + prinsip penatalaksanaanC
8 Memberantas infeksi
8 Menghilangkan faktor predisposisi
8 Memberantas penyulit
engobatan pielonefritis akut' untuk bayi dengan <S4 dan untuk anak dengan
<S4 disertai gejala sistemik infeksi' setelah sampel urin diambil untuk dibiakkan'
diberi antibiotik parenteral )tanpa menunggu hasil biakan urin* untuk men$egah
terjadinya parut ginjal. Sebaiknya anak dira!at di rumah sakit terutama bula disertai
tanda toksik.
2
emberian antibiotik parenteral diteruskan sampai +85 hari atau sampai 38 jam
penderita bebas demam' kemudian dilanjutkan dengan pemberian oral selama 1@813
hari'disesuaikan dengan hasil biakan urin dan uji sensitivitasnya. /iakan urin ulang
dilakukan setelah 38 jam tidak makan obat untuk melihat hasil pengobatan' apakah
bakteriuria masih ada. Antibiotik profilaksis diberikan sampai dilakukan MS:' dan
bila
ditemukan refluks antibiotik profilaksis diteruskan.
2

Tabel 3. D"sis an!ibi"!ia $a#en!e#al 1A35 "#al 1635 dan $#"filasis 173
2
6eda)
4oreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan untuk
menghilangkan faktor predisposisi..
-&$"#!if
Selain pemberian antibiotik' penderita perlu mendapat asupan $airan $ukup'
pera!atan higiene daerah perineum dan periuretra' pen$egahan konstipasi.
8
(bat "osis mgHkg//Hhari FrekuensiH )umur bayi*
1A3 Pa#en!e#al
Ampisilin 1@@ tiap 12 jam )bayi J 1 minggu*
tiap 688 jam )bayi K 1 minggu*
Sefotaksim 15@ dibagi setiap 6 jam
-entamisin 5 tiap 12 jam )bayi J 1 minggu*
tiap 8 jam )bayi K 1 minggu*
Seftriakson 75 sekali sehari
Sefta2idim 15@ dibagi setiap 6 jam
Sefa2olin 5@ dibagi setiap 8 jam
0obramisin 5 dibagi setiap 8 jam
0i$arsilin 1@@ dibagi setiap 6 jam
163 O#al
Ra!at jalan antibiotik oral )pengobatan standar*
Amoksisilin 2@83@ mgHkg//Hhari .8h
Ampisilin 5@81@@ mg.kg//Hhari .6h
Augmentin 5@ mgHkg//Hhari .8h
Sefaleksin 5@ mgHkg//Hhari .688h 173 Te#a$i $#"$ilasis
Sefiksim 3 mgHkg .12h 1& malam hari
,itrofurantoinL 687 mgHkg//Hhari .6h 182 mgHkg
Sulfisoksa2oleL 12@815@ mg .688h 5@ mgHkg
0rimetoprimL 6812 mgHkg .6h 2 mgHkg
Sulfametoksa2ole +@86@ mgHkg .688h 1@ mgHkg
L 0idak direkomendasikan untuk neonatus dan penderita dengan insufisiensi ginjal
Lain8lain 1#&j&an s&bs$esialis5 #&j&an s$esialisasi lainnya dll3
Rujukan ke /edah :rologi sesuai dengan kelainan yang ditemukan. Rujukan
ke :nit Rehabilitasi Medik untuk buli8buli neurogenik.
8
9. PROG,O-I-
engobatan segera pielonefritis akut dapat men$egah timbulnya jaringan parut
ginjal. Anak8anak dengan infeksi saluran kemih yang berulang8ulang kambuh
seringkali menimbulkan masalah yang sulit dan menge$e!akan dalam pengobatan
dan profilaksisnya. 4onsekuensi utama kerusakan ginjal kronis yang disebabkan oleh
pielonefritis adalah hipertensi arterial dan insufisiensi ginjalF bila hal ini terjadi maka
harus diobati dengan tepat.
Anak dengan abses ginjal atau perirenal atau dengan infeksi saluran kemih
yang tersumbah memerlukan tindakkan bedah atau drainase perkutan disamping
pengobatan dengan antibiotik dan tindakan pendukung lainnya.
7
1:. KOMPLIKA-I
ielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi' parut ginjal'
hidronefrosis
gagal ginjal kronik dan sepsis )ielonefritis berulang timbul karena adanya faktor
predisposisi*.
8
11. PE,7EGA;A, PIELO,EFRITI-
Seseorang yang sering mengalami infeksi ginjal atau penderita yang
infeksinya kambuh setelah pemakaian antibiotik dihentikan' dianjurkan untuk
mengkonsumsi antibiotik dosis rendah setiap hari sebagai tindakan pen$egahan.
=amanya pengobatan pen$egahan yang ideal tidak diketahui' tetapi seringkali
dihentikan setelah 1 tahun. Bika infeksi kembali kambuh' maka pengobatan ini
dilanjutkan sampai batas !aktu yang tidak dapat ditentukan.
12. S4"<
S4"< ielonefritis tanpa komplikasi adalah 3A )mendiagnosis' melakukan
penatalaksanaan se$ara mandiri dan tuntas*
DAFTAR PU-TAKA
1. arno! %engenal $nfe"si &in'al. Buni 2@1@. "iunduh dari C
httpCHHpropolis.rumahkerja.infoHginjal.php. 0anggal 22 Banuari 2@11
2. Alantas' Dusein. dkk. /uku Ajar ,efrologi Anak. >disi 2. /alai enerbit F4 :<.
2@@2. Bakarta. Dalaman 1328161.
+. (aspasai &e'ala Pielonefritis. 2@1@. "iunduh dariC
httpCHH!!!.spesialis.infoHM!aspasai8gejala8pielonefritis'6+7.0anggal 25 Banuari
2@11
3. Ras2ka' 9illiam #.'Br' (mar 4han. yelonephritis. Pediatrics in )eview. #ol.26.
2@@5. .Dalaman +638+5?
5. 9halank. ielonefritis. Ensi"lopedia Penya"it! *gustus 2@1@. "iunduh dariC
httpCHHensiklopediapenyakit.blogspot.$omH2@1@H@8Hpielonefritis.html.
0anggal 22 Banuari 2@1@
?. ri$e' Slvia A. =orraine M. 9ilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penya"it. #olume 2. >disi 6. >-1. 2@@5. Bakarta. Dalaman ?218?23

Anda mungkin juga menyukai